1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang serba modern ini, perkembangan teknologi digital semakin maju dengan begitu pesat. Hampir meliputi sebagian besar bidang kehidupan seperti pemerintahan, pendidikan, industri, telekomunikasi, dan penyiaran. Teknologi digital banyak dijadikan sebagai alat yang dapat membantu sekaligus mempermudah dalam proses pengolahan data dan pengajaran mengenai suatu informasi dengan tepat, cepat, dan akurat.
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk mayoritas beragama Islam. Agama Islam diturunkan Allah SWT kebumi melalui Nabi Muhammad SAW yang bertugas mendidik dzahir manusia, membebaskan diri manusia dari hawa nafsu dan mensucikan jiwa manusia. Islam itu sendiri berasal dari kata dasar Aslama yang berarti “tunduk patuh” mempunyai makna tunduk patuh berserah diri istislam dalam segala urusan kehidupan kepada kehendak atau ketentuan sang Maha Pencipta ALLAH SWT. Bentuk kepatuhan manusia kepada Allah SWT adalah ibadah. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya, salah satunya ibadah haji dan umrah. Ibadah haji dan umrah merupakan rukun islam kelima yang wajib dilaksanakan (jika mampu) setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa.
Menurut T.A. Lathief Rousydiy (1994:2) menyatakan bahwa ibadah haji adalah mengunjungi Makkah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sa‟i, wukuf di Arafah dan serangkaian ibadah lainnya dalam rangka memenuhi titah perintah Allah dan karena mengharap keridhaan-Nya. Menunaikan ibadah haji dan umrah adalah hal yang paling diimpikan oleh kaum muslimin. Hal itu terbukti dengan meningkatnya jumlah daftar tunggu calon jamaah haji dan umrah dari tahun ke tahun baik melalui badan resmi Kementerian Agama maupun jasa penyelenggara ibadah haji dan umrah berijin lainnya. Banyaknya peminat muslim yang ingin berangkat menunaikan ibadah haji dan umrah menimbulkan beberapa masalah. Hal ini membuat pihak penyelenggara ibadah haji dan umrah menjadi kesulitan.
2
Saat ini dasar hukum pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji
berdasarkan pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji. Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 berisi, mengatur mengenai rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji. Adapun tujuan Penyelenggaraan ibadah haji yaitu untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas, dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.
Namun pada prakteknya, Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 belum sepenuhnya dapat menjawab tuntutan dan harapan masyarakat dalam terselenggaranya ibadah haji secara professional, sehingga penyelenggaraan ibadah haji menjadi permasalahan kompleks yang dihadapi Pemerintah setiap tahunnya. Dalam UU Nomor 13 Tahun 2008 juga belum mengatur mengenai penyelenggaraan ibadah umrah, padahal saat ini ibadah umrah menjadi semakin diminati oleh masyarakat yang beragama islam seiring semakin panjangnya daftar tunggu haji.
Fenomena yang terjadi saat ini maraknya calon jamaah yang menjadi korban penipuan dikarenakan munculnya biro perjalanan penyelenggara haji dan umrah (travel) illegal. Selain itu, masih banyak masalah yang harus dibenahi seperti: pendaftaran, pembinaan, pelayanan, dan perlindungan/keamanan,jamaah terlantar, kelaparan, masalah perkemahan atau pemondokan, transportasi, dan catering, keterlambatan biro perjalanan mengurus barcode visa di Saudi, Kartu kuning (suntikan meningitis) palsu, masyarakat tidak mau melaporkan biro bermasalah karena malu, kurangnya informasi dan pemberitaan di media cetak & elektronik tentang Haji dan Umrah. Melihat banyaknya permasalahan diatas, sudah selayaknya ada jalan keluar bagi permasalahan haji dan umrah di Indonesia. Dalam hal ini ketegasan pemerintah atau produk hukum terkait perlu diaplikasikan secara ketat, selain perlunya petunjuk teknis pelaksanaan atau yang sekarang ini lebih dikenal dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) oleh instansi terkait yang membidangi permasalahan haji, instansi hukum dan
3
perundang undangan tentang bidang hukum atau keputusan yang memberikan kejelasan tentang teknis lebih lanjut pelaksanaan Haji dan Umrah oleh pihak swasta.
Untuk mempermudah calon jamaah haji dan umrah di tanah suci, kini Kementerian Agama telah mengembangkan sebuah aplikasi yang dioperasikan menggunakan ponsel pintar atau smartphone dan diberinama "HAJI PINTAR". Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis melalui Google Play Store sejak 31 Juli 2015. Aplikasi „Haji Pintar„diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk menyelesaikan sedikit dari sekian banyak masalah yang ada. Aplikasi ini berisi panduan dan informasi dalam melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Selain itu terdapat juga informasi daftar nama penyelenggara ibadah haji berijin,informasi pemondokan di Madinah dan Makkah serta lokasi tenda maktab, Informasi jadwal keberangkatan dan kepulangan, Informasi bus shalawat selama di Makkah, Informasi pelayanan catering, dan informasi lainnya. Aplikasi tersebut merupakan bagian dari digitialisasi dalam meningkatkan pelayanan haji mengikuti perkembangan zaman. Meskipun demikian, Kementerian Agama tetap terbuka untuk membantu jamaah haji dan umrah selain lewat aplikasi Android dan laman Kementerian Agama. Dengan kata lain, tidak ada penurunan kualitas pelayanan haji secara langsung dari pemerintah.
Namun, kurangnya sosialisasi pihak terkait kepada masyarakat atau calon jamaah haji dan umrah mengenai keberadaan dan fungsi aplikasi „Haji Pintar‟, sehingga tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui dan menggunakan aplikasi tersebut. Untuk itu, dibutuhkan suatu perancangan kampanye sebagai sarana sosialisasi yang baik kepada masyarakat atau calon jamaah haji dan umrah agar dapat memaksimalkan manfaat dari aplikasi ini dan diharapkan jamaah haji pun bisa merasa lebih nyaman, fokus, dan khusuk dalam menjalankan ibadahnya.
4 1.2 Permasalahan
Dengan melihat latar belakang permasalahan diatas, penulis akan mengajukan identifikasi dan rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Identifikasi Masalah
1. Meningkatnya jumlah daftar tunggu calon jemaah haji dan umrah setiap tahunnya. Sementara pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah dirasakan masih belum optimal oleh masyarakat khususnya calon jemaah haji dan umrah sehingga menimbulkan banyak masalah yang dihadapi. Untuk itu pemerintah dalam hal ini (meningkatkan pelayanan) Kementerian Agama RI ingin memperkenalkan Aplikasi Haji Pintar untuk membantu dan memudahkan masyarakat dalam mencari informasi mengenai penyelenggaraan haji dan umrah.
2. Masih banyaknya masyarakat atau calon jamaah haji dan umrah yang belum mengetahui aplikasi „Haji Pintar‟ untuk membantu dan
memudahkan masyarakat dalam mencari informasi mengenai
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat strategi kampanye yang dapat menginformasikan keberadaan dan fungsi aplikasi „Haji Pintar‟ kepada masyarakat atau calon jamaah haji dan umrah agar dapat digunakan secara maksimal? 2. Media komunikasi apakah yang tepat untuk menentukan dan merancang
kampanye dalam memperkenalkan aplikasi „Haji Pintar‟ yang baru saja diluncurkan oleh Kementerian Agama kepada masyarakat atau calon jamaah haji dan umrah?
1.3 Ruang Lingkup
Agar masalah tidak meluas, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:
1. Apa
5
2. Bagaimana
Perancangan kampanye ini difokuskan untuk mensosialisasikan tentang keberadaan dan fungsi dari aplikasi „Haji Pintar‟ pada masyarakat khususnya calon jamaah haji dan umrah, dengan memperkenalkan dan menginformasikan tata cara menggunakan aplikasi baru tersebut, sehingga dapat mengurangi masalahdan dapat dimanfaatkan secara maksimal. 3. Siapa
Target audiensnya adalah Pria dan wanita berumur 25-50 tahun (dewasa) yang akan menjadi calon jamaah haji dan umrah.
Target market adalah semua kalangan, masyarakat sekitar hingga masyarakat luas, agar target dapat membekali pengetahuannya jika ingin mendaftar haji dan umrah.
Dasar psikografis : ingin fokus beribadah dengan nyaman dan khusuk. Demografis : Jakarta
4. Dimana
Penelitian akan dilakukan di kota Jakarta saat target yang disasar kurang mengetahui informasi dari aplikasi tersebut. Pengambilan sampel secara acak dilakukan di tempat-tempat ibadah umat Islam, bandara, asrama haji, biro perjalanan haji dan umrah,dan KUA.
5. Kapan
Permasalahan haji dan umrah dimulai sejak tahun 2008. Dimana saat itu peminat yang akan berangkat haji semakin banyak, sementara kuota yang ditetapkan oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi tidak pernah bertambah bahkan semakin berkurang karena adanya renovasi Masjidil Haram dan fasilitas pendukung lainnya. Khususnya akomodasi sebagai tempat tinggal para jamaah haji dan umrah selama berada di tanah suci.
Dengan terjadinya pengurangan kuota jamaah yang diberikan kepada pemerintah Indonesia sampai saat ini, maka antrian calon jamaah haji makin bertambah. Dengan demikian, banyak kaum muslimin Indonesia yang tidak sabar untuk menunggu kapan keberangkatan hajinya, maka mengalihkan niatnya untuk melaksanakan umrah sambil menunggu tibanya jadwal keberangkatan haji, maka bertambah pula lah jumlah calon
6
peminat jamaah umrah yang berniat untuk menjalankan ibadah umrah. Disinilah muncul persoalan haji dan umrah sebagaimana yang ramai diberitakan akhir-akhir ini baik melalui media cetak maupun media
elektronik. Misalnya seperti munculnya oknum-oknum yang
memanfaatkan peluang untuk mencari keuntungan pribadi dengan melakukan penipuan kepada calon jamaah haji dan umrah.
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi kampanye yang tepat untuk memperkenalkan adanya aplikasi „Haji Pintar‟ yang telah di buat oleh Kementerian Agama kepada masyarakat atau calon jamaah haji dan umrah.
2. Merancang media kampanye yang efektif untuk menyampaikan pesan mengenai keberadaan dan fungsi yang dimiliki aplikasi „Haji Pintar‟.
1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Bagi Masyarakat Umum
Memberikan informasi pada masyarakat luas mengenai aplikasi baru „Haji Pintar‟ agar dapat mengenal dan menggunakan aplikasi tersebut dan dapat membantu dan menjadi panduan selama berada ditanah suci, sehingga jamaah pun bisa fokus beribadah.
1.5.2 Bagi Akademis
Bertujuan untuk memperkaya Ilmu dalam dunia Desain Komunikasi Visual sehingga dapat memberikan contoh dan referensi bagi pelaku penelitian sejenis serta mengasah kemampuan untuk menemukan solusi yang tepat bagi permasalahan yang dikaji.
1.5.3 Bagi penulis
Untuk penulis sendiri perancangan karya akan menambah wawasan dan pengalaman dalam menciptakan ide dan karya baru untuk lebih baik lagi. Oleh karena itu, dalam perancangan ini diharapkan dapat menjadi bekal informasi untuk diri sendiri, jika suatu saat bekerja dibidang DKV yang berhubungan dengan haji dan umrah.
7 1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Yang Digunakan
Agar dapat membuat sebuah perancangan yang tepat, dibutuhkan sumber data-data mengenai bagian yang terkait secara keseluruhan. Untuk itu dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial atau alam secara sistematis, faktual, dan akurat yang bersifat kualitatif guna mendapatkan data yang terkumpul menjadi data yang teratur dan lebih mendalam.
1.6.2 Cara Pengumpulan Data 1. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari data-data yang dikumpulkan dari buku-buku, artikel, internet, penulisan karya ilmiah, media cetak tentang media informasi dan komunikasi yang sudah ada berkaitan dengan penelitian untuk mencari teori-teori secara relevan yang membahas dan dapat mendukung data tentang haji dan umrah.
2. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (1986:145) yang dikuti oleh Sugiyono bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, yang menggunakan pengamatan dan ingatan. Observasi yang digunakan adalah observasi berperan serta (participant observation), yaitu melakukan pengamatan dengan ikut melakukan kegiatan yang dilakukan oleh sumber data.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pengumpulan data atau informasi dengan cara mengajukan tanya jawab (interview) kepada informan baik dari Kementerian Agama, petugas penyelenggara haji dan masyarakat atau calon jamaah haji dan umroh. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang tepat sehingga mempermudah penulis dalam merancang strategi kampanye yang tepat.
8 4. Kuesioner
Pengambilan data dengan kuesioner kepada 150 orang target audiens, dengan menggunakan metode Sampling Insidental dan Purposive Sampling untuk menentukan sasaran sesuai dengan kriteria audiens yang dibutuhkan. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2012:85).
1.6.3 Analisis AISAS
Analisis AISAS merupakan model analisis perencanaan strategi komunikasi berdasarkan pola perilaku konsumen online yang digunakan sebagai pendekatan yang bersifat horizontal yaitu perhatian (Attention), minat (Interest), pencarian (Search), tindakan (action), dan berbagi (share) dalam mempromosikan suatu produk. Model AISAS diciptakan oleh Dentsu ialah salah satu perusahaan iklan dan public relation besar dari Jepang. (www.dentsumedia-network.com)
1.6.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dalam suatu proyek. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan ekternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
9 1.7 Kerangka Perancangan
10 1.8 Pembabakan
Dalam penyusunan penelitian Tugas Akhir ini, sistematika penulisan laporan ini dibagi menjadi lima yang berisi gambaran singkat mengenai pembahasan di setiap bab penulisan yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan gambaran secara umum mengenai latar belakang permasalah dalam fenomena yang dikaji oleh penulis, Latar belakang masalah, Permasalahan, Ruang lingkup, Tujuan perancangan, manfaat perancangan, cara pengumpulan data dan analisis, Kerangka perancangan dan Pembabakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan teori atau dasar pemikiran tentang objek penelitian yaitu strategi kampanye dan teori media yang diterapkan dalam proses perancangan tugas akhir.
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
Menjelaskan berbagai hasil data yang telah didapatkan dan menjelaskan analisis masalah untuk menentukan proses perancangandata : Data institusi proyek, Data produk, Data khalayak sasaran, Data proyek sejenis dan penilaianya, Data hasil observasi, wawancara, kuesioner.
BAB IV KONSEP & HASIL PERANCANGAN
Menjelaskan konsep desain dan hasil perancangan yang dibuat bedasarkan data yang telah didapatkan. Diantaranya:Konsep pesan, Konsep kreatif, Konsep Media, Hasil perancangan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari penulis dalam hasil perancangan tugas akhir yang berlandas pada latar belakang masalah mengenai objek penelitian yang diteliti.