• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan pada BAB I, maka dalam penelitian ini difokuskan pada peningkatan pemahaman pada pokok bahasan penjumlahan pecahan melalui penggunaan media gambar pada siswa kelas IV sekolah dasar.

Penentuan teori dalam pembelajaran sangat penting karena dapat mewujudkan keberhasilan yang lebih nyata. Suatu teori yang dipilih dan ditentukan perlu dipahami dengan jelas sehingga dapat diterapkan dengan mudah dalam konteks yang berlainan. Alasan praktis juga perlu digunakan untuk menentukan dan menerapkan teori dalam pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien. (Ella Yulaelawati, 2008:133)

A. Konsep Pemahaman

Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar yang berkaitan dan saling melengkapi (complementer). Ketiga kategori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. (Ella Yulaelawati, 2008: 71)

Menurut Bloom pemahaman merupakan tingkatan kedua setelah pengetahuan dalam aspek kognitif yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti sesuatu.

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami materi/bahan. Proses pemahaman terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan suatu materi/bahan ke materi/bahan lain. Seseorang yang mampu

(2)

memahami sesuatu antara lain dapat menjelaskan narasi (pernyataan kosakata) kedalam angka, dapat menafsirkan sesuatu melalui pernyataan dengan kalimat sendiri atau dengan rangkuman. Pemahaman juga dapat ditunjukkan dengan kemampuan memperkirakan kecendrungan, kemampuan meramalkan akibat-akibat dari berbagai penyebab suatu gejala. Hasil belajar dari pemahaman lebih maju dari ingatan sederhana, hafalan, atau pengetahuan tingkat rendah.

Menurut (Ella Yulaelawati, 2008:133) terdapat dua hal yang penting yang perlu dipelajari dalam belajar matematika untuk usia sekolah dasar,yatu : 1. Pengetahuan algoritmik: strategi umum dalam pemecahan masalah dengan menggunakan langkah, aturan-aturan atau rumus-rumus matematika, dan

2. Pengetahuan konseptual matematika yang memadukan pemahaman verbal (soal cerita) dengan aturan-aturan atau rumus-rumus matematika

Peran guru dalam pembelajaran matematika sebagai berikut :

1. Membelajarkan matematika dengan tujuan memberikan pemahaman dan perspektif pemecahan masalah, artinya siswa mampu mengembangkan logika dan bukan hanya menghitung jawaban atas soal matematika belaka. Pembelajaran matematika hendaknya difokuskan pada proses, struktur, dan pemecahan masalah, bukan hanya sekedar menjawab soal. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberi siswa soal yang bervariasi, yang menuntut prosedur pemecahan yang juga bervariasai.

2. Membangun interaksi antar siswa dengan guru dalam belajar, guru mengajak siswa memahami konsep-konsep matematika, khususnya yang abstrak dengan cara menyajikan contoh-contoh kongkret, yang divisualkan secara menarik agar pembelajaran matematika menjadi menyenangkan bagi siswa.

(3)

3. Membantu siswa mengungkapkan bagaimana proses yang berjalan dalam pikirannya ketika memecahkan masalah (soal), misalkan dengan cara meminta siswa menceritakan langkah yang ada dalam pikirannya di dalam kelompok kecil secara bergiliran. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kesalahan berpikir yang terjadi dan merapikan jaringan pengetahuan siswa. 4. Menggunakan kesalahan yang dibuat siswa sebagai bahan sumber

informasi belajar dan pemahaman siswa.

Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika tentang operasi penjumlahan pecahan.

B. Konsep Operasi Penjumlahan Pecahan

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa SD. Pelajaran ini begitu penting agar siswa dapat memperoleh keterampilan berhitung yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Operasi penjumlahan pecahan yang diberikan di kelas IV SD menjadi bagian penting dalam pembelajaran matematika, dengan memahami operasi penjumlahan pecahan siswa dapat membagi suatu benda menjadi beberapa bagian yang sama, sehingga mereka dapat berlaku adil dalam pembagian.

Sufyani (2009:133) menjelaskan, pecahan yang dipelajari anak ketika di SD, sebetulnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk 𝑎

𝑏dengan a dan b merupakan bilangan bulat, dan b tidak sama dengan nol.

(4)

Seluruh bagian 1

2 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 1

2 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 Bilangan dengan bentuk 1

2 disebut sebagai pecahan. Dari gambar dapat dipahami bahwa pecahan terjadi karena satu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar. Bagian-bagian tersebut mempunyai nilai pecahan. “Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari keseluruhan atau sebagian dari suatu benda” (Iman, 2009:5)

C. Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran Penjumlahan

Pecahan Di Kelas IV SD

Sufyani (2009:121), kegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih dipahami apabila didahului dengan mengenalkan dengan benda yang sudah dikenal atau yang ada dilingkungan siswa yang biasa ditemui pada kehidupan sehari-hari misalnya : konsep pecahan dikenalkan dengan buah-buahan, kita pilih buah-buahan yang sudah dikenal siswa contohnya : apel, sawo, dan benda lain yang dapat dibagi atau dipecah. Peragaan selanjutnya dapat berupa daerah bangun datar misalnya : persegi, persegi panjang, lingkaran yang dapat membantu memahamkan konsep pecahan. Misal konsep 1

2 dapat diperagakan dengan melipat kertas persegi atau persegi panjang sehingga lipatanya tepat menutupi satu sama lain. Selanjutnya kertas dilipat dibuka dan di arsir sesuai bagian yang dikehendaki.

Setelah mengenal konsep pecahan siswa diperkenalkan memahami konsep penjumlahan pecahan dengan menggunakan media gambar. Sebelum kepada konsep penjumlahan, siswa harus dipahamkan bahwa sebuah pecahan

(5)

dapat memiliki nilai yang sama dengan pecahan lain seperti peragaan tiga lembar kertas yang berbentuk persegi panjang yaitu pecahan: 1

2= 2 4=

4 8 akan terlihat seperti gambar dibawah ini :

1 2 2 4 4 8

1. Menjumlahkan Pecahan Yang Berpenyebut Sama

untuk menjumlahkan pecahan dengan penyebut sama, dapat dilakukan dengan menjumlahkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Seperti dijelaskan dengan peragaan gambar dibawah ini :

misal : 2

5 + 1 5=

3

5 Dengan peragaan gambar

+ = 2 5 1 5 3 5 Dari gambar diatas bagian yang diarsir digabungkan sehingga gambar hasil dari penggabungan gambar yang di arsir. Kesimpulannya untuk menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang sama, dapat dilakukan dengan langsung menjumlahkan pembilangnya

(6)

2. Menjumlahkan Pecahan Yang Berpenyebut Tidak Sama

Untuk memberi pemahaman penjumlahan pecahan dengan penyebut tidak sama, siswa harus diberi pengalaman dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ilustrasi. Sebagai contoh dapat diberikan cerita sebagai berikut:

Ibu memberikan 1

2 buah apel kepada Ana, kemudian Dina memberi kepada Ana 2

3 apel lagi. Berapa apel Ana sekarang?

Dibawah ini akan dijelaskan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dengan menggunakan peragaan gambar :

+ = 1 2 2 3

Hasil akhirnya adalah 7 6= 1

1 6

Dari peragaan diatas siswa diberi pemahaman bahwa untuk mengerjakan penjumlahan pecahan untuk berpenyebut tidak sama terlebih

(7)

yang senilainya. Jika pecahan sudah mempunyai penyebut yang sama, maka pecahan dapat dijumlahkan. (Taofik, 2007:51)

D. Media Gambar Dalam Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Media adalah perantara atau penghantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Menurut Gagne (Rudi, 2009:6) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Briggs (Rudi, 2009:6) berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar dan dapat dibaca.

Hamidjo, media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide sehingga ide atau pendapat atau gagasan yang dikemukan untuk sampai kepada penerima. Dalam arti luas media adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberi kesempatan kepada pembelajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, lingkungan sekolah termasuk didalamnya. Dalam arti sempit, media adalah dibatasi pada bahan cetak, foto, barang elektronik, alat- alat mekanis, gambar yang disusun dan informasi verbal. Dari berbagai pandangan, disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

(8)

penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadi proses belajar. Wujud dan jenis media pembelajaran media pembelajaran dibedakan atas 6 jenis media sebagai berikut :

1. Media Pandang ( visual) meliputi : gambar buram, atau gambar tembus pandang.

2. Gambar buram meliputi : Sketsa, lukisan dinding,chart,grafik dll. 3. Gambar tembus pandang meliputi : slide, dan gambar bergerak. 4. Media Dengar ( audio) meliputi: radio dan kaset.

5. Media pandang dengar (audio-Visual) meliputi: TV dan Video. 6. Media cetak meliputi : buku – buku pelajaran, buku

bacaan,kamus,ensiklopedia.

7. Objek fisik nyata meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, nara sumber,dan hasil karya siswa.

8. Media komputer.

Kriteria dan prinsip pemilihan media pembelajaran meliputi : 1. Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Media harus sesuai dengan materi pembelajaran.

3. Media harus sesuai dengan strategi pembelajaran/prosedural didaktik.

4. Media harus sesuai dengan pengelompokan siswa. Prinsip pemilihan media yaitu :

1. Prinsip efisient/hemat. 2. Prinsip ketersediaan. 3. Prinsip teknis.

(9)

4. Prinsip penggunaan.

Peranan dan kegunaan media pembelajaran media dapat di gunakan dalam PBM dengan dua arah yaitu :

1. Sebagai alat bantu mengajar (dependent media).

2. Sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa (independent media).

Fungsi Media dalam pembelajaran matematika dalam konteks komunikasi memiliki fungsi yang sangat luas yakni sebagai berikut :

1. Fungsi edukatif, memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan, mendidik siswa dan masyarakat untuk berpikir kritis, memberi pengalaman yang bermakna, serta mengembangkan dan memperluas cakrawala berpikir siswa.

2. Fungsi sosial, memberikan informasi autentik dalam berbagai bidang kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat mempeluas pergaulan, pengenalan, pemahaman tentang orang, adat istiadat dan cara bergaul.

3. Fungsi ekonomis, dengan menggunakan media pendidikan pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan efesien, penyampaian materi dapat menekan sedikit mungkin.

4. Penggunaan biaya, tenaga, serta waktu tanpa mengurangi efektivitas dalam pencapaian tujuan.

Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic

(10)

communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/ penyalur pesan lewat media tersebut.

Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Dengan perkataan lain, terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung tentunya antara siswa dengan penyalur pesan (guru), dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa proses pembelajaran telah terjadi. Media tersebut berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar apabila kemudian terjadi perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri siswa. (Asep, 2007:5)

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar. Menggunakan media gambar tentu lebih baik daripada tidak menggunakan media. Dilihat dari sifat media gambar membantu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran tidak cukup siswa tahu dan hafal tapi bagaimana mereka faham dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dilihat dari sifatnya, dengan media gambar diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami dan tidak cepat lupa.

Referensi

Dokumen terkait

NUR ULINA WARNISYAH SEBAYANG : Aplikasi Bahan Organik Pada Piringan Kelapa Sawit Untuk Meningkatkan Populasi Cacing Tanah dan Ketersediaan Hara N,P,K, dibimbing oleh Prof..

Hasil dari penelitian ini adalah dinamika FN yang dipaparkan dengan terjadinya kenaikan dukungan dari pemilu Presiden Prancis tahun 2007 ke 2012. Kenaikan ini dipengaruhi

Dengan demikian berdasarkan pencermatan peneliti bahwa dampak dari pembagian waris secara kekeluargaan melalui adanya pesan pewaris sebelum meninggal kepada ahli

Pada penelitian ini, proses pengklasifikasian citra X-ray melalui proses fourier filter, wavelet haar filter, dan clahe filter untuk filtering, selanjutnya

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa good corporate governance dan struktur kepemilikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting

mengusulkan produk (perlengkapan) pada fasilitas kamar kos yang dibutuhkan oleh pengguna untuk mendukung aktivitasnya di kamar.. Agar mendapatkan kenyamanan maka ukuran

Kejaksaan tinggi DIY memberikan catatan khusus kepada kejaksaan negeri wates dalam melakukan penanganan perkara// Hal ini berkaitan dengan kasus yang ditangani yang sebagian

(2010) Analisis Pengaruh Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social Resporting (ISR) perusahaan yang termasuk dalam