• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA RAGAM GERAK TARI BARIS TUNGGAL : Penerapannya pada Kegiatan Ekstrakuriler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali. Diah Rusdhiana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKNA RAGAM GERAK TARI BARIS TUNGGAL : Penerapannya pada Kegiatan Ekstrakuriler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali. Diah Rusdhiana"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA RAGAM GERAK TARI BARIS TUNGGAL : Penerapannya pada Kegiatan Ekstrakuriler

di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali

Diah Rusdhiana

Abstract: Baris tunggal dance was a basic dance for man which must be powered before learn the other Bali dance for men. At Baris tunggal dance there was symbolic meaning which was contained in every various

movements. Baris tunggal dance was one of necessary dance which was given in extracurricular learning at SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali. In this

application in that extracurricular activity, symbolic meaning of Baris tunggal dance movements used for material that was taught for supported student’s creativity in dancing this dance. Because of that, the research goals are: (1) To know how was various Baris tunggal dance movements?, (2) To know how was symbolic meaning of various Baris tunggal dance movements, and (3) To know how was the meaning appliance of various Baris tunggal dance

movements in extracurricular learning at SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali? Kata kunci: Ragam Gerak Tari Baris Tunggal, Ekstrakurikuler

Tari Baris merupakan tarian dasar putra yang harus dikuasai sebelum

mempelajari tari Bali putra yang lain. Pada tari Baris, terdapat makna simbolik yang terkandung dalam setiap ragam geraknya. Tari Baris merupakan salah satu tarian wajib yang diberikan dalam pembelajaran ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali. Dalam penerapanya dikegiatan ekstrakurikuler tersebut, makna simbolik ragam gerak tari Baris berfungsi sebagai materi yang diajarkan untuk menunjang keterampilan siswa dalam menarikan tarian ini. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah ragam gerak tari Baris tunggal?, (2) Bagaimanakah makna simbolik ragam gerak tari Baris tunggal?, dan (3) Bagaimanakah penerapan makna ragam gerak tari Baris tunggal pada pembelajaran ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali?

(2)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di wilayah Jembrana Bali. Subjek dalam penelitian ini adalah dua seniman tari Bali dan satu guru seni tari. Pada penelitian ini peneliti sebagai instrumen atau alat pengumpul data utama. Dalam teknik pengumpulan datanya, peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dirancang sebelumnya. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Dan untuk mengecek keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber.

METODE

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna ragam gerak tari Baris tunggal yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data yang deskriptif berupa kata-kata dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2003: 3). Penggunan metode kualitatif dalam penelitian ini dikarenakan peneliti langsung terjun ke lapangan dengan penelitian pada dua orang seniman tari Bali untuk makna simbolik ragam gerak tari Baris nya dan satu guru seni tari untuk mengetahui bagaimana makna ragam gerak tari Baris tunggal tersebut diterapkan pada kegiatan ekstakurikuler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali.

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya.kehadiran peneliti merupakan hal yang mutlak

(3)

dalam penelitian. Peneliti merupakan instrument yang menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian, peneliti sebagai perencana, pengumpul data,

melakukan analisis, menafsirkan data sekaligus sebagai pelapor penelitian (Moleong, 1990: 34).

Mengingat pentingnya kehadiran peneliti, maka peneliti mendatangi secara langsung dan terjun langsung sebagai peneliti pada kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo yang menerapkan makna ragam gerak tari Baris tunggal sebagai salah satu materi yang diajarkan. Di lokasi penelitian tersebut peneliti akan mengumpulkan data-data yang diperoleh dari seniman, guru, hasil dokumentasi, dan observasi. Peran peneliti disini sebagai instrument utama dalam pengumpulan data karena peneliti secara langsung terjun ke lapangan sehingga dapat melihat secara langsung keadaan dilapangan sehingga menghasilkan data yang akurat.

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Jembrana yakni desa yahembang, Batu agung, desa Baluk, dan SMPN 4 Mendoyo. Subjek dalam penelitian ini adalah seniman tari Bali dan guru seni tari.

Data ini diperoleh dari sumber data. Sumber yang dimaksud di sini adalah sumber asli yang memuat informasi data-data tertentu. Data ini merupakan data yang diproses langsung dari hasil observasi yang berupa hasil wawancara makna simbolik ragam gerak Tari Baris dengan informan yang bernama I Gusti Agung Made Sudiarta selaku seniman Tari Bali, dan I Putu Dartawan selaku seniman Tari Bali, dan I Putu Adi Ariyanto selaku guru seni tari di SMPN 4 Mendoyo yang terdapat di wilayah Jembrana tentang makna ragam gerak tari Baris tunggal yang diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo.

(4)

Teknik ini terdiri atas metode penelitian dan instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mempermudah penggunaan metode dalam peneitian. Penelitian ini menggunakan metode wawancara, serta observasi yang dilengkapi dengan

dokumentasi. Ketiga metode ini saling melengkapi sebagai alat triangulasi data agar data yang diambil lebih akurat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Untuk lebih jelasnya akan disampaikan pada ulasan di bawah ini, yaitu:

a. Observasi

Obsevasi yang dilakukan disini yakni dengan cara pengamatan secara langsung pada saat kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dilakukan untuk mengetahui makna ragam gerak tari Baris tunggal yang diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo. Pengamatan dilakukan saat kegiatan berlangsung. b. Wawancara

Wawancara disini dilakukan dengan cara pendekatan secara umum yaitu

percakapan yang dilakukan peneliti dengan nara sumber untuk mencari data yang sesuai dengan materi dan kejadian dilapangan yang berkaitan dengan makna simbolik ragam gerak tari Baris tunggal. Wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam sehingga informasi yang didapatkan lebih rinci.

Keuntungan dari wawancara mendalam yaitu informasi yang didapatkan lebih padat dan lengkap karena wawancara tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga di lakukan di luar sekolah.

Ada tiga aspek yang disiapkan sebelum melakukan wawancara yaitu tahap awal pelaksanaan wawancara pada tahap ini bertujuan untuk mengkondisikan situasi

(5)

wawancara yang awalnya peneliti dengan subjek penelitian saling kontak untuk kemudian tempat dan waktu wawancara, tahap yang kedua adalah tahap

penggunaan pertanyaan, dalam tahap ini peneliti menggunakan dua jenis pertanyaan yakni yang pertama adalah pertanyaan bersifat terbuka maksudnya pertanyaan yang diajukan mengikuti tuntunan lembar wawancara misalnya, “Tari baris apa yang diajarkan di SMPN 4 Mendoyo ini? Apakah Tarian Baris yang diajarkan itu termasuk Tari Baris Wali atau Tari balih-balihan?”, sedangkan jenis yang kedua merupakan pertanyaan yang bersifat tertutup yakni pertanyaan yang diajukan tidak terpaku pada lembar wawancara dan hal yang ditanyakan sudah keluar dari masalah penelitian misalnya, “Apakah ada video bapak saat menarikan Tari Baris?”, dan tahap terakhir yaitu mencatat hasil wawancara.

c. Studi dokumen

Studi Dokumen digunakan untuk mengambil gambar atau foto-foto kegiatan siswa, video wawancara dengan seniman, dan kegiatan peneliti selama proses kegiatan berlangsung dengan tujuan untuk melengkapi data dari hasil penelitian yang dilakukan dan sebagai bukti nyata berlangsungnya kegiatan. Metode Studi dokumen dalam penelitian digunakan sebagai pelengkap, yang sengaja dilakukan untuk menyimpan atau meneruskan keterangan mengenai suatu peristiwa.

Untuk analisis datanya menggunakan analisis data secara induktif. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan dan memperhitungkan nilai-nilai secara ekplisit sebagai bagian dari struktur analitik. Peneliti dalam hal ini menyusun atau membuat gambaran yang

(6)

makin menjadi jelas sementara data-data dikumpulkan dan bagian-bagiannya diuji. (Moleong, 2002: 6).

Sedangkan untuk pengecekan keabsahan datanya menggunakan teknik Triaggulasi sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2002:178) trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dicapai dengan mengunakan jalan (1) membandingkan data hasil pengamatan kegiatan apresiasi dengan data hasil wawancara, dan yang ke (2) membandingkan data hasil wawancara dengan dokumen terkait.

Dalam mengecek keabsahan temuan, peneliti secara langsung melakukan wawancara dengan guru seni tari dan dua seniman tari Bali mengenai makna simbolik pada ragam gerak tari Baris tunggal, serta melakukan pengamatan pada penerapan makna simbolik ragam gerak tari Baris tunggal dikegiatan ekstrakurikuler secara berulang-ulang sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Jadi dalam penelitian ini kedua jalan tersebut dipakai dalam membandingkan data yaitu membandingkan data hasil dari catatan lapangan saat pengamatan makna ragam gerak tari Baris tunggal yang diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler dengan data hasil wawancara dengan informan (guru dan seniman tari Bali) dan juga

perbandingan data hasil wawancara dan pengamatan dengan data dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian.

(7)

HASIL

Dalam tari Bali khususnya tari Baris tunggal, ragam geraknya terdiri dari empat unsur gerak, yaitu: (1) Agem adalah sikap pokok seorang penari, tandang adalah gerakan berjalaan, tangkep adalah ekspresi seorang penari, dan tangkis adalah perpindahan gerak dari gerak satu ke gerak lainnya.

Sedangkan pembahasan makna simbolik untuk ragam gerak tari Baris tunggal dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori A. Theew dalam Sumandiyo (2007: 91) tentang pendangan semiotik yakni simbol dalam pandangan semiotik ini diartikan sebagai tanda menurut kesepakatan atau konvensi yang dibentuk secara bersama-sama oleh masyarakat atau budaya di mana simbol itu berlaku, sehingga hubungan antara apa yang disebut penanda (significant/signifier) dan petanda (signifie/signified) bersifat arbitrer (manasuka) atau sewenang-wenang sesuai kesepakatan bersama masyarakat pemilik atau pembuat simbol.

Adapun ragam-ragam gerak dalam tari Baris yang dimakna simbolikan antara lain:

No

Ragam gerak dan Visual Ragam Gerak

Tanda Penanda Petanda

1 Agem Menyerupai huruf “T” Postur tubuh yang tegap, tangan kanan serang mata dan tangan kiri

Sosok prajurit yang gagah dilihat dari segi fisiknya.

(8)

serang susu

2

Malpal atau Berjalan Gerakan kaki Menggerakan kaki bergantian seperti sedang berjalan Perjalanan seorang prajurit pada saat menuju kesuatu tempat. 3

Ngeraja Singa Telapak tangan kiri membuka dan Gerakan telapak tangan yang di buka sehingga Jiwa seorang prajurit yang seperti sifat

(9)

menghadap depan dengan tangan kiri ditekuk di depan dada dan tangan kanan mengarah ke sudut kanan atas dengan lengannya sedikit di tekuk. terlihat seperti kuku binatang buas (singa)

singa sang raja hutan (garang dan bijaksana)

4

Ambil Pajeng atau Ambil Payung

Tangan kiri lurus ke sudut kiri atas dan tangan kanan serang susu dengan membentuk sudut 90° Tangan kiri bergerak seolah-olah akan mengambil payung Seorang prajurit yang mengambil senjata saat di medan perang

(10)

direntangkan sejajar bahu dan kaki dibuka lebar dengan posisi ngaed/ mendhak mengayun mengikuti gerakan kaki yang sedang berjalan seorang prajurit yang dapat dilihat dari cara berjalannya yang gagah, tegap, tegas yang selaras dengan iringan musik 6

Napdap Gelung atau Megang Gelung Tangan kanan memegang gelung dan tangan kiri membentuk sudut 90° (serang susu) Tangan kanan bergerak seperti memegang dan membenahi gelungan yang dipakai Memperbaiki gelung yang dipakai karena sebelumnya disaat menari kita bergerak cepat dengan berputar 7

Mungkah Lawang atau Mbuka Pintu Telapak tangan disilangkan didekat wajah Menggambarkan sikap siap untuk memulai tarian

seorang prajurit yang

mempersiapkan hati dan tekad

(11)

untuk menuju ke medan pertempuran

8

Ngombak Lantang Tangan kanan serang mata dan tangan kiri atas mengarah ke sudut kiri bawah dan tangan kiri bawah menghadap depan Tangan digerakkan sehingga menyerupai ombak dan kaki mengikuti gerakan tangan Greget penari yang timbul lewat gerakan yang luwes.

Sedangkan tentang penerapan makna ragam gerak tari Baris tunggal pada kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo bertujuan untuk membantu siswa untuk

(12)

terampil dalam menarikan tari Baris tunggal ini dengan cara ragam gerak tersebut beserta makna simboliknya sebagai materi ajar untuk apresiasi siswa.

PEMBAHASAN

Dalam gerak tari Bali khususnya tari Baris tunggal terdiri dari empat unsur gerak tari yakni, agem, tandang, tangkep, dan tangkis. Sedangkan untuk makna simbolik ragam gerak tari Baris tunggal di simbolikkan dengan menggunakan teori A. Theew dengan teori semiotiknya. Untuk penerapan makna ragam gerak tari Baris tunggal pada kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali bertujuan untuk membantu siswa dalam menarikan tarian tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut: a. Ragam Gerak Tari Baris Tunggal

Dalam tari Bali secara umum dalam gerak terdapat unsur-unsur gerak yakni agem, tandang, tangkep dan tangkis. Yang mana agem merupakan sikap pokok seorang penari, tandang adalah adalah gerak berjalan, tangkep adalah ekspresi yang ditimbulkan penari dalam membawakan sebuah tarian lewat raut muka, tangkis adalah gerak perpindahan yang menyambung gerak satu dengan yang lainnya. Sedangkan didalamnya terdapat nama-nama ragam gerak khususnya dalam tari Baris tunggal adalah mungkah lawang, agem, malpal, ngeraja singa, ambil pajeng, tayong, ngombak lantang, dan napdap gelung.

(13)

1. Agem, melambangkan kegagahan seorang prajurit.

2. Malpal, melambangkan ketepatan dalam mengambil keputusan bagi seorang prajurit.

3. Ngeraja Singa, melambangkan kegarangan dan kebijaksanaan seorang prajurit. 4. Ambil Pajeng, melambangkan keberanian seorang prajurit.

5. Tayong, melambangkan kewibawaan dan ketegasan seorang prajurit 6. Napdap Gelung, melambangkan kemawasdirian seorang prajurit.

7. Mungkah Lawang, melambangkan kesiapan hati dan tekad seorang prajurit. 8. Ngombak Lantang, melambangkan kelincahan, keluwesan seorang prajurit. c. Penerapan Makna Ragam Gerak Tari Baris Tunggal pada Kegiatan

Ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali

Dalam penerapan makna ragam gerak tari Baris tunggal pada kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 4 Mendoyo didapatkan metode dan strategi dalam

pengajarannya. Untuk teori disampaikan dengan menggunakan metode pengamatan, metode ceramah dan metode tanya jawab, sedangkan untuk strategi pengajarannya menggunakan metode deduktif dengan penyampaian materinya dari umum ke khusus.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis ingin memberikan saran dan masukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran tari Baris tunggal baik untuk lembaga yang sudah melaksanakan kegiatan ini dan juga untuk lembaga pendidikan yang akan melaksanakan, yakni:

(14)

Dalam penerapan pelaksanaan pembelajaran praktek tari khususnya tari Bali dan tidak menutup kemungkinan tari-tari yang lain dapat menerapkan metode

apresiasi dengan fokus materi mengapresiasi makna simbolik ragam-ragam gerak tari secara untuh dan dapat diterapkan di awal pembelajaran tari

Dengan pemahaman mensimbolik ragam gerak tari tersebut, siswa bukan hanya terampil melakukan gerak tari. Tetapi lebih daripada itu siswa akan lebih memahami muatan filosofi budayanya sendiri.

Daftar Rujukan

Moleong, J. Lexi, 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Moleong, J. Lexi, 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Moleong, J. Lexi, 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sumandiyo, Hadi. 2007. Kajian Tari Teks Dan Konteks. Pustaka Book Publisher: Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mata Kuliah Anak Berkebutuhan Khusus dan Pendidikan Inklusi dapat menamankan nilai karakter dan moral mahasiswa ketika tidak

Pada kelompok pencegahan diperoleh hasil kadar kolesterol darah subkelompok yang menerima jus belimbing ( Averhoa bilimbi ) dengan dosis 0,12 g/20g BB/hari

Berikutnya Sex, Songgoriti memang bukan tempat prostitusi atau lokalisasi seperti Dolly (Lokalisasi seks yang berada di jalan jarak, kelurahan Dukuh Kupang, Kota

[r]

Kode Huffman adalah metode menganalisa sebuah setdata dan memroduksi sebuah set bit yang optimal untuk merepresentasikan data.Semakin sering sampel

Jadi, MTs Al-Hidayah Cikancung sangat berperan meningkatkan perilaku keagamaan karena sekolah berbasis Islam ini banyak mengajarkan keagamaan dan bagaimana berperilaku yang baik

- mengembangkan jalur jalan wisata antarpulau, antarwilayah, dan antarnegara. Strategi pengembangan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan energi

Hasil dari proses pembelajaran adalah berupa nilai bobot interkoneksi yang nilainya disimpan untuk digunakan dalam proses pengenalan pola.. Tampilan hasil pelatihan