• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TAFSIR 2 AYAT-AYAT AL-QUR AN TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH TAFSIR 2 AYAT-AYAT AL-QUR AN TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TAFSIR 2

AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG TUJUAN

PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada Mata Kuliah Tafsir 2 Cecep Hilman S,Pd.I.M,Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Ikmal Khoiri

2. Rini Rohmania

3. Supendi

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas kelompok ini dapat tersusun. Adapun judul yang dibahas dalam makalah ini yaitu “AYAT-AYAT Al-QURAN TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN”. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan pikirannya.

Kami harap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, Terima Kasih.

Sukabumi, 23 Maret 218

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I DAFTAR ISI ... II

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan Masalah ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 1

A. Pengertian Tujuan Pendidikan ... 1

B. Perspektif Alquran dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan... 2

C. Analisis Kritis Ayat-ayat Tujuan Pendidikan ... 9

BAB III PENUTUP ... 11

A. Kesimpulan ... 11

B. Saran ... 11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-institusi tersebut masih belum memproduksi individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, terabaikan dalam tujuan institusi pendidikan.

Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi sebaliknya yang terjadi. Saat ini, banyak institusi pendidikan telah berubah menjadi industri bisnis, yang memiliki visi dan misi yang pragmatis. Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatnya diraih supaya modal yang selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungan. Sistem pendidikan seperti ini sekalipun akan memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab.

Dalam budaya Barat sekular, tingginya pendidikan seseorang tidak berkorespondensi dengan kebaikan dan kebahagiaan individu yang bersangkutan. Dampak dari hegemoni pendidikan Barat terhadap kaum Muslimin adalah banyaknya dari kalangan Muslim memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam kehidupan nyata, mereka belum menjadi Muslim-Muslim yang baik dan berbahagia.

(5)

Dalam makalah ini penulis berusaha menggali dan mendeskripsikan tujuan pendidikan dalam Islam secara induktif dengan melihat dalil-dalil naqli yang sudah ada dalam Qur’an maupun al-Hadits, juga memadukannya dalam konteks kebutuhan dari masyarakat secara umum dalam pendidikan, sehingga diharapkan tujuan pendidikan dalam Islam dapat diaplikasikan pada wacana dan realita kekinian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tujuan pendidikan menurut beberapa tokoh?

2. Bagaimana tujuan pendidikan dalam perspektif Alquran dan hadist?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari tujuan pendidikan

2. Untuk menganalisis tujuan pendidikan dalam perspektif Alquran dan hadist

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tujuan Pendidikan

Tujuan adalah arah atau sasaran yang ingin di capai.dalam bahasa arab, tujuan itu di sebut dengan al-hadf muntadal fihi bi al-siham (sasaran atau objek yang di perlombahkan dengan panah) atau kullu shay’in azim

murtafi’ (segala sesuatu yang besar dan tinggi). Dan al-ghard berarti

“maksud atau yang di inginkan”.

Berdasarkan makna harfiah ini, maka tujuan dapat diartikan kepada sesuatu yang sangat di dambakan bagaikan pemanah yang berharap anak panahnya dapat mencapai sasaran atau objek yang di panahnya. Setiap target yang ingin di capai, dengan demikian, tujuan pendidikan berarti sasaran yang ingin di capai atau di raih setelah melalui proses pendidikan. Artinya pendidikan yang merupakan suatu proses mempunyai target atau tujuan yang ingin di capai, dimana tujuan tersebut harus melekat atau dimiliki oleh peserta didik setelah melalui proses tersebut. Peserta didik di harapkan memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan peringkat pendidikan yang dilaluinya. Kompetensi itu meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penyelenggaraan pendidikan, baik pada tingkat lembaga maupun dalam proses pembelajaran, mempunyai target atau sasaran yang ingin di capai.

Tujuan pendidikan memegang peranan penting dalam pendidikan, karena pendidikan dapat memberikan arahan yang jelas dalam melaksanakan segala kegiatan pendidikan. Penentuan tujuan pembelajaran menjadi penting tidak hanya untuk memastikan sasaran yang ingin di capai, tetapi juga dapat memberikan arahan kepada guru dalam memilih dam menentukan materi pembelajaran.

(7)

B. Perspektif Alquran dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan

Konsep tujuan pendidikan menurut Umar Muhammad At-Taumi Ash-Shaibani adalah perubahan yang diinginkan melelui proses pendidikan, baik dalam tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat, dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan serta pengajaran itu sendiri. Berdasarkan konsep ini, pendidikan dipandang tidak berhasil atau tidak mencapai tujuan apabilatidak ada perubahan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan suatu progam pendidikan.

Agar dapat terukur, sebelum melakukan proses pendidikan perlu dibuat rumusan-rumusan tujuan yang jelas. Rumusan tersebut dapat digali dari sumber pendidikan Islam yaitu Alquran dan hadist.

Berikut ini akan dikemukakan ayat-ayat Alquran dan hadist yang berkenaan dengan tujuan pendidikan. Diantanya bertakwa kepada Allah, beriman, dan berakhlak mulia.

1. Bertakwa kepada Allah

Berdasarkan rumusan para ahli tujuan pendidikan salah satunya yaitu membentuk peserta didik menjadi insane yang saleh dan bertakwa kepada Allah. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat: 13

َ يَ ا َ ي َ ه َ ٌٕااا َ سا َِا َ ٔا َ َ خ َ اَْل َ ٕ َ ى َُْ َ َِِ َْٓ َ َ ذ َ و َ س َ َ و َ أَْ َ ث َ ج وَى َ ع ٍََْ ٕ َ ى َُْ َ َ ش َ ع َْى َ ب َا َُْ ى ِ سْو اَ ِْاَا ْى ف زَا ع خٌَِ ًِئَا ب ل و َ سْيِب خَ ُْيٍِ عَ اللهَ ِْاَُْ ى مْح اَِالله دِْٕع

Artinya: Wahai manusia sungguh kami telah menciptakan kau dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kau di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha teliti.

(8)

Ketakwaan dasalehan itu ditandai dengan kemapanan akidah dan keadilan yang mewarnai segala aspek kehidupan seseorang: yang meliputi pikiran, perkataan, perbuatan, pergaulan dan lain sebagainya. Untuk mencapai tujuan pendidikan terdapat empat hal yang mesti di perkenalkan kepada peserta didik melalui materi yang di ajarkan yaitu:

1. Memperkenalkan kepada mereka, bahwa manusia secara individu. 2. Memperkenalkan kepada mereka, bahwa manusia sebagai makhluk

sosial.

3. Memperkenalkan kepada mereka bahwa alam ini ciptaan Tuhan dan mengajak peserta didik memahami hikmah Tuhan menciptakannya. 4. Memperkenalkan kepada mereka pencipta alam dan mendorong

mereka beribadah.

Keempat hal di atas di sebut oleh al- jamali sebagai inti dari tujuan pendidikan islam yaitu mengenal Allah dan bertakwa kepada-Nya. Sehubunagn dengan takwa sebagai tujuan pendidikan, berikut ini hadist yang sesuai:

َصلى الله عليه وسلمَاللهَيىسزَيءسَهٕعَاللهَيضزَةسيسهَيبأَٓع

للهَُهامح أَيالَ ِسإٌاَ َ سْو اَ ْٓ ِ

Artinya: Abu hurairah meriwayatkan bahwa rasulullah ditanya, “Ya, Rasulullah, siapa manusia yang paling mulia?” Beliau menjawab, “Orang yang paling bertakwa.” (HR. Muslim)

Hadist ini menunjukkan bahwa manusia yang paling mulia adalah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya. Sikap takwa mengalahkan semua indikasi kemulian martabat yang lain. Simbol-simbol kemodernan dan kesejahteraan yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat mengalahkan sikap takwa. Hal itu berarti bahwa kendatipun sesesorang memiliki keterampilan

(9)

menggunakan teknologi mutakhir dan memiliki kekayaan yang melimpa, tetapi ia tidak bertakwa kepada Allah, maka sesungguhnya ia belum dapat dimasukkan kedalam kategori orang yang paling mulia.

2. Beriman dan berilmu

Ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam sangat erat kaitannya dengan iman, iman dibangun atas dasar ilmu pengetahuan maka bertambahnya ilmu identik dengan bertambahnya iman.

Dalam Surat Ali- Imran Ayat 190-191 ditegaskan:

ََِباَ بٌََْ ْلَْاَىٌََِْوَ ِلََِجَ يَ لََِزا ه ٌٕا وًََِْي ٌْاََِف لَِخْخا وََ ِض ْز لْا وََِث ى ّ سٌاََِكٍْ خََْيِفََ ِْا َاَ َٕ بَ زََ ِضَْزَ ْلاَ وََِثَ ىَ َّ سٌاََِكٍََْ خََْيَِفََ َْْوَ سَ ىَ فَ خَ يَ وَََُِْهَِبََْىَ َٕ خََ ًَ عَ وَاَ دَْىَ عَ لَ وَاَ ِاَ يَِلََ لَاََ َْْوَ سَ وََْرَ يََ َْٓيَِرَ ٌَ ا َِزاَ ٌٕاََ باَ رَ عَاَ َِٕمَ فََ هَ َٕ حَْبَ سََ لََِطاَ بارَ هََ جَْمَ ٍَ خاَ ِ

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

Dalam ayat diatas memperbincangkan tentang orang berakal (ulul Albab) orang yang dapat mengombinasikan antara dzikir dengan piker atau sebaliknya. Ketika dia berfikir, meneliti atau mengkaji alm sekitar munculah dzikirnya dan ketika dia berdzikir munculah pikirnya. Sehingga setiap kali dia sampai kepada suatu kesimpulan maka kajiannya, jiwanya yang paling dalam berucap “ Hal ini Allah ciptakan dengan tidak sia-sia, semuanya berguna dan bermanfaat bagi manusia”.

(10)

Menyimak hal tersebut maka dalam tujuan pendidikan salah satunya harus mewujudkan peserta didik yang beriman kepada Allah, karena dengan takwa dan beriman kepada Allah maka akan mewujudkan peserta didik yang berakhlak muliadan berprilaku terpuji.

Berkaitan dengan iman, terdapat hadist berikut:

َهٕعَ يأساَلَلىلََلَسلإاَيفَيًٌَلَاللهَيىسزَايَ جٍلَيالَيفمثٌاَاللهَدبعَٓبَْايفسَٓع

َُْمخسفَللهابَ جِٕاًَلَيالَندعبَادحا

Artinya: Sufyan bin Abdullah Ats- Tsaqafi meriwayatkan bahwa ia berkata kepada rasulullah, “Ya, Rasulullah, katakanlah kepada saya sesuatu tentang Islam yang tidak akan saya tanyakan lagi sesudah engkau.” Nabi berkata,” Katakanlah, “Saya beriman kepada Allah.” Lalu tetaplah pendirianmu. (HR. Muslim dan Ahmad).

Hadist diatas menjelaskan bahwa iman kepada Allah dan Istiqomah dengan pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan memadai bagi seorang Muslim. Oleh karena itu, para pendidik harus berusaha agar peserta didik memiliki iman yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan runtutan iman tersebut.

Jika seorang yang beriman diyakini sebagai orang yangdimuliakan dan diistimewakan oleh Allah didunia dan akhirat, maka seyogianya segala proses pendidikan Islam diarahkan untuk mencapai derajat itu.

(11)

3. Berakhlak Karimah

Misi utama Rasulullah SAW adalah menyempurnakan kemuliaan Akhlak, maka proses pendidikan diarahkan menuju terbentuknya pribadi dan umat yang berakhlak mulia.

Hal ini sesuai dengan penegasan Allah dalam firmannya Surat Al- Ahzab: 21

َِث وَ الله س وَ ذ و س ِخ لْاَ َ ْى يٌْا وَ الله ْى ج ْس يَ ْا وَ ْٓ ٌَِّْت ٕ س حٌَة ىْس اَِاللهَِي ْى س زَ ْيِفَُْ ى ٌَ ْا وَْد م ٌ َ سْي

ا

Sungguh, telah adad pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu orang yang mengharap rahmat Allah dan Kedatangan Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Dalam hal ini dapat dilihat dari sebuah hadist berikut:

َصلى الله عليه وسلمَاللهَيىسزَيالَيالَهٕعَاللهَيضزَةسيسهَيبأَٓع

َ جثعبَأّإ َ

قلَخلأاََزاىَُِّّحلأٌ

Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasullah SAW bersabda “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).

َزاىََِاّخبَيٕثعبَاللهَ ْإٍَُّسوَهيٍعَاللهَىٍصَاللهَيىسزَيالَيالَاللهَدبعَٓبَسباجَٓع

َ ياعفلأآَساحَِياّووَقلَخلأا

Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengutusku dengan tugas membina kesempurnaan akhlak dan kebaikan pekerjaan. (HR. Ath-Thabrani)

(12)

Kedua hadist diatas menujukkan dengan tegas bahwa misi utama Rasulullah adalah memperbaiki akhlak manusia. Beliau melaksanakan misi tersebut dengan menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar umatnya senantiaa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan secara tegas, beliau mengatakan bahwa kualitas iman seorang dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya. Itu berarti bahwa semakin bagus kualitas iman seseorang Akan semakin baik pula akhlaknya. Dengan kata lain, akhlak seseorang yang buruk merupakan pertanda bahwa imannya juga buruk.

Para ahli pendidikan Islam telah merumuskan tujuan pendidikan yang merangkum maksud-maksud hadist diatas. Rumusan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifaan, dan pewaris nabi.

2. Rumusan tujuan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal s.d. 11 Mei 1960 di Cipayung, Bogor; tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan takwa, akhlak, serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam.

Sehubungan dengan pernyataan tentang tujuan pendidikan yang mencangkup tiga hal diatas yakni bertakwa kepada Allah, beriman dan berilmu, dan juga berakhlak yang mulia terdapat sebuah firman Allah SWT yang mencangkup tiga hal tersebut yakni sebagai berikut:

Artinya: Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat

(13)

Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Ayat ini menafikan kesamaan orang musyrik dengan orang-orang yang taat kepada allah; orang yang taat beribadah kepada Allah lebih beruntung dari pada orang-orang yang musyrik. Selain menafikan kesamaan orang musyrik dengan orang yang taat beribadah kepada-Nya, ayat ini juga menafikan kesamaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu; ilmu semestinya dapat membangun pribadi yang menyadari akan kekuasaan dan kemahabesaran Allah sehingga dia menjadi ulul al-bab.

Keadaan ilmu mestilah berpengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan perilaku orang yang berilmu tersebut. Pengaruh inilah yang membuat diri yang berpredikat saleh, takwa, atau ulul al-bab. Ada tiga indikator yang menunjukan terbentuknya predikat tersebut. Atau dengan kata lain ada tiga indikator yang menunjukan bahwa telah terciptanya tujuan pendidikan pada peserta didik.

Pertama: qanitun ana al-layl sajidan wa qo’iman. Dia menjadi

orang yang sangat taat dalam menjalankan ibadah walaupun dalam keadaan apapun tetap taat melaksanakan ibadah apa saja yang si perintahkan Allah dan Rasul-Nya.

Kedua: yahdar al-akhirah (takut kepada azhab akhirat). Dia sangat

berhati-hati dalam menjalankan kehidupannya jika suatu kegiatan yang sedang di hadapinya itu dapat merugikan dan mengorbankan kebahagiaannya di akhirat maka kegiatan itu langsung di tinggalkan.

Ketiga: yarju rahmata robbik (mengharap rahmat Tuhannya).

(14)

ada manfaatnya atau tidak berorientasi kepada rahmat Allah tidak menjadi perhatiaannya bahkan dia menjauh dari kegiatan tersebut.

Ketiga karakter diatas ini dapat pula membentuk pribadi yang sabar menerima cobaan dari Allah, baik cobaan dalam menghadapi musibah, dalam menghadapi maksiat, ataupun dalam ketaatan kepadanya, dimana kesabaran itu perpanjangan dari kesholehan dan ketakwaannya.

Ayat diatas menggambarkan pula efek atau dapat dari kesalehan dan ketakwaan terhadap pribadi yang saleh, takwa, dan ulul albab tersebut, yaitu kebahagian didunia dan balasan diakhirat yang tiada terkira.

C. Analisis Kritis Ayat-ayat Tujuan Pendidikan

Tujuan adalah suatu yang diharapakan tercapai setelah sesuatu kegiatan selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal itu nampak yang ingin diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak pada tujuan akhir (ultimate aims of education). Adapun tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.

Sebagai pendidikan yang notabenenya Islam, maka tentunya dalam merumuskan tujuan harus selaras dengan syari’at Islam. Adapun rumusan tujuan pendidikan Islam yang disampaikan beberapa tokoh adalah :

1. Ahmad D Marimba;

tujuan pendidikan Islam adalah; identiuk dengan tujuan hidup orang muslim. Tujuan hidup manusia munurut Islam adalah untuk menjadi hamba allah. Hal ini mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya .

(15)

2. Dr. Ali Ashraf;

“tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya”.

3. Muhammad Athiyah al-Abrasy.

“the fist and highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual, training” (tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa)”.

4. Syahminan Zaini;

“Tujuan Pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak cerdas dan berilmua banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”.

Dari berbagai pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.

(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dapat diartikan kepada sesuatu yang sangat di dambakan bagaikan pemanah yang berharap anak panahnya dapat mencapai sasaran atau objek yang di panahnya. Setiap target yang ingin di capai, dengan demikian, tujuan pendidikan berarti sasaran yang ingin di capai atau di raih setelah melalui proses pendidikan.

1. Didalam Alquran surat Az-Zumar ayat 9 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan meliputi tiga hal yakni:

2. Bertakwa kepada Allah

3. Beriman dan berilmu kepada Allah 4. Dan berakhlak mulia

Tujuan adalah suatu yang diharapakan tercapai setelah sesuatu kegiatan selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal itu nampak yang ingin diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak pada tujuan akhir (ultimate aims of education). Adapun tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa kurangnya kesempurnaan dari selesainya makalah ini, karena keterbatasan wawasan penuls, oleh karena itu penulis disini mengharapkan ada penulis lain yang membahas tentang Tafsir Tarbawi Tentang Tujuan Pendidikan Islam lebih sempurna.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ash- Shaibani Umar Muhammad At- Taumi,.1979. Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,).

Kadar M.2011,. Tafsir Tarbawi. (Yokjakarta: Nusa Media)

Manzur, Ibn,. Mukram, Abi al-Fadl Jamal al-Din Muhammad., 1990., Lisan al’arab jilid IX Bairut: Dar al-Fikr,

Sudirman , 1988., Ilmu Pendidikan. Bandung. CV. Remadja Karya.. Yusuf,

Umar Bukhari. 2012,. Hadist Tarbawi. Jakarta: Amzah.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut majmu’ al ulama dalam QS Al Ra’du : 19 yang dimaksud dengan Ulu< al Alba<b adalah orang yang berakal (berfikir benar) mengambil pelajaran sekaligus

Maksud dari ayat tersebut ialah orang-orang yang tidak berdoa dan tidak mentauhidkan Aku (Allah), mereka akan dimasukkan ke Neraka dalam keadaan hina dan rendah (Alu

Mengetahui ilmu baca tulis merupakan hal yang sangat penting menurut syari’at Islam, hal sesuai yang termktub pada ayat pertama kali turun dengan diawali dengan perintah iqra’. Akan

Bagi ayat sajadah yang redaksinya bermakna perintah untuk bersujud, kemudian orang yang membaca dan mendengar ayat tersebut melakukan sujud tilawah, mungkin hal

Kalimat “fandur madza tara” dalam ayat diatas mengandung nilai pendidikan yang diajarkan nabi Ibrahim, yaitu mengajak peserta didik atau seorang anak berdiskusi dan sama berfikir

Maka terjadilah perkelahian yang cukup seru di antara kedua belah pihak dengan terompah (sebagai senjatanya), maka turunlah ayat ini berkenaan dengan mereka. Lalu

Hamka menafsirkan ayat tersebut: Dengan jelas kalimat dalam ayat ini dijelaskan, bahwa orang bisa merasakan takut kepada Allah ialah orang-orang yng

13 Dari beberapa ayat di atas, jadal (debat) dalam ayat-ayat Al-Qur’an, terdiri atas dua kelompok. Pertama, debat yang dilontarkan Allah kepada para penentang-Nya. Dalam