• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PROFIL KOPERASI. Koperasi ABC didirikan pada tahun 1967 sebagai langkah untuk membantu usahausaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PROFIL KOPERASI. Koperasi ABC didirikan pada tahun 1967 sebagai langkah untuk membantu usahausaha"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

    1.1 Sejarah Perusahaan 

Koperasi ABC didirikan pada tahun 1967 sebagai langkah untuk membantu usaha‐ usaha mikro dan kecil  yang mayoritas mengalami kesulitan dalam permodalan dan  belum memiliki akses ke Bank. Banyak usaha kecil yang   menjadi korban lintah  darat sehingga keuntungan usaha habis untuk membayar bunga pada rentenir. Atas  dasar hal inilah, Koperasi ABC didirikan sebagai upaya ririungan (bersama‐sama)  untuk  saling  membantu.    Selain  itu  koperasi  didirikan  dengan  tujuan  untuk  memperbaiki kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan akibat praktik ekonomi  kapitalis. Para pendiri melihat kaum konglomerat memiliki berbagai kemudahan  dari bank dengan nominal yang besar  dan suku bunga yang relatif kecil sementara  kaum  pengusaha  kecil  dan  mikro  dihadapkan  pada  kondisi  yang  sebaliknya  sehingga sulit untuk berkembang. 

 

Atas dasar hal tersebut koperasi ini didirikan. Selain menyalurkan dana koperasi  juga  memberikan  program  pelatihan  dalam  rangka  meningkatkan  wawasan  pengusaha  kecil.  Dalam  proses  pendiriannya  Koperasi  ABC  mendapatkan  dukungan dari organisasi sosial setempat, dan sampai Juni 2006 lalu tercatat  jumlah  pengurus dan anggota telah mencapai 417 orang.  

  

Koperasi ABC termasuk jenis koperasi multi purpose atau Koperasi Serba Usaha  (KSU) dimana usahanya diawali oleh kegiatan pembiayaan usaha‐usaha kecil atau  pemberian kredit pada anggota koperasi. 6 bulan setelah didirikan Koperasi ini  sudah memroses lebih dari 190 pinjaman mikro dengan nilai dibawah Rp 250.000.  Kemudian mulai merambah ke pengembangan usaha yang dikelola langsung oleh  koperasi salah satunya adalah toko sembako.  

(2)

Berbeda  dengan  koperasi  lainnya  yang  lahir  karena  keinginan  pemerintah  contohnya koperasi  pegawai,  yang  sifatnya  kedalam dan  tertutup  yaitu hanya  berkisar  pada  dirinya  masing‐masing  dan  anggotanya.  KSU  ini  lahir  dengan  mencoba membuat terobosan baru dengan mengembangkan koperasi yang lebih   terbuka dalam arti pemikiran dan langkah‐langkah di usahanya. Hal ini terlihat dari  kegiatan usahanya yang tidak hanya simpan pinjam saja  namun merambah ke  berbagai usaha, kedepannya KSU ini berencana untuk membuat beberapa anak  perusahaan dengan membidik pangsa pasar umum tidak terbatas pada anggota  koperasi  saja,  dengan  demikian  pangsa  pasar  bertambah  luas.  Hal  tersebut  menuntut pembangunan manajerial koperasi yang baik sehingga dapat bersaing  secara terbuka dengan usaha sejenis lainnnya. 

 

Dalam pembentukan KSU ini para pendiri koperasi membuat sebuah skenario yang  dibagi dalam tahapan‐tahapan yang dimulai dari proses pendirian sampai dengan  pengembangan usaha yang dapat dilihat   pada gambar 1.1 Menurut mereka (para  pelopor) banyak koperasi yang bermunculan dan tidak lama kemudian tenggelam.  Sebagai upaya preventif agar hal itu tidak terjadi di Koperasi ABC ini maka dibuatlah  tahapan‐tahapan yang berfungsi sebagi milestone sebelum melangkah ke tahapan  berikutnya. Tahapan tersebut secara umum terdiri dari pra legalisasi dan pasca  legalisasi. Tahapan‐tahapan tersebut adalah tahap merintis yang terjadi antara tahun  1966‐1967, tahapan ini adalah tahapan yang penting bagi koperasi karena pada  tahapan inilah terkumpul mitra yang loyal, sehat dan pembangunan awal manajerial  koperasi. Tahapan merintis tersebut dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:. 

(3)

  Gambar 1.1 Tahapan Koperasi ABC 

 

Terlihat  pada  gambar  diatas  tahapan  pertama  pada  KSU  ini  bukan  mengurus  legalisasi dahulu akan tetapi mengumpulan mitra usaha dan anggota dan setelah  matang barulah diurus masalah legalisasi.  

Penjelasan dari ke 4 tahapan tersebut adalah sbb:   

1. Mitra Usaha yaitu mengajak mitra usaha untuk menjadi anggota koperasi 

dan  kemudian  ikut  membantu  mengembangkan  usahanya.  Prioritas  pendanaan Koperasi yaitu pada usaha  yang telah  berjalan dan memiliki  permintaan yang bagus sementara mereka mengalami keterbatasan dana Dengan cara seperti ini maka resiko dari koperasi menjadi rendah.  

 

2. Pengumpulan  Anggota  yaitu  tahap  publikasi  tentang  syarat,  prosedur, 

aturan main dan  pemerataan  informasi tentang  koperasi  pada tahap  ini  pendiri mencari dan mengumpulkan anggota yang memiliki komitmen untuk  bekerjasama. Tahap pengumpulan anggota ini dianggap selesai ketika jumlah  anggota aktif minimal 25 orang.   

  Mitra usaha Pengumpulan Anggota Legalisasi Pembangunan Manajemen

Masa pra legalisasi

Masa pasca legalisasi

1966

(4)

3. Legalisasi, yaitu setelah jumlah anggota aktif terkumpul sebanyak 25 orang  dan mitra usaha semakin bertambah maka barulah menuju tahap berikutnya  yaitu  tahap  pembentukan  badan  usaha  yang  legal  dan  sesuai  dengan  peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi sebelum tahap ini menurut  perundang‐undangan  perkumpulan  hanya  sebatas  perkumpulan  seperti  halnya bisnis klub. Setelah tahap ini selesai maka keberadaan koperasi diakui  dan dicatat di dinas koperasi Indonesia.   Sehingga koperasi ini berhak atas  berbagai bentuk bantuan dari pemerintah.    

 

4. Pembangunan Manajemen yaitu membangun sistem manajemen yang jelas 

sesuai  dengan  kesepakatan  bersama  dalam  rapat  anggota.  Hasil  rapat  anggota  inilah  yang  menjadi  dasar  dalam  menentukan  arah  koperasi  kedepannya. Pada tahap ini diharapkan koperasi sudah memiliki sistem yang  profesional  sebagaimana  halnya  perusahaan  swasta  lain  agar  dapat   meningkatkan daya saing dalam dunia bisnis. Para pendiri menyadari bahwa  pembangunan manajemen adalah sebuah proses yang terus berlanjut   dan  dinamis sesuai dengan perubahan lingkungan baik dalam maupun luar.   

Sejauh ini Koperasi ABC masih terus memperbaiki kemampuan manajemennya dan  mencoba  menyesuaikan  terhadap  perubahan.  Hal  ini  dilakukan  dalam  rangka  menambah daya saing didalam dunia bisnis sesuai dengan tujuan awalnya. Cita‐cita  dari para pelopor adalah profesionalisme pengelolaaan koperasi yang sama dan  sejajar dengan perusahaan lain pada umumnya seperti perseroan terbatas. 

 

1.2 Lingkup Bidang Usaha 

Lingkup usaha dari Koperasi ABC ini dapat dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu  simpan  pinjam,  pendanaan  usaha  mikro  dan  toko  konsumsi.  Kegiatan  simpan  pinjam dan pendanaan  dikhususkan untuk anggota saja, itupun yang memiliki 

(5)

catatan simpanan wajib yang lancar.  Perbedaan simpan pinjam dan pendanaan  terletak pada sistemnya. Kredit simpan pinjam memiliki bunga tertentu sementara  pendanaan tidak menggunakan sistem bunga tetapi bagi hasil. Mulai maret 2005  lalu kegiatan pendanaan tidak hanya ditujukan pada   anggota saja tapi juga non  anggota. Hal ini dimaksudkan untuk menambah kinerja koperasi, karena ternyata  tidak  semua anggota  dapat  menggunakan  dana  sebaik‐baiknya.  Mayoritas  dari  anggota tidak mau diajak menjadi mita dengan sistem bagi hasil, padahal untuk  menjaga profitabilitas koperasi dibutuhkan mitra usaha. Atas dasar inilah pendiri  tidak mengandalkan mitra usaha dari anggota koperasi saja.  Jenis usaha yang ketiga  adalah  toko konsumsi, ini adalah jenis usaha yang dikelola langsung oleh koperasi,  dan  melayani  masyarakat  secara  terbuka.  Toko  ini  didirikan  ditengah‐tengah  masyarakat luas dan  melayani anggota dan bukan anggota. 

 

Kegiatan  simpan  pinjam  koperasi  adalah  kegiatan  yang  paling  umum  yang  dilakukan koperasi‐koperasi di Indonesia. Di Koperasi ABC sendiri kegiatan inilah  yang paling dominan dari keseluruhan kegiatan koperasi. Koperasi ABC biasanya  mengeluarkan suku bunga yang kurang lebih sama dengan bank perkreditan rakyat  namun tanpa menggunakan agunan. 

 

Pendanaan usaha mikro koperasi dibangun dengan prinsip bagi hasil atau profit/loss  sharing bukan sistem bunga. Sehingga penyaluran dananya bersifat financing atau  pendanaan usaha mikro dan kecil bukan untuk keperluan konsumtif. Bagi hasil dari  usaha  ditentukan  secara  proporsional  sesuai  dengan  kontribusi  masing‐masing  pihak. Bagi hasil ini dibagikan perbulan. Untuk memberikan informasi keuangan  maka koperasi ABC menggunakan indikator yang dinamakan ’Persen Keuntungan’  atau dalam istilah keuangan disebut sebagai ROI (Tingkat Pengembalian Investasi)  bukan bunga/interest.  

(6)

Toko Konsumsi ini adalah jenis usaha yang baru untuk KSU Suka Mulya, khusus  untuk  anggota  koperasi  toko  ini  berfungsi  sebagai  grosir  yang  menyalurkan  kebutuhan sehari‐hari. Dengan demikian anggota yang ingin menjadi agen dapat  mengambil barang dari grosir ini. Toko konsumsi ini berlokasi di Ciwastra. 

 

1.3 Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Motto, dan Fungsi 

Dalam Anggran Dasar dan Anggaran Rumah tangga koperasi ABC disebutkan visi  misi, tujuan serta strategi untuk mencapainya. Anggaran rumah tangga telah 2 kali  mengalami revisi, revisi terakhir terjadi pada tahun 2001.   

 

1.3.1 Visi 

Menjadi  pusat  atau  tempat  untuk  memenuhi  kebutuhan  anggota  dan  menjadi  koperasi yang profesional  yang sejajar dengan perusahaan swasta lainnya.  

 

1.3.2 Misi  

1.   Membantu usaha‐usaha mikro dan kecil  2 Menumbuhkan jiwa kewirausahaan   3 Memupuk semangat kebersamaan  4 Meningkatkan kemakmuran anggota 

5 membina kerjasama dengan organisasi sosial untuk meningkatkan pelayanan  terhadap masyarakat 

6 Tempat untuk saling bertukar pikiran untuk kemajuan bersama   

1.3.3 Tujuan 

1.  terbentuknya usaha koperasi yang maju 

2.  terwujudnya sumber daya yang siap dan berkualitas 

3.  terwujudnya mitra‐mitra usaha koperasi yang selaras dengan arah dari koperasi    

(7)

1.3.4 Strategi 

Sejak awal Koperasi ABC   didesain sebagi koperasi multi purpose yaitu koperasi  dengan  banyak  usaha.  Langkah  stratgis  yang  dilakukan    dimulai  dengan  membangun kemitraan, langkah ini dilakukan dengan mencari mitra usaha baik  yang  berada  dilingkungan  sekitar  maupun  diluar.    Setelah  kemitraan  terjalin  barulah koperasi mengembangkan usaha yang dimiliki dan dikelola langsung oleh  koperasi sendiri, hal ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi tawar koperasi  ABC  ini.    Langkah  strategis  berikutnya  adalah  membantu  mitra  usaha  dalam  mengembangkan  usahanya  sehingga  skalanya  berubah  dari  mikro  menjadi  menengah.   Sehingga dengan langkah‐langkah stategis tersebut diharapkan tujuan  koperasi untuk menjadi perusahaan yang sejajar dengan perusahaan swasta lain  dapat tercapai. 

 

1.3.5 Moto 

”  Bersama‐sama untuk maju menuju kehidupan yang lebih baik”   

1.3.6 Peranan  

Menurut  pasal  3  UU  No  12  tahun  1967  tentang  Pokok‐Pokok  Perkoperasian,  disebutkan bahwa ”Koperasi Indonesia adalah Organisasi ekonomi rakyat   yang  berwatak sosial, beranggotakan orang‐orang  atau  badan hukum  Koperasi yang  nerupakan  tata  susunan  ekonomi  sebagai  usaha  bersama  berdasarkan  asas  kekeluargaan”             

(8)

1.4  Struktur Organisasi                Gambar 1.2  Struktur Organisasi   

Struktur  organisasi  diatas  bersifat  fungsional,  kedepannya  jika  lingkup  usaha  semakin berkembang maka organisasi tersebut berubah sesuai dengan keadaaan.  Pengurus hanya berkewajiban menjalankan tugasnya sementara keputusan tertinggi  dipegang oleh rapat anggota. Setiap anggota wajib mengikuti setiap kesepakan dan  mempunyai hak suara yang sama dalam memberikan masukan dalam memutuskan   

1.4.1  URAIAN TUGAS DAN WEWENANG  Dewan Penasehat 

Memberikan masukan terutama dalam hal manajemen koperasi.       Seksi Simpan Pinjam Adm& SDM Bendahara Seksi Pendanaan Seksi Survei Ketua Sekretaris Dewan Penasehat Seksi Retail Seksi Pembiayaan Manajer

(9)

Ketua 

1. Membagi dan mendistribusikan tugas kepada setiap divisi dan manajer  2. mengontrol dan mengevaluasi kinerja setiap divisi  

3. mengadakan rapat anggota secara berkala   

Manajer Utama 

1. Mempunyai wewenang sebagai wakil ketua, manajer berhak mengajukan  usul‐usul pengangkatan karyawn dalam divisi atau seksi 

2. aktif nelakukan bimbingan dan pembinaan terhadap para karyawannya,  melakukan pengawasan langsung terhadap para karyawan dan stafnya    3. meninjau kinerja seksi retail dan seksi pendanaan 

4. memberikan pandangan objektif tentang usaha mikro dan kecil dalam rapat  anggota   

 

Sekretaris 

1. Membuat  dokumentasi dan kearsipan koperasi 

2. Membuat media komunikasi  intern dan esktern koperasi   

Bendahara 

1. mencatat setiap transasksi koperasi 

2. merekap dan membuat laporan keuangan    

1.5 Sumber Daya   

Secara umum sumber daya koperasi terdiri dari manusia, teknologi, keuangan,  sarana dan prasarana.   Sumber daya manusia adalah anggota dan pengurus yang  merupakan pemilik koperasi dan juga manajer yang di outsource dari luar koperasi 

(10)

1.5.1 Sumber Daya Manusia     

Komposisi SDM koperasi ini dapat dibagi menurut: 

1. Komposisi Anggota Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan dapat dilihat   Komposisi Pendidikan SD 13% SMP 39% SMA 35% diploma 9% S1 4% Gambar 1. 3 KomposisiPendidikan

2. Komposisi Anggota berdasarkan kegiatan usaha   Komposisi Usaha 27% 16% 23% 34% Warung Sayur Mayur Kantin Lain-lain

Gambar 1. 4Komposisi Usaha  

(11)

Secara umum SDM koperasi memilki latar belakang pendidikan yang standar yaitu  wajib belajar 9 tahun. Hanya 13% yang tidak memenuhi standar wajib belajar 9  tahun.  

Dari gambar 1.4 diatas terlihat jenis‐jenis usaha anggota koperasi. Mayoritas adalah  usaha retail seperti  warung  atau  toko‐toko mini. Toko‐toko mini ini  ada yang  dimiliki anggota ada pula yang dimiliki koperasi.  

 

1.5.2 Sumber Daya Teknologi 

Pemanfaatan  teknologi  pada  koperasi  ini    masih  sangat  minim  belum  ada  penggunaaan  sistem  komputerisasi  untuk  pengelolaaan  kegiatan  koperasi.  Pelaporan keuangan, anggota dan kegiatan usaha masih menggunakan cara manual.   Padahal  melihat  pertumbuhan  koperasi  ABC  ini  sepertinya  sudah  saatnya  menggunakan  sistem komputerisasi, sehingga pengelolaannya menjadi lebih efektif  dan efisien.   

 

1.5.3 Sumber Daya Keuangan 

Sumber daya keuangan koperasi sebagian besar diperoleh secara berurutan yaitu  dari penyertaan modal, pinjaman diterima dari bank dan publik dan simpanan  sukarela.  Selain dari sumber tersebut juga diperoleh dari sumber lainnya seperti : 

1. Simpanan Pokok  2. Simpanan wajib  3. Dana hibah 

Secara sistematis komposisi sumber dana koperasi ABC dapat digambarkan sebagai  berikut: 

     

(12)

 

Tabel 1.1 Komposisi Keuangan 

Simpanan pokok 7% Simpanan wajib 16% Penyertaan modal 20% modal Dana hibah 8% Pemerintah 6% Bank 16% Publik 14% pinjaman Simpanan Sukarela 13%   1.5.4 Sarana dan Prasarana 

Untuk menunjang aktifitas koperasi seperti pendaftaran, tempat rapat dan tempat  diskusi baik  formal  maupun  informal  dibuatlah sarana  dan prasarana koperasi  seperti dibawah ini: 

1. Kantor  Administrasi  2. Balai pertemuan anggota  3. Kantin koperasi 

 

I.6 Tantangan Bisnis 

Kegiatan usaha koperasi sebenarnya sama dengan bisnis   murni yang dilakukan  pihak  swasta  atau  BUMN  yang  selalu  menghadapi  berbagai  tantangan  dan  dinamika bisnis. Tugas koperasi lebih berat dari perusahaan bisnis karena koperasi  tidak hanya berbisnis tapi juga harus mampu memenuhi dan menjaga kebutuhan  anggotanya. Koperasi ABC mengalami berbagai masalah baik dari internal maupun  eksternal. Berikut berbagai tantangan bisnis yang dihadapi Koperasi ABC:  

 

Internal : 

• Banyaknya jumlah SDM 

Banyaknya jumlah SDM di Koperasi ABC menjadi masalah tersendiri bagi  pihak manajemen. Di satu sisi semakin banyak anggota semakin baik karena 

(13)

semakin banyak modal yang terkumpul. Namun disisi lain tuntutan dan  harapan  dari  masing‐masing  anggota  terhadap  koperasi  ABC  kurang  proporsional  karena  tidak  disesuaikan  dengan  berbagai  keterbatasan  koperasi.  

• Memilki captive market yaitu anggota koperasi 

Jenis kebutuhan yag diakomodasi oleh Koperasi ABC disesuaikan dengan  kebutuhan anggotanya. Sehingga sejak awal koperasi sudah memiliki pangsa  pasar yang pasti akan membeli barangnya (captive market) yaitu anggota,  berbeda dengan jenis usaha retail lainnya.  

• Sifat keanggotaan yang terbuka  

Masyarakat umum dapat menjadi anggota koperasi, tidak ada proses seleksi  dalam  penerimaannya.  Keterbukaan  anggota  dalam  koperasi  seringkali  menimbulkan  polemik.  Karena  siapapun  dapat  menjadi  anggota  dan  memberikan masukannya.  

• Heterogennya jenis usaha anggota koperasi 

Heterogennya  jenis  usaha  koperasi  akan  memperkaya  portofolio  aset  koperasi itu  sendiri.  Dengan  demikian  dituntut manajemen  yang  handal  untuk mengelolanya.  

• Pemanfaatan teknologi yang belum optimal 

Pemanfaatan teknologi masih belum optimal, penggunaan sistem informasi  teknologi manajemen masih seadanya sebagai contoh penyusunan database  belum tersusun  rapi      sehingga belum bisa  memberikan  informasi yang  bermanfaat. 

       

(14)

  Eksternal :  

• Bantuan dan dukungan dari pemerintah  

Saat  ini  pemerintah  melalui  Unit  UMKM  dan  Koperasi  sedang  gencar  memberikan  bantuan  dana  hibah  kepada  koperasi‐koperasi  untuk  mengembangkan  usahanya.    Ditambah  lagi  berbagai  kemudahan  akses  kepada pihak‐pihak perbankan.  

• Persaingan yang semakin kuat diberbagai lini, bersaing dengan usaha sejenis  seperti retail, yayasan mikrofinancing, dan juga bank perkreditan rakyat yang  saat ini petumbuhan semakin gencar.  

                     

Gambar

Gambar 1. 4Komposisi Usaha   

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan judul penelitian “Penerapan Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik Simulasi Untuk Meningkatkan Sikap Mencintai Alam Sekitar Pada Siswa Kelas V SD

Tujuan dari kajian ini adalah untuk menguji pengalaman dokter dalam berbagi pengetahuan dengan model riset tentang teori Tindakan beralasan (Theory of Reasoned

Pada tahun 1980 Majelis Tarjih Muhammadiyah telah melakukan pengkajian terhadap masalah bayi tabung, namun tidak dapat menetapkan hukumnya secara tuntas,

Selama tahun 2015, telah dihasilkan rancangan rencana pembangunan (RPJMN dan RKP) yang berkualitas, sinergis, dan kredibel; serta koordinasi kebijakan pembangunan

Tujuan diadakan penelitian ini adalah (1) mengetahui tingkat kognitif soal uji kompetensi dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013

Penurunan tersebut disebabkan turunnya Ib pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar -1.08 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar -1.05

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk ilmu yang telah dikaruniakan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan

Media dua dimensi juga memiliki ciri-ciri khusus yang mana ciri- cirinya ini hanya dimiliki oleh media dua dimensi saja. Secara umum media dua dimensi memiliki ciri-ciri