• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA SATU TAHUN

Pusat Promosi Kesehatan Tahun

2015

“Health Promotion ; any combination of health education and related organizational, political and economic intervention designed to facilitate behavioral and environment adaptation that will improve or protect health”

(2)

ii

Kata Pengantar ___________________________________________________________________________________________ i Daftar Isi _________________________________________________________________________________________________ ii BAB I Gambaran Organisasi ___________________________________________________________________________ 1 BAB II Capain Kinerja __________________________________________________________________________________ 4 BAB III Gambaran Kinerja ___________________________________________________________________________ 10 BAB IV Penutup _______________________________________________________________________________________ 34

(3)

i

Kata Pengantar

Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa atas selesainya penyusunan Buku Kinerja Pusat

Promosi Kesehatan Tahun 2014. Penyusunan Buku Kinerja

Pusat Promosi Kesehatan merupakan bentuk kegiatan

pemantauan perkembangan kinerja secara periodik yang

bermanfaat dalam memberikan kepastian dan pengendalian

keserasian pelaksanaan program yang sesuai dengan

perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam

Rencana Strategis Kesehatan Tahun 2015

Mudah-mudahan Buku Kinerja ini bermanfaat dan dapat

dijadikan pedoman dalam perbaikan kinerja Pusat Promosi

Kesehatan pada periode mendatang khususnya dalam tahun

pertama pelaksanaan RPJMN 2015-2019. Kepada semua

pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan dan

terbitnya buku kinerja ini, kami ucapkan terima kasih disertai

penghargaan

yang

setinggi-tingginya.

(4)

1

BAB I Gambaran Organisasi

A.Visi dan Misi

Sejalan dengan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

(5)

2

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

B. Tujuan

Peningkatan Perilaku Sehat & Peningkatan Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat

C. Strategi Kegiatan

1. Melaksanakan penyuluhan kesehatan, advokasi dan menggalang kemitraan dengan berbagai pelaku pembangunan termasuk pemerintah daerah.

2. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

(6)

3

3. Meningkatkan jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh kesehatan masyarakat/dan tenaga kesehatan lainnya dalam hal promosi kesehatan.

4. Mengembangkan metode dan teknologi promosi kesehatan yang sejalan dengan perubahan dinamis masyarakat.

(7)

4

BAB II Capain Kinerja

A. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan

Lintas sektor berperan penting dalam kesehatan, terutama untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat. Menyadari hal tersebut, Pusat promopsi Kesehatan mendiorong lintas sektor untuk mengeluarkan kebijakan berwawasan kesehatan (Health in All Policy).

Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah

kebijakan yang dibuat sektoral (K/L) berupa Peraturan

Presiden/Peraturan Menteri/ Instruksi Menteri/ Surat Edaran Menteri/ Surat Keputusan Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Jumlah Kebijakan Publik berwawasan kesehatan :

1. Penggalangan komitmen sektoral pusat, provinsi, daerah 2. Pengembangan strategi advokasi

3. Pelaksanaan advokasi kebijakan publik berwawasan kesehatan di 3 provinsi terpilih : Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat

4. Pemantapan advokasi pada daerah yang telah diadvokasi 5. Pembinaan teknis pada daerah yang telah diadvokasi

6. Pemantauan dan evaluasi proses pembuatan dan implementasi kebijakan publik berwawasan kesehatan.

(8)

5

B. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan

PHBS

Dalam rangka mendukung pelaksanaan perilaku hidup sehat, diperlukan kebijakan PHBS di daerah. Kebijakan yang mendukung kesehatan/PHBS/perilaku sehat adalah kebijakan mendukung kesehatan/PHBS/perilaku sehat dalam bentuk Peraturan Daerah,

Peraturan Bupati/Walikota, Instruksi Bupati/Walikota, Surat

Keputusan Bupati/Walikota, Surat Edaran/Himbauan Bupati/Walikota. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS

1. Pendekatan kepada pengambil keputusan di daerah

2. Penyusunan dan Pembentukan Pokjanal/Forum Perduli Kesehatan.

3. Pembinaan teknis pada Pokjanal/Forum Perduli Kesehatan.

4. Pemantauan dan evaluasi UKBM serta Desa dan Keluarahan Siaga Aktif.

5. Penggerakan masyarakat dalam rangaka peningkatan Rumah Tangga Ber-PHBS

(9)

6

C. Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa minimal

10 persen untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM)

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk

menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, dan meningkatkan kesehatan. Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, masyarakat didorong untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada di desa termasuk dana desa. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di desa adalah adanya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10 persen untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) antara lain :

1. Penggalangan komitmen dalam rangka SKB tentang dana desa Penyusunan standar pembiayaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

2. Pertemuan Koordinasi dengan lintas sektor tentang intefrasi program menyangkut dana desa dan program keluarga sehat

3. Pembinaan teknis aparat desa terkait penggunaan dana desa untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

4. Pengembangan buku saku perencanaan dan pelaporan penggunaan dana desa untuk UKBM

5. Pengembangan sistem perhitungan pembiayaan dana desa untuk UKBM

(10)

7

D. Dunia usaha yang Memanfaatkan CSR nya untuk Program

Kesehatan

Dunia usaha dan swasta juga memiliki kewajiban untuk turut serta dalam pembangunan kesehatan. Melihat peluang besar dari dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, Pusat promosi Kesehatan menggalang kemitraan dengan dunia usaha. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Dunia usaha yang Memanfaatkan CSR nya untuk Program Kesehatan

1. Penggalangan mitra potensial melalui sosialisasi program prioritas kepada dunia usaha

2. Penyusunan rencana kerja sama kemitraan dunia usaha dengan Kementerian Kesehatan

3. Pembinaan teknis pada mitra yang sudah menjalin kerja sama. Sosialisasi program prioritas kesehatan kepada Dunia Usaha 4. Pemantauan dan evaluasi pelaksaan kegiatan Perrjanjian Kerja

Sama.

5. Penyusunan rencana kerja kemitraan dengan unit kerja program terkait

6. Melakukan pembinaan teknis pada mitra yang sudah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan

E. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan

Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan

Organisasi kemasyarakatan merupakan kelompok potensial untuk meningkatkan perilaku sehat masyarakat karena mereka memiliki

(11)

8

sumberdaya sampai di grass root. Pusat promosi Kesehatan menggalang peran serta ormas baik ormas keagamaan, kepemudaan, dan wanita untuk meningkatkan jangkauan akses informasi kesehatan dan pemberdayaan program kesehatan prioritas terhadap masyarakat luas. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber

Dayanya untuk Mendukung Kesehatan adalah organisasi

kemasyarakatan yang telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan.

Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah Organisasi kemasyarakat yang memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan

1. Mengembangkan pedoman peran serta ormas dalam mendukung peningkatan perilaku sehat.

2. Pemetaan organisasi kemasyarakatan dan pihak lain dalam mendukung peningkatan perilaku sehat

3. Sosialisasi program kerjasama peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dan pihak lain

4. Penyusunan MoU, Perjanjian kerjasama dan pelaksanaan kerja sama dengan organisasi kemasyarakatan dalam mendukung program kesehatan.

5. Bimbingan teknis pada ormas dan pihak-pihak lain yang sudah bekersama dengan Kementerian Kesehatan dalam mendukung program

(12)

9

6. Pemantauan dan evaluasi persan serta ormas dan pihak lain dalam peningkatan perilaku sehat

Gambar 2.1 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2015

NO SASARAN STRATEGIS IKU TARGET 2015 REALISASI 2015 % CAPAIAN 1 Meningkatnya pelaksanaan

promosi kesehatan dan pemberdayaan kepada masyarakat

Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan

3 4 133%

Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS

40% 44% 110%

Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM

10% 1% 10%

Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan

4 5 125%

Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

3

(13)

10

BAB III Gambaran Kinerja

Kegiatan Prioritas Pusat Promosi Kesehatan dalam mencapai indikator kegiatan Pusat Promosi Kesehatan

A. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan

1. Penggalangan komitmen sektoral pusat, provinsi, daerah

Upaya Pusat Promosi Kesehatan dalam meningkatkan indikator Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan memerlukan upaya upaya strategis untuk mendorong lintas lintas program baik di pusat maupun di daerah yang dapat mendorong produk kebijakan yang dibuat searah yang memperhatikan aspek kesehatan. Pada Tahun 2015 kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :

a. Sosialisasi Pajak/cukai dalam rangka Penggalangan Komitmen dalam pengendalian tembakau (Pajak rokok, cukai rokok,peringatan kesehatan)

Informasi penggunaan pajak rokok bagi kesehatan belum sepenuhnya tersosialisasikan dengan baik khususnya di daerah. Masih ditemukannya berbagai kegiatan penggunaan DBHCHT yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap rencana kerja anggaran maupun realisasi penggunaan anggaran DBHCHT dari beberapa daerah penerima masih menunjukkan ketidaktepatan daerah dalam mengalokasikan kegiatan yang sesuai dengan ketentuan, seperti penggunaan DBHCHT dalam bidang kesehatan masih belum sesuai. Beberapa capaian yang cukup menggembirakan

(14)

11

adalah terbitnya beberapa regulasi terkait pengendalian tembakau, antara lain :

 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.07/2015

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok yang menyebutkan bahwa penggunaan dana pajak rokok di bidang kesehatan dilakukan dengan berpedoman pada petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. (Hasil advokasi Pusat Promosi Kesehatan).

 Kebijakan tarif cukai yg baru melalui PMK No.

198/PMK.010/2015 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor: 179/PMK.011/2012 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau (hasil Advokasi Pusat Promosi Kesehatan bersama Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) serta surat Sesjen Kemkes, dan jejaring pemerhati pengendalian rokok yang menunjukkan peningkatan harga rokok sehingga masyarakat miskin terbatas membeli rokok

 Surat kawat dari Kementerian Dalam Negeri Nomor:

T.900/2239/KEUDA tahun 2015 kepada Gubernur Se-Indonesia dan Bupati/Walikota Se-Se-Indonesia untuk pemenuhan anggaran kesehatan minimal 10% sesuai dengan amanah UU 36/2009. (Yang diedarkan pada saat pertemuan Penggalangan Komitmen dengan Pemda)

 Surat edaran Kementerian Perhubungan Januari 2015

(15)

12

tanpa asap rokok sesuai dengan PP 109/2012. (Hasil advokasi jejaring, koordinasi dengan lintas sektor)

Gambar 3.1 Implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok

b. Pengembangan peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok

Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa PHW memiliki dampak positif yang besar. Hasil penelitian tersebut antara lain menyatakan bahwa peringatan bergambar lebih diperhatikan dari pada hanya teks/tertulis, lebih efektif untuk pendidikan bagi perokok tentang risiko kesehatan akibat merokok dan untuk meningkatkan pengetahuan perokok tentang risiko kesehatan akibat merokok, serta adanya assosiasi peningkatan motivasi untuk berhenti merokok. Penelitian lain menunjukkan bahwa peringatan bergambar memberikan efek

(16)

13

lebih lama dibanding peringatan teks/tertulis saja. Hal ini merupakan implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau.

Gambar 3.1 Peringatan Kesehatan pada Kemasan Rokok

c. Pengembangan peringatan kesehatan bergambar pada iklan

Dalam hal pencegahan, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menjauhkan anak dari akses rokok, perlindungan dari sasaran pemasaran industri rokok (dengan pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok), pemberian informasi yang benar tentang bahaya rokok (edukasi, peringatan kesehatan bergambar ) dan perlindungan dari terpapar asap rokok.

(17)

14

d. Koordinasi Pelaksanaan Penggalangan Komitmen dalam mendukung percepatan AKI dan AKB

Peran promosi kesehatan dalam meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangatlah penting, melalui upaya promosi kesehatan yang berkesinambungan akan tumbuh kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat akan penting nya perilaku sehat seperti pemeriksaan kehamilan secara rutin, melahirkan di fasilitas kesehatan, ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi, ibu memberikan ASI kepada bayinya, dan ibu membawa bayinya untuk diimunisasi.

e. Pelaksanaan Penggalangan komitmen dengan Pemerintah derah dalam Mendukung Percepatan AKI dan AKB

Penggalangan komitmen ini bertujuan untuk :

 Meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah dalam

kegiatan dan pengadaan media promosi kesehatan serta pengadaan, distribusi dan penggunaan Buku KIA.

 Meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah dalam

pengadaan dan pemerataan penempatan fasilitas dan tenaga kesehatan yang berkompeten untuk memberikan pelayanan KIA terutama dalam penanganan kedaruratan.

 Meningkatkan komitmen dari stakeholder dalam

pengarusutamaan gender bidang KIA.

 Meningkatkan dukungan dari stakeholder dalam

penggerakan masyarakat untuk mengaktifkan Posyandu dalam mendukung KIA.

(18)

15

 Meningkatkan dukungan kebijakan tentang penempatan

tenaga kesehatan khusus yang mempunyai kompetensi promosi kesehatan di Puskesmas.

 Meningkatkan dukungan stakeholder tentang kemitraan

bidan dan dukun dalam meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan.g. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan kemitraan, intervensi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.

 Meningkatkan keterpaduan, koordinasi dan sinkronisasi

sumber daya dalam melaksanakan program KIA.

 Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya

mengonsumsi Tablet Tambah Darah pada ibu hamil dan remaja putri. Meningkatkan pemahaman petugas kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya pemberian imunisasi HB0 dan vitamin K pada bayi baru lahir.

B. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan

PHBS

Upaya yang dilakukan oleh Pusat Promosi Kesehatan untuk mencapai presentase Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS adalah mengintegrasikan dengan kegiatan yang ada dengan melibatkan pemerintah daerah antara lain :

(19)

16

a. Sosialisasi Pajak/cukai rokok dalam rangka Penggalangan Komitmen dalam Pengendalian Tembakau.

Sosialisasi ini selain bertujuan dalam rangka Pengendalian Tembaku juga diintegrasikan dengan penggalangan komitmen Pemerintah Daerah untuk mengeluarkan kebijakan PHBS khususnya tentang Perilaku Merokok. Sasaran kegiatan ini adalah pemegang kebijakan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

b. Pelaksanaan Penggalangan komitmen dengan Pemerintah derah dalam Mendukung Percepatan AKI dan AKB

Pelaksanaan Penggalangan Komitmen dalam rangka Percepatan AKI dan AKB selain untuk mendorong Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan pada level provinsi menyangkut kebijakan AKI dan AKB, juga mendorong Kabupaten/Kota untuk mengeluarkan kebijakan PHBS seperti Kebijakan Pemberian ASI Eksklusif, Perlindungan dan Peningkatan Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Balita, Pelaksanaan PHBS pada 5 Tatanan, Pertolongan persalinan harus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan lain-lain.

c. Pelaksanaan Advokasi Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan di 3 provinsi Terpilih

Pertemuan ini juga diintegrasikan selain untuk mendorong Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan juga mendorong Kab./Kota untuk mengeluarkan kebijakan PHBS. Pertemuan ini dilakukan di Makassar dengan mengundang 34 Propinsi dan 100 Kab./Kota sebagai wilayah target dari Peningkatan KIA.

(20)

17

d. Implementasi Model Intervensi di Daerah

Model Intervensi Promosi Kesehatan merupaka model promosi kesehatan yang implementasikan oleh daerah sesiao dengan spesifik lokal dan diharapkan keluarnya kebijakan PHBS atau sebagai implementasi dari Kebijakan PHBS yang telah dikeluarkan. Untuk tahun 2015, daerah sasaran (Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Batam) untuk melakukan kegiatan terkait model WPS dan PPIA untuk wilayah sasaran (Jawa Timur dan Jawa Barat) dalam bentuk kegiatan koordinasi, standarisasi, advokasi kepada lokasi tempat hiburan, orientasi peer educator, sosialisasi bagi kelompok sasaran dan monitoring dan evaluasi.

Gambar 3.1 Pendekatan Kepada Pengambil Keputusan Di Daerah

(21)

18

a. Pendampingan melalui audiensi pada daerah yang sedang menyusun kebijakan terkait PHBS

Kegiatan ini bertujuan sebagai pendampingan penyusunan

kebijakan PHBS disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di

tiap daerah yang melakukan audiensi dengan Pusat Promosi

Kesehatan

Gambar 3.2 Pelaksanaan Fasilitasi Penggalangan Kemitraan LintasSektor dan Daerah untuk Peningkatan Kebijakan Daerah dalam pembinaan Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

C. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10%

untuk UKBM

Pada tahun 2015, kegiatan yang dilakukan dalam pencapaian indikator Persentase Desa yang memanfaatkan alokasi dana desa minimal 10% untuk UKBM lebih kearah peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan. Selain melakukan penguatan terhadap forum, kegiatan juga diarahkan untuk penggalangan komitmen untuk pembentukan Pokjanal/Forum peduli Kesehatan. Diharapkan dengan aktifnya

(22)

19

Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan, menjadi wadah masyarakat

dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa yang ditandai

dengan adanya aktivitas yang didanai dari dana desa.

a. Penggalangan Komitmen Pembinaan Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan

Terselenggaranya pemberdayaan masyarakat sangat tergantung kepada komitmen dari Lintas Sektor, sehingga diperlukan upaya penggalangan komitmen khususnya dengan Pemerintah Daerah sebagai leading kelembagaan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini telah dilaksanakan baik ditingkat pusat dengan sasaran penguatan pokjanal tingkat pusat.

b. Fasilitasi Penggalangan Komitmen Pembinaan Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan

Kegiatan ini merupakan bentuk dari fasilitasi teknis dari pusat kepada daerah dengan sasaran 20 provinsi, dengan tujuan untuk memperoleh komitmen dari pemerintah daerah provinsi untuk melakukan penguatan dan pengaktifan pokjanal level provinsi serta mendorong terbentuknya Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan di kab./kota yang ditandai dengan adanya kelembagaan. Kegiatan ini diintegrasikan dengan kegiatan pertemuan penggalangan komitmen lintas sektor untuk meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam pembinaan dan pementukan Pojanal/Forum Peduli Kesehatan. Sampai dengan tahun 2015, jumlah Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga

(23)

20

Aktif di daerah yang telah terbentuk yang ditandai dengan adanya kelembagaan berjumlah 158 Kabupaten/Kota dari total kabupaten 514. Sedangkan untuk level provinsi, yang telah terbentuk sebanyak 22 Propoinsi.

c. Pemetaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di daerah

Upaya yang dilakukan untuk pemetaan UKBM adalah dengan mengembangkan sistem UKBM dimana sistem ini dibuat sebagai bentuk pelaporan secara berjenjang dari level kabupaten/kota, propinsi dan pusat. Sistem ini terintegrasi dengan sistem komunikasi data (Komdat) dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. Alamat sistem. Setelah pengembangan sistem, upaya yang dilakukan adalah mensosialisasikan penggunaan sistem pada kegiatan sosialisasi sistem UKBM serta diintegrasikan dengan pertemuan perencanaan tingkat nasional maupun pertemuan koordinasi perencanaan di level propinsi.

Alamat sistem pada http://komdat.promkes.go.id.

d. Fasilitasi dan Pembinaan Teknis pada daerah yang telah terbentuk Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan

Kegiatan ini diarahkan untuk melakukan pembinaan teknis pada daerah yang telah terbentuk Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Kegiatan ini diarahkan untuk membuat Rencana Aksi dari Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang diintegrasikan dengan pertemuan penyusunan rencana aksi Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di Propinsi.

(24)

21

e. Fasilitasi Pembentukan Pokjanal Kabupaten/Kota dan menetapkan kebijakan koordinatuf khususnya untuk pembinaan UKBM dan PHBS

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan anggaran

dekonsentrasi agar keluarnya kebijakan pemerintah

kabupaten/kota uintuk melakukan pembinaan kepada UKBM dan kebijakan PHBS dengan sasaran SKPD kab/Kota, Organisasi Profesi, Kelompok Peduli Kesehatan dan Pihak Lainnya.

f. Pembinaan teknis pada pokjanal/forum peduli kesehatan yang telah terbentuk

Peningkatan kelompok kerja operasional UKBM atau forum peduli kesehatan di level Provinsi dan Kab/Kota yang mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri dengan lingkungan yang kondusif melalui pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang terintegrasi dan bersinergi dengan pemangku kepentingan, sehingga pada akhirnya target Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat dicapai.

g. Pertemuan Penggalangan Komitmen

Pembinaan Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan untuk

mendapatkan dukungan dari lintas sektor dan Kementerian Desa & PDTT dalam peningkatkan peran Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat pusat. Diharapkan kebijakan yang telah dibuat

(25)

22

pengembangan pemberdayaan masyarakat dan pendorongan upaya pemanfaatan dana desa sebesar 10 % untuk UKBM.

h. Pertemuan Koordinasi Pengalangan Komitmen Lintas Sektor Daerah.

Peran lintas sektor di daerah khususnya BPMPD sangat besar dalam Pokjanal desa dan kelurahan siaga di tingkat provinsi. Dari pertemuan ini diketahui bahwa kelembagaan Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga di tingkat Provinsi dan Kab/Kota sudah kuat.

i. Mengoptimalkan kelembagaan yang sudah ada di desa.

Optimalisai kelembagaan yang ada di desa dalam rangka

operasionalisasi pemanfaatan dana desa

sehingga seluruh

aspek-aspek

pembangunan

dan

pemberdayaan

masyarakat desa dapat berlangsung optimal dengan

tetap mengacu UU Desa dan turunannya.

j. Perencanaan Dana Desa untuk Kegiatan UKBM.

Mendorong kepala desa untuk meninjau kembali pengalokasian RPJMDes untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan tahun 2016 2) mendorong petugas puskesmas dan bidan desa dalam ikut serta dalam musrembangdes.

(26)

23

Gambar 3.3 Pembukaan Pertemuan Koordinasi Penguatan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga oleh Menteri Kesehatan

D. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk

program kesehatan

Pihak swasta sebagai mitra dalam pembangunan kesehatan mempunyai peran yang sama dan secara berkesinambungan memberikan kontribusi dalam pembangunan kesehatan. Peran swasta dalam pembangunan merupakan wujud dari UU Tahun 2007 pasal 74 bahwa Perseroan Terbatas mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menitikberatkan pada komunitas

(community development) pelaksanaan Coorporate Social

Responsibility (CSR). Program Kemitraan merupakan salah satu program yang telah dilaksanakan di Kementerian Kesehatan sejak

(27)

24

tahun 2011. Hingga tahun 2015 Kementerian Kesehatan telah bermitra dengan 39 Dunia Usaha yang bergerak dibidang farmasi, makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, perbankan, pertambangan, transportasi, kecantikan, otomotif, multi produk, dll.

a. Sosialisasi program prioritas kesehatan kepada Dunia Usaha

Beberapa Dunia Usaha memandang program kemitraan ini sebagai upaya promosi produk, oleh sebab itu Kegitan ini pada prinsipnya merupakan penegaskan kembali tujuan program kemitraan bidang kesehatan. Melaui program Coorporate Social Responsibility (CSR) antara pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dengan dunia usaha akan mendorong dunia usaha untuk lebih peduli dan berperan dalam bidang Kesehatan yang akan berdampak mempercepat pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pada pasal 74 mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan

lebih menitikberatkan kepada komunitas (community

development). Berdasarkan hal diatas maka Kementerian

Kesehatan melakukan sosialisasi program prioritas

pembangunan kesehatan (yang berisikan issue masalah kesehatan terkini, program intervensi, sasaran program, dan target yang akan dicapai) kepada mitra dunia usaha potensial. Pertemuan ini bertujuan agar mitra dunia usaha yang telah bermitra atau yang akan bermitra mengetahui permasalahan kesehatan yang dihadapi di Indonesia. Selanjutnya dunia usaha

(28)

25

tertarik untuk melanjutkan kerjasama dan memilih program yang menjadi ruang lingkup kerjasama.

b. Penyusunan rencana kerja kemitraan dengan Dunia Usaha

penyusunan rencana kegiatan diarahkan pada kegiatan yang pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan yang melibatkan lintas sektor serta sumber daya lokal. Selain itu dilingkungan kerja mitra dunia usaha itu sendiri kerja sama ini melahirkan juga egiatan inovatif seperti kewajiban Ber-PHBS bagi karyawan dan lingkungan perusahaan.

Gambar 3.4 Pelaksanaan Penandatanganan MoU

(29)

26

c. Melakukan pembinaan teknis pada mitra yang sudah bekerja sama

d. Pengembangan modul pelatihan CSR bagi pengelola Promkes.

e. Memberikan apresiasi kepada Dunia Usaha yang menjalankan program kemitraan/CSR Bidang Kesehatan melalui CSR Award

Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan apresiasi kepada Dunia Usaha yang telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam pembangunan kesehatan yang selanjutnya akan diberikan penghargaan sebagai wujud apresiasi. Selain itu juga sebagai evaluasi upaya kemitraan khususnya program CSR Bidang Kesehatan. Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke 51, Kementerian Kesehatan akan memberikan penghargaan Mitra Bakti Husada kepada Dunia Usaha yang telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dengan menjalankan program CSR Bidang Kesehatan. Lomba ini terbuka bagi seluruh Dunia Usaha yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, yaitu sebanyak 39 Dunia Usaha. Penentuan pemenang dilakukan melalui penilaian oleh tim juri yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan.

(30)

27

Gambar 3.5 CSR Award

E. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang

Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung

Kesehatan

Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan adalah organisasi kemasyarakatan yang telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung

program kesehatan. Upay-upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan jumalah organisasi kemasyarakatan yang

memanfaatkan sumber dayanya untuk kesehatan diantaranya adalah : Penggalangan Organisasi Kemasyarakatan dan Pihak lainnya, Pemetaan Organisasi Kemasyarakatan dan Pihak Lain dalam mendukung Peningkatan Perilaku Sehat, Sosialisasi Program Kerjasama Peningkatan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan dan Pihak Lain

(31)

28

Gambar 3.6 Pertemuan dengan Ormas

Gambar 3.7 Target dan Capaian Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan

(32)

29

F. Jumlah Tema Pesan dalam KIE Kepada Masyarakat

Komunikasi Informasi dan Edukasi Kesehatan merupakan suatu proses penyampaian pesan dan informasi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku seseorang maupum kelompok masyarakat umumnya lainnya menuju kearah yang lebih positif terkait upaya peningkatan derajat kesehatan agar tetap sehat, aktif, mandiri dan berdaya guna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jumlah tema KIE Kesehatan ini antara lain :

a. Pengembangan Strategi Kampanye Kesehatan

Kampanye kesehatan merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan individu maupun kelompok masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat.

b. Implementasi Kampanye Kesehatan

Bentuk kegiatan ini adalah penyebarluasan informasi kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait isu isu penting kesehatan. Bentuk-bentuk kegiatan ini kampanye kesehatan ini anatara lain adalah :

 Poduksi dan penanyangan spot TV Tentang ASI Eksklusif durasi 30

 Penayangan spot TV tentang P4K “Ibu dan Bayi Sehat Selamat”  Penanyangan spot TV Imunisasi Rutin produksi

(33)

30

Gambar 3.8 Spot Iklan Pengendalian Tembakau

 Produksi Spot TV Pengendalian HIV dan AIDS (PPIA)

 Produksi dan penayangan Spot TV Pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan,

 Penayang Spot TV Tentang Pengendalian PTM (Gula Garam Lemak/GGL Versi Keluarga)

 Penerbitan dan Pencetakan Majalah Interaksi 4 Edisi

 Penyelenggaraan Pameran Kesehatan pada Event-event

Kesehatan

 Penyebaran Informasi kesehatan Melalui Situs Promosi Kesehatan Online

(34)

31

Gambar 3.9 website promosi kesehatan

 Pengembangan dan Penyebaran Informasi melalui berbagai media (facebook, twitter)

(35)

32

Gambar 4.1 media sosial

 Peningkatan kaspasitas petugas promosi kesehatan melalui TOT Pelatihan Pengembangan Pesan dan Media

 Penyusunan Bahan Rancangan Permenkes Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

 Penyusunan Pedoman Teknis Promosi Kesehatan Penanggulangan HIV dan AIDS

 Workshop Pengembangan Strategi Promosi Kesehatan  Review Modul Pelatihan Promosi Kesehatan

 Pembuatan berbabagai media promosi kesehatan : - Pengembangan media Edukasi Video Keluarga Sehat - Pengembangan media Edukasi Keluarga Sehat

- Pengadaan Material/Media Keluarga Sadar Kesehatan Produksi Radio Spot Keluarga Sehat

- Produksi Video Informasi Tablet Tambah Darah Untuk Remaja - Produksi TV Spot Mengenai Indeks Standar Pencemaran udara

(36)

33

- Pengadaan Materi/Media Keluarga Sadar Kesehatan Melalui Produksi LED Keluarga Sehat

- Poster Jajanan Sehat : 3000 lembar - Poster CTPS : 3000 lembar

- Poster Yuk Konsumsi Gizi Seimbang : 3000 lembar

- Poster Sekolah ku sehat prestasi ku meningkat : 3000 lembar - Leaflet CTPS : 5000 lembar

- Leaflet Promkes sekolah :5000 lembar

- Flyer Yuk Konsumsi Gizi Seimbang : 5000 lembar

- Flyer Sekolah Ku Sehat prestasi Ku Meningkat : 5000 lembar - Flyer CTPS versi waktu-waktu CTPS : 5000 lembar

- Stiker CTPS : 1000 lembar

(37)

34

BAB IV Penutup

Secara umum, pencapaianan target kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan pada Tahun 2015 sudah memenuhi taget yang ditetapkan. Namun demikian pencapaian ini harus ditingkatkan untuk terus menjaga ritme capaian yang selaras dengan apa yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019.

Demikian Buku Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015 ini disusun sebagai instrumenh monitoring kinerja dan menjadi bahan acuan peningkatan kinerja dan refleksi capaian Pusat Promnosi Kesehatn di tahun-tahun yang akan datang.

Gambar

Gambar  2.1  Target  dan  Realisasi  Indikator  Kinerja  Kegiatan  Pemberdayaan  Masyarakat  dan  Promosi  Kesehatan  Tahun  2015
Gambar 3.1 Implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok
Gambar 3.1 Peringatan Kesehatan pada Kemasan Rokok
Gambar  3.1  Pendekatan  Kepada  Pengambil  Keputusan  Di  Daerah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian surat undangan ini dibuat sebagai bukti untuk mengikuti Tahapan Tes Potensi Akademik.. Diharapkan untuk hadir tepat waktu sesuai dengan

Kesimpulan motivasi ektrinsik dosen kurang mempengaruhi produktifitas dosen berbeda dengan penelitian sebelumnya terhadap dosen pada politeknik yang menunjukan ada

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 04 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Ketentraman dan

Kegiatan Usaha Pertanian, Perdagangan Umum, Pengangkutan, Perindustrian dan Jasa Atau Pelayanan Jumlah Saham yang ditawarkan 240.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai

Jika yang t erakhir, maka psikoanaisis bisa melihat dengan jelas bahw a mereka-mereka yang dilabeli sakit jiw a, just ru pada dirinya sendiri adalah simt om bagi

Limbah organik di Indonesia yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan dalam susunan pakan ternak ruminansia di antaranya adalah limbah industri perkebunan

Fatimah, (2014) menjelaskan bahwa perilaku off task merupakan perilaku memalingkan perhatian dari tugas yang seharusnya dikerjakan. Pada dasarnya tugas tersebut

Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi akad, yaitu penyelesaian yang dilakukan melalui