• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN

MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Herlian, Eny Enawaty, Erlina

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN Email : herlianmine@yahoo.com

Abstrak: Judul penelitian ini adalah “Pengaruh penggunaan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi terhadap prestasi belajar siswa”. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA di Kota Pontianak. Bentuk penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design dengan rancangan penelitian One–Group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian ini adalah 36 siswa kelas XI IPA dari SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak, dan SMAK Immanuel Pontianak. Data prestasi belajar siswa yang tidak homogen, dianalisis menggunakan statistik non-parametrik uji Wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan bahwa buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa baik siswa di SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak, dan SMAK Immanuel Pontianak dengan nilai sig. masing-masing 0,002; 0,002; dan 0,002 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Kata kunci: pendekatan konstruktivistik, multirepresentasi, prestasi belajar. Abstract: The title of this research is "The effect of using the chemical bond textbook with constructivistic approach and multiple-representation on student’s achievement". The aims of this research is to know the effect of using the chemical bond textbook with constructivistic approach and multiple-representation on students achievement at XIst IPA in Pontianak. The form of this research is a pre-experimental design with design One-Group Pretest-Posttest Design. The sample were 36 students of XIst IPA in SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak, and SMAK Immanuel Pontianak. Student’s achievement data are not homogen, analyzed using nonparametric statistic Wilcoxon-Test. The analysis result showed that textbook about chemical bonds with constructivist approach and multiple representation effect on student achievement both students of SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak, and SMAK Immanuel Pontianak with significance score respectively 0.002, 0.002, and 0.002 level of confidence set at 95% (α = 0,05).

Keywords: constructivistic approach, multiple-representaition, learning achievement.

(2)

ebagian besar ilmu kimia mengandung konsep-konsep yang bersifat abstrak seperti atom, molekul, ion, struktur kimia dan reaksi-reaksi (Middlecamp dan Kean dalam Nurfalah 2012). Keabstrakan ilmu kimia ini menyebabkan konsep kimia cenderung sulit dipelajari oleh siswa sekolah menengah. Menurut Johnstone (dalam Gilbert dan Treagust, 2009), ilmu kimia dapat dijelaskan dalam 3 level representasi yang berbeda, yaitu makroskopis, mikroskopis dan simbolik.

Menurut Chittleborough and Treagust, Chandrasegaran, et aldalam Farida (2010), menyatakan, multirepresentasi adalah merepresentasikan suatu konsep dalam banyak cara yaitu pada level makroskopis, mikroskopis, dan simbolik. Representasi makroskopis merupakan level yang dapat diamati secara langsung, seperti perubahan wujud materi (Wu, et al, 2001). Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung. Representasi mikroskopis adalah penjelasan pada tingkat partikel level partikel yaitu pergerakan atom, molekul dan ion (Chittleborough and Treagust, Chandrasegaran, et al dalam Farida, 2010). Representasi simbolik merupakan representasi dari fenomena kimia dengan menggunakan persamaan kimia, rumus kimia, dan simbol (Wu, et al, 2001).

Representasi makroskopis, mikroskopis dan simbolik harus terintegrasi secara proporsional dalam suatu pembelajaran untuk dapat memahami konsep kimia secara utuh. Namun, hambatan utama terhadap pemahaman konsep kimia bukan karena sulitnya pemahaman ketiga representasi tersebut, tetapi karena kebanyakan guru mengajarkan konsep-konsep kimia hanya pada salah satu level representasi dan tidak mengajar 3 level secara seimbang (Lee dalam Sudria, 2003).

Gabel (1999) menemukan bahwa banyak guru tidak mengintegrasikan ketiga level representasi kimia (makroskopis-mikroskopis-simbolik) dalam pengajaran mereka akibatnya siswa sering tidak melihat keterkaitan ketiga representasi tersebut. Untuk meningkatkan pemahaman konseptual, penting bagi siswa untuk dapat menghubungkan ketiga level representasi tersebut (Chandrasegaran,et al., 2007).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru kimia SMA di kota Pontianak, bahwa guru kurang mengaitkan ketiga level representasi dalam pembelajaran kimia, karena pengajaran guru cenderung bergantung kepada penjelasan materi yang terdapat pada buku ajar kimia. Tetapi buku ajar yang digunakan oleh guru, tidak memuat tiga level representasi secara proporsional. Buku ajar yang digunakan di sekolah lebih banyak menekankan kepada level simbolik.

Ikatan kimia merupakan salah satu materi pelajaran kimia di SMA yang memuat representasi makroskopis, mikroskopis dan simbolik secara bersamaan. Representasi makroskopis dapat diperoleh melalui pengamatan nyata bentuk senyawa-senyawa yang berikatan tersebut dan pengalaman siswa sehari-hari. Representasi simbolik yang ditunjukkan dalam materi ini meliputi menuliskan nomor atom dan lambang unsurnya, menuliskan konfigurasi elektron, menggambarkan struktur Lewis, melingkari pemakaian elektron secara bersama-sama, menuliskan rumus molekul dan rumus struktur suatu senyawa. Representasi

(3)

mikroskopis yang ditunjukkan dalam materi ini ialah menjelaskan proses penulisan konfigurasi elektron, penjelasan proses pembentukan ikatan (dengan pemakaian bersama atau serah terima elektron), dan dalam menentukan jenis ikatan.

Kemampuan dalam mempresentasikan konsep ikatan kimia sangat diperlukan, karena materi ini merupakan salah satu konsep dasar untuk mempelajari materi selanjutnya, seperti tata nama senyawa sederhana, larutan elektrolit dan non elektrolit, reaksi redoks dan hidrokarbon.

Buku ajar merupakan salah satu sumber belajar dan membelajarkan yang memberikan andil yang cukup besar dalam upaya memperluas kesempatan memperoleh pendidikan. Buku ajar juga dapat meningkatkan mutu, proses dan hasil pembelajaran (Sitepu, 2005). Oleh karena itu, permasalahan di atas dapat diatasi dengan buku ajar yang memuat 3 level representasi yaitu makroskopis, simbolik dan mikroskopis. Dengan buku ajar berpendekatan multirepresentasi tersebut, guru dan siswa memiliki acuan atau pedoman dalam pembelajaran kimia sehingga kemampuan multirepresentasi siswa meningkat dan siswa lebih mudah memahami konsep ikatan kimia. Dengan demikian prestasi belajar siswa cenderung meningkat.

Buku ajar berperan penting terhadap prestasi belajar siswa. Buku ajar merupakan salah satu sumber belajar yang berisi materi yang akan dipelajari dalam proses pembelajaran. Menurut Sadiman (dalam Mahardika, 2011) buku ajar merupakan salah satu sumber belajar yang umum digunakan siswa untuk belajar. Buku merupakan alat yang penting untuk menyampaikan materi kurikulum, maka buku sekolah menduduki peranan sentral pada semua tingkat pendidikan (Supriadi dalam Mudzakir, 2007). Laporan World Bank (1995) mengenai tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lain di Indonesia berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa, artinya siswa yang memiliki buku ajar cenderung memiliki prestasi belajar yang meningkat

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah pendekatan konstruktivistik. Pendekatan konstruktivistik memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia dalam membangun dan menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberikan makna pada pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Pendekatan konstruktivistik penting diberikan dalam suatu buku ajar kimia karena pengetahuan yang dibangun sendiri oleh siswa dapat bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Hal ini disebabkan ilmu kimia yang dipelajari bukan sebagai hapalan namun pemahaman. Pendekatan konstruktivistik yang dihubungkan dengan ketiga representasi dapat membantu siswa memahami konsep kimia sehingga pengetahuan siswa tentang ikatan kimia lebih kuat.

Berdasarkan paparan di atas, buku ajar kimia khususnya pada materi ikatan kimia yang disajikan dengan pendekatan multirepresentasi cenderung meningkatkan kemampuan multirepresentasi dan pemahaman konsep kimia siswa. Pemahaman konsep kimia dapat bertahan lebih lama dalam ingatan siswa dengan memberikan pendekatan konstruktivistik dalam buku ajar tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan buku ajar dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi pada materi ikatan kimia di Kota Pontianak dalam upaya meningkatkan kemampuan

(4)

mengkonstruksi pengetahuan dan kemampuan multirepresentasi siswa pada materi ikatan kimia.

METODE

Bentuk penelitian yang digunakan adalah Pre-experimental Design dengan rancangan penelitian One–Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengumpulan data menggunakan tes prestasi belajar yang berbentuk esai. Tes diberikan kepada siswa sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) proses pembelajaran dengan menggunakan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA di Kota Pontianak. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel tersebut terdiri dari 12 siswa XI IPA SMAN 6 Pontianak, 12 siswa XI IPA SMAN 8 Pontianak, dan 12 siswa XI IPA SMAK Immanuel Pontianak. Masing-masing siswa dari tiap sekolah terdiri dari 4 orang siswa berkemampuan tinggi, 4 orang siswa berkemampuan sedang dan 4 orang siswa yang berkemampuan rendah.

Instrumen tes tersebut terlebih dahulu divalidasi dan diujicobakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dan reliabilitasnya. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi (content validity) yang ditetapkan berdasarkan penilaian dan pertimbangan dari validator. Validitas isi dihitung dengan mengunakan pendekatan Content Validity Rasio (CVR) yang dikemukakan oleh Lawshe, 1975. Menurut Lawshe, validitas isi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

CVR = Keterangan:

CVR = Content Validity Ratio (rasio validitas isi) ne = jumlah validator yang memberikan nilai 2 N = jumlah semua validator

Setelah instrumen tes dinyatakan valid, kemudian diujicobakan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja (single-test-single-trial method). Tes reliabilitas diberikan pada siswa yang berbeda dengan sampel penelitian yaitu siswa yang sudah menerima materi ikatan kimia. Nilai reliabilitas tes diperoleh sebesar 0,65 (kategori tinggi) sehingga tes layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Analisis tes prestasi belajar terdiri dari uji prasyarat awal dan uji hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Awal 1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan statistik Shapiro-Wilk Test menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

(5)

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Levene’s Statistic Testmenggunakan program SPSS16.0 for windows.

2. Uji Hipotesis

Data tes prestasi belajar siswa yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka dilakukan analisis non-parametrik yaitu uji Wilcoxon dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Selanjutnya untuk menentukan signifikansi perbedaan prestasi belajar siswa sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) mengadakan pembelajaran dengan menggunakan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi maka dilakukan langkah-langkah berikut:

1) Menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

H0 = Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan

sebelum dan sesudah pemmbelajaran dengan menggunakan buku ajar dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi.

H1= Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan sebelum dan

sesudah pemmbelajaran dengan menggunakan buku ajar dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi.

2) Pedoman pengambilan keputusan untuk menentukan signifikansi adalah sebagai berikut:

(1) Jika probabilitas (Asymptotic significance) < 0,05 maka H0 ditolak dan

H1 diterima (terdapat perbedaan yang signifikan).

(2) Jika probabilitas (Asymptotic significance) > 0,05 maka H0diterima dan

H1ditolak (perbedaan tidak signifikan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui terdapat tidaknya pengaruh penggunaan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi maka data hasil tes prestasi belajar dianalisis yang mana terditi dari uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat awal ini dilakukan untuk mengetahui sebaran data dimana jika data berdistribusi normal dan homogen maka data tesebut memenuhi syarat analisis data statistik parametrik. Namun jika data tidak berdistribusi normal dan/atau homogen maka analisis yang dilakukan adalah analisis data statistik non-parametrik.

1. Uji Normalitas

Data pre-test dan post-test siswa dari SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak dan SMAK Immanuel Pontianak dilakukan uji normalitas (Shapiro-Wilk Test) dengan berbantuan program SPSS 16.0 for windows. Ringkasan hasil uji normalitas data pre-testdan post-testdisajikan dalam TABEL 1.

TABEL 1. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Pre-testdan Post-test

Nama Sekolah Data Tes Sig.

(6)

Post-test 0,004 SMAN 8 Pontianak Pre-testPost-test 0,0420,002

SMAK Immanuel Pontianak

Pre-test 0,384

Post-test 0,004

Berdasarkan hasil perhitungan Shapiro-Wilk test dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows, terlihat bahwa nilai probabilitas (bilangan sig) data pre-test dan post-test SMAN 6 Pontianak yaitu (0,048 dan 0,004) kurang dari 0,05 dan pre-test dan post-test SMAN 8 Pontianak (0,042 dan 0,002) kurang dari 0,05 serta post-testSMAK Immanuel Pontianak 0,004 kurang dari 0,05 yang berarti bahwa data memiliki variansi yang terdistribusi secara tidak normal. Sedangkan nilai probabilitas (bilangan sig) data pre-test SMAK Immanuel Pontianak 0,384 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki variansi yang terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas terhadap datapre-testdan post-testsiswa pada SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak dan SMAK Immanuel Pontianak dilakukan dengan menggunakan Levene’s Test dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Ringkasan hasil uji homogenitas datapre-testdan post-testdisajikan dalam TABEL 2.

TABEL 2. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Pre-testdan Post-test Data Tes Test Levene’s Statistic Sig.

Pre-test 4,743 0,015

Post-test 5,544 0,009

Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat bahwa nilai probabilitas (bilangan sig) data pre-test dan post-test (0,015 dan 0,009) kurang dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data pre-test dan post-test memiliki variansi yangtidak homogen.

Oleh karena data pre-test danpost-testpada SMAN 6 Pontianak dan SMAN 8 Pontianak serta post-test SMAK Immanuel Pontianak memiliki variansi yang terdistribusi secara tidak normal dan data pre-test dan post-test pada SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak dan SMAK Immanuel Pontianak memiliki variansi yang tidak homogen maka pengujian untuk membuktikan hipotesis dilanjutkan dengan menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu uji Wilcoxon. Analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon digunakan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh penggunaan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi terhadap prestasi belajar siswa. Uji Wilcoxon merupakan prosedur yang digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data yang saling berhubungan, apakah berbeda atau tidak (Wahana komputer, 2006).

(7)

Hasil analisis uji Wilcoxon terhadap prestasi belajar siswa SMAN 6 Potianak, SMAN 8 Pontianak, dan SMAK Immanuel Pontianak disajikan dalam TABEL 3.

TABEL 3. Ringkasan Hasil Analisis Uji Wilcoxon Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Nama Sekolah Mean Asymp. Sig.(2-tailed) Pre-test Post-test

SMAN 8 Pontianak 56.33 67.00 0.002

SMAN 6 Pontianak 46.08 70.75 0.002

SMAK Immanuel Pontianak 61.67 92.33 0.002

1. Perbandingan Mean

Perbandingan mean antara pre-test dan post-test menunjukkan perbandingan rata-rata prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi. Dari data pada TABEL 3 terlihat bahwa mean post-test lebih tinggi daripada mean pre-test baik pada SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak, maupun SMAK Immanuel Pontianak dengan selisih berturut-turut 24,67; 10,67; dan 30,66. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi baik di SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak, maupun SMAK Immanuel Pontianak.

2. Asymp. Sig.(2-tailed)

Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon terhadap nilai pre-test dan post-test SMAN 6 Pontianak diperoleh harga probabilitas (Asymp. Sig.) berturut-turut sebesar 0,002.Pada tingkat signifikan yang ditetapkan α = 0,05 diperoleh 0,002 kurang dari 0,05 sehingga H0 diolak dan H1 diterima. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi pada siswa SMAN 6 Pontianak.

Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon terhadap nilai pre-test dan post-testSMAN 8 Pontianak diperoleh harga probabilitas (Asymp. Sig.) sebesar 0,002. Pada tingkat signifikan yang ditetapkan α = 0,05 diperoleh 0,002 kurang dari 0,05 sehingga H0 diolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi pada siswa SMAN 8 Pontianak.

Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon terhadap nilai pre-test dan post-test SMAK Immanuel Pontianak diperoleh harga probabilitas (Asymp. Sig.) sebesar 0,002. Pada tingkat signifikan yang ditetapkan α = 0,05 diperoleh

(8)

0,002 kurang dari 0,05 sehingga H0 diolak dan H1 diterima. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi pada siswa SMAK Immanuel Pontianak.

Berdasarkan analisis non-parametrik uji wilcoxon dapat disimpulkan bahwa di ketiga sekolah, terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi terhadap prestasi belajar siswa. Buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar sebelum dan sesudah menggunakan buku ajar ikatan kimia dengan pendekatan konstruktivistik dan multirepresentasi baik siswa di SMAN 6 Pontianak, SMAN 8 Pontianak, dan SMAK Immanuel Pontianak dengan nilai sig. masing-masing 0,002; 0,002; dan 0,002 pada tingkat signifikansi yang ditetapkan α = 0,05.

DAFTAR RUJUKAN

Chandrasegaran, A.L., Treagust, D.F., & Mocerino, M. 2007. The Development of a Two-tier Multiple Choice Diagnostic Instrument for Evaluation Secondary School Student’s Ability to Describe and Explain Chemical Reaction Using Multiple Level of Representation. Journal of The Royal Society of Chemistry.University of Technology, Australia.

Farida, Ida. 2010. The Importance Of Development Of Representational Competence In Chemical Problem Solving Using Interactive Multimedia. Jurnal Internasional Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Prodi IPA-UPI. (online). (http://cheminterconnected.spaces.live.com/, dikunjungi 18 Januari 2013).

Gilbert, J. K. & Treagust, D. F. 2009. Multiple Representations In Chemical Education. Science and Mathematics Education Centre, Curtin University of Technology, Australia.

Komputer, Wahana. 2006. Pengelolaan Data Statistik dengan SPSS 14. Semarang: Salemba Infotek.

Lawshe, C. H. 1975. A Quantitative Approach to Content Validity. Personal Psychology. 28. 563 – 575.

(9)

Mahardika, I. K. 2011. Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Pendidikan Indonesia. (Online) (http://repository.upi.edu/operator/ , dikunjungi tanggal 17 Januari 2013).

Mudzakir, A. S. 2010. Penulisan Buku Teks Yang Berkualitas. (Online). (http://file.upi.edu/Direktori, dikunjungi 18 Januari 2013).

Nurfalah, Fauziah. 2012. Pengembangan Prosedur Praktikum Dan Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 7 e Pada Penentuan Massa Atom Relative Dan Massa Molekul Relative. (online). (http://afrrevjo.net, diunduh tanggal 23 Desember 2012).

Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya: Kencana Media Group.

Sitepu, B. P. 2005. Memilih Buku Ajar. Jurnal Pendidikan Penabur.Vol 4, Th. 4: 113-126.

Sudria, Ida Bagus Nyoman. 2003. Model Visual Dalam Pembelajaran Aspek Partikulat Kimia. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Ikip Negeri SingarajaNo. 4, TH. XXXVI.

World Bank. 1995. Indonesia: Book And Reading Development project. Staff,Appraisal,May.

Wu, Hsin-kai, Krajcik, J. S. & Soloway, E., 2001. Promoting Conceptual Understanding of Chemical Representations: Students’ Use of a Visualization Tool in the Classroom. Paper presented at the annual meeting of the National Association of Research in Science Teaching. New Orleans, LA.

Gambar

TABEL 2. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Pre-test dan Post-test Data Tes Test Levene’s Statistic Sig.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, fraksi fenolik dari bahan limbah tongkol jagung (Zea mays L) juga dapat digunakan karena terbukti memiliki aktivitas penangkal radikal bebas paling tinggi dan

Penelitian dan pengembangan menggunakan integrasi islam sains telah banyak dilakuakan peneliti pada berbagai macam mata pelajaran seperti Fisika, Biologi, Kimia,

Kadar cadmium dalam darah wanita di desa Bambe lebih tinggi (447,77 µg/l) dari pada kadar cadmium di desa Randegansari (126,03 µg/l), karena masyarakat di desa

Nanay: Marami sa mga bata ang halos wala ng maayos na damit na maisusuot, hindi kasi sila nabibigyan ng sapat na damit sa ampunan dahil sa sobrang dami nila.. Marami na nga ding sira

bottom-up dan partisipatif untuk komunitas buruh, tani, nelayan, dan kaum marginal di perkotaan maupun pedesaan; 3) Mengembangkan potensi sumberdaya manusia untuk

Salah satu tindakan yang dilakukan keluarga dalam upaya mencegah penyakit DBD adalah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar rumah, jika rumah dan

Dari tabel 4.9 rubrik penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa Pertemuan I tema 6 subtema 3 pembelajaran 2 menggunakan model Discovery Learning diperoleh hasil bahwa

Menurut Kamil (1970) dalam Maskar (2010), ada 3 kategori yang menggambarkan baik tidaknya pengikatan antara bahan berlignoselulosa dengan perekat semen, yaitu bila suhu