• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester genap SD Negeri Wringinputih 02 yang berjumlah 30 siswa dan SD Negeri Wringinputih 03 dengan jumlah siswa 28 orang. Kedua SD ini terletak di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Peneliti memilih kedua SD ini didasarkan pada:

a) Prestasi sekolah kedua SD ini tidak jauh berbeda.

b) Nilai hasil belajar mata pelajaran IPS kelas IV di kedua sekolah relatif sama.

Siswa kelas IV di SD Negeri Wringinputih 02 terbiasa dengan metode pembelajaran konvensional. Pembelajaran terpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Keadaan ini membuat siswa kurang aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Karena siswa kurang aktif mungkin itu sebabnya kurangnya motivasi belajar siswa dan kurang tercapainya hasil belajar. Sedangkan siswa kelas IV SD Negeri Wringinputih 03 juga tidak jauh berbeda dengan siswa kelas IV di SD Negeri Wringinputih 02. Pembelajaran yang dilakukan juga masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Kedua kelas mempunyai varian yang sama pada kemampuan akademisnya. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pengaruh pembelajaran melalui model snowball throwing berbantuan media lagu dan variabel terikatnya adalah motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas IV pada pokok bahasan perkembangan teknologi.

(2)

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Wringinputih 02 dan siswa kelas IV SD Negeri Wringinputih 03. Siswa kelas IV SD Negeri Wringinputih 02 sebagai kelompok eksperimen sedangkan siswa kelas IV SD Negeri Wringinputih 03 sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok ini sudah diuji kesamaan varian yang hasilnya menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Ini berarti data berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Dengan kata lain dapat dikatakan kedua kelompok sebelum diberi perlakuan mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga untuk kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan dengan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu dan kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran ini, waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan untuk pembelajaran di kelas eksperimen dan 3 kali pertemuan untuk pembelajaran di kelas kontrol.

4.2.1 Pembelajaran Kelompok Eksperimen a) Tahap Persiapan

Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian. Peneliti menyiapkan angket yang akan diberikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan apa yang dialami siswa. Angket ini bertujuan untuk mengetahu tingkat motivasi awal siswa sebelum diberikan treatment dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu. Karena pada kelompok eksperimen penelitilah yang menyampaikan pembelajaran dengan model kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu. Guru kelas bertugas menilai proses pembelajaran yang disampaikan. Peneliti perlu menyiapkan soal pre test yang telah diuji valid atau tidak, menyiapkan lagu yang akan digunakan dalam pembelajaran, alat-alat pendukung lain, reward untuk siswa, dan soal post test yang akan dikerjakan siswa setelah melewati beberapa pertemuan.

(3)

b) Pelaksanaan Pre test

Sebelum krgiatan pembelajaran dimulai, peneliti memberikan angket kepada siswa sebagai data awal motivasi siswa sebelum diberikan tindakan menggunakan model pembalajaran snowball throwing berbantuan media lagu. Berikut data motivasi awal belajar siswa:

Tabel 4.1

Pre test Angket Motivasi Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

No Rentang

Skor Kriteria

Motivasi Belajar Awal Eksperimen Jml % 1. 21-55 Rendah 9 30% 2. 56-69 Sedang 11 36% 3 70-84 Tinggi 10 33% 4. Skor Tertinggi 74 5. Skor Terendah 54 6. Rata-rata 65,04

Berdasarkan tabel data angket motivasi belajar awal di atas, dapat diketahui motivasi belajar awal kelas eksperimen mempunyai motivasi rendah sebesar 32%, motivasi sedang sebesar 36%, dan motivasi tinggi sebesar 32%. Dari skor rata-rata kelas eksperimen mempunyai rata-rata 65,04.

(4)

30% 36% 33% 0 5 10 15 20 25 30 21-55 56-69 70-84 JU M LAH SIS W A RENTANG SKOR Gambar 4.1

Pre test Angket Motivasi Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memiliki nilai sedang lebih tinggi dibandingkan yang mendapat nilai tinggu dan nilai rendah. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai tinggi persentasenya juga lebih tinggi dibandingkan dengan yang mendapat nilai rendah.

Pre test merupakan salah satu tahap awal yang dilakukan sebelum materi disampaikan, bertujuan untuk melihat kemampuan siswa sebelum diberikan treatment menggunakan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu. Soal yang digunakan untuk pre test ada 25 butir soal dan dibagikan kepada 30 orang siswa kelas IV kelompok eksperimen. Berikut merupakan hasil pre test yang telah dilakukan:

Rendah Sedang Tinggi

(5)

Tabel 4.2

Pre test Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

No Rentang Skor Kriteria Hasil Belajar Eksperimen Jml % 1. <65 Tidak Tuntas 17 57% 2. >65 Tuntas 13 43% 3. Skor Tertinggi 70 4. Skor Terendah 23 5. Rata-rata 54,47

Berdasarkan tabel data hasil belajar awal di atas, dapat diketahui hasil belajar awal kelas eksperimen mempunyai nilai terendah 23, nilai tertinggi adalah 70. Dari skor rata-rata kelas eksperimen mempunyai rata-rata 54,47. 57% 43% 0 5 10 15 20 25 30

TIDAK TUNTAS TUNTAS

JU M LAH SIS W A Gambar 4.2

(6)

Berdasarkan grafik pre test hasil belajar kelompok eksperimen, terlihat bahwa jumlah anak yang tidak tuntas lebih banyak dari pada jumlah anak yang tuntas.

c) Pertemuan Pertama

Pada saat awal pelaksanaan treatment pada siswa kelompok eksperimen, mereka merasa terkejut karena tidak terbiasa diajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu. Bukan hanya asing dengan model pembelajaran baru yang disampaikan tetapi juga siswa merasa asing dengan pengajarnya. Karena sudah terbiasa dengan guru kelas maka setelah menemui orang baru siswa akan merasa menarik diri atu masih sungkan. Siswa masih merasa canggung untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Tetapi pembelajaran harus tetap terlaksana. Peneliti berusaha menekatkan diri kepada siswa agar siswa tidak terlalu melakukan penolakan karena ada pengampu baru.

Pembelajaran diawali dengan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa. Kemudian peneliti memperkenalka diri kepada siswa kelas IV yang akan diberi treament. Sebelum pembelajaran dimulai peneliti menyampaikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Materi tentang perkembangan teknologi mulai disampaikan melalui lagu yang telah disiapkan oleh peneliti agar siswa mudah menangkap materi yang diberikan. Siswa terlihat bingung karena tidak pernah ada materi yang disampaikan melalui lagu. Setelah materi disampaikan siswa diminta membuat sebuah pertanyaan menurut topik yang telah diberikan, pertanyaan ditulis pada selembar kertas lalu diremas hingga menjadi bola-bola kertas. Kemudian siswa mendengarkan insruksi dari peneliti untuk melempar bola kertas tersebut kepada teman lain dan siswa yang mendapat lemparan bola kertas tersebut harus menjawab pertanyaan yang terdapat pada bola kertas

(7)

tersebut. Suasana kelas menjadi sangat gaduh karena siswa terlalu senang melempar bola kertas tersebut tanpa menghiraukan sekelilingnya. Peneliti memberi teguran dan nasihat supaya tidak terlalu ramai dan mengganggu siswa yang lain. Pelemparan bila kertas dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali lemparan.

Akan tetapi secara perlahan-lahan, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar, siswa juga sangat tertarik oleh lagu yang disampaikan. Para siswa terlihat sangat antusias ketika mereka berada dalam kelompok dan melakukan kegiatan lempar bola kertas yang berisi soal pertanyaan yang mereka buat, walaupun sempat terjadi sedikit keributan kecil yang membuat kelas menjadi gaduh saat proses pembentukan kelompok dan saat kegiatan melempar bola kertas, namun siswa tetap dapat fokus mengikuti pembelajaran. Para siswa juga nampak senang ketika mereka diberikan tugas untuk mengisi lembar kerja secara berkelompok. Dalam kesempatan tersebut mereka dapat saling berinteraksi satu sama lain antar teman dalam kelompoknya. Hal ini akan berdampak positif sebab dalam kegiatan diskusi kelompok siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi akan mengajari temannya yang belum paham mengenai materi yang baru saja diajarkan.

d) Pertemuan Kedua

Pada saat pertemuan pertama siswa sudah mulai beradaptasi dengan pembelajaran yang baru dan diakhir pembelajaran diberikan soal evaluasi, sedikit demi sedikit siswa dapat menyerap pembelajaran yang disampaikan. Pada pertemuan kedua pembelajaran juga disampaikan dengan model snowball throwing berbantuan media lagu dengan indikator pembelajaran yang berbeda. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini tidak jauh beda dengan pertemuan pertama, yang membedakan adalah indikator pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan memberikan motivasi pada siswa dan penyampaian tujuan pembelajaran. Penyampaian materi tetap menggunakan lagu yang telah disiapkan oleh peneliti.

(8)

Kegiatan melempar bola kertas yang berisi pertanyaan yang akan dilempar dan dijawab oleh siswa lain juga terdapat pada pertemuan kedua ini.

Siswa sudah terlihat aktif dalam pembelajaran, mampu mengikuti kegiatan dengan baik dan menyanyikan lagu bersama dengan penuh semangat. Tetapi dalam pembentukan kelompok siswa masih gaduh, dan saat melakukan lempar bola kertas karena siswa terlalu bersemangan dan senang suasana kelas menjadi tidak kondusif, keadaan dalam kelas menjadi ribut, tetapi dapat dikendalikan. Setelah pembelajaran selesai, pengajar memberikan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil yang dicapai cukup baik siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

e) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga sama dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pembelajaran diawali dengan memberikan motivasi pada siswa dan penyampaian tujuan pembelajaran. Penyampaian materi tetap menggunakan lagu yang telah disiapkan oleh peneliti. Kegiatan melempar bola kertas yang berisi pertanyaan yang akan dilempar dan dijawab oleh siswa lain. Hanya saja siswa lebih mengenal dan tampak lebih aktif, berani mengungkapkan pendapat dan berani bertanya. Kegaduhan tidak terlepas dari pembelajaran namun masih dapat diatasi. Ketika bola kertas dilemparkan ke siswa lain, siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang terdapat pada bola kertas tersebut.

Ternyata kegiatan tersebut dapat membangkitkan antusiasme siswa dan meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada bola kertas tersebut. Sama seperti pertemuan sebelumnya, setelah pembelajaran dilakukan pengajar memberikan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapatkan nilai yang cukup baik pula.

(9)

Sesudah kegiatan pembelajaran dilaksanak dalam tiga kali pertemuan, peneliti memberikan angket kepada siswa sebagai data akhir motivasi siswa setelah diberikan tindakan menggunakan model pembalajaran snowball throwing berbantuan media lagu. Apakah model yang digunakan dapat mempengaruhi motivasi siwa. Berikut data motivasi akhir belajar siswa:

Tabel 4.3

Post test Angket Motivasi Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

No Rentang

Skor Kriteria

Motivasi Belajar Akhir Eksperimen Jml % 1. 21-55 Rendah 5 17% 2. 56-69 Sedang 5 17% 3 70-84 Tinggi 20 67% 4. Skor Tertinggi 77 5. Skor Terendah 58 6. Rata-rata 70,32

Berdasarkan tabel data angket motivasi belajar awal di atas, dapat diketahui motivasi belajar awal kelas eksperimen mempunyai motivasi rendah sebesar 17%, motivasi sedang sebesar 17%, dan motivasi tinggi sebesar 67%. Dari skor rata-rata kelas eksperimen mempunyai rata-rata 70,32.

(10)

17% 17% 67% 0 5 10 15 20 25 30 21-55 56-69 70-84 JU M LAH SIS W A RENTANG SKOR Gambar 4.3

Post test Angket Motivasi Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

Grafik diatas menyatakan bahwa motivasi siswa jauh lebih baik dibandingkan pada awal pembelajaran, dan dapat membuktikan bahwa model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Post test ialah salah satu tahap akhir yang dilakukan setelah materi disampaikan dalam tiga kali pertemuan, bertujuan untuk melihat kemampuan siswa setelah diberikan treatment menggunakan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu. Apakah model yang digunakan mempengaruhi hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar IPS siswa kelas IV. Soal yang digunakan untuk pre test ada 25 butir soal dan dibagikan kepada 30 orang siswa kelas IV kelompok eksperimen. Berikut merupakan hasil post test yang telah dilakukan:

Rendah Sedang Tinggi

(11)

Tabel 4.4

Post test Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

No Rentang Skor Kriteria Hasil Belajar Eksperimen Jml % 1. <65 Tidak Tuntas 14 47% 2. >65 Tuntas 16 53% 3. Skor Tertinggi 84 4. Skor Terendah 29 5. Rata-rata 55

Berdasarkan tabel data hasil belajar awal di atas, dapat diketahui hasil belajar awal kelas eksperimen mempunyai nilai terendah 29, nilai tertinggi adalah 84. Dari skor rata-rata kelas eksperimen mempunyai rata-rata 55.

47% 53% 0 5 10 15 20 25 30

TIDAK TUNTAS TUNTAS

JU M LAH SIS W A Gambar 4.4

(12)

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mendapatkan nilai tuntas dari KKM lebih banyak dibandingkan dengan tes awal pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan model snowball throwing berbantuan media lagu dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS pada siswa.

g) Evaluasi Kegiatan

Evaluasi dilaksanakan untuk menilai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada kegiatan ini ditemukan kekurangan dalam proses pembelajaran yaitu, Siswa belum maksimal dalam menyerap materi yang diampaikan, karena siswa masih merasa asing dengan pembelajaran yang baru serta siswa terlalu antusias dalam melempar bola sehingga lupa dengan materi yang telah disampaikan. Suasana yang gaduh juga menjadikan siswa tidak menyerap atau tidak memahami tentang materi yang disampaikan. Berdasarkan evaluasi yang diampaikan sebaiknya guru atau peneliti lebih dapat menguasai kelas agar suasana tidak bertabah buruk.

Setelah melakukan beberapa kali pembelajaran dalam tiga kali pertemuan ditemukan suatu kelebihan. Kelebihan tersebut ialah, pembelajaran diikuti dengan baik oleh sisa walaupun kegaduhan masih tetap ada. Hasil post test menunjukan pengaruh yang baik. Meskipun tidak ada peningkatan yang signifikan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu ini dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV.

4.2.2 Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pada kelompok kontrol, terdapat 3 kali pertemuan, setiap pertemuan setelah akhir pembelajaran siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. siswa diberikan pembelajaran secara konvensional oleh guru dengan mengikuti rencana pembelajaran yang telah disediakan. Siswa mengikuti pembelajaran dengan tenang akan tetapi terlihat jenuh dengan pembelajaran yang dilakukan, sehingga

(13)

sempat ada siswa yang ribut dan berbicara dengan temannya, mengganggu teman yang lain, dan menggambar pada buku tulis mata pelajaran IPS yang sediannya untuk mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Guru kemudian menegur siswa agar kembali berkonsentrasi pada pelajaran.

a) Tahap Persiapan

Peneliti bekerja sama dengan guru kelas, dan guru kelas yang mengajarkan materi peneliti hanya melakukan pengamatan. Peneliti menyiapkan RPP untuk tiga kali pertemuan yang akan dijadikan pedoman mengajar oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan sama seperti pembelajaran yang sering dilakukan. Tanpa model pembelajaran, tanpa alat peraga hanya mendengarkan ceramah dari guru dan berdiskusi. Siswa terlihat bosan dan karena hal itu sering terjadi dalam pembelajaran maka guru juga menganggap kebosanan siswa itu biasa. Untuk mengurangi kebosanan guru hanya bercerita untuk mengembalikan konsentrasi siswa. b) Pelaksanaan Pre test

Sama seperti kelompok eksperimen, sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, peneliti memberikan angket kepada siswa sebagai data awal motivasi siswa. Berikut data motivasi awal belajar siswa:

Tabel 4.5

Pre test Angket Motivasi Belajar Siswa Kelompok Kontrol

No Rentang

Skor Kriteria

Motivasi Belajar Awal Kontrol Jml % 1. 21-55 Rendah 7 25% 2. 56-69 Sedang 10 35% 3 70-84 Tinggi 11 39% 4. Skor Tertinggi 73 5. Skor Terendah 56 6. Rata-rata 64,66

(14)

Berdasarkan tabel data angket motivasi belajar awal di atas, dapat diketahui motivasi belajar awal kelas kontrol mempunyai motivasi rendah sebesar 27%, motivasi sedang sebesar 33%, dan motivasi tinggi sebesar 40%. Dari skor rata-rata kelas eksperimen mempunyai rata-rata 64,66.

25% 35% 49% 0 5 10 15 20 25 30 21-55 56-69 70-84 JU M LAH SIS W A RENTANG SKOR Gambar 4.5

Pre test Angket Motivasi Belajar Siswa Kelompok Kontrol

Berdasarkan grafik diatas dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa baik namun tidak terlalu tinggi dapat diartikan biasa saja.

Pre test dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sebelum diberikan materi ajar yang sudah disiapkan. Soal yang digunakan untuk pre test kelas kontrol sama seperti pre test kelas eksperimen. Ada 25 butir soal dan dibagikan kepada 28 orang siswa kelas IV kelompok kontrol. Berikut merupakan hasil pre test yang telah dilakukan:

Rendah Sedang Tinggi

(15)

Tabel 4.6

Pre test Hasil Belajar Kelompok Kontrol

No Rentang Skor Kriteria Hasil Belajar Kontrol Jml % 1. <65 Tidak Tuntas 17 60% 2. >65 Tuntas 11 37% 3. Skor Tertinggi 83 4. Skor Terendah 29 5. Rata-rata 47,9

Berdasarkan tabel data hasil belajar awal di atas, dapat diketahui hasil belajar awal kelas eksperimen mempunyai nilai terendah 29, nilai tertinggi adalah 83. Dari skor rata-rata kelas eksperimen mempunyai rata-rata 47,9.

60% 37% 0 5 10 15 20 25 30

TIDAK TUNTAS TUNTAS

JU M LAH SIS W A Gambar 4.6

(16)

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas lebih banyak atau lebih tinggi dibandingkan siswa yang tuntas KKM.

c) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan seperti pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dengan pembelajaran konvensional. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan. Siswa saat pembelajaran terlihat diam sesekali guru bertanya kepada siswa, dan beberapa siswa saja yang merespon guru dengan menjawab pertanyaan yang diberikan. Guru mengajar siswa dengan RPP yang telah dipersiapkan. Mengawali pembelajaran dengan menyampaikat tujuan pembelajaran dan langsung pada penyampaian materi. Dan pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi tentang materi yang telah disampaikan.

Suasana kelas memang tenang dan nyaman, guru menyampaikan materi pun tidah harus dengan berteriak-teriak. Bukan karena seluruh siswa memperhatikan tetapi menurut pengamatan peneliti banyak siswa yang mengantuk kaena pembelajaran IPS dilakukan pada siang hari. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Tetapi kembali pada pembelajaran yang telah dilakukan selama ini dengan guru kelas sepertinya hal itu biasa terjadi.

d) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan tidak jauh beda dengan ertemuan pertama. Seperti pada pertemuan pertama pembelajaran yang dilakukan seperti biasa oleh guru dengan pembelajaran konvensional. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan. Siswa saat pembelajaran terlihat diam sesekali guru bertanya kepada siswa, dan beberapa siswa saja yang merespon guru dengan menjawab pertanyaan yang diberikan. Guru mengajar siswa dengan RPP yang telah dipersiapkan. Mengawali pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan langsung pada penyampaian materi. Dan pada akhir

(17)

pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi tentang materi yang telah disampaikan.

Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas tentang tindakan siswa dikelas yang kurang aktif. Guru kelas menyampaikan bahwa hal itu biasa terjadi, ketika pembelajaran IPS dilakukan pada pagi hari siswa masih terlihat segar dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Namun banyak juga yang masih merasa malas-malasan dalam pembelajaran. Cara guru untuk memperingatkan siswa yang kurang antusias hanya ditegur saja dan terkadang guru menyampaikan sebuah cerita yang dapat menarik perhatian siswa untuk kembali fokus terhadap pembelajaran yang disampaikan.

e) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga tidak jauh beda dengan pertemuan-pertemuan sebelunnya. Guru mengajar siswa berpanduan dengan RPP yang telah dipersiapkan. Hanya saja dalam pertemuan ketiga ini diadakan diskusi kelompok untuk membahas materi yang disampaikan oleh guru. Sebelum berdiskusi kelompok guru menyampaikan materi untuk mengantarkan siswa memahami pelajaran yang disampaikan. Seharusnya dengan berdiskusi kelompo siswa dapat menjadi aktif dan dapat menuangkan pendapat satu dengan yang lain. Yang terjadi malah ada kegaduhan karena dalam satu kelompok mereka hanya bercerita dan tidak membicarakan tentang materi yang diberikan. Saat peneliti melakukan pengamatan ada beberapa siswa yang tidak mengikuti diskusi kelompok tetapi hanya mengganggu teman yang lain. Karena hal itu sering terjadi maka guru juga bersikap biasa saja hanya menegur siswa untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Akhir pembelajaran guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui seberapa siswa memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

f) Post test

Sama seperti pada kelompok eksperimen, sesudah kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, peneliti

(18)

memberikan angket kepada siswa sebagai data akhir motivasi siswa. Apakah pembelajaran yang disampaikan oleh guru berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Berikut data motivasi akhir belajar siswa:

Tabel 4.7

Post test Angket Motivasi Belajar Siswa Kelompok Kontrol

No Rentang

Skor Kriteria

Motivasi Belajar Akhir Kontrol Jml % 1. 21-55 Rendah 8 28,5% 2. 56-69 Sedang 9 32% 3 70-84 Tinggi 11 39% 4. Skor Tertinggi 73 5. Skor Terendah 55 6. Rata-rata 66,25

Berdasarkan tabel data angket motivasi belajar awal di atas, dapat

diketahui motivasi belajar awal kelas kontrol mempunyai motivasi rendah sebesar 25%, motivasi sedang sebesar 32%, dan motivasi tinggi sebesar 40%. Dari skor rata-rata kelas eksperimen mempunyai rata-rata 66,25.

(19)

28% 32% 40% 0 5 10 15 20 25 30 21-55 56-69 70-84 JUM L AH S IS W A RENTANG SKOR Gambar 4.7

Post test Angket Motivasi Belajar Siswa Kelompok Kontrol

Berdasarkan grafik angket motivasi belajar diatas dibandingkan dengan motivasi awal belajar mengalami peningkatan yang kurang signifikan dapat dikatakan motivasi belajar siswa sama dengan motivasi awal.

Post test merupakan salah satu tahap akhir yang dilakukan setelah materi disampaikan dalam tiga kali pertemuan, bertujuan untuk melihat kemampuan siswa setelah menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Soal yang digunakan untuk post test sama dengan soal yang digunakan pada kelompok eksperimen. Ada 25 butir soal dan dibagikan kepada 28 orang siswa kelas IV kelompok kontrol. Berikut merupakan hasil post test yang telah dilakukan:

Rendah Sedang Tinggi

(20)

Tabel 4.8

Post test Hasil Belajar Kelompok Kontrol

No Rentang Skor Kriteria Hasil Belajar Kontrol Jml % 1. <65 Tidak Tuntas 12 42% 2. >65 Tuntas 16 58% 3. Skor Tertinggi 87 4. Skor Terendah 30 5. Rata-rata 53,4

Berdasarkan tabel data hasil belajar awal di atas, dapat diketahui hasil belajar awal kelas eksperimen mempunyai nilai terendah 30, nilai tertinggi adalah 87. Dari skor rata-rata kelas eksperimen mempunyai rata-rata 53,4.

42% 58% 0 5 10 15 20 25 30

TIDAK TUNTAS TUNTAS

JU M LAH SIS W A Tabel 4.8

(21)

Grafik diatas menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas KKM lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata

g) Evaluasi Kegiatan

Kegiatn evaluasi dilakukan untuk menilai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada kegiatan ini ditemukan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran, yaitu:

1) Siswa belum mampu menyerap materi yang diampaikan, karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

2) Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, hanya beberapa orang saja yang aktif dalam pembelajaran. Siswa lain kebanyakan lebih suka menggangu teman lain untuk menghilangkan kebosanan. Berdasarkan evaluasi yang diampaikan sebaiknya guru memahami keadaan siswa, sehingga siswa pun dapat terkontrol dalam belajarnya. Ketika siswa merasa bosan, motivasi untuk belajar juga akan berkurang. Dan saat kurangnya motivasi belajar pada diri siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen

4.3.1.1Pre test dan Post test Angket Motivasi Belajar Siswa

Tabel 4.9

Perbandingan Pre test dan Post test Angket Motivasi Belajar Siswa

No Rentang

Skor Kriteria

Motivasi Belajar

Pre test Post test

jml % Jml %

1. 21-55 Rendah 9 30% 5 17% 2. 56-69 Sedang 11 36% 5 17%

(22)

3 70-84 Tinggi 10 33% 20 67%

4. Skor Tertinggi 74 77

5. Skor Terendah 54 58

6. Rata-rata 65,04 70,32

Berdasarkan tabel diatas motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dibandingkan dari pre test dan post test yang telah dilakukan. Dilihat dari skor tertinggi motivasi belajar siswa yang sebelum dilakukan treatmen hanya 74 setelah dilakukan treatmen dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu meningkat menjadi 77. Dilihat pula dari rata-rata post test dan pre test juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari pre test 65,04 setelah diberikan treatment dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu meningkat menjadi 70,32. Data ini membuktikan bahwa model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

0 5 10 15 20 25 30

PRE TEST POSTEST

J UM L AH SI SWA RENDAH SEDANG TINGGI Gambar 4.9

(23)

Motivasi belajar siswa kelas eksperimen terlihat berbeda antara pre test dan posttest, motivasi belajar siswa setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelejaran snowball throwing berbantuan media lagu motivasi siswa lebih meningkat. Sehingga dapat dikatakan pembelajaran dengan model snoball throwing berbantuan media lagu berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

4.3.1.2Pre test dan Post test Hasil Belajar Siswa Tabel 4.10

Perbandingan Pre test dan Post test Hasil Belajar Siswa

No Rentang

Skor Kriteria

Hasil Belajar

Pre test Post test

jml % jml % 1. <65 Tidak Tuntas 17 57% 14 47% 2. >65 Tuntas 13 43% 16 53% 3. Skor Tertinggi 70 84 4. Skor Terendah 23 29 5. Rata-rata 54,47 55

Berdasarkan tabel diatas hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang kurang signifikan. Dibandingkan dari pre test dan post test yang telah dilakukan. Dilihat dari skor tertinggi hasil belajar siswa yang sebelum dilakukan treatmen hanya 70 setelah dilakukan treatmen dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu meningkat menjadi 84. Dilihat pula dari rata-rata post test dan pre test juga mengalami peningkatan yang kurang signifikan dari pre test 54,47 setelah diberikan treatment dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu meningkat menjadi 55. Meskipun rata-rata tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan tetapi jumlah ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan yang cukup baik. Data ini membuktikan bahwa model

(24)

pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

0 5 10 15 20 25 30

PRE TEST POSTEST

J UM L AH SI SWA TIDAK TUNTAS TUNTAS Gambar 4.10

Perbandingan Pre test dan Post test Hasil Belajar Siswa

Meskipun mengalami peningkatan yang kurang signifikan, namun dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model snowball throwing berbantuan media lagu mempengaruhi hasil belajar. Nilai yang didapat siswa mengalami peningkatan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah mengalami peningkatan.

(25)

4.3.2 Hasil Penelitian Kelompok Kontrol

4.3.2.1Pre test dan Post test Angket Motivasi Belajar Siswa

Tabel 4.11

Perbandingan Pre test dan Post test Angket Motivasi Belajar Siswa

No Rentang

Skor Kriteria

Motivasi Belajar

Pre test Post test

Jml % Jml % 1. 21-55 Rendah 7 25% 8 28,5% 2. 56-69 Sedang 10 35% 9 32% 3 70-84 Tinggi 11 39% 11 39% 4. Skor Tertinggi 73 73 5. Skor Terendah 56 55 6. Rata-rata 64,66 66,25

Berdasarkan tabel diatas motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol mengalami peningkatan yang cukup signifikan dilihat dari rata-rata pre test dan post test. Dibandingkan dari pre test dan post test yang telah dilakukan. Dilihat dari skor tertinggi motivasi belajar siswa yang sebelum pembelajaran disampaikan 73 setelah pembelajaran dilakukan skor tidak mengalami peningkatan yaitu tetap pada angka 73. Dilihat pula dari rata-rata post test dan pre test mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari pre test 64,66 setelah setelah pembelajaran meningkat menjadi 66,25. Data ini membuktikan bahwa motivasi belajar pada siswa kelompok kontrol tetap dan kurang menunjukkan perubahan yang signifikan.

(26)

0 5 10 15 20 25 30

PRE TEST POSTEST

J UM L AH SI SWA RENDAH SEDANG TINGGI Gambar 4.11

Perbandingan Pre test dan Post test Angket Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar pada kelas kontrol kurang mengalami peningkatan yang signifikan, seperti terlihat pada grafik diatas yang menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dari awal pembelajaran hingga pembelajaran akhir kurang mengalami peningkatan yang signufikan.

4.3.2.2Pre test dan Post test Hasil Belajar Siswa Tabel 4.12

Perbandingan Pre test dan Post test Hasil Belajar Siswa

No Rentang

Skor Kriteria

Hasil Belajar

Pre test Post test

Jml % jml % 1. <65 Tidak Tuntas 17 60% 12 42% 2. >65 Tuntas 11 37% 16 58% 3. Skor Tertinggi 83 87 4. Skor Terendah 29 30 5. Rata-rata 47,9 53,4

(27)

Berdasarkan tabel diatas hasil belajar siswa pada kelompok kontrol cukup mengalami peningkatan yang baik. Dibandingkan dari pre test dan post test yang telah dilakukan. Dilihat dari skor tertinggi hasil belajar siswa yang sebelum dilakukan pembelajaran hanya 83 setelah dilakukan pembelajaran meningkat menjadi 87. Dilihat pula dari rata-rata post test dan pre test juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari pre test 47,9 setelah diberikan pembelajaran meningkat menjadi 53,4. Karena siswa telah terbiasa dengan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru maka siswa dapat mendapatkan nilai yang baik.

0 5 10 15 20 25 30

PRE TEST POSTEST

J UM L AH SI SWA TIDAK TUNTAS TUNTAS Gambar 4.12

Perbandingan Pre test dan Post test Hasil Belajar Siswa

Grafik diatas menunjukkan peningkatan yang cukup baik pada hasil belajar. Meskipun tidak diberi treatmen siswa kelas kontrol ini lebih mennjukkan hasil yang cukup baik, karena siswa lebih merasa nyaman dan siswa mampu mengerjakan soal dengan baik, sehingga hasil belajar antara pre test dan posttes mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

(28)

0 5 10 15 20 25 30

PRE TEST PRE TEST POSTEST POSTEST

JU MLA H SISWA RENDAH SEDANG TINGGI Gambar 4.13

Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar 4.13 Tentang perbandingan hasil pretest dan posttest angket motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol menyatakan bahwa motivasi belajar kelas eksperimen sebelum diberikan treatmen dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu lebih rendah dibandingkan motivasi belajar kelas kontrol. Namun setelah diberikan treatmen dengan model

pemelajaran snowball throwing berbantuan media lagu motivasi belajar kelas eksperimen meningkat dengan baik dibandingkan motivasi kelas kontrol yang tidak jauh beda dengan kondisi awal.

(29)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PRE TEST PRE TEST POSTEST POSTEST

JU MLA H SISWA PRE TEST PRE TEST POSTEST POSTEST Gambar 4.14

Perbandingan Rata-Rata Nilai Angket Motivasi Belajar Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa antara pre test dan postest mengalami peningkatan meskipun tidak secara signifikan. Hasil rata-rata pretets kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak terlalu memiliki perbeaan. Namun pada nilai rata-rata posttest kelas eksperimen ternyata lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai posttest dari kelas kontrol. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model snowball throwing berbantuan media lagu dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa untuk menjadi lebih aktif dan bersemangat.

Eksperimen Eksperimen

Kontrol Kontrol

(30)

0 5 10 15 20 25 30

PRE TEST PRE TEST POSTEST POSTEST

JU MLA H SISWA TIDAK TUNTAS TUNTAS Gambar 4.15

Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar 4.15 Tentang perbandingan hasil pretest dan posttest hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menyatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen sebelum diberikan treatmen dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu siswa yang tuntas lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang tuntas pada kelas kontrol, sedangkan siswa yang tidak tuntas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda. Nilai postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol peningkatanya tidak terlalu terlihat perbandingannya, namun nilai postest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol meskipun perbedaan tidak terlalu terlihat.

(31)

70 83 84 87 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PRE TEST PRE TEST POSTEST POSTEST

Gambar 4.16

Perbandingan Hasil Belajar Nilai Tertinggi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar 4.16 dapat dikatakan bahwa peningkatan nilai tertinggi pada kelas eksperimen sebelum diberikan treatment dengan model pembelajaran dengan yang sudah diberikan treatmen mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dibandingkan dengan hasil nilai tertinggi kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung masih sama, atau dapat dikatakan tidak ada pengaruh yang signifikan. Dilihat dari nilai yang dicapai hanya meningkat 4 angka saja, dibandingkan dengan kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberikan treatment mengalami kenaikan 14 angka. Gambar diatas membuktikan bahwa model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

(32)

23 29 29 30 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PRE TEST PRE TEST POSTEST POSTEST

Gambar 4.17

Perbandingan Hasil Belajar Nilai Terendah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar 4.17 dapat dikatakan bahwa peningkatan nilai terendah pada kelas eksperimen sebelum diberikan treatment dengan model pembelajaran dengan yang sudah diberikan treatmen mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan meningkat 6 angka. Dibandingkan dengan hasil nilai terendah kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung masih sama, atau dapat dikatakan tidak ada pengaruh yang signifikan. Dilihat dari nilai yang dicapai hanya meningkat 1 angka saja. Gambar diatas membuktikan bahwa model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

(33)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PRE TEST PRE TEST POSTEST POSTEST

JU MLA H SISWA PRE TEST PRE TEST POSTEST POSTEST Gambar 4.16

Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Belajar

Dilihat dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa antara pre test dan postest mengalami peningkatan meskipun tidak secara signifikan. Hasil rata-rata pretets kelas kontrol dan kelas eksperimen sedikit memiliki perbeaan, rata-rata pre test pada kelas kontrol sedikit lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Ternyata pada nilai rata-rata posttest kelas eksperimen ternyata juga sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai posttest dari kelas kontrol. Terjadinya perbedaan nilai rata-rata yang kurang signifikan ini desebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah kenyamanan siswa. Namun dapat dikatakan hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model snowball throwing berbantuan media lagu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa untuk menjadi lebih baik.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data angket motivasi awal dan nilai pre test siswa kelas IV SD Negeri Wringinputih 02 dan siswa kelas IV SD Negeri wringinputih 03, tahun ajaran 2015/2016 dimana kedua kelas tersebut telah dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol, dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok tersebut homogen. Homogen disini berarti data dari kedua kelompok

(34)

berdistribusi normal dan memiliki varian yang hampir sama atau dapat dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini adalah sebagai syarat agar kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol dapat diberikan perlakuan atau treatment. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu sedangkan pada kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. Setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda, kedua kelompok tersebut selanjutnya diberikan angket motivasi belajar akhir dan posttest. Tujuan dari pemberian angket motivasi belajar akhir dan posttest yaitu untuk mencari perbedaan rata-rata skor angket motivasi dan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu merupakan salah satu metode yang tepat untuk digunakan oleh guru dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari pemberian perlakuan pada kelas eksperimen pada pokok bahasan perkembangan teknologi, dimana dapat dilihat dari skor rata-rata angket motivasi dan hasil belajar siswa yang di dalam penelitian ini berbentuk angket motivasi belajar akhir dan posttest. Dalam pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu, berpotensi untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Karena bukan hanya pemikiran siswa saja yang bekerja melainkan fisik siswa juga bergerak seperti pada saat melemparkan bola kertas yang telah dibuat. Memicu percaya diri siswa untuk berani mengungkapkan pendapat atau jawaban yang mereka ketahui. Ketika setiap siswa memiliki rasa antusiasme atau memiliki motivasi belajar yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar mereka. Selain itu adanya bentuk penghargaan dalam pembelajaran tipe snowball throwing berbantuan media lagu, juga disinyalir dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Dengan kata lain, semangat belajar siswa akan meningkat sejalan dengan keinginan mereka untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Selain itu, keuntungan lain yang didapat dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu adalah dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk saling berinteraksi dan saling mengisi untuk dapat

(35)

menguasai materi secara bersama-sama. Pada kegiatan diskusi kelompok, siswa yang mempunyai kemampuan tinggi diharapkan dapat mengajari temannya yang kurang mampu dalam memahami pelajaran. Pada kelompok kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional, guru terlihat mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dikatakan kurang bila dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu.

Dalam pembelajaran konvensional, siswa terlihat pasif karena mereka hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Siswa seolah tidak diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga mereka tanpa disadari hal ini turut berimbas pada penurunan motivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Saat guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpendapat tidak ada yang beranimengungkapkan pendapatnya, hanya beberapa saja yang berani berpendapat. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, dapat diketahui bahwa hasil skor angket motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan, pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan metode pembelajaran kooepratif tipe snowball throwing berbantuan media lagu dimana dalam pembelajarannya memungkinkan siswa untuk aktif, berinteraksi, serta mempunyai motivasi yang berasal dari stimulus yang diberikan oleh guru dalam bentuk penghargaan bagi kelompok atau siswa yang berprestasi mengakibatkan hasil belajar pada kelompok eksperimen menjadi lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu terbukti berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Meskipun tidak ada peningkatan yang signifikan tetapi pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa.

Perbedaan rata-rata yang tidak terlalu signifikan tetapi berpengaruh. Terbukti pada nilai siswa yang terendah saat diadakan pre test adalah 23 setelah diberikan tretment menggunakan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu saat post test mengalami kenaikan menjadi 29. Untuk nilai

(36)

tertinggi pada saat pre test adalah 70 dan setelah diberi treatment dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu saat post test meningkat menjadi 84. Pengaruh model pembelajaran yang diberikan dapat mempengaruhi hasil belajar IPS siswa. Meskipun rata-rata hasil belajar tdak meningkat secara signifikan namun nilai tertinggi dan terendah sudah membuktikan peningkatan yang baik. Perbedaan rata-rata yang cukup tinggi membuktikan ada peningkatan dalam pembelajaran kelas kontrol, meskipun tidak ada treatment khusus dalam pembelajaran nilai yang dicapai cukup baik. Namun peneliti melihat dari nilai tertinggi dan terendah dari kelompok kontrol tersebut. Peningkatan nilai terendah dari 29 menjadi 30 mengalami pendingkatan yang kurang drastis. Dilihat juga pada nilai tertinggi kelompok kontrol juga tidak mengalami peningkatan yang signifikan dari 83 menjadi 87 hanya meningkat 4 point saja.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitriana Kontesa tahun 2012 di SD Negeri 01 Salatiga, menyatakan bahwa hasil pre test dan post test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan. Peneliti bekerja sama dengan guru kelas untuk mengajarkan materi menggunakan model yang sudah ditentukan. Hasil belajar siswa mengalami perubahan yang cukup signifikan setelah diberikan treatment. Penelitian ini juga dilakukan oleh Ratna Fauziah tahun 2012 di SD Negeri 01 Suruh. Penelitian ini juga membuktikan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara pre test dan post tes kelas eksperimen dan kelas kontol. Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru kelas untuk secara bergantian menyampaikan materi yang disiapkan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Peneliti melakukan pendekatan kepada siswa sehingga siswa merasa lebih dekat dengan peneliti dan dapat menunjukkan hasil belajar yang cukup signifikan. Peneliti lain juga mendukung penelitian diatas yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Diyan Tunggal Safitri tahu 2012. Hasil belajar dari penelitian ini juga menunjukkan perbedaan yang cukup signiikan karena peneliti bekerja sama dengan guru kelas untuk menyampaikan pembelajaran dengan model snowball throwing yang telah disiapkan oleh peneliti berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal

(37)

ini dapat membuat siswa lebih nyaman sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan model pembelajaran snowball throwing memiliki pengaruh untuk meningkatkan hasil belajar.

Dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini terdapat perbedaan pada hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan model snowball throwing berbantuan media lagu yang diberikan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar namun peningkatannya tidak begitu signifikan karena dipengaruhi beberapa faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah kenyamannan siswa dengan pengajar, siswa lebih nyaman ketika guru yang kelas yang mengajar. Model pembelajaran yang diberikan cukup asing bagi siswa sehingga harus menyesuaikan kondisi kelas. Namun penelitian ini dikatakan berhasil karena mengalami peningkatan hasil belajar walaupun tidak begitu signifikan dan nilai siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian menggunakan model snowball throwing berbantuan media lagu ini dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar IPS siswa.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis: Secara teoritis, penelitian dengan melakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu dalam mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar ini merupakan suatu langkah progresif yang patut untuk diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Karena model ini yang sangat menekankan kepada setiap siswa untuk membangun percaya diri yang positif, menumbuhkan motivasi dalam belajar yang distimulus dengan adanya penghargaan untuk kelompok atau siswa yang berprestasi. Dengan adanya unsur tersebut, memungkinkan pembelajaran ini menjadi salah satu alternatif solusi untuk memajukan kualitas pendidikan.

2. Implikasi Praktis: model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu, selain berpotensi meningkatkan hasil belajar, juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini berbanding lurus dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih (2011). Hasil

(38)

penelitian memperlihatkan terdapat pengaruh terhadap hasil belajar pada siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu dengan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal itu sebenarnya tidak berlebihan mengingat pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berbantuan media lagu ini dalam pelaksanaanya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen, terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan kesetaraan gender dan kemampuan yang akademis yang berbeda-beda. Di dalam kelompok siswa saling berdiskusi, membahas materi secara bersama-sama sampai semua anggota kelompok memahami secara keseluruhan materi tersebut. Untuk dapat mengetahui apakah teman satu anggota telah menguasai materi atau belum, siswa dapat melakukan tanya jawab sesama anggota kelompok, atau dengan guru meminta siswa melempar bola kertas yang telah dibuat dan siswa yang menerima lemparan bola kertas menjawab pertanyaan yang sudah disediakan. Hal yang demikian, akan membuat suasana dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan terasa sekali manfaatnya bagi siswa.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe snowball throwing berpengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa. Meskipun tidak mengalami kenaikan yang signifikan dari beberapa bukti yang telah disampaikan diatas model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu cukup berpengaruh. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan telah berhasil. Membuktikan bahwa model pembelajaran snowball throwing berbantuan media lagu berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas IV.

Gambar

Grafik  diatas  menyatakan  bahwa  motivasi  siswa  jauh  lebih  baik  dibandingkan  pada  awal  pembelajaran,  dan  dapat  membuktikan  bahwa  model  pembelajaran  snowball  throwing  berbantuan  media  lagu  dapat  berpengaruh terhadap motivasi belajar s
Grafik diatas menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa mengalami  peningkatan. Jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas KKM lebih banyak  dibandingkan dengan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata
Grafik  diatas  menunjukkan  peningkatan  yang  cukup  baik  pada  hasil  belajar.  Meskipun  tidak  diberi  treatmen  siswa  kelas  kontrol  ini  lebih  mennjukkan  hasil  yang  cukup  baik,  karena  siswa  lebih  merasa  nyaman  dan  siswa  mampu  menger

Referensi

Dokumen terkait

Lee, Lee, &amp; Wu (2010) menyatakan bahwa kesuksesan dalam bersaing didorong oleh peningkatan sumber daya yang didorong dengan praktik manajemen sumber daya manusia

20 Maret 2019 Pada hari kedua puluh dua, seperti biasa penulis melakukan tugas rutinitas mengganti kaset sama seperti pada hari sebelumnya hanya saja kaset yang

Bila diaktifkan, Anda harus geser layar, sentuh dan tahan ikon, melihat perangkat, menggambar pola, atau memasukkan PIN numerik atau katasandi untuk membuka kunci layar ponsel dan

Pada headset, geser tombol daya ke atas dan tahan selama lebih dari 5 detik sampai LED status berkedip putih.. Pada dongle nirkabel USB 2,4G, tahan CONNECT selama lebih dari 5

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

10. Dalam membuat peraturan dirumah biasanya orang tua saya akan melibatkan anak-anakya, jadi peraturan tersebut terjalin atas kesepakatan bersama. Dalam membuat peraturan apapun di

Antiemetika yang diberikan pada pasien kanker yang mendapat sitostatika emetogenik sedang di rumah sakit juga belum ada yang sesuai dengan literatur.Untuk penderita kanker

1 Termasuk anak TKI yang dibawa pulang ke Indonesia dan tidak dirawat dengan baik oleh orang tuanya atau bahkan di