• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pkl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan pkl"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. TELKOM INDONESIA

KANDATEL SEMARANG

PENGUKURAN END TO END UNTUK BROADBAND

STANDART SPEEDY

Laporan ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Semarang

Disusun Oleh :

1. Aji Wahyu Hidayat (L0F 004 481)

2. Dwi Sulistyanto (L0F 004 499)

3. Endri Triyanto (L0F 004 505)

4. G. Kurniawan S. (L0F 004 508)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami diberi kekuatan untuk menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini sebagai syarat sebelum pembuatan Tugas Akhir untuk menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Dalam rangka menyelesaikan pembuatan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini kami sadari tak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas segala kenikmatan yang setiap saat selalu tercurah kepada kita.

2. Bapak, Ibu beserta keluarga penulis yang telah memberikan doa, nasehat, dan dorongan semangat kepada penulis.

3. Bapak Djoko L, selaku bagian SDM.

4. Bapak Yasiran selaku Asisten Manager MCAN.

5. Bapak Ngomahwono, selaku pembimbing lapangan kami selama menjalani

praktek kerja lapangan yang telah banyak memberikan bantuan serta wawasan selama praktek kerja lapangan dan penyusunan laporan ini.

6. Karyawan dan karyawati PT. TELKOM Kandatel Semarang, khususnya Bapak Suli, Bapak Agus dan Bapak Bambang.

7. Bapak Ir. H. Syeh Qomar, MT selaku Ketua Program Diploma III Teknik Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

(3)

8. Bapak Ir. H. Syaiful Manan, MT selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan dosen pembimbing dalam penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini,

9. Bapak Drs Teguh Yuwono, selaku dosen pembimbing dalam penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini,

10. Bapak/Ibu dosen Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,

11. Ibu Eni selaku bagian tata usaha di DIII Teknik Elektro 12. Teman-teman seperjuangan DIII Elektro Angkatan 2004

13. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami sadar bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan kami masih sederhana, disebabkan karena keterbatasan waktu dan ilmu serta pengalaman yang kami miliki, oleh sebab itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Betapapun karya ini masih ada kekurangan tentunya, jika diukur dengan skala keilmuan. Namun kiranya dapat bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Elektro pada khususnya dan mahasiswa Indonesia pada umumnya.

Semarang, April 2007

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……….……... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ……….………….. 2

1.2.1 Maksud ……….………… 2

1.2.2 Tujuan ……….…………. 2

1.3 Batasan Masalah ……….………….. 3

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ……….………….. 4

1.5 Metode Pengumpulan Data ……….………. 4

1.6 Sistematika Penulisan Laporan ……… 6

BAB II PT. TELKOM KANDATEL SEMARANG ... 8

2.1 Sejarah Umum PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia …………... 9

2.2 Lokasi PT. TELKOM Kandatel Semarang ... 12

2.3 Visi PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia ……….…… 12

(5)

2.5 Budaya Perusahaan ………...….…… 13

2.6 Arti logo, kredo, dan maskot PT.TELKOM ………....……. 14

2.7 Jenis Pelayanan PT. TELKOM ... 17

2.8 Produk-produk dari TELKOM ... 18

2.9 Unit Bisnis Telkom. ... 20

2.10 Struktur Organisasi Unit Jaringan Akses Kandatel Semarang ... 22

BAB III JARINGAN KOMUNIKASI BERBASIS KABEL MULTIPAIR ... 23

3.1 Pendahuluan ... 23

3.2 Kabel Multipair ... 25

3.2.1 Jaringan Telekomunikasi Atas Tanah. ... 26

3.2.2 Jaringan Telekomunikasi Bawah Tanah. ... 26

3.3 Fungsi Penggunaan Jaringan Multipair ... 27

3.3.1 Jaringan Lokal (Jarlok) ... ... 27

3.3.1.1 Jaringan Catu Langsung ... 28

3.3.1.2 Jaringan Catu Tidak Langsung ... 28

3.3.1.3 Jaringan Catu Kombinasi ………...….. 29

3.3.2 Jaringan Junction (Jaringan Penghubung) ... 30

3.3.2.1 Jaringan Bintang (Star Network) ………...…….. 30

3.3.2.2 Jaringan Jala Mata (Intermeshed Network) ... 31

3.3.2.3 Jaringan Kombinasi (Star-Mesh Network) ... 32

3.4 Bagian-bagian Pada Jaringan Kabel ... 32

3.5 Fungsi Bagian-bagian Pada Jaringan Kabel ... 33

(6)

3.5.2 Rumah Kabel (RK) ... 34

3.5.3 Kotak Pembagi (KP) ……….. 34

3.5.4 Kotak Terminal Batas (KTB) ... 35

3.5.5 Soket ... 35

3.6 Posisi Pemasangan Jaringan Kabel ... 35

BAB IV TEKNOLOGI SPEEDY ... 39

4.1 Cara Mengakses Internet ... 39

4.1.1 Sambungan Melalui LAN ... 40

4.1.2 Sambungan Melalui SLIP/PPP ... 41

4.1.3 Sambungan Melalui On-line Service ... 42

4.2 Koneksi Berkecepatan Tinggi ... 42

4.3 Teknologi Broadband. ... 43

4.4 Teknologi Speedy ... 45

4.4.1 Jaringan Akses. ... 45

4.4.2 Dasar Transmisi Komunikasi Data ... 46

4.4.3 Modem ... 46

4.4.4 Teknologi x-DSL ... 47

4.4.4.1 HDSL (High-bit rate Digital Subscriber Line) ... 51

4.4.4.2 ADSL (Asymmetrik Digital Subscriber Line) ………. 53

4.4.4.3 IDSL (ISDN Digital Subscriber Line) ………. 58

(7)

BAB V PENGUKURAN END TO END UNTUK BROADBAND STANDART

SPEEDY ………...…….. 61

5.1 Pengukuran Kabel Multi Pair ……….…...……. 61

5.2 Pengukuran End To End ………...…. 65

5.2.1 Alat Yang Digunakan Untuk Pengukuran ………....…. 65

5.2.1.1 Cable Line Continuity Tester ………....…… 65

5.2.1.2 Sunset MTT-ACM ………...…… 66

5.2.2 Besaran Yang Dihitung Dalam Pengukuran End to End …...….. 73

5.2.3 Cara pengukuran End to End ………...… 78

5.2.3.1 Pengukuran klem kosong ………....…. 79

5.2.3.2 Pengukuran klem isi………...…. 83

5.2.4 Macam Pengukuran End To End ... 84

5.2.5 Fungsi Pengukuran End To End ... 85

5.2.6 Contoh Pengukuran End To End ... 85

5.2.6.1 Contoh Pengukuran End To End Pada Klem Kosong ... 85

5.2.6.2 Contoh Pengukuran End To End Pada Klem Isi ... 86

BAB VI PENUTUP ... 88

6.1 Kesimpulan ... 88

6.2 Saran ... 89

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT. Telekomunikasi Indonesia ... 14

Gambar 2.2 Kredo PT. Telekominikasi Indonesia ... 15

Gambar 2.3 Maskot PT. Telekominukasi Indonesia ... 15

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Unit Jaringan Akses Kandatel Semarang .... 22

Gambar 3.1 Jaringan Catu Langsung. ... 28

Gambar 3.2 Jaringan Lokal Catu Tidak Langsung. ... 29

Gambar 3.3 Jaringan Lokal Catu Kombinasi ... 29

Gambar 3.4 Jaringan Junction. ... 30

Gambar 3.5 Jaringan bintang ... 31

Gambar 3.6 Jaringan Mata Jala ... 31

Gambar 3.7 Jaringan Kombinasi ... 32

Gambar 3.8 Struktur Jaringan Kabel Lokal ... 32

Gambar 3.9 Jaringan Kabel Primer. ... 36

Gambar 4.1 Sambungan melalui LAN ... 40

Gambar 4.2 Sambungan Melalui SLIP/PPP ... 41

Gambar 4.3 Sambungan Melalui On-line Service ... 42

Gambar 4.4 Transmisi pada ADSL ... 53

Gambar 4.5 Spektrum Frekuensi ADSL ... 55

Gambar 4.6 Mekanisme Kerja ADSL ... 55

Gambar 4.7 Konfigurasi ADSL di Lab. Telekomunikasi ... 56

(9)

Gambar 4.9 Video Conference ... 57

Gambar 4.10 Video On Demand ... 58

Gambar 4.11 E – Learning ... 58

Gambar 5.1 Alat yang digunakan untuk pengukuran ... 65

Gambar 5.2 Cable Line Continuity Tester ... 66

Gambar 5.3a Pengujian Sunset dari STO, DP dan RK ... 67

Gambar 5.3b Sunset MTT Dilihat dari depan ... 67

Gambar 5.4 Keypad Pada Sunset MTT ... 68

Gambar 5.5 Tampilan Menu Utama pada Sunset MTT ... 69

Gambar 5.6 Panel Lampu LED Pada Sunset MTT ... 71

Gambar 5.7 Panel Sebelah Kanan Sunset MTT ... 71-72 Gambar 5.8 Panel Atas Sunset MTT ... 72

Gambar 5.9 Software Card Installation ... 72

Gambar 5.10 Hubungan alat saat pengukuran tahanan isolasi ... 79

Gambar 5.11 Tampilan Layar Pada Pengukuran Tahanan Isolasi di SunSet MTT. ... 80

Gambar 5.12 Tampilan Layar Saat Pengukuran Insertion Loss ... 81

Gambar 5.13 Tampilan Layar Pada Pengukuran Noise ... 82

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel perbedaan modem dial up dengan modem dedicated ... 46

Tabel 4.2 Tabel dari Teknologi Speedy ... 50

Tabel 4.3 Sistem Transformasi Keluarga X-DSL ... 50

Tabel 4.4 Pembagian Teknologi ADSL ... 54

Tabel 5.1 Standart Nilai Tahanan Jerat ... 63

Tabel 5.2 Standar Nilai Tahanan Isolasi ... 64

Tabel 5.3 Standart Jenis Kabel ... 64

Tabel 5.4 Form Pengukuran End To End klem kososng ... 85

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.7 Latar Belakang Masalah

Telekomunikasi berasal dari bahasa Yunani, tele yang berarti jauh dan komunikasi yang berarti hubungan. Jadi kata telekomunikasi dapat diartikan sebagai hubungan melalui suatu jarak yang cukup jauh. Berhubungan di sini diartikan sebagai tukar menukar informasi yang dibutuhkan untuk keperluan tertentu.

Dalam era globalisasi sangat dibutuhkan suatu sarana dan prasarana untuk mendukung telekomunikasi. Tentunya sarana dan prasarana tersebut harus yang efisien, cepat dan canggih didalam mengirim informasi berupa data, voice ataupun video baik melalui kabel maupun gelombang radio.

Teknologi yang digunakan dalam dunia telekomunikasi sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, mulai dari penemuan-penemuan baru dan perkembangan peralatan yang sudah ada sampai dengan perluasan media transmisi yang dipergunakan .

Penggunaan sarana telekomunikasi terutama telepon yang menggunakan media transmisi kabel semakin banyak karena biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal dibanding dengan media transmisi gelombang radio. Hal ini juga disebabkan oleh kebutuhan manusia akan komunikasi yang semakin pesat. Dengan keadaan tersebut maka banyak konsumen telekomunikasi menginginkan untuk pemasangan telepon baru maupun keluhan - keluhan pada jaringan teleponnya.

(12)

PT TELKOM Kandatel Semarang akan terus menigkatkan pelayanan kepada pelanggannya dengan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana telekomunikasi lebih baik khususnya jaringan kabel.

1.8 Maksud dan Tujuan. 1.8.1 Maksud

Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) merupakan suatu mata kuliah yang diwajibkan oleh Jurusan Teknik Elektro Program Studi Diploma III Fakultas Teknik Universitas Diponegoro sebagai salah satu syarat dalam mengambil tugas akhir (TA). Adapun maksud dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan antara lain:

1. Mahasiswa dapat mempunyai gambaran nyata mengenai ruang lingkup dunia kerja.

2. Mahasiswa dapat melihat dan mempraktekkan langsung sesuai teori yang didapatkan di bangku kuliah.

3. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang telah didapat di kampus dan penerapan secara langsung pada dunia kerja.

1.2.2 Tujuan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan setiap mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan diharapkan mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh, serta dapat mengetahui situasi dan kondisi dunia kerja yang sesungguhnya, sehigga saat keluar dari dunia perkuliahan dan memasuki dunia kerja

(13)

mahasiswa sudah mengerti dan mengetahui sedikit gambaran tentang dunia kerja yang nyata. Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Melalui Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang luas di bidang telekomunikasi.

2. Meningkatkan kualitas ketrampilan dan kemampuan praktek mahasiswa sebagai calon tenaga kerja siap pakai.

3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari perusahaan tempat Praktek Kerja Lapangan.

4. Sebagai studi banding antara teori yang sudah didapat pada waktu kuliah dengan keadaan sebenarnya yang dialami pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di suatu perusahaan.

5. Menambah wawasan dan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku kuliah. 6. Melatih rasa tanggung jawab dalam mengemban tugas.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penyusunan laporan preaktek kerja lapangan ini, berdasarkan dari hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan secara langsung dapat dsimpulkan bahwa jaringan kabel yang ada pada PT. Telkom Kandatel Semarang pasti selalu mendapat pengecekan secara kontinyu dengan cara melakukan pengukuran setiap jaringan yang ada sehingga dapat diketahui bagaimana keadaan dari jaringan kabel tersebut apakah masih dalam kondisi yang bagus atau butuh untuk mendapatkan perawatan dan pembenahan. Pengukuran merupakan gambaran singkat mengenai pengujian rutin yang harus dilaksanakan untuk menguji ketahanan masing–masing komponen

(14)

material, untuk setiap jenis pengujian ditentukan besaran tolak ukur yang tidak boleh dilanggar.

Dari apa yang telah penyusun dapatkan maka dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini penyusun membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini sesuai dengan hasil pelaksanaan kerja praktek lapangan yaitu “Pengukuran End To End untuk broadband standart Speedy”. Dari pembatasan masalah ini diharapkan pembahasan dari laporan ini tidak terlalu umum dalam penyampaiannya sehingga maksud dari pembuatan laporan ini dapat diterima dengan baik oleh pembaca.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kerja praktek ini dilaksanakan selama 1 bulan, mulai tanggal 19 Februari 2007 sampai dengan 20 Maret 2007. Bertempat di PT. TELKOM KANDATEL Semarang yang terletak di jalan Singotoro, lantai 3, Semarang, pada bagian PCAN di S.Spv Simpang Lima, S.Spv Banyumanik, S.Spv tugu dan S.Spv Johar, di ruang MDF.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Pengertian metode yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan, menurut Fuad Hasan dalam Kuncoroningrat. Dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan ini, secara garis besar metode yang dipakai dalam pengumpulan data terdiri dari 4 metode yaitu sebagai berikut :

(15)

1. Metode Interview

Interview adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seorang informan atau otoritas (ahli yang berwenang dalam suatu sejarah masalah), menurut Gory Keraf. Dalam hal ini penyusun mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pembimbing lapangan yang telah ditunjuk oleh pihak PT. TELKOM Kandatel Semarang sebagai pendamping dalam menuntun pelaksanaan kegitan praktek kerja lapangan agar setiap masalah yang ada dapat teratasi dengan baik dan benar.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah sutau cara untuk menngumpulkan data dengan pengamatan secara langsung kepada suatu objek yang akan diteliti (Gory Keraf, 1987:162). Untuk itu penyusun melakukan pengamatan langsung di tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan yang berhubungan dengan laporan praktek kerja baik peralatan maupun fasilitas yang ada untuk mendukung praktek kerja. 3. Metode Studi Literatur

Metode studi literature yaitu cara untuk mengumpulkan data atau tulisan dengan cara mencari sumber-sumber literatur ataupun buku dari berbagai perpustakaan yang ada yang berguna sebagai referensi dalam penyusunan laporan.

4. Metode Penterjemahan.

Metode yang dilakukan dengan cara menterjemahkan buku-buku pedoman atau manual yang membahas secara detail tentang segala sesuatu mengenai peralatan yang terdapat di lokasi praktek kerja, dengan maksud agar dapat mengerti secara mendalam tentang peralatan yang ditemui pada waktu melakukan praktek kerja.

(16)

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Dalam suatu laporan perlu adanya sistematika penulisan demi terwujudnya suatu penulisan yang baik serta gambaran masalah yang hendak dibicarakan. Adapun sistematika penulisan laporan praktek kerja ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, tempat dan waktu praktek kerja, metodologi dan sistematis penulisan.

BAB II PT TELKOM KANDATEL SEMARANG

Membahas tentang sejarah singkat PT. TELKOM, penjelasan tentang logo PT. TELKOM serta struktur organisasinya.

BAB III JARINGAN KOMUNIKASI BERBASIS KABEL MULTIPAIR

Membahas tentang jaringan kabel baik dilihat dari struktur maupun fungsi-fungsi serta sub sistemnya.

BAB IV TEKNOLOGI SPEEDY

Membahas tentang teknologi speedy yang meliputi internet, teknologi broadband, jaringan akses, dasar transmisi komunikasi data, modem yang digunakan dalam transmisi (baik modem dial up ataupun modem dedicated) dan juga teknologi

x-DSL

BAB V PENGUKURAN END TO END UNTUK BROADBAND STANDART SPEEDY

(17)

Membahas tentang pengukuran kabel multi pair dan bagaimana cara melakukan pengukuran end to end dengan factor-faktornya serta alat-alat yang digunakan untuk menunjang pengukuran tersebut.

BAB VI PENUTUP

(18)

BAB II

PT. TELKOM KANDATEL SEMARANG

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia.

TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data & internet serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.

Pada akhir September 2005, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di 9 (sembilan) anak perusahaan, termasuk di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia dengan EBITDA margin sebesar 72%, merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Kepemilikan saham TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh publik 48,81%. Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 45,58% dan sisanya oleh investor lokal sebesar 3,23% dengan kapitalisasi pasar untuk saham TELKOM saat ini berkisar 15 % dari total kapitalisasi pasar di BEJ.

TELKOM mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE) (Public Offering Without Listing/POWL).

(19)

Pada tahun 2005 ini, TELKOM baru saja memperingati 10 tahun sebagai perusahaan publik di BEJ dan closing bell ceremony di New York Stock Exchange dan sekaligus sebagai wujud komitmen perseroan untuk tetap listing di NYSE. Pada akhir September 2005, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,4 juta, sementara pelanggan selular Telkomsel berjumlah 23,5 juta.

2.1. Sejarah Umum PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia

Sebelum menyandang statusnya sebagai PT. Telekomunikasi Indonesia ini telah mengalami beberapa pergantian status. Pada awal pendiriannya perusahaan ini mempunyai nama Post En Telegraafdienst yang berdiri pada tahun 1884 kemudian berubah lagi menjadi Post Telegraf En Telefoondienst (PTT) pada tahun 1906. Setelah mengalami perubahan, pada masa-masa perkembangan selanjutnya dengan ordonansi pada tahun 1931, PTT ditetapkan sebagai perusahaan negara yang dimulai pada tanggal 1 Januari 1932, kemudian dengan adanya Perpu yang dikeluarkan pemerintah yaitu Perpu No. 19 Tahun 1960 mengenai Perusahaan Negara, maka statusnya berubah menjadi PN. Pos dan Telekomunikasi yang merupakan tindak lanjut dari peraturan tersebut dengan Peraturan Pemerintah No. 240 Tahun 1961. Pada saat inilah nampak secara resmi mengenai penggunaan kata Telekomunikasi yang mempunyai arti sebagai jasa pelayanan yang tidak hanya melalui saluran atau kawat melainkan juga melalui perantara radio.

Perkembangan jaman semakin cepat, maka pada tahun 1965 pemerintah memecah penanganan jasa pos dengan jasa telekomunikasi, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 29 dan 30 Tahun 1965. Dengan pecahnya jasa pos dan jasa telekomunikasi oleh pemerintah maka pada tahun tersebut juga berdirilah PN. Pos

(20)

dan Giro serta PN. Telekomunikasi. Pada tanggal 28 April 1970 statusnya kembali berubah menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi disingkat PERUMTEL yang dikuatkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1974 yang menetapkan Perumtel sebagai pengelola telekomunikasi untuk umum yang bergerak baik dalam negeri maupun luar negeri.

Pada perkembangan tahun-tahun selanjutnya yaitu pada tahun 1980 pemerintah mengambil suatu kebijaksanaan baru dengan membeli seluruh saham PT. Indosat yaitu sebuah perusahaan swasta yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang kemudian statusnya menjadi suatu BUMN yang berbentuk persero, penyertaan modal negara Republik Indonesia dalam PT. Indosat dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1980. Agar pelayanan jasa dan telekomunikasi meningkat, maka Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1980 menetapkan bahwa Perumtel sebagai badan usaha yang menyelenggarakan jasa dan pelayanan telekomunikasi dalam negeri dan PT. Indosat sebagai badan usaha penyelenggara telekomunikasi untuk umum internasional. Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1991 menetapkan pengalihan dari bentuk Perumtel menjadi Perusahaan Perseroan (persero) PT. Telekomunikasi Indonesia yang kemudian dikenal sebagai PT. TELKOM.

Mengantisipasi era globalisasi, seperti diterapkannya sIstem perdagangan bebas baik internasional maupun regional, maka PT. Telkom sejak tahun 1995 melaksanakan program besar secara simultan. Program-program tersebut adalah restrukturisasi internel, penerapan Kerjasama Operasi (KSO) dan persiapan go public atau yang dikenal dengan Initial Public Offering (IPO).

(21)

Sebagai hasil restrukturisasi, sejak 1 Juli 1995 organisasi TELKOM terdiri dari 7 Devisi Regional dan 1 Divisi Network, yang keduanya menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasiaan jaringan transmisi jalur utama nasional.

Dalam perkembangan untuk mewujudkan percepatan pembangunan dan sekaligus mengatasi pendanaan, maka PT. TELKOM mengikutsertakan swasta dalam pembangunan prasarana jaringan, penyediaan jasa-jasa khusus dan pelaksanaan operasi. Partisipasi swasta sampai saat ini dikenal dalam bentuk Pola Bagi Hasil (PBH), perusahaan patungan dan Kerjasama Operasi (KSO). KSO merupakan suatu organisasi kemitraan yang tidak membentuk suatu badan hukumnamun tetap sebagai Divisi dari PT. TELKOM.

Pada tanggal 20 Oktober 1995, PT. TELKOM dan PT. MGTI mengadakan penandatanganan kerjasama, dalam rangka partisipasi swasta dalam membangun prasarana telekomunikasi di Indonesia. Proyek kemitraan ini secara resmi mulai berjalan pada 1 Januari 1996, dan serah terima pengoperasian PT. TELKOM Divre IV ke PT. MGTI dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 1996. Proyek kerjasama ini akan berakir pada 31 Desember 2010 seperti dalam perjanjian bahwa KSO akan berjalan selama 15 tahun.

Pada kenyataannya di lapangan perkembangan KSO tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang dilakukan pada bulan Maret 2004 organisasi Divre IV kembali dikelola sepenuhnya oleh Corporate. Dengan demikian segala jenis kegiatan operasi manajemen sejak saat itu tidak lagi dikendalikan oleh PT. MGTI.

(22)

2.2 Lokasi PT. TELKOM Kandatel Semarang

PT. Telkom Kandatel Semarang terletak di jalan Singotoro No.20 Semarang, Jawa Tengah.

2.3 Visi PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia

Visi TELKOM “To become a leading InfoCom player in the region” menunjukkan suatu tekad bahwa TELKOM berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

2.4 Misi PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia

Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.

Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

2.5 Budaya Perusahaan

Telkom Way 135 sebagai budaya korporasi yang dikembangkan TELKOM merupakan bagian terpenting dari upaya perusahaan untuk meneguhkan hati, merajut

(23)

pikiran, dan menyerasikan langkah semua insan TELKOM dalam menghadapi persaingan bisnis infokom. Di dalamnya terkandung beberapa unsur, yang secara integral harus menjiwai insan TELKOM, yakni :

 1 asumsi dasar yang disebut committed 2U.  3 nilai inti, mencakup :

♦ Costumer Value

♦ Excellent Service

♦ Competent People

 5 langkah perilaku untuk memenangi persaingan, yang

mencakup :

♦ Stretch the goal

♦ Simplify

♦ Involve Everyone

♦ Quality is My Job

♦ Reward the Winners

Telkom Way 135 adalah hasil penggalian dari perjalanan TELKOM dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah dan dikristalisasi serta dirumuskan dengan dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan dari luar. Dengan akar yang kuat pada kesadaran kolektif organisasi, diharapkan Telkom Way 135 dapat cepat tertanam dalam insan Telkom.

(24)

Gambar 2.1 Logo PT. Telekomunikasi Indonesia

Arti Logo :

1. Bentuk bulatan dari logo melambangkan : Keutuhan Wawasan Nusantara ; Ruang Gerak TELKOM secara Nasional dan Internasional.

2. TELKOM yang mantap, modern, luwes dan sederhana.

3. Warna biru tua dan biru muda bergradasi melambangkan teknologi telekomunikasi tinggi/canggih yang terus berkambang dalam suasana masa depan yang gemilang.

4. Garis-garis tebal dan tipis yang mengesankan gerak pertemuan yang

beraturan menggambarkan sifat komunikasi dan kerja sama yang selaras secara

berkesinambungan dan dinamis.

5. Tulisan INDONESIA dengan huruf Futura Bold Italic menggambarkan kedudukan perusahaan ; TELKOM sebagai pandu Bendera Telekomunikasi Indonesia ( Indonesian Telecommunication Flag Carrier ).

(25)

Arti Kredo :

1. Kami selalu fokus kepada pelanggan.

2. Kami selalu memberikan pelayanan yang prima dan mutu produk yang tinggi serta harga yang kompetitif.

3. Kami selalu melaksanakan segala sesuatu melalui cara-cara yang terbaik ( Best Practices ).

4. Kami selalu menghargai karyawan yang proaktif dan inovatif, dalam peningkatan produktifitas dan kontribusi kerja.

5. Kami selalu berusaha menjadi yang terbaik.

Gambar 2.3 Maskot PT. Telekominukasi Indonesia

Arti Maskot :

Maskot Be Bee

(26)

2. Mahkota Kemenangan 3. Mata yang Tajam dan Cerdas 4. Sayap Lincah dan Praktis

5. Tangan Kuning Memberikan Karya Yang Terbaik Filosofi Dibalik Sifat dan Perilaku Be Bee :

Lebah tergolong makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras mempunyai kesisteman berupa pembagian peran operasional dan fungsional menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di habitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda keberadaannya dan loyal terhadap kelompok berupa perlindungan bagi koloninya, maka akan menyerang bersama bila diganggu. Lebah memiliki potensi diri yang baik berupa tubuh yang sehat, liat dan kuat sehingga bisa bergerak cepat, gesit dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah berpandangan jauh ke depan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan menyiapkan persediaan makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Lebah berwarna biru merupakan penggambaran insan TELKOM Indonesia.

2.7 Jenis Pelayanan PT. TELKOM

Berbagai jenis pelayanan PT.Telkom untuk masyarakat terdiri dari : 1) Pelayanan jasa telepon

(27)

Jasa ini merupakan jenis kegiatan PT.Telkom yang memberikan pendapatan terbesar. Komposisi pendapatan ini meliputi biaya pasang, abonemen, dan pemakaian telepon.

2) Pelayanan mobile

Pelayanan ini berupa jasa telepon seluler yang diwakili oleh Telkom Flexi dan Telkomsel.

3) Pelayanan video

Jasa satu ini berupa televisi kabel yang dikelola oleh Telkom Vision 4) Pelayanan internet dan multimedia

Pelayanan internet dan multimedia ini dapat kita nikmati lewat Telkom Speedy, Flexinet, dan Telkomnet Instant. Sedangkan untuk perusahaan besar biasanya menggunakan Leased Circuit

5) Pelayanan satelit

Jasa ini digelar PT.Telkom untuk hubungan telekomunikasi lewat sistem Satelit Komunikasi. Satelit Telkom yang sekarang digunakan adalah Telkom-1 dan Telkom-2

2.8 Produk-produk dari TELKOM.

Produk Telkom diantaranya adalah sebagai berikut : 1. TELKOM PSTN.

(28)

Layanan sambungan fasilitas telepon yang dapat digunakan untuk fungsi telepon, faksimile atau data/internet dengan penambahan modem oleh pelanggan.

2. TELKOM FLEXI.

Layanan jasa telekomunikasi suara dan data berbasis akses tanpa kabel dengan teknologi CDMA yang sangat hemat karena biaya pemakaiannya mengacu pada tarif telepon rumah.

3. TELKOM SMS.

Layanan jasa pengiriman pesan dengan menggunakan media data dimana pelanggan dapat mengirim dan menerima pesan secara tertulis.

4. TELKOM DID.

Layanan fasilitas untuk PBX agar pelanggan di luar PBX dapat menghubungi sambungan cabang PBX tersebut secara langsung tanpa melalui operator.

5. TELKOM UNICALL.

Layanan yang memberikan kemudahan bagi suatu perusahaan yang mempunyai banyak kantor cabang untuk dihubungi pelanggannya dengan hanya menghubungi satu nomor unik.

6. TELKOM PREMIUM CALL.

Layanan yang dapat digunakan oleh suatu badan usaha maupun perorangan untuk menyediakan jasa informasi konsultasi kepada masyarakat dengan tarif premium per menit (flat per menit) yang akan dibebankan kepada pemanggil.

(29)

7. TELKOM FREE PERSONAL.

Layanan akses internet dan multimedia TELKOMNet untuk Akses Internet menuju Global Internet. Yang sangat Mudah dan Cepat

8. TELKOM VISION.

Layanan program TV multi channel yang mencapai hampir 40 channel TV dengan kualitas tinggi yang dapat dipilih mulai dari berita, film, hiburan, olahraga, musik, dan pendidikan

9. TELKOM ASTINET.

Layanan akses internet dan multimedia TELKOMNet untuk Akses Internet menuju Global Internet. Yang sangat Mudah dan Cepat

10. TELKOMNet INSTAN.

Layanan dari PT Telkom untuk memperoleh Internet dial-up secara mudah dan tanpa berlanggan dengan konsep layanan mudah dan sederhana

11. TELKOM SPEEDY.

Layanan Internet berkecepatan tinggi dari PT. TELKOM, berbasis teknologi akses Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), yang memungkinkan terjadinya komunikasi data, voice dan video secara bersamaan

12. TELKOM VIRTUAL NET.

Layanan yang memberikan fasilitas Closed User Group (CUG) kepada pelanggan korporasi melalui jaringan telekomunikasi umum (PSTN).

(30)

Dalam menunjang kinerjanya PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia memiliki unit-unit bisnis yang tersebar di Indonesia. Unit bisnis Telkom tersebut tediri dari divisi, center dan yayasan-yayasan, sebagai berikut :

1. Divisi Long Distance

2. Carrier & Interconnection Service 3. Divisi Multimedia

4. Divisi Fixed Wireless Network 5. Enterprise Service

6. Divisi Regional I - Sumatera 7. Divisi Regional II - Jakarta 8. Divisi Regional III - Jawa Barat

9. Divisi Regional IV - Jawa Tengah dan Yogyakarta 10. Divisi Regional V - Jawa Timur

11. Divisi Regional VI - Kalimantan

12. Divisi Regional VII - Kawasan Timur Indonesia 13. Maintenance Service Center

14. Training Center

15. Carrier Development Support Center 16. Management Consulting Center 17. Construction Center

18. I/S Center 19. R&D Center

(31)

Sedangkan yayasan-yayasan milik Telkom yaitu sebagai berikut : 1. Dana Pensiun (Dapentel)

2. Yayasan Pendidikan TELKOM 3. Yayasan Kesehatan

4. Yayasan Sandhykara Putra Telkom (YSPT)

2.10 Struktur Organisasi Unit Jaringan Akses Kandatel Semarang

Unit Jaringan Akses dipimpin oleh seorang manager dan dibantu oleh enam orang asisten manager. Berikut adalah gambar struktur organisasi unit Jaringan.

(32)

ASMAN PCAN ASMAN FO & RADIO ACC. NET. ASMAN MAINT. COOPER ACC. NET. ASMAN ADMIN& LOG ACC. NET. ASMAN

DATA MANAG & ACC. NET. OPR ASMAN CCAN S.Spv JOHAR MANAGER O & M NETWORK ACCES S.Spv CANDI S.Spv MANGKANG S.Spv MAJAPAHIT S.Spv GENUK S.Spv BANYUMANIK S.Spv TUGU S.Spv SIMPANG LIMA S.Spv CCAN S.Spv MDF S.Spv ENTRY DATA &

LINE ALOC. S.Spv VALDAT S.Spv TDC S.Spv ADM.ACC.NET. S.Spv WARE H& WORK OUTFIT S.Spv PREV & CUR

MCAN S.Spv CORECT MCAN S. MCAN S. MCAN S.Spv MAINT. FO ACC. NET. S.Spv MAINT RADIO ACC. NET.

(33)

BAB III

JARINGAN KOMUNIKASI BERBASIS KABEL MULTIPAIR

3.1 Pendahuluan

Jaringan telekomunikasi (network) berperan untuk menghubungkan antara sentral telepon atau sentral telekomunikasi dengan terminal (pesawat) pelanggan. Tanpa ada jaringan penghubung demikian mustahil suatu pengiriman dan penerimaan sinyal percakapan bisa terjadi. Ia berperan sebagai jembatan yang menghubungkan dua tempat dalam jarak jauh. Oleh sebab itu, fungsi jaringan telekomunikasi demikian amat menentukan sampai atau tidaknya pesan-pesan yang dikirim ke alamatnya.

Dalam teknologi telekomunikasi dikenal berbagai macam jaringan yang digunakan untuk menghubungkan sentral telepon dengan terminal pelanggannya. Dari sekian banyak jaringan telekomunikasi itu, yang tertua, terkenal dan terpopuler sejak awal adalah jaringan telekomunikasi yang terbuat dari kabel multipair (banyak pasang). Jaringan kabel multipair ini terbuat dari kabel atau kawat tembaga, karena tembagalah yang dianggap sebagai penghantar listrik (konduktor) yang terbaik dari sekian penghantar lainnya. Daya hantar tembaga jauh lebih baik daripada besi, karena itu bahan pembuat kabel multipair digunakan orang dari tembaga.

Jaringan telekomunikasi yang terdiri dari kabel demikian disebut juga dengan media transmisi fisik, karena media itu dapat dilihat dengan mata telanjang. Ia terdiri dari berbagai jenis kabel, mulai dari kawat terbuka (open wire) yang terdiri dari kawat tunggal, kabel tembaga yang banyak pasang (multipair), kabel koaksial sampai

(34)

dengan kabel serat optik. Namun dalam laporan ini kami hanya akan membahas kabel multipair sebagai jaringan telekomunikasi yang paling banyak dipakai, terutama untuk menghubungkan sentral telekomunikasi dengan terminal-terminalnya di dalam kota. Jaringan telekomunikasi dalam kota ini sering pula disebut sebagai jaringan lokal atau jarlok.

Menurut cara pemasangannya, kabel multipair itu dapat dipasang di dalam tanah, ditanam langsung di bawah tanah atau dimasukkan dalam duct (pipa), maupun yang dipasang di atas tanah (di udara). Dari cara penggunaannya dan pemasangannya ini kabel multipair ini dapat dibedakan menjadi kabel tanah tanam langsung, kabel duct dan kabel udara (KU).

Sebelum ditemukannya kabel banyak pasang ini, operator telekomuniksi mulanya menggunakan kabel atau kawat tunggal yang terbuka dari tembaga. Kawat tembaga tunggal seperti ini sering disebut sebagai kawat terbuka (open wire), atau kawat telanjang. Ia disebut terbuka atau telanjang karena kawat dimaksud memang belum dibungkus dengan bahan isolasi, tetapi dibiarkan terbuka. Untuk mencegah mengalirnya arus listrik ke tiang-tiang penyangga (tiang telepon) besi, biasanya digunakan orang semacam cangkir porselen yang disebut isolator. Isolator ini yang memisahkan kawat terbuka tadi dengan tiang telepon dari besi, sehingga arus listrik yang mengalir pada kawat tidak berpindah ke tiang telepon dan aman bagi mahluk hidup.

Saluran kawat terbuka ini sering kali kita temui berupa kawat tanpa pembungkus yang digunakan untuk saluran penghubung antara pesawat telepon dengan sentral telepon, terutama di kota-kota kecil yang jumlah pelanggannya masih sedikit.

(35)

Dewasa ini saluran kawat terbuka ini masih sering dipakai untuk arah ke luar kota di kota-kota kecil sebagai media transmisi interlokal atau antar daerah. Ia juga terlihat sepanjang rel kereta api, yang digunakan oleh PT. Ketreta Api Indonesia untuk hubungan telekomunikasinya antarstasiun.

Sedangkan kabel multipair (kabel banyak pasang) merupakan kumpulan urat kabel tembaga (metal) yang terbungkus dengan bahan isolator dan tersusun dalam unit pasangan (pair unit) atau unit 2 pasang (unit quad) yang terdapat dalam satu selubung kabel. Kabel seperti ini dipakai sebagai saluran penghubung antar pesawat telepon/telex/facsimile pelanggan ke sentral telekomunikasi.

3.2 Kabel Multipair

Dilihat dari segi cara pemasangannya jarigan telekomunikasi berbasis kabel multipair dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu

1. Jaringan telekomunikasi atas tanah. 2. Jeringan komunikasi bawah tanah.

Dari kedua macam jarigan telekomunikasi berbasis kabel multipair tersebut, jaringan telekomunikasi atas tanah lebih banyak digunakan di Indoneia karena jaringan telekomunikasi ini yang pertama dikenalkan selain itu juga jaringan telekomunikasi atas tanah ini mempunyai keuntungan lebih dibanding dengan jaringan telekomunikasi bawah tanah. Keuntungan menggunakan jaringan telekomuniaksi atas tanah antara lain :

a. Biaya pemasangan jaringan kabel atas tanah lebih murah.

b. Pemeliharaan dan penanggulangan gangguan lebih mudah dan lebih cepat. c. Sesuai untuk kabel kapasitas kecil.

(36)

3.2.1 Jaringan Telekomunikasi Atas Tanah.

Jaringan telekomunikasi atas tanah, sesuai dengan namanya atas tanah, jaringan ini memang dipasang diatas tanah dengan cara menggantungnya pada tempat-tempat ketinggian berupa tiang-tiang telepon atau jenis penggantung lainnya. Secara garis besar jaringan telekomunikasi atas tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :

1. Bagian kabel udara.

Bagian kabel udara merupakan jaringan kabel atas tanah yang terdapat pada RK sampai KP.

2. Bagian saluran penanggal.

Bagian saluran penanggal merupakan jaringan kabel atas tanah yang terdapat pada KP sampai dengan KTB

3. Bagian saluran rumah.

Bagian saluran rumah merupakan jaringan kabel atas tanah yang terdapat pada KTB sampai dengan pesawat yang berada di rumah.

3.2.2 Jaringan Telekomunikasi Bawah Tanah.

Disamping jaringan atas tanah, ada lagi jaringan telekomunikasi bawah tanah. Jaringan telekomunikasi bawah tanah disebut demikian karena memang pemasangannya ditempatkan di bawah permukaan tanah. Kabel bawah tanah ini tentu saja menuntut mutu isolasi yang lebih baik. Misalnya harus tahan air, tahan kelembaban tanah, dan sebagainya. Kabel bawah tanah ini dapat dibedakan atas kabel tanam langsung dan kabel dalam pipa duct serta kabel laut.

(37)

Jaringan bawah tanah ini direntangkan mulai dari kantor telepon sampai ke lokasi (calon) pelanggan. Sistem jaringan bawah tanah ini merupakan sistem jaringan yang mahal biayanya dibandingkan dengan jaringan atas tanah. Karena itu pelaksanaannya haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu, baik teknis maupun ekonomis, serta dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya.

Konstruksi jaringan bawah tanah ini umumnya terdiri dari sejumlah kawat penyalur arus listrik yang sesamanya diisolasi (sekat), kemudian diikat berkelompok dan dibungkus oleh selubung timah hitam (load mantel).

3.3 Fungsi Penggunaan Jaringan Multipair

Jaringan kabel multipair banyak digunakan untuk : 1. Jaringan lokal (dalam kota).

2. Jaringan penghubung (jaringan junction) antara 2 sentral yang terletak dalam satu kota.

3. Jaringan trunk (untuk menghubungkan sentral-sentral telekomunikasi yang terletak di kota yang berbeda tetapi masih berdekatan.

3.3.1 Jaringan Lokal (Jarlok)

Jaringan lokal atau disingkat dengan jarlok merupakan jaringan telekomunikasi yang menghubungkan sejumlah pesawat pelanggan ke sentral telekomunikasi lokal dalam satu wilayah kota. Untuk mencatu pelanggan di suatu tempat yang jumlahnya lebih dari satu orang, saluran kabel yang ada digabung atau dihimpun manjadi satu baik atas tamah ataupun bawah tanah yang disebut dengan jaringan lokal. Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat pelanggan, jaringan lokal ada 3 macam, yaitu

(38)

1. Jaringan catu langsung 2. Jaringan catu tidak langsung 3. Jaringan catu kombinasi.

3.3.1.1 Jaringan Catu Langsung

Pada jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan dicatu dari kotak pembagi (KP) terdekat yang langsung dihubungkan dengan rangka pembagi utama (RPU) tanpa melalui rumah kabel (RK).

Gambar 3.1 Jaringan Catu Langsung.

Jaringan catu langsung ini biasanya digunakan dikota-kota kecil yang jumlah pelanggannya masih sedikit, sehingga jumlah kabel KP (kotak pembagi) juga sedikit. Disamping itu juga dapat digunakan di kota-kota besar yang khusus untuk daerah sekitar sentral telekomunikasi berada dalam radius sekitar 300 m dari sentral yang bersangkutan.

3.3.1.2 Jaringan Catu Tidak Langsung

Dalam pola jaringan catu tidak langsung saluran para pelanggan dicatu dari KP terdekat yang dihubungkan lebih dulu dengan RK (Rumah Kabel). Dari RK ini

(39)

jaringan diteruskan ke RPU/MDF. Penyambungan saluran dari KP ke RK sama seperti pada jaringan catu langsung (tetap), tetapi penyambungan seterusnya ke RPU di RK dilakukan tidak tetap (melalui jumper wire). Bagan jaringan catu tidak langsung terlihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Jaringan Lokal Catu Tidak Langsung. 3.3.1.3 Jaringan Catu Kombinasi

Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal dimana pesawat pelanggan dicatu melalui dua cara yaitu, sebagian dengan catu langsung dan sebagian lagi dengan catu tidak langsung.

Gambar 3.3 Jaringan Lokal Catu Kombinasi

(40)

3.3.2 Jaringan Junction (Jaringan Penghubung)

Di kota-kota besar biasanya terdapat lebih dari satu sentral telekomuniksi. Keadaan seperti ini disebut bahwa kota itu mempunyai sentral banyak (multi exchange). Jaringan yang menghubungkan antar sentral-sentral yang banyak itu disebut jaringan penghubungan atau jaringan junction (junction cable), seperti terlihat pada gambar berikut :

Sentral-1 Sentral-2

Kota dengan banyak sentral

Jaringan Junction

Gambar 3.4 Jaringan Junction.

Sedangkan sentral telekomunikasi yang menjadi titik penghimpun sentral-sentral lokal tadi disebut Sentral Tandem atau Sentral toll. Dengan demikian kita akan memperoleh gambaran jaringan penghubug dengan sentral lokal dan sentral tendemnya. Jaringan penghubung ini ada tiga macam, yaitu jaringan bintang, jaringan mata jala dan jaringan kombinasi.

3.3.2.1 Jaringan Bintang (Star Network)

Pada jaringan ini antara satu sentral lokal dengan sentral lokal lainnya dihubungkan oleh suatu sentral tandem atau sentral toll.

(41)

Gambar Jaringan Penghubung Jenis Jaringan Bintang :

Keterangan Gambar : SL : Sentral Lokal ST : Sentral Tandem

Gambar 3.5 Jaringan bintang

Pada suatu bentuk jaringan bintang, dimana untuk n buah sentral yang dihubungkan dibutuhkan jaringan penghubung sebanyak (n–1) buah.

3.3.2.2 Jaringan Jala Mata (Intermeshed Network)

Disini antara satu sentral dengan sentral lainnya saling dihubungkan oleh junction, sehingga untuk n buah sentral dibutuhkan saluran penghubung sebanyak n (n–1)/2. Bila salah satu saluran rusak (terputus), hubungan terhadap sentral lain masih tetap berlangsung, yaitu melalui saluran/sentral lain.

Gambar Jaringan penghubung Jenis Mata Jala :

(42)

3.3.2.3 Jaringan Kombinasi (Star-Mesh Network)

Jaringan kombinasi adalah merupakan suatu jaringan kombinasi antara jaringan bintang dan jaringan mata jala. Jaringan ini banyak dipergunakan di kota– kota besar yang mempunyai sentral tandem/toll lebih dari satu.

Gambar 3.7 Jaringan Kombinasi

3.4 Bagian-bagian Pada Jaringan Kabel

Gambar dibawah ini memperlihatkan struktur jaringan kabel mulai dari rangka pembagi utama (RPU) sampai ke pesawat pelanggan atau yang disebut pula dengan jaringan kabel lokal (jarlok).

Gambar 3.8 Struktur Jaringan Kabel Lokal

Jaringan kabel lokal secara berurutan terdiri dari RPU, RK, KP, kotak terminal batas (KTB), soket dan pesawat pelanggan.

(43)

3.5 Fungsi Bagian-bagian Pada Jaringan Kabel 3.5.1 Rangka Pembagi Utama (RPU)

RPU biasanya diletakkan dibawah ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat atau pada ruangan di depan samping ruang sentral telepon untuk gedung STO yang tidak bertingkat.

Dibawah RPU terdapat ruang bawah tanah yang dipasang rangka besi (cable chamber), guna menempatkan kabel–kabel primer dari luar gedung sebelum di distribusikan ke RPU.

Fungsi RPU adalah :

1. Tempat penyambungan kabel primer dengan kabel sentral 2. Tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan

3. Fleksibel saluran

4. Tempat meletakkan pengaman jaringan (sekering dan arrester) Bentuk RPU :

1. Pada kantor telepon kecil (manual) biasanya berupa papan/lemari perkawatan 2. Pada kantor telepon sedang/besar berupa perangkat besi yang terdiri dari dua blok terminal vertikal dan blok terminal horizontal. Blok kantor telepon sedang / besar berupa perangkat besi yang terdiri dari dua blok terminal vertikal dan blok terminal horizontal. Blok terminal vertikal dipasang pada RPU disisi pelanggan dan merupakan tempat determinasikan kabel primer.

Blok terminal vertikal mempunyai beberapa kapasitas, yaitu : 1. Kapasitas 25 pasang urat kabel

(44)

3. Kapasitas 100 pasang urat kabel

Blok terminal horizontal dipasang pada RPU disisi sentral dan merupakan tempat dideterminasikannya kabel yang datang dari sentral. Blok terminal horizontal dan blok vertikal dihubungkan dengan menggunakan jumper – wire.

3.5.2 Rumah Kabel (RK)

Fungsi Rumah Kabel (RK) adalah :

1. Titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder

2. Tempat membagi kabel besar (primer) menjadi beberapa kabel kecil (sekunder)

3. Tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan

4. Tempat penjumperan antara terminal blok disisi primer dengan terminal blok disisi sekunder

Kapasitas RK yaitu :

Berkisar antara 800 – 2400 pasang atau lebih. Paling kecil berkapasitas 800 pasang artinya jumlah pasangan primer dan pasangan sekunder yang dapat dideterminasikan adalah 800 pasang.

3.5.3 Kotak Pembagi (KP)

Kotak pembagi (KP) merupakan terminal kabel untuk tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan saluran penanggal.

Fungsi KP :

1. Tempat penyambungan kabel sekunder dan saluran penanggal 2. Tempat pengetesan untuk melokalisasi gangguan

(45)

KP ditempatkan pada tiang, dinding, atau dibawah tanah. KP ditiang mempunyai kapasitas 10 pasang, 20 pasang atau lebih yang dipergunakan untuk mencatu pelanggan yang menyebar dengan menggunakan drop wire.

3.5.4 Kotak Terminal Batas (KTB)

Terminal ini merupakan tempat penyambungan antara kabel penganggal dengan kabel indoor. Biasanya ditempatkan pada dinding luar rumah pelanggan.

3.5.5 Soket

Soket merupakan terminal penyambung antara kabel indoor dengan atas pesawat pelanggan.

Fungsi soket :

1. Terminasi kabel indoor untuk penggunaan pesawat telepon secara paralel 2. Terminasi saluran telepon untuk penggunaan pesawat telepon lebih dari satu dalam satu gedung rumah

Soket tempel yang dipergunakan ada dua jenis yaitu soket tanam dan soket tempel. Saluran penganggal menggunakan kabel drop wire (DW) yang mempunyai kapasitas 1 saluran (1 pair) sampai dengan saluran (3 pair), tetapi Indonesia banyak dipergunakan kapasitas 1 saluran.

3.6 Posisi Pemasangan Jaringan Kabel

Dilihat dari posisi pemasangan jaringan kabel antara jaringan lokal dengan sentral telekomunikasi sebagai titik awalnya, jaringan telekomunikasi tersebut dapat dibedakan atas :

(46)

1. Jaringan Kabel Primer

Jaringan kabel primer berfungsi untuk menghubungkan RPU suatu sentral telekomuniksi dengan RK pada sistem catu tidak langsung dan dengan KP pada catu langsung.

Gambar 3.9 Jaringan Kabel Primer.

Biasanya jaringan kabel primer mempunyai kapasitas maksimum sebesar 2400 pasang dengan diameter urat 0,4 mm; 0,6 mm; 0,8 mm (FOAM SKIN CABLE) dan pemasangan kabel primer ada yang tanam langsung dan ada yang melalui pipa PVC yang dicor beton (system DUCT). Penanaman/tanda kabel diawali dengan huruf P diikuti angka P1, P2, P3 dan seterusnya.

2. Jaringan Kabel Sekunder

Jaringan kabel sekunder menghubungkan RK dengan KP (kotak pembagi). Jaringan kabel sekunder bisa dipasang diatas tanah dan dapat juga ditanam langsung bergantung pada kemungkinan perkembangan jumlah pelanggan yang akan dicatunya. Kapasitas maksimum jaringan kabel sekunder ini maksimum 200 pasang, dengan diameter urat bervariasi mulai dari 0,4 mm sampai 0,8 mm.

(47)

Penamaan tanda pengenal jaringan kabel sekunder ini diberi dengan kode S1, S2, S3 dan seterusnya, dimulai dari ujung urutan sekunder terpasang.

3. Jaringan Kabel Penanggal

Jaringan kabel penanggal disebut juga dengan saluran distribusi atau saluran penanggal. Ia berfungsi untuk menghubungkan KP atau TPAT (Titik Pembagi Atas Tanah) ke Terminal blok yang ada di rumah pelanggan. Dan dapat pula menyambungkan TPBT (Titik Pembagi Bawah Tanah) ke terminal blok yang ada di rumah pelanggan (sekarang tidak dipakai lagi). Jenis kabel yang dipakai untuk jaringan penanggal ini biasanya adalah drop wire, baik drop waire yang memakai penguat (penyangga) atau yang tidak memakai penguat. Drop wire dengan penguat adalah drop wire yang terbuat dari tembaga lunak dengan menggunakan tambahan kawat penggantung yang terbuat dari baja yang mempunyai daya tarik yang tinggi, disusun sejajar dengan kawat penghantar. Drop wire tanpa penguat adalah drop wire yang terbuat dari baja sepuh tembaga dan tanpa adanya tambahan kawat penggantung.

4. Jaringan Instalasi Rumah

Merupakan bagian kabel yang terletak antara terminal blok dan roset telepon di dalam rumah pelanggan. Pemasangan saluran rumah, direntangkan mulai dari terminal blok (TB)yang berada di teras rumah pelanggan sampai ke roset (titik sambung terakhir) ke pesawat telepon. Kabel yang digunakan untuk saluran rumah biasanya terdiri dari kawat tembaga berdiameter 0,6 mm diberi pembalut isolasi PVC setebal 0,2 mm. Kawat tembaga berisolasi tadi dibalut lagi dengan

(48)

PVC sehingga merupakan satu pasangan (pair) yang masing-masingnya menjadi penghantar (konduktor).

(49)

BAB IV

TEKNOLOGI SPEEDY

Teknologi informasi internet telah memperluas jangkauan komunikasi yang dilakukan manusia, yang perkembangannya semakin merambah sampai ke pelosok-pelosok kota. Dengan demikian komunikasi yang dilakukan melalui media internet dewasa ini sudah menjadi produk yang mudah dan murah diperoleh dengan semakin banyaknya didirikan warnet-warnet yang menjual jasa internet, seperti halnya wartel-wartel di serkitar kita. Internet merupakan hubungan komunikasi yang langsung, bebas tanpa hambatan dan tidak mengenal batas wilayah, dapat berlangsung kapan saja, sehingga semakin banyak anggota masyarakat yang mulai memanfaatkannya. Namun sebagian orang mungkin belum begitu paham bagaimana cara mengakses internet dan fasilitas apa saja yang disediakan oleh media informasi modern tersebut.

4.1 Cara Mengakses Internet

Menurut Samudra Prasetyo (Gematel Juni 1996) cara mengakses ke internet dapat dilakukan melalui tiga bentuk sambungan yaitu :

1. Melalui computer PC (pribadi) ke LAN (Local Area Network) yang mempunyai host yang tersabung ke internet.

2. Melalui PC ke host internet dengan menggunakan SLIP/PPP (Serial Line Internet Protocol/Point to Point Protocol).

(50)

Bentuk akses yang dilakukan melalui bentuk sambungan (1 dan (2 sering pula disebut dengan sambungan langsung, sedangkan bentuk sambungan (3 disebut sambungan tidak langsung.

4.1.1 Sambungan Melalui LAN

Bentuk sambungan ini termasuk salah satu sambungan langsung yang semua pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di internet secara maksimal, yaitu mulai dari fasilitas world wide web (www) sampai dengan surat elektronik (e-mail) yang paling sederhana. Syarat yang perlu dipenuhi untuk melakukan hubungan langsung melalui hubungan LAN ini harus ada jaringan kartu adaptor (NAC – network adaptor card) dan paket driver yang sering disebut dengan jalur data antarmuka yang terbuka (ODI – open data link interface). Disamping itu perlu pula disediakan protocol pengendali pengiriman (TCP – transfer control protocol) dan protocol internet (IP – internet protocol). TCP/IP ini merupakan sarana untuk dapat melewatkan data di dalam jaringan, dan ia menjadi satu-satunya cara untuk dapat menyambungkan computer kita dengan internet. Sambungan yang menggunakan cara pertama ini terlihat dalam bagan di bawah ini.

(51)

4.1.2 Sambungan Melalui SLIP/PPP

Disamping sambungan melalui LAN, kita juga dapat melakukan sambungan internet melalui SLIP/PPP, yang untuk hal ini diperlukan sebuah modem (modulator demodulator) TCP/IP, SLIP/PPP dan tentu saja bekerja sama dengan penyedia akses internet. Dengan adanya SLIP kita bisa melewatkan protocol TCP/IP melalui saluran telepon rumah dan modem. Metode yang lebih baru akses ini melalui PPP, sehingga dengan SLIP/PPP ini jaringan internet yang menggunakan TCP/IP dapat diperluas ke pengguna yang tidak tergabung melalui LAN, tetapi tersambung ke internet hanya dengan menggunakan modem dan saluran rumah biasa.

Dengan sambungan melalui SLIP/PPP ini seorang pengguna dapat mengakses informasi yang di internet secara optimal, cuma kecepatan akses ke internet amat bergantung pada kualitas dan jenis modem yang digunakan.

(52)

4.1.3 Sambungan Melalui On-line Service

Disamping dua metode yang sudah dibahas sebelumnya, ada lagi bentuk sambungan ke internet melalui online service, yang sambungan hampir sama dengan sambungan melalui SLIP/PPP, yaitu masih memerlukan modem, perangkat lunak untuk berhubungan dengan internet. Cuma menggunakan bentuk ketiga ini ada kelemahannya yaitu pengguna tidak dapat mengakses secara leluasa informasi yang ada di internet.

Gambar 4.3 Sambungan Melalui On-line Service

4.2 Koneksi Berkecepatan Tinggi

Pengguna internet semakin banyak peminatnya, walaupun sebagian besar mereka berkenalan dengan internet melalui warnet yang banyak bertebaran di seantero tempat, seperti layaknya wartel. Dengan demikian para pengguna internet dewasa ini sebenarnya tidak begitu mutlak harus mekmiliki PC sendiri, karena jasa internet seperti itu semakin mudah diperoleh.

Cuma berkomunikasi melalui internet yang ada di warnet-warnet yang banyak itu, kadang-kadang tidak begitu memuaskan pengguna. Hal ini dapat dipahami, karena

(53)

warnet yang ada itu merupakan milik bersama, dan difungsikan untuk menggaet pengguna sebanyak-banyaknya, yang kadang-kadang tanpa memperhatikan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. Kualitas yang kita maksudkan adalah disamping kenyamanan untuk berlama-lama mengutak-atik internet, juga kecepatan akses yang tidak sesuai dengan keinginan para pengguna. Tidak dapat dihindari lagi para pengguna internet akan memulai menuntut keberdaaan koneksi berkecepatan tinggi dalam hitungan Megabit perdetik. (Mbps). Dan meninggalkan kebiasaan mendownload dengan kecepatanm maksimum 65 kbps, yang didapat melalui modem dari dial up. Kebutuhan akan akses internet super cepat tersebut kini telah menjadi perhatian utama perusahaan telekomunikasi dan jaringan.

Cepatnya perkembangan teknologi dan konvergensi yang terjadi antara bidang telekomunikasi, teknologi informasi dan broadcast memungkinkan terwujudnya sebuah era informasi baru yang akan berdampak luas kepada kehidupan kita, yaitu era yang menggunakan teknologi broadband (pita lebar). Istilah braod band sendiri merupakan gambaran layanan digital dua arah dengan kecepatan minimal 1.5 Mbps pada salah satu arah transmisinya. Kecepatan tersebut tentu saja jauh lebih tinggi dari kecepatan 28.8 atau 56 kbps yang dimlikki modem dial up biasa.

4.3 Teknologi Broadband

Disamping tingkat kecepatan yang tinggi, dan gangguan kebisingan yang rendah, cara ini juga memerlukan kapasitas ruang lebih kecil dibanding dengan cara analog sehingga informasi yang tersedia bisa lebih banyak. Teknologi broadband sendiri memilki dua kategori, yaitu teknolgi satu arah dan dua arah.

(54)

Pada teknologi broadband satu arah, pengguna (end user) menerima informasi secara digital dengan kecepatan tinggi. Disini pengguna harus memanfaatkan media lain seperti modem analog atau saluran Telkom, jika ingin mengirimkan informasi. Salah satu penggunaan broadband satu arah ini adalah pengunaan teknologi satelit.

Sebaliknya, pada teknolgi dua arah informasi digital dikirim dan diterima dengan kecepatan yang sangat tinggi melalui medium yang sama. Teknolgi seperti biasanya membutuhkan sebuah infrastruktur yang memnggunakan kabel seperti kabel tembaga dalam percakapan telepon biasa. Yang sering disebut dengan digital subscriber line (DSL) maupun kabel serat optik yang mulai digunakan pada jaringan tv kabel.

Pada DSL data digital dikirim dengan kecepatan 144 kbps hingaa 1.5 Mbps melalui jaringan Telepon kawat tembaga terdedikasi (dedicatet telephone line). Kelemahan utama dari teknologi ini adalah keterbatasan jarak capai informasi.disini seorang pengguna harus berjarak 500 m dari sentral telepon untuk dapat menfaatkan layanan DSL. Disamping itu, untuk memberikan layanan tersebut jaringan telepon harus membuka saluran teleponya sehingga memungkinkan perusahaan pesaing lain untuk memanfaatkan jaringan telepon

Manfaat lebih lanjut dari teknologi broadband adalah berupa kemudahan dalam mengakses informasi atau menggunakan aplikasi penuh dengan video atau gambar secara interaktif, sambil menikmati program televisi biasa atau mevisualisasikan sebuah produk secara 3 dimensi. Kapasitas yang besar juga mmungkinkan pengguna memanfatkan layanan wireless demand. Namun pengembangan teknologi broadband ini juga memiliki tantangan profesi, waktu dari pihak pengelolanya.

(55)

Kecepatan maksimum yang ditawarkan sampai 1,5 Mbps kecepatan sebenarnya dapat bervariasi, bergantung pada berbagai factor seperti kepadatan trafik, kinerja dan konfigurasi computer pengguna, lokasi, server yang diakses, karakteristik kinerja jaringan computer yang digunakan, jumlah pengguna pada saat kecepatan server yang diakses, dan sebagainya. Disamping itu sebagai sebuah teknologi baru salah satu peluang paling umum dari para peminat teknologi tersebut adalah belum tersedianya jaringan broadband tersebut di daerah tempat tinggal mereka.

Teknologi broadband dua arah biasanya menggunakan kabel sebagai infrastrukturnya. Pengguna harus cukup sabar menuggu hingga infrastruktur itu selesai dipasang di wilayahnya. Karena itu kurangnya pemasyarakatan teknologi broadband juga merupakan salah satu kendala dalam mengembangkan teknologi ini

4.4 Teknologi Speedy

Dalam teknologi speedy cakupannya meliputi jaringan akses, dasar transmisi komunikasi data, modem yang digunakan dalam transmisi (baik modem dial up ataupun modem dedicated) dan juga teknologi x-DSL sebagai dasar dari teknologi speedy itu sendiri.

4.4.1 Jaringan Akses.

Dalam konfigurasi jaringan akses terdapat 4 macam jaringan berdasarkan pada sarana transmisinya yaitu diantaranya jaringan akses dengan sarana cable acces network, dengan sarana fiber optik, dengan sarana radio dan dengan sarana Hibrid Fiber Coaxial. Selain itu terdapat pula konfigurasi jarlokat (jaringan local akses tembaga) dimana di Indonesia jaringan ini dimulai dari titik MDF di dekat Central Telepon (STO) sampai pada titik akhir di Terminal pelanggan.

(56)

Insfratruktur digelar dari MDF – RK – DP – KTB – CPE. MDF = Main Distribution Frame.

RK = Rumah Kabel (Cabinet). DP = Distribution Point.

CPE = Customer Premises Equipment.

4.4.2 Dasar Transmisi Komunikasi Data

Dasar transmisi komunikasi data untuk menunjang teknologi speedy mempunyai beberapa metode pengiriman atau penerimaan data yaitu diantaranya half duplex, full duplex, transmisi serial, transmisi paralel, transmisi sinkron, transmisi asinkron, modulasi, demodulasi, asimetrik, simetrik, downstream dan upstream.

4.4.3 Modem

Modem merupakan perangkat hardware yang fungsinya juga fital dalam teknologi speedy. Dalam teknologi dikenal 2 macam modem yaitu modem dial up dan modem dedicated.

Perbedaan dari modem dial up dan modem dedicated adalah :

Modem Dial Up Modem Dedicated

Harus bergantian dengan telepon jika hendak dipakai.

Dapat bersamaan dipakai dengan telepon

“on”pada saat hendak dipakai “always on”

Men-dial nomor RAS (Remote Access Server)

Koneksi ke BRAS (broadband RAS) automatis

Contoh : telkomnet instan 0809 89999 Conoh : x-DSL (Speedy)

Tabel 4.1 Tabel perbedaan modem dial up dengan modem dedicated

(57)

Teknologi x-DSL (x- Digital Subscriber Line) merupakan teknologi modem (CT dan RT) untuk menyalurkan sinyal digital atau data kecepatan tinggi dengan media jaringan kabel tembaga (jarlokat).

“x” berarti type/jenis teknologi DSL, seperti : ADSL, VDSL, HDSL, dll.

Teknologi xDSL dapat membawa data (internet, transfer data dan video) dan suara bersamaan, dimana sinyal data dapat terhubung secara dedicated.

Macam-macam acces network Dari aspek media transmisi :

1. Berbasis jaringan kabel tembaga (jarlokat) 2. Berbasis kabel serat optik

3. Berbasis radio (wireless) Dari aspek bandwidth : 1. Narrow band

Sistem narrow band yang menyediakan layanan voice dan data dengan kecepatan rendah (≤ 64 Kbps).

2. Wide band

Sistem wide band yang menyediakan layanan voice dan data dengan kecepatan sedang (64 Kbps < bitrate < 2048 Kbps)

3. Broad band

Sistem broad band yang menyediakan layanan voice dan data dengan kecepatan tinggi (≥2,048 Mbps).

(58)

Teknologi x-DSL memang perlu dipertimbangkan hal ini dapat dilihat dari kondisi jaringan lokal akses tembaga sekarang ini yaitu jumlah jaringan akses tembaga sangat besar, sehingga ditinjau dari aspek ekonomi sangat menguntungkan untuk ditingkatkan atau dioptimalkan. Bandwidth transmisinya masih terbatas < 4 kHz untuk informasi suara dengan jarak 5 s/d 10 km. Sebagian besar hanya digunakan untuk komunikasi suara. Bandwidth 4 kHz yang digunakan adalah bandwidth tanpa modulasi, sehingga masih ada ”ruang” untuk meningkatkan kapasitas dengan menggunakan teknik modulasi tertentu. Hasil survey hanya sekitar 80% yang memenuhi syarat untuk menyalurkan layanan non POTS/Multi media. Dari kondisi ini teknologi x-DSL sangat cocok untuk diterapkan karena teknologi ini memerlukan media transmisi kabel tembaga untuk mengirim atau menerima data.

Teknologi x-DSL mampu membawa informasi suara dan data (termasuk gambar/video), untuk data dengan kecepatan bervariasi (128 Kbps s/d 8 Mbps). x-DSL menyediakan bandwidth frekuensi secara didicated (no-share bandwidth). Bandwidth frekuensi dengan tipe teknologi x-DSL tertentu dibagi 2 yaitu : 1. band frekuensi rendah (0 s/d 4 KHz) untuk menyalurkan suara (voice). 2. band frekuensi tinggi (38 s/d 1,1 MHz) untuk menyalurkan data.

Teknologi x-DSL sesuai untuk dipakai sebagai teknologi speedy hal ini dikarenakan oleh beberapa hal. Bila ditinjau dari aspek layanan dan operasional yaitu :

• Teknologi x-DSL mempunyai Bte Rate yang tinggi (asymetric dan symetric).

• Teknologi x-DSL dapat melayani multi media akses (suara, data dan video) secara simultan.

(59)

• Teknologi x-DSL memanfaatkan jaringan kabel tembaga (saluran telepon eksiting/yang telah terpasang).

• Teknologi x-DSL mudah dipasang dan langsung dapat dipakai

• Teknologi x-DSL mudah diinstalasi.

Selain beberapa alasan diatas mengapa perlu dipakai teknologi x-DSL sebagai teknologi speedy ada juga beberapa kelebihan dari teknologi x-DSL itu sendiri dibanding dengan teknologi lainnya. Kelebihan dari teknologi x-DSL ini yaitu :

• Menggunakan insfrastruktur (kabel pair) eksiting.

• Layanan dapat seketika diberikan kepada setiap pelanggan yang telah mempunyai sambungan telepon baik perumahan maupun bisnis/perkantoran.

• Tidak perlu mang-upgrade sentral seperti layanan ISDN, karena trafik DSL tidak masuk ke sentral.

• Layanan baru yang diberikan tidak mengganggu layanan telepon eksiting (ADSL).

• Mampu memberikan kanal akses digital kecepatan tinggi secara dedicated untuk setiap pelanggan (128 Kbps s/d 8 Mbps).

Tipe-tipe dari teknologi x-DSL ada 4 tipe yaitu diantaranya : 1. HDSL (High-bit rate Digital Subscriber Line).

2. ADSL (Asymmetrik Digital Subscriber Line). 3. IDSL (ISDN Digital Subscriber Line).

(60)

Type Transmisi Sifat

Pairs Jarak Max (km)

Downstream Upstream

ADSL -G.992.1 (G.dmt) Asymmetric 1 5,4 6 Mbps 640 Kbps ADSL lite -G.992.2 (G.lite) Asymmetric 1 5,4 1,5 Mbps 512 Kbps ADSL2 (ADSL2.dmt)-G.992.3 Asymmetric 1 6 8 Mbps 800 Kbps ADSL2+ -G.992.5 Asymmetric 1 3 16 Mbps 800 Kbps HDSL -G.991.1 Symmetric 1, 2, 3 3,6 2 Mbps 2 Mbps HDSL2 Symmetric 1 3,6 2 Mbps 2 Mbps SDSL Symmetric 1 6,5 2,3 Mbps 2,3 Mbps SHDSL -G.991.2 (G.shdsl) Symmetric 1, 2 6,5 192 Kbps – 2,32 Mbps 192 Kbps – 2,32 Mbps IDSL 1 5,5 144 Kbps 144 Kbps VDSL -G.993.1 (G.vdsl) Asymmetric/ Symmetric 1 1 52 Mbps 6 Mbps REDSL Asymmetric 1 6 1,5 Mbps 512 Kbps RADSL Asymmetric 1 5,4 7 Mbps 1 Mbps

Tabel 4.2 Tabel dari Teknologi Speedy

Sistem Pengiriman Arti Kecepatan Transfer Data

HDSL High Speed Digital Subcriber

Line

Simetris :

1,5 Mbps - 2 Mbps

SDSL Single Line Digital Subriber

Line

Simetris

2,3 Mbps ( max )

ADSL Asymetric Digital Subcriber

Line

Asimetris : 640 Kbps/6 Mbps

VDSL Very high speed Digital

Subcriber line

Asimetris :

1,5 Mbps/13Mbps

Simetris : 13 Mbps ( max )

Tabel 4.3 Sistem Transformasi Keluarga X-DSL

4.4.4.1 HDSL (High-bit rate Digital Subscriber Line)

HDSL (High-bit rate Digital Subscriber Line) merupakan teknologi aplikasi pada jaringan lokal tembaga untuk menyalurkan layanan E1 (2 Mbps). Kapasitas

Gambar

Gambar 2.3 Maskot PT. Telekominukasi Indonesia
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Unit Jaringan Akses Kandatel Semarang
Gambar 3.1 Jaringan Catu Langsung.
Gambar 3.3 Jaringan Lokal Catu Kombinasi
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

teregang. Hal ini disebabkan karena cairan irigasi yang menetes terus menurus, sedangkan aliran dibawah urine bag tidak lancar kita curigai adanya clots yang

SiARSi Supervisor Dasbor Log Sampling Renlak Kelas Terapi Tabel Renlak Zat Aktif Jenis Sediaan Halaman Statis Grup Pengguna Pengguna Operator Log Sampling... BALAI BESAR POM

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Bahwa untuk kelanjutan Program Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan oleh STIBA Makassar, perlu ditetapkan para Calon Mahasiswa Baru yang dinyatakan lulus

Sementara dalam hal disclosure, cost and benefit, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK SKPD

Untuk mengetahui apakah perilaku konsumsi tersebut berorientasi pada satisfying wants (pemuasan keinginan) atau meeting needs (pemenuhan kebutuhan), haruslah diketahui

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Selanjutnya, penulis menganalisis generic structures dari setiap teks monolog dalam buku “English In Focus” untuk Kelas VIII SMP/MTs Penerbit Pusat Perbukuan