• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

53

(2)

54

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI

SUKABUMI

Data Responden

Nama :……….. Usia :………..

Berilah tanda silang pada kotak yang sesuai dengan pilihan Anda. Jenis kelamin :

Laki-laki Perempuan

Status tingkat Pendidikan SD

SMP SMU Sarjana

(3)

55

BAGIAN PERSIAPAN BAHAN BAKU I.A Peluang Terjadinya Kecelakaan

No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang

SS Sr Sd J SJ 1. Pencucian Terkena cipratan air

pencucian 2. Pengecilan Ukuran (Pemotongan) Tergores Terpotong/ Tersayat Kebisingan (dari alat pemotong)

Tersetrum (jika alat menggunakan listrik) 3. Pemasakan Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Terkena bahan kimia Kebakaran / ledakan Keterangan :

SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja

Sr : Sering, dapat terjadi secara berkala

Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu

J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang

(4)

56

I.B. Durasi Paparan (Lamanya terkena bahaya potensial)

No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang

Tm Bk Tr Tt J 1. Pencucian Terkena cipratan air

pencucian 2. Pengecilan Ukuran (Pemotongan) Tergores Terpotong/ Tersayat Kebisingan (dari alat pemotong)

Tersetrum (jika alat menggunakan listrik) 3. Pemasakan Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Terkena bahan kimia Kebakaran / ledakan Keterangan :

Tm : Terus menerus, terkena bahaya potensial dalam waktu yang lama

Bk : Berkala, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat tetapi sering

Tr : Tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat pada kondisi tertentu

Tt : Tidak tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat dan jarang

(5)

57

I.C. Konsekuensi dari Kecelakaan

No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang

F Ma S Mi TS 1. Pencucian Terkena cipratan air

pencucian 2. Pengecilan Ukuran (Pemotongan) Tergores Terpotong/ Tersayat Kebisingan (dari alat pemotong)

Tersetrum (jika alat menggunakan listrik) 3. Pemasakan Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Terkena bahan kimia Kebakaran / ledakan Keterangan :

F : Fatal, mengakibatkan kematian dan atau kerugian finansial dalam jumlah yang tinggi

Ma: Major, mengakibatkan kematian atau cacat permanen

S : Sedang, mengakibatkan luka atau cacat minor

Mi : Minor, mengakibatkan luka kecil dan tidak permanen

(6)

58

BAGIAN FERMENTASI

II.A. Peluang Terjadinya Kecelakaan

No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang

SS Sr Sd J SJ 1. Fermentasi Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Bahaya biologis (dari S. cerevisiae)

Polusi udara (bau dari limbah)

Menghirup gas CO2 dalam

waktu lama Keterangan :

SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja

Sr : Sering, dapat terjadi secara berkala

Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu

J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang

(7)

59

II.B. Durasi Paparan (Lamanya terkena bahaya potensial)

No. Aktivitas Bahaya Potensial Paparan

Tm Bk Tr Tt J 1. Fermentasi Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Bahaya biologis (dari S. cerevisiae)

Polusi udara (bau dari limbah)

Menghirup gas CO2

dalam waktu lama Keterangan :

Tm : Terus menerus, terkena bahaya potensial dalam waktu yang lama

Bk : Berkala, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat tetapi sering

Tr : Tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat pada kondisi tertentu

Tt : Tidak tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat dan jarang

(8)

60

II.C. Konsekuensi dari Kecelakaan

No. Aktivitas Bahaya Potensial Konsekuensi F Ma S Mi TS 1. Fermentasi Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Bahaya biologis (dari S. cerevisiae)

Polusi udara (bau dari limbah)

Menghirup gas CO2 dalam

waktu lama Keterangan :

F : Fatal, mengakibatkan kematian dan atau kerugian finansial dalam jumlah yang tinggi

Ma: Major, mengakibatkan kematian atau cacat permanen

S : Sedang, mengakibatkan luka atau cacat minor

Mi : Minor, mengakibatkan luka kecil dan tidak permanen

(9)

61

BAGIAN DISTILASI DAN DEHIDRASI III.A. Peluang Terjadinya Kecelakaan

No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang

SS Sr Sd J SJ 1. Distilasi Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Kebakaran/ ledakan Polusi udara (bau dari limbah cair)

Kontak dengan limbah Terpeleset dari tangga unit distilasi

2. Dehidrasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas) Keterangan :

SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja

Sr : Sering, dapat terjadi secara berkala

Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu

J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang

(10)

62

III.B. Durasi Paparan (Lamanya terkena bahaya potensial)

No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang

Tm Bk Tr Tt J 1. Distilasi Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Kebakaran/ ledakan Polusi udara (bau dari limbah cair)

Kontak dengan limbah Terpeleset dari tangga unit distilasi

2. Dehidrasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas) Keterangan :

Tm : Terus menerus, terkena bahaya potensial dalam waktu yang lama

Bk : Berkala, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat tetapi sering

Tr : Tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat pada kondisi tertentu

Tt : Tidak tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat dan jarang

(11)

63

III.C. Konsekuensi dari Kecelakaan

No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang

F Ma S Mi TS 1. Distilasi Terkena benda panas

Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas)

Kebakaran/ ledakan Polusi udara (bau dari limbah cair)

Kontak dengan limbah Terpeleset dari tangga unit distilasi

2. Dehidrasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi

(uap panas) Keterangan :

F : Fatal, mengakibatkan kematian dan atau kerugian finansial dalam jumlah yang tinggi

Ma: Major, mengakibatkan kematian atau cacat permanen

S : Sedang, mengakibatkan luka atau cacat minor

Mi : Minor, mengakibatkan luka kecil dan tidak permanen

(12)

3

Lampiran 2. Pengukuran Data Resiko

No. Bahaya Paparan (E) Peluang (L) Konsekuensi (K) Nilai Resiko

R1 R2 R3 R4 R5 R1 R2 R3 R4 R5 R1 R2 R3 R4 R5

1 Terkena cipratan air pencucian 2 1 6 10 2 0.6 1 1 1 1 10 1 2 1 2 8

2 Tergores 6 1 6 2 6 0.6 0.3 1 0.3 1 2 2 5 2 2 10

3 Terpotong atau Tersayat 6 3 6 2 3 1 0.6 1 0.1 0.3 2 2 5 2 5 10 4 Kebisingan (dari crusher) 10 6 6 3 3 0.6 0.3 0.6 0.1 0.3 5 5 5 5 10 14 5 Tersengat aliran listrik 3 3 3 2 3 0.3 0.3 0.1 0.1 0.3 10 5 5 10 5 4 6 Terkena benda panas (pemasakan) 2 2 3 6 6 1 1 0.3 1 1 2 2 2 5 2 10 7 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) 2 3 6 10 10 1 1 0.3 0.6 0.6 6 2 5 5 2 14 8 Terkena bahan kimia 1 3 3 2 3 0.1 0.6 0.3 1 0.6 2 2 2 1 2 2 9 Kebakaran atau ledakan (pemasakan) 3 6 2 2 2 0.3 0.3 0.1 0.1 0.1 20 20 20 10 20 13 10 Terkena benda panas (fermentasi) 1 1 2 3 2 0.1 0.05 1 0.3 1 1 1 5 2 5 4 11 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) 1 2 2 3 3 0.05 0.3 0.05 0.3 0.3 1 5 2 5 1 2 12 Bahaya biologis (dari S.cerevisae) 3 1 6 3 6 0.1 0.05 0.3 0.05 0.3 1 1 5 1 5 4 13 Polusi udara (bau dari limbah) 3 1 2 1 3 1 0.6 0.3 1 1 2 2 2 1 2 3 14 Menghirup gas CO2 dalam waktu lama 2 2 3 1 3 0.6 0.1 1 0.6 1 5 5 2 5 2 4

15 Terkena benda panas (distilasi) 2 2 10 6 10 0.3 0.3 1 1 1 1 2 5 2 5 23 16 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) 3 1 10 10 10 0.3 0.1 1 1 1 5 1 5 1 5 23 17 Kebakaran atau ledakan (distilasi) 3 2 2 2 1 0.6 1 0.6 1 1 20 10 20 10 5 21 18 Polusi udara (bau dari limbah cair) 6 2 2 3 6 0.3 0.6 0.6 0.1 1 2 10 20 1 2 10 19 Kontak dengan limbah 6 2 10 1 10 0.6 0.1 0.1 0.05 0.1 2 2 5 1 5 4 20 Terjatuh dari tangga unit distilasi 2 3 6 3 6 0.1 0.3 0.6 0.3 0.6 20 10 10 10 10 19 21 Terkena benda panas (dehidrasi) 2 2 3 6 3 0.6 0.6 1 0.05 1 10 2 10 5 10 15 22 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) 6 3 10 2 2 0.6 0.6 1 1 0.6 5 5 5 5 2 18

(13)

3

Lampiran 3. Uji Validitas

No. Bahaya Responden

1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Nilai korelasi

1 Terkena cipratan air pencucian 3 2 3 4 4 0.100678723

2 Tergores 4 2 1 2 3 0.586406506

3 Terpotong atau Tersayat 3 4 1 2 4 0.137284401

4 Kebisingan (dari crusher) 3 2 4 1 2 0.609493377

5 Tersengat aliran listrik 4 4 3 3 4 0.461367869

6 Terkena benda panas (pemasakan) 4 4 2 1 3 0.480495402

7 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) 4 3 3 2 4 0.918693347

8 Terkena bahan kimia 4 3 4 4 3 0.028835492

9 Kebakaran atau ledakan (pemasakan) 4 3 2 1 2 0.563319636

10 Terkena benda panas (fermentasi) 3 3 4 3 4 0.451756038

11 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) 4 3 4 3 4 0.941959399

12 Bahaya biologis (dari S.cerevisae) 3 3 4 3 4 0.451756038

13 Polusi udara (bau dari limbah) 4 3 3 3 4 0.836229262

14 Menghirup gas CO2 dalam waktu lama 4 3 4 4 4 0.459109569

15 Terkena benda panas (distilasi) 1 1 4 3 4 0.079841861

16 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) 2 1 4 2 4 0.521893784

17 Kebakaran atau ledakan (distilasi) 4 3 4 3 2 0.163602925

18 Polusi udara (bau dari limbah cair) 4 3 1 2 3 0.406328918

19 Kontak dengan limbah 4 3 4 3 4 0.941959399

20 Terjatuh dari tangga unit distilasi 2 2 3 2 3 0.451756038

21 Terkena benda panas (dehidrasi) 4 1 3 1 3 0.969231313

22 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) 4 2 3 2 1 0.175460215

(14)

3

Lampiran 4. Uji Reliabilitas Test Retest

UJI RELIABILITAS TEST-RETEST RESPONDEN PENGUKURAN I PENGUKURAN II X Y 1 76 78 2 58 62 3 68 69 4 54 57 5 73 70

Hasil Uji Reliabilitas Test Retest

X Y X2 Y2 XY 76 78 5776 6084 5928 58 62 3364 3844 3596 68 69 4624 4761 4692 54 57 2916 3249 3078 73 70 5329 4900 5110 Σ 329 336 22009 22838 22404 r = 0.966052998

(15)

4

Lampiran 5. Standard Operating Procedure (SOP)

Standard Operating Procedure Starting

Cara Kerja :

1. Nyalakan generator dan pompa air utama.

2. Buka valve feed air menuju boiler dan pastikan valve drain boiler tertutup.

3. Nyalakan pompa air menuju boiler.

4. Alirkan air ke dalam boiler sampai penunjuk level boiler menunjukkan air dalam boiler ¾ volume total.

5. Pastikan safety valve diset pada tekanan 5 bar dan valve output uap boiler tertutup.

6. Buat api pada tungku boiler sampai tercipta bara. 7. Nyalakan blower milik boiler.

8. Buat api hingga tekanan pada pressure gauge menunjukkan 4-5 bar dan steam dari boiler siap dipakai.

(16)

5

Standard Operating Procedure Crushing

Cara Kerja :

1. Buka valve 33, 3, 2, dan 1 lalu nyalakan pompa P7. 2. Nyalakan washer (CW) dan crusher (CR).

3. Masukkan singkong sebanyak 2500 kg.

4. Ketika jumlah lumpur singkong di receiver (RC) mencapai 1/4 buka valve 4 untuk lebih mencairkan lumpur singkong.

5. Ketika jumlah cairan lumpur sudah mencapai ½ buka valve 6 dan nyalakan pompa P1 sambil menambahkan lumpur singkong yang baru hingga jumlah di cooking tank (CT) mencapai 4000 liter.

(17)

6

Standard Operating Procedure PreTreatment

Cara Kerja : A. Cooking

1. Ketika lumpur masuk panaskan lumpur di cooking tank sampai 30oC menggunakan steam dengan membuka valve 11.

2. Setelah steam masuk gerakkan pengaduk cooking tank dengan kecepatan 20 rpm.

3. Setelah semua lumpur masuk tutup valve 11 dan hentikan pengadukan. 4. Buka manhole untuk memasukkan enzim α amilase sebanyak 0,86 kg. 5. Tutup manhole dan aduk kembali sambil memberikan steam sampai

bersuhu 80 oC.

6. Setelah mencapai 80oC hentikan steam dan jaga pada suhu tersebut selama 30 menit.

7. Setelah 30 menit beri steam kembali hingga mencapai 132oC dan matikan steam serta pertahankan pada suhu tersebut selama 30 menit.

B. Saccharifying

1. Dinginkan lumpur yang sudah menjadi broth ini dengan membuka valve 5, 8, dan 9; dan nyalakan pompa P2. Broth ini akan berputar dari cooking tank ke Cooler 1 dan balik lagi ke cooking tank.

2. Setelah suhu broth menjadi 55-60oC tutup valve 8, 9 dan matikan pompa P2.

3. Buka manhole dan berikan gluco amilase sebanyak 0,54 kg lalu tutup manhole dan aduk kembali dengan menjaga pada suhu 55oC.

(18)

7

Standard Operating Procedure Fermenting

Cara Kerja :

1. Turunkan suhu kembali menjadi 32oC dengan memakai Cooler 1. 2. Setelah menjadi 32oC matikan valve dan pompanya.

3. Buka manhole dan berikan ragi, urea dan NPK sebanyak 1 kg, 4,34 kg, dan 0,867 kg.

4. Tutup manhole dan aduk selama 15-30 menit.

5. Alirkan broth ke tangki fermentor 1 dan 2 (jika yang digunakan adalah tangki 1 dan 2) dengan membuka valve 8, 10, 12, dan 13; dan nyalakan pompa P2.

6. Tunggu selama 48 jam sebelum digunakan.

7. Saat akan digunakan broth dikirim dengan pompa P3 menuju vibrating screen (VS1) untu disaring lalu dikirim ke broth tank (BT) dengan pompa P4.

(19)

8

Standard Operating Procedure Distilasi

Cara Kerja :

Operasi dengan air:

1. Sebelum distilasi operasikan kolom distilasi dengan air.

2. Nyalakan cooler 2 (HE3) dan alirkan air ke tangki refluks dengan membuka valve 46.

3. Arahkan selang dari cooler 2 ke jerigen sementara untuk memeriksa laju alir dan kadar etanol sebelum dimasukkan ke buffer tank saat peralihan dari operasi dengan air ke operasi dengan broth.

4. Pastikan valve 35, 42, 53, dan 43 tertutup.

5. Masukkan air menuju check tank melalui selang air atau alat lainnya. 6. Nyalakan P5, buka penuh valve 36 dan atur valve 37, 38, dan 39 sehingga

flowmeter menunjukkan kecepatan rendah sekitar 1 -2 liter/menit. 7. Untuk memastikanair telah masuk ke kolom buka valve 42 dan 43. 8. Beri steam ke kolom mash dengan membuka valve 41 secara bertahap

sehingga T3 menunjukkan suhu 100oC ke atas.

9. Untuk memastikan uap telah sampai bagian atas kolom mash buka valve 52 dengan hati-hati.

10. Atur laju steam hingga suhu T4 menunjukkan nilai di atas 85oC. 11. Perhatikan apakah air telah terkondensasi menuju jerigen sementara. 12. Jika sudah ada air yang terkondensasi berarti anda sudah dapat

menggunakan broth untuk distilasi.

Operasi dengan kolom Mash:

1. Ketika akan beralih dari air ke broth matikan air ke check tank dan buka valve 34.

2. Broth akan melewati preheater hingga 80oC ketika masuk kolom mash. 3. Jika suhu di preheater belum mencapai 80oC buka valve 54 sehingga

steam tambahan akan memanaskan bahan baku hingga 80oC. 4. Tingkatkan laju broth hingga 4,2 liter/menit.

(20)

9 Operasi dengan kolom Rectifier:

1. Buka valve 44 dan nyalakan P6 untuk mengirim etanol yang terkondensasi ke kolom Mash untuk didistilasi ulang.

2. Setelah suhu kolom atas Rectifier (T4) mencapai 80oC buka penuh valve 47 dan atur valve 48 sehingga didapat laju produk 16,67 liter/jam atau di atasnya.

3. Cek konsentrasinya, jika telah mencapai 95% maka saluran dari cooler 2 dapat dialirkan ke buffer tank.

4. Jika belum 95% naikkan laju feed hingga mencapai 95%.

(21)

10

Standard Operating Procedure Memberhentikan Operasi Distilasi

Cara Kerja :

1. Simpan semua etanol dalam buffer tank ke tangki produk etanol agar tidak tercampur air.

2. Ganti broth dengan air.

3. Tunggu sesaat dan T1 akan naik sampai 100oC dan T4 sampai 90oC. 4. Kurangi steam secara bertahap, setelah selesai matikan P5 dan P6. 5. Etanol dari cooler 2 yang kurang kadarnya disimpan di tempat tersendiri

(22)

11

Standard Operating Procedure Dehidrasi

Cara Kerja :

1. Buka valve V4 dan V6.

2. Pastikan valve V3, V7, dan V5 tertutup.

3. Buka valve V1 (buka juga V2 untuk pengisian manual), isi dengan etanol 95% langsung dari buffer tank sebanyak ¾ volume.

4. Isi air melalui lubang L5, lalu tutup.

5. Panaskan air hingga T menunjukkan suhu 60oC, lalu nyalakan pompa vakum.

6. Ambil sampel etanol dari tangki TS dengan membuka valve V5 dan analisis kadarnya.

7. Ketika tercapai 99,5%, buka V7 dan tutup V5.

8. Buka L1, L2, L3, dan L4 untuk mengeluarkan zeolit yang jenuh dengan zeolit yang baru.

9. Regenerasi zeolit dengan memanaskan zeolit lewat oven pada temperatur 200oC selama 1,5 jam.

(23)

12

Standard Operating Procedure Shut Down

Cara Kerja :

1. Jika semua alat produksi (tidak termasuk boiler dan alat distilasi) telah selesai digunakan alirkan air ke dalam washer, crusher, receiver, cooking tank, fermentor, dan broth tank hingga airnya bersih.

2. Buka valve drainnya jika ada atau alirkan ke tempat lain yang mempunyai drain seperti cooking tank dan broth tank.

3. Untuk boiler matikan blower dan tutup valve 28.

4. Buka valve drain boiler dan valve pada level meter boiler untuk menghilangkan air dan gas yang ada.

5. Jika masih ada abu di tungku keluarkan. 6. Matikan pompa air utama.

(24)

3

Lampiran 6. Diagram Aliran Proses Produksi Bioetanol

Pencucian

Dehidrasi Distilasi

Pengecilan Ukuran Pemasakan

Fermentasi

1-6 2-6 3-6

4-6 5-6

(25)

3

Lampiran 7. Standard Operating Procedure (SOP) berdasarkan bahaya

No. Aktivitas Bahaya Standard Operating Procedure (SOP) 1. Pengecilan ukuran (Pemotongan) Terpotong atau Tersayat

Gunakan kayu pendorong jika akan mendorong singkong yang akan dihancurkan

Jika mesin mengalami kemacetan atau kerusakan gunakan sarung tangan saat memperbaikinya. 2. Pemasakan Terkena benda panas

Gunakan sarung tangan pada saat pemberian enzim alpha amilase dan gluko amilase

Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas)

Hindari kontak langsung dengan tangki pemasakan (cooking tank) Kebakaran atau

ledakan

Selama proses pemasakan berlangsung kontrol suhu jangan sampai melebihi 132°C

Amati juga indikator tekanan pada boiler agar tidak melebihi 4 bar. 3. Fermentasi

Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas)

Jauhi sementara lokasi fermentasi

Bahaya biologis (dari S.cerevisae)

Jauhi kontak bahan kimia dengan organ tubuh seperti mulut dan mata 4. Distilasi

Terkena benda panas

Gunakan sarung tangan untuk membuka dan menutup valve untuk menghindari kontak langsung dengan

(26)

4 suhu

Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas)

Gunakan pakaian lengkap selama proses berlangsung

Kebakaran atau ledakan

Kontrol suhu dan tekanan

menggunakan indikator suhu dan tekanan

5. Dehidrasi

Terkena benda panas

Gunakan sarung tangan selama proses berlangsung

Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas)

Gunakan pakaian lengkap selama proses berlangsung

(27)

3

Lampiran 8. Gambar Boiler Industri Kecil dan Menengah Bioetanol Jampangkulon

(28)

4

(29)

5

(30)

6

Referensi

Dokumen terkait

(2) di MTs N kendal dalam proses pelaksanaan supervisi masih belum optimal mengacu pada permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah lebih

Dari hasil pengujian terhadap 14 sampel minuman Ice Coffee Blended yang beredar di dua kelurahan yang ada di Kecamatan Samarinda Ulu yaitu Kelurahan Gunung

Adapun simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dengan menggunakan model evaluasi CIPP berbantuan komputer akan diperoleh hasil perhitungan yang

kegiatan seperti apresiasi seni budaya, pengembangan kesenian daerah, penulisan ilmiah, pers mahasiswa, pengembangan kelompok ilmiah remaja, seni lukis, seni ukir, seni pahat,

Telaah Atas Ayat-ayat yang ditafsirkan secara Isha>ri, yang ditulis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga meneliti penafsiran sufistik al-Alu>si dalam Ru>h

Sebagian besar alokasi waktu digunakan untuk istirahat (44 %), selanjutnya perilaku ingesti atau makan- minum (43 %) sebagai perilaku utama untuk memenuhi kebutuhn hidup

Penambahan dan Variasi Dimensi Sirip Aluminium pada Tube terhadap Laju 31 - 34 dan Efektivitas Perpindahan Panas dalam Heat Exchanger Tipe Shell and Tube.. Taufiqur Rohman

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tesis adalah studi litratur, Model SDOF non-linier dari persamaan getaran akan digantikan dengan Model getaran SDOF linier