• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Ikan memiliki manfaat yang besar bagi manusia, karena ikan memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Ikan memiliki manfaat yang besar bagi manusia, karena ikan memiliki"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Ikan memiliki manfaat yang besar bagi manusia, karena ikan memiliki kandungan omega 3. Kandungan dari Asam Lemak Omega 3 dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit. Bagi seseorang yang berusia produktif bantuan dari omega 3 dapat membantu mencegah berbagai penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang timbul sebagai proses penuaan atau usia. Dengan kemampuan mempertahankan suhu tubuhnya, sehinggga lemak tetap cair. Protein yang terkandung pada daging ikan terdiri dari serat protein yang lebih pendek dari protein daging sapi atau ayam sehingga lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh. Hal ini dapat memperlancar proses pencernaan. Sangat cocok untuk dikonsumsi oleh seseorang yang mengalami masalah pencernaan atau yang berada pada program pengaturan pola makan (diet) bahkan untuk anak remaja dengan pertumbuhan hormon yang sangat cepat.

Selain itu kandungan protein dapat merangsang pertumbuhan sel otak bagi perkembangan otak remaja untuk membentuk karakter yang menuntun mereka di masa dewasa yang akan datang. Kandungan protein pada ikan bertindak untuk merangsang pertumbuhan sel-sel otak pada remaja yang disebut dengan taurine. Asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh. Selain itu juga

(2)

berguna untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengatur perkembangan hormon yang belum stabil bagi remaja. Kandungan asam lemak tak jenuh dapat menyimpan tingkat kolesterol di dalam darah dan bantuan dari asam lemak omega 3(EPA dan DHA) dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Hal ini tentu saja juga sangat bermanfaat bagi remaja yang menderita masalah kulit terutama pada remaja perempuan seperti jerawat yang berlebihan di wajah bahkan tidak stabilnya perkembangan lemak di tubuh.

Ikan juga merupakan sumber vitamin dan mineral. Kandungan vitamin yang terdapat pada ikan dapat menjaga kesehatan mata. Selain itu kandungan vitamin D sangat berperan dalam pertumbuhan dan menjaga kekuatan tulang. Kandungan vitamin yang tidak kalah penting adalah vitamin B kompleks pada ikan yang menguntungkan, diantaranya:

1) Untuk menghasilkan energi 2) Mencegah migrain

3) Mengurangi depresi

4) Membantu sistem saraf dan metabolisme 5) Mengurangi alergi dan kelelahan

6) Membantu dalam pembentukan dan pengendalian hormon

7) Membantu pembentukan sel darah merah dan mengurangi hipertensi dan asma

8) Mencegah anemia (bagi remaja perempuan terutama di saat haid) membantu pembentukan hemoglobin dan sel darah merah, serta berbagai manfaat lain dari vitamin B kompleks

(3)

Beberapa mineral yang terkandung di dalam ikan dapat membantu menjaga kesehatan. Zat besi dapat mencegah anemia sedangkan kandungan yodium dapat mencegah penyakit gondok dan membantu pertumbuhan remaja serta meningkatkan kecerdasannya. Kandungan selenium dapat membantu metabolisme tubuh, sebagai anti-oksidan, dan mencegah penyakit degeneratif. Selenium dengan Vitamin E dapat membantu elastisitas jaringan tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya „penuaan prematur‟ yaitu suatu kondisi di mana seseorang terlihat lebih tua dari usianya. Sedangkan kandungan seng dapat membantu pembentukan enzim dan hormon dalam tubuh. Adapun manfaat Fluor berfungsi untuk memperkuat dan menyehatkan gigi.

Namun, dibalik manfaat dari ikan itu semua, masih banyaknya fakta yang mengatakan bahwa selera konsumsi dan apresiasi masyarakat terutama pada remaja Kota Surakarta terhadap ikan ternyata masih rendah. Ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan sosialisasi terhadap manfaat ikan yang sebenarnya dan dengan jelas dipaparkan, baik melalui media cetak, televisi bahkan sampai ke teknologi tercanggih dan tercepat pada saat ini yaitu internet. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia terutama remaja Kota Surakarta merupakan penghambat akan pemahaman banyaknya manfaat ikan. Sangatlah jarang remaja tertarik terhadap pengolahan pengetahuan lingkungan sekitar, mereka cenderung lebih tertarik terhadap kecanggihan teknologi dan budaya-budaya baru yang berdatangan di era yang serba cepat untuk diakses dan sedang nge-trend.

Seperti halnya yang mereka konsumsi, remaja pada saat ini lebih memilih makanan yang dianggap keren (fastfood/cepat saji, misalnya), enak di lidah,

(4)

dengan harga terjangkau dan sedang trend tanpa mengetahui efek dibalik makanan yang mereka konsumsi. Gempuran sistem industri yang serba cepat menciptakan pasar modern dan tempat-tempat makan modern yang menghadirkan makanan cepat saji dengan cara penyimpanan dan pengolahan yang kurang baik karena cenderung menggunakan bahan-bahan yang belum tentu aman untuk dkonsumsi. Dugaan sementara, rendahnya tingkat konsumsi ikan di Kota Surakarta hanya karena soal selera/pola konsumsi. Sebagai penduduk yang tinggal jauh dari laut, kemungkinan tidak begitu suka makan makanan hasil laut. Di tambah lagi bau amis dari daging ikan yang menurunkan selera makan bagi masyarakat Surakarta, terutama para remajanya. Kurangnya cara atau variasi dalam pengolahan sumber makanan ikan memberikan efek kurang menarik minat konsumsi baik remaja maupun masyarakat Surakarta. Pengolahan yang monoton biasanya hanya digoreng dan dibakar kemudian disajikan dengan nasi hangat dan sambel lalap atau bahkan melalui proses pengalengan makanan yang belum tentu itu menyehatkan, membuat masyarakat bosan terhadap cita rasa ikan itu sendiri dibalik kekayaan manfaatnya.

Jauhnya jarak Kota Surakarta terhadap daerah pesisir pantai yang merupakan sumber penghasilan ikan laut berlimpah, membuat ikan laut menjadi tidaklah terlalu segar ketika sudah berada di tangan konsumen. Sedikitnya pengetahuan tentang cara penyimpanan daging ikan laut yang benar agar segar lebih lama, membuat para distributor mengambil alih jalan pintas menggunakan pengawet bahan-bahan kimia agar ikan laut yang dijual tetap terlihat segar meskipun sudah tidak layak makan. Ditambah lagi dengan naiknya harga bahan

(5)

bakar bensin secara berkala merupakan faktor utama dalam sistem ekonomi yaitu mobilitas distributor yang menyebabkan ikut naiknya harga ikan laut. Hal ini menyebabkan sebagian besar penduduk Kota Surakarta enggan membeli ikan laut untuk konsumsi sehari-hari. Mereka justru lebih memilih mengkonsumsi ikan air tawar seperti bandeng, lele, bandeng presto yang lebih terjangkau harganya dan mudah didapatkan walaupun kualitas daging dan kandungan gizinya tidak sama dengan ikan laut segar.

Dinas Pertanian Surakarta mencatat, rata-rata masyarakat Surakarta hanya makan 3,8 kilogram ikan per setahun. Dikatakan oleh Kepala Dinas Pertanian Surakarta, Dra. Wenny Ekayanti, M.M yang sekaligus salah satu anggota Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Laut (FORIKAN) Surakarta, bahwa konsumsi ikan laut di Kota Surakarta masih sangat rendah. Sebab angka konsumsi ikan di Jawa Tengah telah mencapai angka 16 kilogram per orang per tahun. Target Kementerian Kelautan dan Perikanan lebih tinggi lagi, diharapkan angka konsumsi ikan laut per kapita bisa mencapai 31,64 kilogram per orang per tahun. Diharapkannya pembentukan „FORIKAN‟ dapat meningkatkan angka konsumsi ikan masyarakat Kota Surakarta khususnya remaja Kota Surakarta. Paling tidak angkanya tidak terlalu jauh dengan rata-rata di Jawa Tengah. Keberadaan FORIKAN untuk mensosialisasikan manfaat konsumsi ikan laut kepada masyarakat, sosialisasi cara penyimpanan ikan yang benar, dan cara pengolahan bahan makanan ikan yang masih segar agar sesuai dengan lidah masyarakat Kota Surakarta terutama remaja Kota Surakarta.

(6)

Walikota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo meminta „FORIKAN‟ segera bergerak untuk meningkatkan konsumsi ikan. Walikota meminta „FORIKAN‟ melakukan riset tentang penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan laut di Kota Surakarta, dengan mengadakan angket yang disebarkan di kelurahan dan kecamatan, soal konsumsi ikan laut di masyarakat. Selain itu bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi ikan laut. Forum dapat memanfaatkan mobil ATI (Alih Teknologi Pengolahan Ikan Laut) bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk melakukan sosialisasi. Misalnya sosialisasi cara mengolah ikan yang benar dan memberikan informasi jenis ikan apa saja yang bisa dikonsumsi baik ikan laut maupun ikan air tawar.

„„Gemarikan‟‟ (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 April 2014 oleh Presiden Republik Indonesia ke-5 Megawati Soekarno Putri. „„Gemarikan‟‟ merupakan salah satu gerakan nasional bentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP) untuk menyebarluaskan informasi dan penguatan edukasi kepada masyarakat luas tentang ikan dan manfaatnya bagi kesehatan, kekuatan, dan kecerdasan melalui berbagai kegiatan promosi, safari, pemberian makanan tambahan berbahan baku ikan (PMTAS), ceramah/seminar/simposium manfaat makan ikan, penyebarluasan materi promosi, keikutsertaan pada pameran, iklan layanan masyarakat, talkshow serta lomba masak serba ikan.

„„Gemarikan‟‟ yang dilaksanakan secara terus menerus dan

berkesinambungan dengan melibatkan seluruh komponen bangsa (seperti instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/kota, swasta, LSM,

(7)

asosiasi, lembaga profesional, lembaga/organisasi kemasyarakatan, lembaga keagamaan dan pelaku usaha).

Ruang lingkup „Gemarikan‟ adalah „Gemarikan‟ dilaksanakan di provinsi, kabupaten/kota diseluruh Indonesia, terutama pada daerah pedesaan dan perkotaan dengan tingkat konsumsi ikan rendah dan daerah dengan kasus gizi buruk atau rawan pangan serta daerah khusus sesuai kepentingan dengan target massa seluruh unsur masyarakat seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah, LSM, DPR dan lembaga/organisasi kemasyarakatan lainnya. Dengan adanya program „Gemarikan‟ diharapkan masyarakat Indonesia akan memperoleh asupan nutrisi dari sumber pangan ikan yang kaya gizi, menguatkan, menyehatkan dan mencerdaskan. Disamping itu, diharapkan pula dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasaran hasil perikanan melalui peningkatan rata-rata konsumsi ikan.

Kampanye „Gemarikan‟ pernah dilakukan di Kota Surakarta diantaranya: pemberian menu tambahan kepada anak-anak SD sejumlah 400 anak SD berupa menu berbahan ikan, memperkenalkan produk unggulan dari PIH Balekambang dan Resto berupa : ikan crispy, dengan rasa yang enak, penampilan yang menarik dan kandungan gizi yang sehat, edukasi tentang pentingnya dan manfaat makan ikan laut, memancing ikan bersama, lomba cipta menu ikan laut oleh PKK, pameran produk olahan ikan laut oleh UKM di Surakarta, dan demo mobil ATI (Alih Teknologi Pengolahan Ikan Laut) oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

(8)

Capaian program „Gemarikan‟ di Kota Surakarta terbilang masih jauh dari apa yang diharapkan. Sosialisasi hanya merupakan salah satu solusi dari satu permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kota Surakarta, karena permasalahan utama yang dihadapi dalam konsumsi makan ikan di Kota Surakarta adalah :

a. Harga beli ikan yang (dianggap) relatif masih mahal, b. Ketersediaan ikan segar di Kota Surakarta sangat minim, c. Kurangnya titik distribusi/penjualan ikan,

d. Kurangnya edukasi kepada masyarakat tentang manfaat ikan, dan e. Kurangnya variasi olahan makanan berbahan dasar ikan

Penulis mempunyai gagasan untuk menamai Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) ini dengan tagline “Makan Ikan Menjadikan Sehat dan Cerdas”untuk lebih menarik minat remaja Kota Surakarta yang lebih aware pada hal-hal yang disampaikan dalam kampanye yang berbentuk event ini. Dengan harapan, kampanye ini tidak hanya akan dikenal secara nasional tetapi bahkan secara internasioanl. Melalui perancangan kampanye ini diharapkan memperoleh respon dan kerja sama positif dari masyarakat domestik sekitar Kota Surakarta maupun di luar Kota Surakarta, terutama dari yayasan-yayasan nasional dan internasional. Bagi tujuan mengembangkan pola pikir (mindset) dan kepedulian masyarakat terhadap perilaku hidup sehat khusunya dari Program Kampanye Pemerintah Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan di Kota Surakarta. Sehingga nantinya akan memberikan dampak positif dari segi sosial, kesehatan maupun lingkungan.

(9)

Oleh karena itu, bentuk kontribusi yang dapat diberikan bidang desain komunikasi visual adalah dalam perumusan strategi komunikasi yang efektif dan kreatif untuk masyarakat Kota Surakarta terutama remaja Kota Surakarta dan selanjutnya dapat diaplikasikan melalui beberapa media campaign dan activation agar dapat diterima target audiens.

Perancangan karya Tugas Akhir ini difokuskan pada perancangan Strategi Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan melalui event dan perancangan media cetak (Print Ad). Keberhasilan program kampanye terletak pada strategi kampanye, perancangan media dan media plecement, dan kemampuan pesan untuk diterima audiens.

B. Batasan Masalah

1. Budaya konsumsi ikan masih belum tersosialisasi dan menjadi gaya hidup remaja Kota Surakarta. Untuk itu, perlu disusun suatu strategi kampanye gemar makan ikan yang efektif dan kreatif bagi mereka.

2. Remaja Kota Surakarta lebih aware pada media yang modern dan pesan-pesan yang disampaikan secara menarik dengan ilustrasi yang dinamis dan

eye catching. Untuk itu, perlu dirancang media-media komunikasi modern

yang menggunakan bahasa menarik dan bisa diterima sebagai bahasa komunikasinya.

3. Program kampanye ini akan menjadi program dukungan bagi program „Gemarikan‟ dan „Forikan‟ dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dinas Perikanan Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas Pertanian Kota Surakarta

(10)

melalui Brand Activation dalam bentuk Event bagi remaja di Kota Surakarta.

C. Rumusan Masalah

Pokok-pokok permasalahan yang didapat dalam perancangan ini adalah: 1. Bagaimana merancang strategi kampanye gerakan memasyarakatkan makan

ikan (gemarikan) pada remaja di Kota Surakarta?

2. Bagaimana perancangan strategi kreatif dalam perancangan kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) ini agar mampu menyampaikan pesan secara efektif dan efisien kepada remaja di Kota Surakarta?

3. Bagaimana merancang media desain komunikasi visual dalam perancangan kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) yang bisa diterima olehremaja di Kota Surakarta?

D. Tujuan Perancangan

1. Merancang strategi kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) pada remaja di Kota Surakarta.

2. Merancang strategi kreatif dalam perancangan kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) ini agar mampu menyampaikan pesan secara efektif dan efisien kepada remaja di Kota Surakarta.

(11)

3. Merancang media desain komunikasi visual dalam perancangan kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) yang bisa diterima oleh remaja di Kota Surakarta?

E. Target Audiens

Yang berpotensi untuk dapat dijadikan target audiens adalah : 1. Target audiens primer

Yang menjadi target audiens primer dalam Perancangan Kampanye Pola Konsumsi Ikan Laut Pada Remaja di Kota Surakarta adalah remaja Kota Surakarta secara keseluruhan. Segmentasi, meliputi :

1) Geografis

Secara geografis, target audiens primer dari perancangan kampanye ini adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan mahasiswa di Perguruan Tinggi.

2) Demografis

a. Usia : 15-25 tahun

b. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

c. Pendidikan : SMA-Sarjana

d. Sosial Ekonomi : Kelas Menegah dan Atas (A dan B) 3) Psikografis

a. Yaitu remaja usia sekolah yang masih mudah untuk mengafal dan mengingat segala sesuatu yang diajarkan pada mereka.

(12)

b. Remaja usia sekolah yang memiliki bakat untuk mengembangkan segala sesuatu yang mereka punya dan memiliki rasa kesadaran untuk memelihara kesehatan diri mereka sendiri terkait dengan apa yang mereka konsumsi.

2. Target Audiens Sekunder

Yang menjadi target audiens sekunder dalam kampanye ini adalah masyrakat umum Kota Surakarta, segmentasi meliputi :

1) Geografis

Secara geografis, mencakup ruang lingkup masyrakat yang berada di Wilayah Surakarta sendiri maupun Eks. Karesidenan Surakarta.

2) Demografis

a. Usia : 25 tahun ke atas

b. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

c. Pendidikan : Umum

d. Sosial Ekonomi : semua kalangan 3) Psikografis

a. Masyarakat yang berpotensi sadar akan kesehatan tubuh melalui apa yang dikonsumsi.

b. Masyarakat yang terbuka (aware) pada media edukasi secara kreatif.

3. Sasaran Pasar

Sasaran pasar adalah masyarakat yang menjadi tujuan dari kampanye ini. Sasaran dari pembuatan kampanye ini difokuskan kepada :

(13)

1) Generasi usia sekolah, karena diharapkan Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) Pada Remaja di Kota Surakarta dapat diketahui oleh seluruh tingkat remaja berpendidikan di Kota Surakarta. Dilihat dari segi umur mereka yang memiliki usia sekolah, lebih cepat menangkap dan menyebar informasi yang sedang menjadi trend.

2) Usia dewasa diharapkan dapat benar-benar mengerti manfaat ikan laut bagi kesehatan tubuh diri sendiri maupun orang lain terutama keluarga sehingga dapat mengerti apa yang hendak dicapai oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk kebaikan masyarakat Kota Surakarta dan dapat menurunkannya ke generasi yang lebih muda menjadi pola konsumsi yang lebih baik.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode penelitian Kualitatif, yaitu melalui pengamatan dan mendiskripsikan hasil pengamatan penulis.

2. Lokasi dan Waktu Peneliti

Penelitian ini akan dilakukan dengan lokasi di seluruh wilayah Kota Surakarta dengan total 5 Kecamatan dan 51 Kelurahan dalam bulan Maret 2015.

(14)

Sumber data yang dapat dijadikan fokus, antara lain : (1) dokumentasi; (2) rekaman arsip; (3) wawancara; (4) Focus Discussion Group / FGD; (5) observasi langsung; (6) observasi partisipan; dan (7) perangkat fisik.

4. Teknik Sampling

Dengan teknik purposive sampling dipilih informan kunci yaitu Dinas Pertanian Kota Surakarta, Kecamatan, Kelurahan, pasar ikan higienis/PIH, siswa SMA, dan mahasiswa Perguruan Tinggi yang dianggap memahami dan dapat menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dan target yang hendak disasar. Sampel akan berkembang dengan teknik snowball

sampling.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara (interview), Observasi (pengamatan), dan Dokumentasi.

1. Wawancara dilakukan dengan tiga teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur, tidak terstruktur, dan wawancara mendalam untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dari informan kunci maupun obyek lainnya secara face

to face (temu muka) menurut waktu yang disepakati. Semua pertanyaan

sifatnya open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi.

2. Observasi dilakukan pada tempat atau lokasi, kegiatan sumber data, dan rekaman gambar; secara berstruktur dan tidak berstruktur.

3. Dokumentasi/arsip merupakan sumber data yang memiliki arti penting dalam penelitian. Dokumen yang akan diteliti meliputi data stakeholder,

(15)

peraturan, kebijakan, dll yang mendukung kebutuhan data dalam aktivitas penelitian.

Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi teknik, yang berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

6. Validitas Data

Validitas data dilakukan dengan teknik Trianggulasi Data dan Trianggulasi Teori

1. Trianggulasi Data mengarahkan agar dalam proses pengumpulan data bisa digunakan beragam sumber data yang berbeda-beda yang tersedia; artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari berbagai sumber data yang berbeda. Teknik ini dimungkinkan, karena semua narasumber memahami bidang kegiatan dan tanggungjawabnya. Data, informasi, dan dokumen yang didapatkan dari masing-masing narasumber menjadi lengkap dan diyakini kebenarannya karena berasal dari

key informant yang kompeten di bidang masing-masing.

2. Trianggulasi Teori memungkinkan melihat berbagai perspektif teori untuk memperoleh pandangan yang lebih lengkap, sehingga dalam analisa akan diperoleh makna yang lebih dalam.

7. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah diruliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dsb.

(16)

Konsep analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen 1982 dalam Moleong 2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Bagan 1

Skema Model Analisis Interaktif Miles & Huberman (Sutopo 2006:120)

Referensi

Dokumen terkait

Apabila mahasiswa berhalangan hadir HARUS menghadap dan membuat surat ijin tertulis yang ditujukan kepada penanggung jawab pendidikan profesi dan dikumpulkan di

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

Selain dibutuhkannya kerja sama yang baik antar anggota tim, dibutuhkan juga komunikasi yang efektif, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan masing–masing tugas

Kesalahan penggunaan frasa dalam pengumuman-pengumuman untuk mahasiswa yang ditempel pada papan pengumuman di lingkungan STKIP Santu Paulus Ruteng berjumlah empat

Setelah itu, aku tidak melanjutkan pertanyaan lagi, khawatir perempuan ini meneteskan air mata, dan penumpang lain di mobil ini terusik dan menganggap aku

Megah Bangun Baja Semesta Jakarta dapat dilihat dari hasil kerja yang dihasilkan sudah efektif, pekerjaan yang dihasilkan sudah sesuai dengan target yang ditetapkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara ukuran kursi dengan anthropometri tenaga kerja wanita bagian mesin cucuk di PT Iskandar Indah Printing Textile

Sementara bila guru SLB mendapatkan derajat PWB yang rendah, maka perilakunya adalah kecewa dengan diri sendiri, kurang mampu menjalin hubungan yang hangat dan penuh