• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

OLEH

DEBORA JULIANI SITOMPUL 802011052

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Debora Juliani Sitompul Sutriyono

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

i Abstrak

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hipotesis yang diajukan adalah ada korelasi negatif antara orientasi masa depan dan prokrastinasi akademik. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga angkatan 2009 sampai 2011 sebanyak 48 Mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan skala orientasi masa depan dan prokrastinasi akademik. Analisis data menggunakan metode korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik. Artinya semakin tinggi orientasi masa depan maka akan semakin rendah prokrastinasi akademik dan sebaliknya.

(9)

ii Abstract

The aim of research to determine the relationship of the future orientation with the student’s academic procrastination Psychology UKSW Salatiga. The hypothesis is there is a negative correlation between future orientation and academic procrastination. Subjects in this study were students of Psychology UKSW class of 2009 to 2011 as many as 48 students. The data collection is done with the scale of future orientation and academic procrastination. Data analysis using product moment correlation. The results showed a negative relationship between the future orientation with academic procrastination. This means that the higher the future orientation of the lower academic procrastination and vice versa.

(10)

1

PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah seseorang yang belajar atau menempuh pendidikan di perguruan tinggi baik di universitas, institut ataupun akademik. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan bagi individu. Ekspektasi dan tanggung jawab yang dimiliki oleh mahasiswa begitu besar. Sebagai mahasiswa tentulah banyak sekali tugas-tugas akademik yang harus dikerjakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut seringkali mahasiswa melakukan tindakan prokrastinasi atau penundaan pengerjaan tugas. Menurut Ghufron (2010), prokrastinasi akademik digunakan untuk menunjukan suatu kecenderungan menunda-nunda pengerjaan dan penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas akademis. Menurut Pattisina dkk (2005), suatu penundaan tersebut dilakukan oleh individu secara berulang-ulang dengan sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman misalnya perasaan cemas, merasa bersalah, panik dan lain sebagainya. Pada lingkungan akademik juga cukup sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi di kalangan mahasiswa.

Individu yang mengalami prokrastinasi sebenarnya bukan karena menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapinya, tetapi individu hanya mengalihkan pikiran dan perhatiannya sehingga menunda waktu mengerjakannya yang menyebabkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas tepat waktu (Pattisina dkk, 2005). Fokus utama dalam diri individu bukan lagi pada kuliah dan menyelesaikan tugas akhir mereka, tetapi pada kegiatan lain yang lebih menyenangkan. Hal inilah yang menyebabkan kuliah mereka menjadi terlantar karena mahasiswa lebih menikmati aktivitas lain yang dianggap membawa kesenangan bagi mereka ketimbang harus menyelesaikan tugas akhirnya,

(11)

2

sehingga disisi lain mereka juga menganggap tugas akhir kuliah dapat dikerjakan kapan saja karena tidak memiliki batasan waktu yang telah ditentukan.

Solomon & Rothblum (1984), mengemukakan beberapa faktor yang berkorelasi dengan prokrastinasi akademik, yaitu manajemen waktu yang buruk, lokus kendali diri, perfeksionis, takut gagal, dan menghindari tugas. Nurmi (1989), mengemukakan etiologi prokrastinasi ke dalam tiga kategori, yaitu: 1) takut gagal, 2) tidak menyukai tugas, dan 3) faktor lain. Beberapa faktor lain tersebut antara lain sifat ketergantungan pada orang lain dan banyak membutuhkan bantuan, pengambilan keputusan dengan resiko berlebihan, sikap kurang tegas, sikap memberontak, dan kesukaran dalam memilih keputusan.

Secara sederhana, prokrastinasi akademik karena niat untuk segera memulai dan menyelesaikan tugas lebih rendah dari pada niat mengerjakan aktivitas lain. Akibatnya, perilaku prokrastinasi senantiasa terjadi selama masih ada aktivitas lain yang dianggap lebih menyenangkan. Individu pada dasarnya memiliki dorongan-dorongan yang timbul dari dirinya untuk bertumbuh dan mencapai aktualisasi dan realisasi diri yang lebih maju. Hanya bagaimana individu berusaha dan merealisasikan cita-cita dan harapan tersebut dengan motivasi yang ada dalam dirinya dan mengarahkan pemikiran ke arah yang lebih baik untuk masa depannya.

Memotivasi diri menjadikan mahasiswa memiliki dorongan yang kuat untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehingga mendapatkan hasil pencapaian yang terbaik dan mampu mengarahkan tujuan hidupnya dan memiliki gambaran tentang orientasi masa depan untuk kehidupan lebih baik dan berkualitas pada masa yang akan datang. Menurut Nurmi (1989) menyatakan bahwa orientasi masa depan ini sangat erat kaitannya dengan harapan-harapan, tujuan, standar serta rencana dan strategi yang dilakukan untuk mencapai

(12)

3

sebuah tujuan, mimpi-mimpi dan cita-cita. Orientasi masa depan oleh Bandura (1986) lebih menekankan pada kemampuan seseorang dalam memikirkan masa depan sebagai suatu tampilan dasar dari cara berpikir.

Menurut Saroni (2008), mahasiswa yang berorientasi ke masa depan akan termotivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan begitu mahasiswa akan berupaya untuk selalu mengejar pengetahuan dan menimba ilmu dengan sungguh-sungguh serta memiliki orientasi yang baik. Sehingga orientasi masa depan akan membuat mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar giat dan menyelesaikan tugasnya.

Tidak sedikit pula mahasiswa yang telah memiliki rencana atau tujuan ketika lulus kuliah mengalami tindakan prokrastinasi. Penelitian Budianto (2008), mengungkapkan bahwa 17,24% mahasiswa melakukan prokrastinasi tingkat tinggi, namun dari hasil penelitian Budianto (2008), menemukan jika mahasiswa memiliki rencana dan tujuan setelah lulus yaitu bekerja sesuai dengan minat dan jurusan yang diambil. Hal tersebut dapat disimpulkan jika kondisi dimana kuliah yang seharusnya menjadi prioritas utama mulai tergeser yang menyebabkan kuliah menjadi tidak terfokus dan terbengkalai yang berdampak pada lamanya waktu untuk lulus dan meraih gelar sarjana atau putus kuliah bahkan drop out (DO). Hasil penelitian Budianto (2008) tidak sejalan dengan Triana (2013), menemukan bahwa terdapat hubungan yang rendah antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fisipol universitas Mulawarman Samarinda.

Penelitian ini akan mengambil objek mahasiswa Psikologi UKSW tahun 2009 – 2011, hal ini karena berdasarkan salah satu mahasiswa psikologi dari angkatan 2010 menyatakan jika mahasiswa tersebut memiliki orientasi masa depan yaitu memiliki rencana

(13)

4

dan tujuan untuk bekerja setelah lulus, dan awalnya menginginkan dapat lulus dengan cepat, namun kenyataannya mahasiswa tersebut hingga saat ini belum lulus, sehingga dapat dikatakan mahasiswa tersebut mengalami prokrastinasi akademik.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan masalah penelitian berupa: hubungan antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

(14)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk meninggalkan, menunda atau menghindari menyelesaikan aktifitas yang harusnya diselesaikan (Tuckman, 1991). Prokrastinasi sering dialami oleh hampir setiap orang, termasuk para siswa yang sering menunda untuk menyelesaikan segala tanggung jawabnya dalam proses belajar disekolah atau yang biasa disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas akademik, dan biasanya tugas baru mulai dikerjakan pada saat-saat terakhir batas pengumpulan tugas (Ferarri dalam Ghufron, 2010).

Aspek Prokrastinasi Akademik

Tuckman (1991), salah satu ahli yang mengembangkan alat ukur prokrastinasi, membahas perilaku prokrastinasi dari tiga aspek yakni:

1) Gambaran diri secara umum mengenai kecenderungan untuk menunda suatu tugas tertentu, aspek ini merujuk pada gambaran seseorang mengenai kebiasaan dan kecenderungannya untuk menunda melakukan ataupun menyelesaikan pengerjaan suatu tugas;

2) Kecenderungan untuk memiliki kesulitan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan ketika memungkinkan akan menghindari atau mencari jalan keluar dari hal tersebut, aspek ini merujuk kepada kecenderungan untuk menyerah

(15)

6

ketika menemui tugas yang sulit dan kecenderungan untuk memilih kesenangan yang mudah diperoleh; dan

3) Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain akan keadaan sulit yang dialami, dimana aspek ini berfokus pada kecenderungan untuk menghindarkan tanggung jawab dari diri sendiri dan menyalahkan orang lain. Kecenderungan ini dapat dilihat dari berbagai hal, seperti kepercayaan bahwa orang lain tidak berhak memberikan batas waktu kepada individu dalam mengerjakan sesuatu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Ferrari (1995), menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik, pertama faktor internal yaitu faktor dalam diri individu yang turut membentuk perilaku prokrastinasi, meliputi faktor fisik seperti kondisi fisiologis seseorang yang mendorong kearah prokrastinasi seperti kelelahan dan faktor psikologis seseorang yang meliputi tipe kepribadian dan motivasi, semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi suatu tugas, akan semakin rendah kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi. Kedua faktor eksternal meliputi banyaknya tugas yang menuntut penyelesaian pada waktu yang hampir bersamaan, kondisi lingkungan dan pengasuhan otoriter ayah.

Orientasi Masa Depan (Future Orientation)

Trommsdoff (dalam Steinberg, 2009), mengemukakan bahwa orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yaitu antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Bandura (1986)

(16)

7

menekankan bahwa kemampuan untuk merencanakan masa depan merupakan salah satu ciri dasar pemikiran manusia. Bagaimana individu memandang masa depan berarti individu telah melakukan antisipasi terhadap kejadian-kejadian yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Orientasi masa depan merupakan ciri dari tingkah laku yang bertujuan dan berdasarkan hal ini maka orientasi masa depan diartikan sebagai bagaimana seseorang memandang masa depannya dimana hal ini menyangkut harapan, tujuan, perencanaan dan strategi pencapaian tujuan. Menurut Nurmi (1989) dalam mengarahkan diri ke masa depan, individu akan mengalami proses dalam diri yang meliputi tiga tahap yang saling berkaitan yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi.

Aspek Orientasi Masa Depan

Aspek-aspek orientasi masa depan Steinberg (2009), aspek-aspek orientasi masa depan meliputi:

1) Motivasi

Suatu dorongan kebutuhan seseorang berupa harapan, perencanaan, kemampuan untuk berusaha dan konsisten pada rencana awal yang sudah ditentukan.

2) Afektif

Representasi seseorang tentang pengalaman yang telah dialami yang menimbulkan rasa takut dan keinginan tentang masa depannya.

3) Kognitif

Representasi seseorang tentang pengalaman yang telah dialami yang menimbulkan rasa takut dan keinginan tentang masa depannya.

(17)

8

Hubungan Orientasi Masa Depan Dengan Prokrastinasi Akademik

Nurmi (1989) menyatakan bahwa orientasi masa depan ini sangat erat kaitannya dengan harapan-harapan, tujuan, standar serta rencana dan strategi yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan, mimpi-mimpi dan cita-cita. Orientasi masa depan oleh Bandura (1986) lebih menekankan pada kemampuan seseorang dalam memikirkan masa depan sebagai suatu tampilan dasar dari cara berpikir.

Menurut Saroni (2008), mahasiswa yang berorientasi ke masa depan akan termotivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan begitu mahasiswa akan berupaya untuk selalu mengejar pengetahuan dan menimba ilmu dengan sungguh-sungguh serta memiliki orientasi yang baik. Sehingga orientasi masa depan akan membuat mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar giat dan menyelesaikan tugasnya.

Individu pada dasarnya memiliki dorongan-dorongan yang timbul dari dirinya untuk bertumbuh dan mencapai aktualisasi dan realisasi diri yang lebih maju. Hanya bagaimana individu berusaha dan merealisasikan cita-cita dan harapan tersebut dengan motivasi yang ada dalam dirinya dan mengarahkan pemikiran ke arah yang lebih baik untuk masa depannya. Dengan memotivasi diri menjadikan mahasiswa memiliki dorongan yang kuat untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehingga mendapatkan hasil pencapaian yang terbaik dan mampu mengarahkan tujuan hidupnya dan memiliki gambaran tentang orientasi masa depan untuk kehidupan lebih baik dan berkualitas pada masa yang akan datang.

Mahasiswa yang berorientasi ke masa depan akan termotivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan begitu mahasiswa akan berupaya untuk selalu mengejar pengetahuan dan menimba ilmu dengan sungguh-sungguh serta memiliki orientasi yang

(18)

9

baik. Sehingga orientasi masa depan akan membuat mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar giat dan menyelesaikan tugasnya.

Penelitian Triana (2013) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan negatif antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi pada mahasiswa Fisipol Universitas Mulawarman Samarinda. Hal ini berarti seorang mahasiswa yang kurang mampu mengatur dan mengarahkan dirinya akan lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih menyenangkan dirinya misalnya jalan-jalan ke Mall, berkumpul dan ngobrol bersama teman-teman tanpa batas waktu, begadang semalaman, dan juga aktivitas-aktivitas lain yang tidak bermanfaat dan membuang waktu sehingga mahasiswa cenderung menunda mengerjakan skripsi yang seharusnya ia kerjakan terlebih dahulu.

Berdasarkan penjabaran tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(19)

10

METODE PENELITIAN

Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu variabel tergantung dan variabel bebas.

Variabel bebas : Orientasi masa depan Variabel tergantung : Prokrastinasi akademik

Definisi Operasional

Orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Alat ukur yang digunakan adalah orientasi masa depan yang dikemukakan oleh Steinberg, (2009) adalah: motivasi, afektif dan kognitif.

Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk meninggalkan, menunda atau menghindari menyelesaikan aktifitas yang harusnya diselesaikan (Tuckman, 1991). Prokrastinasi akademik menggunakan aspek yang dikemukakan Tuckman (1991), seperti: gambaran diri secara umum mengenai kecenderungan untuk menunda suatu tugas tertentu, kecenderungan untuk memiliki kesulitan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan ketika memungkinkan akan menghindari atau mencari jalan keluar dari hal tersebut dan kecenderungan untuk menyalahkan orang lain akan keadaan sulit yang dialami.

(20)

11

Populasi dan Sampel

Populasinya dalam penelitian ini adalah mahasiswa UKSW Fakultas Psikologi dari angkatan 2009 - 2011 sebanyak 48 mahasiswa. Teknik sampling yaitu teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Sugiyono, 2012). Sampel harus benar-benar representative atau mewakili. Teknik pengambilan sampel untuk mahasiswa UKSW dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling yang artinya pengambilan subyek yang ditemui dan sesuai dengan ciri atau karakteristik subjek penelitian yang telah ditemukan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai peneliti untuk memperoleh data yang diselidiki (Suryabrata, 2004). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan kuesioner kepada mahasiswa UKSW Fakultas Psikologi yang mengalami prokrastinasi akademik.

Skala Pengukuran

Skala pengukuran Orientasi masa depan disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Steinberg, (2009). Seberapa tinggi oreintasi masa depan akan ditunjukan oleh skor yang diperoleh subjek melalui model alat ukur skala likert. Range skor untuk pernyataan 4 (SS), 3 (S), 2 (TS) dan 1 (STS).

Prokrastinasi Akademik dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala yang dikemukakan oleh Tuckman (1990). Seberapa tinggi prokrastinasi akademik akan ditunjukan oleh skor yang diperoleh subjek melalui model alat ukur skala likert. Range skor untuk pernyataan 4 (SS), 3 (S), 2 (TS) dan 1 (STS).

(21)

12

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas : Uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki r hitung lebih besar 0.3 (Ghozali, 2005). Hasil uji validitas untuk variabel prokrastinasi akademik sebanyak 35 item, diperoleh hasil sebanyak 13 item dinyatakan gugur karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih kecil dari 0,3, dan sebanyak 22 item dinyatakan tidak gugur karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih besar dari 0,3. Uji validitas untuk orientasi masa depan sebanyak 26 item, diperoleh hasil sebanyak 9 item gugur karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih kecil dari 0,3, dan sebanyak 17 item dinyatakan tidak gugur karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih besar dari 0,3.

Uji Realibilitas : Untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi berapa kali. Instrumen dikatakan reliable bila memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Jika dilihat dari uji realibilitas, variabel prokrastinasi akademik memiliki nilai alpha 0,856 dan orientasi masa depan memiliki nilai 0,808 yang keduanya lebih besar dari 0,600 yang artinya data reliable dan dapat dinyatakan ke uji selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Reliabilitas Prokrastinasi Akademik

Cronbach's Alpha N of Items

(22)

13

Tabel 2

Reliabilitas Orientasi Masa Depan

Cronbach's Alpha N of Items

.808 17

Metode Analisis Data

Untuk menganalisis hubungan antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik, digunakan analisa korelasi. Metode analisa yang digunakan adalah korelasi

product moment. Perhitungan korelasi dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.

(23)

14

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Partisipan

Partisipan penelitian adalah mahasiswa psikologi dari angkatan 2009 sampai dengan angkatan 2011 sebanyak 48 responden, sebagian besar partisipan adalah laki-laki sebanyak 25 orang dan sebanyak 23 adalah perempuan. Jika dilihat dari angkatan sebagian besar adalah angkatan 2011 sebanyak 26 orang, angkatan 2010 sebanyak 15 orang dan angkatan 2009 sebanyak 7 orang.

Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji normalitas dan linearitas yang bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing masing variabel. Data dari variabel penelitian diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov test menggunakan SPSS. Hasil diketahui bahwa variabel prokrastinasi akademik memiliki memiliki koefisien normalitas 0,959 dan orientasi masa depan memiliki koefisien normalitas 0,199 yang mana nilai keduannya lebih besar dari 0,05 dengan demikian variabel prokrastinasi akademik dan orientasi masa depan memiliki distribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

(24)

15

Tabel 3 Uji Normalitas Data

Prokrastinasi Akademik

Orientasi Masa Depan

N 48 48

Normal Parametersa Mean 112.33 85.25 Std. Deviation 9.946 7.149 Most Extreme Differences Absolute .085 .179 Positive .085 .179 Negative -.060 -.108 Kolmogorov-Smirnov Z .508 1.074 Asymp. Sig. (2-tailed) .959 .199

Uji Linearitas

Untuk uji linearitas menunjukan bahwa ada hubungan orientasi masa depan dan prokrastinasi akademik adalah linear, karena dari hasil uji linearitas diperoleh F beda = 14,096 dan nilai signifikansi 0,063 > 0,05. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan orientasi masa depan dan prokrastinasi akademik ini menunjukan garis yang sejajar atau linear. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4 Uji Linearitas Data

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Prokrastinasi Akademik * Orientsi Masa Depan

Between Groups (Combined) 1324.583 24 55.191 1.308 .330

Linearity 594.808 1 594.808 14.096 .063

Deviation from Linearity 729.775 34 31.729 .752 .729

Within Groups 464.167 14 42.197

(25)

16

Analisis Deskriptif

1. Orientasi Masa Depan

Variabel orientasi masa depan akan dibuat sebanyak 3 (tiga) kategori yaitu tinggi, sedang, rendah. Rumus untuk mencari interval yang digunakan untuk menentukan kategori orientasi masa depan mempunyai 17 item valid dengan pemberian skor antara 1 sampai 4, sehingga secara hipotetik pembagian skor tertinggi dan terendah yaitu :

Jumlah skor tertinggi 17 x 4 = 68 Jumlah skor terendah 17 x 1 = 17

Interval

( )

Tabel 6

Kategorisasi Pengukuran Orientasi Masa Depan

Interval Ketegori Jumlah Persentase Rata-rata 17 ≤ x < 34 Rendah 0 0.00% 62,75 34 ≤ x < 51 Sedang 18 37.50% 60 ≤ x ≤ 68 Tinggi 30 62.50% 48 100.00%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan orientasi masa depan sebagian besar dalam kategori tinggi sebesar 62,50 % dan kategori sedang sebesar 37,50 %. Dengan

(26)

rata-17

rata sebesar 62,75 yang orientasi masa depan pada mahasiswa yang menjadi partisipan adalah tinggi.

2. Prokrastinasi Akademik

Variabel prokrastinasi akademik akan dibuat sebanyak 3 (tiga) kategori yaitu tinggi, sedang, rendah. Rumus untuk mencari interval yang digunakan untuk menentukan kategori prokrastinasi akademik mempunyai 22 item valid dengan pemberian skor antara 1 sampai 4, sehingga secara hipotetik pembagian skor tertinggi dan terendah yaitu :

Jumlah skor tertinggi 22 x 4 = 88 Jumlah skor terendah 22 x 1 = 22

Interval

( )

Tabel 5

Kategorisasi Pengukuran Prokrastinasi Akademik

Interval Ketegori Jumlah Persentase Rata-rata 22 ≤ x < 44 Rendah 19 39.58% 63,86 44 ≤ x < 66 Sedang 29 60.42% 66 ≤ x ≤ 88 Tinggi 0 0.00% Jumlah 48 100.00%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan prokrastinasi akademik sebagian besar dalam kategori sedang sebesar 60,42 % dan kategori rendah sebesar 39,58 %. Dengan

(27)

rata-18

rata sebesar 63,86 yang artinya prokrastinasi akademik pada mahasiswa psikologi yang menjadi partisipan adalah sedang.

Pengujian Hipotesis

Hasil korelasi product moment menunjukan ada hubungan negatif antara orientasi masa depan dan prokrastinasi akademik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7 Uji Korelasi

Orientasi Masa Depan Prokrastinasi akademik

Orientasi Masa Depan Pearson Correlation 1 -.577**

Sig. (1-tailed) .000 N 48 48 Prokrastinasi Akademik Pearson Correlation -.577** 1 Sig. (1-tailed) .000 N 48 48

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Orientasi masa depan memiliki hubungan negatif dengan prokrastinasi akademik pada pada mahasiswa psikologi UKSWdari angkatan 2009 - 2011 yang ditunjukan dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (5 %) dengan nilai r = sebesar -0,577. Sedangkan sumbangan efektif sebesar (0,577)2x 100% = 32,49 %, yang artinya orientasi masa depan memiliki sumbangan efektif terhadap prokrastinasi akademik sebesar 32,49 %.

(28)

19

Pembahasan

Terdapat hubungan negatif antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik, yang artinya bahwa semakin tinggi orientasi masa depan pada mahasiswa psikologi maka prokrastinasi akademik akan menurun. Prokrastinasi akademik memiliki sumbangan efektif terhadap orientasi masa depan sebesar 32,49 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Triana (2013) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan negatif antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik.

Selain itu, hasil uji deskriptif juga dapat disimpulkan bahwa nilai prokrastinasi akademik dalam kategori sedang sebesar 73,86 dan orientasi masa depan mahasiswa memiliki kategori tinggi sebesar 62,75. Hal tersebut dapat diartikan bahwa rata-rata orientasi masa depan mahasiswa dalam penelitian ini adalah sedang yang artinya bahwa adanya kecenderungan mahasiswa masih bimbang dengan rencana atau tujuan masa depan setelah lulus.

Hal ini terungkap berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap salah satu subjek penelitian mengungkapkan bahwa dalam mengerjakan tugas sebagai mahasiswa seperti skripsi mahasiswa terkadang melakukan penundaan untuk memulai mengerjakan skripsi dan terkadang terlambat dalam menyelesaikannya karena sering muncul perasaan malas pada diri subjek. Subjek pun terkadang melakukan hal-hal atau aktivitas yang sifatnya hiburan ketika sedang mengerjakan skripsi. Misalnya ketika mahasiswa ingin mengerjakan skripsi, teman-temannya mengajaknya untuk jalan-jalan atau sekedar berkumpul dan makan-makan di kafe.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa perilaku prokrastinasi akademik pada subjek dikarenakan faktor dari individu itu sendiri seperti munculnya rasa

(29)

20

malas sehingga adanya kecenderungan untuk menunda-nunda dan juga melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan daripada harus mengerjakan dan menyelesaikan skripsi.

Tingkat prokrastinasi yang ditunjukkan dalam penelitian ini mengartikan bahwa lamanya kelulusan yang tertunda dari rata-rata subjek yang telah menempuh jenjang pendidikan lebih dari 4 tahun dikarenakan menunda dengan sengaja untuk memulai skripsinya atau walaupun subjek memiliki perencanaan untuk mengerjakan skripsi tetapi tidak segera memulainya. Adanya aktivitas lain yang dapat memberikan kesenangan sehingga subjek kurang mampu menahan dan mengatur atau mengontrol dirinya dalam melakukan sesuatu serta tidak memperdulikan konsekuensi jangka panjang. Kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif dapat diartikan sebagai kontrol diri. Ketidakmampuan subjek inilah yang menyebabkan terjadinya perilaku prokrastinasi akademik.

Seorang mahasiswa yang kurang mampu mengatur dan mengarahkan dirinya akan lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih menyenangkan dirinya misalnya jalan-jalan ke

Mall, berkumpul dan ngobrol bersama teman-teman tanpa batas waktu, begadang semalaman, dan juga aktivitas-aktivitas lain yang tidak bermanfaat dan membuang waktu sehingga mahasiswa cenderung menunda mengerjakan skripsi yang seharusnya ia kerjakan terlebih dahulu.

(30)

21

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Terdapat hubungan negatif antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa psikologi UKSW Salatiga angkatan 2009 - 2011. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi orientasi masa depan akan menurunkan prokrastinasi akademik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Saran Bagi Mahasiswa

a. Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat membuat target pencapaian yang jelas, perencanaan yang terstruktur kapan untuk memulai dan menyelesaikan kewajiban sebagai mahasiswa dengan membuat target pencapaian waktu yang telah ditetapkan. b. Diharapkan untuk memiliki rencana dan tujuan yang jelas mengenai masa depan dan melihat pertimbangan-pertimbangan jangka panjang yang ingin dilakukan sehingga mahasiswa bisa mendapatkan hasil yang maksimal dalam menyelesaikan kuliah demi mencapai tujuan orientasi masa depannya.

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor lain selain prokrastinasi akademik yang mempengaruhi orientasi masa depan seperti motivasi dan kontrol diri untuk mendapatkan temuan yang lebih memiliki keeratan hubungan dengan orientasi pada mahasiswa.

(31)

22

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, (1986).Social Foundation Thought and Action a Social Cognitive and Theory

Practice Hall inc. New Jersey.

Budianto, (2008).Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik.(Skripsi tidak di publikasikan).Fakultas Psikologi Universitas Negeri Surabaya.

Ferrari, J.B. Johnson, J. L. & Mc Cown, W. G. (1995).Procrastination and Task Avoidance. New York: Plenum Press

Ghufron, (2010).Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ghozali, (2005).Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Nurmi, J.E. (1989). Adolescent’s Orientation to the Future: Development of Interest and

Plans, and related Atributions and Effect in the Life-Span Context. Helsinki. The Finish Society of Science and Letters.

Pattisina, E.C., Febriane, S., & Ivvaty,S. (2005). Jual Beli Gelar, Bentuk dari Neofeodalisme. Kompas Minggu, 11 September 2005

Saroni, M, (2008). Perlunya Pengawasan Terhadap Masa Depan. http://www.kompas.com Solomon, L.J & Rothblum, E.D. (2005).Academic Procrastination: Frequency and

Cognitive-Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology. Vol.31(504-510)

Steinberg, et al. (2009).Age Differences in Future Orientation and Delay Discounting. Journal of Child Development. Volume 80, Number 1, Pages 28 – 44.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Suryabrata. (2004). Metodologi Penelitian.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Tuckman, B. W. (1991). The development and concurrent validity of the Procrastination Scale. Educational and Psychological Measurement, 51, 1991, 473-480.

Gambar

Tabel 4  Uji Linearitas Data
Tabel 7  Uji Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Adapun progam BPJS kesehatan berupa perlindungan kesehatan agar peserta jaminan kesehatan dapat memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan juga manfaat

Setiap Habis Satu Sub Materi Gerak, Harus Diulang Secara Keseluruhan Selama Satu ( Hari Pada Hari Minggu Atau Hari Lainnya ) 3.. Pembinaan Lima Bentuk Dengan

Ditayangkan video tentang sumber daya alam, siswa dapat membuat peta pikiran tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan kelestarian sumber daya alam

Dalam hal nasabah penyewa mengambil opsi pengalihan kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek sewa, maka bank wajib mengalihkan kepemilikan dan/atau hak

Dalam perencanaan pondasi KSLL ini, kami membatasi pembahasan pada aspek teknis saja, meliputi perencanaan dimensi rib konstruksi dan settlement, perhitungan ketebalan

Perencanaan Pondasi KSLL pada Proyek Instalasi Rawat Inap Yayasan Rumah Sakit Islam

Dapat dilihat pada Gambar 2.5, pada saat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati mengalami percepatan antara tahun 2011- 2013 dari 5,91 persen menjadi 5,93 persen, angka kemiskinan

terhadap Price Earning Ratio (PER) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia); Dony Tri Pradana, 090810301274; 2009: 44