• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kali mengalami perubahan nama kemudian resmi ditetapkan menjadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. beberapa kali mengalami perubahan nama kemudian resmi ditetapkan menjadi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”,“Bank”, atau “Perseroan”) dimulai sejak 16 desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah dengan nama “Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren” yang setelah beberapa kali mengalami perubahan nama kemudian resmi ditetapkan menjadi Bank Rakyat Indonesia sejak 18 desember 1968 berdasarkan UU no. 21 tahun 1968. sejak tahun 1992, status BRI berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan 100% kepemilikan BRI ditangan pemerintah Republik Indonesia. Pada 10 november 2003, BRI melakukan Initial Public Offering (IPo) sehingga komposisi kepemilikan saham pemerintah di BRI pada saat ini menjadi 56,75%, sementara sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik.1

Sebagai bank komersial tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan hingga saat ini BRI tetap mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industri perbankan Indonesia. Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen UMkM, BRI mampu mencatat prestasi selama 10 tahun berturut- turut sebagai bank

(2)

dengan laba terbesar. Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras segenap insan BRI, yang secara terus menerus menambah kompetensi, berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan bagi semua segmen bisnis.BRI terus berupaya menyelaraskan pengembangan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat dengan senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Sebagai bank yang beroperasi ditengah populasi masyarakat terbesar keempat di dunia, BRI akan konsisten dengan tekadnya menjadi partner utama bagi masyarakat di Indonesia dalam mengembangkan perekonomiannya. seluruh keunggulan BRI tersebut kini didukung posisi keuangan yang semakin kuat, sehingga diyakini akan semakin meningkatkan kemampuannya dalam menstimulus laju pertumbuhan perekonomian secara berkesinambungan di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia.2

Sebagai perusahaan yang sedang terus berkembang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbktentunya tidak terlepas dari peran, fungsi dan tugas Public Relations dalam membangun dan mengelola korporat komunikasi didalamnya. Karna tidak dipungkiri Seiring dengan perkembangan jaman peran PR dalam perbankandi dunia global semakin dibutuhkan tidak hanya untuk dalam membangun citra perusahaan/organisasi dimata masyarakatnya namun juga, dalam semua aspek sosial yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat, dandengan berjalannya waktu bank telah menjadi sebuah kebutuhan hidup bagi manusia.Oleh

(3)

karna itu bank juga membutuhkan peran seorang PR dalam mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas dan dalam penanganan korporat komunikasi maupun dalam membangun citra positif perbankan di mata masyarakat.

Saat ini Persaingan bisnis semakin ketat khususnya didunia perbankan banyak pesaing-pesaing sejawat yang berusaha terus lebih maju, maka dari itu dibutuhkan sebuah keahlian dengan standarisasi Profesi yang jelas, karna dengan keberadaan standarisasi profesi tersebut diharapkan para praktisi/pekerja dapat mampu beradaptasi dan bersaing diera globalisasi saat ini. Lembaga Sertifikasi Profesi disingkat LSP, hadir sebagai Lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi Profesi yang mendapat Lisensi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relations Indonesia disingkat LSP PRI adalah sebuah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Netty Maria Machdar SH Akta Pendirian LSP PRI No. 18. LSP PRI ini didirikan dan dibentuk oleh 2 (dua) organisasi profesi Humas/Public Relations Indonesia, yaitu Badan Koordinasi Humas Pemerintah (BAKOHUMAS) dan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) dengan tujuan meningkatkan profesi praktisi Public Relations/Humas Indonesia. LSP PRI juga didirikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang diwakili secara ex officio oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik dan Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan (Puslitbang).Mewakili industri, Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) juga merupakan pendiri dari LSP PRI.3

(4)

Tujuan adanya standarisasi profesidalam bidang Public Relations adalah untuk meningkatkan professionalisme praktisi PRO dalam menjalankan perannya sebagai fungsi manajemen strategis sehingga diakui oleh pemangku kepentingan ,menjadi tolak ukur kinerja para praktisi PR professional,menghasilkan pengelompokan keahlian praktisi PR dan para PR memiliki standar dan kode etik dalam menjalankan tugasnya.

Maka dari itu disusunlah Standar Kompetensi Public Relationsdari Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan)Pemerintah dan departemen teknis yang mendukung fungsioanal kehumasan Depkominfo, serta didukung para stakeholder yang bergerak di industri kehumasan. Dan Tim inti Penyusunan Standar Kompetensi PR Indonesia (kerjasama PERHUMAS dan BAKOHUMAS) telah menyusun beberapa pokok pikiran tentang Standar Kompetensi PR Umum, Inti dan Khusus yang terdiri dari Pertama, keterampilan komunikasi (communication skills) yang terdiri dari komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Kedua,

keterampilan teknik kehumasan.Ketiga, kompetensi inti manajemen issue dan

penelitian (research).Keempat, managerial, leadership dan ethic.Kelima,

keterampilan khusus di bidang IT dan kemampuan berbahasa.4

Selain kelima standar kompetensi tersebut, adapun beberapa persyaratan mendasar bagi profesi public relations, antara lain mencakup:Ability to

communicate (kemampuan berkomunikasi) Kemampuan berkomunikasi bagi

seorang PR sangatlah penting. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam bentuk lisan, yakni ia harus mampu berbicara di depan

(5)

umum, harus mampu melakukan presentasi, mampu mewawancarai dalam upaya mengumpulkan fakta dan data, dan diwawancarai pers atau wartawan sebagai sumber berita dan kemampuan berkomunikasi lisan lainnya , Ability to organize

(kemampuan manajerial atau kepemimpinan) Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi masalah di dalam maupun luar organisasi, termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya. Seorang PR diharapkan mampu mengorganisasikan kegiatan PR. Profesi PR harus mampu berpikir jernih dan

obyektif,Ability on get the with people ( kemampuan bergaul atau membina

relasi)Setiap orang yang berprofesi PR harus selalu memperluas jaringan atau networking sehingga dapat memperlancar tugasnya sebagai pejabat PR. Personal Aproaching (pendekatan personal) harus dilakukan seorang profesi PR, kendati

tetap dalam koridor mempertahankan integritas profesi masing-masing karena seorang PR yang handal sangat luas pergaulannya, bahkan banyak dikenal orang, dan seringkali seorang PR menjadi newsmaker atau pembuat berita di surat kabar,

majalah atau televisi. Kurang pergaulan bagi seorang PR menjadi kartu mati bagi berkembangnya karir dirinya, Personality integrity (memiliki kepribadian yang

utuh dan jujur) Kepribadian yang utuh dan jujur artinya seorang PR harus memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai yang memiliki kepribadian utuh dan jujur. Sebagai seorang PR yang menjadi sumber berita bagi pers atau media massa,informasi yang disampaikan dapat dipercaya dan memiliki nilai berita tinggi. Dalam melakukan kegiatan PR selalu menerapkan etika profesi PR yang berlaku.Sehingga tidak

(6)

menimbulkan misinformasi, miskomunikasi atau mispengertian.Hubungan yang terjadi pada publiknya tercapai mutual understanding (saling pengertian),

Imagination (banyak ide dan kreatif), Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif)

dalam pengertian seorang PR harus memiliki wawasan yang luas, permasalahan serumit apapun harus diketahui benang merah persoalannya.Berpikir kreatif dituntut bagi seorang PR, artinya seringkali dalam mengambil tindakan cukup diplomatis dalam penyampaian. Seorang PR harus tetap mengasah kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan PR lainnya, karena tugas PR semakin hari semakin berat, ditengah masyarakat yang semakin kritis, perkembangan teknologi informasi semakin pesat, persaingan perusahaan semakin tajam dan perusahaan selalu bersentuhan dengan pers atau media massa sebagai pembentuk opini public.5

Selain syarat kemampuan kompetensi yang ada diatas seorang PR harus juga memiliki pemahaman mengenai attitude (sikap) seorang PRO yang baik yang sesuai dengan standar profesinya Dalam pekerjaannya, sebagai seorang Public Relations yang profesional sangat dituntut untuk memahami dan menerapkan etiket yang baik dalam kehidupan sosialnya.Kepribadian yang baik adalah modal untuk menjadi seorang Public Relations yang sukses.

Seorang PRO dituntut untuk dapat membangun dan membina hubungan yang harmonis didalam organisasi maupun publiknya maka dari itu seorang PRO harus memiliki pemahaman sikap (attitude) yang baik. Sikap harus dimliki PRO

Karena penampilan dan sikap seorang PRO akan menciptakan kesan yang baik

(7)

yang pada akhirnya akan melekat dan mempengaruhi citra perusahaan yang diwakilinya.

Melihat Fungsi hubungan masyarakat atau PR akan sangat penting dan terasa ketika perusahaan berupaya mengembangkan usaha dan menghindari situasi yang kurang kondusif dengan lingkungan. Oleh karena itu bidang komunikasi dan hubungan masyarakat atau PRO perlu mememiliki standar kemampuan kompetensi dan pemahaman sikap (attitude) dalam mengelola sebuah Corporate Communication , karena PRdiberikan prioritas dalam perusahaan.

Pada seluruh aktivitas yang terjadi di perusahaan, komunikasi menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendasar. Suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan interaktif perusahaan,karena untuk mencapai tujuan bersama dari perusahaan tersebut,komunikasi dalam perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan maupun kegagalannya. Tujuan perusahaan dapat dicapai secara maksimal apabila seluruh publik perusahaan tersebut mampu bekerjasama dalam teamwork dan memainkan perannya masing-masing secara

maksimal pula maka dari itu suatu pengelolaan komunikasi di perusahaan sangat dibutuhkan.6

Mengelola komunikasi didalamsebuah perusahaan/organisasi (Corporate

communication) merupakan salah satu tugas Public Relations.Corporate

Communication itu sendiri adalah himpunan kegiatan yang terlibat dalam

mengelola dan mendalangi semua komunikasi internal dan eksternal yang bertujuan

6Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Pace,R. Wayne & Don F.faules. (2005)

(8)

untuk menciptakan titik awal menguntungkan dengan para pemangku kepentingan pada perusahaan yang tergantung dengan kata lain Komunikasi Korporat dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan.

Corporate Communicaion terdiri dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli

dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi.Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur komunikasi integratif yang menghubungkan para pemilik kepentingan kepada organisasi atau perusahaan. Struktur Corporate Communication adalah sebuah sistem yang memungkinkan

perusahaan untuk mengatur segala bentuk dan jenis komunikasi secara strategis. Saat ini hampir seluruh kegiatan individu atau organisasi terkait dengan komunikasi.Didalam suatu organisasi atau perusahaan kegiatan komunikasi menjadi fokus dari tugas seorang public relations.

Public Relations atau yang biasa disebut Humas (Hubungan Masyarakat) memiliki beberapa pengertian.Menurut Cutlip, Center, dan Broom.7

“Public Relationsadalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dan komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya”8.

Peran Public Relations merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena maju atau mundurnya perusahaan tidak dapat dipungkiri

7Cutlip, Center, dan Broom effective Public Relations

(9)

juga berpengaruh dari peran seorang Public Relations. Public Relations dituntut untuk mampu menguasai segala situasi yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tempat ia bernaung. maka dari itu seorang Public Relations Officer dituntut untuk bisa berkomunikasi dan mengelola komunikasi

dengan baik dengan publiknya. Karena profesi Public Relations berperan sebagai penghubung antara perusahaan dan organisasi dengan public. Namun untuk menjadi Public Relations yang handal bukan hanya mengandalkan kemampuan komunikasi yang baik saja namun selain itu sebuah profesi itu sendiri harus memiliki muatan standar yang jelas, hal ini menjadi sangat penting terutama untuk profesi Public relation di organisasi pemerintahan atau swasta.Oleh karna itu seorang PR harus memiliki standarisasi profesi yang mencakup kemampuan kompetensi, pengetahuan dan pemaham sikap mengenai profesinya dalam mengelola sebuah Corporate Communication.Oleh karena itu berangkat dari kasus

ini penulis melakukan penelitian untuk mengetahui Bagaimana standarisasi Kemampuan,pengetahuan dan sikap (attitude) Publik Relations Officer Dalam

Mengelola Corporate Communication di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

1.2.Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin memfokuskan penelitian ini pada kompetensi seorang PRO di dunia perbankan dalam mengelola Corporate Communication, maka lahirlah sebuah rumusan mengenai fokus pembahasan peneliti mengenai, “ Bagaimana Standarisasi Kemampuan,

(10)

Pengetahuan, dan Sikap Profesi Publik Relations Officer dalam mengelola

Corporate Communication di PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.? “

1.3.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar dan focus penelitian, maka ada beberapa hal yang dapat peneliti idetifikasikan yaitu:

1. Untuk mengetahui fungsi, tugas dan tanggung jawab PRO dalam mengelola Corporate Communication di didunia perbankan ?

2. Untuk mengetahui Standarisasi kompetensi ( kemampuan,pengetahuan dan Pemahaman sikap) Public Relations Officerdalam Mengelola Corporate communication di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk?

3. Untuk mngetahui bagaimana PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.Mengelola SDMnya dan tahap-tahap pengembangan Public Relations Officer nya agar sesuai dengan standar profesi PRO diperbankan?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk mengetahui bagaimana Standarisasi Kompetensi ( Kemampuan, Pengetahuan, dan Sikap) Profesi Publik Relations Officer dalam mengelola Corporate

(11)

1.5. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat yang akan disumbangkan penulis,manfaat itu adalah:

1.5.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi wawasan pada kajian standarisasi kompetensi PR untuk mengimplementasikan pengetahuan teoritis yang telah diperoleh penulis khususnya dalam bidang komunikasi.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi kepada perusahaan lain sebagai bahan acuan standarisasi kompetensiPublic Relations Officer dalam mengelola Corporate

Communications yang berguna untuk perkembangan dan

kelangsungan perusahaannya.

2. Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai standarisasi kompetensipublic relations officerpada sebuah perusahaan khususnya perbankan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan pada data dan audio hasil rekaman tentang Analisis Deiksis di Sekolah disimpulkan yang mengandung

Model pembelajaran Story telling merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mampu menjadikan peserta didik lebih aktif dalam meningkatkan

Didepan pintu kelas, setiap orang yang mau masuk kelas harus membayar uang kepada Abduh dan rudi jika mereka tidak ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka.. Dari kejauhan,

Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan

Penggunaan plat baja SS 316 dan kawat SS 201 menjadi pembaruan dalam penelitian ini, dengan menganalisa pengaruh susunan pada material serat baja dan plat baja yang

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini peneliti ingin meneliti lebih lanjut dengan membuat sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Kampanye Pada YouTube Web

Ritual merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan suatu mitos yang bertujuan untuk mensakralkan diri dan dilakukan secara rutin, tetap, berkala yang dapat

PEMERINTAH KABUPA BUPATEN BULELEN TEN BULELENG G DINAS KESEHATAN. DINAS