• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskritif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendiskripsikan fenomena-fenomena yang alamiah ataupun rekayasa manusia ( Sukmadinata, 2007 ). Penelitian ini hendak menggambarkan apa persepsi guru yang belum bersertifikasi terhadap kompetensi guru bersertifikasi di SMP wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Arikunto, 2006 ). Menurut Sugiyono (2010) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang merupakan populasi dalam penelitian ini adalah guru yang belum bersertifikasi di SMP wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung sebanyak 54 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi yaitu seluruh guru yang belum bersertifikasi di SMP wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung yang berjumlah 54 orang. Adapun sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

(2)

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Penelitian

No Nama SMP Jumlah Guru

Jumlah Guru Berserti fikasi Jumlah Guru yang belum Bersertifi kasi 1. SMPN 1 Kandangan 41 29 12 2. SMPN 2 Kandangan 14 6 8 3. SMPN 3 Kandangan 21 5 16 4. SMP Muh 5 Kandangan 14 7 7 5. SMP Jami’atul Tholibin 15 4 11 Jumlah 105 51 54

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Temanggung, 2012

3.3 Pengukuran/ Definisi Operasioanal

Untuk mengukur suatu konsep dilakukan proses merumuskan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan beserta kategori-kategori jawabannya dalam menyadap konsep tersebut. Pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan beserta kategori-kategori jawaban tersebut yang dinamakan indikator empirik ( Ihalauw, 2004 ).

Dalam mentautkan secara kausal sebuah konsep dengan indikator empirik diperlukan Epistemic Corelation (EC) yang berperan sebagai titian agar indicator empirik yang dipilih dapat menyadap makna dari sebuah konsep. Menurut Ihalauw (2004) wujud Epistemic Corelatin adalah suatu pernyataan eksplisit yang mentautkan secara kausal sebuah konsep dengan indicator empirik tertentu yang menurut intuisi diduga mampu mengukur konsep itu secara tepat. Dalam penelitian ini konsep yang diteliti yaitu kompetensi guru. Konsep tersebut perlu dibuat definisi operasionalnya melalui penentuan indikator-indikator.

(3)

Konsep penelitian ini diukur pada aras ordinal karena itu dipersiapkan pertanyaan dengan kategori jawaban yang menunjukkan jarak relative antar tiap kategori. Meskipun pengukuran dilakukan pada aras ordinal, tetapi sebenarnya angka-angka yang digunakan nanti adalah sekedar simbol yang menunjukkan kecenderungan besar kecil atau kesetujuan-kesetujuan berdasarkan pertanyaan-pertanyaannya.

Digunakan alat bantu perskalaan untuk melakukan pengukuran konsep. Dengan skala ini dibuat sejumlah pertanyaan dengan kategori-kategori jawaban yang menunjukkan kepada derajat kesetujuan dan ketidaksetujuan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan jawaban yang negatif atau positif terhadap persoalan tersebut. Kategori jawaban diberi skor 1-5, dimana skor tertinggi untuk kategori jawaban yang sesuai dengan persoalan penelitian, sedangkan skor terendah untuk kategori jawaban yang tidak sesuai dengan persoalan penelitian.

Instrumen dikembangkan berdasarkan 4 kompetensi guru yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi social. Dengan mengabdopsi instrument penelitian dari Lisnurrochatun (2011) dengan beberapa modifikasi seperlunya. Tujuan modifikasi adalah untuk menyesuaikan bahasa,susunan kalimat dan isi penelitian.

Tabel 3.2

Indikator Kompetensi Guru

No Konsep Sub Konsep Indikator

1. Kompetensi Guru adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan,dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam 1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

1. Dapat memahami dengan

baik ciri-ciri peserta didik.

2. Dapat memahami

potensi-potensi anak didik.

3. Dapat memahami teori

belajar.

4. Dapat menguasai berbagai

model dan strategi pembelajaran.

5. Dapat menguasai cara

(4)

Lanjutan Tabel 3.2

No Konsep Sub Konsep Indikator

melaksanakan tugas keprofesionalan. Terdiri dari empat kompetensi: (1) kompetensi pedagogic; (2) kompetensi kepribadian; (3) kompetensi professional; dan (4) kompetensi social. perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi Profesional adalah keemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

6. Dapat menguasai bahasa

Indonesia dengan baik sebagai medim of instruction yang efektif.

7. Dapat menguasai

pendekatan pedagogic dalam permasalahan pembelajaran.

8. Dapat merancang PBM yang

komprehensif.

9. Dapat menilai kemajuan

belajar peserta didik secara total.

10.Dapat membimbing anak

bila menghadapi persoalan dalam pembelajaran.

11.Dapat menguasai prinsip

dan proses kegiatan PBM.

12.Dapat memiliki komitmen

dan kemauan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru professional.

13.Dapat memiliki rasa kasih

sayang kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan.

14.Dapat memiliki rasa

tanggung jawab yang kokoh

dalam melaksanakan fungsinya sebagai guru.

15.Memiliki akhlak yang mulia.

16.Mampu menguasai

substansi atau materi atau

isi teaching subjects atau

mata pelajaran yang menjadi bidang keahliannya.

17.Mampu menguasai learning

equipment dan learning

resources yang diperlukan

dalam PBM.

18.Mampu menguasai

bagaimana mengolah learning resources dari lingkungan hidup sehingga dapat dipergunakan untuk

mendukung proses pembelajaran.

(5)

Lanjutan Tabel 3.2

No Konsep Sub Konsep Indikator

4. Kompetensi Sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

19.Mampu menguasai

bagaimana menerapkan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan efektifitas belajar anak.

20.Mampu menguasai

bagaimana menyusun rencana pembelajaran yang mengemas isi, media

teknologi dan values dalam

setiap proses pembelajaran.

21.Mampu memahami berbagai

factor yang berpengaruh

dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung PBM.

22.Dapat mengerti berbagai

factor social- cultural dan ekonomi yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik.

23.Mampu memahami

pentingnya hubungan antara sekolah dengan orang tua dan tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah.

24.Dapat mengerti nilai-nilai

dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.

25.Mampu memahami

pendekatan- pendekatan yang diterapkan di sekolah.

26.Dapat menguasai dan

memahami perubahan- perubahan akibat dampak globalisasi.

(6)

3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengisian angket sampel. Angket tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang relevan dengan tujuan penelitian. Tujuan dari angket ini untuk memperoleh informasi mengenai kompetensi guru bersertifikasi di SMP wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik angket/kuesioner dan wawancara.

Kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data dari responden penelitian, sebagai jawaban atas kompetensi guru bersertifikasi yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional dan social, dengan mengutip instrumen yang telah digunakan oleh Lisnurrochatun (2011).

Penyebaran angket dengan cara mendatangi langsung ke sekolah dan bertemu dengan guru-guru tetapi ada juga yang dititipkan pada Kepala Sekolah. Karena keterbatasan waktu maka angket ditinggal dan diambil setelah seminggu sampai dua minggu menunggu semua responden telah mengisi kuisioner semua.

Data yang terkumpul dibagi dalam lima kategori yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Selanjutnya data diukur dengan skala interval untuk masing-masing item dengan rumus :

Skor tertinggi – skor terendah Interval = Jumlah pilihan jawaban

= 5 – 1 = 0,80

(7)

Dengan interval 0,80 untuk skor terendah 1,00 dan skor tertinggi 5,00, maka kategorinya dapat ditentukan sebagai berikut:

1. 1,00 - 1,80 = kategori sangat rendah 2. 1,81 - 2,60 = kategori rendah

3. 2,61 - 3,40 = kategori sedang 4. 3,41 - 4,20 = kategori tinggi

5. 4,21 - 5,00 = kategori sangat tinggi

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu dengan wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic, yakni dengan analisis deskriptif, dengan menggunakan SPSS 17.

3.5.1 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010), yang dimaksud dengan statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Alat pengukuran data yang digunakan adalah mean, standar deviasi, skor minimum dan skor maksimum.

Referensi

Dokumen terkait

Pokok permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana pendapat Yusuf Qardhawi tentang lembaga sosial keagamaan seperti lembaga-lembaga pendidikan Islam,

2013, 'Stabilitas Resep Racikan Yang Berpotensi Mengalami Inkompatibilitas Farmasetika Yang Disimpan Pada Wadah Tertutup Baik', Skripsi, Sarjana Farmasi, Universitas

Kurangnya dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan program PNPM- MP akibat dari ketidaktahuan masyarakat tentang isi program sehingga menimbulkan permasalahan di bidang

seperti berkelahi, pada awalnya mereka selesaikan sendiri tanpa harus diselesaikan oleh pengasuh. Kondisi ini menunjukkan perilaku dapat menyelesaikan masalah sendiri

Layanan penyelidikan pelanggaran pegawai pada Polri yang dituangkan dalam komponen kegiatan Dukungan Operasional dan Pertahanan Keamanan (003). e) Penegakkan tata

Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa sistem memiliki nilai kompleksitas yang rendah sehingga mudah untuk melakukan perbaikan serta 100% valid

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku agresif pada anak- anak usia pertengahan dan akhir di Perkampungan Sosial Pingit.. Bentuk-bentuk perilaku agresif

Sumbangan pengemban zeolit-Y [ZCP-50] cukup dominan terhadap luas permukaan spesifik, rerata jejari pori dan volume total pori. Pengembanan logam tunggal maupun bimetal