• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL KHATULISTIWA INFORMATIKA, VOL. 4, NO. 1 JUNI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL KHATULISTIWA INFORMATIKA, VOL. 4, NO. 1 JUNI 2016"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

52 ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empirik Pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak)

Latifah

Program Studi Manajemen Informatika AMIK “BSI Pontianak” Jl. Abdurahman Saleh No.18A, Kota Pontianak, Indonesia

Email : latifah.lat@bsi.ac.id

ABSTRACT

This study entitled Analysis of Influence Motivation Work To Performance With Job Satisfaction as an intervening variable (Empirical Study at PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Branch Pontianak) to analyze the effect of work motivation on employee performance and job satisfaction as an intervening variable in PT. General Insurance Bumiputera Muda 1967 Branch Pontianak. This study uses a variable work motivation to analyze the influence on employee performance. In addition, this study also uses job satisfaction as an intervening variable to analyze the effect of indirect work motivation on employee performance. Methods of data collection using census sampling methods respondents are all employees except the leadership totaling 31 people. Data was collected using a questionnaire method is to give a list of questions directly to the respondents. Data analysis techniques in this study using path analysis which is operated by SPSS. The results showed a positive relationship between motivation and performance, the positive relationship between job satisfaction and performance as well as the positive relationship between motivation and job satisfaction. path analysis found that that motivation does not affect the performance through Job satisfaction. So it can be concluded that job satisfaction does not become an intervening variable between Motivation on Performance.

Keywords: Motivation, Performance, Job Satisfaction, Intervening

1. PENDAHULUAN

Pada era globalisasi seperti saat ini, semua organisasi, perusahaan maupun instansi harus mampu bertahan dan bersaing sehingga sumberdaya manusia dituntut untuk terus menerus mengembangkan diri secara proaktif. Sumberdaya manusia harus mampu terus belajar dan bekerja keras dengan penuh semangat sehingga kinerjanya berkembang secara maksimal karena manusia merupakan sumberdaya yang menempati posisi paling strategis di antara sumberdaya lainnya. Tanpa sumberdaya manusia, sumber daya yang lain tidak bisa dimanfaatkan apalagi dikelola untuk menghasilkan produk dan jasa.

Sudah menjadi kewajiban perusahaan untu terus melakukan penilaian prestasi kerja karyawan. Penilaian kinerja ini

sebagai upaya untuk melihat kemampuan, potensi, hasil yang dicapai maupun kelemahan dari karyawan. Bagi perusahaan, hasil penilaian ini akan memberikan dampak kepada pengambilan keputusan. Misalnya, untuk keperluan identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari keseluruhan proses manajemen sumberdaya manusia secara efektif (Murphy dan Clevand (1995) dalam Sutrisno, 2011:154).

Peningkatan kinerja harus didukung dengan tingkat Motivasi dan kepuasan karyawan agar mampu menghasilkan yang lebih baik. Permasalahannya adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang efektif dan efisien sehingga

(2)

53 tujuan perusahaan dapat tercapai. Jae

(2000) dalam Ningrum (2013) menunjukkan bahwa Motivasi karyawan sangat efektif untuk meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan dimana faktor-faktor Motivasi tersebut diukur melalui faktor intrinsik (kebutuhan prestasi dan kepentingan) dan faktor ekstrinsik (keamanan kerja, gaji dan promosi). Hays dan Hill (1999) dalam Ningrum (2013 menyatakan bahwa karyawan yang mempunyai kesempatan yang tinggi meningkatkan karirnya akan termotivasi untuk bekerja lebih baik.

PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak adalah sebuah perusahaan asuransi yang mulai berdiri pada tanggal 1 Maret 2003, Jl. Budi Karya No. 10 Pontianak dengan jumlah karyawan sebanyak 32 orang. Selama ini berbagai cara telah dilakukan perusahaan untuk meningkatkan Motivasi karyawan melalui pemberian reward, bonus serta bentuk Motivasi non finansial seperti pelatihan, kegiatan seminar Motivasi dan kegiatan pengembangan diri. Namun hingga saat ini belum pernah dilakukan analisis apakah Motivasi yang telah diberikan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, dan tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaan, rekan sekerja, tempat kerja, fasilitas yang diberikan dan lain-lain. (pra penelitian, 2016). Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menganalisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empirik Pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak)

1.1. Rumusan Masalah

a. Apakah terdapat pengaruh positif Motivasi terhadap kepuasan kerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak

b. Apakah terdapat pengaruh positif kinerja terhadap kepuasan kerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak

c. Apakah terdapat pengaruh positif Motivasi terhadap kinerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak

d. Apakah kepuasan kerja mempengaruhi fungsi sebagai variabel

Intervening dari Motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak.

2. LANDASAN TEORI 2.1. Motivasi

Machrony dalam Siswanto (2009: 119) mendefinisikan Motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan (moves), dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

Kebutuhan merupakan fondasi yang mendasari perilaku pegawai. Kita tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti kebutuhannya. Abraham Maslow (1984) dalam Mangkunegara (2009:94) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut. 1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas, dan seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

2) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

3) Kebutuhan untuk merasa memiliki, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.

4) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan dihargai oleh orang lain.

5) Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi, serta kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan

(3)

54 ide-ide serta memberi penilaian dan

kritik terhadap sesuatu.

Gambar 1. Hierarki Kebutuhan dari A. Maslow (1984) (Mangkunegara,

2009:100)

Selanjutnya, Abraham Maslow (1984) menurut Mangkunegara (2009:100) mengemukakan bahwa orang dewasa secara normal memuaskan kira-kira 85 persen kebutuhan fisiologis, 70 persen kebutuhan rasa aman, 50 persen kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40 persen kebutuhan harga diri, dan hanya 10 persen untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Pemuasan kebutuhan dalam sehingga aspek tidak 100% karena masih banyak kebutuhan manusia yang tidak di jelaskan dalam teori ini. Hal ini digambarkan dalam bagan di bawah.

Dalam studi Motivasi lainnya, David McClelland (1961) dalam Mangkunegara (2009:96) mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu:

1) Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil resiko.

2) Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.

3) Need for power, yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang merupakan

refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain. 2.2. Kinerja

August W.Smith yang dikutip oleh Sedarmayanti (2009:50) mendifinisikan kinerja sebagai berikut: “Kinerja pegawai adalah merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses”. Sedangkan Mangkunegara (2009:67) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Pada prinsipnya penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam instansi yang dilakukan terhadap organisasi. Penilaian kinerja dalam organisasi publik merupakan peranan kunci dalam pengembangan pegawai dan produktivitas mereka. Penilaian pegawai memberikan gambaran tentang keadaan pegawai dan sekaligus dapat memberikan feedback

(Sulistiyani dan Rosidah, 2009:275).

Hampir seluruh perusahaan melakukan tindakan informal ataupun formal dalam menilai kinerja karyawan mereka. Dessler (2010:322) mendefinisikan penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau dimasa lalu relative terhadap standart prestasinya. Sedangkan Handoko (2010: 135) mendefinisikan penilaian prestasi kerja (kinerja) sebagai proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.

Mengakhiri tinjauan tentang pengertian kinerja pegawai selanjutnya TR Mitchell yang dikutip oleh Sedarmayanti (2009:51), bahwa kinerja meliputi beberapa aspek yaitu:

(4)

55 1) Quality of work (kualitas kerja)

2) Promtness (ketepatan) 3) Initiative (inisiatif) 4) Capability (kemampuan) 5) Communication (komunikasi) 2.3. Kepuasan Kerja Hariandja (2009: 290) menyatakan : ”kepuasan kerja adalah mer upakan perasaan positif yait u rasa puas atau perasaan negatif yaitu rasa kecewa terhadap pekerjaan yang merupakan perb anding a n ant ara hasi l ya ng didapat deng an ha rapan at au keing i na n karyawan, yang diaplikasikan kedalam suatu sikap dan perbuatan, dimana, kondisi ini dilandasi oleh faktor-faktor tertentu” Berdasarkan ini para ahli mengklasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek ( Hariandja,2009:291 ), yaitu : 1) Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima

seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil. 2) Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi

pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.

3) Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.

4) Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

5) Promosi, yaitu kemungkinana seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, proses menaiki

jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.

6) Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikis.

3. MOTODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data menggunakan metode sensus sampling. Pertimbangan peneliti menggunakan teknik ini adalah terbatasnya jumlah populasi yang ada. Responden adalah seluruh karyawan terkecuali pimpinan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Setiap responden dimintai pendapatnya dengan memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert 1-5 untuk mendapatkan data yang bersifat numerical diskrit dan diberi skor atau nilai. Dalam penelitian ini digunakan analisis kuantitatif. Persepsi responden merupakan data kualitatif yang akan diukur dengan suatu skala sehingga hasilnya berbentuk angka. Selanjutnya angka atau skor tersebut diolah dengan metode statistik. Pengukuran metode ini adalah untuk mempermudah proses analisis data.

Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik

path analysis (analisis jalur) menggunakan program SPSS 18.0.

Menurut Ghozali (2011) dalam Ningrum (2013), untuk menguji pengaruh variabel Intervening digunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausal antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.

Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat dan

(5)

56 juga tidak dapat digunakan sebagai

substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang dilakukan analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner.

4. PEMBAHASAN

Setelah proses skoring pada kuesioner, dilakukan uji validitas terhadap kuesioner yang telah dikoreksi dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 19. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah di susun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dengan menggunakan metode

Bivariate Pearson (Korelasi Product Moment Pearson). Berdasarkan hasil analisis didapat nilai korelasi untuk semua variabel butir- butir item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan reliabel sehingga dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

Penelitian ini juga telah diuji asumsi sehingga telah dinyatakan berdistribusi

normal, bebas dari permasalahan Multikolinieritas dan Heteroskedastisitas. 1. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Model 1

Analisis regresi model 1 (satu) digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan dari variabel bebas (independent) terhadap variabel mediasi (Intervening). Pada analisis regresi model 1 (satu) persamaan strukturalnya adalah: Kinerja = a+b Motivasi + e1

b. Uji Signifikansi Paremeter Individual (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh Motivasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y1) secara parsial. Uji parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing independen secara parsial terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak. Hasil analisis statistik uji t dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Secara Parsial (t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 12,285 3,987 3,082 ,000 Total_Motivasi ,405 ,181 ,383 2,235 ,000

a. Dependent Variable: Total_Kinerja Sumber : Data Olahan, 2016

Berdasarkan hasil uji SPSS di atas, maka persamaan regresi yang mencerminkan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: Y1 = 12,285+ 0,405X+e Keterangan: Y1 = Kinerja X1 = Motivasi a= Konstanta b = Koefisien Motivasi e1 = Error

(6)

57 Berdasarkan pengujian SPSS

parameter individual, diperoleh hasil pengujian individual Motivasi (X1) menunjukkan nilai t hitung>t tabel (3,082>0,6825) maka Ho di tolak, artinya bahwa Motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) model 1 (satu) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel Motivasi (X) secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel Kinerja (Y1). Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2. Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 ,383a ,147 ,118 1,942

a. Predictors: (Constant), Total_Motivasi Sumber : Data Olahan, 2016

Hasil analisis SPSS Model Summary

menunjukan bahwa besarnya R Square

adalah 0,147 atau 14,7%. Variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi sebesar 14,7% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2. Analisis Regresi Model 2

Analisis regresi model 2 (dua) digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) .Pada analisis regresi model 2 (dua) persamaan strukturalnya adalah:

Kepuasan Kerja = a+b Motivasi + e2

a. Uji Signifikansi Paremeter Individual (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh Motivasi (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y2) secara parsial. Uji parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel Motivasi (X1) secara parsial terhadap Kepuasan kerja (Y2) pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak. Hasil analisis statistik uji t dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7,315 3,179 2,301 ,001

Total_Motivasi ,570 ,145 ,591 3,945 ,000

b. Dependent Variable: Total_Kepuasan

Sumber : Data Olahan,2016

Berdasarkan hasil uji SPSS di atas, maka persamaan regresi yang mencerminkan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: Y2 = 7,315+0,570X1+e2 Keterangan: Y2 = Kepuasan kerja X1 = Motivasi B1= Koefisien Motivasi e2 = Error

(7)

58 Berdasarkan pengujian SPSS

parameter individual, diperoleh hasil pengujian individual Motivasi menunjukkan nilai t hitung > t tabel (3,945>0,6825) maka Ho di tolak, artinya bahwa Motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) model 2 (dua) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel Motivasi (X1) secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel kepuasan kerja (Y2). Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 4. Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 ,591a ,349 ,327 1,548

a. Predictors: (Constant), Total_Motivasi Sumber : Data Olahan, 2016

Hasil analisis SPSS model summary

menunjukkan bahwa besarnya R Square

adalah 0,349 atau 34,9%. Variabel kepuasan kerja (Y2) dapat dijelaskan oleh ikatan Motivasi (X1) sebesar 34,9% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 3. Analisis Regresi Model 3

Analisis regresi model 3 (tiga) digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Pada analisis regresi model 3 (tiga) persamaan strukturalnya adalah:

Kinerja = a+b kepuasan kerja + e3

a. Uji Signifikansi Paremeter Individual (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y1) secara parsial. Uji parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing variabel Kepuasan kerja (X2) secara parsial terhadap Kinerja (Y1) pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak. Hasil analisis statistik uji t dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9,673 3,433 2,818 ,000

Total_Kepuasan ,580 ,173 ,530 3,361 ,000

a. Dependent Variable: Total_Kinerja

Sumber : Data Olahan,2016

Berdasarkan hasil uji SPSS di atas, maka persamaan regresi yang mencerminkan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

Y1 = 9,673+0,580X2+e3 Keterangan:

(8)

59 X2= Kepuasan Kerja

B1= Koefisien Kepuasan kerja E3 = Error

Berdasarkan pengujian SPSS parameter individual, diperoleh hasil pengujian individual Motivasi menunjukkan nilai t hitung > t tabel (3,361>0,6825) maka Ho di tolak, artinya bahwa Kepuasan Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja pada PT.

Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) model 3 (tiga) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel Kepuasan Kerja (X2) secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel Kinerja (Y1). Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 6. Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 ,530a ,280 ,256 1,784

a. Predictors: (Constant), Total_Kepuasan

Sumber : Data Olahan, 2016

Hasil analisis SPSS model summary

menunjukkan bahwa besarnya R Square

adalah 0,280 atau 28 %. Variabel Kinerja (Y1) dapat dijelaskan oleh ikatan Kepuasan Kerja (X2) sebesar 28 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 4. Analisis Regresi Model 4

Analisis regresi model 4 (empat) digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Pada analisis regresi model 4 (empat) persamaan strukturalnya adalah:

Kinerja =b1 Motivasi+ b2 Kepuasan kerja+

e4

a. Uji Signifikansi Paremeter Bersama (Uji F)

Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh Motivasi (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y) secara simultan. Uji parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel Motivasi (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) secara simultanl terhadap Kinerja (Y) pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak. Hasil analisis statistik uji F dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 7. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 36,919 2 18,459 5,663 ,000a

Residual 91,275 28 3,260

Total 128,194 30

a. Predictors: (Constant), Total_Kepuasan, Total_Motivasi b. Dependent Variable: Total_Kinerja

(9)

60 Berdasarkan pengujian SPSS

parameter bersama, diperoleh hasil pengujian Motivasi dan Kepuasan Kerja menunjukkan nilai t hitung > t tabel (5,663>3,32) maka Ho di tolak, artinya bahwa Motivasi dan Kepuasan Kerja berpengaruh positif signifikan secara bersama-sama terhadap Kinerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) model 4 (empat) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel Motivasi (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel Kinerja (Y). Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat

sebagai berikut :

Tabel 8. Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 ,537a ,288 ,237 1,805

a. Predictors: (Constant), Total_Kepuasan, Total_Motivasi Sumber : Data Olahan, 2016

Hasil analisis SPSS model summary

menunjukkan bahwa besarnya R Square

adalah 0,288 atau 28,8 %. Variabel Kinerja (Y) dapat dijelaskan oleh ikatan Motivasi (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) sebesar 28,8 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

5. Analisis Jalur

Pengujian penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linearberganda. Analisis regersi dilakukan sebanyak dua kali. Analisis regresi yang pertama untuk mengetahui kekuatan hubungan dari variabel bebas(independent) terhadap variabel mediasi (Intervening). Analisis regresi yang kedua untuk mengetahui kekuatan hubungan dari variabel bebas (indenpendent) terhadap variabel terikat (dependent).

a. Intepretasi Analisis Jalur

Berdasarkan uji t yang tampak pada Tabel 1 diperoleh nilai unstandarized coefficients beta variabel Motivasi terhadap kinerja sebesar 0,405. Nilai unstandarized coefficients beta sebesar

0,405 merupakan nilai path atau jalur P1.

Berdasarkan uji t yang tampak pada Tabel 3 diperoleh nilai unstandarized coefficients beta pada variabel Motivasi terhadap kepuasan kerja sebesar 0,570 merupakan nilai path atau jalur P2. Nilai unstandarized coefficients beta variabel kepuasan kerja terhadap kinerja sebesar 0,580. Nilai unstandarized coefficients beta sebesar 0,580 merupakan nilai Path atau jalur P3.

Berdasarkan uji R2 yang tampak pada 2 diperoleh nilai

e1=√ √

Pengaruh kausal empiris antara variabel Motivasi (X1) terhadap kinerja dapat digambarkan melalui persamaan struktural 1 (satu), yaitu:

Y1 = 12,285+ 0,405X1+0,935

Berdasarkan uji R2 yang tampak pada Tabel 4 diperoleh e2=√ √

(10)

61 Pengaruh kausal empiris antara variabel

Motivasi (X1) terhadap kepuasan kerja struktural 2 (dua), yaitu:

Y2 = 7,315+0,570X1+0,807

Berdasarkan uji R2 yang tampak pada Tabel 6 diperoleh e3=√ √

Pengaruh kausal empiris antara variabel

kepuasan (X2) terhadap kinerja (Y1) struktural 3(tiga), yaitu:

Y1 = 9,673+0,580X2+0,849

Intepretasi dari hasil analisis jalur dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Gambar 2. Hasil Analisis Jalur

Berikut adalah Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model ; Tabel 9.

Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model

Model Unstandarized Coefficients Beta T Sig. R2

Pengaruh Langsung

P1=X1 Y1 0,405 2,235 0,000 0,147

Pengaruh Tidak Langsung

P2=X1Y2 0,570 3,945 0,000 0,349

P3=X2Y1 0,580 3,361 0,000 0,280

Sumber : Data Olahan, 2016

Pada model jalur, penelitian ini akan menjelaskan pengaruh langsung dan tidak langsung variabel Exogenenous terhadap variabel Endogeneous.

1) Pengaruh langsung (X1Y1) = 0,405

2) Pengaruh tidak langsung (melalui kepuasan kerja) X1*Y1= (0,570)*(0,580) = 0,3306 P1=0,405 P2=0,570 X1Y1 X1 Motivasi X2=Y2 Kepuasan Kerja Y1 Kinerja X1Y2 P3=0,580 X2Y1 e1 0,935 e2 0,807

(11)

62 Apabila pengaruh tidak langsung

lebih besar dari pada pengaruh langsung maka dapat disimpulkan bahwa hubungan yang sebenarnya adalah tidak langsung atau variabel mediating. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Motivasi berpengaruh secara langsung terhadap Kinerja. Hal ini disebabkan nilai direct effect

lebih besar dari indirect effect (0,405>0,330). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa Motivasi (X1) tidak berpengaruh terhadap Kinerja melalui kepuasan Kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja tidak menjadi variabel Intervening

antara Motivasi terhadap Kinerja. 5. PENUTUP

5.1.Kesimpulan

1. Hasil uji regresi secara parsial

menunjukkan Motivasi

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak. Variabel Kinerja (Y1) dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi (X1) sebesar 14,7% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2. Hasil uji regresi secara parsial

menunjukkan Motivasi

berpengaruh positif signifikan terhadap Kepuasan Kerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak. Variabel kepuasan kerja (Y2) dapat dijelaskan oleh ikatan Motivasi

(X1) sebesar 34,9% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

3. Hasil uji regresi secara parsial menunjukkan Kepuasan Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak. Variabel Kinerja (Y1) dapat dijelaskan oleh ikatan Kepuasan Kerja (X2) sebesar 28 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

4. Hasil uji regresi secara simultan menunjukkan Motivasi dan Kepuasan Kerja berpengaruh positif signifikan secara bersama-sama terhadap Kinerja pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak. Variabel Kinerja (Y) dapat dijelaskan oleh ikatan Motivasi (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) sebesar 28,8 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

5. Berdasarkan analisis jalur didapat bahwa bahwa Motivasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja melalui kepuasan Kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja tidak menjadi variabel

Intervening antara Motivasi terhadap Kinerja.

5.2.Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan positif antara motivasi kerja dan kinerja, hubungan positif antara kepuasan kerja dan kinerja serta hubungan positif antara motivasi kerja dan kepuasan kerja, sehingga direkomendasikan kepada pimpinan PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Pontianak untuk untuk terus memberikan upaya motivasi finansial maupun nun finansial secara kontinu. Bentuk motivasi yang dapat diberikan berupa reward kehadiran, reward

pencapaian target, mendatangkan motivator, memberikan pelatihan dan bentuk motivasi lain yang dapat meningkatkan performa karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, penting untuk melakukan penelitian selanjutnya, untuk mengetahui gambaran variabel lain untuk memperkaya referensi ilmiah.

(12)

63 DAFTAR PUSTAKA

Dessler. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Indeks

Hani Handoko, 2010, Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia, Edisi kedua, BPFE UGM Yogyakarta. Mangkunegara. Anwar Prabu. 2009.

Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan. Rosda. Bandung

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Siswanto, H. B., Pengantar Manajemen,

Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju.

Sulistiyani, Ambar T dan Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jurnal Ningrum, Ngesti

Galih (2013).” Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening”. Masters Thesis,

Diponegoro University.

(13)

Gambar

Gambar 1. Hierarki Kebutuhan dari A.  Maslow (1984) (Mangkunegara,
Tabel 1. Hasil Uji Secara Parsial (t)  Coefficients a Model  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu dalam makalah ini akan menjelaskan bagaimana menghasilkan mutu padi yang akurat dan maka dilakukan sebuah penelitian dalam mencari pola dari mutu padi

Menurut Ndong,Guiro,Gning,Idohou-Dossou, Cisse, Wade(2007) kandungan protein dalam tepung daun kelor bisa mencapai 35%.Oleh karenanilai daya cerna protein tepung daun kelor

Kegiatan dimulai dari entitas pemohon memberikan berkas data pemohonan untuk pembuatan surat rekomendasi izin usaha kolam yang berguna untuk menggunakan air

Dari yang awalnya mixtape dibuat hanya menggunakan compact audio cassette, hingga dapat dengan mudah ditemukan di berbagai platform di internet, dan bahkan kini dibuat

Secara umum dimensi hubungan positif dengan orang lain pada warga binaan menjelang masa pembebasan di Lapas Wanita Klas IIA Sukamiskin Bandung dalam kategori tinggi

Koleksi Perpustakaan Universitas

Gunung sewu dadya pager mami, katon murub kang samya tumingal, sakeh lara sirna kabeh, luput ing tuju teluh, taraknyana tenung jalenggi, bubar amdyur suminggah, Sri

[r]