1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional, Pendidikan Non Formal dan Informal merupakan pendidikan yang memiliki fokus sasaran yang cukup luas serta beraneka ragam bentuk dan aplikasinya, semuanya dilakukan sesuai perannya sebagai penambah, pengganti dan pelengkap pendidikan formal. Salah satu penyelenggara program Pendidikan Non Formal dan Informal itu adalah Sanggar Kegiatan Belajar. Untuk pelaksanaannya, Sanggar Kegiatan Belajar yang dimotori Pamong Belajar selalu merumuskan rencana serta langkah-langkah strategis dalam rangka mengoptimalkan segala potensi yang ada, diharapkan penyelenggaraan pendidikan non formal benar-benar dapat dirasakan peran dan manfaatnya oleh warga masyarakat sasaran, sehingga keberadaannya menjadi torehan positif yang pada akhimya akan diperhatikan dan dilibatkan baik dalam program pembangunan daerah maupun dukungan anggaran yang berhubungan dengan kesejahteraan (Fauzi, 2012:1).
Sanggar Kegiatan Belajar merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas pokok dan fungsi, diantaranya adalah: 1) Pembangkitan & penumbuhan kemauan belajar masyarakat dalam rangka terciptanya masyarakat gemar belajar, 2) Pembuatan percontohan berbagai program pendidikan nonformal dan informal, 3) Pengendalian mutu pelaksanaan program pendidikan nonformal dan informal, 4) Pelaksanaan diktat
bagi pelaksana pendidikan nonformal dan informal, 5) Penyediaan sarana dan fasilitas belajar, dan 6) Pengintegrasi an dan pensinkronisasian kegiatan sektoral dalam bidang pendidikan nonformal dan informal (Fauzi, 2012:1).
Program-program Pendidikan Non Formal yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar adalah program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C, serta berbagai program kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dengan keterampilan yang layak jual (marketable). Di samping itu, Sanggar Kegiatan Belajar bisa melakukan penyuluhan untuk menyadarkan bahaya merokok hinga bahaya narkoba, HIV
I
AIDS, Flu burung, Trafficking, bahaya Seks bebas dan tentang penyadaran akan bahaya resiko bencana dan masalah kemasyarakatan yang semakin komplek pun bisa menjadi bahan pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh paserta didik yang tergabung dalam kelompok belajar. Semuanya ini diprogramkan dalam rangka untuk pembelajaran kaum tertinggal sehingga terbebas dari ketidaktahuan, dan untuk pembelajaran kaum tersingkir sehingga terbebas dari keterpinggiran dan ketidakberdayaan (Fauzi, 2012:1).Untuk itulah, tidak ada salahnya jika pamong belajar harus selalu berusaha meningkatkan profesionalitasnya dalam mengemas program-programnya yang benar-benar bisa mengentas ketidakberdayaan masyarakat sasaran program, serta berupaya meyakinkan bahwa pendidikan nonformal itu bermanfaat bagi upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui program-program pendidikan nonformal. Oleh karena itu Pamong Belajar perlu meningkatkan kompetensinya melalui diklat.
Tujuan terpenting dalam diktat adalah meningkatkan kemampuan dalam penguasaan mater~ memberi kesempatan untuk mencapai standar (Habib, Zamris, 2003: 126). Diktat akan meningkatkan kemampuan, penguasaan materi, mampu menyususn karya ilmiah, dan pengetahuan!keterampilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan (An was, 2006: 140).
Effective teachers-those who know the knowledge base on teaching and
learning and are able to apply it-help raise student achievement: " ... measuring
the value added by pedagogical training .. .[is] a strong predictor of student
achievement gains"
Diklat juga penting untuk menghasilkan pamong belajar (guru) yang efektif, karena para Pamong Belajar telah mendapatkan diklat, sehingga dapat mengaplikasikan hasil diklat dan membantu meningkatkan motivasi warga belajar (siswa) ... yang diukur melalui kegiatan diktat pedagogi (Darling-Hammond, L. and Bransford, J. Eds. 2005:26).Berdasarkan data yang ada, di Jawa Timur ada 18 Sanggar Kegiatan Belajar dengan 162 Pamong Belajar. Dari seluruh Pamong Belajar, hanya 23 orang (14,20%) yang telah lulus program pendidikan magister. Seluruh Pamong Belajar telah mengikuti pelatihan setiap tahun, dengan diklat wajib sekali setahun dan ada beberapa diktat tambahan yang tidak diikuti oleh seluruh Pamong Belajar. Diktat yang tidak diikuti oleh seluruh Pamong Belajar diantaranya Diktat Pengelola Taman Bacaan Masyarakat dan Rumah Pintar, Diklat Tutor KUM (Keaksaraan Usaha Mandiri), Diklat Pengelola Keaksaraan, Diklat pengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), serta Diktat teknis Pamong Belajar. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peserta diklat yang menyebabkan tidak semua
Pamong Belajar dapat mengikuti kegiatan tersebut. Hal inilah yang menarik
peneliti untuk mengetahui apakah diklat berpengaruh pada kompetensi Pamong
Belajar. Selain diklat yang mempengaruhi kompetensi, kompetensi juga
dipengaruhi oleh motivasi.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arab,
danketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam defmisi ini
adalah intensitas, arab, dan ketekunan. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan
Abraham Maslow, teori X
danY Douglas McGregor maupun teori motivasi
kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang
dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi
dapat diartikan bahwa orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk
mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan peke:Jjaannya yang
sekarang {Wikipedia, 2012: 1 ).
Dalam setiap kegiatan, motivasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan. Pertama, motivasi memberi semangat. Hal ini membuat
individu menjadi aktif, sibuk,
dantertarik. Ini berarti individu melakukan berbagai
upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan yang cukup memuaskan
sebagaimana yang diharapkan. Kedua, motivasi mengarahkan
danmengendalikan
tujuan. Individu yang bennotivasi mampu mengarahkan dirinya untuk melengkapi
tugas-tugas, memungkinkan ia mencapai tujuan {khusus) yang diinginkan. Hal ini
menjadikan individu terarah. Ketiga, motivasi itu adalah selektif. Selektif dalam
menentukan kegiatan yang akan dilakukan { diambil). Keempat, motivasi
membentuk prilaku individu {Ibrahim, 2003:76).
Dari uraian di atas, motivasi merupakan fungsi stimulus tugas,
danmendorong individu untuk berusaha atau berupaya mencapai keberhasilan atau
menghindari kegagalan. Individu yang bermotivasi (belajar dan berprestasi)
tinggi, misalnya ingin memproleh nilai prestasi tinggi, melihat dirinya lebih
mampu daripada individu yang bermotivasi rendah. Mereka akan berusaha lebih
banyak serta melakukan atau menyelesaikan tugas-tugas untuk mencapai prestasi
itu (Ibrahim, 2003:76).
Dalam hubungan antara motivasi
danintensitas, intensitas terkait dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan
prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arab yang
menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan,
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahank:an
usahanya. Sehingga, motivasi seseorang akan mempengaruhi kompetensinya.
Oleh karena itu, maka peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul
Pengaruh Diklat serta Motivasi terhadap Kompetensi Pamong Belajar.
Kompetensi Pamong Belajar sebagai tenaga profesional yang bertugas pada
jalur pendidikan luar sekolah, memiliki kedudukan yang strategis dalam rangka
implementasi suatu program pembelajaran. lmplementasi program pendidikan
luar sekolah disusun dalam suatu pengelolaan kegiatan pembelajaran yang
dirumuskan dalam enam fungsi secara berurutan yakni: perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan
(Sudirman, 2005:156).
1.2
Rumusan MasalabBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas. maka rumusan masalah dalam penelitian ini:
1.2.1 Apakah diklat berpengaruh terhadap kompetensi Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar di Jawa Timur?
1.2.2 Apakah motivasi berpengaruh terhadap kompetensi Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar di Jawa Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Mengetahui bahwa diktat berpengaruh terhadap kompetensi Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar di Jawa Timur.
1.3.2 Mengetahui bahwa motivasi berpengaruh terhadap kompetensi Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar di Jawa Timur.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek teoritis maupun praktis.
Secara
akademis, penelitian ini dapat bermanfaat antara lain dapat memberikan sumbangan aspek teoritis {keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen dan menjadi bahan referensi studi manajemen khususnya di Sanggar Kegiatan Belajar.Secara praktis, basil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terkait dengan diklat untuk meningkatkan kompetensi pamong belajar.
Pamong Belajar dapat meningkatkan motivasi berprestasinya yang pada akhimya akan meningkatkan kompetensinya. Pengelola Sanggar Kegiatan Belajar dapat meningkatkan kompetensi Pamong Belajar melalui diktat. Pengelola Sanggar Kegiatan Belajar dapat memfasilitasi Pamong Belajar untuk mengikuti pelatihan motivasi agar Pamong Belajar meningkat kompetensinya.
l.S
Ruang Lingkup PenelitianBerdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka ruang lingkup dalam penelitian ini, hanya membahas:
1.5.1 Pengaruh diktat terhadap kompetensi Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar di Jawa Timur.
1.5.2 Pengaruh motivasi terhadap kompetensi Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar di Jawa Timur.