• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wina Purnamasari, Hernawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wina Purnamasari, Hernawan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

The Application of Flash Card as Intructional Medium on

The Human Digestive System Concept at the 4

th

Class of

SD Negeri 3 Cilangkap in Tasikmalaya Regency

Wina Purnamasari, Hernawan

Abstract

Natural Science is one of subjects that covers all aspects of living beings and the universe. Natural Science learned since students study in elementary school. However, Natural Science in elementary scholl was considered difficult by most of the students because includes many consepts that must be remembered and understood. So that, the study results of this subject is not satisfactory. Therefore, the proper intructional media is indispensable in the learning process of Natural Science. One of the intructional media is flash card. Flash card suitable for learning process of Natural Science concept and increase the value of study result because it presents pictures that suits the learning material and present the concept in a nutshell. So that, the students are easy to understand and remember the concept of Natural Science

(2)

2

Uji Coba Penerapan Media Pembelajaran Flash Card pada

Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas IV

SD Negeri 3 Cilangkap Kabupaten Tasikmalaya

Tahun Pelajaran 2012/2013

Wina Purnamasari, Hernawan

Abstrak

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang yang mencakup segala aspek mengenai makhluk hidup dan alam semesta. IPA dipelajari sejak peserta didik duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Akan tetapi, pembelajaran IPA di SD masih dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik karena memuat banyak konsep yang harus diingat dan dipahami sehingga hasil belajar peserta didik masih belum memuaskan. Oleh karena itu, diperlukan suatu media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran IPA, salah satunya adalah media pembelajaran flash card. Media pembelajaran flash card cocok diterapkan pada proses pembelajaran IPA dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik karena menyajikan gambar yang sesuai dengan materi pembelajaran dan juga menyajikan konsep secara ringkas sehingga peserta didik mudah memahami dan menghafal materi dari konsep IPA.

Kata kunci : Media pembelajaran flash card, hasil belajar, IPA Pendahuluan

A. Latar Belakang

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di tingkat Sekolah Dasar (SD) adalah mata pelajaran IPA yang mencakup segala aspek mengenai makhluk hidup dan alam semesta. Salah satu konsep yang ada pada mata pelajaran IPA adalah Sistem Pencernaan pada Manusia.

Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertera pada silabus, Sistem Pencernaan pada Manusia dipelajari agar peserta didik mengenal, mengetahui, dan memahami organ-organ pencernaan pada tubuh manusia beserta fungsinya. Selain itu, peserta didik dapat mengetahui dan memahami urutan proses pencernaan pada manusia dan mengetahui cara untuk menjaga kesehatan organ-organ pencernaan sehingga dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, diperlukan media pembelajaran yang tepat saat kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran tersebut mampu membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan berupa materi pembelajaran agar peserta didik mampu mengenal, mengetahui, dan memahami materi tersebut baik melalui kegiatan mengamati, menganalisis, atau berdiskusi sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Salah satu

(3)

3

media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media pembelajaran flash card.

Arsyad, Azhar (2011:119) menyatakan, “Flash card merupakan kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu, flash card biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi”. Dengan demikian, media flash card dapat menghadirkan berbagai objek yang tidak dapat dihadirkan secara langsung saat proses belajar mengajar melalui gambar-gambar yang tertera pada flash card dan gambar-gambar tersebut serupa dengan objek aslinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 3 Cilangkap Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 22 November 2012, diperoleh informasi bahwa dalam memahami pelajaran konsep-konsep IPA khususnya mengenai Sistem Organ pada Manusia masih mendapatkan kendala untuk mencapai ketuntasan hasil belajar. Guru yang merupakan lulusan dari Pendidikan Agama Islam ini berpendapat bahwa konsep ini sulit untuk diajarkan karena menjelaskan struktur dan proses yang abstrak yang tidak bisa dilihat secara nyata dan langsung, selain itu proses pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah dan hanya menggunakan media papan tulis yang sulit memberikan gambaran nyata mengenai konsep tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran yang menuntut suatu usaha nyata untuk mempermudah pembelajaran yang bersifat abstrak agar lebih kongkrit atau nyata.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah media pembelajaran flash card cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Cilangkap Kabupaten Tasikmalaya ?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini untuk mengetahui kecocokan media pembelajaran flash card jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 3 Cilangkap Kabupaten Tasikmalaya.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoretis

Hasil penelitian ini secara umum diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mata pelajaran IPA dan dapat memberikan masukan terhadap dunia pendidikan dalam memperbaiki dan mengembangkan proses pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. 2. Kegunaan Praktis

a. Dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam mengelola kelas mengenai penyusunan rancangan pembelajaran yang meliputi

(4)

4

pemilihan media pembelajaran sehingga tercipta proses pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.

b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dan memberikan gambaran mengenai penggunaan media pembelajaran flash card.

c. Diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar IPA dan menemukan cara belajar yang lebih efektif dalam memahami konsep IPA dan menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar IPA secara aktif, serta merangsang dan melatih peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar.

Pembahasan

1. Penerapan Media Pembelajaran

Pada pelaksanaannya, pendidikan tidak terlepas dari kegiatan mengajar dan belajar. Meskipun keduanya memiliki arti yang berbeda, tetapi keduanya saling berhubungan dan menunjang satu sama lain, yaitu mengajar mencakup segala upaya yang dilakukan agar seseorang dapat belajar sedangkan belajar mencakup kegiatan penerimaan informasi dari kegiatan mengajar.

Dalam proses belajar mengajar, terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan baik oleh guru kepada peserta didik maupun oleh peserta didik ke peserta didik lainnya melalui suatu media pembelajaran. Schram (Ruswandi, Uus, 2008:11) menyatakan, “Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”. Sementara itu Briggs (Susilana, Rudi, 2007:6) mengutarakan, “Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya”.

Berdasarkan uraian definisi tersebut, maka media pembelajaran perlu diterapkan pada proses pembelajaran agar memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran dan mampu membuat peserta didik untuk berani dalam mengemukakan pendapat dan kooperatif baik dengan guru maupun peserta didik lainnya sehingga terjadi kegiatan belajar yang efektif dan efisien.

2. Kecocokan Media Pembelajaran Flash Card

Dalam penelitian ini, proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran flash card. Flash card diartikan Arsyad, Azhar (2011:119) sebagai berikut:

Flash card merupakan kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Flash card biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Media pembelajaran flash card memiliki keunggulan seperti yang diutarakan Susilana, Rudi dan Cecep Riyana (2008:94) sebagai berikut:

a. mudah dibawa-bawa; b. praktis;

(5)

5 c. gampang diingat; dan

d. menyenangkan.

Langkah-langkah pembuatan flash card sangat mudah. Banyak ahli yang menjelaskan cara-cara pembuatan flash card. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, penulis merangkum langkah-langkah pembuatan flash card sebagai berikut:

a. menyiapkan kardus yang berfungsi untuk tempat menempelnya gambar-gambar dan teks yang sesuai dengan tujuan pembelajaran;

b. memberi tanda pada kardus tersebut dengan spidol dan menggunakan penggaris untuk menentukan ukuran 8 cm x 12 cm;

c. memotong-motong kardus tersebut sesuai ukuran yang dibuat;

d. menyiapkan gambar-gambar yang diunduh dari internet dan menyesuaikan ukurannya dengan ukuran kardus;

e. menempelkan gambar-gambar tersebut pada kardus; dan f. memberi keterangan pada kartu-kartu tersebut.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji kecocokan penerapan media pembelajaran flash card diperoleh data hasil tes belajar berupa hasil pretest dan posttest. Data-data tersebut di uji normalitasnya dengan uji liliefors dan di uji homogenitasnya dengan uji Fmaksimum. Kedua uji itu menunjukan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua variannya homogen.

Kemudian, hasil penelitian di uji statistika dengan uji t komparatif dan uji t deskriptif. Uji t komparatif dilakukan untuk untuk membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan media pembelajaran flash card (pretest) dan sesudah menggunakan media pembelajaran flash card (posttest). Hasil perhitungan menunjukan hasil belajar peserta didik pada proses belajar mengajar yang menggunakan media pembelajaran flash card pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia (posttest) berbeda dengan sebelum menggunakan media pembelajaran flash card (pretest). Hal ini dapat ditunjukan melalui peningkatan rata-rata yang sangat signifikan antara pretest dengan posttest, seperti yang digambarkan oleh diagram sebagai berikut:

Gambar 1

Diagram Rata-Rata Pretest dan Posttest

Berdasarkan diagram tersebut, hasil posttest peserta didik memperoleh rata-rata lebih kecil daripada hasil pretest. Peningkatan ini disebabkan karena media flash card yang digunakan pada proses pembelajaran mampu

9,9 23,95 0 10 20 30 Rat a -r at a Jenis Tes Pretest Posttest

(6)

6

memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia.

Selain itu, uji t deskriptif dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar posttest telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum. Hasil perhitungan menunjukan hasil belajar posttest peserta didik telah mencapai KKM, dan menunjukan bahwa konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia yang dijelaskan melalui media flash card dapat dipahami oleh peserta didik sehingga media ini cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia.

Kecocokan media flash card dapat pula dilihat dari hasil pengamatan observer I dan II yang melakukan pengamatan selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan observer I menerangkan bahwa media flash card cukup menarik peserta didik sehingga menciptakan perhatian peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan media ini mampu menghadirkan gambar yang jelas mengenai konsep Sistem Pencernaan yang diberikan kepada peserta didik. Selain itu, media ini memudahkan peserta didik untuk mengingat nama dan fungsi alat pencernaan karena memuat teks yang merupakan inti dari konsep tersebut. Sedangkan hasil pengamatan observer II menerangkan bahwa media flash card mempermudah peserta didik dalam mengidentifikasi masalah mengenai konsep pembelajaran yang diberikan karena media ini dapat dibuat menjadi suatu media yang menampilkan masalah yang cukup jelas. Selain itu, bentuk media flash card yang memuat inti dari materi pembelajaran dapat memudahkan peserta didik dalam meringkas materi pembelajaran yang diberikan, sehingga peserta didik tidak merasa kesulitan untuk mempelajari kembali materi pembelajaran yang telah diberikan. Disamping itu juga, data observer menunjukan bahwa media ini meningkatkan motivasi dan ketertarikan peserta didik untuk aktif selama proses pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya peserta didik yang mengacungkan tangan baik untuk mengemukakan pendapat dan pertanyaan saat diskusi kelas maupun untuk menjawab pertanyaan yang sajikan melalui flash card di setiap akhir pertemuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan observer I dan observer II didapat kelebihan dan kekurangan penggunaan media flash card seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Kelebihan dan Kekurangan Media Flash Card

No. Kelebihan Kekurangan

1. Praktis dan menarik bagi peserta didik.

Tidak mampu menjelaskan konsep dalam jumlah yang banyak secara mendalam dalam satu pertemuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

2. Memotivasi peserta didik untuk memberikan perhatian selama KBM.

Flash card yang tidak disertai gambar sulit memberikan pemahaman materi yang disajikan.

(7)

7

No. Kelebihan Kekurangan

3. Memudahkan peserta didik dalam mengingat dan meringkas materi pembelajaran.

Flash card yang menyajikan materi yang cukup kompleks dapat membuat jenuh jika tidak diselipi games.

Selain kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan, media flash card juga memiliki kendala dalam penggunaannya. Kendala-kendala penggunaan media flash card yang dapat ditemukan peneliti selama penelitian di lapangan adalah sebagai berikut:

1. daya tangkap peserta didik yang bervariasi yaitu sebagian kecil memiliki daya tangkap yang baik dan sebagian besar memiliki daya tangkap yang kurang baik sehingga memakan waktu yang cukup lama dalam menjelaskan alur KBM yang menggunakan media flash card; dan

2. kebiasaan peserta didik yang selalu gaduh saat KBM menciptakan suasana kelas yang kurang kondusif untuk penggunaan media flash card.

Adanya kekurangan dan kendala tersebut, maka observer memberikan solusi yang juga menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dan berbagai pihak untuk menentukan strategi yang tepat dalam penggunaan media flash card agar lebih menarik. Saran-saran tersebut digeneralisasikan sebagai berikut:

1. penggunaan media flash card pada konsep yang memuat penjelasan gambar yang banyak perlu pembagian waktu yang tepat agar tidak menimbulkan kejenuhan pada akhirnya;

2. penggunaan media flash card perlu diselipi games agar menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik dan kompetitif; dan

3. flash card yang digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep yang memuat hal-hal yang abstrak seperti konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia sangat perlu disertai gambar agar peserta didik lebih mudah mengenal dan memahami konsep tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dalam penggunaan media pembelajaran tidak hanya memahami kelebihannya saja melainkan juga sangat perlu memahami kekurangan dan kendala yang mungkin terjadi di lapangan agar pada akhirnya penggunaan media pembelajaran memberikan efek positif bagi proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa media pembelajaran flash card cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas IV SD Negeri 3 Cilangkap Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

Saran

1. guru disarankan untuk menggunakan media flash card dalam menjelaskan konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia, karena berdasarkan hasil

(8)

8

penelitian media ini cocok diterapkan pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia;

2. sekolah sebaiknya dapat melengkapi fasilitas sekolah dengan menyediakan gambar-gambar yang berkenaan dengan materi biologi sehingga gambar tersebut dapat digunakan sebagai penunjang pembuatan dan penerapan media pembelajaran flash card;

3. setelah dapat melihat media pembelajaran yang cocok, guru juga harus terampil dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat dengan media yang digunakan;

4. diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya dengan menggunakan media pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan peserta didik dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan; 5. guru harus pintar mengefektifkan waktu dalam kegiatan belajar mengajar

sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran pada RPP;

6. untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat mengkolaborasikan media pembelajaran flash card dengan model pembelajaran yang tepat; dan

7. sehubungan penelitian ini hanya terbatas pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia, maka penelitian yang selanjutnya diharapkan peneliti untuk dapat mencoba menerapakan media pembelajaran flash card pada konsep-konsep yang berbeda, untuk acuan yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Hernawan, Edi. (2012). Pengantar Statistik Parametrik untuk Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya: Tidak Dipublikasikan.

Ruswandi, Uus dan Badrudin. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV Insan Mandiri.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Riwayat Penulis

Wina Purnamasari Darmawan adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program

Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2013).

Referensi

Dokumen terkait

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·

Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Lama Kerja Sebagai.. Variabel Moderating (Studi pada

Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik?. “Jangan takut Pak, aku

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

Kemampuan bakteri untuk mendegradasi suatu hidrokarbon dari limbah minyak bumi berbeda-beda, karena komposisi senyawa hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi berbeda

1) Sebagai penyumbang pendapat atau opini, kelompok pemakalah seminar harus berani mengeluarkan pendapat atau opininya. 2) Sebagai pembantu penyimpulan, dapat saja

Sesuai dengan metode penelitian, inferensi atau pemaknaan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Serat Wedhatama dikelompokkan ke dalam unit-unit tematik, yang dikonstruk

Konsep ini disebut modal kerja bersih atau ( net working capital ). Keuntungan konsep ini adalah terlihat tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar