• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERIMA RADIO FM BERBASIS SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) MENGGUNAKAN USRP N210

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERIMA RADIO FM BERBASIS SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) MENGGUNAKAN USRP N210"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

136 Rahmadian, Penerima Radio …

PENERIMA RADIO FM BERBASIS SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) MENGGUNAKAN USRP N210

Aurelio Rahmadian

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat

aurelio@staff.gunadarma.ac.id Abstrak

Salah satu perkembangan dari teknologi komunikasi radio adalah software-defined radio (SDR). SDR telah mengubah sistem elektronik dari sejumlah aplikasi mencakup bidang komunikasi, pengolahan data, serta pemrosesan sinyal dengan memungkinkan sebuah perangkat radio untuk lebih fleksibel, baik dari sisi fungsi maupun konfigurasi karena berbasiskan perangkat lunak. Penelitian dilakukan dengan menguji rancangan penerima radio FM berbasis SDR dengan menggunakan perangkat USRP N210 dan komponen pendukungnya disertai dengan pengaturan yang sesuai untuk fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah rancangan tersebut mampu beroperasi seperti penerima radio FM konvensional serta melihat proses-proses yang terjadi dalam penerimaan sinyal. Pembuktian mengenai kemampuan SDR dalam menjalankan fungsi penerima radio FM konvensional, terbuka kemungkinan yang luas untuk mengimplementasikan teknologi ini untuk aplikasi radio lainnya. Penerima radio FM berbasis SDR yang menggunakan perangkat USRP sebagai platform ini telah berhasil berjalan dengan baik. Suara yang dapat didengar dengan perangkat penerima ini sama seperti saat menggunakan penerima radio FM konvensional. Hal ini juga dibuktikan dengan menganalisis bentuk sinyal baseband yang sesuai dengan teori multipleks untuk siaran radio FM. Penerima radio FM berbasis SDR memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan penerima radio konvensional yang berbasis perangkat keras. Penggunaan USRP memberikan fleksibilitas dalam pengembangan maupun pengoperasiannya.

Kata Kunci: GNU Radio, Penerima FM, Software-Defined Radio, USRP.

FM RADIO RECEIVER BASED SOFTWARE-DEFINED RADIO (SDR) USING USRP N210

Abstract

One of development of radio communication technology is software-defined radio (SDR). SDR has transformed the electronic system of a number of applications including communications, data processing, and signal processing by allowing a radio device to be more flexible, both in function and configuration as based on software. This research was conducted by testing the FMR-based FM radio receiver design using USRP N210 device and its supporting components along with the appropriate arrangement for its function. This study aims to see whether the design is capable of operating like a conventional FM radio receiver and see the processes that occur in signal reception. Proof of SDR capability in performing the

(2)

Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 137

function of conventional FM radio receivers, open wide possibilities for implementing this technology for other radio applications. SDR-based FM radio receivers that use USRP devices as this platform have been successful. The audible sound with this receiving device is the same as when using a conventional FM radio receiver. This is also evidenced by analyzing the form of baseband signals in accordance with multiplex theory for FM radio broadcasts. SDR-based FM radio receivers have several advantages over conventional hardware-based radio receivers. USRP's use provides flexibility in both development and operation. Keywords: Software-Defined Radio, USRP, FM Receiver, GNU Radio

PENDAHULUAN

Perkembangan radio dimulai pada abad ke-19 dan hingga kini teknologi yang mengimplementasikan konsep ter-sebut masih bertahan dan berkembang. Pemanfaatan komunikasi radio saat ini sangat banyak dan terus meluas. Bebe-rapa standar yang banyak digunakan di-antaranya Bluetooth, 3G/4G, GPS, WiFi, siaran radio AM/FM, serta radar. Salah satu perkembangan dari teknologi komu-nikasi radio adalah software-defined

ra-dio (SDR). Teknologi ini telah lama

ber-kembang sejak pertengahan 1990-an, akan tetapi hingga saat inipun masih be-lum menunjukkan kemampuan terbaik-nya [1].

Konsep SDR adalah terdapat penggunaan pemrosesan perangkat lunak dalam pengoperasian radio. Pemrosesan ini berlangsung pada field programmable

gate array (FPGA), digital signal pro-cessor (DSP), general purpose propro-cessor

(GPP), programmable system on chip (SoC), atau komponen pemroses yang dapat diprogram lainnya. Dua karakte-ristik utama yang ditawarkan oleh SDR adalah modularitas dan fleksibilitas yang dimodelkan dalam bentuk perangkat ker-as dan perangkat lunak [2]. Fitur yang ditawarkan oleh SDR antara lain mampu melakukan modifikasi atau mengganti program yang ada sehingga dapat ubah fungsinya secara total, dapat meng-aplikasikan berbagai layanan berupa su-ara, teks, data, atau jenis layanan lainnya, juga dapat beroperasi menggunakan

bera-gam standar yang ada. Tujuan ideal yang ingin dicapai adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan fre-kuensi, bandwidth, teknik modulasi, serta tingkat data sesuai yang diinginkan oleh pengguna dengan hanya menjalankan perangkat lunak tanpa perlu mengubah perangkat kerasnya sama sekali.

Fungsi dan konfigurasi dari pe-rangkat radio dapat dimodifikasi sesuai keinginan pengguna dengan mengapli-kasikan SDR. Perangkat lunak dapat dengan mudah diubah dalam sistem radio dengan perangkat keras yang sama dapat digunakan untuk penggunaan standar transmisi radio yang beragam [3]. Flek-sibilitas ini memungkinkan penggunaan perangkat radio dengan lebih efisien, yaitu mengurangi jumlah perangkat keras yang dibutuhkan serta menambah fung-sionalitas dari perangkat radio.

SDR memberikan keuntungan bagi berbagai pihak. Penelitian mengenai tek-nologi radio membutuhkan banyak biaya maupun waktu, yang keduanya dapat di-hemat dengan menggunakan SDR. Bah-kan SDR memungkinBah-kan peneliti untuk mengubah dan menganalisa parameter dalam sistem [4]. Bagi pihak pabrik, penggunaan perangkat SDR memungkin-kan untuk memotong biaya operasional dengan pengurangan atau penggunaan ulang perangkat keras. Operator teleko-munikasi dapat mengoptimasi layanan mereka pada sumber daya spektrum radio dan merencanakan pengaturan jaringan

(3)

138 Rahmadian, Penerima Radio …

karena perangkat SDR mampu beradap-tasi terhadap antarmuka dan jaringan yang berbeda. Begitupun bagi pengguna yang dapat memperoleh layanan dengan nyaman dimanapun dengan perangkat yang umum [5].

Perkembangan pesat SDR dalam decade terakhir mulai mengubah pene-rapannya dari perangkat komunikasi ter-sendiri menjadi penciptaan jaringan nir-kabel skala besar yang mampu ber-adaptasi dengan kondisi lingkungan yang cenderung berubah [6]. SDR setidaknya harus mampu menjalankan fungsi pe-manfaatan radio konvensional agar dapat diterima oleh pasar. Penelitian ini meng-uji kemampuan perangkat SDR sebagai pengganti perangkat radio konvensional. Pada pengujian ini sistem difungsikan sebagai perangkat penerima radio FM dan sinyal yang diterima akan dianalisa. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa penggunaan SDR memang dapat meng-gantikan fungsi perangkat radio konven-sional ditambah keuntungan-keuntungan yang sebelumnya disebutkan.

METODE PENELITIAN

Membangun perangkat penerima radio FM berbasis SDR memerlukan beberapa komponen baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang dapat dilihat strukturnya pada Gambar 1.

Kom-ponen perangkat keras utama yang di-gunakan dalam penelitian ini adalah

Universal Software Radio Peripheral

(USRP) N210. Perangkat ini berfungsi sebagai platform untuk SDR dengan

bandwidth tinggi. USRP N210 terhubung

dengan komputer host melalui antarmuka Gigabit Ethernet. Koneksi ini memung-kinkan perangkat lunak untuk mengo-ntrol USRP dan melakukan transmisi dan penerimaan sinyal.

Perangkat USRP sendiri tersusun dari beberapa komponen. Komponen utama motherboard mencakup FPGA se-bagai komponen tempat program pene-rima radio FM diunggah, ADC dan DAC untuk mengubah sinyal analog menjadi digital dan sebaliknya, serta komponen lain yang dibutuhkan untuk memproses

baseband (sinyal informasi asli) dari

suatu sinyal. Daughterboard yang ter-hubung dengan antena berfungsi untuk menerima sinyal FM dan melakukan be-berapa operasi analog sebelum menerus-kannya ke motherboard. USRP dapat diaplikasikan untuk berbagai sistem radio dengan rentang frekuensi yang beragam dengan menggunakan daughterboard tertentu [7].

Daughterboard yang digunakan

me-rupakan tipe WBX karena rentang frekuensinya mencakup spektrum freku-ensi sinyal FM yang akan diteliti, antara 88 MHz hingga 108 MHz [4, 8].

(4)

Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 139

Komponen perangkat lunak utama dalam sistem ini adalah GNU Radio versi 3.4.2. GNU Radio merupakan perangkat lunak yang menyediakan modul blok pemrosesan sinyal untuk mengimplemen-tasikan SDR. Dengan adanya GNU Ra-dio maka berbagai macam aplikasi soft-ware radio dapat dilakukan. Aplikasi tambahan yang digunakan dalam peneli-tian ini adalah GNU Radio Companion (GRC), yakni perangkat visual

pro-gramming language untuk menciptakan flow graph pemrosesan sinyal dan

mem-buat kode sumbernya dalam bahasa pem-rograman Python. GRC menyediakan antarmuka untuk GNU Radio dan blok pemrosesan sinyal, yang memungkinkan sistem untuk dibuat dengan lebih cepat. Berbagai fungsionalitas sinyal baseband dapat dengan mudah diimplementasikan sesuai kebutuhan dengan kemampuan pemrosesan sinyal berbasis blok [9].

Komponen terakhir adalah sebuah PC sebagai komputer host dengan sistem operasi Linux Ubuntu 11.10. Penggunaan Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot dilakukan karena dalam beberapa kali uji coba

instalasi GNU Radio, dengan versi inilah instalasi dilakukan dengan lancar sehing-ga dirasa kompatibel. Pada PC dibutuh-kan antarmuka jaringan Gigabit Ethernet untuk koneksi dengan USRP N210. Selain itu diperlukan USRP Hardware

Driver (UHD) yang memang disediakan

untuk penggunaan USRP dengan fungsi menghubungkan USRP dengan aplikasi GNU Radio.

Penelitian dilakukan dengan meng-implementasikan rancangan blok flow

graph penerima radio FM yang didapat

dari Ettus Research dengan sedikit mo-difikasi berupa tambahan modul WX GUI

FFT Sink untuk mengamati sinyal yang

diterima seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2. Dengan penambahan modul tersebut dapat dilihat bentuk sinyal sejak ditangkap antena hingga dilakukan de-modulasi dengan tujuan memastikan bahwa modul-modul lainnya yang di-gunakan beroperasi dengan baik. Visuali-sasi berbentuk diagram kartesius dengan frekuensi pada sumbu x dan amplitudo pada sumbu y.

(5)

140 Rahmadian, Penerima Radio …

Modul UHD: USRP Source di-gunakan untuk memberi masukan pada sinyal siaran radio FM yang ditangkap oleh USRP untuk diproses lebih lanjut. Berikutnya modul Low Pass Filter me-lakukan seleksi sinyal berdasarkan batas frekuensi sebelum diteruskan ke WBFM

Receive untuk dilakukan demodulasi

sinyal menjadi baseband. Besar frekuensi dari sinyal keluaran diatur pada Rational

Resampler dan suara dari sinyal FM yang

selesai diolah dapat didengar dengan menambahkan Audio Sink. Modul Wav

File Sink dapat digunakan untuk

me-nyimpan hasil pengolahan sinyal dalam format .wav.

Penelitian serupa dengan mengana-lisa sinyal audio yang dikirimkan pribadi melalui modulasi FM [4]. Pada penelitian ini sinyal audio yang dianalisa adalah sinyal siaran radio FM komersial yang dapat ditangkap di lingkungan sekitar. Sinyal siaran radio FM diasumsikan lebih kompleks karena terdapat informasi-in-formasi tambahan yang juga dikirimkan bersama sinyal audio.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang didapat dalam penelitian ini berupa grafik atau visualisasi dari sinyal radio FM. Pengamatan grafis ini dilakukan pada 3 tahap menggunakan modul WX GUI FFT Sink yang telah disebutkan sebelumnya. Tahap pertama

adalah keadaan sinyal saat ditangkap oleh antena USRP. Pada tahap ini sinyal ma-sih dalam bentuk termodulasi. Pada saat pengambilan data, hasil sinyal siaran ra-dio FM yang terbaik ditemukan pada fre-kuensi 107.7 MHz, maka pada frefre-kuensi tersebut pengamatan dilakukan. Amplitu-do atau intensitas sinyal dari frekuensi yang diamati dapat terlihat pada Gambar 3.

Pada Gambar 4 ditunjukkan visua-lisasi kedua adalah setelah sinyal mele-wati modul Low Pass Filter (LPF). LPF berfungsi untuk mengurangi noise yang ikut tertangkap bersama dengan sinyal yang ingin diamati berdasarkan cutoff

frequency yang ditetapkan, dimana dalam

konfigurasi yang digunakan besarnya adalah 100 kHz. Selain itu LPF juga digunakan untuk mengurangi besar

sam-pling rate dari sinyal karena dalam

pro-ses demodulasi yang akan dilakukan, sinyal informasi asli yang hendak diamati merupakan sinyal dengan frekuensi ren-dah sehingga tidak memerlukan sampling

rate yang tinggi.

Pengurangan ini berdasarkan konfi-gurasi dari properti decimation yaitu 20, sehingga sampling rate yang baru adalah 1/20 dari sampling rate asal, dengan perhitungan 4 MHz/20 = 200 kHz. Sesuai teori sampling Nyquist bahwa besarnya

sampling rate adalah minimal dua kali

dari frekuensi sinyal yang diproses.

(6)

Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 141

Gambar 4. Bentuk sinyal setelah melalui LPF Visualisasi tahap terakhir adalah

setelah sinyal melewati modul WBFM Receiver yang berfungsi sebagai de-modulator. Sinyal yang ditunjukkan pada Gambar 5 ini merupakan sinyal dari informasi asli yang ingin dikomunika-sikan melalui radio dan dapat didengar. Hasil ini akan dibandingkan dengan stru-ktur sinyal FM secara teoritis.

Salah satu keunggulan siaran radio FM adalah kemampuan memberikan su-ara dengan kualitas yang baik dengan transmisi secara stereo, yakni metode reproduksi suara dengan menciptakan perspektif audio, sehingga suara dapat terdengar berasal dari berbagai arah. Akan tetapi dalam implementasinya transmisi stereo ini perlu dapat ditangkap oleh perangkat radio FM mono yang te-lah dulu ada karena banyak pengguna

yang merasa nyaman dengan perangkat yang mereka miliki. Hal ini yang mem-buat sistem radio FM cukup kompleks.

Pada proses produksi stereo diper-lukan pengiriman dan penerimaan dua jenis sinyal yaitu sinyal “left” dan “right”. Secara prinsip hal ini dimung-kinkan dengan menggunakan dua buah transmitter dan receiver, tetapi ini bukan merupakan solusi yang efisien. Pada pra-kteknya, dua buah sinyal ini dan infor-masi tambahan lainnya ditransmisikan dengan menggunakan multipleks.

!"# " !$#

% = 𝐿 (1) !"# $(!$#)

% = 𝑅 (2)

(7)

142 Rahmadian, Penerima Radio …

Perangkat radio FM lama hanya membaca bagian 0-15 kHz dari sinyal FM yang ditangkap. Pada multipleks FM ditentukan bahwa pada area frekuensi tersebut terletak penjumlahan dari sa-luran left dan right (L+R). Untuk trans-misi stereo kemudian juga ditambahkan informasi L-R pada multipleks. Informasi ini diletakkan pada 23-53 kHz [8]. Pen-jumlahan dan pengurangan dapat dilaku-kan untuk mendapatdilaku-kan informasi L dan R yang terpisah dengan formula seperti pada persamaan (1) dan persamaan (2).

Informasi tambahan yang disebut pilot tone diletakkan pada 19 kHz untuk menandakan apakah ada informasi stereo dari sinyal yang ditransmisikan. Perang-kat receiver mono hanya bereaksi pada frekuensi di bawah 15 kHz sehingga yang diterima adalah L+R. Sedangkan pada receiver stereo akan dideteksi pilot tone pada 19 kHz. Decoder kemudian akan membangkitkan sinyal 38 kHz yang sefase dengan 19 kHz, lalu melakukan demodulasi sinyal antara 23 – 53 kHz untuk mendapatkan informasi L dan R.

Selain informasi stereo, pada sinyal radio FM juga masih dapat ditambahkan informasi lainnya untuk kemudian di-lakukan multipleks. Pada harmonik keti-ga dari 19 kHz, atau 57 kHz, terletak sub-carrier Radio Data System (RDS) atau

Radio Broadcast Data System (RBDS). Subcarrier ini memiliki bermacam-ma-cam fungsi misalkan memperbarui status lalu lintas dan nama stasiun radio dalam bentuk teks yang ditampilkan di pe-rangkat radio digital [3].

Terlihat di Gambar 6, bentuk dari sinyal yang telah dilakukan demodulasi ini sesuai dengan bentuk sinyal multi-pleks untuk siaran radio FM konven-sional. Hal ini dapat menunjukkan bahwa rancangan ini mampu beroperasi layak-nya perangkat penerima radio FM pada umumnya.

Merujuk pada teori multipleks FM, pada sinyal baseband ini tidak hanya ter-lihat informasi audio mono yang terletak pada area frekuensi dibawah 15 kHz, terlihat pula pilot tone pada frekuensi 19 kHz, penanda bahwa pada sinyal hasil multipleks ini terdapat transmisi stereo. Selain itu juga terdapat informasi lainnya yang juga diikutsertakan pada area fre-kuensi yang lebih tinggi. Seperti yang di-sebutkan sebelumnya, sistem radio FM cukup kompleks termasuk dari sisi arsi-tektur komponen. Gambar 7 menunjuk-kan blok diagram penerima

super-hete-rodyne konvensional.

Komponen-kompo-nen tersebut dibutuhkan dalam perangkat penerima radio konvensional yang fung-sinya dijabarkan pada Tabel 1.

(8)

Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 143

Tabel 1. Komponen penerima radio FM

Komponen Fungsi

Band Pass Filter (BPF) Sebagai elemen selektor, melewatkan sinyal yang berada pada rentang

frekuensi tertentu

Low Noise Amplifier

(LNA) Memperkuat sinyal yang sangat lemah

Mixer Membuat sinyal baru berdasarkan masukan 2 buah sinyal

Local Oscillator (LO) Menciptakan sinyal masukan untuk frequency mixer

Low Pass Filter (LPF) Sebagai elemen selektor , hanya melewatkan sinyal yang memiliki

frekuensi lebih rendah dari cutoff frequency

Automatic Gain Control

(AGC) Mengatur gain sehingga berada pada tingkat yang layak

Amplifier Penguat sinyal

Analog to Digital

Converter (ADC) Mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital Digital to Analog

Converter (DAC) Mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog Voltage Controlled

Oscillator (VCO)

Osilator yang frekuensi osilasinya diatur oleh tegangan masukan dan keluarannya digunakan untuk sinyal masukan frequency mixer

Gambar 7. Komponen penerima superheterodyne konvensional Sumber: [5]

Gambar 8. Komponen penerima SDR ideal Sumber: [5]

(9)

144 Rahmadian, Penerima Radio …

Pada Gambar 8 ditunjukkan blok diagram SDR ideal untuk menggantikan fungsi penerima radio yang sebelumnya ditunjukkan pada Gambar 7. Pengurang-an perPengurang-angkat Pengurang-analog dilakukPengurang-an sehingga hanya dibutuhkan komponen antena, BPF, LNA, dan ADC. Pemrosesan beri-kutnya dilakukan oleh digital signal pro-cessor (DSP) yang dapat diprogram ulang. Beberapa fungsi yang tadinya dil-akukan oleh komponen perangkat keras dapat digantikan oleh perangkat lunak sehingga kompleksitas dari perangkat bergeser dari fisik menjadi virtual.

SIMPULAN DAN SARAN

Penerima radio FM berbasis SDR yang menggunakan perangkat USRP se-bagai platform ini telah berhasil berjalan dengan baik. Suara yang dapat didengar dengan perangkat penerima ini sama seperti saat menggunakan penerima radio FM konvensional. Hal ini juga dibuk-tikan dengan menganalisis bentuk sinyal

baseband yang sesuai dengan teori

mul-tipleks untuk siaran radio FM.

Penerima radio FM berbasis SDR memiliki beberapa kelebihan disbanding-kan dengan penerima radio konvensional yang berbasis perangkat keras. Peng-gunaan USRP memberikan fleksibilitas dalam pengembangan maupun pengope-rasiannya. Perakitan radio FM ini dapat dilakukan dengan lebih cepat karena hanya memerlukan perangkat keras yang relatif lebih sedikit dan pemrograman. Aplikasi radio yang dapat dilakukan oleh SDR juga lebih bervariasi. Penerima radio FM beroperasi pada rentang fre-kuensi 88 – 108 MHz. Pada penerima radio konvensional, rentang frekuensi ter-sebut dibatasi oleh perangkat keras se-hingga fungsinya terbatas hanya sebagai penerima radio FM, sedangkan penerima radio FM yang digunakan dalam pene-litian ini menggunakan daughterboard WBX yang beroperasi pada 50 MHz

hingga 2.2 GHz sehingga perangkat ini juga dapat digunakan untuk aplikasi lain apabila memang diprogram demikian selama masih berada dalam kapasitas WBX. SDR memudahkan untuk pengem-bangan teknologi lebih lanjut lagi karena implementasinya dapat diterapkan sebe-lum produksi perangkat keras secara massal [3].

Pembuatan penerima radio FM yang digunakan dalam penelitian ini membutuhkan biaya yang jauh lebih mahal dibandingkan harga penerima ra-dio FM konvensional yang ada dipasaran. Kesulitan lainnya dalam mengintegra-sikan berbagai jenis sistem komunikasi nirkabel secara bersamaan serta sulit un-tuk mengaplikasikannya unun-tuk perangkat yang bergerak karena pem-rosesan sinyal digital SDR membutuhkan konsumsi daya yang cukup besar [10]. Hal ini wajar, melihat kelebihan yang ditawarkan untuk penggunaan yang lebih luas lagi.

Pada pembuatan penerima radio FM berbasis SDR ini dapat digunakan platform SDR selain USRP. Platform SDR yang ada di pasaran beroperasi pada rentang frekuensi yang berbeda-beda dan memiliki harga yang juga bervariasi. Se-baiknya pemilihan platform SDR yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghemat biaya. Pada penelitian berikutnya dapat dikembangkan lagi im-plementasi aplikasi radio lainnya dengan berbasis SDR. Karakteristiknya yang fleksibel memberikan kelebihan dalam penggunaan radio, baik oleh pengguna, vendor, maupun penyedia layanan radio. SDR dapat dicoba untuk mengimplemen-tasikan radio FM digital, televisi digital,

base transceiver station (BTS), atau

ra-dar. SDR dianggap sebagai solusi komu-nikasi nirkabel masa depan karena ke-mampuannya menyediakan arsitektur yang fleksibel yang memungkinkan pe-rangkat memiliki aneka fungsi dan stan-dar [5].

(10)

Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer Vol. 21 No. 2 Agustus 2016 145

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tuttlebee, W.H. 2002. “Advances in Software Defined Radio”. Ann.

Télé-commun. Vol.57, pp.314-337.

[2] Rhiemeier, AR. 2005. “Modular Software-Defined Radio”. J Wireless

Com Network. Vol.3, pp. 333-342.

[3] Gandhiraj, R. dan Soman, K.P. 2014.” Modern Analog and Digital Communication Systems Develop-ment using GNU Radio with US-RP”. Telecommun Syst. Vol.56, pp. 367-381.

[4] Kushnure, D., Jiniyawala, M., Mola-wade, S. & Patil, S. 2017. “Imple-mentation of FM Transceiver using Software Defined Radio (SDR)”.

IJEDR. Vol.5, No.2, pp.225-233.

[5] Arndt, Marylin et al. 2002. “Software Radio-The Challenges for Reconfigurable Terminals”. Ann.

Télécommun. Vol. 57, pp. 570-612.

[6] Sapello, A., Sethi, A., Serban, C. et al. 2014. “A Software Defined Radio Modeling Framework for Enabling

Cognitive Applications”. Analog

Integr Circ Sig Process. Vol.78, pp.

543-556.

[7] Yamamoto, M. 2008. “Digital Bea-con Receiver for Ionospheric TEC Measurement Developed with GNU Radio”. Earth Planet Sp. Vol.60, pp.e21-e24.

[8] Chen, WT., Chang, KT. & Ko, CP. 2016. “Spectrum Monitoring for Wireless TV and FM Broadcast Using Software-Defined Radio”.

Multimed Tools Appl. Vol.75,

pp.9819-9836.

[9] Demel, J., Koslowski, S. & Jondral, F.K. 2015. “A LTE Receiver Frame-work Using GNU Radio”. J Sign

Process Syst . Vol.78, pp 313-320 .

[10] Ishikawa, H. 2012. “Software Defined Radio Technology for Highly Reliable Wireless Commu-nications”. Wireless Pers Commun. Vol. 64, pp. 461-472.

Gambar

Gambar 1. Bagan alur komponen dalam penelitian
Gambar 2. Rancangan penerima radio FM yang digunakan
Gambar 3. Bentuk sinyal termodulasi yang ditangkap USRP
Gambar 4. Bentuk sinyal setelah melalui LPF
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ang pananaliksik na ito ay nakatuon sa pagsusuri ng ideya, pananaw, saloobin, at mga karanasan hinggil sa pagtangkilik ng mas murang gamot. Saklaw nito ang mga mag- aaral na nasa

Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya Pekerjaan ini merupakan ketelitian sangat hati-hati yang mana dilokasi terdapat pipa PDAM, terkecuali

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yakni model pengembangan 4-D (define, design, develop, dan disseminate) atau diadaptasi menjadi model 4-P, yaitu

Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan, maka notaris dalam pembuatan

Yang mana dalam berpolitik harus bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka hasil pengujian hipotesis adalah pada hipotesis pertama sistem manajemen kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai

En el yacimiento de Ekain, el número de ejempla- res de Monodonta lineata es claramente superior al de las restantes especies y dentro del género Patella se observa en el nivel

Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada laju yang eksplosif.Pelanggan diarahkan untuk mempercayai