• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN PEBRUARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INFLASI KOTA TARAKAN BULAN PEBRUARI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BPS KOTA TARAKAN

No.04/03/6473/Th.I, 12 Maret 2007

INFLASI KOTA TARAKAN

BULAN PEBRUARI

Berdasarkan hasil pemantauan pada bulan Februari 2007, Kota Tarakan mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 154,12 pada bulan Januari 2007 menjadi 154,39 pada bulan Februari 2007.

· Inflasi Kota Tarakan bulan Pebruari 2007 sebesar 0,17 %.

· Kelompok Bahan Makanan pada bulan Februari 2007 memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,22 persen.

· Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi 0,11 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 171,86 pada bulan Januari 2007 menjadi 172,04 pada bulan Februari 2007.

· Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi sebesar 0,47 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 146,67 pada bulan Januari 2007 menjadi 147,35 pada bulan Februari 2007.

· Kelompok sandang pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi 0,85 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 143,63 pada bulan Januari 2007 menjadi 144,85 pada bulan Februari 2007.

· Kelompok kesehatan pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi 0,83 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 137,26 pada bulan Januari 2007 menjadi 138,39 pada bulan Februari 2007.

· Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan indeks dari 147,09 pada bulan Januari 2007 menjadi 147,84 pada bulan Februari 2007, atau terjadi inflasi sebesar 0,51 persen.

· Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi yang mencapai 0,06 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 146,74 pada bulan Januari 2007 menjadi 146,83 pada bulan Februari 2007.

(2)

2007) Kota Tarakan telah mencapai 0,25 persen dan laju inflasi ‘year on year’ (Februari 2007 terhadap Februari 2006) mencapai 10,10 persen.

Tabel 1. Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Tarakan Bulan Februari 2007

Menurut Kelompok Pengeluaran (Tahun 2002 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK Des 2006 IHK Januari 2007 IHK Februari 2007 Laju Inflasi Februari 2007*) Laju Inflasi Kalender 2006 **) Laju Inflasi ‘yoy’ ***) UMUM 154,00 154,12 154,39 0,17 0,25 10,10 1. Bahan Makanan 160,62 159,68 159,33 -0,22 -0,80 12,50

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 171,86 171,86 172,04 0,11 0,11 15,01

3. Perumahan 145,51 146,67 147,35 0,47 1,27 9,70

4. Sandang 142,91 143,63 144,85 0,85 1,35 14,70

5. Kesehatan 137,40 137,26 138,39 0,83 0,72 11,10

6. Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 146,41 147,09 147,84 0,51 0,97 3,16

7. Transpor & Komunikasi 146,44 146,74 146,83 0,06 0,27 1,13

*) Persentase perubahan IHK bulan Februari 2007 terhadap IHK bulan sebelumnya.

**) Persentase perubahan IHK bulan Februari 2007 terhadap IHK bulan Desember 2006.

**) Persentase perubahan IHK bulan Februari 2007 terhadap IHK bulan Desember 2006.

Inflasi tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada beberapa kelompok barang dan jasa sebagai berikut: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,47 persen, kelompok sandang 0,85 persen, kelompok kesehatan 0,83 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,51 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,06 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan dan memberikan efek deflasi yang ditandai dengan penurunan indeks sebesar –0,22 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Februari 2007 antara lain: beras, ikan kembung sawi hijau, bayam, kacang panjang, ikan bandeng, tomat sayur, buncis, pasir, kangkung, dan dokter umum.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: cabe rawit, cabe merah, bawang merah, jeruk nipis/limau, daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, jagung muda, tomat buah dan gula pasir.

Pada bulan Februari 2007 kelompok-kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi/deflasi adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan sebesar -0,07 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,02 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,10 persen; kelompok

(3)

sandang 0,05 persen; kelompok kesehatan serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,01 persen.

Tabel Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tarakan

bulan Februari 2007 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

(%) 1. Bahan Makanan -0,07 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,02

3. Perumahan 0,10

4. Sandang 0,05

5. Kesehatan 0,03

6. Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,02 7. Transpor & Komunikasi 0,01

PERBANDINGAN INFLASI NASIONAL DAN ANTAR KOTA

Pada bulan Februari 2007 secara Nasional terjadi inflasi sebesar 0,62 persen, dimana sampai dengan bulan ini laju inflasi telah tercatat sebesar 1,67 persen dengan laju inflasi year on year (Februari 2007 terhadap Februari 2006) mencapai 6,30 persen. Sementara itu Kalimantan Timur pada bulan Februari 2007 mengalami deflasi sebesar -0,19 persen, dimana inflasi tahun kalender telah mencapai 1,26 persen dengan laju inflasi

year on year mencapai 5,94 persen.

Sedangkan kota-kota IHK yang berjumlah 45 kota pada bulan Februari 2007 ini sebanyak 31 kota mengalami inflasi dan 14 kota yang mengalami deflasi dengan gambaran sebagai berikut: inflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura yang mencapai 1,76 persen dan inflasi terendah terjadi di Sibolga dan Lhokseumawe sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar –3,62 dan deflasi terendah terjadi di Bengkulu sebesar -0,02 persen. Sementara kota-kota lain yang berada di Pulau Kalimantan secara berurut yaitu: Pontianak 1,11 persen, Banjarmasin 0,49 persen, Palangkaraya sebesar -0,51 persen, Balikpapan 0,36 persen, Samarinda 0,05 persen, dan Sampit -0,98 persen.

(4)

Tabel Perbandingan Laju Inflasi Antar Wilayah (Persen)

Laju Inflasi Februari 2007 Tahun Kelender "Year On Year"

Nasional 0,62 1,67 6,30 Kaltim -0,19 1,26 5,94 Samarinda -0,05 1,86 7,34 Balikpapan -0,36 0,57 4,34 Tarakan 0,17 0,25 10,10

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan

Walaupun pada pada bulan ini di Kota Tarakan masih terjadi kenaikan harga beras, namun penurunan beberapa bahan makanan seperti bumbu-bumbuan dan minyak menyebabkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar –0,80 persen atau terjadi penurunan indeks dari 159,68 pada bulan Januari 2007 menjadi 159,33 pada bulan Februari 2007.

Dari 11 subkelompok yang ada dalam kelompok ini tujuh diantaranya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan yang mencapai – 17,25 persen. Sementara inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 9,79 persen.

Kelompok ini pada bulan Februari 2007 memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,17 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: cabe rawit –0,23 persen, cabe merah –0,20 persen, bawang merah -0,06 persen, jeruk nipis/limau, daging ayam ras, minyak goreng masing-masing 0,05 persen, telur ayam ras, jagung muda, tomat buah masing-masing 0,03 persen. Sementara kelompok yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi adalah ikan kembung 0,15 persen, sawi hijau 0,09 persen, beras 0,09 persen, dan bayam persen 0,07 persen. Selebihnya komoditi-komoditi mempunyai andil kurang dari 0,04 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi 0,11 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 171,86 pada bulan Januari 2007 menjadi 172,04 pada bulan Februari 2007.

(5)

Dari tiga subkelompok yang ada dua diantaranya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol yang mencapai 0,25 persen. Sementara subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar -0,09 persen.

Kelompok ini pada bulan Februari 2007 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah ikan bakar dan rokok filter memberikan andil masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas gula pasir memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,01 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi sebesar 0,47 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 146,67 pada bulan Januari 2007 menjadi 147,35 pada bulan Februari 2007.

Dari empat subkelompok yang ada dalam kelompok ini tiga diantaranya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok perlengkapan rumah tangga yang mencapai 1,53 persen. Sementara subkelompok bahan bakar, penerangan dan listrik mengalami stagnasi atau tidaj terjadi perubahan harga.

Pada bulan Februari 2007 secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,10 persen. Jasa yang dominan memberikan sumbangan inflasi ialah pasir 0,03 persen, air conditioner (AC) 0,03 persen, upah tukang bukan mandor, kayu balokan, batu bata, kulkas/lemari es masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara jenis barang yang dominan memberikan sumbangan/andil deflasi adalah lemari pakaian sebesar –0,01 persen.

4. Sandang

Kelompok sandang pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi 0,85 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 143,63 pada bulan Januari 2007 menjadi 144,85 pada bulan Februari 2007.

Semua subkelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok sandang wanita yang mencapai 1,37 persen. Inflasi terendah terjadi pada subkelompok sandang anak-anak sebesar 0,18 persen.

Kelompok ini pada bulan Februari 2007 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,05 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah: pembalut wanita 0,02 persen, emas perhiasan, celana panjang jeans, dan baju muslim masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara jenis barang yang dominan memberikan sumbangan/andil deflasi adalah kemeja panjang batik sebesar –0,01 persen.

(6)

5. Kesehatan

Kelompok kesehatan pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi 0,83 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 137,26 pada bulan Januari 2007 menjadi 138,39 pada bulan Februari 2007.

Dari empat subkelompok dalam kelompok seluruhnya mengalami inflasi, jasa kesehatan mengalami inflasi tertinggi mencapai 2,47 persen dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok jasa perawatan jasmani dan kosmetik sebesar 0,05 persen.

Secara keseluruhan pada bulan Februari 2007 kelompok ini memberikan sumbangan/andil inflasi 0,03 persen. Komoditas yang paling memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah jasa dokter umum sebesar 0,03 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan indeks dari 147,09 pada bulan Januari 2007 menjadi 147,84 pada bulan Februari 2007, atau terjadi inflasi sebesar 0,51 persen.

Dari lima subkelompok dalam kelompok ini empat diantaranya mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok rekreasi sebesar 2,13 persen dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok perlengkapan pendidikan sebesar 0,09 persen. Sedangkan subkelompok jasa pendidikan mengalami stagnasi.

Kelompok ini pada bulan Februari 2007 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah biaya fotocopy, televisi dan VCD/DVD player masing-masing 0,01 persen. 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Februari 2007 mengalami inflasi yang mencapai 0,06 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 146,74 pada bulan Januari 2007 menjadi 146,83 pada bulan Februari 2007.

Dari empat subkelompok dalam kelompok ini seluruhnya mengalami inflasi, subkelompok sarana dan penunjang transport yang mengalami inflasi tertinggi yakni mencapai 1,08 persen.

Secara keseluruhan kelompok ini pada bulan Februari 2007 memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah bahan pelumas/oli sebesar 0,01 persen.

(7)

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI BULAN FEBRUARI 2007

(TAHUN 2002 = 100)

KELOMPOK/SUB KELOMPOK KOMODITI IHK

LAJU INFLASI *) LAJU INFLASI TAHUN KALENDER**) LAJU INFLASI YEAR ON YEAR***) INDEKS UMUM 154.39 0.17 0.25 10.10 I BAHAN MAKANAN 159.33 -0.22 -0.80 12.50

A. Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya 197.79 1.09 15.14 33.86

B. Daging & Hasil-hasilnya 140.61 -1.63 -7.21 20.18

C. Ikan Segar 143.42 4.21 -0.45 11.55

D. Ikan Diawetkan 135.90 1.81 1.78 13.10

E. Telur, Susu & Hasil-hasilnya 129.06 -1.28 -3.43 11.28

F. Sayur-sayuran 200.34 9.79 6.11 22.24

G. Kacang-kacangan 112.68 -0.46 -8.51 2.07

H. Buah-buahan 153.85 -0.96 1.09 -1.29

I. Bumbu-bumbuan 143.68 -17.25 -21.83 -17.34

J. Lemak dan Minyak 153.46 -2.65 -16.70 -7.07

K. Bahan Makanan Lainnya 130.45 -2.19 -14.52 9.17

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 172.04 0.11 0.11 15.01

A. Makanan Jadi 191.34 0.12 1.75 22.34

B. Minuman Yang Tidak Beralkohol 147.04 -0.09 -5.55 5.70

C. Tembakau dan Minuman Beralkohol 148.55 0.25 0.25 4.11

III PERUMAHAN 147.35 0.47 1.27 9.70

A. Biaya Tempat Tinggal 147.97 0.56 1.28 15.53

B. Bahan Bakar, Penerangan & Air 163.34 0.00 0.05 2.06

C. Perlengkapan Rumah Tangga 123.49 1.53 5.29 8.24

D. Penyelenggaraan Rumah Tangga 128.78 0.19 0.48 10.91

IV SANDANG 144.85 0.85 1.35 14.70

A. Sandang Laki-laki 139.74 0.50 0.48 11.88

B. Sandang Wanita 142.84 1.37 1.59 14.94

C. Sandang Anak-anak 156.89 0.18 0.18 15.84

D. Barang Pribadi & Sandang Lainnya 144.64 1.20 4.01 18.03

V KESEHATAN 138.39 0.83 0.72 11.10

A. Jasa Kesehatan 120.10 2.47 2.58 4.98

B. Obat-obatan 142.75 0.21 -1.00 2.88

C. Jasa Perawatan Jasmani 133.68 0.22 0.22 5.18

B. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 149.40 0.19 0.23 17.24

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 147.84 0.51 0.97 3.16

A. Jasa Pendidikan 168.97 0.00 0.00 1.18

B. Kursus-kursus/Pelatihan 123.32 0.18 0.18 0.44

C. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 136.71 0.09 -1.69 8.28

D. Rekreasi 117.68 2.13 5.29 4.09

E. Olahraga 144.85 0.22 0.34 21.81

VII TRANSPOR DAN KOMONIKASI 146.83 0.06 0.27 1.13

A. Transport 155.76 0.05 0.27 1.32

B. Komunikasi dan Pengiriman 120.53 0.01 0.01 -0.12

C. Sarana dan Penunjang Transpor 144.42 0.42 1.08 2.38

D. Jasa Keuangan 171.22 0.01 0.01 4.03

Catatan : *) dihitung berdasarkan perubahan IHK bulan Februari 2007 terhadap IHK bulan sebelumnya

Catatan : **) dihitung berdasarkan perubahan IHK bulan Februari 2007 terhadap IHK bulan Desember 2006

(8)

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2006

· Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2006 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 5,5 persen terhadap tahun 2005. Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 13,6 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 2,2 persen.

· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2006 atas dasar harga berlaku mencapai Rp3.338,2 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp1.846,7 triliun.

· Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2006 menurun 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan III/2006 (q-to-q), dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2005 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,1 persen.

· Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2006 mencapai 6,1 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 5,5 persen.

· Di sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 62,7 persen, konsumsi pemerintah 8,6 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 24,0 persen serta ekspor neto 4,8 persen (ekspor 30,9 persen dan impor 26,1 persen).

· Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2006, dengan pertumbuhan tertinggi pada konsumsi pemerintah sebesar 9,6 persen, diikuti oleh ekspor 9,2 persen, konsumsi rumah tangga 3,2 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,9 persen, serta pengaruh pertumbuhan impor sebesar 7,6 persen.

· Sumber utama pertumbuhan ekonomi 5,5 persen adalah ekspor 4,1 persen, diikuti konsumsi rumahtangga 1,9 persen, konsumsi pemerintah 0,7 persen, pembentukan modal tetap bruto 0,7 persen serta pengaruh impor 2,8 persen. · PDB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 mencapai Rp 15,0 juta

(US$ 1.663,0), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp12,7 juta (US$ 1.320,6), sementara PNB per-kapita tahun 2006 mencapai Rp14,4 juta, juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Rp12,1 juta.

SUPLEMEN

(9)

INDEKS TENDENSI BISNIS (ITB) INDONESIA TRIWULAN IV TAHUN 2006

· Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada Triwulan IV-2006 sebesar 107,43, mengindikasikan kondisi bisnis pada Triwulan IV-2006 secara umum lebih baik dibandingkan Triwulan III-2006. Kondisi bisnis membaik karena adanya peningkatan pendapatan usaha, yang disebabkan peningkatan kapasitas produksi dan jumlah jam kerja. Peningkatan pendapatan usaha yang paling tinggi terjadi di sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan. Peningkatan jumlah tenaga kerja tertinggi terjadi pada sektor konstruksi.

· Nilai indeks tertinggi sebesar 115,35 terjadi pada sektor konstruksi, yang berarti sektor tersebut mengalami peningkatan bisnis yang paling tinggi diantara sektor lainnya. Sebaliknya, sektor Pertanian mengalami penurunan bisnis tertinggi dengan nilai indeks sebesar 95,13.

· Dilihat dari perubahan besarannya, nilai ITB menurun 1,29 poin, dari 108,72 pada Triwulan III-2006 menjadi 107,43 pada Triwulan IV-2006, yang menunjukkan tingkat kepercayaan pengusaha terhadap kondisi bisnis pada Triwulan IV-2006 sedikit berkurang. Sebagian besar sektor menunjukkan perubahan besaran yang negatif, kecuali sektor Konstruksi, Perdagangan/Hotel/ Restoran, dan Transportasi/Komunikasi yang positif. Penurunan nilai ITB terbesar terjadi pada sektor industri (11,71 poin), sedangkan peningkatan ITB terbesar terjadi pada sektor Konstruksi (7,58 poin).

· Nilai ITB Triwulan I-2007 diperkirakan sebesar 108,79. Secara umum, berarti kondisi bisnis pada Triwulan I-2007 diperkirakan akan membaik dibandingkan triwulan IV-2006. Kondisi bisnis di semua sektor diperkirakan akan meningkat, kecuali sektor Pertambangan/Penggalian dan Lembaga Keuangan/Persewaan/Jasa Perusahaan. Sektor Konstruksi diperkirakan akan mengalami peningkatan tertinggi.

· Dilihat dari perubahan besarannya, nilai perkiraan ITB Triwulan I-2007 meningkat 1,36 poin dibandingkan nilai ITB Triwulan IV-2006, yang mengindikasikan tingkat kepercayaan pengusaha terhadap kondisi bisnis pada Triwulan I-2007 semakin meningkat.

· Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2006 di Jabotabek sebesar 106,96 yang berarti kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV-2006 di Jabotabek lebih baik dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya.

· Peningkatan nilai ITK terjadi karena peningkatan pendapatan rumah tangga dan peningkatan konsumsi beberapa komoditi pokok. Peningkatan konsumsi yang tinggi terjadi pada biaya perumahan (listrik dan air), transportasi, dan pendidikan,

sementara penurunan konsumsi tertinggi adalah pengeluaran untuk rekreasi. · Perkiraan nilai ITK Triwulan I-2007 sebesar 102,26, berarti kondisi ekonomi

konsumen pada Triwulan I-2007 di Jabotabek diperkirakan lebih baik dibandingkan dengan Triwulan IV-2006. Peningkatan kondisi ekonomi konsumen diperkirakan terjadi karena peningkatan pendapatan rumah tangga pada Triwulan I-2007. Namun demikian mayoritas responden tidak mempunyai rencana untuk membeli barang tahan lama.

SUPLEMEN

(10)

NILAI EKSPOR INDONESIA DESEMBER 2006

· Nilai ekspor Indonesia Desember 2006 mencapai US$ 9,50 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 6,43 persen dibanding ekspor November 2006. Sementara bila dibanding Desember 2005 mengalami peningkatan sebesar 16,91 persen.

· Ekspor nonmigas Desember 2006 mencapai US$ 7,62 miliar, naik 6,26 persen dibanding November 2006, sedangkan dibanding ekspor Desember 2005, meningkat 21,02 persen.

· Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2006 mencapai US$ 100, 69 miliar atau meningkat 17,55 persen dibanding periode yang sama tahun 2005, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$ 79,50 miliar atau meningkat 19,68 persen.

· Peningkatan ekspor nonmigas terbesar Desember 2006 terjadi pada lemak & minyak hewan/nabati sebesar US$ 307,0 juta, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada tembaga sebesar US$ 48,5 juta.

· Ekspor nonmigas ke Jepang Desember 2006 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,34 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 874,0 juta dan Singapura US$ 668,3 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,86 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (25 negara) sebesar US$ 1,07 miliar. ?? Menurut sektor, ekspor hasil pertanian periode Januari-Desember 2006 meningkat 18,25 persen dibanding periode yang sama tahun 2005, sementara ekspor hasil industri serta hasil tambang dan lainnya naik masing-masing sebesar 16,72 persen dan 40,86 persen.

INFLASI INDONESIA BULAN JANUARI 2007

· Pada bulan Januari 2007 terjadi inflasi 1,04 persen. Dari 45 kota tercatat seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 3,90 persen dan inflasi terendah di Ambon 0,10 persen.

· Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok- kelompok barang dan jasa sebagai berikut: kelompok bahan makanan 2,68 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,87 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,71 persen; kelompok kesehatan 0,54 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,10 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,10 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok sandang 0,25 persen. · Laju inflasi tahun kalender (Januari) 2007 sebesar 1,04 persen, sedangkan laju inflasi

year on year” (Januari 2007 terhadap Januari 2006) sebesar 6,26 persen.

· Inflasi komponen inti pada bulan Januari 2007 sebesar 0,74 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari) 2007 sebesar 0,74 persen, sedangkan laju inflasi komponen inti “year on year” (Januari 2007 terhadap Januari 2006) sebesar 6,05 persen.

SUPLEMEN

(11)

NILAI TUKAR PETANI (NTP)*) INDONESIA BULAN NOPEMBER 2006

· Pada November 2006, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat 104,48 atau naik 1,17 persen dibanding NTP Oktober 2006 yang mencapai 103,27. Hal ini disebabkan karena kenaikan Indeks harga yang diterima petani sebesar 1,42 persen, lebih besar dibandingkan dengan kenaikan Indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,24 persen.

· Dari 23 Provinsi yang dilaporkan pada November 2006, 13 Provinsi mengalami kenaikan dan 10 Provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu sebesar 11,75 persen karena harga produsen gabah kering giling naik 20,50 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sebesar 3,53 persen, karena harga produsen gabah kering giling turun 9,71 persen.

· Pada November 2006, terjadi inflasi di daerah perdesaan Indonesia sebesar 0,48 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga sub kelompok makanan sebesar 0,50 persen, perumahan 0,81 persen, pakaian 0,32 persen, sebaliknya sub kelompok aneka barang dan jasa turun 0,08 persen.

*)Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani

dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase

JUMLAH KUNJUNGAN WISATA BULAN DESEMBER 2006

· Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia melalui 13 pintu masuk pada Desember 2006 mencapai 388,4 ribu orang, mengalami kenaikan 6,39 persen dibanding jumlah wisman November 2006 sebanyak 365,0 ribu orang. Begitu pula jika dibanding Desember 2005, jumlah wisman Desember 2006 naik cukup besar 24,41 persen.

· Jumlah wisman ke Bali pada Desember 2006 naik 7,86 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 119,3 ribu orang pada November 2006 menjadi 128,7 ribu orang. Jika dibanding Desember 2005, jumlah wisman ke Bali naik tajam 58,66. · Jumlah wisman dari 13 pintu masuk selama Januari-Desember 2006, mencapai 3,98

juta orang atau menurun 2,38 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2005 sebanyak 4,07 juta orang.

· Jumlah wisman yang datang melalui seluruh pintu masuk pada tahun 2006 mencapai 4,87 juta orang atau turun 2,61 persen dibanding tahun 2005 sebanyak 5,00 juta orang.

· Total pengeluaran wisman di Indonesia (perkiraan devisa yang masuk) untuk tahun 2006 mencapai US$ 4,4 milyar atau turun 2,22 persen dibanding penerimaan devisa tahun 2005 sebesar US$ 4,5 milyar.

· Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah Tujuan Wisata (DTW) pada November 2006 mencapai rata-rata 45,49 persen, mengalami kenaikan 2,73 poin dibanding TPK Oktober 2006 sebesar 42,76 persen. Sedangkan TPK hotel berbintang di Bali turun dari 46,12 persen pada Oktober 2006 menjadi 45,80 persen pada November 2006.

· Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang selama November 2006 adalah 2,14 hari, mengalami penurunan 0,16 hari jika dibanding oktober 2006.

SUPLEMEN

(12)

BPS KOTA TARAKAN

Informasi lebih lanjut hubungi : Akhmad Junaidi, S.E Kepala BPS Kota Tarakan Telp. 0551-31590 Fax. 31715 e-mail : bpstarakan@yahoo.com

Gambar

Tabel Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi  Kota Tarakan
Tabel Perbandingan Laju Inflasi Antar Wilayah

Referensi

Dokumen terkait

Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian sumber atau input dari proses sekolah seperti tenaga administrasi, guru, bahan-bahan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru matematika Sekolah Menengah Kejuruan

Dari keterangan di atas bahwa kartu Saraswati sudah tercetak sesuai dengan data yang diberikan pemohon dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, walaupun

Bila bentuk pokok lukisan atau aliran garis papiler kedua sidik jari tersebut sama, pemeriksaan yang rinci (mendetail) harus dilakukan lebih lanjut..

Hasil kegiatan pembuatan Skripsi yang berjudul “Pengaturan Prototype Lampu Rumah Dengan Solar Cell Berbasis IOT (Internet Of Things)” berhasil menghasilkan subuah

Dwi Karya Mandiri Sangatta” adalah hasil karya saya dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

Masalah ini timbul karena konsumen berada pada lokasi yang terpisah secara geografis, hal ini mengakibatkan pentingnya untuk menyimpan persediaan pada beberapa lokasi

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Secara umum, kurva hubungan antara tegangan-regangan hasil uji lentur baut tersebut menunjukkan