• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Insomnia Sebelum Dan Sesudah Mandi Air Hangat Pada Wanita Menopause Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren - Lamongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbedaan Insomnia Sebelum Dan Sesudah Mandi Air Hangat Pada Wanita Menopause Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren - Lamongan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SURYA 1 Vol.03, No.XIX, September 2014

PERBEDAAN INSOMNIA SEBELUM DAN SESUDAH MANDI AIR HANGAT PADA WANITA MENOPAUSE DI DUSUN LAREN

DESA LAREN KECAMATAN LAREN - LAMONGAN Sulistiyowati*,Khoirun Nisa’**

ABSTRAK

Masa menopause banyak masalah yang muncul salah satunya adalah masalah insomnia yang sering dialami oleh wanita menopause. Dari survey awal didapatkan hampir 70% wanita menopause mengalami insomnia. Masalah pada penelitian ini adalah masih tingginya insomnia pada wanita menopause. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan insomnia sebelum dan sesudah mandi air hangat pada wanita menopause.

Desain penelitian ini menggunakan metode Pre One Group Pretest-Postest Design. Populasinya adalah wanita menopause yang mengalami insomnia Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan pada bulan Juni 2014 dan besar sampel 28. Sampling dengan tekhik Simple Random Sampling. Variabel penelitian adalah variabel tunggal yaitu insomnia. Data penelitian ini diambil melalui wawancara tentang insomnia yang dirasakan sebelum dan sesudah diberikan mandi air hangat selama 7 hari. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kemaknaan α 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebelum perlakuan hampir setengahnya atau 42,9% wanita menopause mengalami insomnia sedang dan sesudah diberikan perlakuan mandi air hangat sebagian besar atau 64,3% wanita menopause sudah tidak mengalami insomnia. Terdapat perbedaan insomnia sebelum dan sesudah diberikan mandi air hangat pada wanita menopause dengan P = 0,000 dan Z = -4,072.

Melihat hasil penelitian ini maka dianjurkan untuk para wanita menopause yang mengalami insomnia agar melakukan mandi air hangat untuk mengurangi insomnia.

Kata kunci : Menopause, insomnia, mandi air hangat. PENDAHULUAN

Wanita sebagai makhluk yang terlahir dengan keindahan dan kelembutan. Dalam perjalanan hidupnya wanita mengalami banyak proses pertumbuhan dan perkembangan sampai suatu saat akan terhenti pada suatu tahapan sehingga banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh wanita yang disebut menopause (Nina Siti Mulyani, 2013).

Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, tepatnya umur antara 40-58 tahun. Kondisi ini merupakan suatu akhir proses biologis yang menandai berakhirnya masa subur seorang wanita, dikatakan menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama 12 bulan. Berhentinya haid tersebut akan membawa

dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Eny Kusmiran, 2011).

Pada masa menopause, banyak masalah yang muncul salah satunya adalah masalah insomnia. Insomnia adalah susah tidur yang dialami oleh beberapa wanita menopause. Dan wanita menopause akan terbangun pada waktu malam dan sulit tidur kembali. Insomnia dikarenakan karena kadar serotonin yang menurun, sebagai akibat jumlah estrogen yang kadarnya menurun, sehingga menyebabkan insomnia. Insomnia jika tidak ditangani akan mengakibatkan frustasi, gangguan kesehatan baik fisik dan mental (Nina Siti Mulyani, 2013).

Diperkirakan pada tahun 2030, jumlah perempuan di dunia memasuki masa menopause mencapai 1,2 milyar orang. Saat ini indonesia baru mempunyai 14 juta orang menopause. Menurut pandangan penduduk

(2)

SURYA 2 Vol.03, No.XIX, September 2014

Indonesia tahun 1995- 2008 oleh badan statistik, jumlah penduduk perempuan berusia diatas 50 tahun adalah 15,9 juta orang dan pada tahun 2025 diperkirakan ada 60 juta perempuan menopause (BKKBN, 2006). Di Jawa Timur jumlah wanita menopause telah mencapai 30 juta jiwa yang merupakan angka tinggi (Azinar, 2009). Untuk Kabupaten Lamongan jumlah wanita menopause 436.092 (67,42%) dari 834.132 jiwa (Dinkes Kab. Lamongan, 2011). Fakta lapangan menemukan bahwa 75% wanita yang berada pada masa menopause akan merasakan berbagai masalah atau gangguan dan 25% lainnya tidak mempermasalahkan (Achadiat 2009 dalam Eka Putri Rizkia, 2011). Sedangkan presentase kejadian insomnia sebanyak 50% pada wanita menopause yang mengalami masalah insomnia. Diantaranya Menopause akan terbangun pada malam hari dan sulit untuk bisa tidur kembali. Dan akan meningkat setiap tahunnya (Nina Siti Mulyani, 2013).

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 01 januari 2014 dengan wawancara, dari 10 responden wanita menopause di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren - Lamongan, didapatkan 7 orang atau 70% mengalami gangguan tidur pada malam hari dan 3 orang atau 30% tidak mengalami gangguan tidur. Dari data diatas, maka masalah penelitian adalah masih tingginya insomnia pada wanita menopause (40-58 tahun).

Faktor yang mempengaruhi terjadinya insomnia antara lain kecemasan, gangguan kesehatan, lingkungan dan gaya hidup (Suparyanto, 2011).

Kecemasan adalah suatu kehawatiran yang tidak jelas menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik (Gail Wiscarz Stuart, 2006). Dan dapat pula diartikan suatu kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak

berdaya (Sheila L. Videbeck, 2008). Jika wanita pada masa menopause merasa cemas terhadap setiap masalah yang dihadapinya, maka akan semakin tinggi pula resiko kejadian insomnia yang akan dialami oleh wanita menopause (Scott Charles Litin, 2010). Gangguan kesehatan yang menimbulkan rasa nyeri seperti artritis, gangguan saraf, gangguan tiroid, alergi, atau sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur. Selama penyebab fisik atau sakit tersebut belum dapat ditanggulangi dengan baik, gangguan tidur atau sulit tidur akan dapat tetap terjadi (Scott Charles Litin, 2010).

Lingkungan yang temperaturnya tidak nyaman, patner tidur yang mendengkur, dan kamar yang terlalu panas merupakan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi dan menyulitkan tidur (Scott Charles Litin, 2010). Gaya hidup seperti kebiasaan konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur (Suparyanto, 2011).

Dampak insomnia yaitu dapat menimbulkan gangguan berat untuk melakukan aktivitas sepanjang hari, insomnia dapat melemahkan energi dan mood, kesehatan, serta kualitas hidup dan menyebabkan rasa frustasi bagi yang mengalaminya. Jika hal ini terjadi secara berlarut-larut dapat mengakibatkan gangguan kesehatan baik fisik dan mental (Mayo Clinic, 2013).

Ada beberapa cara menurunkan kejadian insomnia secara non farmakologi. Secara non farmakologi salah satunya yaitu dengan mandi air hangat, mandi air hangat adalah suatu media yang dapat membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan memperlancar sistem pernapasan karena efek hidrostatik dan hidrodinamik, yang secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh yang dapat menghilangkan rasa nyeri, menenangkan jiwa

(3)

SURYA 3 Vol.03, No.XIX, September 2014

dan merileksasikan tubuh. Dan efek lain yang dimanfaatkan adalah efek panas dan efek kimia yang dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatnya sirkulasi darah dan oksigen jaringan sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri, menenangkan dan menimbulkan efek relaksasi (Aep Syaiful Hamidin, 2013). Sedangkan Mandi air hangat dilakukan selama 30 menit pada waktu malam sebelum tidur. Mandi air hangat akan menyebabkan efek sedasi atau merangsang tidur dan mengurangi ketengangan tubuh (Niko Nyotorahardjo, 2011).

Melihat banyaknya wanita menopause yang mengalami insomnia maka penulis terdorong untuk mengadakan studi penelitian dengan pokok permasalahan “Perbedaan Insomnia Sebelum dan Sesudah Mandi Air Hangat Pada Wanita Menopause di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren - Lamongan”.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Abdul Aziz Alimul Hidayat, 2007).

Desain penelitian yang digunakan adalah Pra-Eksperiment one Group Pra-test-Postest Design yaitu kelompok subyek diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2010). Dalam penelitian ini untuk mengetahui Perbedaan Insomnia Sebelum dan Sesudah Mandi Air Hangat Pada Wanita Menopause (40-58) di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren - Lamongan.

HASIL PENELITIAN A. Data Umum

1. Distribusi Wanita Menopause Berdasarkan Usia

Tabel 1 Distribusi Wanita Menopause Berdasarkan Usia Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Tahun 2014. No Umur Frekuensi Prosentase

(%) 1. 2. 40-50 tahun 51-58 tahun 7 21 25 75 Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 51-58 tahun yaitu sebanyak 21 responden atau 75%

.

2. Distribusi Wanita Menopause Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 2 Distribusi Wanita Menopause Berdasarkan Pekerjaan Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Tahun 2014.

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. Ibu Rumah Tangga Petani Pedagang 7 3 18 25 10,7 64,3 Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden bekerja sebagai pedagang yaitu sebanyak 18 responden atau 64,3% dan sebagian kecil responden bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 3 responden atau 10,7%.

3. Distribusi Wanita Menopause Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3 Distribusi Wanita Menopause Berdasarkan Pendidikan Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Tahun 2014.

No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. SD SMP 25 2 89,3 7,1

(4)

SURYA 4 Vol.03, No.XIX, September 2014 3. 4. SMA PT/SARJANA 1 0 3,6 0 Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden tingkat pendidikannya adalah SD yaitu sebanyak 25 responden atau 89,3% dan sebagian kecil tingkat pendidikannya adalah SMA yaitu 1 responden atau 3,6%.

4. Distribusi Wanita Menopause Berdasarkan Pendamping saat di rumah Tabel 4 Distribusi Wanita Menopause Berdasarkan Pendamping Saat Dirumah Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Tahun 2014. No Pendamping di rumah Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Suami Anak Cucu Suami + Anak Suami + Cucu Suami + Anak + Cucu Lainnya 1 6 0 1 0 16 4 3,6 21,4 0 3,6 0 57,1 14,3 Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar yang mendampinginya saat di rumah adalah suami, anak dan cucu yaitu sebanyak 16 responden atau 57,1% dan sebagian kecil responden yang mendampingi saat di rumah adalah suami dan anak yaitu sebanyak 1 responden atau 3,6 %.

B. Data Khusus

1. Insomnia Sebelum Pemberian Mandi Air Hangat

Tabel 5 Insomnia Pada Wanita Menopause Sebelum Diberikan Mandi Air Hangat Pada Wanita Menopause Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Tahun 2014. No Klasifikasi Insomnia Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. Tidak Insomnia Insomnia Ringan Insomnia Sedang Insomnia Berat 0 10 12 6 0 35,7 42,9 21,4 Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa hampir setengahnya wanita menopause mengalami insomnia sedang sebelum diberikan mandi air hangat yaitu sebanyak 12 responden atau 42,9% dan sebagian kecil masih mengalami insomnia berat yaitu sebanyak 6 responden atau 21,4%. 2. Insomnia Sesudah Pemberian Mandi

Air Hangat

Tabel 6 Insomnia Pada Wanita Menopause Sesudah Diberikan Mandi Air Hangat Pada Wanita Menopause Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Tahun 2014. No Klasifikasi Insomnia Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. Tidak Insomnia Insomnia Ringan Insomnia Sedang Insomnia Berat 18 5 3 2 64,3 17,9 10,7 7,1 Jumlah 28 100

Berdasarkan tabel 6 tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah tidak mengalami insomnia sesudah diberikan mandi air hangat yaitu sebanyak 18 responden atau 64,3% dan sebagian kecil masih mengalami insomnia berat yaitu sebanyak 2 responden atau 7,1%.

(5)

SURYA 5 Vol.03, No.XIX, September 2014

3. Perbedaan Insomnia Sebelum dan Sesudah Diberikan Mandi Air Hangat Tabel 7 Insomnia Pada Wanita

Menopause Sebelum dan Sesudah Diberikan Mandi Air Hangat Pada Wanita Menopause Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Tahun 2014.

No Insomnia

Sebelum

Insomnia Sesudah Jumlah

Tidak Insomnia Insomnia Ringan Insomnia Sedang Insomnia Berat 1. Tidak Insomnia 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 2. Insomnia Ringan 9 (90%) 0 (0%) 1 (10%) 0 (0%) 10 (100%) 3. Insomnia Sedang 7 (58,3%) 2 (16,7%) 1 (8,3%) 2 (16,7%) 12 (100%) 4. Insomnia Berat 2 (33,3%) 3 (50%) 1 (16,7%) 0 (0%) 6 (100%) Jumlah 18 (64,3%) 5 (17,9%) 3 (10,7%) 2 (7,1%) 28 (100%) Z = - 4,072 dan p = 0,000

Berdasarkan tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa dari 12 responden sebelum perlakuan mengalami insomnia sedang, sesudah mandi air hangat sebagian besar responden tidak mengalami insomnia sebanyak 7 responden atau 58,3% dan sebagian kecil mengalami insomnia sedang sebanyak 1 responden atau 8,3%. Dan dari 6 responden sebelum perlakuan mengalami insomnia berat, sesudah mandi air hangat setengahnya mengalami insomnia ringan sebanyak 3 responden atau 50% dan tidak satupun responden mengalami insomnia berat. Hasil dari uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan SPSS 16,0 yang sebelumnya uji Kolmogorove Smimove yang bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi dari data normal atau tidak didapatkan bahwasanya nilai Z = - 4,072 dan p 0,000 dimana p < 0,05 sehingga H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan insomnia sebelum dan sesudah diberikan mandi air hangat pada wanita menopause di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren

Kabupaten Lamongan. Maka mandi air hangat efektif untuk menurunkan insomnia.

PEMBAHASAN

1. Insomnia Pada Wanita Menopause Sebelum Pemberian Mandi Air Hangat Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan.

Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 28 wanita menopause, hampir setengahnya atau 42,9% wanita menopause mengalami insomnia sedang sebelum diberikan mandi air hangat. Untuk menentukan insomnia sedang, perlu adanya suatu standar atau patokan yang digunakan untuk menilai tingkatan insomnia yang dialami seseorang, sehingga dapat mendiagnosis insomnia sedang secara benar. Menurut Iwan (2009) yang dikutip oleh Suparyanto (2013) menyatakan bahwa untuk mengetahui insomnia sedang perlu dilakukan pengukuran insomnia yang terdiri dari 11 item pertanyaan, dikatakan insomnia sedang jika nilai dari hasil pengukuran insomnia mendapatkan nilai 28 sampai 36. Dan kemungkinan insomnia tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan pekerjaan.

Berdasarkan tabel 3 bahwa hampir seluruhnya atau 89,3% wanita menopause tingkat pendidikannya adalah SD. SD merupakan pendidikan yang paling dasar, seseorang yang berpendidikan rendah akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan yang rendah pula, jika pendidikan seseorang rendah, akan sulit dalam memahami dan menerima informasi khususnya tentang penanganan insomnia dibandingkan dengan orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi yang mudah diberikan informasi tentang penanganan insomnia. Sehingga dalam kondisi tersebut wanita menopause kurang mampu memahami informasi tentang insomnia yang didapatkan serta kurang mampu menggunakan koping yang efektif dalam mengatasi insomnia. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa

(6)

SURYA 6 Vol.03, No.XIX, September 2014

tingkat pendidikan dapat menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya dibandingkan dengan orang yang berpendidikan menegah dan rendah yang kemungkinannya akan lebih sulit untuk memahami dan menerima informasi serta sulit untuk dimotivasi dalam melakukan hal yang baru demi kesehatan.

Selain faktor pendidikan insomnia juga bisa dipengaruhi oleh faktor pekerjaan yang mana berdasarkan tabel 2 menunjukkan sebagian besar atau 64,3% wanita menopause bekerja sebagai pedagang pasar. Berdagang di pasar merupakan pekerjaan yang menuntut untuk bekerja keras yang memulai aktivitasnya dari pagi hingga malam demi mendapatkan untung besar sekaligus tuntutan ekonomi yang semakin tinggi, pekerjaan berdagang ini penghasilannya tidak menentu, sehingga wanita menopause akan merasa cemas dan stress karena selalu memikirkan daganggannya dipasar saat dagangannya tidak laku atau mengalami kerugian, rasa cemas dan stress ini dapat menyebabkan insomnia. Menurut Wahid Iqbal Mubarak (2007) menyatakan Ansietas dan depresi sering kali menganggu tidur seseorang, kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta terjaganya saat tidur. Hal tersebut terlihat ketika seorang mengalami kecemasan, dan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur (Musrifatul Uliyah dan Abdul Aziz Alimul Hidayat 2008).

2. Insomnia Pada Wanita Menopause Sesudah Pemberian Mandi Air Hangat Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan.

Berdasarkan tabel 6 tersebut dapat disimpulkan bahwa wanita menopause sebagian besar atau 64,3% sudah tidak

mengalami insomnia sesudah diberikan mandi air hangat. Mandi air hangat sangat baik karena bisa menimbulkan efek relaksasi yang dapat menyebabkan pembuluh darah melebar dan memperbaiki peredaran darah atau aliran darah ke jaringan, sehingga menimbulkan efek sedasi atau merangsang tidur. Aep Syaiful Hamidin (2013) menyatakan air hangat bisa mengurangi insomnia karena mandi air hangat dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen jaringan sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri, menenangkan dan menimbulkan efek relaksasi sehingga menyebabkan efek sedasi atau merangsang tidur dan mengurangi ketengangan tubuh. Kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor usia dan pendamping pada saat di rumah.

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar atau 75% wanita menopause berusia 51-58 tahun. Usia 51-58 tahun merupakan usia dewasa penuh yang mana pada usia tersebut proses pemikirannya semakin dewasa dan semakin bijaksana dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan sehari-hari, jika semakin tua usia seseorang maka pola berfikirnya semakin bijaksana dan akan berfikir lebih positif dalam hidupnya. Sehingga ketika wanita menopause dalam menghadapi situasi stress atau masalah yang dapat menyebabkan insomnia, wanita menopause akan mampu menggunakan koping yang efektif dalam mengatasi stress atau masalahnya terutama dalam penangangan insomnia. Wahid Iqbal Mubarak (2007) menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya serta akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikolog (mental). Perubahan pada fisik terjadi akibat pematangan fungsi organ dan pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang dan semakin tua umur sesorang maka semakin matang dan dewasa dalam berfikir dan bekerja.

(7)

SURYA 7 Vol.03, No.XIX, September 2014

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi insomnia sesudah pemberian mandi air hangat yaitu pendamping saat di rumah. Berdasarkan tabel 4 menunjukkan sebagian besar atau 57,1% wanita menopause yang mendampinginya saat di rumah adalah suami, anak dan cucu. Dengan adanya perhatian dan kasih sayang dari Suami, anak dan cucunya wanita menopause akan selalu merasa tenang dan nyaman, sehingga wanita menopause dalam keadaan rileks dan bahagia ketika tidur dan tidak mengalami insomnia. Menurut Herawati Mansyur (2009) menyatakan ketika seseorang menjadi dewasa dan pada waktunya mereka harus menikah, orang tua tentunya akan merasa senang karena kewajibannya telah selesai dalam mengasuh anak, tetapi dalam kesenangan itu ada perasaan kehilangan dan dengan adanya pendamping saat di rumah inilah yang menjadi pengobat lara untuk mengobati stress yang bisa menjadikan insomnia dan mempengaruhi ketidaknyamanan wanita pada masa menopause.

3. Perbedaan Insomnia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Mandi Air Hangat Pada Wanita Menopause Di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan.

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan hasil dari Uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan SPSS 16,0 didapatkan nilai p 0,000 dimana p < 0,05 dan nilai Z - 4,072 sehingga H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan Insomnia sebelum dan sesudah diberikan mandi air hangat pada wanita menopause di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Maka mandi air hangat efektif dalam menurunkan insomnia pada wanita menopause, dikarenakan mandi air hangat bisa menimbulkan efek relaksasi yang dapat menyebabkan pembuluh darah melebar dan memperbaiki peredaran darah atau aliran darah ke jaringan, sehingga menimbulkan efek sedasi atau merangsang tidur.

Menurut Aep Syaiful Hamidin (2013) menyatakan ketika seseorang mengalami insomnia atau sulit tidur kemudian diberikan terapi mandi air hangat, mandi air hangat akan membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan memperlancar sistem pernapasan karena efek hidrostatik dan hidrodinamik, yang secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh yang dapat menghilangkan rasa nyeri, menenangkan jiwa dan merileksasikan tubuh. Dan efek lain yang dimanfaatkan adalah efek panas dan efek kimia yang dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatnya sirkulasi darah dan oksigen jaringan sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri, menenangkan dan menimbulkan efek relaksasi. Sehingga mandi air hangat akan menyebabkan efek sedasi atau merangsang tidur dan mengurangi ketengangan tubuh.

Mandi air hangat merupakan tindakan dengan membasuh dengan air hangat yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi rasa panas dan memberikan rasa hangat (Musrifatul M dan Aziz Alimul, 2006). Mandi air hangat dapat menenangkan jiwa dan merileksasikan tubuh, dapat menimbulkan rasa mengantuk atau sedasi, mengurangi rasa sakit, serta dapat meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen jaringan sehingga mencegah kekakuan otot. Hal ini terjadi karena pengaruhnya pada saraf sensorik dan motorik. Saraf sensorik meneruskan impuls dari bagian luar badan ke otak atau sumsum tulang belakang. Saraf motorik membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang ke otot atau berbagai jaringan dalam badan (Savitri Ramaiah, 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Umi kholifah (2013) menunjukkan bahwa mandi air hangat dapat menurunkan hotflush pada wanita menopause usia 48-60 tahun.

Kesimpulannya mandi air hangat dapat mengurangi insomnia dengan efek relaksasi yang dapat menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga memperbaiki

(8)

SURYA 8 Vol.03, No.XIX, September 2014

peredaran darah atau aliran darah ke jaringan, mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan efek sedasi atau merangsang tidur. Mandi hangat ini mampu menjadikan relaksasi tanpa perlu dikhawatirkan dampak yang akan terjadi pada tubuh asalkan air hangat yang digunakan sesuai dengan teori yaitu tidak terlalu panas atau terlalu dingin.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

1) Hampir setengah atau 42,9% wanita menopause di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan mengalami insomnia sedang sebelum diberikan mandi air hangat.

2) Sebagian besar atau 64,3% wanita menopause di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan sudah tidak mengalami insomnia sesudah diberikan mandi air hangat.

3) Terdapat perbedaan insomnia pada wanita menopause sebelum dan sesudah diberikan mandi air hangat di Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Dengan nilai P = 0,000 dan Z = - 4,072.

2. Saran

1) Bagi Akademik

Merupakan sumbangan ilmu bagi pengetahuan khususnya dalam hal manfaat pemberian mandi air hangat pada wanita menopause yang mengalami insomnia dan sebagai sarana pembanding bagi ilmu pengetahuan dalam memperkaya khasanah informasi masalah tersebut.

2) Bagi Praktisi 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai pengaruh pemberian mandi air hangat pada wanita menopause yang mengalami insomnia serta menambah kemampuan penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.

2. Bagi Profesi Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi kebidanan dalam mengembangkan rencana asuhan kebidanan pada menopause serta konseling dan terapi herbal yang akan dilakukan tentang pemberian terapi air hangat pada ibu menopause yang mengalami insomnia.

3. Bagi Instansi Pendidikan

Penelitian ini dapat menambah wawasan baru dan informasi tentang manfaat mandi air hangat untuk mengurangi insomnia pada wanita menopause yang mengalami insomnia.

4. Bagi Responden

Jangan takut untuk mencoba hal yang baru dalam penyembuhan suatu keluhan dengan menggunakan sesuatu yang alamiah serta tidak membawa dampak buruk untuk tubuh khususnya menurunkan insomnia yang sering dialami wanita menopause yaitu dengan terapi mandi air hangat selain murah, praktis juga mudah untuk diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Alimul Hidayat, 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Abdul Aziz Alimul Hidayat. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Aep Syaiful Hamidin. 2013. Keampuhan Terapi Air Putih. Yogyakarta : Media Pressindo.

Ali Baziad, 2003. Menopause Dan Andropause. Jakarta : YBPSP. Andrews Gilly. 2009. Buku Ajar Kesehatan

Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Azinar. 2009. Menopause Jawa Timur.

http://www.mandiairhangatnyaman.co .id. Diakses pada tanggal 8 Februari 2014.

(9)

SURYA 9 Vol.03, No.XIX, September 2014

BKKBN. 2006. Jumlah Menopause di Indonesia.

http://www.BKKBN.doc.menopause.c om. Diakses Tanggal 18 Februari 2014.

Bobak, Lowdermilk dan Jensen, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 5. Jakarta : EGC.

Constance Sinclair. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.

Deborah. 2006. Patofisiologi Menopause. http://www.indonesiapintar.com. Diakses pada tanggal 18 Februari 2014.

DinKes. Kab. Lamongan. 2011. Jumlah Ibu Menopause di Lamongan. http://www.menopauselamongan.co.i d. Diakses pada tanggal 8 Februari 2014.

Eka Putri Rizkia. 2011. Hubungan Kecemasan dengan Insomnia Wanita Menopause (56-60 Tahun) di Desa Takerharjo Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. Karya Tulis Ilmiah STIKES Muhammadiyah Lamongan.

Elang Mohammad Atoilah dan Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : IN Media.

Eny Kusmiran. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika.

Gail Wiscarz Stuart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Ed.5. Jakarta : EGC.

Herawati Mansur. 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Ida Ayu Chandranita Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit, Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Irawati. 2004. Tinjauan Psikologi Masalah Menopause dan Andropause. http:/www.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 18 Februari 2014.

Mayo Clinic. 2013. Kitab Sehat Mayo Clinic. Jakarta : Noura Books.

Mohammad Nazir. 2005. Metode Penelitian Cetakan Keenam. Bogor : Ghalia Indonesia.

Musrifatul Uliyah dan Abdul Aziz Alimul Hidayat. 2006. Konsep Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta : EGC.

Musrifatul Uliyah dan Abdul Aziz Alimul Hidayat. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Niko Nyotorahardjo. 2011. Insomnia. http:/www..hmministry.com. Diakses pada tanggal 16 Februari 2014. Nina Siti Mulyani. 2013. Menopause Akhir

Siklus Menstruasi Pada Wanita Di Usia Pertengahan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Savitri Ramaiah. 2009. Kekuatan Air Dalam Menyembuhkan. Tangerang: Karisma Publishing Group.

Scott Charles Litin. 2010. Mayo Clinic Family Health Book – Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta : PT. Gramedia.

Sheila L. Videbeck. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

(10)

SURYA 10 Vol.03, No.XIX, September 2014

Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penlitian.

Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metedologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Jakarta : EGC.

Suparyanto. 2011. Konsep Dasar Insomnia. http://dr-suparyanto.blogspot.com. Di akses Tanggal : 8 Februari 2014. Sutikno. 2008. Prosedur Mandi Air Hangat.

http://www.mandiairhangat.com. Diakses tanggal 20 Februari 2014. Umi Kholifah. 2013. Perbedaan Hotflush

Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Air Hangat Pada Ibu Menopause di Desa Banjarwati Kecamata Paciran Kabupaten Lamongan. Karya Tulis Ilmiah STIKES Muhammadiyah Lamongan.

Wahid Iqbal Mubarak. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.

Wahyudi Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : EGC.

Gambar

Tabel  1  Distribusi  Wanita  Menopause  Berdasarkan  Usia  Di  Dusun  Laren  Desa  Laren  Kecamatan  Laren  Kabupaten Lamongan Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menganalisa faktor- faktor terhadap kejadian plebitis pada pasien yang mendapatkan terapi cairan intravena di Ruang Melati Rumah Sakit

The Correlation Between Prior Knowledge and Skimming Ability in Reading Comprehension of Second Semester Students of English Language Teaching Department at STAIN Jurai

Data Surat Pesanan Kendaraan yang menjadi Delivery Order Bulan Mei 2017..

Siswa membutuhkan sebuah perangkat ajar yang menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran, khususya pada saat pembelajaran teori.. Siswa membutuhkan media

Hasil penelitian menunjukan; (1) Beban kerja mahasiswa sebesar 122 dpm, yang berada pada kategori sedang (100-125 dpm); (2) Gangguan muskuloskeletal dan kelelahan

Distribusi normal merupakan distribusi yang menguji data variabel independen (X) dan data variabel dependen (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi

Berdasarkan beberapa hal di atas, subyek berpotensi untuk menjadi seorang pemimpin, koordinator atau kepala sekolah jika berkaitan dengan profesi seorang guru, namun perlu

Neraca Dalam Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) laporan neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal