BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keindahan alam dan daya tarik pariwisata. Daya tarik serta daya saing pariwisata Indonesia sendiri kini menduduki peringkat 70 dari 140 negara di dunia (sumber : Tribunenews.com 13 November 2014). Guna mengelola dan melindungi kekayaan alam dan daya tari pariwisata, pemerintah mengaturnya dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan bahwa keadaan alam, flora, dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan
modal pembangunan pariwisata untuk peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
Hal tersebut dipertegas dengan konsep pembangunan pariwisata yang ideal, yaitu pembangunan pariwisata yang mampu mendukung kelestarian alam (keberlanjutan), adanya partisipasi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi (Saglio:1979 dan Gonsalves: 1984). Seperti yang telah dijelaskan diatas, hal tersebut merupakan pedoman untuk berbagai daerah di Indonesia agar mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah guna pencapaian nilai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat disekitar objek wisata daerah tersebut.
Dalam rangka memajukan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, semua daerah berlomba-lomba memajukan pariwisata. Salah satunya dengan menggerakkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai pendukung pariwisata itu sendiri. Hal tersebut merupakan langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi dalam pembangunan pariwisata. Pembangunan pariwisata digerakkan mengingat Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi serta letaknya yang strategis karena dekat dengan Bali. Akan tetapi, selama ini Kabupaten Banyuwangi hanya dianggap sebagai tempat perlintasan bukan tempat persinggahan parwisata (Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Banyuwangi Tahun 2020-2015).
Semenjak Abdullah Azwar Annas menjabat sebagai Bupati Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2010, beliau membuat suatu gebrakan dibidang pariwisata seperti meresmikan tiga destinasi unggulan (Kawah Gunung Ijen, Pulau Merah dan G-Land) dan rangkain festival yang tergabung dalam Banyuwangi Festival. Salah satu destinasi unggulan yang dipilih sebagai objek penelitian ini adalah Pulau Merah. Hal ini dikarenakan Pulau Merah diantara ketiga destinasi tersebut menunjukkan adanya perubahan semenjak adanya kebijakan pembangunan pariwisata seperti tingkat keramaian, kunjungan wisata, munculnya pelaku usaha kecil dan dukungan infrastruktur. Hal ini juga dipengaruhi Objek Wisata Pulau Merah cocok dikunjungi oleh berbagai kalangan baik lansia, tua, muda bahkan anak kecil sekalipun. Dibandingkan dengan dua destinasi lainya seperti Kawah Gunung Ijen yang tidak bisa dikunjungi oleh
semua kalangan. Selain itu, dalam pengembangan kawah ijen belum mampu membawa dampak pengganda khususnya disektor ekonomi masyarakat sekitar.
Pada awal kepemimpinanya, Bupati memiliki komitmen dalam membangun pariwisata di Banyuwangi dengan membuat program-program pembangunan dan pengembangan pariwisata Banyuwangi. Hanya saja Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Banyuwangi (RIPKK) disahkan pada tahun 2012. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Banyuwangi merupakan dokumen yang memuat rencana menyeluruh pembangunan pariwisata di
Banyuwangi. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Banyuwangi ini merupakan acuan dalam penyusunan program-program pariwisata di Banyuwangi. Sebagaimana salah satu pasalnya yaitu pasal 17 mengamanatkan bahwa pembangunan pariwisata tersebut harus melibatkan serta mengembangkan sektor UMKM untuk menunjang pembangunan pariwisata itu sendiri.
Bentuk peningkatan sektor UMKM sebagai penunjang pembangunan pariwisata di Banyuwangi adalah dengan pemetaan profil UMKM, memfasilitasi pengembangan UMKM, pelayanan klinik koperasi dan UMKM, pelatihan manajemen dan kewirausahaan, dan pelatihan keterampilan. Hal tersebut merupakan upaya pemerintah daerah untuk melibatkan masyarakat Banyuwangi dalam membangun pariwisata Banyuwangi. Diharapkan dari peningkatan UMKM tersebut mampu membuka peluang terhadap peningkatan pendapatan, pengusaha
lemah menjadi pengusahan yang tersupport dengan penataan kembali pariwisata di Kabupaten Banyuwangi khususnya di Objek Wisata Pulau Merah.
Dalam pelaksanaan hal-hal tersebut, terdapat dua instansi pemerintah daerah yang memiliki tugas serta kewajiban untuk menjalankan amanat Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012, yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Banyuwangi. Apabila dilihat dari konteks peningkatan sektor UMKM dalam menunjang sektor pariwisata tentunya kedua instansi ini memiliki hubungan yang erat guna melaksanakan amanat Perda tersebut.
Berangkat dari kondisi tersebut, perlu adanya sebuah kajian untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian kebijakan pembangunan tersebut dengan melihat berbagai indikator dalam mengimplementasikan suatu kebijakan termasuk komunikasi dua instansi tersebut dengan masyarakat sekitar Objek Wisata Pulau Merah guna mensukseskan peningkatan UMKM dalam menunjang pariwisata di Kabupaten Banyuwangi khususnya di Objek Wisata Pulau Merah. Selain itu, sudahkah program peningkatan sektor UMKM yang sudah berjalan mampu memberi dampak positif bagi kesejahteraan dan kemakmuran khususnya kepada masyarakat lemah di sekitar Objek Wisata Pulau Merah.
Untuk melihat kondisi ini kedepan, tentunya perlu melihat implementasi kebijakan pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah dengan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten
Banyuwangi. Hal ini bertujuan memberikan rekomendasi kedepan mengenai kegagalan dan keberhasilan pembangunan pariwisata dalam upaya peningkatan UMKM, dimana berhasil atau tidaknya sebuah proses implementasi kebijakan sampai dengan tercapainya hasil, tegantung pada proses komunikasi, sumberdaya yang ada, sikap dari para implementor serta struktur birokrasi (Edward III, 1980:11).
Berdasarkan dari uraian dari kondisi tersebut diatas, maka penelitian ini
secara khusus akan mendeskripsikan tentang implementasi kebijakan
pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah Kabupaten Banyuwangi. Apa saja keberhasilan maupun hambatan-hambatan yang ada didalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan :
“Bagaimana Implementasi Kebijakan Pembangunan Pariwisata dalam Peningkatan Sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah Kabupaten Banyuwangi?”
1.3 Batasan Masalah
Batasan pada penelitian ini adalah implementasi dari Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012 sebagai acuan dalam pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah Kabupaten Banyuwangi. Tempat dan Waktu Penelitian adalah di Objek Wisata Pulau Merah,
Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Lokasi ini dipilih karena Objek Wisata Pulau Merah merupakan salah satu destinasi unggulan yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi serta waktu penelitian dimulai dari akhir bulan September hingga Maret.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara aktual mengenai kebijakan pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan secara khusus dari penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi kebijakan pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah.
1.5 Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui implementasi kebijakan pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM.
b. Penelitian ini diharapakan dapat menjadi wahana pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang kebijakan pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan
pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah. b. Diharapakan menghasilkan informasi yang dapat menjelaskan kepada
masyarakat mengenai implementasi kebijakan pembangunan pariwisata dalam peningkatan sektor UMKM di Objek Wisata Pulau Merah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian pada skripsi ini dibagi dalam 5 (lima) bab. Masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:
BAB 1: Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini akan menjelaskan tentang kajian pustaka, kerangka konsep, landasan teori, dan kerangka konseptual.
BAB III: Metodologi Penelitian
Bab ini akan menjelaskan tentang jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian data.
BAB IV : Pembahasan
Bab ini membahas tentang gambaran umum atau obyek penelitian, yaitu gambaran Kabupaten Banyuwangi, gambaran Dinas Koperasi dan UMKM, gambaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Objek Wisata Pulau Merah, serta hasil temuan dan analisis penelitian, yaitu pelaksanaan program peningkatan UMKM sesuai dengan konsep implementasi kebijakan Edward III, dampak kebijakan terhadap masyarakat, maupun kendala dalam implementasi kebijakan.
BAB V : Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang bersifat membangun bagi objek penelitian.