• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - 14.A1.0080 STEFANUS RAYNALDO HANDOYO (4.07),BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - 14.A1.0080 STEFANUS RAYNALDO HANDOYO (4.07),BAB IV"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROGRAM ARSITEKTUR

4.1 Konsep Program

4.1.1 Aspek Citra / Performance Arsitektural

Citra yang ingin dibangun pada proyek “Kompleks Industri Studio Perfilman di Tangerang” ini adalah sebuah kompleks bangunan industri bagian jasa yang memberikan fasilitas untuk melakukan kegiatan proses pensyutingan sebuah film. Dalam hal ini bangunan dapat menciptakan kenyamanan dan kesan yang mendalam bagi pengguna bangunan tersebut. Citra arsitektural yang yang ditunjukkan pada kompleks bangunan ini adalah bagaimana bangunan dapat menyampaikan dan memaksimalkan fungsi kegiatan tersebut sehingga menghasilkan kesan yang menarik dari sisi visual bangunan tersebut.

4.1.2 Aspek Fungsi

Industri studio perfilman memiliki fungsi utama sebagai bangunan penunjang fasilitas kegiatan pembuatan sebuah film. Mulai dari kegiatan awal perancangan desain dan gambaran film yang akan dibuat nantinya, kemudian proses pembuatan set dan properti – properti hingga proses syuting dan editing sebuah film dilakukan didalam bangunan tersebut. 4.1.3 Aspek Teknologi

(2)

pembuatan film tersebut. Material – material pendukung yang dapat digunakan untuk membuat sebuah film yang menarik.

4.2 Tujuan, Faktor Penentu, dan Faktor Persyaratan Perancangaan 4.2.1 Tujuan Perancangan

Industri studio film ini dibangun sebagai sarana fasilitas penunjang proses pembuatan film di Kabupaten Tangerang dengan tujuan sebagai berikut :

i. Menciptakan sebuah sarana penunjang untuk melakukan proses pembuatan film

ii. Menciptakan salah satu usaha baru untuk meingkatkan kualitas film di Indonesia

iii. Menciptakan bangunan industri baru bidang jasa di Indonesia. 4.2.2 Faktor Penentu Perancangan

Dalam melakukan perancangan bangunan industri studio film terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perancangan yakni :

A. Aktivitas Pelaku

Penataan ruang salah satunya dipengaruhi oleh aktivitas pelaku, sebab aktivitas pelaku dalam bagunan mampu mempengaruhi pola pelaku dalam bersirkulasi

B. Persyaratan Ruang

(3)

C. Kondisi, Potensi, dan kendala pada Tapak

Pemahaman tentang kondisi eksisting tapak yang baik dan tepat. Sehingga mampu menemukan langkah yang harus dilakukan untuk merespon potensi dan kendala yang mempengaruhi kondisi bangunan nantinya.

D. Tema Perancangan

Karakter bangunan akan tercipta dari penekanan desain yang dipilih, baik fungsi maupun karakter pada bangunan tersebut akan ditampilkan melalui pemilihan penekanan desain.

4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan

Persyaratan desain pada proyek ini meliputi persyaratan desain arsitektural, bangunan, dan lingkungan. Maka dari itu beberapa faktor penentunya adalah :

A. Persyaratan Arsitektural

• Bangunan harus dapat memiliki citra yang sesuai dengan fungsi kegiatan tersebut yakni industri studio film.

• Bangunan memiliki citra visual yang menunjukkan fungsi dari bangunan tersebut misalnya dari bentuk maupun konsep.

• Bangunan memiliki tatanan, ruang, bentuk yang saling berintegrasi dalam kegiatan sirkulasi indoor dan outdoor.

• Arsitektur memiliki konsep yang jelas agar dapat dimengerti dengan baik oleh para pengguna bangunan itu sendiri.

(4)

• Memiliki siasat penchayaan yang benar – benar diperhatikan pada beberapa ruangan penting

• Memiliki penghawaan ruangan buatan yang baik, agar bertujuan untuk menyesuaikan suhu didalam bangunan.

• Memiliki fasilitas respon bencana kebakaran secara cepat

• Memiliki perencanaan akustik yang baik untuk meningkatkan kualitas film

• Memiliki jaringan utilitas dan mekanikal elektrikal yang jelas dan terpisah dari jangkauan publik

• Memiliki landscape area sebagai unsur ruang terbuka hijau dan lahan site perfilman

C. Persyaratan Lingkungan

i. Lahan harus sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai fungsi guna lahan industri.

ii. Mudah dijangkau oleh beberapa aspek utilitas seperti jaringan air bersih, PDAM, Jaringan listrik, dan jaringan telepon

iii. Memiliki aksesibilitas kendaraan yang memadai untuk kendaraan roda dua, empat dan kendaraan berat.

4.3 Program Arsitektur

4.3.1 Program Kegiatan dan Fasilitas

A. Program Besaran Ruang Tabel 66 : Studi Besaran Backlot

BANGUNAN A

(5)

1 Backlot 10000 1 10000

2 KM / WC dan Lavatory 30 4 120

Luas Ruangan 10120

Sirkulasi 30% 3036

Total Luas Bangunan 13156

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 67 : Studi Besaran Soundstage A BANGUNAN B

Luas Ruangan 3021

Sirkulasi 15% 453.15

Total Luas Bangunan 3474.15

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 68 : Studi Besaran Soundstage B BANGUNAN C

Luas Ruangan 5221

Sirkulasi 15% 783.15

Total Luas Bangunan 6004.15

Sumber : Analisa Pribadi, 2018 Tabel 69 : Studi Besaran Workshop

BANGUNAN D

No Nama Ruang Luas (m2) Jumlah Total Luas (m2)

1 Workshop 2400 1 2400

(6)

Equipment room 200 1

2 KM / WC dan Lavatory 30 1 30

Gudang

Luas Ruangan 2730

Sirkulasi 10% 409.5

Total Luas Bangunan 3139.5

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 70 : Studi Besaran Bangunan Pengelola dan Editing BANGUNAN E

9 Sound / audio transferring

(7)

30 Ruang kerja Bendahara 20 1 20

Luas Ruangan 3043.5

Sirkulasi 10% 304.35

Total Luas Bangunan 3347.85

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 71 : Studi Besaran Perhitungan Akhir Keseluruhan Bangunan

Luas Total 29121.65

Sirkulasi 30% 8736.495

Luas Total Bangunan 37858.145

Sumber : Analisa Pribadi, 2018 Besaran Area parkir

• Pengelola kantor

Jumlah Pengelola : 56 orang per hari

Mobil (20%) : 12 orang- (80%) 10 mobil

(8)

• Pembuat Film

Jumlah Pelaku : 300 orang per hari

Mobil (40%) : 120 orang- (80%) 96 mobil

Sepeda motor (30%) : 90 orang- (80%) 72 sepeda motor Kendaraan umum (30%) : 90 orang- (50%) 45 kendaraan umum

• Total Kebutuhan Parkir Kendaraan

Mobil (106 x 10 m2) : 1060 m2 Sepeda motor (95 x 2.2 m2) : 209 m2 Kendaraan umum (59 x 10 m2) : 590 m2 • Total Luas Lahan Parkir

1859 m2 + Sirkulasi 150% = 4647.5 m2 Luasan Bangunan + Area Parkir

= 37858.145 m2 + 4647.5 m2 = 42505.645 m2

B. Perhitungan lahan dan Regulasi i. Regulasi Tangerang

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum adalah 60% Koefisien Luas Bangunan (KLB) maksimum adalah 3,2 Luas Lt.2 (20%) = 4941 m2

Luas Lt.1 (80%) = 19.762 m2 ii. Luas Lantai Dasar

(9)

= 19.762 m2

iii. Luas Kebutuhan Tapak = Luas Lantai Dasar : KDB = 19.762 m2 : 50%

= 39.524 m2

iv. Luas Ruang Terbuka

= Luas Kebutuhan Tapak – Luas Lantai Dasar = 39.524 m2 - 19.762 m2

= 19.766 m2

v. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) = Luas Ruang Terbuka x RTH = 19.766 m2 x 40 %

= 7.906 m2

vi. Luas Total Kebutuhan Tapak

= Luas Kebutuhan Tapak + Luas Backlot + Luas Lahan Parkir = 39.524 m2 + 13.156 m2 + 4.647 m2

= 57.327 m2

4.3.2 Program Sistem Struktur dan Enclosure A. Program Stucture

Tabel 72 : Pemilihan Program Sub Structure SUB STRUCTURE Pondasi

Footplate

(10)

kondisi bangunan yang tidak tinggi. Pondasi Tiang

Pancang

Pemilihan pondasi tiang pancang dilakukan pada bangunan bentang lebar, dikarenakan semua bangunan bentang lebar diharuskan menopang semua beban yang terdapat diatas permukaan tanah. Selain itu karena bangunan tersebut bentang lebar sehingga harus diberi penahan yang baik pula.

Pondasi Batu Belah

Pondasi batu belah dipilih untuk menopang beberapa bangunan yang kecil dan tidak membutuhkan beban yang cukup berat. Seperti halnya kantor pose keamanan

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 73 : Pemilihan Program Super Structure SUPER STRUCTURE Sistem Struktur

Rangka Baja

Sistem struktur rangka menggunakan material baja dipilih karena sistem struktur tersebut diperlukan pada bagian bangunan bentar lebar seperti halnya bangunan Soundstage dan Workshop. Untuk Backlot juga menggunakan sistem struktur rangka baja namun berbeda pengaplikasiannya dikarenakan rangka baja pada backlot bisa di lepas dan pasang kembali.

Sistem Struktur Rangka Beton

(11)

Bertulang karena melihat dari fungsi kegiatan serta peletakan bangunan yang bertingkat.

Konvensional Floor

Konvensional floor digunakan hampir pada seluruh bangunan, seperti Soundstage, workshop dan bangunan pengelola serta editing.

Raised Floor Raise Floor digunakan ada ruangan – ruangan tertentu seperti halnya ruangan MEE yang digunakan untuk mengatur jalnyya perkabelan untuk bangunan tersebut. Dak Beton Dak Beton digunakan untuk penutup atap pada

bangunan pengelola dan editing. Rangka Atap

Space Truss

Rangka atap Space truss dipilih karena memilik tingkat kerigidan yang baik dan mapu menahan beban yang menopangi seluruh bangunan. Space truss pada nantinya akan digunakan untuk menahan beban dari set, properti serta green screen ketika dilakukannya proses pembuatan film.

Sumber : Analisa Pribadi, 2018 B. Program Enclosure

Tabel 74 : Pemilihan Program Enclousure Penutup Lantai Penutup Lantai

Lantai Keramik Penggunaan keramik untuk kamar mandi, ruang staff, ruang janitor, dan kantor keamanan.

(12)

dan Pengelola direksi Produksi.

Lantai Parquet Lantai Parquet digunakan untuk ruangan – ruangan kegiatan editing audio atau music

Lantai Concrete Lantai concrete digunkan untuk ruangan / bangunan Workshop dan Soundstage.

Lantai Karpet Lantai karpet digunakan untuk ruangan pengelola dan ruangan screening.

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 75 : Pemilihan Program Enclousure Dinding Dinding

Dinding Batu Bata

Penggunaan dinding batu bata hapir digunakan pada seluruh struktur bangunan

Dinding Partisi Kalsiboard

Dinding partisi kalsiboard digunakan pada ruangan – ruangan staff tujuannya untuk hanya untuk pembatas antar ruangan atau area.

Broadsound Broadsound digunakan pada ruangan – ruangan yang digunakan untuk editing sound atau music dan juga digunakan pada bagunan Sounstage untuk mencegah kebocoran suara ketika proses syuting film.

Partisi kaca Partisi kaca digunakan pada ruangan – ruangan public tujuannya untuk memberikan perantaraan yang jelas antar ruangan.

(13)

Tabel 76 : Pemilihan Program Enclousure Plafond Plafond

Gypsumboard Gypsumboard dalam penggunaanya digunakan pada ruangan – ruangan perkantoran pengelola meiliki tujuan untuk dijadikan penghias ruang.

Papan PVC Papan PVC dalam penggunaan nya digunakan untuk ruang – ruang perkantoran karena memiliki tujuan untuk menghias ruangan.

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

4.3.3 Program Sistem Pencahayaan dan Penghawaan Tabel 77 : Pemilihan Program Pencahayaan Buatan

Sistem Pencahayaan buatan Penggunaan

lampu direct lighting

Jenis lampu yang digunakan umunya jenis lampu yang bukan lampu sorot dan memiliki sifat menyebar sehingga penerangan menjadi lebih setara. Penggunaan lampu umunya dengan lapu TL atau LED. Penggunaan

lampu indirect lighting

Jenis lampu Direct lighting umunya jenis lampu ayng menggunakan lampu sorot dikarenakan kepeluan pencahayaan yang amat tinggi. Penggunaan lampunya adalah lampu berjenis spotlight.

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

(14)

Penggunaan AC Split

Penggunaan AC split umunya digunakan pada bagian perkantoran dan kantor pengelola.

AC Central AC cental pada penggunaanya digunakan pada bangunan Soundstage dan workshop.

Sumber : Analisa Pribadi, 2018 4.3.4 Program Sistem Utilitas

Tabel 79 : Pemilihan Program SIstem Air Bersih Sistem Jaringan Air Bersih Sistem Down

Feed

Jaringan PDAM dialirkan menuju ke Ground tank terlebih dahulu, kemudian jaringan air tersebut dipompa naik menuju ke rooftank, kemudian jaringan air dari roof tank dialirkan menuju ke setiao ruangan yang membutuhkan air untuk kegiatan.

Menggunakan perbandingan 30% untuk penyimpanan di Roof Tank dan 70 % untuk penyimpanan Groundtank.

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 80 : Pemilihan Program Sistem Pengolahan Limbah Sistem Pengolahan Limbah

Pengolahan limbah Cair dan Padat

Jaringan air kotor ( Air tinja, Air sabun dan lain – lain) dialirkan menggunakan sebuah pipa yang setiap pipa memiliki macam jenisnya.

(15)

Pengolahan pemanfaatan air hujan

Pengolahan air hujan ditampung didalam groundtank khusus yang kemudian diolah untuk keperluan kegiatan penyiraman tanaman maupun flush toilet.

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 81 : Pemilihan Program Telekomunikasi

Sistem Pengolahan Telekomunikasi

Internal Jaringan telekomunikasi internal dilakukan dengan cara penggunakan telepon dengan intercom menuju seluruh bagian dan bisa dikaitkan antara satu gedung dengan gedung yang lain

Eksternal Jaringan telekomunikasi eksternal menggunakan jaringan internet yang sudah menggunakan kable fiberoptik

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 82 : Pemilihan Program Keamanan

Sistem Pengawasan Keamanan

Keamanan Aktif Keamanan aktif menggunakan pengawasan CCTV Keamanan

Pasif

Sistem keamanan pasif menggunakan jaringan Petugas security dengan dibagi 3 shift

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 83 : Pemilihan Program Telekomunikasi

Sistem Pengolahan Telekomunikasi

(16)

bagian dan bisa dikaitkan antara satu gedung dengan gedung yang lain

Eksternal Jaringan telekomunikasi eksternal menggunakan jaringan internet yang sudah menggunakan kable fiberoptik

Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 84 : Pemilihan Program Pengamanan Kebakaran Sistem Pengamanan Kebakaran Pengamanan

kebakaran pasif

Pengamanan pasif yang digunakan adalah : • Tangga darurat

• Pintu darurat • Smoke detector • Sprinkler

Pengamanan kebakaran pasif dengan menggunakan sistem otomatis Dry riser system.

Pengamanan kebakaran Aktif

Jaringan kebakaran aktif yang digunakan adalah : • Hydrant Indoor

• Hydrant Pekarangan / outdoor • APAR

Peralatan Hydrant memiliki kelengkapan berupa box hydrant pada setiap lokasinya, nozzle, selang pengaman.

(17)

yang mengandung busa. Sumber : Analisa Pribadi, 2018

Tabel 85 : Pemilihan Program Transportasi Vertical Sistem Transportasi Vertical Lift Barang dan

pengunjung

Lift digunakan untuk emngangkut orang yang cukup banyak juga digunakan untuk kegiatan akses untuk difabel.

Tangga sirkulasi

Penggunaan tangga untuk akses naik secara manual, dan memiliki lebar sekitar 200 cm

Ramp Untuk akses kaum difabel masuk kedalam bangunan dengan kemiringan maksimal 1:12

Sumber : Analisa Pribadi, 2018 4.3.5 Program Sistem Teknologi

Tabel 86 : Pemilihan Program Pemanfaatan Teknologi Stem pemanfaatan Teknologi

FTTB FTTB digunakan untuk menunjang segala jenis komunikasi mulai dari CCTV, telekomunikasi, Internet dan lain – lain.

Solar Panel Penerapan solar panel untuk menunjang pencahayaan pada bangunan Industri Studio Film

Sumber : Analisa Pribadi, 2018 4.3.6 Program Lokasi dan Tapak Lokasi Tapak yang terpilih adalah :

(18)

Tapak terletak di Jalan BSD Foresta dengan eksisting tapak berupa lahan hijau kosong. Dan dibatasi oleh sungai

Gambar 96 : Lokasi Tapak A Sumber : Mapping Area, 2018 Adapun batas-batas tapak terlihat, meliputi :

(19)

Gambar 97 : Daerah Sekeliling Tapak Sumber : Area Mapping, 2018

Kondisi Eksisting Tapak (Dokumen survey pribadi, 3 Februari 2018) : Tabel 87 : Spesifikasi Tapak A

ASPEK KEKUATAN ALAMI

Iklim

Beriklim tropis lembab dengan suhu rata-rata berkisar

antara 27°C – 33°C.

Topografi

Sebagian besar berjenis tanah lunak Latosol (Merah

(20)

Vegetasi

Memiliki potensi untuk ditanami tanaman tahunan dan

tanaman hortikultura.

Potensi Sumber Air Sumber air bersih PDAM

Arah Angin Dominan arah Tenggara ! Barat laut

Keadaan

Lingkungan

Tapak berupa lahan kosong yang ditanami rumputan

hijau.

ASPEK KEKUATAN BUATAN

Peraturan

Pemerintah

Peraturan daerah Kabupaten Tangerang nomor 15

tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Tangerang tahun 2011-2031.

Regulasi

Pusat permukiman, dan pusat perdagangan.

Pusat transportasi udara

Pusat pelayanan kota

Sub pusat pelayanan kota ; perdagangan dan jasa,

pendidikan, kesehatan, peribadatan, pelayanan umum

ASPEK AMENITAS ALAMI

View

View from site ; view yang nampak dari tapak yakni

pemukiman daru dan lahan kosong.

View to site ; view yang terlihat dari Jalan BSD

Foresta adalah lahan hijau kosong.

(21)

Air

Curah hujan sebesar 136 m3/tahun dengan tingkat

kelembaban sebesar 47% hingga 81%. Dengan

periode bulan basah bulan November hingga bulan

April.

ASPEK AMENITAS BUATAN

Jaringan Kota /

Kawasan

Berada di samping jalan kolektor sekunder Jl. BSD

Foresta.

Akses jalan utama melalui Jl. BSD Foresta.

Terdapat jaringan telepon, jaringan listrik, dan

sampah.

Citra Arsitektural

Area di sekitar tapak hanya berupa lahan kosong

yang ditumbuhi vegetasi.

Sumber : Analisa Pribadi, 2018 Potensi alternative tapak A :

• Tapak terletak di jalan kolektor sekunder dengan jalan besar dengan lebar 20 meter sehingga mempermudah aksesibilitas.

• Terletak di daerah jauh dari kegiatan pusat permukiman. • Memiliki daya dukung dan kestabilan tanah yang baik. • Memiliki vegetasi lingkungan yang memadai.

• Akses jalan yang mudah dijangkau dan sangat besar. Kendala tapak A:

Gambar

Tabel 66 : Studi Besaran Backlot
Tabel 67 : Studi Besaran Soundstage A
Tabel 70 : Studi Besaran Bangunan Pengelola dan Editing
Tabel 71 : Studi Besaran Perhitungan Akhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam pelaksanaan rencana pembangunan nasional secara konkrit, termasuk. dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

seperti pada [1] menggunakan kontroler Fuzzy T-S dengan menggunakan pendekatan Linear Matrix Inequality (LMI) agar Quadrotor dapat melakukan tracking sesuai dengan

Dari gambar 2.7 struktur IMC dapat di lihat bahwa, fungsi transfer model yang di gunakan berfungsi untuk merubah sinyal feedback pada pengendali , menjadi sinyal

Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Asahan, dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM,

Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu siswa dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara global terhadap yang

Dari ketiga metode diversitas kooperatif yang digunakan, metode MRC memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan SC dan EGC.. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN

[r]

Hee Eun berpura- pura menjadi tuli dan menjawab setiap perkataan Chae Ryeol dengan perkataan yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik yang dibicarakan... membuat Chae