1
PEMBINAAN
JIWA KORPS, KODE ETIK,
POLA DAN MODE
PEMBERIAN CUTI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PEMBINAAN
JIWA KORPS, KODE ETIK,
POLA DAN MODE
PEMBERIAN CUTI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
SELAMAT DATANG
PESERTA
SEMINAR PEMERINTAHAN DALAM MEMAHAMI UU NO 5 TAHUN 2014
TENTANG
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Selamat…
Pagi!
Semangat…
Pagi!
PESERTA
BIMTEK
Biodata Narasumber
• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si • Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
• NIP : 19770304 1995 11 1 001
• Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala) • Pangkat : Pembina Tk. I (IV/b)
• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor • Alamat : Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
7
WILLIAM N. DUNN
(GURU BESAR UNIVERSITAS PITTS BURGH, USA)
ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK (PUBLIC POLICY ANALYSIS)
MENJADI ILMU SOSIAL TERAPAN, YAITU : ILMU YANG MEMPELAJARI HUBUNGAN ANTARA
PENGETAHUAN DG TINDAKAN. ILMU YG MEMPELAJARI MENGENAI DAN DIDALAM PROSES KEBIJAKSANAAN
ILMU INI BERUSAHA MERANGKUM ILMU-ILMU (KHUSUSNYA) SEPERTI :
1. EKONOMI 4. ADMINISTRASI NEGARA
2. POLITIK 5. MATEMATIKA
3. PSIKOLOGI 6. FILSAFAH DAN ETIKA
FILSAFAH DAN ETIKA
DIATUR DALAM TAP MPR VI TAHUN 2001, DAN PASAL 30 UU NO. 43/1999
TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 8/1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
PP NO. 42/2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN
8
ARAH PEMBINAAN APARATUR
(Pidato Presiden 1 Agustus 2002)
ARAH KEBIJAKAN
NETRAL
PROFESIONAL SEJAHTERA AKUNTABEL
LANGKAH STRATEGIS
1. KLASIFIKASI JABATAN 2. STANDAR KOMPETENSI
9
(1) Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil tidak boleh bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945. (2) Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan peraturan disiplin
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
U U N o . 4 3 Ta h u n 1 9 9 9
10
U U N o . 4 3 Ta h u n 1 9 9 9
p e r u b a h a n a t a s U U N o . 8 Ta h u n 1 9 7 4
P a s a l 2 9
Dengan tidak mengurangi ketentuan
dalam peraturan Perundang-undangan
pidana, maka untuk menjamin tata
tertib dan kelancaran pelaksanaan
tugas, diadakan peraturan disiplin
11
Moral dan Etika
Etika secara harafiah berasal dari bahasa Yunani “ETHOS” yang berarti Kebiasaan dalam bahasa Latin
sama dengan Mos (Mores) yang menjadi kata moral bahasa Arab disebut ahlak sedangkan dalam Bahasa
Kamus Besar
Bahasa Indonesia
Etik : - Kumpulan asa atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak
- Nilai mengenai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
Etika : - Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
1. Etika merupakan nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia
2. Moral adalah karakter dan sifat-sifat individu yang khusus dari luar ketaatan pada peraturan
3. Etika berkenaan dengan moralitas yang
mengandung pertimbangan-pertimbangan yang jauh lebih tinggi tentang kebenaran dan keharusan yang mempunyai sanksi-sanksi hukum
“Etika berkenaan dengan sistem
dari prinsip- prinsip moral tentang
baik dan buruk dari tindakan atau
perilaku manusia dalam kehidupan
sosial”.
“Ethics must come first. Without it,
there is little or no respect for elected
officials. Without respect, there is no
credibility. Without credibility
leadership is impossible……”
Paul R. Leonard
Infrastruktur Etika
Infrastruktur Etika
Alice Rivlin*
“The integrity of politicians
and public servants is a
critical ingredient in
democratic society. ”
*Director of the Office of Management and Budget, United States; Chair of the
19
PENERAPAN
ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA
I.
TAP MPR NOMOR VI/MPR/
2001
20
PENERAPAN
ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA
1.UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA LUHUR BANGSA INDONESIA YG TERCANTUM DALAM PEMBUKAAN UUD ’45 2.DEWASA INI MENGALAMI KEMUNDURAN YG TURUT
MENYEBABKAN TERJADINYA KRISIS MULTI DIMENSI
21 ETIKA SOSIAL & BUDAYA ETIKA LINGKUNGAN ETIKA KEILMUAN ETIKA PENEGAK HUKUM ETIKA EKONOMI & BISNIS ETIKA POLITIK &
PEMERINTAHAN
MERUPAKAN RUMUSAN YG BERSUMBER DARI AJARAN AGAMA, KHUSUSNYA YG BERSIFAT UNIVERSAL, & NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA YG TERCERMIN
DALAM PANCASILA SEBAGAI ACUAN DASAR DALAM BERFIKIR, BERSIKAP & BERTINGKAH LAKU DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA 1 2 3 4 5 6
22
1. ETIKA SOSIAL & BUDAYA
BERTOLAK DARI RASA KEMANUASIAAN YG MENDALAM DG MENAMPILKAN KEMBALI SIKAP JUJUR, SALING PEDULI, SALING MEMAHAMI, SALING MENGHARGAI, SALING MENCINTAI, SALING MENOLONG DIANTARA SESAMA MANUSIA
OLEH KARENA ITU PERLU MENUMBUHKEMBANGKAN KEMBALI BUDAYA MALU, YAKNI : MALU BERBUAT KESALAHAN & SEMUA YG BERTENTANGAN DG MORAL AGAMA & NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA.
SEHINGGA PERLU DITUMBUHKAN BUDAYA KETELADANAN YG HARUS DIWUJUDKAN DALAM PERILAKU PARA PEMIMPIN.
Key Word :
23
2. ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN
UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YG BERSIH, EFESIEN & EFEKTIF SERTA MENUMBUHKAN SUASANA POLITIK YG DEMOKRATIS BERCIRIKAN KETERBUKAAN, RASA TG. JAWAB, TANGGAP TERHADAP ASPIRASI BAWAHAN, MENGHARGAI PERBEDAAN, JUJUR DALAM PERSAINGAN, KESEDIAAN UNTUK MENERIMA PENDAPAT YG LEBIH BENAR SERTA MENJUNJUNG TINGGI HAM.
DALAM ETIKA PEMERINTAHAN MENGAMANATKAN AGAR PENYELENGGARA NEGARA MEMILIKI RASA KEPEDULIAN TINGGI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PUBLIK, SIAP MUNDUR APABILA DIRINYA TELAH MELANGGAR KAIDAH & SISTEM NILAI ATAUPUN DIANGGAP TIDAK MAMPU MEMENUHI AMANAH.
SEHINGGA ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN MAMPU MENCIPTAKAN SUASANA HARMONIS YG MENGANDUNG MISI UNTUK BERSIKAP JUJUR, AMANAH, SPORTIF, SIAP MELAYANI, BERJIWA BESAR, MEMILIKI KETELADANAN, RENDAH HATI, & SIAP MUNDUR DARI JABATAN PUBLIK.
SEHINGGA SIKAP PERILAKU POLITIK YG TOLERAN TIDAK BERPURA-PURA, TIDAK AROGAN, JAUH DARI SIKAP MUNAFIK, SERTA TIDAK MELAKUKAN KEBOHONGAN PUBLIK. Key Word :
24
3. ETIKA EKONOMI & BISNIS
DIMAKSUDKAN AGAR PRINSIP & PERILAKU EKONOMI & BISNIS, BAIK OLEH PERORANGAN, INSTITUSI MAUPUN PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM BIDANG EKONOMI DAPAT MELAHIRKAN KONDISI & REALITAS EKONOMI YG BERCIRIKAN PERSAINGAN YG JUJUR, BERKEADILAN, MENDORONG BERKEMBANGNYA ETOS KERJA EKONOMI, DAYA TAHAN EKONOMI & KEMAMPUAN BERSAING &
TERCIPTANYA SUASANA KONDUSIF UNTUK
PEMBERDAYAAN EKONOMI YG BERPIHAK KEPADA
RAKYAT KECIL MELALUI KEBIJAKAN SECARA BERKESINAMBUNGAN
Key Word :
25
4. ETIKA PENEGAK HUKUM YG BERKEADILAN
DIMAKSUDKAN UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN TERTIB SOSIAL, KETENANGAN & KETERATURAN HIDUP BERSAMA HANYA DAPAT DIWUJUDKAN DG TAAT KEPADA HUKUM & SELURUH PERATURAN.
SEHINGGA TERJADI PENEGAKKAN HUKUM SECARA ADIL, PERLAKUAN YG SAMA & TIDAK DISKRIMINATIF & MENGHINDAR-KAN PENGGUNAAN HUKUM YG SALAH SEBAGAI ALAT KEKUASAAN & BENTUK MANIPULASI HUKUM LAINNYA
Key Word :
26
5. ETIKA KEILMUAN
UNTUK MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI KEMANUSIAAN, IPTEK YG MAMPU MENJAGA HARKAT & MARTABATNYA BERPIHAK KEPADA KEBENARAN UNTUK MENCAPAI KEMASLAHATAN & KEMAJUAN SESUAI DENGAN NILAI-NILAI AGAMA & BUDAYA.
ETIKA INI DIWUJUDKAN UNTUK MENCIPTAKAN KARSA, CIPTA
& KARYA YG TERCERMIN DALAM PERILAKU KREATIF, INOVATIF, DAN KOMUNIKATIF DALAM KEGIATAN MEMBACA, BELAJAR, MENELITI, MENULIS, BERKARYA SERTA MENCIPTAKAN IKLIM KONDUSIF BAGI PENGEMBANGAN IPTEK.
SEHINGGA TERCIPTA BUDAYA KERJA KERAS DG MENGHARGAI & MEMANFAATKAN WAKTU, DISIPLIN SERTA MENEPATI JANJI & KOMITMEN DIRI.
Key Word :
27
6. ETIKA LINGKUNGAN
MENEGASKAN PENTINGNYA KESADARAN MENGHARGAI &
MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENATAAN TATA RUANG SECARA BERKELANJUTAN & BERTANGGUNG JAWAB.
Key Word :
28
MAKSUD
ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA UNTUK MEMBANTU MEMBERIKAN PENYADARAN TTG ARTI PENTING TEGAKNYA ETIKA & MORAL DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA.
TUJUAN
UNTUK ACUAN DASAR MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA YG BERIMAN, BERTAKWA, & BERAKHLAK MULIA SERTA BERKEPRIBADIAN INDONESIA DALAM
29
POKOK-POKOK ETIKA
DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
MENGEDEPANKAN KEJUJURAN, AMANAH, TELADAN SPORTIFITAS, DISIPLIN, ETOS KERJA, KEMANDIRIAN, SIKAP TOLERANSI, RASA MALU, TANGGUNG JAWAB, MENJAGA
30
II.
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 42 TAHUN 2004
TENTANG
31
• JIWA KORPS PNS
RASA KESATUAN & PERSATUAN, KEBERSAMAAN, KERJA SAMA, TG. JAWAB, DEDIKASI, DISIPLIN, KREATIVITAS, KEBANGGAAN & RASA MEMILIKI ORGANISASI PNS DALAM NKRI
• KODE ETIK PNS
PEDOMAN SIKAP, TINGKAH LAKU, & PERBUATAN PNS DIDALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA & PERGAULAN HIDUP SEHARI-HARI
• MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK PNS (MAJELIS KODE ETIK)
LEMBAGA NON STRUKTURAL PADA INSTANSI PEMERINTAH YG BERTUGAS MELAKUKAN PENEGAKAN PELAKSANAAN SERTA MENYELESAIKAN PELANGGARAN ETIK YG DILAKUKAN OLEH PNS
32
KETIGA UNSUR KOMPETEN SECARA LANGSUNG MEMPENGARUHI PERILAKU (BEHAVIOR) SESEORANG
PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN SUATU TUGASNYA (TASK)
UNSUR-UNSUR KOMPETENSI
PENGETAHUAN
(COGNITIVE DOMAIN)
KETERAMPILAN/KEAHLIAN
(PSYCHOMOTORIC DOMAIN)
PERILAKU
(BEHAVIOR)
SIKAP/KUALITAS PRIBADI
(AFFECTIVE DOMAIN)
Cipta/Fikir/Knowledge
33
SAPTA PRASETYA
KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
1. Kami Anggota KORPRI adalah Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia setia kepala Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami Anggota KORPRI adalah Pejuang Bangsa, taat kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Kami Anggota KORPRI adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang selalu mengutamakan kepentingan Negara dan Masyarakat daripada kepentingan pribadi atau golongan.
4. Kami Anggota KORPRI menjunjung tinggi Kehormatan Bangsa dan Negara, bersikap jujur, bersemangat, bertanggung jawab serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
5. Kami Anggota KORPRI senantiasa mengutamakan pelayanan kepada
masyarakat, berdisiplin serta memegang teguh Rahasia Negara dan Rahasia Jabatan.
6. Kami Anggota KORPRI mengutamakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Kesejahteraan Masyarakat serta Kesetiakawanan KORPRI.
34
PANCA PRASETYA
KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
KAMI ANGGOTA KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA, ADALAH INSAN YANG BERIMAN, DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERJANJI :
1. SETIA DAN TAAT KEPADA NEGARA KESATUAN, DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA, YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945.
2. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN BANGSA DAN NEGARA, SERTA MEMEGANG TEGUH RAHASIA JABATAN DAN RAHASIA NEGARA
3. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN MASYARAKAT, DIATAS KEPENTINGAN PRIBADI DAN GOLONGAN.
4. MEMELIHARA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, SERTA KESETIAKAWANAN KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA.
35
NILAI-NILAI DASAR BAGI PNS
- Ketakwaan Kepada Tuhan YME;
- Kesetiaan dan Ketaatan Kepada Pancasila dan UUD 1945; - Semangat nasionalisme;
- Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan
pribadi atau golongan;
- Ketaatan terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan;
- Penghormatan terhadap HAM; - Tidak diskriminatif;
36
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (Ps.7 PP42/2004)
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan
sehari-hari setiap PNS wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam
bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama PNS yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
- Etika dalam bernegara (Ps.8)
- Etika dalam berorganisasi (Ps.9)
- Etika dalam bermasyarakat (Ps.10) - Etika terhadap diri sendiri (Ps.11)
38
ETIKA DALAM BERNEGARA
1. MELAKSANAKAN SEPENUHNYA PANCASILA & UUD 1945.
2. MENGANGKAT HARKAT & MARTABAT BANGSA & NEGARA.
3. MENJADI PEREKAT & PEMERSATU BANGSA DALAM NKRI.
4. MENTAATI SEMUA PER-UU-AN YG BERLAKU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS.
5. AKUNTABEL DLM MELAKSANAKAN TUGAS PENYELENG-GARAAN PEMERINTAHAN YG BERSIH & BERWIBAWA.
6. TANGGAP, TERBUKA, JUJUR, & AKURAT, SERTA TEPAT WAKTU DLM MELAKSANAKAN SETIAP KEBIJAKAN & PROGRAM PEMERINTAH.
7. MENGGUNAKAN ATAU MEMANFAATKAN SEMUA SUMBER DAYA NEGARA SECARA EFESIEN & EFEKTIF.
39
ETIKA DALAM BERORGANISASI
1. MELAKSANAKAN TUGAS & WEWENANG SESUAI KETENTUAN YG BERLAKU.
2. MENJAGA INFORMASI YG BERSIFAT RAHASIA.
3. MELAKSANAKAN SETIAP KEBIJAKAN YG DITETAPKAN OLEH PEJABAT YG BERWENANG.
4. MEMBANGUN ETOS KERJA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI.
5. MENJALIN KERJASAMA SECARA KOOPERATIF DGN UNIT KERJA LAIN YG TERKAIT DLM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN.
6. MEMILIKI KOMPETENSI DLM PELAKSANAAN TUGAS.
7. PATUH & TAAT TERHADAP STANDAR OPERASIONAL & TATA KERJA
8. MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN SECARA KREATIF & INVATIF DLM RANGKA PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI.
40
ETIKA DALAM BERMASYARAKAT
1. MEWUJUDKAN POLA HIDUP SEDERHANA.
2. MEMBERIKAN PELAYANAN DGN EMPATI, HORMAT & SANTUN, TANPA PAMRIH & TANPA UNSUR PEMAKSAAN.
3. MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA CEPAT, TEPAT, TERBUKA & ADIL SERTA TIDAK DISKRIMINATIF.
4. TANGGAP TERHADAP KEADILAN LINGKUNGAN MASYARAKAT.
41
ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI
1. JUJUR & TERBUKA SERTA TIDAK MEMBERIKAN INFORMASI YG TIDAK BENAR.
2. BERTINDAK DGN PENUH KESUNGGUHAN & KETULUSAN.
3. MENGHINDARI KONFLIK KEPENTINGAN PRIBADI, KELOMPOK, MAUPUN GOLONGAN.
4. BERINISIATIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGETAHUAN KEMAMPUAN, KETERAMPILAN, & SIKAP.
5. MEMILIKI DAYA JUANG YG TINGGI.
6. MEMELIHARA KESEHATAN JASMANI & ROHANI.
7. MENJAGA KEUTUHAN & KEHARMONISAN KELUARGA.
42
ETIKA TERHADAP SESAMA PNS
1.SALING MENGHORMATI SESAMA WARGA NEGARA YG MEMELUK AGAMA/KEPERCAYAAN YG BERLAINAN.
2.MEMELIHARA RASA PERSATUAN & KESATUAN SESAMA PNS
3.SALING MENGHORMATI ANTARA TEMAN SEJAWAT BAIK SECARA VERTIKAL MAUPUN HORIZONTAL DALAM SUATU UNIT KERJA, INSTANSI, MAUPUN ANTAR INSTANSI.
4.MENGHARGAI PERBEDAAN PENDAPAT.
5.MENJUNJUNG TINGGI HARKAT & MARTABAT PNS.
6.MENJAGA & MENJALIN KERJA SAMA YG KOOPERATIF SESAMA PNS.
43
13/14
PPK ORG. PROF. DI LUAR PNS
MENETAPKAN KOD-ET INST MSG2
MENETAPKAN KOD-ET MSG2
BERDASARKAN KARAKTERISTIK MSG2 INST/ORG PROF MSG2
44
15
PNS YANG MELANGGAR KOD-ET
1. SANKSI MORAL
(TERTULIS OLEH PPK) JENIS PELANGGARAN KOD-ET (SESUAI DGN Ps.8,9,10,11,12)
TERTUTUP TERBUKA
16
2. DIKENAKAN TINDAKAN ADMINISTRATIF (SESUAI DGN PP.30/1980)
45
17 PPK MEMBENTUK MAJELIS KOD-ET
18 1. KETUA / ANGGOTA
2. SEKRETARIS / ANGGOTA
3. SEKURANG-KURANGNYA 3 ORANG ANGGOTA
4. BOLEH LEBIH DARI 5 ASALKAN BERJUMLAH GANJIL
5. JABATAN / PANGKAT TIDAK BOLEH LEBIH RENDAH DARI YG PELANGGAR KOD-ET
19 MAJELIS KOD-ET MENGAMBIL KEP. :
1. SETELAH MEMERIKSA
2. SETELAH MEMBERI KESEMPATAN UNTUK MEMBELA DIRI 3. SECARA MUSYAWARAH/MUFAKAT (FUTTING)
4. BERSIFAT FINAL
46
KONDISI MORAL DAN ETIKA
KEPEMIMPINAN SAAT INI
MOCHTAR LUBIS
7 (TUJUH) CIRI MANUSIA INDONESIA :
HIPOKRIT, senang berpura-pura; Lain Dimuka lain Dibelakang; serta Suka Menyembunyikan Yg Dikehendakinya karena takut mendapat ganjaran yg merugikan dirinya
Segan dan Enggan Bertanggung jawab atas
perbuatan, Keputusan & Pikirannya atau sering mengalihkan tentang suatu kesalahan & kegaga-lan kepada orang lain
47
Percaya pada Tahayul & senang mengkeramatkan
sesuatu
Berjiwa artistik & Sangat Dekat Dengan Alam
Mempunyai watak yg lemah serta kurang
mempertahankan keyakinannya sekalipun keyakinannya itu benar,cenderung untuk meniru
48
III.
DASAR HUKUM
1. UU 8/1974 = UU 43/1999 POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN,
2. PP 24/1976 CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL, 3. KEPUTUSAN BERSAMA 3 MENTERI
TENTANG CUTI BERSAMA,
PENGERTIAN
• CUTI ADALAH KEADAAN TIDAK MASUK
KERJA YANG DIIJINKAN DALAM WAKTU TERTENTU
TUJUAN
• PEMBERIAN CUTI ADALAH DALAM
RANGKA USAHA UNTUK MENJAMIN KESEGARAN JASMANI DAN ROHANI
HUBUNGAN CUTI DENGAN
ETIKA PNS
• SEBAGAI WUJUD RASA KEPEDULIAN
TINGGI DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN KEPADA PUBLIK (ETIKA PEMERINTAHAN - TAP.MPR .VI/1999)
• MENTAATI SEMUA PER-UU-AN YG BERLAKU
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS (ETIKA BERNEGARA - PP.42/2004)
• MENEGAKAN DISIPLIN (PANCA PRASTYA
KORPRI)
JENIS-JENIS CUTI
1. CUTI TAHUNAN, 2. CUTI BESAR,
3. CUTI SAKIT,
4. CUTI BERSALIN,
5. CUTI KARENA ALASAN PENTING, 6. CUTI KARENA TUGAS BELAJAR,
7. CUTI DILUAR TANGGUNGAN NEGARA
A. Cuti Tahunan
1. Hak Cuti Tahunan
a. Merupakan hak PNS, termasuk CPNS yang telah bekerja secara terus menerus selama 1(satu) tahun. b. CPNS hanya berhak atas cuti tahunan, kecuali
ditentukan lain oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.
c. Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS yang bersangkutan memperoleh TKPKN(*).
53
Cuti Tahunan…….
2. Penggunaan Cuti Tahunan
a. Penggunaan cuti tahunan dapat
digabungkan dengan cuti bersama, dengan
jumlah paling sedikit menjadi 3 (tiga) hari
kerja.
b. Cuti bersama yang tidak digunakan
karena kepentingan dinas dan berdasarkan
surat tugas, tetap menjadi hak cuti tahunan
PNS.
Cuti Tahunan…….
3. Penangguhan Cuti Tahunan yang Tersisa
a. Cuti tahunan yang tersisa 6 (enam) hari kerja atau kurang tetap menjadi hak PNS yang bersangkutan.
b. Cuti tahunan yang tersisa lebih dari 6 (enam) hari kerja harus dimintakan penangguhan oleh PNS/CPNS kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti, agar penangguhan dimaksud dapat dilaksanakan tahun berikutnya.
c. Pejabat yang berwenang memberikan cuti dapat
menangguhkan cuti tahunan paling lambat akhir bulan Desember tahun yang berjalan.
Cuti Tahunan…….
4. Penggunaan Cuti Tahunan yang Tersisa
a. Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan tahun yang sedang berjalan, dapat diambil untuk paling lama:
1) 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan; dan
2) 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan, apabila cuti tahunan tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun.
b. Pengajuan permohonan cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan yang sedang berjalan harus
mencantumkan jumlah cuti tahunan yang tersisa dari cuti tahunan pada masing-masing tahun yang bersangkutan.
B. Cuti Besar
1. Hak Cuti Besar
a. Merupakan hak PNS yang telah bekerja paling kurang 6 (enam) tahun secara terus menerus.
b. PNS yang akan/telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan.
c. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tidak berhak atas tunjangan jabatan dan tidak memperoleh TKPKN.
Cuti Besar…..
2. Penggunaan Cuti Besar
a. PNS perlu merencanakan penggunaan cuti besar sejak awal tahun.
b. Cuti besar dapat digunakan oleh PNS untuk 1) memenuhi kewajiban agama;
2) persalinan anaknya yang keempat apabila PNS yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; atau
3) keperluan lainnya sesuai pertimbangan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
c. PNS yang telah melaksanakan cuti tahunan dan akan
mengambil cuti besar pada tahun yang bersangkutan harus mengembalikan TKPKN yang diterimanya selama
Cuti Besar…..
d. PNS yang akan/telah menggunakan cuti besar berhak atas:
1) cuti bersama;
2) cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar;
3) cuti sakit;
4) cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga;
5) cuti karena alasan penting.
C. Cuti Sakit
1. Hak Cuti Sakit merupakan hak PNS dan/atau PNS/CPNS wanita yang mengalami gugur kandungan.
2. Penggunaan Cuti Sakit
a. PNS yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari harus melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah/puskesmas.
b. PNS yang telah menggunakan cuti sakit untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan telah aktif bekerja kembali, berhak atas:
1) cuti bersama;
2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti sakit;
3) cuti besar; 4) cuti bersalin;
D. Cuti Bersalin
1. Hak Cuti Bersalin
a. Merupakan hak PNS/CPNS wanita untuk
persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga.
b. Cuti bersalin yang digunakan oleh CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama akan
mengurangi hak cuti persalinan setelah yang bersangkutan menjadi PNS.
Cuti Bersalin…..
2. Penggunaan Cuti Bersalin dan Cuti Lain untuk Bersalin
a. PNS yang telah menggunakan cuti bersalin, berhak atas:
1) cuti bersama;
2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun
sebelum digunakan cuti bersalin; 3) cuti besar;
4) cuti sakit;
Cuti Bersalin…..
b. PNS wanita dapat diberikan cuti besar untuk
persalinan anaknya yang keempat, apabila
yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar
menjelang persalinan.
c. PNS wanita yang akan/telah menggunakan
cuti besar untuk persalinan anaknya yang
keempat tidak berhak lagi atas cuti
tahunannya dalam tahun yang bersangkutan..
Cuti Bersalin…..
d. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar tersebut berhak atas:
1) cuti bersama;
2) cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar;
3) cuti sakit;
4) cuti karena alasan penting.
e. PNS wanita dapat diberikan cuti di luar
tanggungan negara untuk persalinan anaknya yang kelima dan seterusnya.
Cuti Bersalin…..
f. PNS wanita yang telah menggunakan cuti di luar tanggungan negara tersebut, berhak atas:
1) cuti bersama;
2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun
sebelum digunakan cuti di luar tanggungan negara;
3) cuti besar setelah bekerja kembali paling
kurang 6 (enam) tahun secara terus menerus; 4) cuti sakit;
E. Cuti Karena Alasan Penting
1. Hak Cuti Karena Alasan Penting a. Merupakan hak PNS.
b. Selama menjalankan cuti karena alasan penting,
PNS yang bersangkutan tidak memperoleh TKPKN. 2. Penggunaan Cuti Karena Alasan Penting
a. Selain karena alasan yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan yang mengatur cuti PNS, PNS juga berhak atas cuti karena alasan
penting karena terjadinya kondisi force major, misalnya banjir, tanah longsor, kebakaran, dan
Cuti Karena Alasan Penting...
b. PNS yang telah menggunakan cuti karena alasan penting, berhak atas:
1) cuti bersama;
2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan
dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti karena alasan penting;
3) cuti besar; 4) cuti sakit;
5) cuti bersalin.
F. Hak Cuti bagi PNS yang Sedang Tugas Belajar
1. PNS yang sedang tugas belajar, berhak atas: a. cuti bersama;
b. cuti bersalin;
c. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan;
2. PNS yang sedang tugas belajar di dalam negeri atau di luar negeri yang akan menggunakan cuti bersalin dan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat (apabila yang
bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan) harus mengajukan permohonan cuti kepada pejabat yang
G. Hak Cuti bagi PNS yang Telah Selesai Tugas Belajar
1. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan kerjanya berhak atas:
a. cuti bersama;
b. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; c. cuti sakit;
d. cuti bersalin;
e. cuti karena alasan penting.
2. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di
lingkungan kerja asalnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan, berhak atas:
a. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan; b. cuti besar.
H. Pengajuan Permohonan Hak Cuti
1. Permohonan cuti yang akan dijalankan di dalam negeri dan sudah
mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, harus disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan surat izin cuti paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan cuti, kecuali permohonan:
a. cuti sakit;
b. cuti karena alasan penting.
2. Cuti yang akan dijalankan di luar negeri harus mendapatkan izin dari PPK
3. Permohonan cuti yang akan dijalankan di luar negeri dan izin ke luar negeri, harus disampaikan kepada PPK paling lambat 14(empat belas) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan cuti, kecuali permohonan:
a. cuti sakit;
I. Cuti di Luar Tanggungan Negara
1. PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus dapat diberikan cuti di luar tanggungan
negara karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak.
2. Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1
(satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
3. Alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak tersebut dapat dipertimbangkan oleh atasan langsung PNS yang
bersangkutan apabila disertai dengan bukti-bukti yang mendukung.
Cuti di Luar Tanggungan Negara....
4. PNS yang bekerja kembali di lingkungan kerjanya setelah melaksanakan cuti di luar tanggungan negara tidak berhak atas cuti tahunan yang tersisa dan berhak atas:
a. cuti bersama;
b. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan setelah bekerja kembali paling kurang 3(tiga) bulan;
c. cuti besar, yaitu setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terusmenerus;
d. cuti sakit;
e. cuti bersalin;
f. cuti karena alasan penting.
SEKIAN,
TERIMA KASIH …
SAMPAI JUMPA DI LAIN KESEMPATAN
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakaatuh Salam Sejahtera Bagi Kita