• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kiat BISNIS Volume 5 No. 4 Juni 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kiat BISNIS Volume 5 No. 4 Juni 2014"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN

ANGGARAN DENGAN AIMETRI INFFORMASI, KOMITMEN ORGANISASI

DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

(STUDI PADA PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN JOGONALAN)

Tutik Hariyanti

Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Oki Kuntaryanto

Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan asimetri informasi, komitmen organisasi dan kejelasan sasaran anggaran sebagai pemoderasi dalam penyusunan APBDesa pada pemerintah desa di Kecamatan Jogonalan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 responden perangkat desa yang ada pada 18 pemerintahan desa di Kecamatan Jogonalan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan asimetri informasi, komitmen organisasi dan kejelasan sasaran anggaran sebagai pemoderasi baik secara simultan maupun parsial. Teknis analisis data menggunakan uji simultan (Uji F), uji analisis regresi sederhana dan Moderated Regression Analysis (MRA). Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa 1) secara simultan partisipasi anggaran dengan asimetri informasi, komitmen organisasi dan kejelasan sasaran anggaran sebagai pemoderasi berpengaruh terhadap senjangan anggaran; 2) partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran; 3) asimetri informasi memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran; 4) komitmen organisasi memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran; 5) kejelasan sasaran anggaran tidak memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.

Kata Kunci : partisipasi anggaran, asimetri informasi, komitmen organisasi, kejelasan sasaran anggaran dan senjangan anggaran

A. Latar Belakang

Posisi pemerintah desa sebagai salah satu lembaga pemerintahan yang ada Indonesia mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan melalui program pembangunan desa. Dalam UU No. 6 tahun 2014 tentang desa pasal 78 ayat (1) disebutkan pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,

pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Dokumen rencana pembangunan desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di desa dan sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang berisi seluruh pendapatan desa dan belanja desa. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) pada pemerintah

(2)

desa harus benar-benar memfokuskan tujuannya untuk kesejahteraan rakyat bukan hanya untuk mewujudkan kepentingan pribadi atau golongan semata. Dalam penyusunan anggaran terdapat hubungan keagenan yang terjadi antara pengusul anggaran dengan yang menerima usulan anggaran. Implikasi agency theory dapat menimbulkan hal positif dalam bentuk efisiensi, tetapi lebih banyak yang menimbulkan hal negatif dalam bentuk perilaku dysfunctional. Perilaku

dysfunctional ini diwujudkan dalam budget slack atau senjangan anggaran (Warindrani, 2010) dalam Rahmiati (2013).

Senjangan anggaran adalah perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik dari organisasi (Anthony & Govindaradjan, 2005). Senjangan anggaran merupakan langkah pembuat anggaran untuk mencapai target yang lebih mudah dicapai padahal kapasitas sesungguhnya masih jauh lebih tinggi. Banyak pembuat anggaran cenderung untuk mengganggarkan pendapatan agak lebih rendah dan pengeluaran agak lebih tinggi dari estimasi terbaik mereka mengenai jumlah-jumlah tersebut. Oleh karena itu anggaran yang dihasilkan adalah target yang lebih mudah bagi mereka untuk dicapai (Afiani, 2010).

Keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran diistilahkan sebagai partisipasai anggaran atau penganggaran partisipasif. Menurut Anthony & Govindaradjan (2005) partisipasi anggaran merupakan proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besarnya anggaran. Ada faktor yang harus diperhatikan pada hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Faktor tersebut adalah asimetri informasi, komitmen organisasi, dan kejelasan sasaran anggaran.

Asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila principal/atasan tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja

agen/bawahan baik itu dalam kinerja

aktual, motivasi, dan tujuan sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan terhadap hasil aktual perusahaan atau organisasi (Anthony dan Govindaradjan, 2005). Bawahan yang mempunyai informasi yang lebih baik dari atasan atau asimetri informasi, maka bawahan akan mengambil kesempatan dari partisipasi anggaran. Ia memberikan informasi yang bias dari informasi pribadi mereka dengan membuat budget yang relatif lebih mudah dicapai, sehingga terjadi senjangan anggaran (Schift dan Lewin, 1970) dalam Putranto (2012). Tujuan pada suatu organisasi akan tercapai apabila setiap individu mempunyai komitmen organisasi yang tinggi. Sebaliknya individu yang mempunyai komitmen organisasi yang rendah akan cenderung mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Komitmen organisasi merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasi untuk pencapaian kinerja yang diharapkan. Individu yang mempunyai komitmen organisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimilikinya untuk membuat anggaran yang relatif lebih tepat. Adanya komitmen organisasi yang tinggi akan dapat menghindari kesenjangan anggaran (Nouri dan Parker, 1996) dalam Rahmiati (2013). Salah satu karakteristik sistem penganggaran adalah kejelasan sasaran anggaran. Adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran. Selanjutnya target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai organisasi (Kenis, 1979) dalam Bangun (2009) .

(3)

B. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis

Anggaran

Anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai oleh selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo, 2009). Mulyadi (1999) dalam Afiani (2010) mendefinisikan anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dengan satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Menurut Bastian (2006) anggaran sebagai paket pertanyaan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Senjangan Anggaran

Anthony & Govindaradjan (2005) mendefinisikan senjangan anggaran adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang diajukan oleh bawahan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi. Onsi (1973) dalam Afiani (2010) menyatakan bahwa senjangan anggaran menggambarkan salah satu jumlah sumber daya tambahan yang sengaja dibangun manajer dalam anggarannya atau berarti dengan sengaja mengecilkan kemampuan produktifnya. Senjangan anggaran seringkali dilakukan dengan cara mengecilkan pendapatan serta meninggikan biaya dari yang seharusnya. Menurut Hansen (2011) dalam Mulyani (2012) Budgetary slack timbul bila manajer menetapkan terlalu rendah anggaran atau menetapkan terlalu tinggi biaya.

Konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan agency theory. Agency

theory menjelaskan fenomena yang terjadi

apabila atasan mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas atau otoritas untuk

membuat keputusan. Jika bawahan (agent) berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal, akan memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu kepentingan organisasi. Namun, sering keinginan atasan tidak sama dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik diantara mereka. Hal ini dapat terjadi misalnya dalam pemberian

rewards kepada bawahan didasarkan pada

pencapaian anggaran. Bawahan akan cenderung memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran tersebut. Kondisi ini akan menyebabkan senjangan anggaran (Anthony & Govindaradjan, 2005).

Merchant (1985) dalam Pello (2014) menyatakan keberadaan senjangan anggaran memiliki dampak negatif bagi setiap organisasi atau perusahaan karena memberikan potensi agar anggaran mudah dicapai dan memberikan persepsi yang salah dari kinerja individu yang terlibat. Partisipasi Anggaran

Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama dua orang pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti keikutsertaan operating

managers dalam memutuskan bersama

dengan komite anggaran mengenai rangkaian kegiatan dimasa datang yang akan ditempuh oleh operating managers tersebut dalam pencapaian sasaran anggaran (Mulyadi 1999). Menurut Brownell (1982) dalam Pello (2014) penganggaran partisipasif merupakan proses yang menggambarkan setiap individu akan terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap terget anggaran, serta adanya penghargaan atas pencapaian anggaran tersebut. Anthony & Govindaradjan (2005) mendefinisikan

(4)

partisipasi anggaran merupakan proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besarnya anggaran. Menurut Nafarin (2004) dalam Mulyani (2012) partisipasi anggaran adalah proses penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran.

Bawahan mempunyai kesempatan untuk melaporkan informasi yang dimiliki kepada atasannya, sehingga atasannya dapat memilih keputusan terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi merupakan cara efektif menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan tujuan organisasi secara menyeluruh (Putranto, 2012).

Partisipasi anggaran dipandang merupakan teknik penganggaran yang paling ideal karena partisipasi anggaran merupakan solusi untuk perilaku menyimpang bawahan akibat efek samping dari penggunaan anggaran sebagai alat manajemen untuk menekan, memotivasi, dan mengendalikan bawahan (Arygis 1952) dalam Putranto (2012). Namun jika keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran tersebut disalahgunakan dengan memberikan informasi yang bias demi kepentingan pribadi maka akan menimbulkan kesenjangan anggaran. Lukas (1988) dalam Putranto (2012) menyatakan bahwa partisipasi yang tinggi dalam proses penyusunan anggaran, memberikan kesempatan yang lebih besar kepada bawahan untuk melakukan senjangan anggaran, ketika partisipasi rendah harapan bawahan untuk melakukan senjangan anggaran dibatasi sehingga senjangan anggaran juga rendah.

Adanya karakter dari masing-masing manusia yang berbeda, maka partisipasi anggaran sangat berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap slack. Semakin tinggi partisipasi yang diberikan kepada bawahan dalam penganggaran cenderung akan mendorong bawahan untuk

menciptakan slack. Anggaran menciptakan dampak langsung terhadap manusia. Hal ini dikarenakan orang-orang merasakan tekanan dari anggaran yang ketat dan kegelisahan atas laporan kinerja yang buruk seringkali dipandang sebagai penghalang bagi kemajuan karir mereka (Mulyani, 2012).

Asimteri Informasi

MenurutAnthony & Govindaradjan (2005) asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila principal (atasan) tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja agent (bawahan) baik itu dalam kinerja aktual, motivasi, dan tujuan sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan terhadap hasil aktual perusahaan/organisasi. Dunk (1993) dalam Putranto (2012) mendefinisikan asimetri informasi sebagai suatu keadaan yang terjadi jika informasi yang dimiliki bawahan mengenai unit yang menjadi tanggungjawabnya lebih baik daripada informasi mengenai hal tersebut yang dimiliki oleh atasannya.

Konsep asimetri informasi adalah apabila atasan anggaran mungkin mempunyai pengetahuan dan wawasan lebih daripada bawahan ataupun sebaliknya. Bila kemungkinan pertama yang terjadi atasan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih dari bawahan maka akan muncul tuntutan atau motivasi yang lebih besar dari atasan kepada bawahan mengenai pencapaian target anggaran yang menurut bawahan terlalu tinggi. Namun, bila kemungkinan kedua yang terjadi yaitu ketika bawahan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih daripada atasan maka bawahan menyatakan target yang lebih rendah daripada yang dimungkinkan untuk dicapai. Keadaan dimana salah satu pihak mempunyai pengetahuan daninformasi lebih daripada yang laiinnya terhadap suatau hal disebut asimetri informasi (Suartana, 2010).

(5)

Dalam Agency teory dijelaskan jika bawahan (agent) yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal akan memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu menghasilkan keputusan terbaik bagi organisasi. Namun terkadang bawahan memberikan informasi yang bias agar anggaran di buat mudah dicapai. Kondisi seperti ini akan menimbulkan senjangan anggaran (Anthony & Govindaradjan, 2005).

Informasi-informasi relevan yang dimiliki bawahan dapat digunakan oleh atasan untuk menentukan sejauh mana anggaran yang disusun sesuai dengan kinerja yang mereka capai. Namun, bawahan mungkin saja menyembunyikan atau tidak mengkomunikasikan semua informasi relevan yang mereka miliki kepada atasan. Kondisi ini disebut sebagai asimetri informasi antara bawahan dengan atasannya. Semakin tinggi asimetri informasi maka akan semakin tinggi terjadinya senjangan anggaran (Dunk, 1993) dalam Putranto (2012).

Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi (Robbins dan Judge, 2007) dalam Mulyani (2012). Edfan Darlis (2001) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Menurut Mathis (2001) komitmen oganisasi didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan dan penerimaan tentang kerja terhadap tujuan organsasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi tersebut. Dengan kata lain adalah suatu sikap tentang kesehatan karyawan terhadap organisasi mereka dan suatu proses

berkelajutan dimana anggota organisasi menyatakan perhatian mereka kepada kesejahteraan dan kesuksesan organsasi selanjutnya.

Komitmen organisasi merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasi untuk pencapaian kinerja yang diharapkan. Invidu yang mempunyai komitmen organisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimilikinya untuk membuat anggaran yang relatif lebih tepat. Adanya komitmen organisasi yang tinggi akan dapat menghindari kesenjangan anggaran (Nouri dan Parker, 1996) dalam Rahmiati (2013). Tujuan pada suatu organisasi akan tercapai apabila setiap individu mempunyai komitmen organisasi yang tinggi. Sebaliknya individu yang mempunyai komitmen organisasi yang rendah akan cenderung mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadi.

Kejelasan Sasaran Anggaran

Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran tersebut. Adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran. Selanjutnya target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai dalam organisasi (Kenis, 1979) dalam Bangun (2009).

Locke (1968) dalam Kusuma (2013) penetapan tujuan spesifik akan lebih produktif daripada tidak menetapkan tujuan spesifik yang akan mendorong pegawai untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian yang dikehendaki. Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka

akan mempermudah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai

(6)

dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sasaran yang tidak jelas dapat menyebabkan kebingungan, tekanan, dan ketidakpuasan pegawai. Pimpinan organisasi dapat meningkatkan kepuasan kerja, dan memperbaiki anggaran yang dihubungkan dengan sikap, kinerja anggaran, dan efisiensi biaya. Oleh sebab itu, kejelasan sasaran anggaran desa harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggungjawab untuk menyusun dan melaksanakannya.

Anggaran dapat disusun dengan jelas apabila suatu pengendalian internal yang diperlukan memadai. Pengendalian internal yang diterapkan bukanlah maksud untuk menghilangkan semua kemungkinan kesalahan atau penyimpangan, akan tetapi pengendalian yang efektif akan menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam menjalankan aktivitas organsasi. Dengan memiliki kejelasan sasaran anggaran yang spesifik, jelas, dan pengedalian internal yang efektif pada suatu pemerintahan, maka akan mampu menciptakan keseluruhan proses kegiatan yang baik. Sehingga akan memberikan keyakinan yang memadai untuk melindungi kekayaan organsasi dengan cara meminimalisasi penyimpangan dan pemborosan serta pemaksimalan efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi/instansi pemerintah (Primayoni; Adiputra; Sujana, 2014).

Hipotesis

H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh

terhadap senjangan anggaran

H2 : Asimetri informasi memoderasi

pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.

H3 : Komitmen organisasi memoderasi

pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.

H4 : Kejelasan sasaran anggaran

memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.

C. Metode Penelitian Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian

cross sectional survey yaitu penelitian

yang melibatkan satu waktu tertentu (tidak berkala/ berseri) dengan menggunakan objek penelitian pada pemerintah desa di Kecamatan Jogonalan.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999). Dalam penelitian ini populasinya adalah tim penyusun anggaran diseluruh pemerintah desa pada Kecamatan Jogonalan yang terdiri dari 18 kelurahan Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi (Indriantoro dan Supomo, 1999). Sampel dalam penelitian ini adalah tim penyusun anggaran pada setiap pemerintahan desa di Kecamatan Jogonalan.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaituteknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi (Sugiyono, 2007).

Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui perantara (Indriantoro dan Supomo, 1999). Data primer yang akan digunakan dari penelitian ini yaitu mengenai partisipasi anggaran, asimetri informasi, komitmen organisasi, kejelasan sasaran anggaran dan senjangan anggaran yang diperoleh langsung dari responden yaitu tim penyusun anggaran pada pemerintah desa di Kecamatan Jogonalan.

(7)

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan kuisoner. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi agar peneliti dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan mengenai partisipasi anggaran, asimetri

informasi, komitmen organisasi, kejelasan sasaran anggaran terhadap senjagan anggaran.

D. Analisis Data

Analisis data menggunakan teknik moderated

regression analysis dengan hasil sebagai

berikut

Hasil Analisis Regresi Sederhana (Uji Hipotesis 1)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .896 .323 2.775 .007 X1 .721 .107 .663 6.737 .000 a. Dependent Variable: Y

Hasil Uji Moderated Regression Analysis (Uji Hipotesis 2)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -9.489 2.884 -3.290 .002 X1 4.077 .981 3.746 4.154 .000 X2 3.795 1.034 6.332 3.670 .001 X1X2 -1.227 .351 -7.259 -3.494 .001 a. Dependent Variable: Y

(8)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -15.292 4.444 -3.441 .001 X1 6.304 1.522 5.793 4.143 .000 X3 4.985 1.367 4.435 3.645 .001 X1X3 -1.719 .468 -7.356 -3.674 .001 a. Dependent Variable: Y

Hasil Uji Moderated Regression Analysis (Uji Hipotesis 4) E. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini.

1. Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran pada pemerintah desa di Kecamatan Jogonalan, dengan demikian hipotesis 1 (H1) diterima

atau terbukti.

2. Asimetri Informasi memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap

senjangan anggaran pada pemerintah desa di Kecamatan Jogonalan, dengan demikian hipotesis 2 (H2) diterima atau terbukti.

3. Komitmen organisasi memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran pada pemerintah desa di Kecamatan Jogonalan, dengan demikian hipotesis 3 (H3) diterima atau terbukti.

4. Kejelasan sasaran anggaran tidak memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran pada pemerintah desa di Kecamatan Jogonalan, dengan demikian hipotesis 4 (H4) ditolak

atau tidak terbukti.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -8.495 6.287 -1.351 .182 X1 3.294 2.179 3.027 1.511 .136 X4 2.929 1.911 1.874 1.533 .131 X1X4 -.808 .662 -3.100 -1.220 .228 a. Dependent Variable: Y

(9)

Saran

Saran yang dapat peneliti berikan bagi pemerintah desa dan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut ini. 1. Bagi pemerintah desa di Kecamatan

Jogonalan:

a. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran dengan arah positif. Partisipasi yang tinggi dalam proses penyusunan anggaran, memberikan kesempatan yang lebih besar kepada bawahan untuk melakukan senjangan anggaran, ketika partisipasi rendah harapan bawahan untuk melakukan senjangan anggaran dibatasi sehingga senjangan anggaran juga rendah. Selain itu perlu ditingkatnya fungsi tim pengendali internal dan perangkat desa harus dievaluasi secara hati-hati oleh kepala desa agar komposisi anggaran sesuai harapan masing-masing instansi pemerintahan desa.

b. Asimetri informasi memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjanga anggaran, maka disarankan agar perangkat desa tidak segan untuk mengungkapkan informasi yang dimiliki untuk kepentingan organisasi.

c. Komitmen organisasi memoderasi pengaruh partispasi anggaran terhadap senjangan anggaran, maka disarankan agar pemerintah desa meningkatkan komitmen perangkat desa terhadap instansi pemerintah desa.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini belum sepenuhnya bisa menjelaskan variasi senjangan anggaran. Maka peneliti menyarankan agar menambah variabel lain.

b. Metode pengumpulan data sebaiknya tidak hanya menggunakan kuesioner saja, tetapi juga melakukan wawancara agar menghasilkan kesimpulan yang lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Afiani, Dina N. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran, dan Asimetri Informasi Terhadap Senjangan Anggaran (Studi Pada Pemerintah Kabupaten Semarang.

Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi, Universitas Diponegoro Ambarwati, Nining. 2014. Pengaruh

Partisipasi Anggaran Terhadap

Budgetary Slack Dengan Komitmen

Organisasi Dan Motivasi Sebagai Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Klaten). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Widya Dharma

Anggraeni, Rika Sari. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Information

Asymetri dan Budget Emphasis

terhadap Slack Anggaran (Study Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DIY.Skripsi. Universitas Islam Indonesia

Anthony, Robert N & Govindarajan. 2005.

Sistem Pengendalian Manajemen. Terjemahan Kurniawan Tjakrawala.

Jakarta : Salemba Empat

Apriyandi. 2011. Pengaruh Informasi Asimetri Terhadap Hubungan Antara Anggaran Partisipatif Dengan Budgetary Slack (Study Pada Pemerintah Kabupaten Wajo).

Skripsi. Universitas Hasanudin Makasar

Bangun, Andrias. 2009. Pengaruh Partisipasi Anggaran Dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli

(10)

Serdang). Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor

Publik: Suatu Pengantar. Jakarta :

Erlangga

Edfan, Darlis. 2002. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Jurnal. Riset Akuntansi Indonesia Vol.5 No. 85-101

Ghozali, L. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : BP. Universitas Diponegoro

Halim, Abdul dan Syam Kusufi. 2012.

Akuntansi Sektor Publik : Dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan Dari Pemerintah Hingga Tempat Ibadah. Jakarta : Salemba

Empat

Indrianto, Nur & Bambang Supomo. 1999.

Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi

Pertama. Yogyakarta : BPFE-UGM Kusuma, I Gede E A. 2013. Pengaruh

Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi, Dan Ketidakpastian Lingkungan Pada ketepatan Anggaran (Study Empiris Di SKPD Pemerintah Provinsi Bali).Tesis. Universitas Udayana Bali

Latuheru, Belanus P. 2004. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Study Empiris Pada Kawasan Industri Maluku.

Jurnal Akuntansi&Keuangan Vol. 7 No. 2 November 2005: 117-130

Mardiasmo.2009. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta : CV. Andi

Offset

Mathis, Robert L. 2001. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: Salemba

Empat

Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya.Edisi

Kelima. Yogyakarta : Aditya Media Mulyani, Sri. 2012. Pengaruh Partisipasi

Penganggaran, Tekanan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Kompleksitas Tugas Terhadap Slack Anggaran Pada Perbankan Di Pekan Baru. Jurnal Ekonomi, Manajemen,

dan Akuntansi Vol. 18 No. 1 Juni 2012

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba

Empat.

Pello, Elizabeth V. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Locus Of Control Pada Hubungan Antara Penganggaran Partisipasif Dengan Senjangan Anggaran.E-Jurnal

Akuntansi. Universitas Udayana 6.2

(2014): 287-305

Primayoni, Ni Kadek R dan Adiputra, I Made P, dan Sujana, Edi. 2014. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada SKPD Kabupaten

Klungkung.E-Jurnal S1 AK. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Volume 2 No. 1 Tahun 2014

Putranto, Yohanes A. 2012. Pengaruh Moderasi Asimetri Informasi Dan

Group Cohesiveness Terhadap Hubungan Partsipasi Penganggaran

(11)

Dengan Budgetary Slack. Jurnal

Economia. Vol 8 No.2 Oktober 2012

Rahmiati, Elfi. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Asimetri Informasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai

Pemoderasi.E-Jurnal. Universitas Negeri Padang

Sembiring, Samuel A T. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Kawasan Industri Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara

Sekaran, Uma. 2007.Research Methods For

Business. Edisi kedua. Jakarta :

Salemba Empat

Setyanto, Arif B. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi Penganggaran Terhadap Komitmen Organisasi Serta Dampaknya Terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran (Studi Kasus Pada PT. Suara Merdeka Press Semarang).Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta : ANDI

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sujarweni, V. Wiratna. 2007. Panduan

Mudah Menggunakan SPSS dan Contoh Penelitian Bidang Ekonomi.

Yogyakarta : Ardana Media

Warindrani. 2006. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu

http://www.hukumonline.com : Undang-undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Referensi

Dokumen terkait

Observasi awal dilakukan pada tanggal 10 Maret 2013, langkah diagnosis kesulitan belajar dilakukan melalui 4 (empat) tahapan melalui tes, wawancara terstruktur dan

Pada penyimpanan suhu ruang, jumlah bakteri patogen Listeria monocytogenes pada daging ayam yang direndam dalam cuka dari kulit pisang dan air kelapa berkisar antara 5-6 log

Bramstio Setiawan/A210150160, PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MEMBANGUN DIGITAL ENTREPRENEURSHIP DENGAN KONSEP EKONOMI KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN

- Pada umumnya umnya Propeller Shaft m Propeller Shaft merupakan sebuah batang erupakan sebuah batang penghubung penghubung dari gear box transmisi menuju diferential gear

Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan hidayah dan limpahan kasih sayang-Nya serta shalawat dan salam kepada junjungan Nabi

Langkah langkah yang biasa dilakukan adalah: Program virus disimpan dalam bentuk kode mesin dan digabung dengan program lain yang dianggap berguna oleh pemakai - Program

Aplikasi teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran yaitu bahwa siswa melalui tahap-tahap tertentu dalam perkembangan kognitifnya, benda-benda nyata dapat membantu anak-anak

Prinsip ini juga menjadi dasar untuk pengujian kuat geser pada pasangan bata yang mengasumsikan beban tekan sebagai beban geser searah bidang diagonal pasangan bata, seperti yang