PEMBUATAN FILM DOKUMENTER PENGALAP PESUGIHAN GUNUNG KEMUKUS
DESA PENDEM KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknik Elektro Dan Informatika Universitas Surakarta
Disusun Oleh :
Nama : Ari Dwi Kumboko
NIM :200922130
Program Studi : Teknik Informatika Dosen Pembimbing I : Ir. Tri irianto Tj., M.T.
Dosen Pembimbing II : Ramadhian Agus Triono, S.Kom., M.M.
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS SURAKARTA
ii
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS SURAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN PUBLIKASI
Judul : Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus
Nama : Ari Dwi Kumboko
NIM : 200922130
Jurusan : Teknik Informatika / S1
1. Saya menyatakan dan bertanggung jawab dengan sebenarnya bahwa penelitian ini adalah hasil karya saya sendiri. Jika pada suatu saat ada pihak lain yang mengklaim bahwa Penelitian ini sebagai karyanya yang disertai dengan bukti yang cukup maka saya bersedia mebatalkan gelar kami beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut.
2. Saya menyatakan bahwa hasil penelitian diperbolehkan untuk disebarluaskan dan dipublikasikan secara umum oleh Universitas Surakarta bersama dengan dosen pembimbing dan dosen penguji.
Surakarta, 13 September 2014
iii
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS SURAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
Judul : Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus
Nama : Ari Dwi Kumboko
NIM : 200922130
Jurusan : Teknik Informatika / S1
Naskah ini telah disetujui untuk diujikan Surakarta, 25 September 2014
Pembimbing Pendamping
Ramadhian Agus T, S.Kom., M.M. Pembimbing Utama
iv
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS SURAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PUBLIKASI
Judul : Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus
Nama : Ari Dwi Kumboko
NIM : 200922130
Jurusan : Teknik Informatika / S1
Naskah ini telah diajukan dihadapan dewan penguji Pada hari / tanggal : 13 Oktober 2014
Ketua Penguji : Sukoco, S.Si., M.Si., M.Kom (………..)
Sekertaris : Eko Rachmat Suroto, M.Kom (………..)
Anggota : Ramadhian Agus T, S.Kom., M.M. (………..)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Ir. Tri Irianto Tj., M.T. Dekan
Fakultas Teknik Elektro Dan Informatika
v
PERSEMBAHAN
1. Pertama dan yang paling utama sembah syujud dan syukur kepada Allah SWT yang tiada henti memberikan nikmat kepada hambanya.
2. Kedua orang tua, bapak dan ibu yang selalu tulus mendo’akan, memberikan kasih sayang, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada hentinya, yang selalu menginspirasi dan juga membuatku termotivasi di setiap perjalanan yang kutempuh selama ini menjadi lebih baik, dan merekalah yang mengajarkanku arti sebuah kehidupan.
Terimakasih bapak….Terimakasih ibu….
3. Terimakasih Kakak atas do’a semangat dan bantuanya selama ini.
4. Terimakasih kekasih penulis Hermik Ita Irawandari yang selalu mendo’akan memberikan dukungan dan semangat hidupku.
5. Terimakasih kepada keluarga, saudara atas do’a dan semangatnya.
6. Terimakasih kepada teman dan sahabat semua yang selalu ada di setiap waktu. 7. Terimakasih juga kepada teman-teman kost dewi shinta yang selalu ada waktunya
bila aku butuhkan.
vi
MOTTO1. Hidup memang penuh perjuangan, bukan hidup bila tanpa ada perjuangan. Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni juga kehidupan menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah dan bermakna. (Penulis) 2. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles) 3. Tak ada rahasia untuk menggapai sukses, sukses itu dapat terjadi karena
persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan. (General Collin Power)
4. Sesuatu yang belum dikerjakan, sering kali nampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah melakukanya dengan baik. (Evelyn Underhill)
5. Pandanglah hari ini, kemarin sudah jadi mimpi, dan esok hanyalah sebuah visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi kebahagiaan, dan setiap hari esok adalah visi harapan. (Alexander Pope)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamau’alaikum Wr.Wb
Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayahnya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulisan penelitian skripsi dengan judul “Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus” dapat penulis selesaikan.
Penulisan Penelitian skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan penyelesaian studi pada jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Fakultas Teknik Elektro Dan Informatika, Universitas Surakarta.
Dalam penyusunan penelitian ini Penulis menyampaikan ucapan syukur dan terimakasih atas segala bantuan dari pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan dan penulisan skripsi, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Allah Subhanahuwata’ala.
2. Bapak Dr. Drs. Margono, S.E., M.M. Rektor Universitas Surakarta.
3. Bapak Sukoco, S.Si., M.Si., M.Kom. Dekan Fakultas Teknik Elektro Dan Informatika.
4. Bapak Ir. Tri Irianto Tj., M.T. Pembimbing Utama yang selalu memberikan saran dengan sabar hingga penulisan skripsi ini selesai, sekaligus Ketua Program Studi Teknik Informatika.
5. Bapak Ramadhian Agus Triono, S.Kom., M.M. Pembimbing Pembantu yang selalu memberikan kritik dan saran dengan penuh kesabaran sehingga penulisan skripsi ini selesai.
6. Semua pihak Pengelola dan juru kunci obyek wisata realigi makam pangeran samudro gunung kemukus.
viii
8. Terimakasih Kost Dewi Shinta, Pucang sawit.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan baik kepada para pembaca maupun semua pihak yang terkait untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dalam menambah perbendaharaan kata dan perluasan pandangan serta pengetahuan untuk meningkatkan prespektif baru.
Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terimakasih, dan semoga kita smua senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Amin-amin yarobbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surakarta, September 2014
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….. ... i
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKSAI……….. ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii
LEMBAR PENGESAHAN PUBLIKASI ... iv
PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
ABSTRAKSI ... 1
ABTRACTION ... 1
1. PENDAHULUAN ... 2
1.1 Latar belakang Masalah ... 2
1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah ... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 3 1.6 Segmentasi ... 3 1.7 Metode Penelitian ... 3
2. LANDASAN TEORI DAN DAFTAR PUSTAKA ... 4
2.1 Sejarah penamaan gunung kemukus ... 4
2.2 Pengertian Multimedia ... 4
2.3 Pengertian Film ... 4
2.4 Pengertian Film Dokumenter ... 5
2.5 Pengertian Script ... 5
2.6. Pengertian Storyboard ... 5
2.7 Tinjauan Pustaka ... 6
3. ANALISIS, PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ... 7
3.1 Analisis Penelitian ... 7
1. Identifikasi Masalah ... 7
2 Penyelesaian Masalah ... 7
3.2 Pra Produksi ... 8
1. Kerangka Pemikiran ... 8
2. Anggaran Analisa Biaya ... 8
x
a. Perangkat Lunak (Software yang Digunakan) ... 8
b. Perangkat Keras ... 9 3.3 Produksi ... 10 1. Pra Shoting ... 10 2. Pengambilan Gambar ... 10 3.4 Pasca Produksi ... 10 1. Editing Video ... 10 3.5 Distribusi ... 10 1. Membuat DVD ... 10
2. Mengunggah Video ke Youtube ... 10
4. HASIL, PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ... 11
4.1 Hasil Pembuatan Film Dokumenter ... 11
4.2 Pengujian Film Dokumenter ... 12
4.3 Pembahasan Film Dokumenter ... 12
5. PENUTUP ... 12
5.1 Kesimpulan ... 12
5.2 Saran ... 13 DAFTAR PUSTAKA
1
PEMBUATAN FILM DOKUMENTER
PENGALAP PESUGIHAN GUNUNG KEMUKUS
Ari Dwi Kumboko, Ir. Tri Irianto TJ., M.T. , Ramadhian Agus Triono, S.Kom., M.M
Program Studi Teknik Informatika, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur KM 5 Surakarta 57772
dcombox@yahoo.com
ABSTRAKSI: Film dokumenter sering disebut dengan film nyata atau fakta,
dokumenter menampilkan kenyataan dari sebuah gambaran yang ada tanpa ada rekayasa, film dokumenter kini sudah mulai berkembang dan maju, dengan biaya yang tidak terlalu besar kita sudah dapat membuat film dokumenter sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan film dokumenter yang baik dan berkualitas yang dapat memberikan sudut pandang dari tokoh pengalap pesugihan di gunung Kemukus. Manfaat penelitian ini dapat memberikan pemahaman pendidikan mengenai pengaruh budaya jawa dengan syariat agama islam dan mempromosikan obyek wisata gunung Kemukus ke masyarakat luas, serta memberikan inspirasi dan referensi dalam memproduksi film dokumenter kepada mahasiswa atau masyarakat. Dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan metode pendataan dan pendekatan dengan perumusan langkah proses produksi terdiri dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Hasil penelitian ini berupa film dokumenter yang dapat mengangkat kisah nyata dari obyek wisata religi gunung kemukus dan memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa ziarah ke makam pangeran Samudro gunung Kemukus bukan untuk mencari pesugihan, tetapi ziarah ke gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang di ziarahi.
Kata Kunci: Film Dokumenter, Gunung Kemukus
ABSTRACTION: Documentary films are often referred to as real or fact film, a
documentary showingthe reality of the picture without any modification, the documentary has now started to grow and advance, at a cost that is not too large we can make our own documentary. Purpose of this researchnthat produces documentary films and good quality which can give viewpoint of people seek wealth in kemukus mountain. Benefits of this research can provide insight about the influence of javanese culture education with islamic religious law and promote mountain tourism to the wider community kemukus, as well as providding isnpiration and reference in producing documentary films to student or public. In the making of this documentary using the data collection method and approach to formulation step production process consists of pre production, production, post production. The results of this research is a documentary which lifts the true story of tourism religious kemukus mountain not to seek wealth, but pilgrimage to the kemukus mountain is a ritual activity that contains the value and nobility of soul of figures in pilgrimages.
2
1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah
Film dokumenter adalah film yang berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa dan lokasi yang
nyata. film dokumenter tidak
menciptakan suatu peristiwa atau
kejadian, namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik (Ariesta Sari, 2011 mandel
dalam pratista 2008; 4). Film
dokumenter dapat digunakan untuk berbagai macam maksud dan tujuan seperti: informasi atau berita, biografi,
pengetahuan, pendidikan, sosial,
ekonomi, politik (propaganda). Dalam menyajikan faktanya film dokumenter dapat menggunakan metode merekam langsung pada saat kejadian tersebut
benar-benar terjadi, dapat juga
menggunakan metode merekontruksi ulang sebuah peristiwa yang terjadi. (Sulaiman, 2012).
Obyek Wisata Pangeran
Samudra di Gunung Kemukus
merupakan lokasi ziarah yang terletak
di Desa Pendem Kecamatan
Sumberlawang Kabupaten Sragen
Jawa Tengah, sekitar 29 km di sebelah utara kota Solo. Dari kota Solo jarak tersebut dapat ditempuh 30 menit menggunakan bus jurusan Purwodadi,
Pangeran Samudro merupakan
keturunan dinasti Mataram. Pangeran Samudro adalah putra Raja majapahit terakhir dari ibu selir. Pada dasarnya
ziarah wisata Makam Pangeran
Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan “GUNUNG KEMUKUS” selalu
menarik untuk diulas. Hal yang
menjadikan objek wisata makam
pangeran samudro ini menarik adalah pandangan pro dan kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Ada 2 (dua)
paradigma yang berkembang di
tengah-tengah masyarakat tentang
Makam Pangeran Samudro atau
Gunung Kemukus. Pertama, adanya keyakinan di sebagian masyarakat bahwa apabila ingin ngalap berkah
atau permohonanya terkabul, maka
orang yang datang ke Makam
Pangeran Samudro harus melakukan ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya selama 7 (tujuh) kali dalam 1 lapan (1 lapan = 35 hari). Paradigma negatif ini perlu diluruskan agar para ziarah tidak
terjebak dalam paradigma dan
kepercayaan yang keliru. Setiap
peziarah atau pengunjung yang
menginginkan permohonan atau
keinginanya terkabul haruslah
memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan berdo’a dan berusaha
dijalan yang benar. Singkatnya,
paradigma negatif yang berkembang di
tengah-tengah masyarakat tersebut
tidak benar adanya. Kedua, berziarah ke Makam Pangeran Samudro atau
Gunung Kemukus adalah suatu
kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang di ziarahi. Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat
akan kematian sehingga dalam
kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang di ziarahi. (Handbook, Pangeran Samudro; 1).
Pengalap berkah di Gunung
Kemukus mayoritas berasal dari
daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian utara. Setiap malam jumat pon, Gunung Kemukus yang pada hari-hari biasa sepi dan muram sontak menjadi
hingar bingar. Makam Pangeran
Samudra terletak di puncak bukit kecil yang di sakralkan oleh masyarakat. Makam itu berada di dalam bangsal yang sangat luas. Sehingga orang yang kelelahan bisa duduk dan beristirahat didalamnya.
Menyikapi permasalahan
tersebut penulis tertarik untuk membuat
film dokumenter dengan judul
“Pengalap Pesugihan Gunung
Kemukus” dengan merekontruksi ulang tokoh pengalap pesugihan di Gunung
3
Kemukus, dengan tema edukasi sosial budaya yang dapat memberikan sudut
pandang penulis terhadap tokoh
pengalap pesugihan gunung Kemukus dan masyarakat luas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah dikemukakan, penulis
mengambil perumusan masalah:
1. bagaimana membuat film
dokumenter dengan merekonstruksi ulang tokoh pengalap pesugihan di Gunung Kemukus?
2. Karena masyarakat selalu
memandang negatif Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.
1.3 Batasan Masalah
Batasan Masalah Dalam
Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan film dokumenter
menggunakan format video
multimedia.
2. Pembuatan film dokumenter
berdasarkan peristiwa yang dialami oleh tokoh pengalap pesugihan. 3. Obyek penelitian di Obyek Wisata
Religi Gunung Kemukus.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dan pembuatan film dokumenter adalah menghasilkan film dokumenter yang baik yang dapat memberikan sudut pandang positif terhadap masyarakat dan tokoh Pengalap Pesugihan di Gunung Kemukus.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam
pembuatan film dokumenter adalah:
1. Memberikan pemahaman
pendidikan mengenai pengaruh
budaya Jawa (kejawen) dengan syariat agama Islam.
2. Mempromosikan Obyek Wisata
Gunung Kemukus ke mayarakat luas.
3. Memberikan inspirasi dan referensi
dalam memproduksi film
dokumenter kepada mahasiswa
atau masyarakat.
1.6 Segmentasi
Target premier adalah pria dan wanita dengan usia 18 tahun keatas, dari segala jenis profesi dan status sosial.
1.7 Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang
baik, maka digunakan beberapa
metode penelitian sebagai berikut: 1. Metode Pendataan:
a. Kepustakaan
Merupakan pengumpulan data dengan cara merujuk dari
buku-buku yang ada kaitannya
dengan bidang sinematografi, multimedia dan artikel tentang film dokumenter serta Obyek Wisata Gunung Kemukus. b. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan
data dengan cara penulis
mengajukan wawancara kepada tokoh pengalap pesugihan dan juru kunci obyek wisata gunung
Kemukus, penulis juga
mengajukan pertanyaan
permintaan izin kepada
pengelola Obyek Wisata
Gunung Kemukus. c. Observasi
Dalam metode ini mengadakan pengamatan secara langsung di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.
2. Metode Pendekatan a. Analisis
Menganalisis bagaimana
membuat film dokumenter yang baik sesuai dengan sistem sinematografi.
b. Perancangan
Membuat rancangan film
4
alur film, jadwal kegiatan, serta
anggaran biaya yang
digunakan.
c. Pengambilan Gambar dan
Capturing
Melakukan pengambilan
gambar dilokasi Obyek Wisata
Gunung Kemukus dan
melakukan capturing. d. Pengeditan
Melakukan proses pemotongan gambar, memperbaiki kualitas suara dan pemberian credit title. e. Uji Coba
pengujian hasil pembuatan film dokumenter dengan melakukan jejak pendapat tentang hasil penelitian.
f. Distribusi
Pada Hasil Pembuatan film ini dilakukan pembuatan file yang berbentuk DVD (Digital Versatile
Disk) dan diunggah di Youtube. 2. LANDASAN TEORI DAN DAFTAR
PUSTAKA
2.1Sejarah Penamaan Gunung Kemukus
Pangeran Samudro dan
pengikutnya sebenarnya sangat
diharapkan untuk kembali ke
Kesultanan Demak oleh Sultan Demak, namun ajal terlebih dahulu menjemput Pangeran Samudro. Sultan Demak mengatakan, “Menurut hematku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa diharapkan untuk membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya jika memang sudah menjadi suratan Yang Maha Kuasa
bahwasanya sampai disitu saja
riwayatnya, maka saya memberi
petunjuk jika Si Samudro sudah sampai ajalnya, maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat dibukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Sebab boleh jadi kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan orang-orang disana.
Pada awalnya keadaan dilokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah
sepi dan jarang dijamah orang karena letaknya ditengah hutan belantara, serta banyak dihuni binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit
keadaan berubah setelah daerah
tersebut dihuni oleh para penduduk. Selanjutnya bahwa diatas bukit tempat
Pangreran Samudro dimakamkan,
apabila menjelang musim hujan
ataupun kemarau tampaklah kabut-kabut hitam seperti asap (kukus). Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus” sampai dengan saat ini. Demikianlah
asal-usul gunung Kemukus.
(Handbook, Pangeran Samudro; 6).
2.2 Pengertian Multimedia
Multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan
video yang disampaikan dengan
komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan atau dikontrol secara interaktif. (Vaughan
dalam Iwan Binanto, 2010). Karakteristik dari sistem multimedia adalah:
a. Must be computer controlled
Harus dikerjakan dengan
menggunakan komputer.
b. Integrated (Text, Animation, Audio, Video)
Merupakan integrasi atau
gabungan dari teks, animasi, suara dan video.
c. Represented Digitally
Direpresentasikan dalam bentuk digital.
d. Interface to user may permit interactivity
Harus menggunakan antarmuka
dengan pengguna secara
interaktif. (Marshall dalam Iwan Binanto, 2010).
2.3 Pengertian Film
Istilah film awalnya dimaksudkan untuk menyebut media penyimpan gambar atau biasa disebut celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh emulsi (lapisan kimiawi peka cahaya). Bertitik tolak dari situ, maka film dalam
5
arti tayangan audio-visual dipahami sebagai potongan-potongan gambar
bergerak. Kecepatan perputaran
potongan-potongan itu dalam satu detik adalah 24 gambar (24-25 frame per
second/fps). Berdasarkan banyak pengertian film semua mengerucut pada suatu pengertian universal. Film
adalah rangkaian gambar yang
bergerak membentuk suatu cerita atau juga biasa disebut movie atau video. (Javandalasta, 2011).
2.4 Pengertian Film Dokumenter
Dokumenter adalah merekam
adegan nyata dan faktual untuk
kemudian dibentuk menjadi sefiksi mungkin menjadi sebuah cerita yang
menarik. (Fajar Nugroho, 2007).
Dokumenter adalah sebutan yang dberikan untuk film karya lumiere bersaudara yang berkisah tentang peralanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh
enam tahun kemudian, kata
dokumenter kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal inggris John Gierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Gierson
berpendapat bahwa dokumenter
merupakan cara kreatif
mempresentasikan realitas. Film
dokumenter tak lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. (Heru Effendy, 2009).
Film dokumenter dibagi dalam tiga bentuk, yaitu:
1. bentuk Expository yang
menampilkan pesannya kepada
penonton secara langsung, baik melalui presenter ataupun dalam
bentuk narasi. (Erlinda
Rakhmawati, 2012)
2. bentuk Observatory/Direct Cinema
yang menekankan pendekatan
yang bersifat observasi. Adegan yang direkan merupakan kejadian secara spontan, natural dan tidak dibuat-buat.
(Erlinda Rakhmawati, 2012)
3. Bentuk yang ketiga adalah
Reflexive/Cinema Verite yang justru
secara aktif melakukan intervensi, dan menggunakan kamera sebagai alat pemicu untuk memunculkan krisis. Dalam aliran ini, pembuat film
cenderung secara sengaja
memprovokasi untuk memunculkan
kejadian-kejadian tak terduga.
(Erlinda Rakhmawati, 2012)
2.5 Pengertian Script
Dalam pembuatan film, naskah sangat diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar pembuatan film.
Naskah dibuat sebelum proses
pengambilan gambar dan pengeditan gambar. Dengan menggunakan outline saja sebenarnya sudah cukup untuk
memulai tahapan pelaksanaan
produksi, tetapi dalam model proyek video seperti iklan televisi, company
profile, sinetron, drama televisi, film
cerita dan film animasi tetap
membutuhkan skenario formal yang berisi dialog, narasi catatan tentang setting lokasi, action, lighting, sudut
dan pergerakan kamera, sound
atmosfir dan sebagainya. (Yanuar Alim,
2009).
2.6 Pengertian Storyboard
Storyboard merupakan
rangkaian gambar ilustrasi yang
berusaha menjelaskan bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam
skenario diterjemahkan menjadi
gambar oleh sutradara dengan bantuan kameramen dan storyboard artist,
sedemikian rupa sehingga dalam
potongan-potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku adegan, adegan yang dilkukan, lokasi dan properti,
sudut pengambilan gambar dan
sebagainya. (Panca Javandalasta,
6
2.7 Tinjauan PustakaDalam penelitian yang
dilakukan Muhammad Ludiro, (2011) mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Yogyakarta
dengan judul “Pembuatan Film
Dokumenter Wisata Pantai Dan Goa Di Pacitan Jawa Timur” dengan latar
belakang Pariwisata di Pacitan kurang
populer dikarenakan kurangnya
Pemerintah kabupaten Pacitan untuk meng-iklankan/mempopulerkan
pariwisata di Pacitan. Teknik produksi yang di gunakan dan diterapkan dalam tahap produksi film dokumenter yaitu:
Sistem Perekaman, Teknik
Pengambilan Gambar, Susunan
Pengambilan Gambar, Tipe Shot,
Pergerakan Kamera Angle serta
Lighting. Teknik pengambilan gambar pada film dokumenter ini menggunakan teknik single kamera atau satu kamera
saja. Dalam teknik pengambilan
gambar tidak sama dengan teknik
pengambilan gambar penulis.
Sedangkan dalam pengambilan
gambar pembuatan “Film Dokumenter
Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen”
penulis munggunakan jenis dua
kamera yang sama DSLR 650 D, karena akan membuat hasil gambar yang seimbang dan untuk mengambil banyak anggle-anggle yang menarik dan tidak monoton.
Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Citra Dewi Utami,
(2010) mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta dengan judul
"Film Dokumenter Sebagai Media Pelestari Tradisi" dengan latar
belakang masyarakat sekarang
merespon terhadap tradisi atas batas iya dan tidak dimana masyarakat masih melaksanakan sebuah tradisi namun
kurang menelaah nilai-nilai yang
terkandung didalamnya dan kurang adanya kesadaran akan nilai-nilai adiluhung yang terkandung didalam sebuah tradisi telah menjadikan tradisi
tersebut menjadi hambar. Tujuan
dalam pembuatan film dokumenter ini
salah satunya adalah mengubah
pandangan masyarakat terhadap
sebuah topik, orang atau lingkungan tertentu. Dalam tujuan yang terkandung di latar belakang penulis mempunyai
tujuan yang sama yaitu untuk
pembuatan “Film Dokumenter
Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen”
menghasilkan film dokumenter yang dapat memberikan sudut pandang atau mengubah pandangan positif dari tokoh
pengalap pesugihan di Gunung
Kemukus.
Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Yanuar Rizal Arifudin,
(2011) mahasiswa Sistem Informasi
Stmik Amikom Yogyakarta dengan
judul “Pembuatan Film Dokumenter
Upacara Adat Ngarot Kabupaten Indramayu Jawa Barat” yaitu software
yang di gunakan untuk mengolah atau editing video menggunakan software Adobe premiere pro CS4, dan sebagai
untuk editor audio menggunakan
software Audacity. Software yag
digunakan tidak sama, Sedangkan
penulis membuat “Film Dokumenter
Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen”
untuk editing video menggunakan software Sonny Vegas Pro 10, karena lebih ringan dan memiliki multi track yang lebih banyak, begitu juga dengan
effect manual yang ditawarkan
membuat kita dapat berekspresi sesuai dengan keinginan kita, dan untuk editor audio penulis menggunakan software Cool Edit Pro sebagai pengolah audio.
Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Yuliastomo, (2013)
mahasiswa Teknik Informatika
Universitas Surakarta dengan judul
“Pembuatan Film Dokumenter Jangan Pandang Kami Sebelah Mata” dan juga Ryan Anty Risnawati
mahasiswa Teknik Informatika
Universitas Surakarta dengan judul
7
Filsafat Bangunan Keraton Surakarta” yaitu software yangdigunakan untuk editing Video
mengunakan Sonny Vegas pro 10, dan untuk editor video menggunakan Cool Edit Pro, Software tersebut adalah sama dengan penulis, karena penulis
membuat membuat “Film Dokumenter
Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen”
untuk editing audio video penulis juga menggunakan Software Sonny Vegas pro 10 dan Cool Edit Pro, karena lebih ringan dan memiliki multi track yang lebih banyak, begitu juga dengan effect manual yang ditawarkan membuat kita dapat berkarya dan berekspresi sesuai dengan keinginan.
3.
ANALISIS, PERANCANGAN DAN PEMBUATAN3.1 Analisis Penelitian
Pada tahap analisis pembuatan film dokumenter diperlukan tahap-tahap perancangan film dokumenter, yaitu Langkah pertama adalah menganalisis suatu masalah yang akan dibahas dengan lengkap dan jelas sehingga akan lebih mudah untuk memecahkan suatu masalah yang akan terjadi.
1. Identifikasi Masalah
Objek wisata ziarah gunung Kemukus merupakan salah satu
pendapatan daerah yang
apabila dikelola dengan baik maka akan menjadi sumber
pemasukan daerah yang
lumayan besar. Apalagi obyek wisata tersebut berhubungan dengan kultur kebudayaan yang
melekat pada suatu
masyarakat, hal ini akan
menjadi wacana masyarakat tentang nilai-nilai luhur suatu
peninggalan sejarah nenek
moyang dulu yang tentunya
tanpa harus berseberangan
dengan nilai-nilai agama.
Mengingat sekarang semakin tersisihnya kebudayaan asli yang dimiliki negara tercinta ini
dengan kebudayaan dari luar negeri yang mengikis moral
pemuda-pemuda bangsa ini
sebagai penerus yang akan melanjutkan perjuangan para pahlawan.
Obyek Wisata Pangeran Samudra di Gunung Kemukus merupakan lokasi ziarah yang
terletak di desa Pendem
Kecamatan Sumberlawang
kabupaten Sragen Jawa
Tengah, sekitar 29 km di sebelah utara kota Solo. Pada dasarnya ziarah wisata Makam Pangeran Samudro yang lebih
dikenal dengan sebutan
“GUNUNG KEMUKUS” selalu menarik untuk diulas. Hal yang menjadikan objek wisata ini menarik adalah pandangan pro dan kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang beredar di
tengah-tengah masyarakat.
Paradigma negatif yang
berkembang di tengah-tengah
masyarakat tentang Makam
Pangeran Samudro atau
Gunung Kemukus sebagian
masyarakat mempercayai
bahwa apabila ingin ngalap
berkah atau permohonanya
terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran
Samudro harus melakukan
ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya selama 7 (tujuh) kali dalam 1 lapan (1 lapan = 35 hari).
2. Penyelesaian Masalah
Dari analisis permasalahan
di atas penulis mengambil
pemecahan masalah dengan
membuat film dokumenter
dengan merekontruksi ulang
Tokoh Pengalap Pesugihan
Gunung Kemukus, dengan
tema edukasi sosial budaya untuk mengubah sudut pandang
8
dari tokoh pengalap pesugihan di gunung Kemukus khususnya dan masyarakat pada umumnya
yang selama ini banyak
kekeliruan dalam memahami arti sesungguhnya dari nilai-nilai ziarah tersebut. Dengan adanya flim dokumenter ini diharapkan
dapat mengubah paradigma
masyarakat dan tokoh pengalap
terhadap pemahaman
mengenai orang-orang yang melakukan ziarah ke gunung
Kemukus harus melakukan
ritual pesugihan dengan
melakukan hubungan sex
selama 7 kali berturut-turut setiap malam jum’at pon dalam satu lapan atau sama dengan 35 hari, padahal ziarah ke gunung Kemukus adalah suatu
kegiatan ritual yang
mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang di ziarahi. Dengan berziarah di
tempat tersebut, manusia
diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang di ziarahi.
3.2 Pra Produksi
Tahap pra produksi menyangkut semua hal sebelum proses produksi sebuah film untuk menyiapkan segala sesuatu agar proses produksi berjalan sesuai konsep dan menghasilkan karya sesuai dengan harapan.
Proses pra produksi meliputi beberapa perencanaan:
1. Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1 Kerangka pemikiran 2. Anggaran Analisa Biaya
Tabel 3.1 Anggaran Analisa Biaya 3. Sistem Pendukung
1) Perangkat lunak (software) yang dipakai
Adapun perangkat lunak
yang digunakan dalam
pembuatan film dokumenter dan
pembuatan skenario adalah
9
a) Windows 7 Ultimate
perangkat lunak ini
digunakan sebagai
sistem operasi.
b) Microsoft Office Word 2007 perangkat lunak ini
digunakan dalam
pengolahan script.
c) Sony Vegas Pro 10
perangkat lunak ini
digunakan untuk
pembuatan dan
pengolahan berkas video.
Sony Vegas Pro 10
membantu para
penggunanya lebih
mudah melakukan proses
capturing, editing, dan
penyimpanan video,
dengan tawaran lebih
seratus efek transisi dan
dipersenjatai dengan
tools dan menu yang
sederhana sehingga
dapat dipelajari dan
diterapkan dalam waktu yang relatif singkat.
Gambar 3.2 Tampilan Awal Sony Vegas Pro 10
d) Cool Edit Pro 2.0
perangkat lunak ini
digunakan untuk
merekam dan mengolah suara.
Gambar 3.3 Tampilan Awal Cool Edit Pro
2) Perangkat Keras
Adapun perangkat keras yang digunakan untuk pembuatan film dokumenter adalah sebagai berikut:
1) Paket komputer digunakan
untuk mengolah data.
Adapun spesifikasi paket komputer untuk editing film
dokumenter Pengalap
Pesugihan Gunung
Kemukus adalah sebagai berikut:
a) Monitor LCD
b) Prosesor Intel Core i3 530 2.93 GHz c) VGA HD 6770 500MB DDR3 128 Bit d) RAM 4 GB e) Harddisk 500 GB f) Drive DVD RW g) Sound card
2) Speaker aktif untuk
mendengarkan hasil suara 3) Camera Cannon EOS 650 D
untuk merekam gambar
bergerak ke memorycard
dan memasukkannya ke
komputer
4) Memorycard 16GB untuk menampung berkas video mentah yang akan ditransfer ke komputer
5) Card reader, alat tambahan di komputer sebagai media transfer dari memorycard ke komputer
6) Mikrofon elektrik digunakan untuk mengubah gelombang
suara analog menjadi
getaran listrik.
7) DVD Blank digunakan untuk media penyimpanan video.
10
3.3 ProduksiProduksi merupakan tahap
lanjutan dari pra produksi, dimana
rancangan-rancangan yang sudah
dibuat pada saat pra produksi akan dilaksanakan pada tahap ini
.
1. Pra Shoting
Sebelum proses pengambilan
gambar dilakukan terlebih
dahulu mempersiapkan segala
peralatan yang dibutuhkan
seperti, Camera DSLR Cannon
OES 650 D, Triport,
Memorycard, mix kondensor zoom H1.
2. Pengambilan Gambar
Pengambilan gambar akan
dilakukan ditempat yang
direncanakan serta disesuaikan dengan alur cerita yang ada dalam naskah (script) atau
storyboard. Pengambilan gambar dilakukan sebaiknya
kamera dalam keadaan
berfungsi dengan baik.
3.4 Pasca Produksi
Tahap pasca produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap produksi, adapun kegiatan yang dilakuan dalam tahap ini adalah:
1. Editing Video
Berikut proses pengeditan Film
Dokumenter Pengalap
Pesugihan Gunung Kemukus:
Gambar 3.4 ProsesTampilan awal Sony Vegas Pro 10
Gambar 3.5 Proses Editing Video
Gambar 3.6 Proses rendering Sampai 100 %
3.5 Distribusi
Tahap dalam distribusi pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus.
1. Membuat DVD
Gambar 3.7 Dialog Box Nero Ekspress Essentials
Gambar 3.8 Kotak dialog Disc Content
Gambar 3.9 Kotak dialog Burning Processes video
2. Mengunggah Video ke youtube
Gambar 3.10 Tampilan Video Selesai diunggah
11
4. HASIL, PENGUJIAN DANPEMBAHASAN
4.1 Hasil Pembuatan Film Dokumenter
a. Pada tampilan opening video
awal berisi tentang: Animasi label Combox Picture,
Gambar 4.1 Animasi Label Combox Picture
b. Tampilan Isi
Pada tampilan isi terdapat video
wawancara Juru Kunci,
wawancara masyarakat,
panorama waduk Kedung
Ombo dan ilustrasi cerita tokoh pengalap pesugihan di gunung Kemukus.
Gambar 4.2 Wawancara Juru Kunci
Gambar 4.3 Waduk Kedung Ombo
Gambar 4.4 Tokoh Pengalap membeli bunga
Gambar 4.5 Tokoh pengalap sesuci diri di sendang Ontrowulan
Gambar 4.6 Wawancara Masyarakat
Gambar 4.7 Tokoh Pengalap menuju makam Pangeran Samudro
Gambar 4.8 Tokoh Pengalap Masuk Makam Pangeran Samudro
Gambar 4.9 Tokoh Pengalap Ritual berdo’a di Makam pangeran Samudro
C. Penutup
Tampilan penutup diakhiri
dengan animasi teks serta music instrument.
12
4.2 PENGUJIAN FILM DOKUMENTERPENGALAP PESUGIHAN
GUNUNG KEMUKUS
Untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas dari Film Dokumenter
Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus maka dilakukan pengujian dengan cara menjalankan video tersebut, dengan membuat kuesioner survey terhadap 30 responden dengan 5 (lima) macam
pertanyaan yang diajukan. Daftar
kuesioner pertanyaan dan daftar
responden seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Daftar Kuesioner Pertanyaan
4.3 PEMBAHASAN
FILM DOKUMENTER PENGALAP PESUGIHAN GUNUNG KEMUKUS
Film Dokumenter Pengalap
Pesugihan Gunung Kemukus
merupakan film dokumenter yang merekontruksi ulang tokoh pengalap pesugihan di gunung Kemukus dan arti ziarah yang sebenarnya di Makam Pangeran Samudro Gunung Kemukus serta kisah yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus berhasil diuji coba kedalam berbagai macam media player. Pembuatan Film
Dokumenter Pengalap Pesugihan
Gunung Kemukus telah sesuai dengan
rancangan script sehingga dalam
proses pembuatannya dapat terarah. Film Dokumenter Pengalap Pesugihan
Gunung Kemukus telah berhasil
dipublikasikan di youtube dengan
alamat link:
https://www.youtube.com/watch?v=jvbB jfFBEL0.
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dari berbagai pengujian dan
evaluasi yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Dengan adanya film dokumenter
yang berjudul “Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus” untuk dapat
merubah paradigma atau
pandangan masyarakat terhadap
Obyek Wisata Religi Gunung
Kemukus yang selama ini
dipandang masyarakat negatif,
namun aslinya ritual di Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan
ritual yang mengandung nilai
keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang di ziarahi. Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk
selalu ingat akan kematian
sehingga dalam kehidupan
sehari-hari mereka akan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang di ziarahi.
2. Menghasilkan Film Dokumenter
berupa soft file untuk dipublikasikan melalui media internet Youtube, serta dalam bentuk DVD sebagai
dokumentasi Tokoh Pengalap
Pesugihan Gunung Kemukus. 3. Dengan adanya film dokumenter ini
dapat memberikan suatu media penyampain informasi yang positif kepada masyarakat melalui audio visual.
13
5.2 SaranPembuatan film dokumenter ”Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus” masih jauh dari sempurna. Beberapa saran penulis berikan bagi pembaca yang berkepentingan, yaitu:
1. Tahap perancangan film
dokumenter harus dipersiapkan
sematang mungkin, agar
penggarapan film tidak terlalu melenceng dari apa yang telah dirancang.
2. Dalam pembuatan film dokumenter
untuk hasil yang maksimal
memerlukan peralatan lighting
sebagai pendukung kamera dalam menghasilkan gambar video yang lebih baik.
3. Pada penelitian ini pengambilan
gambar yang ada suaranya
menggunakan perangkat tambahan yaitu mic boom kodensor zoom H1.
Rekomendasi untuk peneliti
selanjutnya dalam pembuatan film dokumenter pada saat pengambilan
gambar yang ada suaranya
sebaiknya menggunakan mic boom
kondensor zoom H4 agar suara
yang dihasilkan lebih baik dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anty Risnawaty Ryan, Pembuatan Film Dokumenter Filsafat Bangunan Keraton Surakarta, Teknik Informatika UNSA Surakarta, 2013
Alim Yanuar, 60 menit mahir Mengedit Video dengan Pinacle Studio.
Galoenk Ramadhan, Dunia
Komputer, Bekasi, 2009, ISBN: 602-99250-2-4
Arista Sari Aang Wahyu, Media Dan
Keamanan Kesehatan
Reproduksi Perempuan yang direpresentasikan dalam film perempuan “Pertaruhan”, Produksi Kalyana Shira Film Tahun 2008, Ilmu Komunikasi,
UNS Surakarta, 2011
Binanto Iwan, Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya.
Nikodewus WK, Andi,
Yogyakarta, 2010, ISBN: 978-979-29-1328-6
Dewi Utami Citra, Pembuatan Film Dokumenter Sebagai Media Pelestari Tradisi, Seni Rupa dan
Desain ISI Surakarta, 2010.
Effendy Heru, Mari Membuat Film panduan menjadi produser edisi kedua. Novietha Indra Sallama,
Erlangga, Jakarta, 2009, ISBN: 978-979-075-297-9
Handbook Pangeran Samudro, Pangeran Samudro Gunung Kemukus. Dinas Pariwisata
Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga, Pemerintah
Kabupaten Sragen
Handaya Sulaiman Benyamin, Pembuatan film dokumenter potret ludruk irama budaya dengan pendekatan ekspositori
berjudul “Bertahan Demi Lestarinya Budaya Bangsa, DIV
Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya, 2012
Javandalasta Panca, 5 hari mahir bikin film. M. Mutakin, Mumtaz
media, Surabaya, 2011, ISBN: 602984634-5
Muhammad Ludiro, Pembuatan film Dokumenter wisata Pantai Dan Goa di Pacitan Jawa Timur,
AMIKOM Yogyakarta, 2011.
Nugroho Fajar, cara pintar bikin Film Dokumenter. Indonesia Cerdas,
Yogyakarta, 2007, ISBN: 99-23-9941-0
Prakosa Gotot, Film Pinggiran Antropologi Film Pendek, Film Eksperimental dan Film Dokumenter. Yayasan Seni Visual Indonesia, Jakarta, 2008, ISBN: 978-979-99394-8-7
Pratista Himawan, Memahami Film,
Homerian Pustaka, Yogyakarta, 2008, ISBN: 978-979-17454-2-0
Rakhmawati Erlinda, Pembuatan Film Dokumenter “Sejarah Uang Dinar Dan Dirham di Indonesia” Sebagai Arsip Sejarah Indonesia,
Sekolah
Tinggi
Manajemen Informatika dan
Komputer,
AMIKOM
Yogyakarta, 2012
Rizal Arifudin yanuar, Pembuatan Film Dokumenter Upacara Adat Ngarot Kabupaten Indramayu Jawa Barat, AMIKOM Yogyakarta, 2011.
Semedhi Bambang, Sinematografi-Videografi suatu pengantar.
Risman Sikumbang, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2011, ISBN: 978-979-450-629-5
Suyanto M, Multimedia untuk meningkatkan keunggulan bersaing, Andi, Yogyakarta, 2003
Yuliastomo Pembuatan Film Dokumenter Jangan Pandang Kami Sebelah Mata, Teknik Informatika UNSA Surakarta, 2013