• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI

KABUPATEN PADANG PARIAMAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI)

Oleh :

RAFKI RUSDI

NPM.12020139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

1

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.Tujuan pembangunan selalu diupayakan sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu dihadapkan pada tantangan-tantangan baru, yang sebagiannya sering tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu manusia sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus mengantisipasi keharidepan yang tidak terjangkau oleh kemampuan daya ramal manusia. Oleh karena itu, perlu ada rumusan sebagai masalah-masalah pokok yang dapat dijadikan pegangan oleh pendidikan dalam mengemban tugasnya.

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiaan dengan nilai-nilai di dalam masyarakat. Pendidikan merupakan fenomena manusia mendasar dan juga mempunyai sifat membangun dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu di tuntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan yaitu mengajar dan mendidik. (Hasbullah, 2006:6)

Ada jarak penantian yang cukup panjang antara dimulainya proses usaha dengan tercapainya hasil, namun demikian jika dilihat secara seksama tidaklah dapat dipungkiri bahwa peranan yang diberikan oleh pendidikan pada pembangunan sangat besar. Jika pembangunan dipandang sebagai sistem makro maka pendidikan merupakan sebuah komponen atau bagian dari pembangunan.

Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan bangsa ke depannya karena muaranya ialah peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam kemajuan bangsa dan negara. Dalam Undang-Undang Pendidikan No.20 tahun 2003 pasal 3, dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu:

“Mengembangkan pengetahuan dan membentuk watak serta mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan juga menjadi sarana bagi pengembangan potensi dan kemampuan Peserta didik. Di sekolah Peserta didik dapat mengembangkan kreatifitas mereka dalam proses pembelajaran yang baik, karena proses pembelajaran merupakan kegiatan utama peserta didik di sekolah. Dari sanalah peserta didik akan dapat ilmu dan pengetahuan yang baru serta memperoleh suatu perubahan tingkah laku dalam berinteraksi di dalam lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi itu banyak sekali sifat maupun jenisnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2010:3) bahwa perubahan tingkah laku laku dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) Perubahan yang terjadi secara sadar, (2) Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat aktif dan pasif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan observasi di SMP N I Batang Anai diketahui beberapa permasalahan yang terjadi: kurang lengkapnya jumlah media pembelajaran sebagai sarana dalam menunjang proses pembelajaran. Ketersediaan media visual seperti: peta, atlas, globe hanya tersedia beberapa koleksi saja. buku paket pelajaran IPS yang tersedia hanya sedikit sehingga menyebabkan para siswa kesulitan dalam mendapatkan buku paket pelajaran, minimnya jumlah media proyeksi sebagai alat perantara media, dalam penyampaian materi pelajaran, hanya terdapat 3 media proyeksi (infokus) di SMP N I Batang Anai sehingga 27 kelas yang terdapat sekolah

(4)

tersebut, sulit untuk menggunakannya, serta para guru di SMP N 1 Batang Anai khususnya guru mata pelajaran IPS, jarang sekali menggunakan media dalam menyampaikan isi materi pelajaran , dalam menyampaikan materi guru hanya bersifat ceramah. Pada saat guru menyampaikan materi tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dan persebarannya di Indonesia, guru tersebut tidak dapat menggunakan media peta pada saat itu, karena memang jumlah peta yang tersedia hanya beberapa koleksi saja, dan ditambah lagi dengan guru yang mengajar di kelas lain, yang lebih dulu menggunakannya.

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Siswa Kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis apakah terdapat hubungan kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

Menurut Arief S. Sadiman (2007:7), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat meransang pikiran, perasaaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.

Hamalik (dalam Azhar, 2010:15), menyatakan bahwa media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa, dengan demikian kehadiran media pembelajaran dalam menyampaikan pesan sangat penting, karena bisa memudahkan siswa untuk menangkap serta menghayati gambaran peristiwa atas dasar kenyataan. Akan tetapi keterampilan dan kemampuan guru belum optimal dalam menggunakan media pembelajaran secara maksimal dalam proses pembelajaran.

Menurut Sardiman (2007:7) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sedangkan menurut Arsyad (2005:40) media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.

Menurut Sudarwan Danim (2010 : 7) Media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakanoleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu itu menurut Sudarwan Danim disebut media pendidikan, sedangkan komunikasi adalah sistem penyampainya.

Menurut Rossi dan Bredle (Sanjaya. 2012:58) media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti: Radio, Televisi, Buku, Koran, Majalah dan sebagainya. Menurt Rossi alat-alat semacam Radio dan Televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Bagi Rossi media itu sama dengan alat-alat fisik yang mengandung informasi dan pesan pendidikan.

Penjelasan beberapa para ahli diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa media pembelajaran merupakan perantara atau sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat meransang pikiran dan perasaan. Penggunaan media yang baik akan berdampak pada efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman dan penguasaan seseorang terhadap pelajaran, yang mana berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap setelah seseorang mengalami proses belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006:200), menjelaskan hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol. Selain itu Slameto (2010:2)

(5)

3

menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil pengalaman individu setelah melakukan interaksi dilingkungannya sebagai suatu proses dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku, dengan demikian keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa tersebut.

Selanjutnya Nana Sudjana (2009:22), membagi hasil belajar dalam tiga ranah yaitu:

1. Ranah Kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif yaitu berkenalan dengan pengenalan, respon, penilaian, organisasi, pemeranan atau pelukisan tokoh.

3. Ranah Psikomotor yaitu berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek yaitu persepsi, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, gerakan keterampilan kelompok dan gerakan ekspresif.

METODOLOGI

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan maka jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi.

Variabel penelitian dan data penelitian

Pada tahap ini berisi tentang jenis variabel penelitian, nama variabel, dan jenis skala, ini berguna untuk menentukan jenis statistik dalam menganalisis data penelitian. Pada penelitian ini diambil dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat

1. Variabel penelitian a) Variabel bebas :

Nama : kelengkapan media pembelajaran

Jenis skala : Interval Nilai skala : skor angket b) Variabel Terikat:

Nama : Hasil belajar Jenis skala : Interval Nilai skala : Skor angket

2. Data penelitian

a. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data hasil penyebaran angket dan hasil belajar siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

b. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas VII semester I SMP N I Batang Anai tahun ajaran 2016/2017

Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Deskripsi Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu untuk melihat hubungan kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa. Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini telah dilakukan pada kelas VII.I dan VII.2 di SMP N I Batang Anai kabupaten Padang Pariaman dengan jumlah sampel 63 orang siswa. Data diperoleh dari penyebaran angket pada saat penelitian digunakan 20 buah pertanyaan dengan 5 alternatif jawaban.

Berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian ini, maka data yang dikumpulkan bertujuan untuk menguji hipotesisa penelitian. Data tersebut meliputi dua variabel, yaitu Kelengkapan media pembelajaran (Variabel X) dan hasil belajar (Variabel Y). Data yang terkumpul untuk kelengkapan media pembelajaran diperoleh dari angket yang diisi oleh para siswa kelas VII.I dan VII.2 SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Sedangkan data tentang hasil belajar IPS diperoleh dari hasil Ulangan Harian semester ganjil 2016/2017 kelas VII di SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman dengan jumlah sampel sebanyak 63 orang siswa.

A. Kelengkapan Media Pembelajaran ( Variabel X)

Kelengkapan media pembelajaran merupakan variabel X dalam penelitian yang telah penulis lakukan di SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Kabupaten Padang Pariaman pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Variabel X merupakan Variabel bebas, variabel bebas adalah gejala yang dipakai untuk

(6)

menjelaskan variabel terikat dalam penelitian ini. Penelitian Penulis lakukan pada bulan November tahun 2016, dalam mengumpulkan data penelitian, penulis melakukan penyebaran angket di kelas VII.I dan VII.2, kedua kelas ini menjadi sampel dalam penelitian. Kedua kelas tersebut penulis ambil sekitar 20 persen dari populasi yang ada berjumlah 319 orang atau sekitar 10 kelas. Dari pengolahan data hasil penelitian kelengkapan media pembelajaran sebagai variabel X diketahui bahwa jumlah perolehan data angket tertinggi sekitar 89 poin dan sebaliknya skor angket terendah mendapat skor 50 poin. Dari pengolahan data hasil penyebaran angket diketahui bahwa tingkat pencapaian responden yaitu siswa kelas VII.I dan VII.2 sekitar 78,25, ini termasuk pada tingkat pencapaian responden pada kelompok atau tingkat sedang.

B. Hasil belajar IPS Siswa Kelas VII (Variabel Y).

Hasil belajar IPS Siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman merupakan Variabel Y dalam penelitian yang telah penulis lakukan di sekolah tersebut. Hasil belajar merupakan variabel terikat dari penelitian ini. Variabel terikat disebut juga dengan variabel akibat atau variabel tergantung, artinya terikat kepada variabel sebab (bebas).

Data hasil belajar diperoleh melalui Hasil Ulangan Harian, untuk melihat Hubungan antara kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian dilakukan di dua kelompok kelas, yaitu kelas VII.I dan VII.2, dimana jumlah peserta didik kedua kelas tersebut berjumlah 63 Orang. Dari data hasil belajar diketahui bahwa nilai tertinggi berada pada skor 100 sedangkan nilai skor hasil belajar terendah di ketahui berjumlah 50. Dari pengolah data hasil belajar di ketahui bahwa secara umum siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman mempunyai hasil belajar yang tinggi pada mata pelajaran IPS. Berikut ini merupakan tabel distribusi data penelitian antara Hubungan kelengkapan media pembelajaran sebagai variabel bebas (X) dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP N I

Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman sebagai Variabel terikat (Y).

C. Kelengkapan Media Pembelajaran (X)

Dalam menyajikan keadaan data variabel kelengkapan media pembelajaran (X), maka dibuatkan tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan Jangkauan/rentang data (range) R = Xt - Xr = 89-50 =39

2) Menentukan banyak kelas (K) K= 1 + 3,3 log n

= 1+3,3 log 63 =1+ 3,3 (1,799)

=6,936 dibulatkan menjadi 7 3) Menentukan panjang kelas

P = = = 5,571 dibulatkan menjadi 6

Distribusi frekuensi diatas, maka dapat dihitung mean, median, modus, standar deviasi dan tingkat pencapaian responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mean Me = ∑ . ∑ = = 78,25 2. Median Md = b + p ( ) Md = b + p ( ) Md = 70,5 + 7 (1,003) Md = 77,52 3. Modus Mo = b + p ( ) Mo = 70,5 + 7 ( ) Mo = 70,5 + 7 (0,391) Mo = 73,27 4. Standar Deviasi S = .∑ (∑ ) .( ) = . , ( , ) .( ) S = √ .( ) = √ = √272.6431 = S = 16,51

(7)

5

5. Tingkat Pencapaian Responden

Tingkat pencapaian responden = X 100%

Tingkat pencapaian responden = , x 100%

= 78,25

Tingkat pencapaian responden = 78,25 (kategori sedang)

D. Hasil belajar pada mata pelajaran IPS (Y)

Dalam menyajikan keadaan data variabel hasil belajar pada mata pelajaran IPS (Y) maka dibuatkan tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan jangkauan/rentang data (range) R = Xt – Xr = 100- 50 = 50

2. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 63 = 1 + 3,3 (1,799)

=6,937 dibulatkan menjadi 7

3. Menentukan panjang kelas

P = = =7, 142 dibulatkan menjadi 7

Dari distribusi frekuensi diatas maka dapat dihitung mean, median, modus, standar deviasi dan tingkat pencapaian hasil belajar dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mean Me = ∑ . = = 80,88 2. Median Md = b + p (( ) Md = b + p (( ) Md = 77,25 + 7 (1,464) Md = 87,5 3. Modus Mo = b + p ( ) Mo = 77,25 + 7 ( ) Mo = 77,25 + 7 (0,615) Mo = 81,55 dibulatkan menjadi 82 4. Standar Deviasi S = .∑ (∑ ) .( ) = . ( ) .( ) S = √ .( ) = √ = √127,2293= S = 11,27

5. Tingkat Pencapaian responden

Tingkat pencapaian responden = X 100%

Tingkat pencapaian responden = , x 100%

= 80,88 (Tinggi)

Tingkat pencapaian responden = 80,88 (kategori tinggi)

Secara umum siswa mempunyai hasil belajar yang tinggi pada mata pelajaran IPS kelas VII SMP N I Batang Anai kabupaten Padang Pariaman

Uji Normalitas Data Angket

Skor terbesar = 89 Skor terendah = 50 R = 89- 50 = 39

Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 63 = 1 + 3,3. 1.79 = 6,907 dibulatkan menjadi 7

Panjang kelas (i)

I = R/B = 39/7 = 5,57 dibulatkan menjadi 6

Untuk batas kelas

50,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 Maka: Z = X = ∑ f. Xi n = = 79,33 S = .∑ (∑ ) .( ) = . , ( ) .( ) S = √ , .( ) = √ = √1014,23 = S = 31,84 = ∑ − (∑ ) (∑ ) ( (∑ ) − (∑ )( ∑ ) − (∑ )

(8)

rxy = ( ) ( ). (

( ( ) ( ) . ( )( ) =

rxy = 0,68

Berdasarkan olahan data diatas dapat diketahui bahwa hasil uji korelasi dapat ditarik kesimpulan bahwa antara kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman mempunyai hubungan yang kuat.

Uji hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang ditetapkan diterima atau ditolak yaitu apakah terdapat hubungan antara kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMP N I Batang Anai kabupaten Padang Pariaman pada tahun pelajaran semester ganjil 2016/2017

Kelengkapan media pembelajaran merupakan variabel X dalam penelitian yang telah penulis lakukan di SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Kabupaten Padang Pariaman pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Variabel X merupakan Variabel bebas, variabel bebas adalah gejala yang dipakai untuk menjelaskan variabel terikat dalam penelitian ini. Penelitian Penulis lakukan pada bulan November tahun 2016, dalam mengumpulkan data penelitian, penulis melakukan penyebaran angket di kelas VII.I dan VII.2, kedua kelas ini menjadi sampel dalam penelitian. Kedua kelas tersebut penulis ambil sekitar 20 persen dari populasi yang ada berjumlah 319 orang atau sekitar 10 kelas. Dari pengolahan data hasil penelitian kelengkapan media pembelajaran sebagai variabel X diketahui bahwa jumlah perolehan data angket tertinggi sekitar 89 poin dan sebaliknya skor angket terendah mendapat skor 50 poin. Dari pengolahan data hasil penyebaran angket diketahui bahwa tingkat pencapaian responden yaitu siswa kelas VII.I dan VII.2 sekitar 78,25, ini termasuk pada tingkat pencapaian responden pada kelompok atau tingkat sedang.

Hasil belajar IPS Siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman merupakan Variabel Y dalam penelitian yang telah penulis lakukan di sekolah tersebut. Hasil belajar merupakan variabel terikat dari penelitian ini. Variabel terikat disebut juga dengan variabel akibat atau variabel tergantung, artinya terikat

kepada variabel sebab (bebas). Data hasil belajar diperoleh melalui Hasil Ulangan Harian, untuk melihat Hubungan antara kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian dilakukan di dua kelompok kelas, yaitu kelas VII.I dan VII.2, dimana jumlah peserta didik kedua kelas tersebut berjumlah 63 Orang. Dari data hasil belajar diketahui bahwa nilai tertinggi berada pada skor 100 sedangkan nilai skor hasil belajar terendah di ketahui berjumlah 50. Dari pengolah data hasil belajar di ketahui bahwa secara umum siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman mempunyai hasil belajar yang tinggi pada mata pelajaran IPS.

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengujian hipotesis, maka selanjutnya dianalisa dengan menggunakan teori dan data temuan lapangan yaitu berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh hasil penelitian antara hubungan kelengkapan media pembelajaran sebagai variabel X dan Hasil belajar IPS Siswa kelas VII SMP N I Batang Anai sebagai Variabel Y.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan bahwa kesimpulan yang didapat yaitu hubungan antara kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP N I Batang Anai kabupaten Padang Pariaman mempunyai hubungan yang kuat. Dari Uji hipotesis/dugaan diketahui nilai korelasi/hubungan sebesar 0,68, nilai ini berada pada posisi relatif kuat (Riduwan 2006 : 98). Dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan bahwa kesimpulan yang didapat yaitu hubungan antara kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS

(9)

7

siswa kelas VII SMP N I Batang Anai kabupaten Padang Pariaman mempunyai hubungan yang kuat. Dari Uji hipotesis/dugaan diketahui nilai korelasi/hubungan sebesar 0,68, nilai ini berada pada posisi relatif kuat (Riduwan 2006 : 98). Dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kelengkapan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N I Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

DAFTAR PUSTAKA

Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Annurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arief S. Sadiman, 2007. Media Pendidikan,

Pengertian, Pengembangan,

danPemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Azhar. 2010. Media Pembelajaran edisi revisi. Jakarta: Raja Wali Press

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil waktu retensi kromatogram standar, pada ekstrak daun sokai segar dengan tingkat ketuaan yang berbeda teridentifikasi asam amino glutamat bebas

1.) Require Data, beberapa atribut harus selalu mengandung nilai yang valid, dengan kata lain tidak boleh mengandung nilai null. 2.) Atribut Domain Constraint, setiap atribut

Jumlah Keseluruha n Siswa.. Deskripsi data hasil siklus 1 lompat tinggi gaya stradlle. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan pada siswa Sekolah Dasar

peneliti mampu memfasilitasi peneliti untuk melakukan penggalian data secara langsung dari penderita kanker payudara, sehingga peneliti bisa mendapatkan data

Data debit rerata bulanan diperoleh dari data debit stasiun Kalibawang tahun 2012, karena stasiun ini merupakan stasiun terdekat dengan Jembatan Kebon Agung II (lihat

Dengan dilakukannya penelitian kali ini diharapkan dengan diperolehnya perangkat lunak yang lebih mudah, murah dan memiliki tingkat akurasi yang baik sebagai alat

karyawan, kelola jabatan, absensi karyawan, pengambilan cuti, perhitungan gaji dan pajak PPh

Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis mencoba merancang sebuah sistem informasi, yaitu sistem persediaan barang dengan menggunakan aplikasi Visual Basic 6.0 dan memberi batasan