BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 LataLatar Ber Belakanlakangg Ti
Tindakandakan n ekstraekstraksi ksi katarakatarak k dengadengan n mengmenggunakgunakan an fekoefekoemulsimulsifikasi fikasi dandan implantasi lensa merupakan salah satu prosedur bedah yang sangat aman, namun implantasi lensa merupakan salah satu prosedur bedah yang sangat aman, namun tet
tetap ap dapdapat at menmenimbimbulkulkan an komkomplikplikasi asi sepseperti erti edemedema a makmakula ula kiskistoitoid d (CM(CME).E). Edem
Edema a makumakula la kistokistoid dikenal juga dengan istilahid dikenal juga dengan istilah Irvine-Gass Irvine-Gass Syndrome,Syndrome, yangyang pertama kali dilaporkan oleh A. Ray r!ine "r, M# pada tahun $%&' dan kemud pertama kali dilaporkan oleh A. Ray r!ine "r, M# pada tahun $%&' dan kemudianian
dijelaskan dengan
dijelaskan dengan fluorescein fluorescein angiographyangiography oleh ". oleh ". #onal#onald M. ass, M# d M. ass, M# padapada tahun
tahun $%%$%%..$,*$,* EdemEdema a makumakula la kistokistoid id adalah pembenadalah pembengkakagkakan n atau penebalan padaatau penebalan pada sen
sentral tral retiretina na (ma(makulkula) a) yayang ng biabiasanysanya a berberhubhubungungan an dendengan gan penpengliglihathatan an yayangng kabur.
kabur.''+enyebab dari edema makula kistoid belum diketahui seara pasti, namun+enyebab dari edema makula kistoid belum diketahui seara pasti, namun edema makula kistoid sering terjadi pada penyakit inflamasi, penggunaan edema makula kistoid sering terjadi pada penyakit inflamasi, penggunaan obat-obat tertentu dan setelah operasi mata.
obat tertentu dan setelah operasi mata.--
nsiden terjadinya edema makula kistoid dengan penurunan penglihatan nsiden terjadinya edema makula kistoid dengan penurunan penglihatan setelah operasi katarak dengan menggunakan fekoemulsifikasi di Amerika /erikat setelah operasi katarak dengan menggunakan fekoemulsifikasi di Amerika /erikat dilaporkan hanya 0,*-$,1. nsiden ini meningkat pada teknik operasi katarak dilaporkan hanya 0,*-$,1. nsiden ini meningkat pada teknik operasi katarak ya
yang ng tetelalah h lalama ma yayaitu itu dadapapat t teterjarjadi di papada da seksekititar ar *0*0--01 01 papasiesien.n.'' +erkiraan+erkiraan pre!alensi
pre!alensi edema edema makula makula kistoid kistoid sekitar sekitar 2-$*1 2-$*1 pada pada pasien pasien setelah setelah menjalanimenjalani op
opererasi asi kakatartarak ak tatanpnpa a kokompmpliklikasiasi. . #i#iababeteetes s memerurupapakakan n sasalah lah satsatu u fafaktktor or predisposisi
predisposisi untuk untuk terjadinya terjadinya edema edema makula makula kistoid kistoid setelah setelah operasi operasi katarak. katarak. #ari#ari sebuah peneliti
sebuah penelitian an menumenunjukknjukkan an terjaditerjadinya edema nya edema makumakula la kistokistoid id sekitasekitar r '*1'*1 pada
pada pasien pasien diabetes diabetes tanpa tanpa retinopati retinopati dan dan 2$1 2$1 pada pada pasien pasien diabetes diabetes dengandengan retinopati pada saat operasi katarak.
retinopati pada saat operasi katarak.&& Ed
Edema ema makmakula ula kiskistoitoid d padpada a umumumnumnya ya memmemilikiliki i proprognognosis sis yayang ng baibaik.k. Resolusi spontan dengan perbaikan !isual dapat terjadi dalam rentang 3aktu '-$* Resolusi spontan dengan perbaikan !isual dapat terjadi dalam rentang 3aktu '-$* bulan. 4amun, pada edema makula
bulan. 4amun, pada edema makula persisten atau eksaspersisten atau eksaserbasi dapat menyebabkanerbasi dapat menyebabkan kerusakan pada fotoreseptor fo!eolar yang menyebabkan gangguan penglihatan kerusakan pada fotoreseptor fo!eolar yang menyebabkan gangguan penglihatan seara permanen.
seara permanen.,,
$ $
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Edema makula kistoid adalah suatu kondisi dimana terjadi pembengkakan atau penebalan dari pusat retina yaitu makula dan biasanya berhubungan dengan penglihatan sentral yang kabur atau distorsi.',5 Edema makula terjadi ketika deposit airan dan protein terkumpul didalam makula, menyebabkan penebalan dan pembengkakan sehingga mengakibatkan distorsi penglihatan sentral. Makula adalah bagian retina yang bertanggung ja3ab untuk ketajaman penglihatan sentral karena kaya akan sel fotoreseptor keruut. Akumulasi airan makula mengubah fungsi sel di retina serta mempro!okasi respon inflamasi.,
+seudofakia edema makula kistoid (+CME), juga dikenal sebagai sindrom Irvine-Gass, pertama kali dilaporkan oleh A. Ray r!ine "r, M# pada tahun $%&' dan kemudian dijelaskan dengan angiografi fluoresein oleh ". #onald M. ass, M#, di $%%. Meskipun fakoemulsifikasi merupakan kemajuan dalam ekstraksi katarak, +CME tetap menjadi penyebab umum dari penurunan penglihatan setelah operasi katarak.,2,% +seudofakia edema makula kistoid terjadi ketika permeabilitas kapiler retina parafo!eal meningkat dan terjadi kebooran serosa di lapisan intraretinal.$0
2.2 Faktor risiko
6aktor risiko utama yang terkait dengan pseudofakia edema makula adalah jenis operasi katarak, komplikasi selama operasi, seperti kehilangan !itreous,
ruptur kapsul posterior, inkarserasi iris atau fragmen lensa yang tertahan7 dan beberapa kondisi yang sudah ada, seperti u!eitis atau diabetes.$
a. "enis 8perasi 9atarak
+ilihan prosedur operasi katarak dikaitkan dengan hasil yang berbeda dan komplikasi, seperti CME. +erubahan dalam prosedur dari ekstraksi sayatan besar katarak intrakapsular, sayatan keil ekstrakapsular dan
fakoemulsifikasi dikaitkan dengan penurunan yang jelas dalam kejadian komplikasi ini.$
b. 9omplikasi :edah
9omplikasi bedah yang mempengaruhi untuk +CME termasuk kehilangan !itreus, traksi !itreus di tempat sayatan, !itrektomi untuk fragmen lensa yang tertahan, trauma iris, ruptur kapsul posterior, dislokasi lensa intraokular, kapsulotomi a3al pasa operasi, dan penggunaan 8; yang terfiksasi di iris atau bilik mata depan. 6aktor risiko preoperatif termasuk ri3ayat u!eitis, diabetes, oklusi !ena retina sebelumnya, ARM#, membran epiretinal, traksi !itreomakula, CME sebelumnya, dan penggunaan prostaglandin analog untuk pengobatan glaukoma. +erkembangan +CME
sering dikaitkan dengan kambuhnya u!eitis anterior pasa operasi.%
2.3 Epie!iologi
nsidensi post operasi katarak ( Irvine-Gass sindrom) dari CME klinis yang signifikan dengan !isus menurun setelah operasi fakoemulsifikasi modern hanya sekitar 0,*-$,1. 6rekuensi lebih umum pada jenis dari operasi katarak yang lebih lama yaitu CCE, di mana CME bisa terjadi pada *0-01 pasien. #engan menggunakan metode yang lebih sensitif untuk mendeteksi edema makula seperti optik CT (8CT) tingkat CME saat ini diperkirakan antara -01.
Menurut penelitian Ray dan #<Amio tahun *00*, CME dapat terjadi setelah operasi katarak dengan tidak ada predileksi yang signifikan untuk jenis kelamin dan usia. #ari angiografi dilaporkan CME setelah CCE sekitar &0-501 sedangkan CME setelah ECCE dilaporkan mendekati $21, antara $-01.
2." Patogenesis
+atogenesis pasti terjadinya CME pasa operasi katarak masih belum diketahui. :eberapa faktor yang dianggap memberikan kontribusi untuk terjadinya CME seperti jenis operasi katarak, traksi !itreomakular, mediator inflamasi, pengunaan obat adrenergik, usia, kehilangan !itreous, integritas kapsul posterior, hipertensi, diabetes mellitus dan pengalaman dari operator..*,$$,$*
Mekanisme yang melibatkannya adalah suatu inflamasi. /eara umum pembedahan intraokular memiu akumulasi makrofag dan neutrofil yang diaktifkan oleh sirkulasi agen inflamasi termasuk metabolisme siklooksigenase dan lipooksigenase, agen proteolitik dan lainnya, memiu munulnya tanda-tanda
peradangan. /itokin seperti interferon Y , interleukin-2 dan tumor necrosis factor-α juga ikut berpartisipasi pada proses induksi siklooksigenase. +rosedur katarak itu sendiri menginduksi ekspresi gen pro-inflamasi dan sekresi protein. Cystoid maular edema biasanya munul pada '-$* minggu pasa operasi dengan punak insiden -2 minggu, namun pada beberapa kasus dapat munul terlambat beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah pembedahan.*-
9omplikasi lain terkait dengan peningkat CME adalah terdapatnya sisa fragmen lensa, implantasi lensa intra okuler (8;) pada sulkus siliaris atau pada bilik mata depan, dan pada afakia. 8; dengan filter ultra!iolet dapat mengurangi insiden CME. =sia pasien merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan.*,,$$ +erubahan yang terjadi pada badan !itreous selama operasi merupakan mekanisme patogenik lain yang telah dinyatakan sebagai penyebab terbentuknya CME. 9ehilangan !itreus meningkatkan pre!alensi CME . >itreous yang terjebak pada insisi luka akan memperpanjang CME dan dikaitkan dengan prognosis yang
lebih buruk.$'
#iabetes melitus meningkatkan resiko terjadinya CME, terutama dengan retinopati diabetik yang sudah ada sebelumnya. Tajam penglihatan yang buruk pasa operasi katarak pada pasien diabetes mellitus kemungkinan karena terdapat dua bentuk klinis diabetik makular edema dan edema yang disebabkan CME pasa bedah katarak, CME pasa bedah katarak ini menyebakan hiperfluoresen pada diskus.*-,$' =!eitis rentan berkembang CME, u!eitis dapat menyebakan terjadinya CME dengan banyak ara diantaranya infeksi, traumatik, immune-mediated atau induksi pembedahan.*-,$$
2.# Manifestasi klinis
+asien dengan edema makula kistoid biasanya datang dengan keluhan penurunan ketajaman penglihatan atau penglihatan kabur setelah menjalani operasi katarak. 8nsetnya biasanya -$* minggu setelah operasi dengan punak insiden kejadian ialah - minggu setelah operasi.5,$ 4amun pada beberapa kasus dapat juga terjadi dalam jangka 3aktu yang lama dalam hitungan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. CME dapat menginduksikan terjadinya penurunan ketajaman penglihatan antara *0?0 @ *0?20.
Gejala lainnya yang
berhubungan dengan edema retina ialah seperti kehilangan
sensitivitas kontras dan penglihatan warna, metamorphopsia,
micropsia, dan skotoma sentral yang dapat dinilai dengan
pemeriksaan Amsler grid. Gambar berikut ini merupakan contoh
pemeriksaan amsler grid.
6$a!%ar 1. A!sler gri test
2.& Diagnosis
#alam menegakkan diagnosis CME ada beberapa modalitas yang digunakan yang dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi makula sehingga dapat membantu ahli mata dalam menegakkan diagnosis CME tersebut. Adapun beberapa teknik diagnostik yang digunakan ialah Slit lamp biomicroscopy, angiography flourescein dan Optical Coherence omography (8CT).
a. /lit-lamp biomirosophy
+ada pemeriksaan slit lamp dapat dinilai reflek fo!ea yang irregular, penebalan retina dan atau adanya kista intraretina di daerah fo!ea. +ada pasien yang mengalami CME setelah operasi katarak, dapat ditemukan tanda-tanda radang intraokuler seperti danya flare pada C8A, iriditis ringan serta !itritis .Tanda- tanda komplikasi bedah lainnya juga dapat diamati seperti trauma iris, dislokasio 8; dan ruptur kapsul posterior. +emeriksaan biomikroskop seara keseluruhan harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain dari berkurangnya ketajaman penglihatan setelah operasi seperti defek makula, oklusi abang pembuluh darah dan membran epiretina. ambaran biomikroskopik edema makula kistoid dapat dilihat pada gambar *.
$a!%ar 2. Bio!ikroskopik Ee!a Mak'la (istoi
b. 6louresein Angiography (6A)
6A merupakan gold standard untuk menegakkan diagnosis edema makula. Edema makula ditandai dengan bintik-bintik keil hiperflouresein membentuk petaloid yang disebabkan oleh akumulasi at 3arna flouresein dalam ruang mikrokistik pada lapisan pleBiform luar retina. Tanda lain yang umum ditemukan pada CME ialah hiperflouresen diskus optikus, hal ini dapat digunakan untuk memprediksikan respon terhadap pengobatan dengan anti inflamasi.
. 8ptial Coherene Tomography (8CT)
Modalitas ini merupakan teknik penitraan yang bersifat non in!asif yang memberikan gambaran dengan resolusi tinggi lintas seksional dari makula. +ada edema makula kistoid didapatkan gambaran kantung besar hiporeflek didalam retina menggambarkan edema kistik yang ekstonsif dan daerah hiporeflektif di ba3ah pusat retina yang berhubungan dengan airan subretina.$& 8CT mampu menghasilkan pengukuran yang serial sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindak lanjut dan untuk mengikuti perkembangan penyakit. +erubahan ketebalan makula lebih dari 0 m merupakan indeks 8CT signifikan edema makula. ambaran 8CT edema makula kistoid dapat dilihat pada gambar '.
$a!%ar 3. $a!%aran Ee!a Mak'la (istoi paa )*+
2., Diagnosis Baning
:eberapa diagnosis banding dari edema makula kistoid antara lain diabetik makular edema, degenerasi makula terkait usia tipe eksudatif, korioretinopati serosa sentral, membran epimakula, u!eitis intermediet makula hole, hipotoni okular, retinitis pigmentosa, retinoshiis dan sindrom traksi !itreomakular.',
Edema makula kistoid meliputi akmulasi airan intraretina pada daerah yang dapat ditentukan seara jelas, membentuk pseudokistik, atau ka!itas intraretina yang berlokasi disekitar fo!ea. +ada diabetik makular edema, gambaran cross-sectional 8CT menunjukkan akmulasi airan. intraretina dan subretina, Terdapat peningkatan ketebalan retina sesuai dengan distribusi leakage pada 66A. #aerah edema dapat lokal atau difus. ambaran 8CT pada diabetik
makular edema dapat dilihat pada gambar .$&
$a!%ar ". $a!%aran Dia%etik Mak'lar Ee!a paa )*+
8CT scan yang didapatkan pada degenerasi makula terkait usia tipe eksudatif adalah retina semakin tebal karena akmulasi airan intra atau subretina,
penurunan atau hilangnya depresi fo!ea, terpisahnya neurosensori retina dan R+E (serous, perdarahan, atau fibro!askular), kadang menyebabkan tear pada R+E. ambaran 8CT pada degenerasi makula terkait usia tipe eksudatif dapat dilihat pada gambar &.$&
$a!%ar #. Degenerasi !ak'la terkait 'sia tipe eks'atif.
A. -etina !akin te%al an ak'!'lasi airan intraretina/ B. Penataran fo0ea/ *. Ee!a !ak'la kistoi !ene%a%kan kete%alan sensori retina.
2. Manae!en
/aat ini belum ada protokol standar dalam manajemen edema makula. Tatalaksana edema makula didasarkan pada tujuan untuk mengobati etiologi yang mendasari dengan ara menghambat patogenesis edema, proses inflamasi, dan traksi !itreus.2
+rofilaksis dalam usaha menurunkan risiko edema makuler pasaoperasi di antaranya dilakukan dengan ara mengontrol semua kondisi gangguan mata sebelum operasi katarak dilakukan. Mata dengan retinopati diabetik harus die!aluasi seara teliti. 9ontrol proses inflamasi pada kasus u!eitis minimal tiga bulan sebelum operasi katarak.2
+engobatan dibagi menjadi tatalaksana farmakologi dan pembedahan.',
a. Tatalaksana 6armakologis
Terdiri dari steroid, antiinflamasi non steroid (4/A#), inhibitor karbonat anhidrase (CA), dan faktor endotelial anti!askuler (anti->E6).'
• /teroid
/teroid bekerja melalui mekanisme inhibisi langsung fosfolipase, blokade pembentukan pembentukan prostaglandin dan leukotrien. /teroid merupakan tatalaksana primer edema makula, terutama yang disebabkan u!eitis. +emberian dapat dilakukan seara topikal ataupun oral, injeksi intra!itreus dan injeksi intraspatium subtenon. /teroid topikal merupakan obat antiinflamasi yang sering digunakan dalam profilaksis dan tatalaksana edema makuler pseudofakik. Efek samping pemberian steroid diantaranya adalah katarak dan peningkatan
tekanan intraokuler.'
• 4/A#
/aat ini 4/A# hanya digunakan pada saat pasaoperasi. :ekerja melalui inhibisi enim siklooksigenase (C8D) dan digunakan sebagai penegahan dan pengobatan edema makula. C8D-* merupakan
isoform yang dominan terdapat pada epitel pigmen retina. #iberikan seara topikal selama '- bulan. 9euntungan pemakaian 4/A# dibanding dengan steroid diantaranya tidak terjadi peningkatan tekanan intraokuler ataupun katarak. 9etorolak efektif meningkatkan !isus mata pada pasien afakia kronis atau edema makula. :romfenak, jenis 4/A# dengan dosis hanya $ kali sehari dapat meningkatkan kepatuhan pasien. 4epafenak merupakan prodrug yang hanya aktif setelah berdifusi ke !itreus dan tingkat penetrasi okulernya lebih tinggi dibanding jenis 4/A# yang lain. Efek samping penggunaan 4/A# seara topikal di antaranya rasa terbakar, konjungti!a
hiperemis, dan alergi. 4/A# dapat bersifat toksik pada kornea, dari erosi epithelial pungtata hingga infiltrate kornea atau bahkan melebur. +emanjangan 3aktu penyembuhan kornea juga ditemukan.
• nhibitor karbonat anhidrase (CA)
Epitel pigmen retina (R+E) memiliki peran penting dalam mengatur keseimbangan sa3ar darah-retina dan penegahan surplus airan ekstra dan intrasel dalam retina. CA terdapat pada permukaan apeks dan basal membran sel R+E. Asetaolamid sebagai obat yang termasuk golongan CA berperan dalam meningkatkan akti!itas pompa sel-sel R+E, serta memfasilitasi transpor airan !ia R+E.'
• Anti->E6
"ika edema makula disebabkan oleh retinopati diabetikum, target terapinya adalah faktor pertumbuhan endotel !askuler (>E6). >E6 merupakan mediator penanda kebooran kapiler dalam patogenesis retinopati diabetik dan degenerasi makula terkait usia (ARM#) eksudatif. Terapi anti >E6 (rambiumab) terbukti lebih unggul dibanding terapi laser tunggal pada edema makula diabetik. /edangkan be!aiumab telah digunakan untuk tatalaksana edema makula pseudofakik. :e!aiumab merupakan antibodi monoklonal yang dapat menginakti!asi efek >E6.'
• Agen !itreolitik
>itreolisis enimatik dengan menggunakan agen seperti kondroitinase, dispase, hialuronidase, plasmin dan mikroplasmin dapat menginduksi pelepasan !itreus posterior untuk menghilangkan traksi pada retina.'
b. +embedahan
8psi tatalaksana pembedahan dilakukan setelah pengobatan seara farmakologi tidak memberikan hasil. ;epasnya !itreus posterior yang terinduksi iatrogenik selama prosedur !itrektomi pars plana (++>) terbukti memperbaiki suplai oksigen pada area retina yang terpengaruh dan memulihkan makula dari segala jenis traksi yang dapat menyebabkan terjadinya edema makular kistoid (CME). :anyak studi yang telah melaporkan perbaikan setelah tindakan ++> saja, ++> dengan tindakan pelepasan membrane limitans interna, serta ++> yang dikombinasikan dengan pemberian triamsinolon. #emikian juga pada kasus tertahannya
!itreus segmen anterior, !itrektomi anterior atau laser A untuk menghilangkan perlekatan !itreus memberikan efek terapi yang baik.
2.4 Penega5an
=ntuk menanggulangi risiko CME setelah operasi katarak, semua mata harus dikontrol sebelum dilakukan operasi, mata dengan retinopati diabetikum harus di e!aluasi dan dikelola dengan tepat. Mata dengan u!eitis yang memiliki inflamasi adekuat juga harus dikontrol setidaknya tiga bulan sebelum melanjutkan operasi katarak.',,$
2.16 (o!plikasi
"ika edema makula terjadi seara terus menerus akan menyebabkan terjadinya penipisan retina dan pada akhirnya akan terjadi jaringan parut atau lubang retina.
2.11 Prognosis
Edema makula kistoid pada umumnya memiliki prognosis yang baik sekitar %0-%&1. Resolusi spontan dengan perbaikan !isual ?$* dapat terjadi dalam rentang 3aktu '-$* bulan. 4amun, pada edema makula persisten atau eksaserbasi dapat menyebabkan kerusakan pada fotoreseptor fo!eolar yang menyebabkan gangguan penglihatan seara permanen.',
DAF+A- PUS+A(A
$. ;obo C. +athogenesis of pseudophaki ystoid maular oedema. European 8phtalmi Re!ie3. *0$*.
*. ;obo C. +seudophaki ystoid maular oedema. 8phtalmologia. /eptember $&, *0$$. *0$*.
'. Telander #. +seudophaki (r!ine-ass) maular edema. Medsape . Fupdate $5 April *0$7 diakses pada $2 Mei *0$&G. #ikutip dariH httpH??emediine. medsape.om?artile?$****-o!er!ie3.
. 8li!ia /. Maular oedema. +atient. Fupdate $$ Mei *0$&7 diakses pada $% Mei *0$&G. #ikutip dariH httpH??333.patient.o.uk?dotor?maular-oedema &. Iilliamson Eye nstitute. Cystoid maular edema. *0$0. Fdiakses pada $%
Mei *0$&G #ikutip dariH httpH??333.3illiamsoneyeinstitute.om?retina-enter? ystoid-maular-edema.
. Tsilimbaris M9, Tsika C, #iakonis >, 9ara!itaki A and +allikaris . Maular edema and atarat surgery. reeeH =ni!ersity of Crete Medial /hool, #epartment of 8phthalmology.
5. Comer M. Cystoid maular edema (CME). Fdiakses pada $% Mei *0$&G #ikutip dariH httpH??333.kellogg.umih.edu?patientare?onditions?ystoid. maular.edema.html
2. ;ally #R, /hah C+. +seudophaki ystoid maular edema. Re!ie3 of 8pthalmology F ' Mei *0$7 diakses pada $% Mei *0$&G. #ikutip dariH httpH??333.re!ie3ofophthalmology.om?ontent?t?retina??%5?
%. Malde /, Jamada /. +seudophaki ystoid maular oedema. Fdiakses pada $% Mei *0$&G. 8t CET. *0$.
$0. Amerian 8ptometri Assoiation. Care of the adult patient 3ith atarat. $%%&.
$$. E!a +R, Ihither "+. >aughan K Asbury<s general ophtalmology. $5th ed. Mra3Jill. May *005.
$*. 4. arg 9, Malik A, upta /9. +seudophaki ystoid maular edema. Fdiakses pada $% Mei *0$&G #ikutip dariH httpH??333.ejournalof-ophthalmology.om ?ejo?ejo5.htmlL.>>y%up+9/A.
$'. +urnama M. nsiden ystoid maular edema pasa bedah katarak teknik fakoemulsifikasi lebih rendah seara klinis daripada teknik manual small insiion atarat surgery FTesisG. #enpasar. *0$.
$. Cystoid Maular Edema. Fdiakses pada $2 Mei *0$&G #ikutip dariH httpH??333.eyeareinstitute.om?eye-onditions?ystoid-maular-edema?
$&. 4o!ita J#, Moestidjab. 8ptial oherene tomography (8CT) posterior segment. "urnal 8ftalmologi ndonesia. >ol , 4o ', #esember *002H Jal $%-$55.
$. 9inshuk #. Catarat surgery follo3ed by maular oedema. Fdiakses pada $2 Mei *0$&G #ikutip dariH httpH??333.goodhopeeyelini.org.uk?atarat surgerymaularoedema.html.