• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN JIWA KORPS, KODE ETIK, POLA DAN MODE PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL - Repository IPDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBINAAN JIWA KORPS, KODE ETIK, POLA DAN MODE PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL - Repository IPDN"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMBINAAN

JIWA KORPS, KODE ETIK,

POLA DAN MODE

PEMBERIAN CUTI

PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBINAAN

JIWA KORPS, KODE ETIK,

POLA DAN MODE

PEMBERIAN CUTI

PEGAWAI NEGERI SIPIL

(2)

SELAMAT DATANG

PESERTA

SEMINAR PEMERINTAHAN DALAM MEMAHAMI UU NO 5 TAHUN 2014

TENTANG

APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

(3)
(4)
(5)

Selamat…

Pagi!

Semangat…

Pagi!

PESERTA

BIMTEK

(6)

Biodata Narasumber

Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.SiLahir : Jambi, 4 Maret 1977

NIP : 19770304 1995 11 1 001

Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)Pangkat : Pembina Tk. I (IV/b)

Instansi : Kampus IPDN JatinangorAlamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung

(7)

7

WILLIAM N. DUNN

(GURU BESAR UNIVERSITAS PITTS BURGH, USA)

ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK (PUBLIC POLICY ANALYSIS)

MENJADI ILMU SOSIAL TERAPAN, YAITU : ILMU YANG MEMPELAJARI HUBUNGAN ANTARA

PENGETAHUAN DG TINDAKAN. ILMU YG MEMPELAJARI MENGENAI DAN DIDALAM PROSES KEBIJAKSANAAN

ILMU INI BERUSAHA MERANGKUM ILMU-ILMU (KHUSUSNYA) SEPERTI :

1. EKONOMI 4. ADMINISTRASI NEGARA

2. POLITIK 5. MATEMATIKA

3. PSIKOLOGI 6. FILSAFAH DAN ETIKA

FILSAFAH DAN ETIKA

DIATUR DALAM TAP MPR VI TAHUN 2001, DAN PASAL 30 UU NO. 43/1999

TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 8/1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

PP NO. 42/2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN

(8)

8

ARAH PEMBINAAN APARATUR

(Pidato Presiden 1 Agustus 2002)

ARAH KEBIJAKAN

NETRAL

PROFESIONAL SEJAHTERA AKUNTABEL

LANGKAH STRATEGIS

1. KLASIFIKASI JABATAN 2. STANDAR KOMPETENSI

(9)

9

(1) Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil tidak boleh bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945. (2) Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan peraturan disiplin

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

U U N o . 4 3 Ta h u n 1 9 9 9

(10)

10

U U N o . 4 3 Ta h u n 1 9 9 9

p e r u b a h a n a t a s U U N o . 8 Ta h u n 1 9 7 4

P a s a l 2 9

Dengan tidak mengurangi ketentuan

dalam peraturan Perundang-undangan

pidana, maka untuk menjamin tata

tertib dan kelancaran pelaksanaan

tugas, diadakan peraturan disiplin

(11)

11

Moral dan Etika

Etika secara harafiah berasal dari bahasa Yunani “ETHOS” yang berarti Kebiasaan dalam bahasa Latin

sama dengan Mos (Mores) yang menjadi kata moral bahasa Arab disebut ahlak sedangkan dalam Bahasa

(12)

Kamus Besar

Bahasa Indonesia

Etik : - Kumpulan asa atau nilai yang

berkenaan dengan akhlak

- Nilai mengenai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau

masyarakat

Etika : - Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk

(13)

1. Etika merupakan nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia

2. Moral adalah karakter dan sifat-sifat individu yang khusus dari luar ketaatan pada peraturan

3. Etika berkenaan dengan moralitas yang

mengandung pertimbangan-pertimbangan yang jauh lebih tinggi tentang kebenaran dan keharusan yang mempunyai sanksi-sanksi hukum

(14)

“Etika berkenaan dengan sistem

dari prinsip- prinsip moral tentang

baik dan buruk dari tindakan atau

perilaku manusia dalam kehidupan

sosial”.

(15)

“Ethics must come first. Without it,

there is little or no respect for elected

officials. Without respect, there is no

credibility. Without credibility

leadership is impossible……”

Paul R. Leonard

(16)

Infrastruktur Etika

(17)

Infrastruktur Etika

(18)

Alice Rivlin*

“The integrity of politicians

and public servants is a

critical ingredient in

democratic society. ”

*Director of the Office of Management and Budget, United States; Chair of the

(19)

19

PENERAPAN

ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA

I.

TAP MPR NOMOR VI/MPR/

2001

(20)

20

PENERAPAN

ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA

1.UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA LUHUR BANGSA INDONESIA YG TERCANTUM DALAM PEMBUKAAN UUD ’45 2.DEWASA INI MENGALAMI KEMUNDURAN YG TURUT

MENYEBABKAN TERJADINYA KRISIS MULTI DIMENSI

(21)

21 ETIKA SOSIAL & BUDAYA ETIKA LINGKUNGAN ETIKA KEILMUAN ETIKA PENEGAK HUKUM ETIKA EKONOMI & BISNIS ETIKA POLITIK &

PEMERINTAHAN

MERUPAKAN RUMUSAN YG BERSUMBER DARI AJARAN AGAMA, KHUSUSNYA YG BERSIFAT UNIVERSAL, & NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA YG TERCERMIN

DALAM PANCASILA SEBAGAI ACUAN DASAR DALAM BERFIKIR, BERSIKAP & BERTINGKAH LAKU DALAM KEHIDUPAN

BERBANGSA 1 2 3 4 5 6

(22)

22

1. ETIKA SOSIAL & BUDAYA

BERTOLAK DARI RASA KEMANUASIAAN YG MENDALAM DG MENAMPILKAN KEMBALI SIKAP JUJUR, SALING PEDULI, SALING MEMAHAMI, SALING MENGHARGAI, SALING MENCINTAI, SALING MENOLONG DIANTARA SESAMA MANUSIA

OLEH KARENA ITU PERLU MENUMBUHKEMBANGKAN KEMBALI BUDAYA MALU, YAKNI : MALU BERBUAT KESALAHAN & SEMUA YG BERTENTANGAN DG MORAL AGAMA & NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA.

SEHINGGA PERLU DITUMBUHKAN BUDAYA KETELADANAN YG HARUS DIWUJUDKAN DALAM PERILAKU PARA PEMIMPIN.

Key Word :

(23)

23

2. ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN

UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YG BERSIH, EFESIEN & EFEKTIF SERTA MENUMBUHKAN SUASANA POLITIK YG DEMOKRATIS BERCIRIKAN KETERBUKAAN, RASA TG. JAWAB, TANGGAP TERHADAP ASPIRASI BAWAHAN, MENGHARGAI PERBEDAAN, JUJUR DALAM PERSAINGAN, KESEDIAAN UNTUK MENERIMA PENDAPAT YG LEBIH BENAR SERTA MENJUNJUNG TINGGI HAM.

DALAM ETIKA PEMERINTAHAN MENGAMANATKAN AGAR PENYELENGGARA NEGARA MEMILIKI RASA KEPEDULIAN TINGGI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PUBLIK, SIAP MUNDUR APABILA DIRINYA TELAH MELANGGAR KAIDAH & SISTEM NILAI ATAUPUN DIANGGAP TIDAK MAMPU MEMENUHI AMANAH.

SEHINGGA ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN MAMPU MENCIPTAKAN SUASANA HARMONIS YG MENGANDUNG MISI UNTUK BERSIKAP JUJUR, AMANAH, SPORTIF, SIAP MELAYANI, BERJIWA BESAR, MEMILIKI KETELADANAN, RENDAH HATI, & SIAP MUNDUR DARI JABATAN PUBLIK.

SEHINGGA SIKAP PERILAKU POLITIK YG TOLERAN TIDAK BERPURA-PURA, TIDAK AROGAN, JAUH DARI SIKAP MUNAFIK, SERTA TIDAK MELAKUKAN KEBOHONGAN PUBLIK. Key Word :

(24)

24

3. ETIKA EKONOMI & BISNIS

DIMAKSUDKAN AGAR PRINSIP & PERILAKU EKONOMI & BISNIS, BAIK OLEH PERORANGAN, INSTITUSI MAUPUN PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM BIDANG EKONOMI DAPAT MELAHIRKAN KONDISI & REALITAS EKONOMI YG BERCIRIKAN PERSAINGAN YG JUJUR, BERKEADILAN, MENDORONG BERKEMBANGNYA ETOS KERJA EKONOMI, DAYA TAHAN EKONOMI & KEMAMPUAN BERSAING &

TERCIPTANYA SUASANA KONDUSIF UNTUK

PEMBERDAYAAN EKONOMI YG BERPIHAK KEPADA

RAKYAT KECIL MELALUI KEBIJAKAN SECARA BERKESINAMBUNGAN

Key Word :

(25)

25

4. ETIKA PENEGAK HUKUM YG BERKEADILAN

DIMAKSUDKAN UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN TERTIB SOSIAL, KETENANGAN & KETERATURAN HIDUP BERSAMA HANYA DAPAT DIWUJUDKAN DG TAAT KEPADA HUKUM & SELURUH PERATURAN.

SEHINGGA TERJADI PENEGAKKAN HUKUM SECARA ADIL, PERLAKUAN YG SAMA & TIDAK DISKRIMINATIF & MENGHINDAR-KAN PENGGUNAAN HUKUM YG SALAH SEBAGAI ALAT KEKUASAAN & BENTUK MANIPULASI HUKUM LAINNYA

Key Word :

(26)

26

5. ETIKA KEILMUAN

UNTUK MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI KEMANUSIAAN, IPTEK YG MAMPU MENJAGA HARKAT & MARTABATNYA BERPIHAK KEPADA KEBENARAN UNTUK MENCAPAI KEMASLAHATAN & KEMAJUAN SESUAI DENGAN NILAI-NILAI AGAMA & BUDAYA.

ETIKA INI DIWUJUDKAN UNTUK MENCIPTAKAN KARSA, CIPTA

& KARYA YG TERCERMIN DALAM PERILAKU KREATIF, INOVATIF, DAN KOMUNIKATIF DALAM KEGIATAN MEMBACA, BELAJAR, MENELITI, MENULIS, BERKARYA SERTA MENCIPTAKAN IKLIM KONDUSIF BAGI PENGEMBANGAN IPTEK.

SEHINGGA TERCIPTA BUDAYA KERJA KERAS DG MENGHARGAI & MEMANFAATKAN WAKTU, DISIPLIN SERTA MENEPATI JANJI & KOMITMEN DIRI.

Key Word :

(27)

27

6. ETIKA LINGKUNGAN

MENEGASKAN PENTINGNYA KESADARAN MENGHARGAI &

MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENATAAN TATA RUANG SECARA BERKELANJUTAN & BERTANGGUNG JAWAB.

Key Word :

(28)

28

MAKSUD

ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA UNTUK MEMBANTU MEMBERIKAN PENYADARAN TTG ARTI PENTING TEGAKNYA ETIKA & MORAL DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA.

TUJUAN

UNTUK ACUAN DASAR MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA YG BERIMAN, BERTAKWA, & BERAKHLAK MULIA SERTA BERKEPRIBADIAN INDONESIA DALAM

(29)

29

POKOK-POKOK ETIKA

DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA

MENGEDEPANKAN KEJUJURAN, AMANAH, TELADAN SPORTIFITAS, DISIPLIN, ETOS KERJA, KEMANDIRIAN, SIKAP TOLERANSI, RASA MALU, TANGGUNG JAWAB, MENJAGA

(30)

30

II.

PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 42 TAHUN 2004

TENTANG

(31)

31

• JIWA KORPS PNS

RASA KESATUAN & PERSATUAN, KEBERSAMAAN, KERJA SAMA, TG. JAWAB, DEDIKASI, DISIPLIN, KREATIVITAS, KEBANGGAAN & RASA MEMILIKI ORGANISASI PNS DALAM NKRI

KODE ETIK PNS

PEDOMAN SIKAP, TINGKAH LAKU, & PERBUATAN PNS DIDALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA & PERGAULAN HIDUP SEHARI-HARI

MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK PNS (MAJELIS KODE ETIK)

LEMBAGA NON STRUKTURAL PADA INSTANSI PEMERINTAH YG BERTUGAS MELAKUKAN PENEGAKAN PELAKSANAAN SERTA MENYELESAIKAN PELANGGARAN ETIK YG DILAKUKAN OLEH PNS

(32)

32

KETIGA UNSUR KOMPETEN SECARA LANGSUNG MEMPENGARUHI PERILAKU (BEHAVIOR) SESEORANG

PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN SUATU TUGASNYA (TASK)

UNSUR-UNSUR KOMPETENSI

PENGETAHUAN

(COGNITIVE DOMAIN)

KETERAMPILAN/KEAHLIAN

(PSYCHOMOTORIC DOMAIN)

PERILAKU

(BEHAVIOR)

SIKAP/KUALITAS PRIBADI

(AFFECTIVE DOMAIN)

Cipta/Fikir/Knowledge

(33)

33

SAPTA PRASETYA

KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

1. Kami Anggota KORPRI adalah Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia setia kepala Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kami Anggota KORPRI adalah Pejuang Bangsa, taat kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Kami Anggota KORPRI adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang selalu mengutamakan kepentingan Negara dan Masyarakat daripada kepentingan pribadi atau golongan.

4. Kami Anggota KORPRI menjunjung tinggi Kehormatan Bangsa dan Negara, bersikap jujur, bersemangat, bertanggung jawab serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela.

5. Kami Anggota KORPRI senantiasa mengutamakan pelayanan kepada

masyarakat, berdisiplin serta memegang teguh Rahasia Negara dan Rahasia Jabatan.

6. Kami Anggota KORPRI mengutamakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Kesejahteraan Masyarakat serta Kesetiakawanan KORPRI.

(34)

34

PANCA PRASETYA

KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KAMI ANGGOTA KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA, ADALAH INSAN YANG BERIMAN, DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERJANJI :

1. SETIA DAN TAAT KEPADA NEGARA KESATUAN, DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA, YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945.

2. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN BANGSA DAN NEGARA, SERTA MEMEGANG TEGUH RAHASIA JABATAN DAN RAHASIA NEGARA

3. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN MASYARAKAT, DIATAS KEPENTINGAN PRIBADI DAN GOLONGAN.

4. MEMELIHARA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, SERTA KESETIAKAWANAN KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA.

(35)

35

NILAI-NILAI DASAR BAGI PNS

- Ketakwaan Kepada Tuhan YME;

- Kesetiaan dan Ketaatan Kepada Pancasila dan UUD 1945; - Semangat nasionalisme;

- Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan

pribadi atau golongan;

- Ketaatan terhadap hukum dan peraturan

perundang-undangan;

- Penghormatan terhadap HAM; - Tidak diskriminatif;

(36)

36

KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (Ps.7 PP42/2004)

Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan

sehari-hari setiap PNS wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam

bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama PNS yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

- Etika dalam bernegara (Ps.8)

- Etika dalam berorganisasi (Ps.9)

- Etika dalam bermasyarakat (Ps.10) - Etika terhadap diri sendiri (Ps.11)

(37)
(38)

38

ETIKA DALAM BERNEGARA

1. MELAKSANAKAN SEPENUHNYA PANCASILA & UUD 1945.

2. MENGANGKAT HARKAT & MARTABAT BANGSA & NEGARA.

3. MENJADI PEREKAT & PEMERSATU BANGSA DALAM NKRI.

4. MENTAATI SEMUA PER-UU-AN YG BERLAKU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS.

5. AKUNTABEL DLM MELAKSANAKAN TUGAS PENYELENG-GARAAN PEMERINTAHAN YG BERSIH & BERWIBAWA.

6. TANGGAP, TERBUKA, JUJUR, & AKURAT, SERTA TEPAT WAKTU DLM MELAKSANAKAN SETIAP KEBIJAKAN & PROGRAM PEMERINTAH.

7. MENGGUNAKAN ATAU MEMANFAATKAN SEMUA SUMBER DAYA NEGARA SECARA EFESIEN & EFEKTIF.

(39)

39

ETIKA DALAM BERORGANISASI

1. MELAKSANAKAN TUGAS & WEWENANG SESUAI KETENTUAN YG BERLAKU.

2. MENJAGA INFORMASI YG BERSIFAT RAHASIA.

3. MELAKSANAKAN SETIAP KEBIJAKAN YG DITETAPKAN OLEH PEJABAT YG BERWENANG.

4. MEMBANGUN ETOS KERJA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI.

5. MENJALIN KERJASAMA SECARA KOOPERATIF DGN UNIT KERJA LAIN YG TERKAIT DLM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN.

6. MEMILIKI KOMPETENSI DLM PELAKSANAAN TUGAS.

7. PATUH & TAAT TERHADAP STANDAR OPERASIONAL & TATA KERJA

8. MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN SECARA KREATIF & INVATIF DLM RANGKA PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI.

(40)

40

ETIKA DALAM BERMASYARAKAT

1. MEWUJUDKAN POLA HIDUP SEDERHANA.

2. MEMBERIKAN PELAYANAN DGN EMPATI, HORMAT & SANTUN, TANPA PAMRIH & TANPA UNSUR PEMAKSAAN.

3. MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA CEPAT, TEPAT, TERBUKA & ADIL SERTA TIDAK DISKRIMINATIF.

4. TANGGAP TERHADAP KEADILAN LINGKUNGAN MASYARAKAT.

(41)

41

ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI

1. JUJUR & TERBUKA SERTA TIDAK MEMBERIKAN INFORMASI YG TIDAK BENAR.

2. BERTINDAK DGN PENUH KESUNGGUHAN & KETULUSAN.

3. MENGHINDARI KONFLIK KEPENTINGAN PRIBADI, KELOMPOK, MAUPUN GOLONGAN.

4. BERINISIATIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGETAHUAN KEMAMPUAN, KETERAMPILAN, & SIKAP.

5. MEMILIKI DAYA JUANG YG TINGGI.

6. MEMELIHARA KESEHATAN JASMANI & ROHANI.

7. MENJAGA KEUTUHAN & KEHARMONISAN KELUARGA.

(42)

42

ETIKA TERHADAP SESAMA PNS

1.SALING MENGHORMATI SESAMA WARGA NEGARA YG MEMELUK AGAMA/KEPERCAYAAN YG BERLAINAN.

2.MEMELIHARA RASA PERSATUAN & KESATUAN SESAMA PNS

3.SALING MENGHORMATI ANTARA TEMAN SEJAWAT BAIK SECARA VERTIKAL MAUPUN HORIZONTAL DALAM SUATU UNIT KERJA, INSTANSI, MAUPUN ANTAR INSTANSI.

4.MENGHARGAI PERBEDAAN PENDAPAT.

5.MENJUNJUNG TINGGI HARKAT & MARTABAT PNS.

6.MENJAGA & MENJALIN KERJA SAMA YG KOOPERATIF SESAMA PNS.

(43)

43

13/14

PPK ORG. PROF. DI LUAR PNS

MENETAPKAN KOD-ET INST MSG2

MENETAPKAN KOD-ET MSG2

BERDASARKAN KARAKTERISTIK MSG2 INST/ORG PROF MSG2

(44)

44

15

PNS YANG MELANGGAR KOD-ET

1. SANKSI MORAL

(TERTULIS OLEH PPK) JENIS PELANGGARAN KOD-ET (SESUAI DGN Ps.8,9,10,11,12)

TERTUTUP TERBUKA

16

2. DIKENAKAN TINDAKAN ADMINISTRATIF (SESUAI DGN PP.30/1980)

(45)

45

17 PPK MEMBENTUK MAJELIS KOD-ET

18 1. KETUA / ANGGOTA

2. SEKRETARIS / ANGGOTA

3. SEKURANG-KURANGNYA 3 ORANG ANGGOTA

4. BOLEH LEBIH DARI 5 ASALKAN BERJUMLAH GANJIL

5. JABATAN / PANGKAT TIDAK BOLEH LEBIH RENDAH DARI YG PELANGGAR KOD-ET

19 MAJELIS KOD-ET MENGAMBIL KEP. :

1. SETELAH MEMERIKSA

2. SETELAH MEMBERI KESEMPATAN UNTUK MEMBELA DIRI 3. SECARA MUSYAWARAH/MUFAKAT (FUTTING)

4. BERSIFAT FINAL

(46)

46

KONDISI MORAL DAN ETIKA

KEPEMIMPINAN SAAT INI

MOCHTAR LUBIS

7 (TUJUH) CIRI MANUSIA INDONESIA :

HIPOKRIT, senang berpura-pura; Lain Dimuka lain Dibelakang; serta Suka Menyembunyikan Yg Dikehendakinya karena takut mendapat ganjaran yg merugikan dirinya

Segan dan Enggan Bertanggung jawab atas

perbuatan, Keputusan & Pikirannya atau sering mengalihkan tentang suatu kesalahan & kegaga-lan kepada orang lain

(47)

47

Percaya pada Tahayul & senang mengkeramatkan

sesuatu

Berjiwa artistik & Sangat Dekat Dengan Alam

Mempunyai watak yg lemah serta kurang

mempertahankan keyakinannya sekalipun keyakinannya itu benar,cenderung untuk meniru

(48)

48

III.

(49)

DASAR HUKUM

1. UU 8/1974 = UU 43/1999 POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN,

2. PP 24/1976 CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL, 3. KEPUTUSAN BERSAMA 3 MENTERI

TENTANG CUTI BERSAMA,

(50)

PENGERTIAN

• CUTI ADALAH KEADAAN TIDAK MASUK

KERJA YANG DIIJINKAN DALAM WAKTU TERTENTU

TUJUAN

• PEMBERIAN CUTI ADALAH DALAM

RANGKA USAHA UNTUK MENJAMIN KESEGARAN JASMANI DAN ROHANI

(51)

HUBUNGAN CUTI DENGAN

ETIKA PNS

• SEBAGAI WUJUD RASA KEPEDULIAN

TINGGI DALAM MEMBERIKAN

PELAYANAN KEPADA PUBLIK (ETIKA PEMERINTAHAN - TAP.MPR .VI/1999)

• MENTAATI SEMUA PER-UU-AN YG BERLAKU

DALAM MELAKSANAKAN TUGAS (ETIKA BERNEGARA - PP.42/2004)

• MENEGAKAN DISIPLIN (PANCA PRASTYA

KORPRI)

(52)

JENIS-JENIS CUTI

1. CUTI TAHUNAN, 2. CUTI BESAR,

3. CUTI SAKIT,

4. CUTI BERSALIN,

5. CUTI KARENA ALASAN PENTING, 6. CUTI KARENA TUGAS BELAJAR,

7. CUTI DILUAR TANGGUNGAN NEGARA

(53)

A. Cuti Tahunan

1. Hak Cuti Tahunan

a. Merupakan hak PNS, termasuk CPNS yang telah bekerja secara terus menerus selama 1(satu) tahun. b. CPNS hanya berhak atas cuti tahunan, kecuali

ditentukan lain oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.

c. Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS yang bersangkutan memperoleh TKPKN(*).

53

(54)

Cuti Tahunan…….

2. Penggunaan Cuti Tahunan

a. Penggunaan cuti tahunan dapat

digabungkan dengan cuti bersama, dengan

jumlah paling sedikit menjadi 3 (tiga) hari

kerja.

b. Cuti bersama yang tidak digunakan

karena kepentingan dinas dan berdasarkan

surat tugas, tetap menjadi hak cuti tahunan

PNS.

(55)

Cuti Tahunan…….

3. Penangguhan Cuti Tahunan yang Tersisa

a. Cuti tahunan yang tersisa 6 (enam) hari kerja atau kurang tetap menjadi hak PNS yang bersangkutan.

b. Cuti tahunan yang tersisa lebih dari 6 (enam) hari kerja harus dimintakan penangguhan oleh PNS/CPNS kepada pejabat

yang berwenang memberikan cuti, agar penangguhan dimaksud dapat dilaksanakan tahun berikutnya.

c. Pejabat yang berwenang memberikan cuti dapat

menangguhkan cuti tahunan paling lambat akhir bulan Desember tahun yang berjalan.

(56)

Cuti Tahunan…….

4. Penggunaan Cuti Tahunan yang Tersisa

a. Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan tahun yang sedang berjalan, dapat diambil untuk paling lama:

1) 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan; dan

2) 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan, apabila cuti tahunan tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun.

b. Pengajuan permohonan cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan yang sedang berjalan harus

mencantumkan jumlah cuti tahunan yang tersisa dari cuti tahunan pada masing-masing tahun yang bersangkutan.

(57)

B. Cuti Besar

1. Hak Cuti Besar

a. Merupakan hak PNS yang telah bekerja paling kurang 6 (enam) tahun secara terus menerus.

b. PNS yang akan/telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan.

c. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tidak berhak atas tunjangan jabatan dan tidak memperoleh TKPKN.

(58)

Cuti Besar…..

2. Penggunaan Cuti Besar

a. PNS perlu merencanakan penggunaan cuti besar sejak awal tahun.

b. Cuti besar dapat digunakan oleh PNS untuk 1) memenuhi kewajiban agama;

2) persalinan anaknya yang keempat apabila PNS yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; atau

3) keperluan lainnya sesuai pertimbangan pejabat yang berwenang memberikan cuti.

c. PNS yang telah melaksanakan cuti tahunan dan akan

mengambil cuti besar pada tahun yang bersangkutan harus mengembalikan TKPKN yang diterimanya selama

(59)

Cuti Besar…..

d. PNS yang akan/telah menggunakan cuti besar berhak atas:

1) cuti bersama;

2) cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar;

3) cuti sakit;

4) cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga;

5) cuti karena alasan penting.

(60)

C. Cuti Sakit

1. Hak Cuti Sakit merupakan hak PNS dan/atau PNS/CPNS wanita yang mengalami gugur kandungan.

2. Penggunaan Cuti Sakit

a. PNS yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari harus melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah/puskesmas.

b. PNS yang telah menggunakan cuti sakit untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan telah aktif bekerja kembali, berhak atas:

1) cuti bersama;

2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti sakit;

3) cuti besar; 4) cuti bersalin;

(61)

D. Cuti Bersalin

1. Hak Cuti Bersalin

a. Merupakan hak PNS/CPNS wanita untuk

persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga.

b. Cuti bersalin yang digunakan oleh CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama akan

mengurangi hak cuti persalinan setelah yang bersangkutan menjadi PNS.

(62)

Cuti Bersalin…..

2. Penggunaan Cuti Bersalin dan Cuti Lain untuk Bersalin

a. PNS yang telah menggunakan cuti bersalin, berhak atas:

1) cuti bersama;

2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun

sebelum digunakan cuti bersalin; 3) cuti besar;

4) cuti sakit;

(63)

Cuti Bersalin…..

b. PNS wanita dapat diberikan cuti besar untuk

persalinan anaknya yang keempat, apabila

yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar

menjelang persalinan.

c. PNS wanita yang akan/telah menggunakan

cuti besar untuk persalinan anaknya yang

keempat tidak berhak lagi atas cuti

tahunannya dalam tahun yang bersangkutan..

(64)

Cuti Bersalin…..

d. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar tersebut berhak atas:

1) cuti bersama;

2) cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar;

3) cuti sakit;

4) cuti karena alasan penting.

e. PNS wanita dapat diberikan cuti di luar

tanggungan negara untuk persalinan anaknya yang kelima dan seterusnya.

(65)

Cuti Bersalin…..

f. PNS wanita yang telah menggunakan cuti di luar tanggungan negara tersebut, berhak atas:

1) cuti bersama;

2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun

sebelum digunakan cuti di luar tanggungan negara;

3) cuti besar setelah bekerja kembali paling

kurang 6 (enam) tahun secara terus menerus; 4) cuti sakit;

(66)

E. Cuti Karena Alasan Penting

1. Hak Cuti Karena Alasan Penting a. Merupakan hak PNS.

b. Selama menjalankan cuti karena alasan penting,

PNS yang bersangkutan tidak memperoleh TKPKN. 2. Penggunaan Cuti Karena Alasan Penting

a. Selain karena alasan yang ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan yang mengatur cuti PNS, PNS juga berhak atas cuti karena alasan

penting karena terjadinya kondisi force major, misalnya banjir, tanah longsor, kebakaran, dan

(67)

Cuti Karena Alasan Penting...

b. PNS yang telah menggunakan cuti karena alasan penting, berhak atas:

1) cuti bersama;

2) cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan

dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti karena alasan penting;

3) cuti besar; 4) cuti sakit;

5) cuti bersalin.

(68)

F. Hak Cuti bagi PNS yang Sedang Tugas Belajar

1. PNS yang sedang tugas belajar, berhak atas: a. cuti bersama;

b. cuti bersalin;

c. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan;

2. PNS yang sedang tugas belajar di dalam negeri atau di luar negeri yang akan menggunakan cuti bersalin dan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat (apabila yang

bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan) harus mengajukan permohonan cuti kepada pejabat yang

(69)

G. Hak Cuti bagi PNS yang Telah Selesai Tugas Belajar

1. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan kerjanya berhak atas:

a. cuti bersama;

b. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; c. cuti sakit;

d. cuti bersalin;

e. cuti karena alasan penting.

2. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di

lingkungan kerja asalnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan, berhak atas:

a. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan; b. cuti besar.

(70)

H. Pengajuan Permohonan Hak Cuti

1. Permohonan cuti yang akan dijalankan di dalam negeri dan sudah

mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, harus disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan surat izin cuti paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan cuti, kecuali permohonan:

a. cuti sakit;

b. cuti karena alasan penting.

2. Cuti yang akan dijalankan di luar negeri harus mendapatkan izin dari PPK

3. Permohonan cuti yang akan dijalankan di luar negeri dan izin ke luar negeri, harus disampaikan kepada PPK paling lambat 14(empat belas) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan cuti, kecuali permohonan:

a. cuti sakit;

(71)

I. Cuti di Luar Tanggungan Negara

1. PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus dapat diberikan cuti di luar tanggungan

negara karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak.

2. Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1

(satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.

3. Alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak tersebut dapat dipertimbangkan oleh atasan langsung PNS yang

bersangkutan apabila disertai dengan bukti-bukti yang mendukung.

(72)

Cuti di Luar Tanggungan Negara....

4. PNS yang bekerja kembali di lingkungan kerjanya setelah melaksanakan cuti di luar tanggungan negara tidak berhak atas cuti tahunan yang tersisa dan berhak atas:

a. cuti bersama;

b. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan setelah bekerja kembali paling kurang 3(tiga) bulan;

c. cuti besar, yaitu setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terusmenerus;

d. cuti sakit;

e. cuti bersalin;

f. cuti karena alasan penting.

(73)

SEKIAN,

TERIMA KASIH …

SAMPAI JUMPA DI LAIN KESEMPATAN

Wassalamu’alaikum warahmatullahi

wabarakaatuh Salam Sejahtera Bagi Kita

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dihubungkan dengan klasifikasi komponen kimia kayu Indonesia, ternyata semua jenis kayu yang diteliti termasuk ke dalam kelas yang mengandung kadar abu sedang, karena

Seperti pada Kantor Yayasan Pendidikan Telkom Bandung, ditemukan bahwa kinerja karyawan pada kantor tersebut disimpulkan cukup baik berdasarkan hasil penilaian

Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2018) menemukakan bahwa mekanisme good corporate governance yaitu kepemilikan manajerial dan proporsi komisaris independen

Karena mereka tidak menjadikan Al-Quran hanya untuk qiraat, hafalan, mencari sanad dan bukan hanya untuk tadabur ilmiah tetapi lebih dari itu menggalinya di atas

2) Tabel/matriks pengolahan data penilaian tersebut berisi kompetensi dasar, indikator, hasil penilaian dalam kompetensi tersebut pada satu semester. Hasil penilaian setiap

Representasi kesetaraan gender dan penggambaran suasana harmonis antar suami istri sebagai sebuah keluarga bahagia, menyiratkan makna produk pil KB sebagai produk yang bisa

Salah satu alat transportasi yang memiliki fungsi yang baik dan dengan kapasitas angkut yang banyak, serta mudah dan murah untuk dibawa dan disewa adalah mobil.Dalam perkembangannya,

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta cepatnya arus globalisasi secara tidak langsung menimbulkan degradasi nilai dan terkikisnya identitas bangsa, khususnya di kalangan