• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Media Massa

2.1.1 Pengertian Media Massa

Media Massa merupakan channel, saluran atau sarana yang digunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan untuk khalayak luas. Peran utama media massa adalah menyebarkan informasi atau pesan kepada khalayak luas. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film dan media online.1

2.1.2 Peran Media Massa

Peran media massa menurut Denis McQuail (1987) :

1. Industri menciptakan lapangan pekerjaan, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yaitu iklan/promosi.

2. Sumber kekuatan : alat kontrol, manajemen dan inovasi masyarakat. 3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa yang terjadi di dalam

masyarakat.

1Elvinaro Ardianto, Lukito Komala, Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa

(2)

4. Wahana pengembangan kebudayaan : tata cara, mode, gaya hidup dan norma.

5. Sumber dominan pencipta.

2.2 Film

2.2.1 Pengertian Film

Film sering juga disebut sebagai gambar hidup (motion pictures), yang merupakan serangkaian gambar diam (still picture) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton bioskop ini menjadi aktivitas popularbagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an.2

Film merupakan salah satu bentuk media massa elektronik yang sangat besar pengaruhnya kepada komunikan, dampak yang ditimbulkan bisa positif atau negatif. Jadi fungsi media massa dan tugas media massa harus benar-benar diperhatikan oleh komunikator, apalagi komunikator yang menggunakan media massa elektronik. Film misalnya, dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi, sangat berpengaruh terhadap komunikan.3

2Elvinaro Ardianto, Lukito Komala, Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Remaja

Rosdakarya : Bandung. 2005. Hal. 134

(3)

2.3.2 Karakteristik Film

Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah :4

1. Layar yang luas dan lebar

Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnyayang ukurannya luas. Layar film yang luas telah memberikan keleluasan penontonnya untuk melihat adegan-adegan yang disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak.

2. Pengambilan gambar

Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau ekstreme long shot, dan panoramaic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik.

3. Konsentrasi penuh

Ketika kita menonton bioskop, kita semua terbebas dari gangguan hiruk pikuk suara diluar karena biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran dan perasaan kita tertuju pada alur cerita.

4. Identifikasi Psikologis

4 Op.Cit

(4)

Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak sadar kita menyamakan (mengidentifikasi) pribadi kita dengan salah seorang pemeran film itu, sehingga seolah-olah kitalah yang sedang berperan. Gejala tersebut menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis.

2.3.3. Jenis Film

Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film documenter, dan film kartun.5

1. Film Cerita

Film cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazimnya dibintangi oleh bintang-bintang tenar. Cerita diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan cerita, maupun dari segi gambarnya.

2. Film Berita

Film berita atau news reel dalam film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita itu penting dan menarik. Film berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang yang membacakan narasinya. Bagi peristiwa-peristiwa tertentu, perang, kerusuhan,

5Op.Cit.Hal.148

(5)

pemberontakan dan sejenisnya, film berita yang dihasilkan kurang baik. Dalam hal ini terpenting adalah peristiwanya terekam secara utuh.

3. Film Dokumenter

Film dokumenter (documentary film) didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan” (creative treatment of actuality). Berbeda dengan film berita yang merupakan hasil interpertasi. Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman film kenyataan, maka film dokumenter merupakan

4. Film Kartun

Film Kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak. Dapat dipastikan, kita semua mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang diciptakan oleh seniman Amerika Searikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film itu akan diputar membuat kita tertawa karena kelucuan para tokohnya. Sekalipun tujuan utamnya menghibur, film kartun bisa juga mengnadung unsur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh baik, maka tokoh baiklah yang menang.

2.3.4 Fungsi Film

Fungsi film ada tiga, yakni :6

1. Fungsi Hiburan

Dalam mensejahterakan rohani manusia karena membutuhkan kepuasan batin untuk melihat secara visual serta pembinaan.

(6)

2. Fungsi Penerangan

Dalam film segala informasi dapat disampaikan secara audio-visual sehingga dapat mudah dimengerti.

3. Fungsi Pendidikan

Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan di dalam masyarakat dan mempertontonkan perbuatan-perbuatan yang baik.

2.3 Semiotika

Kata semiotika itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, “semeion” yang berarti tanda (Sudjiman dan Van Zoest, 1996:vii) atau “seme” yang berarti penafsiran tanda (Cobley dan Janz, 1994:4)7

Awal mulanya konsep semiotika diperkenalkan oleh Ferdinand de Sausure melalui dikotomi sistem tanda : signified dan signifier atau signifiedan significant yang bersifat atomistis. Konsep ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau in absentiaantara “yang ditanda” (signified) dan “yang menandai” (signifier). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna”. Jadi penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep.Jadi, petanda adalah aspek mental dari bahasa (Barthes, 2001:180).

(7)

Gagasan pemikir semiotika sendiri mengalami proses pengembangan seperti pada Pierce, Levi Strauss, Roland Barthes, Umberto Eco hingga Vihma. Para desainer yang mempelajari semiotika kerap mengaburkan peranannya antara sebagai pengamat dan pencipta tanda. Bahkan terdapat desainer yang mendesain tanda-tanda rupa berdasar teori semiotika, seperti para desainer Posmodernyang menciptakan tanda rupa yang “diplesetkan” atau “diplintir” (pengamat dan penanda sama).8

Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimannya oleh mereka yang menggunakannya.9

Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengan sebuah istilah umum yang meliputi pendekata-pendekatan khusus terhadap pengkajian kebudayaan sebagai bahasa. Ia berakar yang dalam sekali pada teori-teori linguistic Ferdinand Saussure dan ia mempergunakan bahasa sebagai sebuah model untuk berbagai fenomena. Pada dasarnya, studi media massa mencakup pencarian pesan dan makna-makna dalam materinya, karena sesungguhnya semiotika komunikasi, seperti halnya studi basis komunikasi, adalah proses komunikasi dan intinya adalah makna. Dengan kata lain mempelajari media adalah mempelajari makna, dari mana asalnya, seperti apa, seberapa jauh tujuannya, bagaimanakah ia memasuki materi media, dan bagaimana ia berkaitan dengan pemikiran kita sendiri. Maka itu penelitian dalam

8 Dosen.narotoma.ac.id/semiotika&tokoh-semiotika

9 Alex Sobur. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Semiotika dan

(8)

komunikasi semestinya mampu mengungkapkan makna yang terkandung dalam materi pesan komunikasi.10

Menurut John Fiske terdapat tiga aliran dalam semiotika yaitu :11

1. Tanda itu sendiri. Hal ini berkaita dengan bergam tanda yang berbeda, seperti cara mengantarkan makna srta cara menghubungkannya. Tanda adalah buatan manusia dan hanya bisa dimengerti oleh orang-orang yang menggunakannya.

2. Kode atau sistem dimana lambang-lambang itu disusun. Studi ini meliputi bagaimana beragam kode yang berbeda dibangun untuk mempertemukan dengan kebutuhan masyarakat dalam sebuah kebudayaan.

3. Kebudayaan dimana kode dan lambang itu beroperasi. Pada intinya, semiotik adalah teori tentang bahasa, tentang tanda, dan dapat membantu kita tidak terikat pada bahasa yang sudah kita ciptakan.12

Analisis semiotika merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks. Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang baik yang terdapat di luar media massa (televisi, media cetak, film, radio, iklan) maupun yang terdapat di luar media massa (karya lukis, patung, candi, fashion show, dan sebagainya). Dengan kata lain, pusat perhatian semiotika adalah pemaknaan terhadap lambang-lambang.

10Op.Cit. Hal 110

11 John Fiske. Cultural Communication Studies : Sebuah Pengantar Paling Komperhensif. Terj.

Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim. Jalasutra: Yogyakarta. 1990. Hal. 60

(9)

2.4 Semiotika Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce lahir pada 10 September 1839 di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Dia adalah seorang ilmuwan, filsuf yang berperan besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan baik ilmu eksakta maupun ilmu sosial. Teori-teori dan konsep-konsep yang ia gagas banyak dijadikan rujukan bagi para akademis untuk menganalisisberbagai fenomena yang ada di masyarakat.

Dalam ilmu sosial sendiri, Peirce adalah salah satu tokoh yang turut mengembangkan ilmu semiotika. Konsepnya mengenai tanda seringkali dijadikan rujukan dalam menginterpretasikan semua tanda yang ada didunia ini. Menurut Peirce, semiotika bersinonim dengan logika, manusia hanya berpikir dalam tanda. Tanda dapat dimaknai sebagai tanda hanya apabila ia berfungsi sebagai tanda. Fungsi esensial tanda menjadikan relasi yang tidak efisien menjadi efisien baik dalam komunikasi orang dengan orang laindalam pemikiran dan pemahaman manusia tentang dunia. Tanda menurut Peirce kemudian adalah sesuatu yang dapat ditangkap, representatif, dan interpretatif.

Theori dari Peirce menjadi grand theory dalam semiotika. Gagasan bersifat menyeluruh, deskripsi struktual dari semua sistem penandaan. Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Semiotik ingin membongkar bahasa secara keseluruhan seperti ahli fisika membongkar suatu zat dan kemudian

(10)

menyediakan model teoritis untuk menunjukkan bagaimana semuanya bertemu dalam sebuah struktur.

Merujuk teori Peirce (Piliang, 2009:36), tanda-tanda dalam gambar dapat digolongkan ke dalam ikon, indeks, dan symbol. Hubungan butir-butir tersebut oleh Peirce digambarkan sebagai berikut:

Signs : Icons, Indeks, Symbols 1. Ikon

Adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula dikatakan, ikon adalah tanda yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkan. Misalnya, foto Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah ikon dari wilayah Yogyakarta yang digambarkan dalam peta tersebut. Cap jempol Sultan adalah ibu jari dari Sultan (Piliang, 2009:16).

2. Indeks

Merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan apa yang diwakilinya atau disebut juga tanda sebagai bukti. Contohnya: asap dan api, asap menunjukkan adanya api. Jejak telapak kaki ditanah merupakan

tanda indeks orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan (signature)

adalah tanda keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan itu (Piliang, 2009:17).

(11)

Banyak kata telah dirancang pula sebagai indeks misalnya: di sini, di sana, atas, bawah, memungkinkan penutur bahasa Inggris untuk mengacu pada lokasi relative sebuah benda saat membicarakan benda itu.

Ada tiga jenis dasar indeks (Danesi, 2020:43):

a. Indeks Ruang

Indeks ini mengacu pada lokasi special (ruang) sebuah benda, makhluk dan peristiwa dalam hubungannya dengan pengguna tanda. Tanda yang dibuat dengan tangan seperti jari yang menunjuk, kata penjelas seperti ini atau itu, kata keterangan seperti di sini atau di sana, dan figure seperti anak panah, semuanya merupakan contoh-contoh indeks ruang.

b. Indeks Temporal

Indeks ini saling menghubungkan benda-benda dari segi waktu. Kata keterangan seperti: sebelum, sesudah, sekarang, atau saat itu, grafik garis waktu yang melambangkna poin-poin waktu yang terletak di kiri dan kanan satu sama lain, dan tanggal di kalender, semuanya merupakan contoh indeks temporal.

c. Indeks Personal

Indeks ini saling menghubungkan pihak-pihak yang ambil bagian dalam situasi. Kata ganti orang seperti aku, kau, ia atau kata ganti tak tentu seperti yang itu, yang lain adalah contoh indeks orang.

3. Symbol

Merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah

(12)

mengerti arti yang disepakati sebelumnya. Contohnya: Garuda Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah burung yang memiliki perlambnag yang kaya makna. Namun, bagi orang yang memilki latar budaya berbeda, seperti orang Eskimo, misalnya, Garuda Pancasila hanya dipandang sebagai burung elang yang biasa (Piliang, 2009:17).

Konsep semiotika yang diajarkan Peirce mengemukakan bahwa pikiran itu timbul dari adanya symbol atau tanda yang terhubung dengan acuan yang ada. Misalnya, bangku dalam arti yang sebenarnya merupakan tempat duduk, namun jika dipadukan dengan acuan atau norma dapat menghasilkan pikiran bangku sama dengan kekuasaan.13

Semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yaitu yang disebut peirce teori segitiga makna atau triangle of meaning, diantaranya :14

a. Tanda (Sign)

Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain di luar tanda itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan tanda dengan groundnya, Peirce membaginya menjadi tiga yaitu15:

13 http://www.library.upnvj.ac.id 14Op.Cit. Hal 110

(13)

1. Qualisign

Kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu.

2. Sinsigns

Eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai.

3. Legisigns

Adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.

b. Acuan Tanda (Objek)

Adalah konteks sosial yang menjadi referensi sari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

Peirce membedakan tiga macam tanda menurut sifat hubungan tanda dengan

denotatum-nya, yaitu:

1. Icon (ikon)

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya: potret dan peta.

(14)

2. Index (indeks)

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi.

3. Symbol (simbol)

Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah Antara penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

c. Penggunaan Tanda (Interpretant)

Adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Terdapat tiga hal, menurut Peirce, dalam kaitan tanda dengan interpretant-nya:

1. Rheme

Tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang matanya merah dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun atau ingin tidur.

(15)

Tanda sesuai kenyataan. Misalnya, jika pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa di situ sering terjadi kecelakaan.

3. Argument

Tanda yang langsung memberikan alasan sesuatu.

Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretant (Triangle Of Meaning) Sign

Interpretant Object

Gambar 2.4.1 Teori Segitiga Peirce

Yang dikupas dari teori segitiga makna triangle of meaning adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.16 Menurut Peirce, tanda “is something which stands

tosomebody for something in some respect or capacity”. Artinya, tanda adalah

sesuatu yang bagi sesesorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas.17

16Rachmat Kriyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,

Public Relation, Advertasing, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta :

Kencana. 2008. Hal. 267

(16)

2.5 Penggambaran

Dalam kamus Bahasa Indonesia penggambaran merupakan melukiskan atau menceritakan sesuatu peristiwa.Penggambaran adalah istilah yang merujuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Penggambaran penting dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kata semestinya ini mengacu apakah seseorang atau kelompok itu diberitakan apa adanya ataukah diburukkan. Penggambaran yang tampil bisa jadi adalah penggambaran yang buruk dan cenderungan memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu.18

Kedua, bagaimana penggambaran tersebut ditampilkan. Dengan kata, kalimat, aksentuasi, dan bantuan foto atau dokumentasi yang menampilkan objek, peristiwa, gagasan, kelompok atau seseorang paling tidak ada tiga proses yang harus dihadapi.19

Pada level pertama, adalah peristiwa yang ditandakan sebagai realitas. Bagaimana peristiwa itu dikonstruksi sebagai realitas, pada level kedua, ketika memandang sesuatu sebagai realitas, dan bagaimana realitas tersebut digambarkan pada level yang ketiga, bagaimana peristiwa tersebut diorganisir kedalam konvensi-konvensi yang diterima secara ideologis. Bagaimana kode-kode

18Eriyanto. Analisis Wacana (Pengantar Analisis Teks Media). LKSI. Yogyakarta. 2001. Hal. 113 19 Ibid. Hal. 114

(17)

penggambaran dihubungkan dan diorganisasikan kedalam kohensisosial seperti kelas sosial atau kepercayaan dominan yang ada dalam masyarakat.20

Penggambaran merupakan hubugan antara konsep-konsep dan bahasa yang menunjuk pada dunia yang sesungguhnya dari suatu objek, realitas atau pada dunia imajiner tentang objek fiktif, manusia atau peristiwa.21

2.6 Peninggalan Peradaban Islam di Eropa

Sejak abad ke-15 dan masih dapat dirasakan sampai sekarang, terutama jika mengamati peta perkembangan dan dinamika perjalanan dari sejarah peradaban umat manusia, peradaban Barat masih maju dibandingkan dengan keberadaan peradaban masyarakat lainnya, termasuk peradaban Islam.

Kemajuan peradaban Barat yang masih menjadi ikon dari peradaban dunia sampai saat ini, jika ditelusuri kebelakang, memiliki akar historis dengan sejarah kebangkitan dari peradaban ini lebih kurang enam abad yang lalu di Eropa ketika di benua ini muncul fenomena renaisans, Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis. Keempat fenomena ini membawa perubahan yang signifikan terhadap gerakan kebangkitan dan kemajuan Eropa selanjutnya.22

Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan, pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia, kepada kemajuan

20 Ibid

21 Ibid. Hal. 234

(18)

yang lebih kompleks. Bukan hanya peninggalan Islam di Eropa, kemajuan peradaban Islam di Eropa karena ada beberapa faktor23 :

1. Kemajuan Intelektual

Spanyol adalah negeri yang subur.Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.

Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwaladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (pendududk daerah Antara Konstatinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi,Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol. 2. Kemegahan Pembangunan Fisik

Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya.Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air

23Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja Grafindo

(19)

didirikan.Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.

Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi Spanyol Islam. Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.

Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan taman-taman. Diantara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun, masjid Seville, dan istana Al-Hamra di Granada.

3. Faktor-faktor pendukung kemajuan

Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd Al-Rahman Al-Dakhil, Abd Al-Rahman Al-Wasith dan Abd Al-Rahman Al-Nashir.

Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting di Antara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad Ibn Abd Al-Rahman (852-886) dan Al-Hakam II Al-Muntashir (961-976).

(20)

Dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 1 kita bisa melihat peninggalan peradaban Islam yang ada di Eropa khususnya di Austria dan Prancis. Berikut beberapa peninggalan peradaban Islam :

1. Bukit Kahlenberg

Bukit Kahlenberg berada di Kota Wina, Austria. Bukit ini menjadi saksi sejarah, kekalahan orang-orang Turki yang mencoba berekspansi ke Eropa Barat. Dengan dipimpin oleh panglima perang Turki yaitu Kara Muastafa Pasha.

2. Biji Kopi Capuccino

Kopi Capuccino bukan asli Italia. Namun dari sejarah perang antar Turki dan Austria. Biji-biji kopi Capuccino tertinggal dan diambil orang-orang Eropa dan diolah menjadi kopi Capuccino yang seperti sekarang ini.

3. Gereja Bergaya Baroque

Gereja yang bentuk atapnya berbentuk kubah seperti masjid. Gereja ini terinspirasi oleh menara-menara masjid di Turki. Orang-orang Turki zaman dulu yang menjadi inspirator pembangunan gereja ini.

4. Museum Kota Wina (Wina Stadt Museum) Lukisan “Kara Mustafa Pasha”

Didalam lukisan ini digambarkan seorang pria seperti kakek-kakek tua dan lemah dan lama-lama terlihat seperti penjahat atau seorang pecundang. Matanya nanar, mengiaskan kegagalan luar biasa dalam hidupnya.

Dia Kara Mustafa Pasha, seorang panglima perang Dinasti Turki yang pada tiga ratus tahun yang lalu, bersama pasukan Islam Ottoman Turki

(21)

yang lain menyerbu Wina dan ternyata diserbu balik dari Kahlenberg. Kara Mustafa Pasha melakuka kesalahan besar karena dia menghunus pedang kesemua orang dan menawarkan kebencian.

5. Museum Louvre di Paris

a. Lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus

Didalam lukisan ini digambarkan Bunda Maria mengenakan kain hitam putih yang tersambar dikepala Bunda Maria. Ada sebuah inskripsi Arab juga di kain hijab Bunda Maria yaitu Pseudo-Kufic, biasanya dibuat oleh nonmuslim yang mencoba meniru inskripsi Arab. Jika diartikan itu adalah tulisan “Laa Ilaa ha Illallah”.

b. Koleksi piring berbahan terakota

Disekitar piring itu tertulis inskripsi Arab. Jika dibaca berbunyi: “Al-ilmu

murrun syadidun fil bidayah, wa ahla minal ‘asali fin-nihayah. Ini

merupakan tulisan kufic, yaitu seni kaligrafi Arab kuno. Jika diartikan, arti Kufic itu kurang lebih “ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi

manis melebihi madu pada akhirnya”. Rupanya piring ini tak sekadar

piring, tersembunyi dalam piring itulah yang membuat benda kuno ini menjadi istimewa. Menilik dari tulisan Arab Muslim dan pesannya tentang keutamaan ilmu, artefak kuno ini ingin menyampaikan pesan yang sangat mendalam.

(22)

c. Bongkahan-bongkahan batu

Bongkahan-bongkahan batu ini bukan sekadar bongkahan batu biasa. Karena di setiap bongkahan batu-batu ini bertuliskan Kufic. Tulisan Arab kuno itu takkan terdeteksi tanpa memelototkan kedua mata. Dan tanpa keahlian untuk membaca Kufic, tulisan-tulisan itu hanya seperti rangkaian ornament tak berarti.

d. Jubah Raja Roger II of Sicily

Raja Roger memakai jubah bertuliskan kaligrafi Arab pada hari pengangkatannya sebagai raja. Kalimat Tauhid juga bertahta di pinggir jubah bordirnya. Jubah ini bertuliskan “Laa Ilaa ha Illallah”. Raja Roger memang memesannya dari seorang muslim Arab. Konon, si Raja memang menyukai budaya Arab, terutama kaligrafinya. Hingga kini mantel itu masih tersimpan rapi.

e. Gerbang kemenangan/ Arc de Triomphe

Kalau kita jalan lurus, jalan ini di sebut Champs-Elyses. Disitu ada tugu emas itu disebut sebagai Obelisk Monument. Dan disitu ada air mancur besar dan setelahnya ada monument Louvre.

Semuanya ada di garis yang lurus, benar-benar garis yang lurus. Semua garis lurus ini adalah Axe Historique. Dan ini adalah ide Napoleon setelah berekspansi dari Mesir. Jika kita tarik garis lurus ke arah Timur kita akan bisa menemukan bangunan paling impresif di muka bumi ini.

(23)

Diluar Prancis ke arah Tenggara melewati pegunungan Alpen Swisserland lalu kita akan melewati Itali kemudian Yunani melintas Laut Mediterania, lalu Mesir, lalu Saudi Arabia, Mekkah,..”Ka’bah”

Jadi Napoleon sengaja membuat patung Quadriga itu menghadap lurus ke arah Ka’bah. Mungkin itulah maksud tersembunyi Napoleon membangun Axe Historique

Inilah rahasia tersembunyai Napoleon Bonaparte membangun Axe Historique sebutan lain dari Voie Triomphe “jalan kemenangan”. Napoleon memeritahkan langsung untuk membuat bangunan Arc de Triomphe du Carrousel dan Patung Quadriga diapit malaikat emas diatas monument itu. Patung besar manusia dan 4 ekor kuda dalam ukuran sebenarnya serempak membelakangi la Defense. Patung Quadriga dan malaikat semua menghadap langsung ke timur tenggara yaitu arah Mekkah.

Sekembalinya Napoleon kembali dari ekspedisinya dari Mesir, menurut surat kabar menjadi begitu religius. Banyak kutipan dalam sejarah yang mengatakan dia begitu mengagumi Al-Qur’an dan Nabi Muhammad. Tetapi, sebagian orang tetap menganggap itu hanya strategi perang Napoleon untuk merengkuh hati rakyat Mesir yang sudah ditaklukannya.

Ada sistem hukum yang Napoleon buat sekembalinya di Paris yang dikatakan terinspirasi dari pertemuannya dengan seorang imam di Mesir. Dari situlah dia menelurkan apa yang disebut Napoleon Code. Kalau dicermati, pasal-pasalnya senapas dengan syariah Islam.

(24)

2.7 Kerangka Pemikiran

Film “ 99 Cahaya di Langit Eropa Part 1 ”

Pesan / Simbol Peninggalan Peradaban Islam di Eropa

Gambar 2.7.1 Kerangka Pemikiran

Dilihat dari kerangka diatas, maka penulis menjelaskan bagaimana peninggalan peradaban Islam di Eropa digambarkan dalam film 99 Cahaya di

Langit Eropa Part 1. Penulis menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce

karena ia mengatakan sign adalah tanda, objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda, sedangkan interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang. Analisis semiotika Charles Sanders Peirce memaknai tanda-tanda tersebut untuk membantu penulis dalam menggambarkan peradaban peninggalan Islam di Eropa yang ada dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 1.

Analisis Semiotika

Penggambaran Peninggalan Peradaban Islam di Eropa dalam Film “ 99 Cahaya di Langit Eropa Part 1 ”

Gambar

Gambar 2.4.1 Teori Segitiga Peirce
Gambar 2.7.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

individu memiliki kebutuhan, tujuan, serta motivasi yang berbeda j y g dalam menanggapi suatu pekerjaan.. Oleh sebab itu, nilai-nilai baru yang sesuai dengan

Program Magister Teknik Sipil akan menjamin, bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis dalam penyediaan jasa layanan di bidang Teknik Sipil tersedia

Rumah Perawatan Psiko-Neuro-Geriatri atau yang lebih dikenal dengan “Puri Saras” adalah klinik kesehatan yang bergerak dalam bidang layanan kesehatan jiwa, mulai beroperasi sejak

Peningkatan Kreativitas melalui Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran Seni Grafis Cetak Tinggi Bahan Alam di SD Sistem pendidikan Sekolah Dasar, sebagaimana diungkapkan

Pemberdayaan pengembangan wisata hutan mangrove tongke tongke pada dasarnya hutan mangrove tongke tongke bukanlah hutan baru melainkan hutan yang berpuluh puluh tahun

Penelitian ini bertujuan mengungkap: (1) berbagai keahlian yang dipelajari mahasiswa peserta program praktik industri (PI) dalam proses kegiatan produksi atau jasa

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki percaya diri tinggi memperoleh keterampilan proses sains biologi siswa lebih baik dengan skor 118,3

 Dosen memberikan beberapa pertanyaan yang menarik kepada mahasiswa terkait dengan materi interaksi spesies..  Mahasiswa menjawab pertanyaan-