• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pengembangan IPTEKS di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kebijakan Pengembangan IPTEKS di Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan

Pengembangan IPTEKS

di Indonesia

Andrianto Handojo

Dewan Riset Nasional

Lokakarya Nasional VI

Manajemen Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi tahun 2013

Universitas Gajah Mada, 7-9 November 2013

Pokok Pemaparan

 Kebijakan Pengembangan IPTEKS di Indonesia saat ini:

- Tujuh bidang fokus - Penguatan Sistem Inovasi - Pusat-pusat Unggulan  Pemikiran dan Gagasan:

- Peningkatan koordinasi

- Pemanfaatan kekhasan sumberdaya Indonesia secara maksimal.

(2)

Tujuh Bidang Fokus



Sebuah upaya meningkatkan sinergi:

Pembatasan bidang-bidang riset

 Dirumuskan 7 bidang fokus, dalam: RPJPN 2005-2025, Rakornas RISTEK 2008, RPJMN 2010-2014, Jakstranas 2010-2014 1. Ketahanan Pangan

2. Energi

3. Teknologi Informasi dan Komunikasi 4. Teknologi dan Manajemen Transportasi 5. Teknologi Pertahanan dan Keamanan 6. Teknologi Kesehatan dan Obat 7. Material Maju

3

Sistem Inovasi (1)

Sistem Inovasi:

Jaringan antara berbagai pelaku seperti peneliti, industri, bisnis, lembaga pemerintah dan lain-lain yang saling berinteraksi untuk mewujudkan perbaikan kehidupan secara inovatif.

Penguatan Sistem Inovasi:

Penguatan jaringan koordinasi, kemitraan dan kerjasama antara para pelaku untuk melaksanakan inovasi menuju sinergi.

Penguatan Sistem InovasiNasional (SINas) dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

Diarahkan pada penguatan: 1. Kelembagaan iptek 2. Sumberdaya iptek 3. Jaringan iptek.

(3)

Sistem Inovasi (2)

5 Kebutuhan & persoalan Paket teknologi Pengembang Teknologi Pengguna Teknologi Fasilitator Intermediator Regulator [Benyamin Lakitan 2012] Adopsi Relevansi

Kerangka Desain MP3EI

1. Mendorong realisasi investasi skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama 2. Sinkronisasi rencana aksi nasional untuk

merevitaliasasi kinerja sektor riil 3. Pengembangan center of excellence di setiap

koridor ekonomi

Inisiatif Strategis MP3EI

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur

VISI INDONESIA 2025 PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI MELALUI KORIDOR EKONOMI PENGUATAN KEMAMPUAN SDM DAN IPTEK NASIONAL STRATEGI UTAMA MP3EI

PRINSIP DASAR DAN PRASYARAT KEBERHASILAN PERCEPATAN DAN

PRINSIP DASAR

(4)

Tema Pembangunan Koridor Ekonomi

Indonesia

SUMATERA JAWA KALIMANTAN SULAWESI BALI - NT PAPUA-KEP.MALUKU Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional Pendorong Industri dan Jasa Nasional Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan Pertambangan Nasional

Posisi Indonesia sebagai basis ketahanan pangan dunia, pusat pengolahan produk pertanian, perkebunan, perikanan, sumber daya mineral dan energi serta pusat mobilitas

logistik global

7

Pusat Unggulan Iptek (PUI)

8

 PUI: organisasi yg berkolaborasi dgn organisasi lainnya dan

melaksanakan riset pd bidang speifik secara multi dan interdisiplin dgn standar yg tinggi serta relevan dgn kebutuhan pengguna iptek  Sdh berstatus PUI: 1. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (Medan)

2. Lembaga Penyakit Tropis Unair (Surabaya) 3. Pusat Penelitian Kopi & Kakao Indonesia (Jember)  Yang dibina:

1. Konsorsium Riset (KR) Pengelolaan Lahan Suboptimal (Palembang) 2. Pusat Kajian Hortikultura IPB (Bogor)

3. Pusat Studi Biofarmaka IPB (Bogor) 4. Pusat Penelitian Karet (Bogor)

5. KR Pengelolaan Hutan Tropis Berkelanjutan (Banjarmasin) 6. KR Rumput Laut (Makassar)

7. KR Pariwisata (Denpasar) 8. KR Ruminansia Besar (Mataram) 9. KR Sagu (Manokwari).

(5)

Inisiatif Inovasi 1-747

1% dari GDP per tahun 7 Langkah Perbaikan Ekosistem Inovasi 4 Wahana Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

7 Sasaran Visi Indonesia 2025

Untuk menunjang Inovasi diperlukan dana R&D hingga 1% dari GDP per tahun s/d tahun 2014. Peningkatan tsb dpt dilaksanakan bertahap sesuai dgn daya dukung pemerintah,BUMN dan partisipasi swasta

1. Sistem insentif dan regulasi yg mendukung inovasi dan budaya penggunaan produk dalam negeri 2. Peningkatan kualitas dan fleksibilitas perpindahan sumber daya manusia 3. Pembangunan pusat2 inovasi utk mendukung IKM 4. Pembangunan klaster inovasi daerah 5. Sistem remunerasi Peneliti 6. Revitalisasi infrastruktur R&D

7. Sistem dan manajemen pendanaan riset yang mendukung inovasi

1. Industri kebutuhan dasar (pangan, obat-obatan, energi dan air bersih)

2. Industri kreatif (berbasis budaya dan digital content) 3. Industri berbasis daya dukung daerah (S & T Park & Industrial Park) 4. Industri strategis (pertahanan, Transportasi dan ICT)

1. Meningkatkan jumlah HaKI dari penelitian dan industri yang langsung berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi

2. Meningkatkan infrastruktur S&T berstandar internasional 3. Mencapai swasembada pangan, obat-obatan, energi dan air bersih yang berkesinambungan

4. Meningkatkan ekspor produk industri kreatif menjadi dua kali lipat

5. Meningkatkan jumlah produkproduk unggulan dan nilai tambah industri dari berbagai daerah

6. Mencapai swasembada produk dan sistem industri pertahanan, transportasi dan ICT

7. Mencapai pertumbuhan ekonomi yg berkesinambungan, kemakmuran yang merata, dan memperkokoh NKRI9

Yang ditinjau:

• Peningkatan koordinasi

• Perhatian lebih besar pada kekhasan sumberdaya Indonesia.

Pemikiran dan Gagasan

Penganggaran:

- Dana utk riset & pengembangan di Indonesia kurang dari 0,08% GDP

- KIN mentargetkan 1% - Negara maju ≥≥≥≥2%

• Dengan terbatasnya sumberdayafinansial (dan SDM), patut dilakukan: - Pembatasan bidang / tema riset

- Koordinasi / kemitraan / kerjasama yg lebih baik.

(6)

Koordinasi

 Kenyataan:

- Tidak semua mengikuti acuan yang bersifat nasional, seperti ARN (Agenda Riset Nasional)

- Pada 2007 terdapat 11 penelitian tentang kelapa sawit utk biofuel, (total Rp.15 M). Ke-11 kegiatan tsb tidak saling mengetahui

- Dalam banyak riset, jarang dilakukan kerjasama antara peneliti dari lembaga / perguruan tinggi yg berbeda.

- Bahkan dlm proposal riset, jarang dilakukan perujukan terhadap pekerjaan sebelumnya oleh peneliti Indonesia yg lain.

 Peningkatan:

Koordinasi perlu diperbaiki, dengan upaya peningkatan cara dan tata kerja, kebiasaan, pembentukan jaringan kemitraan dll.

 Contoh yang baik: - Konsorsium riset vaksin - Konsorsium riset baterai lithium

- Koordinasi di bidang pertahanan keamanan. 11

Konsorsium Riset Vaksin

 Penanda-tanganan kesepakatan: 25 Januari 2012

 Melibatkan 16 pihak:

Akademik: UI, ITB, Unpad, UGM, Univ. Sebelas Maret, Univ. Al Azhar Indonesia, Unhas, Unair

Bisnis: Biofarma, Indofarma

Pemerintah: Kemenkes, Kemenristek,BPPT, LIPI, Lembaga Eijkman,KIN

 FRVN(Forum Riset Vaksin Nasional), delapan konsorsium utk riset dan pengembangan vaksin: dengue, malaria,

rotavirus, influenza, new TB, delivery system dan kebijakan.

 Kemajuan signifikanterjadi pada konsorsium vaksin new TB dan vaksin dengue. 12 [D e w a n R ise t N a si o n a l]

(7)

Konsorsium Riset Baterai Lithium

 Konsorsium digawangi:LIPI, Batan, UI, ITS dan PT Nipress

 Target:

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) baterai nasional dapat mencapai 20%

 Tahun 2013:

Telah diproduksi terbatas baterai lithium generasi kedua yang mampu menyimpan daya 24 kWh. Ditargetkan

pada 2015 baterai lithium sudah full local, mulai dari sel, modul, sampai packaging

 PT Nipresstelah menginventasikan sekitar US$ 10 juta.

13 [D e w a n R ise t N a si o n a l]

Koordinasi di Bidang Hankam

 KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) :dibentuk pada 2010 untuk revitalisasi industri pertahanan

 Anggota (saat itu): Menhan (Ketua merangkap anggota), Men.BUMN (Wakil Ketua merangkap anggota), Wamenhan (Sekretaris merangkap anggota), Menristek, Men.Perindustrian, Panglima TNI dan Kapolri

 KKIP erat memadukan pejabat dan lembaga penting yg menjadikan industri pertahanan sebagai “masalah bersama”. Sidang pleno dan rapat2 tim pokja – tim asistensi

teratur diadakan.

 Melahirkan UU 16 th 2012 ttg Industri Pertahanan. Juga Cetak

Biru Riset Pengembangan Produk

Hankam yg disampaikan kepada log

sp o t. co m ]

(8)

Khas Indonesia

 Kita memiliki banyak sumberdaya yg khas atau spesifik Indonesia yg sejauh ini belum banyak ditangani

 Beberapa aspek atau manfaat yg berkaitan:

- Memperbesar peluang publikasi internasional (yang sangat ketat persaingannya)

- Kedekatan dengan sumberdaya (atau persoalan) lokal meningkatkan kemungkinan pemanfaatan secara konkrit - Membangun keahlian dan kemandirian nasional

 Beberapa contoh:

pancaran matahari

biodiversitas (no.2 dunia, dgn maritim no.1)

garis pantai (no.2 terpanjang dunia)

gunung api (129 gunung api aktif)

sumber geotermal (no.1 dunia?)

15

Sumberdaya Bio

 Sumberdaya bio dapat menghasilkan energi dan berbagai produk

 Praktis produk apapun(sabun, kosmetik, plastik, cat, perekat, pengawet makanan..…) dapat dicarikan sumber bahan bionya di Indonesia

 Kemungkinan menggeser industri petrokimia menjadi industri biokimia

 Dengan kesungguhan tinggi, Indonesia dapat menjadi “timur-tengah”nya biokimia

 Perlu waspada, karena negara lain sudah mulai “mencuri start”.

(9)

Bio-Energi (1)

 Ancaman ketahanan Indonesia oleh terus

naiknya harga minyak bumi (pertama dlm 50 th, pada 2012 neraca kita defisit) [Faisal Basri, 2013]

 Minyak bumi Indonesia akan habispada 2022

 Di berbagai belahan bumi diupayakan bio-energi & produk bio

 Padahal sangat banyak tumbuhan di Indonesia yg dapat menghasilkan bio-energi dan produk bio.

[Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, 2012]

[Tatang H. Soerawidjaja]

17

Bio-Energi (2)

 Generasi 1: diambil dari buah & pati → kelapa sawit, singkong, aren, sorgum manis, mabai (kranji, Pongamia Pinnata),....

 Generasi 2: diambil dari biomassa lignoselulosik (zat kayu) → tandan

kosong sawit, jerami, nimba (mimba, Azadirachta indica)...

 Menanti turun tangannya para ahli IPTEK dan produsen Indonesia (utk memenuhi kebutuhan, juga peluang berjaya di bidang bio-energi

mabai [T a ta n g H . S o e ra w id ja ja ]

(10)

Rangkuman

 Saat ini terdapat beberapa kebijakan untuk pengembangan IPTEK di Indonesia

 Dalam presentasi disampaikan pula dua pemikiran untuk kiranya mendapatkan tanggapan yang sesuai

 Yang pertama mengenai koordinasi/kemitraan/kerjasama, yang pada satu bidang/disiplin pun amat perlu dilakukan

 Yang kedua mengenai perhatian ke arah tema riset khas Indonesia, yang sangat kaya namun belum memperoleh perhatian semestinya.

19

Terima Kasih

Terima Kasih

Terima Kasih

Terima Kasih

atas perhatian

atas perhatian

atas perhatian

atas perhatian

20

Referensi

Dokumen terkait

• Provinsi Lampung, Papua, Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Aceh, Maluku Utara, Sulawesi tengah, Sulawesi Barat, Bengkulu, Maluku, dan Kalimantan Selatan perlu

Comment: Jumlah yang diperkirakan untuk pembangunan infrastruktur di 6 (enam) koridor (Sumatra,Jawa,Kalimantan,Sulawesi, Bali NT dan Papua/Maluku) sebesar Rp.2.964 triliun dan

B. Kategori Portofolio Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2019 Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2018.. Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT Bank Tabungan

KORWIL SUMATERA, KORWIL KALIMANTAN, KORWIL SULAWESI, KORWIL BALI, NUSA TENGGARA, MALUKU, DAN PAPUA, KORWIL JAWA BARAT, DKI, DAN BANTEN, KORWIL JAWA TENGAH DAN YOGYAKARTA, KORWIL

(3) Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat selaku kepala SKPD atas nama Bupati menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Sesuai dengan definisi tersebut, Fireworks lebih diutamakan penggunaannya untuk desainer website dengan latar belakang keahlian desain grafis, yang melibatkan perangkat image

Bagi pengelola struktur oraganisasi , perancangan struktur baru adalah sebuah masalah tersendiri. Disaat organisasi makin kompleks dan tidak dapat lagi ditangani

Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela pohon juga singkong.Ubi kayu merupakan sumber karbohidrat yang paling