• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA PERIODE STARTER TERHADAP KONSUMSI PAKAN, BERAT HIDUP AYAM BROILER PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LAMA PERIODE STARTER TERHADAP KONSUMSI PAKAN, BERAT HIDUP AYAM BROILER PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAMA PERIODE STARTER TERHADAP KONSUMSI PAKAN,

BERAT HIDUP AYAM BROILER

Erpan Ramon dan Jhon Firison Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Jl.Irian KM.6.5 Bengkulu Telp.(0736) 23030 e-mail : rerramon@yahoo.com

ABSTRAK

Periode starter adalah fase awal mulai dari ayam keluar dari cangkang telur sampai bulu tubuhnya sudah tumbuh sempurna, zat nutrisi periode starter harus dapat di lengkapi. Selain itu pemeliharaan pada priode starter harus lebih intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mendetermasi lama periode strarter terhadap berat hidup ayam broiler. Materi dalam penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler yang disusun dalam rancangan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dibagi menjadi 4 perlakuan, masing-masing dengan 5 kali ulangan. Perlakuan 1 periode starter diakhiri pada umur 15 hari, Perlakuan 2 periode starter diakhiri pada umur 17 hari, Perlakuan 3 periode starter diakhiri pada umur 19 hari, Perlakuan 4 periode starter diakhiri pada umur 21 hari (control). Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa konsumsi pakan pada periode starter mengalami peningkatan disetiap perlakuan P2, P3 dan P4 sebesar 9,3 kg, 20,3 kg, 32,9 kg dibanding dengan P1 dan pada Periode finisher mengalami peningkatan konsumsi pakan disetiap perlakuan dibandingkan dengan P4 sebesar P1=26,2 kg, P2=17,6 kg, P3=11,2 kg., dengan pertambahan bobot badan akhir pada perlakuan yang diuji secara statistik tidak berbeda nyata terhadap kontrol. Analisis finansial P1 memberikan nilai efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

Kata kunci:periode starter, bobot badan, konsumsi pakan ayam broiler

PENDAHULUAN

Usaha perternakan ayam broiler mempunyai prospek yang baik dari sisi pemasaran dalam negeriRasyaf (2004).Diprovinsi Bengkulu, permintaan pasar akan daging relatif tinggi dan cendrung meningkat,hal ini di sebabkan oleh daging ayam broiler relatif berharga murah dibandingkan dengan daging sapi/kerbau,disamping itu lamanya waktu pemeliharaan dari periode starter sampai dengan finisher hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari dua bulan (35 – 40 hari). Petani pada umumnya melakukan perlakuan starter terhadap ternak ayam broiler membutuhkan waktu minimal 21 hari. Mempercepat waktu pemeliharaan periode starter cukup membantu petani perternak.

Ayam broiler adalah strain hasil teknologi memiliki karak teristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi ransum rendah siap potong pada usia yang relatif muda dan menghasilkan daging berserat lunak.Menurut Anggorodi (1994)ayam broiler adalah ayam jantan/betina yang memiliki sifat pertumbuhan/pertambahan berat badan cepat (umur 8 minggu mencapai berat 2,1 kg).

Fase starter adalah fase awal, yang dimulai dari ayam ke luar dari cangkang telur sampai bulu tubuh sempurna,sehingga pada saat periode starterpemeliharaan harus lebih intensif dibandingkan pada periode finisher agar dapat tumbuh secara optimal, Murtidjo (1992)selainpakan, populasi dan peningkatan bobot badan, lamanya waktu pemeliharaan pada priode starter juga ikut berperan dalam penentuan keberhasilan.Hal ini dikarenakanpada periode starter ternak membutuhkan perhatian khusus untuk memproduksi daging.

Anggorodi (1997) periode starter adalah pemeliharaan ternak ayam dari umur 0 hari sampai dengan 21 hari.Pada periode starter ini, ternak harus memperoleh perhatian khusus terutama suhu udara dan cara penyajian makanan sehingga ransum yang diberikan termakan habis oleh ternak untuk pertumbuhannya. Kandungan zat-zat nutrisi pakan pada priode sterter lebih tinggi nilai nutrisinya dibandingkan dengan periode finisher,demikian juganilai harganya lebih tinggi.Ransumsempurna adalah mengandung karbohidrat, lemak, protein dan vitamin, mineral phospor dan kalsium yang seimbang dan juga unsur-unsur mikro yang sangat penting dalam kehidupan ternak. Makanan harus mengandung energi cukup untuk mendukung energi metabolisme dalam pertumbuhan dan memelihara aktifitas fisik serta suhu tubuh. Arbi,atal, (1980). melaporkan bahwa kebutuhan protein ayam broiler pada priode starter 22 – 24 % dengan energi metabolisme 2800 – 3000 Kkal/kg ransum, dan lemak 5,5 – 8,5 %.Sedangakan periode finiser kebutuhan protein 20 – 21 % dengan energi metabolisme 2961 – 3070 Kkal /kg ransum sedangkan kebutuhan Ca dan P ayam berumur 0 - 8 mg adalah 1% dan 0,45 %.Anonim (2013) membagi periode pemeliharaan menjadi dua yaitu periode starter berumur 0 – 29 hari dan periode finisher berumur 30 – panen.

(2)

Iskandar,etal(1999) menerangkan bahwa berat badan ternak secara keseluruhan baik karkas, kaki, bulu, organ dalam, alat-alat pencernaan, kepala, leher dan lain-lain pada saat ternak masih dalam keadaan hidup dari umur 0 hari sampai dengan panen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh periode starter terhadap konsumsi pakan, berat hidup dan analisis finansial ayam brioler.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dikandang ayam komplek BPTP Bengkulu selama satu bulan (Februari- Maret 2012) dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), materi penelitian menggunakan 100 ekorayam broiler strain

Hubbard

tanpa dipisahkan jenis kelamin,ternak dibagi kedalam 4 perlakuan umur periode starter yaitu periode starter 15 hari, periode starter 17 hari, periode starter 19 hari dan periode starter 21 hari (kebiasaan peternak), setiap perlakuan diulangsebanyak 5 ulangan,

Pakan konsentrat komersil periode starterdiberikan pada masing-masing perlakuan,sedangkan periode finisher diberikan pakan basal yaitu konsentrat komersil 40 % +jagung39,7 % + dedak 20%, +mineral 0,3 %. sebagai suplemen penguat tubuh diberikan Vitachik untuk priode starter dan Neobro pada periode finisher melalui air minum. Pencegahan penyakit

Newcasttle Disease (ND), dilakukan dengan vaksinasi,yang diberikan 2 kali yaitu pada umur 4

hari dan 21 hari dengan menggunakan v a k s i n N D s t r a i n tchner B1 melalui tetes mata.

Kandang perlakuan berukuran 1,25meter x 3,1meter berjumlah 4 unit masing-masing diisi 25 ekor DOC dengan berat 0,04 kg/ekor. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, air minum diberikan secara

adlibitum. Data awal Periode finisher diambil pada

masing-masing perlakuan yaitu dengan melakukan penimbangan hari terakhir priode starter, kemudian data diambilpada harike 21, 28 dan hari ke 30 (panen).

Untuk mengetahui konsumsi pakan,dilakukan penimbangan pakan terlebih dahulu sebelum pemberian, demikian juga dengan sisa pakan yang masih ada setiap harinya. Selisih dari pakan yang diberikan dengan sisayang masih ada diperoleh nilai konsumsi.

Pertambahan Bobot Badan Hidup (PBBH) setiap periode diperoleh darihasil penimbangan masing-masing perlakuan yang di mulai dari DOC kemudian penimbangan dilanjutkan pada P1 hari ke 15, P2 hari ke 17, P3 hari ke 19 dan P4 hari ke 21 kemudian di ditimbang kembali pada hari ke 28 dan hari ke 30. Masing-masing data yang diperoleh dianalisis secara statistik, apabila hasil analisis berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan DMRT pada taraf kepercayaan 95%.Gomes dan Gomes, (1995)

Nilai ekonomis penggunaan pakan dari masing-masing perlakuan, dihitung dari hasil pengurangan antara total penerimaan dan total pengeluaran usaha secara

cash out flows.

Analisis finansial di hitung dengan return cost ratio (R/C), yaitu rasio antara total penerimaan dan biaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan pada periode starter hari ke 15, hari ke 17, hari ke 19 dan hari ke 21 (kontrol) dan periode finisherterlihat pada (Tabel 1).

Tabel 1. Konsumsi Pakan Masing-Masing Periode Perlakuan Pemeliharaan. Perlakuan

Periode Pemeliharaan Per 25 ekor Starter (kg) Finisher (kg)

Starter hari ke 15 (P1) 20,7 a 80,2 c

Starter hari ke 17 (P2) 30,0 b 76,0 c

Starter hari ke 19 (P3) 41,0 c 69,6 b

Starter hari ke 21 (P4 kontrol) 53,6 d 58,4 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji

DMRT pada tarap 5 %.

Berdasarkan hasil analisis statistik, masing-masing perlakuanpada periode starter menunjukan hasil yang berbeda nyata terhadap konsumsi pakan ( P<0,05 ), konsumsi tertinggi pada periode starter terjadi pada starter hari ke 21 (kontrol),disebabkan oleh perbedaan selisih waktu starter lebih lama dibandingperlakuan starter hari ke 15, starter hari ke 17 dan starter harike 19masing- masing adalah 6 hari, 4 hari, dan 2 hari,penurunankonsumsi pakan perlakuanstarter hari

(3)

ke 15, starter hari ke 17 dan starter harike 19dibandingkan denganstarter hari ke 21adalah sebesar 32,9 kg, 23.6 kg, 12,6 kg,konsumsi pakanperekor masing-masing perlakuan hari ke 15 = 0,83kg/ekor, hari ke 17= 1,20 kg/ekor, hari ke 19 = 1,64 kg/ekor, dan hari ke 21 (control) = 2,14 kg/ekor.

Zulfanita,et al (2011).menjelaskan bahwa hasil penelitiannya bahwa Lamanya waktu selama periode refeeding (pemberian pakan bebas setelah pembatasan) program pembatasan pakan mempunyai pengaruh terhadap penundaan umur fisiologis ternak.dimana ayam broiler akan mempertahankan semaksimal mungkin pertumbuhannya pada umur yang sesuai, ketika broiler diberi pakan bebas setelah periode pembatasan, akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dari normal untuk mengejar ketinggalannya selama pembatasan pakan. oleh sebab itu, untuk mencapai berat badan yang normal serta efisiensi pakan yang tinggi maka waktu refeeding harus mencukupi. Konsumsi pakan untuk mendapatkan hasil yang baik, maka pada saat periode refeeding, ayam broiler harus mendapat kesempatan makan yang lebih banyak untuk mengejar ketinggalan pertumbuhan.Selama periode ini penggunaan pakan oleh broiler lebih efisien, sehingga efisiensi pakan kumulatif menjadi lebih baik.Haryati dan Supriyati, (2010) melaporkan hasil penelitiannya bahwa konsumsi pakan terbanyak adalah pada minggu terakhir (periode finisher) pemeliharaan ternak ayam potong dengan penambahan bungkil kedelai 0,2 % terhadap pakan dan memberikan pertambahan bobot badan yang sama.

Berdasarkan analisis statistik konsumsi pakan pada periode finisher,perlakuan periode starter 15 hari dan starter 17harimenunjukan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan konsumsi pakan pada perlakuan starter 19 hari dan starter 21 hari menunjukan perbedaan nyata ( P<0.05 ), konsumsi pakan pada priode finisher(Tabel 1), peningkatan konsumsi pakan disetiap perlakuan dibandingkan dengan periode starter 21 hari sebesar starter 15 hari =26,2 kg, starter 17 hari =17,6 kg, starter 19 hari =11,2 kg. hal ini disebabkan oleh waktu pemeliharaan periode finisher lebih lama6 hari pada starter 15 hr, 4 hari pada starter 17 hr, dan2 haripada starter 19 hr dibanding starter 21 hari.konsumsi pakanpada periode finiserperekor masing-masing perlakuan adalah 3,21 kg/ekor :3,04 kg/ekor, :2,78 kg/ekor, dan 2,34 kg/ekor. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Wina,et al (2010) yang memulai memberikan pakan perlakuan bungkil biji jarak yang di detoksifikasi dengan perlakuan fermentasi mulai dari umur 21 hari dan pakan perlakuan di berikan selama 14 hari. Sesui juga dengan penelitian yang di lakukan oleh Haryati,et al (2006) melaporkan bahwa daya konsumsi ransum pada ternak ayam potong yang mendapat pakan komersil ditambah bungkil kelapa fermentasi dengan

A. niger10 % pada umur finisher (4 minggu), memberikan pengaruh nyata

dibandingkan dengan tanpa pemberian bungkil kelapa fermentasi.

Bobot Badan

Hasil penimbangan Pertambahan Bobot Badan (PBB)pada saat periode starter di hentikan (Ws) dianalisis secara statistik ternyata periode starter 15 hari berbeda nyata dengan Periode starter 17 hari dan 21 hari ( P<0,05), sedangkan periode starter 19 hari tidak berbeda nyata dengan perlakuan manapun (P>0,05). Berdasarkan hasilpenimbangan berat hidupmasing-masing perlakuandapat dilihat padaTabel 2, dari bobot awal/DOC (W0) sampai dengan hari pertama finisher(Ws)masing-masing mengalami peningkatan sebesar 0,654 kg : 0,916 kg : 0,814 kg : 0,955 kg, peningkatan bobot badan tertinggi yaitu pada kontrol yaitu 0,955 hal ini disebabkan oleh lebih lamanya pemeliharaan periode starter yaitu selama 21 hari.

Tabel 2. Bobot BadanHasil Penimbangan PadaMasing-MasingPerlakuan.

Perlakuan W Bobot Badan (kg)

0 WS W 21 W28 W30

P1= Starter hari ke 15 0,04 a 0,694 a 0,888 a 1,172 a 1,370a P2 = Starter hari ke 17 0,04 a 0,956 b 0,964 a 1,326 a 1.378a P3 = Starter hari ke 19 0,04 a 0,854 ab 0,924 a 1,335 a 1,438a P4 kontrol = Starter hari ke

21 0,04 a 0,992 b 0,992 a 1,454 a 1,508a

Keterangan :

W0=Bobot awal/DOC Ws =Penimbangan saat sterter dihentikan W21=Penimbangan hari 21

W28 = Penimbangan hari 28 W30= Penimbangan hari 30

(4)

Penimbangan pada hari ke 21 (W21)masing-masing perlakuanmengalami peningkatan bobot badan sebesar P1 = 0,194 kg menjadi 0,888 kg, P2 =0.008 kg menjadi 0,964 kg, P3= 0,07 kg menjadi 0,924 kg sedangkanbobot badan pada P4= 0,992 kg. fluktuasi peningkatan bobot badan ini terjadi kemungkinan di sebabkan oleh perbedaan waktu periode starter pada masing-masing perlakuan berbeda, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata(P>0,05).

Hardini (2004) melaporkan hasil penelitiannya bahwa Broiler pada periode starter minggu pertama yang tumbuh bersama ayam Merawang, diperoleh rataan BB yaitu 44.83 gram,sedangkan ayam Merawang 32 gram,bila dilihat perilakunya maka ayam Broiler dengan BB yang lebih besar terlihatlebih tenang, tetapi bobot badan kedua jenis ternak berfluktuasi sampai dengan umur 6 minggu yang disebabkan oleh sifat dan prilaku masing-masing ternak.

Hasil penimbangan harike 28(W28)masing-masing perlakuan adalah 1.172kg : 1.326 kg : 1.335 kg dan 1.454 kg, yang dianilisis secara statistik tidak berbeda nyata(P>0,05), pertambahan tertinggi dari hari ke 21 hingga hari ke 28 adalah P4yaitu 0.462 kgdisebabkan oleh konsumsi pakan konsentrat komersil dengan nilai nutrisinya lebih baik diberikan lebih lama dan lebih banyak, sehingga zat nutrisi yang di konsumsi lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lain.

Penimbanganhari ke 30 (W30), rata-rata bobotbadanhampir seragammasing-masingadalah 1.370, 1.378, 1.438 dan 1.508 kg,dari hari ke 28 sampai ke30, pertambahan bobot badan tertinggi adalah periode starter 15 hariyaitu sebesar 0.198 kg,dibandingkan dengan starter 17 hari = 0,052 atau starter 19 hari = 0,107 starter 21 hari = 0,054.Pertambahan bobot badan tertinggi dari terakhir periode starter hinggaterakhir finisherjuga terjadi padaperiode starter 15 hariyaitu 0.676 kg.Zulfanita,atal(2011) menjelaskan bahwa periode pertumbuhan ternak ayam broiler berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Berdasarkanhasil analisis statistik masing-masing perlakuan pada w30menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata(P>0.05), dari masing-masing perlakuan Tabel 2,setiap perlakuan menunjukkan tingkat kenaikan bobot badan hidup yang sama,oleh karena itu waktu pemeliharaanperiode starter ini dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan produktivitas ayam broiler dengan cara menekan pemberian pakan starter.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, (2007) menjelaskan bahwa keseragam bobot awal ayam potong strain

Aviandengan menggunakan alas lantai kawat dan letter diperlukan perhatian agarnantinya

padasaat dewasa kelamin bobot badan akan seragam.

Analisis Finansial

Berdasarkan hasil analisis finansial (tabel 3), keuntungan perlakuan P1, P2, P3 dan P4masing-masing adalah Rp 78.294, Rp 61.664, Rp 61.664 dan Rp 68.396,dilihat dari angka keuntungan masing-masing perlakuan terlihat bahwa perlakuan periode starter 15 hari, menunjukan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lain, meskipun pemberiankonsentrat komersil pada P1 lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan yang lain yaitu 20,7 kg,dan mengalamipertambahan bobot badan akhir terendah 1,37 kgnamunP1menunjukannilai efisiensi usaha dan keuntungan tertinggi yaitu Rp 78.294,- dan juga mempunyai R/C tertinggi yaitu 1,24 dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Murtidjo, (1992), menjelaskan bahwa faktor utama yang menyebabkan rendahnya efisiensi usaha perternakan ayam broiler adalah mahalnya harga pakan komersil, dikarenakan biaya pakan pada industri broiler menempati 60-70% dari total biaya produksi.Dijelaskan juga oleh Astuti,

et al (2012) melaporkan bahwa suatu usaha tani dikatakan

efisien apabila return cost ratio (R/C) lebih dari 1. Semakin besar nilai R/C suatu usaha, maka akan semakin efisien usaha tersebut dan semakin besar skala usaha maka akan semakin tinggi nilai keuntungan yang diperoleh.

(5)

Tabel 3.Analisis Finansial Masing-Masing Perlakuan.

Uraian Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlak 4 (CTRL)

kg Rp kg Rp Kg Uraian Kg Rp Input DOC @ Rp 3.200/ekor 25 80,000 25 80,000 25 80,000 25 80,000 Pakan Starter konsentrat @ Rp3.000/kg 20.7 62.100 30 90,000 41 123,000 53.6 160,800 Finisher konsentrat @ Rp 2.700/kg 32.08 86.616 30.4 82.080 27.6 74,520 23.2 62.640 Jagung halus@ Rp 1.800/kg 31.84 57,312 30.17 54,306 27.39 49,302 23.03 41,454 Dedak Padi @ 1.200/kg 16.04 19,248 15.2 18,240 13.8 16,560 11.6 13,920 Mineral @ Rp 32.000/kg 0.24 7,680 0.23 7,360 0.21 6,720 0.17 5,440 Suplemen Penguat Vitachik @ 40.000/kg 0.15 6,000 0.15 6,000 0.15 6,000 0.15 6,000 Neobro @ 35.000/kg 0.25 8,750 0.25 8,750 0.25 8,750 0.25 8,750 Obat Vaksin ND 100 Rp 20.000 5.000 5,000 5,000 5,000 Total pengeluaran 332.706 351.763 369.852 384.004 Pendapatan BB Akhir x 25 x @ Rp 12.000 1.370 411.000 1.378 413.400 1,438 431,400 1,508 452,400

Keuntungan Pendapatan - Biaya

operasional 78.294 61.664 61.664 68.396

R/C 1,24 1,18 1,17 1,18

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian bahwa periode starter berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan pada periode starterdan periode finisher,bobot badanakhir pada perlakuan yang diuji secara statistik tidak berbedanyata terhadap kontrol.Namun demikian nilai analisis finansial pemeliharaan periode starter selama 15 hari menunjukan hasil yang lebih baikdengan B/C 1,24 dibandingkan periode starter 17 hari = 1,18 periode starter 19 hari = 1,17 dan periode starter 21 hari = 1,18Namun penelitian ini perlu dikembangkan untuk diaplikasikan pada sampel ayam yang lebih banyak dan waktu starter yang lebih singkat, sehingga dapat dilihat nilai ekonomis yang lebih baik.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia. Jakarta.

Anggorodi,R.1997. Ilmu Makanan Ternak Unggas Kemajuan Muktahir. Fakultas pertanian, IPB. Bogor.

Anonim (2013). Budidaya Tepat Guna, Budidaya Ayam Ras Pedaging.

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/%3Fmnu%3D6%26ttg%3D4%26doc%3D4a1. (Di akses pada tanggal 3 Desember 2013 pukul 19.00 wib).

Arbi, Syamsudin, Harahap.D., Abbas.m dan Tami,D. 1980. Ilmu Makanan Ternak Unggas. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang

Astuti, H.B., Sugandi,D dan Ramon,E. 2013.Analisa Ekonomi Penggunaan Berbagai Komposisi Pakan Pada Ternak Ayam Ras Pedaging. Prosiding Buku 2 Seminar Nasional Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi “Percepatan Dan Perluasan Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Empat sukses Pembangunan Pertanian. BBP2TP. Badan Litbang Pertanian. Halaman 489 – 492.

Gomes.K and A. Gomes.1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian edisi kedua, Universitas Indonesia. Jakarta.

Hardini, S.Y.P.K. 2004.Pertumbuhan Awal Ayam Merawang yang Dipelihara Bersama Ayam Broiler. Jurnal Matematika, Sains dan Teknologi, Volume 5 No.1 Halaman 39 – 52.

Haryati. T., Togatorop.M.H., Sinurat,A.P., Purwadaria.T dan Murtiyen. 2006. Pemanfaatan Bungkil Kelapa Fermentasi dengan Aspergillus Nigerdalam Ransum Ayam Pedaging.JITVVolume 11 No. 3 Halaman 182 – 190.

Haryati,T. dan Supriyati 2010. Pemanfaatan Senyawa Oligosakarida dari Bungkil Kedelai dan Ubi Jalar Pada Ransum Ayam Pedaging.JITVVolume 15 No. 4 tahun 2010 Halaman 253 – 260.

Iskandar S, Resnawati H, Zainudin D dan Gunawan B. 1999 Pengaruh dua periode Starter dan Protein Ransum yang berbeda pada pertumbuhan ayam silangan (Plung X Kampung). Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Murtidjo,B.A. 1992. Pedoman Beternak Ayam Broiler .Kanisius Yogyakarta.

Rasyaf, 2004, Beternak Ayam Pedaging Penerbit P.T Swadaya Jakarta.

Wahyuni, AW. 2007. Pengaruh Pembatasan Pakan Ayam Bibit Pedaging Umur, 3 - 6 Minggu Pada Alas Kandang Kawat Dan Letter Terhadap Bobot DOC, Persentase Karkas dan Mortalitas. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 120 – 123. Wina, E., Tangendjaja.B. dan Purwadaria,T. 2010. Ferformans Ayam Pedaging Yang di Beri Bungkil Jarak

(Jatropha curcas) Didetiksifikasi dengan Perlakuan Fermentasi, Fisik dan Kimia.JITV.Volume 15 Nomor 3 Halaman 174 -181.

Zulfaniata. , R.Eny dan D.P. Utami. 2011. Pembatasan Ransum Berpengaruh Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Pada Periode Pertumbuhan. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Vol. 7 (1) : 59-67.

Gambar

Tabel 1. Konsumsi Pakan Masing-Masing Periode Perlakuan Pemeliharaan.  Perlakuan
Tabel 2. Bobot BadanHasil Penimbangan PadaMasing-MasingPerlakuan.
Tabel 3.Analisis Finansial  Masing-Masing Perlakuan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kajian terhadap kebijakan fiskal pada masa awal Islam, terlihat bahwa zakat me- mainkan peranan yang sangat pen- ting untuk mencapai tujuan kebijak- an

Kembang telang (Clitoria ternatea) sudah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk penyembuhan berbagai penyakit sehingga dijadikan salah satu tanaman obat

Tujuan: Menganalisis pengaruh penambahan kayu manis terhadap pH, tingkat kecerahan (L*), aktivitas antioksidan, gula total dan organoleptik yang meliputi warna,

Suatu keadaan dimana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena suatu Suatu keadaan dimana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena suatu hal,

ADONIA

Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa ekstrak heksan daging biji srikaya mempunyai prospek yang cerah untuk digunakan sebagai insektisida botanis dalam menanggulangi myasis

Apabila pengaturan pola jahit utilitas (pantulan/mirror, pembesaran/elongasi, lebar &amp; langkah jahitan dan keketatan benang) telah diubah-ubah, maka Anda dapat

Maria menjelaskan dalam jurnalnya yang berjudul Representasi Sensualitas Perempuan dalam Video Game, disadari atau tidak pandangan terhadap perempuan memang tengah