SIKAP WARGA KAMPUNG WISATA WARNA-WARNI (NANI) TERHADAP
PANDEMI COVID-19
Sumi Lestari Universitas Brawijaya [email protected] ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menakar sikap warga kampung wisata warna-warni (Nani) terhadap pandemic corona virus disease (Covid-19) yang sedang menjadi permasalahan secara global. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, jumlah responden dalam penelitian ini empat warga kampung wisata warna-warni, dengan menggunakana analisis data tematik Boyatzis. Hasil penelitian ini terdapat beberapa sikap yang ditunjukkan oleh warga kampung wisata warna-warni dalam menanggapi corona virus disease (Covid-19), sikap ini representasi dari partisipasi warga dalam antisipasi pencegahan. Pada komponen kognitif warga kampung warna-warni mendapatkan informasi terkait wabah covid-19 dari berita di televise dan whatapps media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter serta dari surat kabar secara online maupun offline. Pada komponen afeksi respon warga tergadap wabah ini merasa cemas, takut, khawatir bahkan cuek, terakhir pada komponen perilaku atau konatif, hal ini kecenderungan perilaku warga kampung warna-warni (nani) dalam menghadapi wabah covid-19 ini dengan menutup akses wisata atau pengunjung masuk dalam kampung warna-warni, mematuhi himbauan pemerintah meskipun belum maksimal untuk melakukan penyemprotan disinfektan, memakai masker dan menyediakan handsanitizer di tempat umum ada beberapa warga yang memiliki handsanitizer secara pribadi.
Kata Kunci: Kampung Warna-warni, Sikap,Covid-19 Perubahan Kampung Jodipan menjadi kampung wisata warna-warni menstimulasi problem baru di saat penyebaran virus corona dinyatakan pandemi yakni, menyebar di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia dan Kota Malang khususnya. Menurut WHO virus corona terdeteksi sedikitnya 25 negara dengan jumlah kasus 214.894 orang suspect, 83,313 orang dinyatakan sembuh dan 8.732 orang dinyatakan meninggal dunia (Kompas.com, 2020).
Hal ini senada dengan penjelasan Sutanto (2020) pakar ilmu matematika menyatakan bahwa penyebaran Covid-19 memasuki level membahayakan jika penangan tidak serius, terdapat model matematika pada setiap kasus termasuk dalam proses penyebaran penyakit, model tersebut lebih dikenal dengan model S-I-R (Susceptible-Infected-Recovery).
Laporan terkini hingga pada tanggal 4 Juni 2020 jumlah pasien corona virus desease 19 (covid 19) sejumlah 164 orang. Dengan adanya informasi korban meninggal akibat virus
corona warga Malang menjadi semakin panik, cemas dan khawatir karena itu pada tanggal 15 maret Wali Kota Malang Sutiaji mengumumkan kebijakan terkait mengganti proses pembelajaran offline atau luring menjadi online atau daring dari tingkat PAUD hingga Universitas (Malangvoice, 2020).
Selain itu pemerintah Kota Malang memberikan kebijakan terkait penutupan tempat wisata sebagai bentuk tindakan preventive untuk memutus mata rantai dan mengantisipasi penyebaran virus corona lebih meluas di Kota Malang. Hal ini menjadi dasar warga kampung warni-warni mentaati himbauan pemerintah agar menutup sementara akses wisata di kota Malang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari penanggung jawab kampung warna-warni SP menyatakan bahwa telah melakukan penutupan wisata kampung Warna-warni (Nani) untuk para wisatawan yang akan berwisata di daerah Kampung Warna-warni (Nani).
__________________________________________________________________________________________________ 13 Wicaksono dan Pangestuti (2019)
menambahkan dalam penelitiannya bahwa kampung wisata warna-warni Jodipan merupakan daerah yang rentan terhadap berbagai macam bencana diantaranya banjir, longsor, kiriman sampah pada saat terjadi banjir dan termasuk virus corona yang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat menjadi ancaman serius bagi semua manusia tidak terkecuali kampung wisata warna-warni Jodipan. Karena itu sikap warga kampung wisata warna-warni dalam upaya mencegah penyebaran wabah virus corona sangat penting sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Kesadaran masyarakat terhadap berbagai macam bahaya dan permasalahan keamanan menjadi permasalahan serius yang harus segera diatasi dengan partisipasi yang tidak hanya melibatkan masyarakatnya saja namun juga oleh pemerintah Kota Malang. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan terpenuhinya hak-hak kesejahteran human security yang dimiliki masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh laporan United Nation Trust Fund (Tomovska, 2010) yang mengidentifikasi beberapa jenis ancaman keamanan manusia, salah satunya merupakan keamanan lingkungan: degradasi lingkungan, penyebaran penyakit dan virus, penipisan sumber daya, bencana alam dan polusi.
Sudiar (2019) yang juga menjelaskan macam-macam ancaman terhadap keamanan manusia dalam penelitiannya dimana permasalahan lingkungan hidup, kemiskinan, kesehatan (penyebaran wabah penyakit), kerawanan pangan, dan bencana alam, sebagai bagian dari studi tentang keamanan manusia. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan sikap warga kampung warna-warni terhadap pandemic covid-19
METODE
Metode penelitian dalam kajian ini adalah penelitian kualitatif fenomenologi yang bertujuan menakar sikap warga kampung wisata warna-warni terhadap pandemic corona virus disease (Covid-19), sehingga lebih fokus pada diri warga kampung wisata warna-warni terkait permasalahan wabah yang sedang merebak. Metode kualitatif dilakukan dalam natural setting tanpa adanya manipulasi perlakuan oleh peneliti (Creswell, 1998).
Metode pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak empat responden warga kampung wisata warna-warni. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitin ini dengan menggunakan analisa data tematik deduksi Boyatzis (1998) terdiri dari 3 tahapan anatara lain: 1). Menentukan kode berdasarkan teori atau koding berdasarkan tema, 2). Pengelompokan tema atau pengorganisasian tema, dan 3). Interpretasi hasil pengorganisasian tema.
HASIL
Terdapat tiga tahapan dalam melakukan analisis tematik Boyatzis yakni:
1. Menentukan kode berdasarkan teori atau koding berdasarkan tema. Terdapat beberapa coding tema berdasarkan teori sikap yakni komponens kognisi, komponen afeksi dan komponen konasi atau perilaku. Tahap pertama ini dilakukan di transkrip verbatim dari hasil wawancara.
2. Pengelompokan tema atau
pengorganisasian tema.
3. Intrepetasi pengorganisasian tema.
Berikut tahapan analisis data pada pengelompokan dan interpretasi pengorganisasian tema. Menurut Azwar (2010) Sikap terbentuk berdasarkan pada tiga
komponen yakni komponen kognisi, afeksi dan konasi atau perilaku.
Komponen Kognisi
Keempat responden memperoleh informasi dan perkembangan terkait dengan wabah pandemik corona virud deases 19 (covid-19) berasal dari sosial media berupa Instagram, twiter, facebook, WA dan browshing dari internet serta dari TV dan penyuluhan-penyuluhan dari puskesmas.
“Saya lihat di media social itu ramai corona” (S/05052020)
“Info itu dari berita tv, ada virus korona, jadi masyarakat harus berhati-hati dan menjaga kesehatan” (A/05052020)
“Selain di tv saya juga baca-baca di FB mbak…apalagi di internat banyak banget, di WA malah sliweran”(M/05052020)
“Saya itu sampai pusing WA itu isinya tentang corona mbak, saya juga gak ngerti bener atau enggak informasi itu”(E/05052020)
“Pernah ada, paling penyuluhannya saya kira semua sudah mengerti, harus cuci tangan, harus pakek masker, ya seputar itu saja……Dari puskesmas dating ke wilayah masing-masing RT, warga dikumpulkan, kenapa kok gak boleh keluar, terkait kenapa warga kok gak boleh masuk. Ya seputar itulah keterangannya” (E/05052020)
Berdasarkan hasil wawancara dari informan komponen kognisi pada responden terkait dengan pemahaman subyek terhdap fenomena yang terjadi saat ini yakni corona virus desease 19 (covid-19) dengan melalui proses penglihatan, pemrosesan informasi sehingga membentuk suatu pemahaman pada responden dan informan memperoleh pengetahuan baru berkaitan dengan korona virus yang menjadi masalah internasional. Komponen Afeksi
Komponen afeksi adalah emosi yang dirasakan oleh responden dalam menghadapi corona virus desease 19 (covid-19), berikut ini beberapa respon dari responden terkait emosi yang dirasakan responden dalam menghadapi wabah covid-19 dan dampaknya.
“sekarang kan biasanya kalok tidur siang pintu ini terbuka takutnya ada orang beli terus
di tinggal kebawah ya gak ditutup. Sekarang itu lebih was-was sendiri. Soalnya kapan hari yang lalu, 4 hari yang lalu anak saya kan pulang teraweh, terus di bawah situ kan sama temene ada empat orang kok ngeliat ada yang liat etalase etalase di sini” (S/05052020) “Gara-gara korona ini kan ada mulai curanmor (pencurian motor). Di kampung atas itu kan ada kemaren sampai di hajar masa sampek meninggal itu kalok gak salah, dia lari ke gang buntu yang akhirnya kenak, jadinya khan takut, khawatir was-was” (A/05052020) “Warga di sini kurang mematuhi kalok menurut saya. Seharus saat pergi ke pasar atau kemana kan menggunakan masker, tapi ini orang tua banyak yang menyepelekan. Hanya anak muda yang memakai masker. Untuk pemakaian handsinitizer warga disini jarang yang memakainya” (M/05052020) “Separuh itu cuwek separuh itu….”(E/05052020)
“Bukan, biasanya anak saya itukan habis teraweh kan main sampek jam setengah Sembilan, jadi was was jugak. Jadi sekarang jam 8 setengah 9 suamiku tak suruh nutup aja wes”. (S/05052020)
Berdasarkan hasil wawancara di atas berbagai macam reaksi emosi responden dalam menghadapi pandemi wabah covid-19 antara lain cuek, acuh tak acuh, was-was akan meningkatnya kejahatan di lingkungannya. Komponen Konasi/ Perilaku
Komponen konasi atau perilaku merupakan kecenderungan bertindak terhadap obyek atau fenomena yang terjadi. Berikut ini merupakan respon responden berupa tindakan atau perilaku yang dapat dilihat atau diamati.
“ Cuek aja..warga dengan adanya korona ini, meski sempat ada penyemprotan dua kali” (S/05052020)
“…Kalok awalnya biasanya takut ya, kalok sekarang kayaknya sudah biasa” (A/05052020)
“Kalok corona disini ini sudah dianggap biasa. Kalok pkk ya gitu, tapi kita menghargai orang yang punya rumah dan anjuran pemerintah. Jadi langsung pulang, jadi kita gak pernah kumpul-kumpul. Tapi kalok di kampung atas itu pkk gak ada, arisan gak ada. Yapa ya mbaknya, orang disaranin buat gak kumpul ya orang sini masik kumpul-kumpul jam setgah
__________________________________________________________________________________________________ 15
11 malam. Disini kayak biasa aja, kecuali orang asing” (M/05052020)
“Gak ada, contohnya handsinitizer aja kan gak ada. Kemaren tanyak pak m gimana” (S/05052020)
“Temenku yang tau, tetangganya temenku. Katanya itu diajak ke pasar. Saya itu kalok ke pasar pagi itu sendiri, kalok udah jam 7 dianter suami tak suruh nunggu. Sikecil ini ikut, tapi ya diatas sepeda, parkirnya di blakang pedagang itu. Terus sekarang gak pernah tak ajak. Di pasar pun ya gak semua orang makek masker, kan risih makek masker itu ya” (E/05052020). “Warga di sini kurang mematuhi kalok menurut saya. Seharus saat pergi ke pasar atau kemana kan menggunakan masker, tapi ini orang tua banyak yang menyepelekan. Hanya anak muda yang memakai masker. Untuk pemakaian handsinitizer warga disini jarang yang memakainya” (M/05052020). “Kalua untuk wisata, kampung nani sudah ditutup dari pengunjung, patuh pada aturan pemerintahlah mbak” (E/05052020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat responden terdapat beberapa komponen konasi atau perilaku yang dapat diamati antara lain: menutup akses wisata pada pengunjung wisata kampung warna-warni, sebagian warga sudah berusaha mematuhi himbauan pemerintah untuk menggunakan masker saat melakukan aktivitas diluar rumah khususnya pada anak muda, namun sebagaian warga yang lain mengabaikan anjuran pemerintah untuk menggunakan masker dengan alasan tidak nyaman dan tidak terbiasa. Selain itu beberapa responden berusaha tidak mengajak anaknya pergi berbelanja, jarang warga memakai handsanitizer, tetap melakukan aktivitas
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
meskipun setelah Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) langsung pulang. Meskipun banyak warga cuek terhadap virus corona 19 namun di kampung ini pernah dilakukan penyemprotan disinfektan dua kali.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat berbagai macam sikap warga dalam menghadapi covid-19, sikap seseorang terhadap obyek atau fenomena yang terjadi akan mempengaruhi upaya pencegahan atau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rajaratenam, Martini dan Lipoeto (2014) menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang terhadap suatu fenomena berkorelasi secara signifikan terhadap sikap dan upaya pencegahan penyakit yang diderita oleh individu.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Rahmayani, Hanif, dan Sastri (2014) menghasilkan bahwa tingkat pengetahuan seseorang berpengaruh kepada sikap dan tingkat pencegahan penyakit dalam upaya preventif maupun kuratif pada individu. Pengetahuan individu dan sikap merupakan faktor dominan dalam menentukan suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak atau berperilaku sehat, maka berbagai upaya dilakukan diantaranya melakukan pelatihan, penyuluhan, monitoring dan evaluasi.
Upaya pembelajaran, penyuluhan, konitoring dan evaluasi dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang komprehensif terkait dengan fenomena atau kasus yang dihadapi agar mereka mampu memamhami kasus atau fenomena dengan baik, selain itu metode tersebut dilakukan untuk membuka wacana individu pentingnya pengetahuan, sikap dan perilaku yang tepat dalam menangani suatu permasalahan yang dihadapi (Asrini, Akhmadi dan Harjanto, 2016).
Perilaku adalah suatu tindakan atau tingkah laku individu yang dapat diamati secara langsung maupun tidak serta dapat dipelajari, sedangkan yang dimaksud dengan perilaku kesehatan adalah suatu kecenderungan seseorang dalam merespon stimulus yang berkaitan dengan sakit,
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
PENUTUP KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini meliputi : Pertama, komponen kognisi: warga memperoleh informasi terkait covid 19 berasal dari TV, WA, penyuluhan-penuyulan yang dilakukan oleh puskesmas dan dari sosial media berupa facebook, twitter, dan Instagram. Kedua, komponen afeksi: merasa cuek, was-was, khawatir, biasa-biasa saja, dan cemas. Ketiga, komponen konasi atau perilaku: sebagaian warga terutama anak muda menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah, namun sebagian warga tidak menggunakan masker saat ke pasar dan aktivitas diluar rumah lainnya termasuk kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
SARAN
Saran dalam penelitian ini yakni;
Kepada warga kampung warna-warni khususnya agar mematuhi himbauan pemerintah untuk menggunakan masker dan handsanitizer saat melakukan aktivitas di luar rumah untuk memutus mata rantai wabah covid-19, selain itu tetap menjalankan protokol yang sudah ditetapkan pemerintah saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti, menjaga jarak saat berbelanja dan melakukan komunikasi dengan sesama warga, tidak bersalaman ataupun berpelukan saat bertemu dengan warga lainnya.
DAFTARRUJUKAN
Asrini NY, Akhmadi A, Harjanto D. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Tentang Kegiatan Menguras, Menutup dan Mengubur dengan Angka Bebas Jentik. J Ilmu Keperawatan. 2016 Mar;2(2):89–92. Kompas.com (2020) https://www.kompas.com/tren/read/20 20/03/19/081633265/update-virus- corona-di-dunia-214894-orang-terinfeksi-83313-sembuh-8732#source=clicktitle. Kompas.com "Update Virus Corona Dunia 4
Juni: 6,5 Juta Orang Terinfeksi | WHO
Lanjutkan Uji Coba
Hidroksiklorokuin", https://www.kompas .com/tren/read/2020/06/04/074857065/ update-virus-corona-dunia-4-juni-65-juta-orang-terinfeksi-who-lanjutkan-uji Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian
kualitatif. Edisi revisi. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya Offset.
Malangvoice. (2020).
https://malangvoice.com/waspada- corona-wali-kota-malang-resmi-meliburkan-sekolah/
Nisa, K., & Suyeno, A. (2019). Pengembangan kampung wisata jodipan dan kampung wisata tridi oleh pemerintah Kota Malang dalam meningkatkan status sosial dan ekonomi masyarakat (studi kasus di Kelurahan Jodipan dan Kelurahan Kesatrian Kecamatan Blimbing Kota Malang). Respon Publik, 13(1), 24-33. Rajaratenam S, Martini R, Lipoeto N (2014).
Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap
dengan tindakan pencegahan
osteoporosis pada wanita usila di Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan Andalas., 3(2).
Rahmayani V, Hanif AM, Sastri S (2014). Hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan penularan HIVAIDS pada waria di Kota Padang tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas., 3(2).