• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. 1. Efektifitas pajak restoran ditinjau dari potensi Kabupaten Karanganyar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. 1. Efektifitas pajak restoran ditinjau dari potensi Kabupaten Karanganyar"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan Masalah

1. Efektifitas pajak restoran ditinjau dari potensi Kabupaten Karanganyar untuk mendorong Pendapatan Asli Daerah

Efektifitas adalah hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan maka semakin efektif suatu organisasi, program, atau kegiatan (Mahmudi, 2005:92).

Untuk mengetahui suatu yang dikatakan efektif harus diperlukan suatu indikator sebagai tolak ukur. Mengukur tingkat efektifitas menggunakan indikator sebagai berikut:

Tabel 3.1

Klasifikasi Kriteria Efektifitas

Presentasi Kriteria >100% Sangat efektif 90-100% Efektif 80-90% Cukup efektif 60-80% Kurang efektif <60% Tidak efektif

Dari hal diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan efektif itu apabila selisih antara penerimaan dengan target yang dianggarkan mengalami

(2)

selisih positif (≥100%). Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menjelaskan efektifitas pertumbuhan pajak restoran di Kabupaten Karanganyar, maka pembahasan berikut ini akan dijelaskan variabel-variabel penelitian yaitu penerimaan pajak restoran dan pendapatan asli daerah Kabupaten Karanganyar tahun 2013-2014

Rumus Efektifitas:

Efektifitas

=

Perhitungan rasio efektifitas pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar untuk tahun anggaran 2011-2014.

Tahun 2011 =

Tahun 2012 =

Tahun 2013 =

Tahun 2014 =

(3)

Tabel 3.2

Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Karanganyar

Tahun Anggaran 2011-2014 Tahun Anggaran Realisasi Pajak

Restoran Target Pajak Restoran Efektifitas 2011 420,326,572 400,000,000 105.08% 2012 669,239,683 435,000,000 153.85% 2013 1,347,874,606 525,000,000 256.74% 2014 2,088,017,272 550,000,000 379.64%

Sumber DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Tabel 3.3

Rincian Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2011 Rincian Pajak Restoran Realisasi Pajak Restoran Target Pajak Restoran Efektifitas Restoran 324,739,072 327,140,000 99.27% Rumah makan 83,582,500 56,360,000 148.30% Kantin 11,805,000 10,500,000 112.43% Kathering 200,000 6,000,000 3.33%

(4)

Tabel 3.4

Rincian Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2012 Rincian Pajak Restoran Realisasi Pajak Restoran Target Pajak Restoran Efektifitas Restoran 398,440,235 333,140,000 119.60% Rumah makan 93,272,500 85,360,000 109.27% Kantin 13,225,000 10,500,000 125.95% Kathering 164,301,948 6,000,000 2738.37% Tabel 3.5

Rincian Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2013 Rincian Pajak Restoran Realisasi Pajak Restoran Target Pajak Restoran Efektifitas Restoran 465,872,127 379,868,000 122.64% Rumah makan 105,325,000 87,113,600 120.91% Kantin 10,140,000 11,970,000 84.71% Kathering 766,537,479 46,048,400 1664.63%

(5)

Tabel 3.6

Rincian Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2014 Rincian Pajak Restoran Realisasi Pajak Restoran Target Pajak Restoran Efektifitas Restoran 832,832,418 379,868,000 219.24% Rumah makan 126,758,000 97,113,600 130.53% Kantin 5,630,000 11,970,000 47.03% Kathering 1,122,796,854 61,048,400 1839.19% Tabel 3.7

Rasio Efektifitas pada Rincian Sektor Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2011-2014 Rincian Pajak Restoran 2011 2012 2013 2014 Restoran 99.27% 119.6% 122.64% 219.24% Rumah makan 148.3% 109.27% 120.91% 130.53% Kantin 112.43% 125.95% 84.71% 47.03% Kathering 3.33% 2738.37% 1664.63% 1839.19%

(6)

Dari data pada tabel 3.2 diatas, jika dilihat dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pajak restoran di Kabupaten Karanganyar sudah efektif. Terbukti pada tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun 2014 mengalami selisih positif (≥100%). Hal ini disebabkan karena realisasi penerimaan pajak retoran di Kabupaten Karanganyar selalu lebih besar dari yang ditargetkan.

Namun apabila ditelaah lebih dalam terhadap rincian penerimaan pajak restoran, pada tahun 2011 terdapat beberapa sektor penerimaan pajak restoran yang tidak mencapai angka yang ditargetkan. Itu terjadi pada sektor penerimaan jasa restoran dan jasa katering. Pada sektor penerimaan jasa restoran, angka realisasi tidak mencapai angka yang ditargetkan. Realisasi penerimaan pada sektor jasa restoran sebesar 324,739,072 sedangkan target yang harus dicapai sebesar 327,140,000. Hal itu terjadi karena banyak wajib pajak restoran yang tidak melaporkan atau bahkan belum terdaftar sebagai wajib pajak di DPPKAD kabupaten Karanganyar. Begitu pula yang terjadi di penerimaan sektor jasa katering. Realisasi penerimaan pada jasa katering hanya sebesar 200,000 sedangkan target yang harus dicapai sebesar 6,000,000. Itu merupakan selisih yang sangat besar antara realisasi dan target penerimaan. Hal itu terjadi karena pada tahun 2011, usaha katering di Kabupaten Karanganyar masih banyak yang belum mendaftarkan usahanya di DPPKAD Kabupaten Karanganyar dan masih kurangnya kesadaran wajib pajak untuk melaporkan pajaknya ataupun membayarkan pajak restorannya.

(7)

Pada tahun anggaran 2012 untuk penerimaan pajak restoran pada setiap sektor dikatakan sudah efektif karena realisasi penerimaan pajak restoran disetiap sektor sudah melebihi angka yang ditargetkan. Untuk tahun 2013 ada satu sektor penerimaan yang realisasinya kurang dari angka yang ditargetkan. Yaitu penerimaan pada sektor jasa kantin. Realisasi penerimaan pada sektor jasa kantin sebesar 10,140,000 dan target yang seharusnya dicapai sebesar 11,970,000. Sedangkan pada tahun anggaran 2014 realisasi penerimaan pajak restoran disektor kantin kembali mengalami penurunan menjadi 5,630,000 padahal target penerimaan ditahun tersebut tidak mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (tetap).

Pada tabel 3.7 dijelaskan rasio efektifitas penerimaan pajak restoran dari beberapa rincian sektor penerimaan pada tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun 2014. Untuk tingkat efektifitas penerimaan sektor jasa restoran dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena dari tahun ke tahun realisasi lebih besar dari yang ditargetkan. Jumlah jasa restoran di Kabupaten Karanganyar juga berkembang. Hal itu ditandai dengan banyaknya restoran-restoran baru yang mulai berdiri dan mendaftar di kantor DPPKAD Karanganyar. Hal itu berbeda dengan rasio tingkat efektifitas penerimaan pada sektor jasa rumah makan. Pada sektor jasa rumah makan, terjadi penurunan sebesar 39.03% ditahun 2012. Meskipun pada tahun 2012 realisasi lebih besar daripada targetnya, tetapi naiknya peningkatan target tersebut tidak diimbangi dengan perkembangan jasa rumah makan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Tapi penurunan itu tidak berlangsung lama, karena pada tahun 2013-2014

(8)

tingkat ke-efektifitasan kembali naik menjadi 120.91% dan 130.53% karena pada tahun-tahun tersebut perkembangan jasa rumah makan kembali banyak diminati oleh masyarakat di Kabupaten Karanganyar yang ditandai dengan banyaknya pengusaha-pengusaha rumah makan yang mendaftarkan usahanya di kantor DPPKAD.

Tingkat efektifitas penerimaan pada sektor jasa kantin pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 13,52% yaitu dari 112.43% menjadi 125.95%. Namun pada tahun 2013-2014 rasio tingkat efektifitas terus mengalami penurunan menjadi 47.03% . Hal itu dikarenakan berkurangnya jumlah kantin yang berada di Kabupaten Karanganyar sehingga berpengaruh pada realisasi penerimaan pajak pada tahun tersebut meskipun target penerimaannya tetap dan tidak dinaikan. Lalu pada penerimaan sektor jasa katering juga sudah dikatakan efektif. Karena realisasi penerimaan pajak pada tahun 2012-2014 sudah melebihi dari target penerimaan. Dari rincian-rincian rasio efektifitas tersebut, sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pajak restoran di Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2011-2014 sudah efektif dan dapat menorong Pendapatan Asli Daerah.

2. Perkembangan Pajak Restoran di kabupaten Karanganyar selama 4 (empat) tahun terakhir dilihat dari laju pertumbuhan dan kontribusinya pertahun terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penerimaan target dan realisasi pajak restoran merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besar laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan ini

(9)

digunakan untuk mengukur tingkat kenaikan atau perkembangan Pajak Restoran dari tahun ke tahun.

Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan penerimaan pajak restoran menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

G

Keterangan:

G = laju pertumbuhan Rtn = realisasi tahun ke-n

(tn-1) = realisasi tahun sebelumnya

Perhitungan laju pertumbuhan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar untuk tahun anggaran 2011-2014.

Tahun 2012 =

Tahun 2013 =

Tahun 2014 =

(10)

Tabel 3.8

Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Karanganyar

Tahun Anggaran 2011-2014 Tahun

Anggaran

Realisasi tahun ke-n (Rtke-n) Realisasi tahun sebelumnya (tn-1) Selisih Rtn-(tn-1) Laju pertumbuhan 2011 420,326,572 - - - 2012 669,239,683 420,326,572 248,913,111 59.22% 2013 1,347,874,606 669,239,683 678,634,923 101.40% 2014 2,088,017,272 1,347,874,606 740,142,666 54.91%

Sumber DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Dari data DPPKAD Kabupaten Karanganyar dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan pajak restoran di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.

Dari tabel diatas disebutkan bahwa pada tahun 2011-2012 prosentase laju pertumbuhan sebesar 59.22%. Kemudian di tahun selanjutnya yaitu tahun 2012-2013 mengalami prosentase kenaikan sebesar 42.18% menjadi 101.40%. Kenaikan laju pertumbuhan ini karena pada tahun tersebut mulai berkembangnya usaha dibidang tataboga sehingga banyak pengusaha-pengusaha yang mendirikan jasa dibidang rumah makan, restoran, maupun kathering. Selain itu, dengan adanya beberapa penyuluhan seperti workshop yang diadakan oleh Kantor DPPKAD tentang pentingnya membayar pajak dan memberikan kontraprestasi terhadap wajib pajak apabila wajib pajak telah menyetorkan pajaknya. Hal itu tentu sangat berpengaruh terhadap tingkat kesadaran wajib pajak yang ditandai dengan semakin banyaknya wajib pajak yang mendaftarkan dirinya, melapor dan

(11)

meyetorkan pajaknya ke kantor DPPKAD Karanganyar.

Pada tahun 2013-2014 prosentase laju pertumbuhan mengalami penurunan sebesar 46.49% menjadi 54.91%. Hal ini terjadi karena kenaikan realisasi pada tahun tersebut tidak sebesar kenaikan pada tahun sebelumya. Pada tahun 2013-2014 terjadi kenaikan realisasi, namun jumlahnya tidak sebanding dengan tahun sebelumnya sehingga berpengaruh pada terjadinya penurunan prosentase laju pertumbuhan di tahun tersebut.

Terdapat beberapa faktor lain seperti kurangnya kesadaran beberapa wajib pajak restoran yang belum mendaftarkan usahanya serta berkurangnya pendapatan wajib pajak restoran itu sendiri.

(12)

Tabel 3.9

Jumlah Wajib Pajak Restoran Tahun Anggaran 2011-2014 NO KECAMATAN 2011 2012 2013 2014 1 Colomadu 13 21 33 35 2 Gondangrejo 0 9 9 3 3 Jaten 19 22 22 28 4 Jatipuro 0 1 9 14 5 Jatiyoso 0 1 9 7 6 Jenawi 0 1 10 16 7 Jumantono 0 1 3 2 8 Jumapolo 0 0 4 3 9 Karanganyar 41 78 75 86 10 Karangpandan 7 9 17 17 11 Kebakkramat 1 2 12 13 12 Kerjo 0 1 12 14 13 Matesih 0 2 5 5 14 Mojogedang 0 1 8 6 15 Ngargoyoso 2 6 8 6 16 Tasikmadu 2 4 15 18 17 Tawangmangu 15 16 26 28 TOTAL 100 175 277 301

(13)

Gambar 3.1

Perkembangan Wajib Pajak Restoran

Berdasarkan grafik gambar 3.1 diatas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak restoran di Kabupaten Karanganyar dari tahun 2011-2014 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 diketahui jumlah wajib pajak restoran sebanyak 100 wajib pajak kemudian meningkat menjadi 175 ditahun 2012 atau terjadi peningkatan 75% wajib pajak pada tahun 2011-2012. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang tinggi yaitu terjadi penambahan wajib pajak sebanyak 102 wajib pajak sehingga total menjadi 277 wajib pajak restoran ditahun 2013 atau terjadi peningkatan sebesar 58% pada tahun 2012-2013. Sedangkan pada tahun 2014 terjadi penambahan wajib pajak hanya sebanyak 24 wajib pajak sehingga total menjadi 301 wajib pajak restoran ditahun 2014 atau terjadi peningkatan sebesar 9% di tahun 2013-2014.

100 175 277 301 0 50 100 150 200 250 300 350 2011 2012 2013 2014

Wajib Pajak Restoran

Wajib Pajak Restoran

(14)

Berdasarkan peningkatan wajib pajak selama dari tahun 2011 sampai dengan 2014 menyebabkan peningkatan realisasi penerimaan pajak restoran pada 2011-2014. Namun kenaikan tahun pada 2012-2013 tidak sebanding dengan tahun 2013-2014 sehingga berpengaruh pada turunnya laju pertumbuhan pajak restoran di tahun 2013-2014 walaupun ditahun tersebut realisasi penerimaan meningkat dari tahun sebelumnya.

Kontribusi

Kontribusi adalah porsi atau hasil/ jumlah dana yang terkumpul dari sektor pajak di suatu daerah dibandingkan dengan jumlah total pendapatan daerah atau juga dapat dibandingkan porsinya dengan APBD atau APDB. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang di berikan oleh PAD terhadap besarnya Belanja Pembangunan Daerah. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi pajak restoran dapat menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: Kontribusi

(15)

Tabel 3.10

Rasio Data Kontribusi Pajak Restoran terhadap PAD Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2011-2014 Tahun Anggaran Realisasi Pajak Restoran Realisasi Penerimaan PAD Ratio 2011 420,326,572 104,080,774,286 0.40% 2012 669,239,683 116,706,893,419 0.57% 2013 1,347,874,606 161,715,929,349 0,83% 2014 2,088,017,272 215,298,860,199 0.97%

Sumber: DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak restoran di Kabupaten Karanganyar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011-2012 mengalami peningkatan penerimaan pajak restoran sebesar 248,913.111, tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 678,634,923, sedangkan tahun 2013-2014 mengalami kenaikan sebesar 740,142,666. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan realisasi pajak restoran di Kabupaten Karanganyar yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan wajib pajak restoran dalam mengelola usahanya. Peningkatan pendapatan wajib pajak restoran juga berpengaruh terhadap rasio kontribusinya yang secara otomatis juga mengalami peningkatan. Hal lain yang juga berpengaruh terhadap peningkatan pajak restoran yaitu seperti pajak parkir, pajak reklame, dan lainnya.

(16)

3. Hambatan dan masalah yang dihadapi DPPKAD Kabupaten Karanganyar dalam memungut pajak restoran

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa hambatan dan masalah yang dihadapi DPPKAD Kabupaten Karanganyar dalam memungut pajak restoran. Diantaranya adalah masalah pada saat pendaftaran dan pendataan seperti pengusaha restoran yang baru tidak melaporkan/memberitahukan atas usaha restoran yang dikelola kepada kantor DPPKAD, banyaknya pengusaha restoran yang belum mempunyai NPWP dan NPWPD, serta faktor seperti kurangnya pengetahuan dan informasi yang dimiliki wajib pajak baru tentang arti pentingnya membayar pajak restoran.

Selain masalah-masalah pada saat pendaftaran dan pendataan, terdapat pula masalah penetapan dan pembukuan. Diantaranya seperti:

1) pengusaha restoran tidak membuat pembukuan secara rinci sehingga itu dapat membuat bingung wajib pajak itu sendiri.

2) pengusaha restoran beralasan tidak memungut pajak restoran dari konsumen, sehingga saat pembayaran akan merasa keberatan atas pajak yang harus disetorkan.

3) Pengusaha restoran tidak membayar pajak untuk satu/beberapa kali masa pajak atau terjadi tunggakan saat pembayaran sehingga itu dapat memberatkan ketika menyetorkan pajak.

4) Pengusaha restoran membayar tunggakan Pajak tetapi tidak dirinci untuk masa pajak kapan atau untuk periode bulan apa.

(17)

Kemudian dalam penagihan juga terdapat permasalahan yang harus dihadapi oleh kantor DPPKAD Karanganyar. Diantaranya seperti ketidakmampuan wajib pajak untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan, adanya beberapa upaya dari wajib pajak untuk menawar tarif pajak lebih rendah dari ketentuan, serta banyak wajib pajak yang dengan sengaja menunda pembayaran pajaknya pada saat petugas pemungut pajak datang untuk menagih pajak terutangnya.

5) Upaya yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah terutama di sektor pajak restoran

Dalam meningkatkan dan memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah khususnya di sektor pajak restoran, kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar melakukan beberapa upaya, seperti:

a. Melalui intensifikasi. Yaitu peningkatan intensitas pungutan terhadap suatu subyek dan obyek pajak yang potensial tetapi belum terkena pajak serta memperbaiki kinerja pemungutan.

Upaya tersebut ditempuh melalui cara-cara berikut:

1. Peningkatan mutu pegawai atau petugas pemungut dengan cara memberi pelatihan-pelatihan atau diklat.

2. Menambah jumlah petugas pemungut pajak agar proses pemungutan pajak restoran lebih maksimal.

(18)

b. Melalui ekstensifikasi. Yaitu upaya memperluas subyek dan obyek pajak serta penyesuaian tarif. Upaya tersebut ditempuh melalui cara-cara berikut:

1. Mencari dan mendata Wajib Pajak baru.

2. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar pajak terhadap masyarakat.

3. Menjamin memberikan kemudahan dalam membayar pajak.

4. Memberikan kontraprestasi terhadap Wajib Pajak yang taat membayar pajak.

B. TEMUAN

Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan penelitian yang penulis lakukan di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan efektifitas laju pertumbuhan pajak restoran, penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan terkait dengan hal tersebut. Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan

a. Besarnya realisasi penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Karanganyar untuk tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun 2014 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sesuai yang ditetapkan oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar.

b. Terjadi penambahan jumlah wajib pajak restoran dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

(19)

pengoptimalan penerimaan pajak, khususnya pajak restoran dengan memberikan kontraprestasi dan beberapa penyuluhan kepada wajib pajak restoran.

d. Pajak restoran di Kabupaten Karanganyar merupakan pajak daerah yang setiap tahun mempunyai pengaruh besar dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Tercatat dari tahun 2011-2014 telah berkontribusi sebesar 2.77%.

2. Kelemahan

Laju pertumbuhan mengalami penurunan ditahun 2013-2014 dikarenakan kurangnya kesadaran wajib pajak restoran untuk mendaftarkan usahanya, menyetor dan melaporkan pajaknya ke kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu seperti berkurangnya pendapatan wajib pajak restoran itu sendiri dan masih banyak wajib pajak yang belum mau datang untuk membayarkan pajaknya. Serta masih banyak wajib pajak restoran yang belum terdata sebagai wajib pajak.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis regresi menunjukkan secara simultan bahwa variabel dimensi spiritualitas yang terdiri dari makna pekerjaan, interaksi dengan komunitas, nilai

Sementara untuk tingkat brand awareness frekuensi sering melihat atribut merek Oppo dalam program televisi X-Factor Indonesia yang dimiliki 50% responden dengan

4. Ohim Sindudisastra, SH,.M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II, atas segala kesabaran, bersedia untuk meluangkan waktu, ketelitian memeriksa dan membagi ilmunya

Kerusakan pada jembatan juga dapat terjadi akibat ketidakmampuan abutment jembata menerima beban beban lalu lintas, berat sendiri, beban gempa,.. dan beban

(Michael Bauer, dalam “Green Building: Guidebook for Sustainable Architecture.” ) Berdasarkan ungkapan Bauer diatas, maka yang dimaksud dengan Green Building

Pokok bahasannya antara lain meliputi sistem ekonomi, pendapatan nasional, kesenjangan ekonomi dan kemiskinan, kependudukan dan ketenagakerjaan, perdagangan, investasi, sektor

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut, Bagaimana gambaran pengaruh pembiayaan mudharabah di BMT Al-Falah Sumber Kabupaten Cirebon, Bagaimana gambaran peningkatan