• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LAMAN JOGJA GOWES UNTUK MENDUKUNG BUDAYA BERSEPEDA DI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN LAMAN JOGJA GOWES UNTUK MENDUKUNG BUDAYA BERSEPEDA DI YOGYAKARTA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LAMAN JOGJA GOWES UNTUK MENDUKUNG

BUDAYA BERSEPEDA DI YOGYAKARTA

Beni Suranto1, Muhammad Robby Sanjaya2

1,2

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta 55584

1 beni.suranto@uii.ac.id , 2 silentjanker@gmail.com

Abstrak

Bersepeda atau yang populer disebut gowes saat ini menjadi tren masyarakat di kota-kota besar di Indonesia sebagai bagian dari budaya hidup sehat sekaligus upaya dalam mengurangi polusi udara akibat penggunaan kendaraan bermotor. Pada tahun 2008, Pemerintah Kota Yogyakarta mencanangkan gerakan Sego Segawe

(Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe atau Sepeda Untuk Sekolah dan Bekerja) untuk mengajak

masyarakat Kota Yogyakarta membiasakan menggunakan sepeda untuk beraktivitas sehari-hari dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Di Yogyakarta sendiri sudah sejak lama berdiri banyak klub-klub komunitas bersepeda mulai dari penggemar sepeda antik (sepeda onthel) sampai dengan sepeda modern (sepeda lipat, sepeda balap, sepeda fixie).

Penelitian ini mengembangkan sebuah aplikasi berupa laman Jogja Gowes yang diharapkan menjadi media publikasi berita dan kegiatan seputar gowes sekaligus mendukung Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengembangkan potensi budaya gowes sebagai bagian penting dari pariwisata di Yogyakarta. Laman Jogja

Gowes dikembangkan dengan metode berorientasi objek, dirancang dengan notasi diagram UML dan

diimplementasikan dengan bahasa pemrograman PHP pada framework Bootstrap. Untuk pengelolaan basis data, sistem ini menggunakan MySQL.

Fitur yang telah berhasil dikembangkan pada laman Jogja Gowes adalah antarmuka untuk berita dan kegiatan seputar gowes, peta jalur gowes, profil komunitas gowes, serta forum untuk diskusi para penggiat gowes di Yogyakarta.

Kata kunci : budaya gowes, pariwisata, Yogyakarta, komunitas

1. Pendahuluan

Bersepeda saat ini telah berkembang menjadi tren budaya masyarakat Indonesia, bahkan beberapa tahun terakhir ini bersepeda atau yang populer disebut dengan gowes menjadi fenomena baru di kota-kota besar di Indonesia. Berkembangnya budaya bersepeda di wilayah perkotaan merupakan suatu hal yang sangat positif yang menunjukkan bahwa masyarakat mulai membudayakan gaya hidup sehat dan juga memiliki kepedulian yang besar terhadap isu-isu lingkungan, khususnya

global warming[1].

Fenomena meningkatnya minat masyarakat untuk bersepeda tidak luput dari perhatian pemerintah. Beberapa pemerintah daerah secara khusus menyediakan program-program dan fasilitas untuk mendukung kegiatan para penggiat hobi bersepeda. Misal di beberapa kota-kota besar sudah menyediakan jalur khusus bagi para pengendara sepeda. Bahkan, Bandung adalah kota pertama di Asia Tenggara yang sudah memiliki fasilitas bike

sharing (penyewaan sepeda bagi masyarakat

umum)[2]. Fasilitas tersebut ditunjukkan pada Gambar 2. Hal ini tak lepas dari kesadaran pentingnya membudayakan gaya hidup sehat untuk

membantu upaya pelestarian lingkungan,

khususnya terkait dengan polusi udara di daerah perkotaan.

(2)

Pemerintah Kota Yogyakarta pada tanggal 13 Oktober 2013 me-launching Gerakan Sego Segawe

(Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe)

untuk mendorong masyarakat menggunakan sepeda

dalam aktivitas sehari-hari terutama untuk

berangkat ke sekolah atau ke tempat kerja[3]. Pemerintak Kota Yogyakarta juga menetapkan 34 ruas khusus untuk sepeda yang dibangun mulai tahun 2009[4]. Program-program tersebut mendapat dukungan dari masyarakat Yogyakarta, khususnya dari komunitas-komunitas penggiat hobi bersepeda di Yogyakarta yang saat ini berjumlah sekitar 78 komunitas/klub[4].

Untuk mendukung budaya gowes di

Yogyakarta, perlu adanya media sosialiasi berbagai macam informasi terkait gowes sehingga budaya

gowes di Yogyakarta semakin berkembang dan

juga dapat menjadi bagian dari pariwisata

Yogyakarta. Laman Jogja Gowes yang

dikembangkan pada penelitian ini sebagai sebuah

sistem informasi yang diharapkan dapat

mendukung budaya gowes dan juga menjadi media promosi pariwisata Yogyakarta. Aplikasi teknologi dalam bentuk sistem informasi adalah salah satu bagian penting dari strategi pemasaran pariwisata daerah di era modern saat ini[5].

2. Perancangan Sistem 2.1 Arsitektur Sistem

Laman Jogja Gowes dimplementasikan

dengan dengan arsitektur Model-View-Controller

(MVC) pada framework Bootstrap v.3.2.0. Arsitektur MVC memiliki keunggulan utama yaitu kemudahan dalam mengelola dan mengembangkan sistem melalui pemisahan logika bisnis dengan logika antarmuka pengguna[6]. Selain itu sistem yang menerapkan arsitektur MVC memiliki tingkat fleksibilitas tinggi dengan kompleksitas kode program yang rendah[7]. Pemilihan framework

Bootstrap sebagai framework pengembangan

didasarkan pada keunggulan Bootstrap yang menyediakan fungsionalitas-fungsionalitas yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi web dengan mudah dan cepat dengan hasil yang berkualitas, khususnya pada aspek interaksi antarmuka sistem[8].

2.2 Use Case Diagram

Use case diagram adalah notasi UML yang

dapat digunakan untuk menunjukkan fungsionalitas yang disediakan sistem bagi masing-masing stakeholder[9]. Pada sistem ini terdapat 2 (dua) aktor, yaitu admin dan pengunjung.

Aktor admin dapat melakukan pengelolaan data-data utama seperti berita, event, program promo, peta jalur gowes, dan profil komunitas. Pengunjung dapat mengakses informasi berita,

event, program promo, mencari jalur gowes,

melihat profil komunitas, dan berkirim pesan di

papan diskusi. Use case diagram untuk Laman

Jogja Gowes dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Use Case Diagram 2.3 Perancangan Data

Gambar 3 menunjukkan Entity Relationship

Diagram (ERD) untuk laman Jogja Gowes. ERD

merupakan notasi perancangan perangkat lunak yang merepresentasikan hubungan antara entitas-entitas atau data-data utama yang relevan dengan proses bisnis pada sistem[10]. Data-data utama pada laman Jogja Gowes antara lain jalur gowes, berita (news), agenda kegiatan event), dan diskusi.

(3)

3. Hasil Implementasi Sistem

Laman Jogja Gowes memiliki peta situs seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Peta Situs Laman Jogja Gowes

Tampilan halaman utama sistem ditunjukkan pada Gambar 5. Halaman utama laman Jogja

Gowes menampilkan berita-berita terbaru yang

relevan dengan budaya bersepeda. Pada halaman ini pengunjung laman juga bisa melihat daftar agenda kegiatan yang terkait dengan aktivitas bersepeda yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun oleh komunitas penggiat hobi bersepeda di Yogyakarta..

Gambar 5. Halaman utama laman Jogja Gowes

Pada halaman Indeks Berita, pengunjung dapat melihat daftar berita lengkap yang ada di laman Jogja Gowes. Halaman Indeks Berita ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Halaman Indeks Berita

Laman Jogja Gowes menyediakan halaman khusus bagi institusi bisnis atau perusahaan yang ingin menawarkan program-program promosi bagi penggiat hobi bersepeda di Yogyakarta. Melalui penawaran program promosi tersebut, perusahaan dapat berpartisipasi dalam mendukung budaya bersepeda di Yogyakarta. Halaman promo dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Halaman Promo

Pada Gambar 8 ditunjukkan tampilan untuk halaman Detail Event. Halaman ini berisi deskripsi lengkap mengenai berbagai macam event seputar

hobi bersepeda. Penyelenggaraan event-event

seperti ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat luas untuk ikut melestarikan budaya bersepeda sekaligus sebagai ajang promosi kegiatan pariwisata, khususnya di wilayah Yogyakarta.

(4)

Gambar 8. Halaman Detail Event

Laman Jogja Gowes menyediakan halaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana sosialisasi oleh komunitas penggiat hobi bersepeda di

Yogyakarta. Profil masing-masing komunitas

tersebut dapat dilihat pengunjung di halaman Detail Profil Komunitas. Halaman ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Halaman Detail Profil Komunitas

Untuk memudahkan masyarakat dalam

melakukan aktivitas gowes, laman Jogja Gowes menyediakan fitur peta jalur gowes melalui integrasi Google Maps yang dapat digunakan untuk mencari jalur gowes yang ada di Kota Yogyakarta. Tampilan peta jalur gowes dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Halaman Pencarian Jalur Gowes

Fitur terakhir yang dapat diakses pada laman

Jogja Gowes adalah forum diskusi. Forum ini dapat

digunakan oleh para penggiat hobi bersepeda untuk berdiskusi berbagai macam topik seputar hobi

gowes. Pengunjung harus login terlebih dulu untuk

masuk ke dalam forum diskusi. Tampilan halaman forum diskusi pada laman Jogja Gowes dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Halaman Konten Papan Diskusi 4. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil implementasi sistem, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Laman Jogja Gowes telah berhasil dikembangkan dengan fitur-fitur utama

(5)

menyesuaikan kebutuhan budaya bersepeda di Yogyakarta.

2. Fitur utama dari laman Jogja Gowes adalah peta jalur gowes, berita dan agenda kegiatan terkait dengan budaya bersepeda, dan forum diskusi bagi anggota komunitas penggemar sepeda.

3. Laman Jogja Gowes dapat mendukung

gerakan budaya bersepeda sekaligus

sebagai salah satu aplikasi e-tourism sebagai bagian dari promosi pariwisata Yogyakarta.

Daftar Pustaka:

[1.] Indrawan, C. A., Bramantijo, B., & Sutanto, R. P. 2013. Perancangan Kampanye Sosial Tentang Penggunaan Lajur Bersepeda di Kota Surabaya. Jurnal DKV Adiwarna, 1(1), 13.

[2.] Karina, Ernia. 2014. Indonesia butuh lebih

banyak tempat-tempat ini, bukan mall !.

(Online), (http://www.hipwee.com/motivasi- /indonesia-butuh-banyak-tempat-ini-bukan-mall-2/, diakses 21 Desember 2014)

[3.] Pemerintah Kota Yogyakarta. 13 Oktober, 2008. Lautan Pesepeda Banjiri Launching

Sego Segawe. (Online),

(http://www.jogja-

kota.go.id/news/lautan-pesepeda-banjiri-launching-segosegawe, diakses 24

Desember 2014)

[4.] Kompas, 26 Februari, 2009. Yogya Tetapkan

34 Ruas Khusus untuk Sepeda. (Online),

(http://regional.kompas.com/read/2009/02/2 6/15582258/yogya.tetapkan.34.ruas.khusus. untuk.sepeda, diakses 24 Desember 2014) [5.] Middleton, V. T., & Clarke, J. R.

2012. Marketing in travel and tourism. Routledge.

[6.] Völter, M., Stahl, T., Bettin, J., Haase, A., & Helsen, S. 2013. Model-driven software

development: technology, engineering, management. John Wiley & Sons.

[7.] Wang, Y., Guo, C., & Song, L. (2009, September). Architecture of e-commerce systems based on J2EE and MVC pattern. In Management of Commerce and

e-Government, 2009. ICMECG'09. International Conference on (pp. 284-287).

IEEE.

[8.] Spurlock, Jake. 2013. Bootstrap. O'Reilly Media, Inc.

[9.] Lano, K. 2009. UML 2 semantics and

applications. John Wiley & Sons.

[10.] Coronel, C., Morris, S., & Rob, P.

2009. Database systems: design,

implementation, and management. Cengage

Gambar

Gambar 1. Fasilitas bike sharing di Bandung[2]
Gambar 2. Use Case Diagram
Gambar 4. Peta Situs Laman Jogja Gowes
Gambar 10. Halaman Pencarian Jalur Gowes

Referensi

Dokumen terkait

Untuk setiap F statistic di ANOVA yang mengevaluasi pengaruh variable dependen tunggal dikaitkan dengan statistic multivariate (gcr atau Wilks’ lambda) yang mengevaluasi

Sehubungan dengan Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Perumahan Dan Permukiman Kota Medan Tahun Anggaran 2014, untuk kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU

Melalui kegiatan menyusun gambar tahapan pertumbuhan hewan dan tumbuhan, Peserta didik mampu menyimpulkan (C6) siklus makhluk hidup yang ada di sekitarnya

Dengan bimbingan guru siswa membahas tentang berbagai pekerjaan yang menjadi cita-cita antara lain menjadi seorang guru, arsitek, dokter hewan, penyanyi, dan pilot.?.

Budaya Keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan Universitas seperti di Fakultas Kesehatan Masyarakat belum dilaksanakan dengan sesuai standar. Ditemukan perilaku

ketentuan yang diatur dalam Perda DIY Nomor 4 Tahun 2012 tentang.. Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang

Dalam kaitannya dengan Guru sebagai pendidik, maka pentingnya guru professional yang memenuhi standar kualifikasi diatur dalam pasal 8 Undang- undang No.14 tahun

Westinghouse menambahkan lagi dengan kondisi kerja ( working condition ) dan keajegan ( consistency ) dari operator di dalam melakukan pekerjaan. Untuk ini westinghouse