• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Seluruh program investasi infrastuktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Kabupaten Solok Selatan harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

RPIJM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan sosial untuk meminimalisir pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungaPn dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN

LINGKUNGAN

(2)

4.1 ASPEK LINGKUNGAN

Kajian lingkungan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan , dalam penyusunan dokumen RPIJM bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya ini, telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, yaitu sebagai berikut :

1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”

2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”

(3)

4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis:

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan

5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.

Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL

4.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Sistematis, menyeluruh, dan partiispatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/ atau program. Tahapan awal pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan terhadap usulan rencana/program dalam RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kab. Solok Selatan per masing-masing sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti ;

1. Perubahan iklim

2. Kerusakan, kemorosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati 3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,

kekeringan dan/atau kebakaran hutan dan lahan 4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam 5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan

(4)

6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

7. Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

Berikut dapat dilihat pada tabel 4.1, dapat dilihat penapisan kebijakan/rencana/ program yang ada dalam RPI2JM bidang Cipta Karya di Kabupaten Solok Selatan

Tabel 4.1

Penapisan Usulan Program/Kegiatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Solok Selatan

No Kriteria Penapisan Penilaian Uraian Pertimbangan Kesimpulan (signifikan/ Tidak signifikan)

1 Sektor Pengembangan Permukiman

Perubahan iklim Kebijakan/Program/Kegiatan dalam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak menimbulkan dampak langsung terhadap terjadinya perubahan iklim, yang perlu diperhatikan, rencana lokasi untuk program/kegiatan yang direncanakan, telah sesuai dengan RTRW Tidak Signifikan Kerusakan, kemerosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan berdampak negatif terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan,

kemorosotan dan/atau kepunahan

keanekaragaman hayati, jika pembangunan infrastruktur dilakukan tanpa memperhatikan kesesuaian dengan RTWR, namun besaran dampaknya skala kecil

Tidak Signifikan

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak negatif terhadap kemungkinan peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana (banjir, kekeringan, dll), asalkan dalam perencanaannya

mempertimbangkan kesesuaian dengan RTRW

Tidak Signifikan

(5)

No Kriteria Penapisan Penilaian Uraian Pertimbangan Kesimpulan (signifikan/ Tidak signifikan)

Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak negatif

terhadap kemungkinan penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, jika rencana lokasi untuk program/kegiatan yang

direncanakan tidak sesuai dengan RTRW

Tidak Signifikan

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan

dan/atau lahan

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan berdampak negatif terhadap

kemungkinan terjadinya peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, karena adanya desakan memenuhi kebutuhan lahan untuk permukiman

Tidak Signifikan

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya

keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak negatif

terhadap kemungkinan peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat, asalkan pembangunan dilakukan secara adil dan merata

Tidak Signifikan Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak negatif

terhadap peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia, jika dalam realisasi program/kegiatan tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan

Tidak Signifikan

2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Perubahan iklim Kebijakan/Program/Kegiatan dalam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak negatif terhadap kemungkinan terjadinya perubahan iklim, bahkan dengan adanya program/kegiatan untuk penataan RTH, diharapkan memberi dampak positif Tidak Signifikan Kerusakan, kemerosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan olok tidak memiliki dampak besar dan penting terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan, kemorosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, asalkan dalam proses pembangunannya, mempertimbangkan kondisi

Tidak Signifikan

(6)

No Kriteria Penapisan Penilaian Uraian Pertimbangan Kesimpulan (signifikan/ Tidak signifikan) lingkungan Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak negatif terhadap peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana (banjir, kekeringan, dll), jika dalam proses penataan bangunan dan lingkungannya tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup

Tidak Signifikan

Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak terhadap kemungkinan penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,

Tidak Signifikan

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan

dan/atau lahan

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak terhadap peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan

Tidak Signifikan

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya

keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak negatif

terhadap kemungkinan peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat Tidak Signifikan Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak negatif

terhadap peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

Tidak Signifikan

3 Sektor Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Perubahan iklim Kebijakan/rencana/program dalam RPI2JM Kab Solok Selatan , tidak berdampak langsung terhadap perubahan iklim, justru perubahan iklim dapat mengancam kontinuitas SPAM yang dibangun, terutama untuk sumber air

Tidak Signifikan

(7)

No Kriteria Penapisan Penilaian Uraian Pertimbangan Kesimpulan (signifikan/ Tidak signifikan) Kerusakan, kemerosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati

Kebijakan/rencana/program dalam RPI2JM Kab Solok Selatan , dapat berdampak negatif terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan, kemerosotan dan/atau kepunahan

keanekaragaman hayati, hal ini terutama berkaitan dengan lokasi dan sumber air yang digunakan dalam SPAM

Tidak Signifikan

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak negatif terhadap peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana (banjir, kekeringan, dll), hal ini terutama berkaitan dengan lokasi dan sumber air yang digunakan dalam SPAM

Tidak Signifikan

Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan berdampak negatif terhadap kemungkinan penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, jika dalam pemanfaatan sumber daya air sebagai sumber air baku SPAM tidak mempertimbangkan kondisi daya

dukungnya

Tidak Signifikan

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan

dan/atau lahan

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak terhadap

peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, misalnya, dari kegiatan pemasangan jaringan transmisi/bangunan penangkap air di kawasan hutan

Tidak Signifikan

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya

keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

Kebijakan/Rencana/program RPI2JM Kab Solok Selatan , secara tidak langsung, dapat

berdampak terhadap peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat, jika dalam pemanfaatan sumber daya air untuk air baku SPAM, kurang memperhatikan kepentingan pengguna air lainnya

Tidak Signifikan

(8)

No Kriteria Penapisan Penilaian Uraian Pertimbangan Kesimpulan (signifikan/ Tidak signifikan) Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

Kebijakan/rencana/program RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak negatif terhadap peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia, jika kualitas air yang dihasilkan dari perencaanaan SPAM tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan

Tidak Signifikan

4 Sektor Penyehatan Lingkungan dan Permukiman

Perubahan iklim Kebijakan/rencana/program dalam RPI2JM Kab Solok Selatan , tidak berdampak terhadap perubahan iklim, namun pada tahap operasional, aktivitas di TPA berpotensi meningkatkan gas rumah kaca, yang pada akhirnya berpengaruh pada perubahan iklim

Tidak Signifikan Kerusakan, kemerosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati

Kebijakan/rencana/program dalam RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak negatif

terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan, kemerosotan dan/atau kepunahan

keanekaragaman hayati jika dalam

perencanaanya kurang memperhatikan kaedah lingkungan, terutama persoalan pengelolaan air limbah dan penanganan sampah

Tidak Signifikan

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak negatif terhadap peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana (banjir, kekeringan, dll), jika dalam tahap perencaanaan, terutama untuk kegiatan drainase, tidak dilakukan secara tepat

Tidak Signifikan

Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

Kebijakan/rencana/program dalam RPI2JM Kab Solok Selatan , dapat berdampak terhadap kemungkinan penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, terutama persoalan pengelolaan air limbah dan penanganan sampah

Tidak Signifikan

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan

dan/atau lahan

Kebijakan/Rencana/Progam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak terhadap peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan

Tidak Signifikan

(9)

No Kriteria Penapisan Penilaian Uraian Pertimbangan Kesimpulan (signifikan/ Tidak signifikan) Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya

keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan tidak berdampak negatif

terhadap kemungkinan peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat Tidak Signifikan Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPI2JM Kab Solok Selatan dapat berdampak negatif

terhadap peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia, jika pengelolaan terhadap air limbah dan sampah tidak dilakukan secara benar

Tidak Signifikan

4.1.2 Amdal, UKL-UPL dan SPPLH

Penjelasan dari uraian Amdal, UKL –UPL dan SPPLH di Kabupaten Solok Selatan dilakukan dengan maksud sebagai salah satu upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Besaran kegiatan untuk dokumen AMDAL, UKL-UPL maupun SPPLH, diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 tahun 2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Pada tabel 5.2 ditampilkan jenis kegiatan yang wajib AMDAL, mengacu kepada Permen LH No. 5 Tahun 2012.

(10)

Tabel 4.2

Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No Jenis Kegiatan Skala Besaran Alasan Ilmiah Khusus

A. Persampahan

a. Pembangunan TPA sampah domestic dengan sistem controlled landfill/sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya

- luas kawasan TPA, atau

- kapasitas total > 10 ha≥ 100.000 ton

a. penyesuaian terhadap luas kawasan TPA dengan daya tampung TPA

b. Perubahan paradigma dari tempat

pembuangan/penampungan akhir menjadi tempat pengolahan akhir.

c. UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dimana konsep 3R menjadi bagian dari deskripsi kegiatan Amdal TPA. Bukan lagi “open

dumping” tapi sebagai tempat pengolah akhir, sehingga ada composting dan landfill gas (waste to energy). untuk insinerator biasanya untuk kapasitas yang kecil (<100 ton per hari) prosesnya kurang sempurna sehingga dampaknya dapat lebih penting

b. TPA di daerah pasang surut, - luas landfill, atau

- kapasitas total Semuakapasitas/besaran

Pengaturan TPA ini lebih ketat dari pada di wilayah lain. secara teknis, daerah pasang surut tidak direkomendasikan untuk menjadi lahan TPA.

Tetapi untuk beberapa wilayah yang tidak punya pilihan wilayah lain maka tetap dapat

diperbolehkan membangun TPA di daerah pasang surut

(11)

No Jenis Kegiatan Skala Besaran Alasan Ilmiah Khusus

c. Pembangunan transfer station

- kapasitas ≥ 500 ton/hari lokasi transfer station padaumumnya terletak di dalam atau di pinggiran kota dan dibangun pada luas lahan yang terbatas d. Pembangunan instalasi

Pengolahan Sampah Terpadu

- Kapasitas ≥ 500 ton/hari

guna mendorong minat swasta/masyarakat e. Pengolahan dengan

insinerator

- kapasitas Semua kapasitas

pengolahan sampah domestik berapapun kapasitasnya harus dilengkapi dengan amdal karena saat ini sampah domestik masih tercampur dengan limbah B3. f. Composting Plant

- kapasitas ≥ 500 ton/hari kapasitas composting plantdiperbesar untuk mendorong minat swasta/masyarakat dalam komposting

g. Transportasi sampah dengan kereta api

- kapasitas ≥ 500 ton/hari

B. Pembangunan

Perumahan/permukiman dan Kawasan

Permukiman dengan pengelola tertentu :

a. Kota Metropolitan, luas b. Kota besar, luas

c. Kota sedang dan kecil, luas d. Untuk keperluan settlement transmigrasi

> 25 ha > 50 ha >100 ha > 2000 ha

Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman

berdasarkan:

a. Hubungan antar kawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup diluar kawasan lindung; b. Keterkaitan lingkungan

hunian perkotaan dengan lingkungan hunian perdesaan; c. Keterkaitan antara

pengembangan lingkungan hunian perkotaan dengan pengembangan lingkungan

(12)

No Jenis Kegiatan Skala Besaran Alasan Ilmiah Khusus

hunian perdesaan;

d. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;

e. Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan privat. f. Analisis teknis, meliputi: g. Tingkat pembebasan lahan. h. Daya dukung lahan, seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per-hektar

i. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.

j. Limbah yang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan permukiman. k. Efek pembangunan terhadap

lingkungan sekitar (mobilisasi material, manusia, dan lalu lintas)

l. KDB (Koefisien dasar

bangunan) dan KLB (Koefisien luas bangunan).

m. Peningkatan air larian (run-off) yang mengakibatkan banjir dihilirnya.

C. Air Limbah Domestik

a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya

- Luas, atau

- Kapasitasnya ≥ 2 ha≥ 11 m3/hari

a. Setara dengan layanan untuk 100.000 orang.

b. Dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, lumpur sisa yang tidak diolah dengan baik dan gangguan visual.

(13)

No Jenis Kegiatan Skala Besaran Alasan Ilmiah Khusus

b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) limbah domestik termasuk fasilitas penunjangnya - Luas, atau

- Beban organik ≥ 3 ha≥ 2,4 ton/hari

Setara dengan layanan untuk 100.000 orang.

c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah, luas layanan

- Luas layanan, atau - Debit air limbah

≥ 500 ha

≥ 16.000 m3/hari

a. Setara dengan layanan 100.000 orang.

b. Setara dengan 20.000 unit sambungan air limbah. c. Dampak potensial berupa

gangguan lalu lintas,

kerusakan prasarana umum, ketidaksesuaian atau nilai kompensasi

D. Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di permukiman

a. kota besar/ metropolitan, panjang

b. kota sedang, panjang

≥ 5 km ≥ 10 km

Berpotensi menimbulkan gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana dan sarana umum, pencemaran di daerah hilir, perubahan tata air di sekitar jaringan, bertambahnya aliran puncak dan perubahan perilaku masyarakat di sekitar jaringan. Pembangunan drainase sekunder di kota sedang yang melewati permukiman padat

E. Jaringan air bersih di kota besar / metropolitan

a. pembangunan jaringan distribusi

- luas layanan > 500 ha

Berpotensi menimbulkan dampak hidrologi dan persoalan keterbatasan air

Konflik sosial pemakaian air di sepanjang jaringan pipa b. pembangunan jaringan

transmisi

(14)

No Jenis Kegiatan Skala Besaran Alasan Ilmiah Khusus Sumber : Permen LH No. 5 Tahun 2012

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang skala/besarannya masih di bawah batas wajib dokumen AMDAL, maka tidak perlu menyusun dokumen AMDAL, tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan Bidang Cipta Karya yang wajib dokumen UKL-UPL, sesuai dengan Permen PU No. 10 Tahun 2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup,

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL, tidak wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL, tapi dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).

Program/kegiatan dalam RPIJM Bidang Cipta karya Kabupaten Solok Selatan disesuaikan dengan Permen LH No. 5 Tahun 2012 dan Permen PU No. 10 Tahun 2008, teridentifikasi, ada beberapa program/kegiatan yang membutuhkan analisis perlindungan lingkungan, yang produknya berupa AMDAL, UKL-UPL atau SPPL. Namun, ada beberapa kegiatan yang skala/besarannya masih belum detail, maka pada tahap realisasi RPIJM ini, perlu dicek kebutuhan analisis perlindungan lingkungannya sesuai dengan ketentuan Permen LH No. 5 Ttahun 2012, dan Permen PU No. 10 Tahun 2004.

(15)

Seluruh program investasi infrastuktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Kabupaten Solok Selatan harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dalam sub proyek, dirumuskan dalam bentuk:

 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (atau Analisis Dampak Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan-RPL);

 Upaya Pengelolaan Lingkungan – UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan – UPL; atau

 Standar Operasi Baku - SOP;

 Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.

2) AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan keuangan subproyek;

3) Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, subproyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Subproyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi AMDAL;

4) Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari

(16)

usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi, atau penggunaan :

 Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau;

 Asbes, bahan-bahan yang mengandung asbes;

 Bahan/material yang mengandung unsur B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang menggunakan, menghasilkan, menyimpan, atau mengangkut bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia;  Pestisida, herbisida, dan insektisida. RPI2JM tidak diperuntukkan

membiayai kegiatan yang melakukan pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida;

 Pembangunan bendungan. RPI2JM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang sedang dibangun;

 Kekayaan budaya. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual; dan Penebangan kayu. RPI2JM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan penebangan kayu.

4.1.3 Prosedur Keamanan Lingkungan

(17)

safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari subproyek yang diusulkan, perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, dan RKL/RPL), pelaksanaan, dan pemantauan pelaksanaan.

Tabel 4.1

Subproyek menurut Dampak Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan

Pemerintah A Subproyek dapat mengakibatkan dampak

lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan

ANDAL dan RKL/RPL *)

B Subproyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan

UKL/UPL

C Subproyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah, dan air.

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL Catatan :

ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan

RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan

UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan

UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

*) lihat Lampiran 1 bagian III SK Menteri Lingkungan hidup No. 17/2001; SK Menteri PU No. 17/KPTS/M/2003; UU No. 23/1997, Pasal 15(1), dan PP No. 27/1999, pasal 5(1).

4.1.4 Kelembagaan Safeguard PEMRAKARSA KEGIATAN

Pemrakarsa kegiatan adalah perumus dan pelaksana RPIJM Kabupaten Solok Selatan. Pemrakarsa kegiatan bertanggung jawab untuk melaksanakan :

(18)

1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draft UKL/UPL, melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaannya. Bila diperlukan Bappedalda dapat membantu pemrakarsa kegiatan dalam melaksanakan pemantauan;

2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL atau RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi dilakukan, pemrakarsa kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya mencakup : ringkasan tujuan kegiatan, rincian kegiatan, dan gambaran menyeluruh potensi dampaknya. Hasil konsulatasi dalam forum stakeholder tersebut harus dicatat sebagai bagian dari laporan ANDAL. Disamping itu, kegiatan konsultasi dengan PAP bila perlu juga dilakukan selama pelaksanaan subproyek;

3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantauannya ke Bappedalda, Bupati;

4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau UKL/UPL pada publik dalam waktu yang tidak terbatas; dan

Penanganan keluhan publik secara transparan. Perlu dikembangkan prosedur penyampaian keluhan publik yang transparan. Keluhan harus dijawab sebelum tahap pelelangan kegiatan dimulai. Keluhan yang diajukan sebelum konstruksi, selama konstruksi dan/atau operasi kegiatan perlu diselesaikan secara musyawarah antara pemrakarsa kegiatan dengan pihak-pihak yang mengajukan keluhan.

(19)

4.2 ASPEK SOSIAL

Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dikabupaten Solok Selatan dapat melihat kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan.

Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dengan tetap mempedomani :

1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum:

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan

5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

(20)

4.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kemiskinan

Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015, serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden. Kajian Apek ini dapat diidentifikasi dengan melihat tabel berikut

Tabel 4.2

Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupeten Solok Selatan

No Lokasi PendudukJumlah

Miskin Kondisi Umum Permasalahan

Bentuk Penanganan yang Sudah Dilakukan Kebutuhan Penangananan 1.

Ket : data dalam proses klarifikasi oleh Kabupaten 4.2.2 Pengarusutamaan Gender

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.

(21)

Data terkait uraian penagrusatamaan gender masih dalam tahap idnetifikasi oleh SKPD yang terkait

Tabel 4.3

Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Solok Selatan

N

o Program/kegiatan Lokasi Tahun

Bentuk Keterlibatan / Akses Tingkat Partisipas i Perempu an (jumlah) Kontrol Pengambil an Keputusan oleh Perempua n Manfaat Permasalah an yang Perlu Diantisipasi di Masa Datang 1. Pemberdayaan Masyarakat a Pamsimas Kab Solok Selatan (terseba r) 2012 Pemberdaya

an 30 % CukupBaik - Masyarakatdisekitar lebih peduli terhadap kaum miskin - Terbangun nya fasilitas lingkungan permukima n dasar khususnya bagi masyarakat miskin yang belum terakomodi r oleh Pemda - Lambatny a proses administr asi pencairan dana DDUB (APBD) di instansi terkait Pembanguna n Infrastruktur Perdesaan 2012 Pemberdaya an 30 % CukupBaik -

-2. Non Pemberdayaan Masyarakat a Pengemban 2011

(22)

gan SPAM IKK

Ket : data dalam proses klarifiaksi di kab Solsel

4.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta karya Aspek Sosial pada Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di kabupaten Solok Selatan secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.

Kegiatan sosial pada pelaksanaan pembangunan Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Solok Selatan dapat dilaksanakan sebagai berikut :

1. Konsultasi masyarakat

Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan

2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya

(23)

oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

Tabel 4.4

Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi

serta Permukiman Kembali

No. Komponen Program dan Kegiatan

Tahap I T a h a p II Arahan Lokasi Konsultasi Pemindahan Penduduk/ Pemberian Kompensasi Permukiman Kemb ali Sebelu m Pemindahan Setelah Pemindahan 1. Pengembangan Permukiman 2. Penataan Bangunan dan

Lingkungan

(24)

-3. Pengembangan Air minum

1). Pengembangan distribusi air Minum

2). Penambahan sumber air baku 4. Pengembangan

Penyehatan Lingkungan Permukiman 1) Pembangunan IPAL

2)Pengembangan TPA Regional bekerjasama dengan Kab/kota Kawasan Sekitar

3) pembangunan TPST

Keterangan: Untuk kolom konsultasi, pemindahan penduduk dan permukiman kembali diberi tanda centang (v) apabila telah dilaksanakan.

*) Informasi Kegiatan Mencakup Lokasi

Untuk kegiatan Cipta karya yang dilakukan atau yang direncanakan, telah dilakukan konsultasi publik di semua kegiatan, biasanya konsultasi publik diadakan sekitar 3 kali dalam pelaksanaan. Untuk rencana Bidang Air Minum sudah Hampir dalam 5 tahun berturut-turut kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Selatan

Begitu juga dengan setiap usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang akan memberi dampak lingkungan perlu disiapkan Analisis Dampak Lingkungan terlebih dahulu sebelum tahun usulan program tersebut.

Dari penjelasan bab terdahulu pembangunan investasi bidang keciptakaryaan Kabupaten Solok Selatan dibagi menjadi 2 (dua) kawasan yakni kawasan hinterland Padang Aro (Kec. Sangir, Kec. Sangir Jujuan, Kec. Sangir Balai Janggo dan Kec. Sangir Batang Hari) dan kawasan hinterland Muara Labuh (Kec. Koto Parik Gadang Diateh, Kec. Sungai Pagu dan Kec. Pauh Duo). Usulan program berdasarkan bidang keciptakaryaan sebagai berikut :

(25)

1. Pengembangan Pemukiman (Bangkim)

Pola pengembangan pemukiman di Kabupaten Solok Selatan dilakukan secara individual maupun kolektif. Saat sekarang ini belum tersedia Infrastruktur pemukiman kawasan kumuh, pemukiman RSH dan kawasan pemukiman pedesaaan serta pemukiman rawan bencana 2. Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)

Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat maka perlu peningkatan kwalitas bangunan untuk bangunan pelayanan publik sepertihalnya peningkatan aksesibilitas RSUD Solok Selatan, Puskesmas Balun dan Peskesmas Lubuk gadang serta pemeliharaan dan rehabilitasi bangunan dan tempat bersejarah sepertihalnya Rehabilitasi Gedung PDRI, Makam syeh Maulana Syafe’i, makam Syeh Muhammad Zein, makam Syeh Sampu, disamping itu penyedian sarana dan prasarana dasar penanggulangan kebakaran, peningkatan sarana dan prasarana revitalisasi kawasan, peningkatan sarana dan prasarana penataan RTH serta penataan lingkungan pemukiman tradisional seribu rumah gadang.

3. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP)

Usulan program dari sub bidang Penyehatan Lingkungan Pemukiman yaitu penyusunan perencanaan teknis air limbah, penyusuna masterplan drainase padang aro dan muara labuh, Pembangunan infrastruktur drainase Padang Aro, Muara Labuh, pasar Sungai kalu, Nagari pasir Talang, Lubuk Jaya, Pasar pakan Salasa, Pasar Lubuk malako serta drainase Pasar Abai, pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah untuk pasar baru Muara Labuh dan pembangunan untuk pasar Padang Aro, serta Lubuk malako Pembangunan TPA tersebut sedini mungkin harus dilakukan studi/kajian mengenai persampahan dan lingkungannya dikarenakan sampah merupakan limbah yang sangat berbahaya, akan

(26)

pembuangannya. Pembangunan TPA tersebut diatas perlu dilakukan kajian lingkungannya berupa penyusunan dokumen UKL-UPL. Kegiatan pembangunan investasi untuk drainase dan air limbah di kawasan hinterland Padang Aro dan Muara Labuh perlu dibuatkan studi berupa dokumen UKL-UPL pembangunan drainase serta dengan melakukan kajian teknis terhadap air limbah.

4. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih

Usulan program dari sub bidang Penyehatan Lingkungan Pemukiman yaitu Pembangunan IPA kapasitas 20 l/det di liki kecamatan sangir, pembuatan reservoar kapasitas 20 l/dt di pekonina, pembangunan SPAM IKK padang aro, Bidar Alam, Malus serta Pekonina, Pembangunan SPAM pedesaan untuk Sangir Jujuan dan Mudik lawe, sera PAMSIMAS.

4.2.3 Aspek Sosial pada pasca Pembangunan Bidang Cipta karya

Aspek Sosial pada pasca pembangunan Bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

(27)

Tabel 4.5

Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

No. Sektor Program/ Kegiatan Lokasi PelaksanaanTahun

Jumla h Penduduk yang memanfaatkan Ket 1 . PengembanganPermukiman -2

. Penataan Bangunan danLingkungan -3

. PengembanganMinum AirPengembangan SPAM Perdesaan Kawasan Kaw. Mudik LaweKec. Sei Sungai Pagu

2012

Pembangunan SPAM Perdesaan Kaws. Sangir Balaijanggo Nagari Talao Sungai Kunyit 2012 4 . PengembanganPenyehatan Lingkungan Permukiman

Sumber : Data olahan Laporan Evaluasi DDUB Satker Randal Ket : (-) tidak ada data kegiatan cipta karya di tahun 2010-2014

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui efek yang terjadi pada sistem perpipaan apabila dikenakan gaya reaksi akibat beroperasinya safety valve apakah

Pada penelitian ini modem yang digunakan adalah modem wavecom fastrak yang berfungsi mengecek miscall dan mengirim sms, ATmega16 berfungsi sebagai control

Stabat Baru tersebut diketahui masih dalam proses balik nama keatas nama pemenang lelang tersebut.--- Menimbang bahwa berdasarkan seluruh rangkaian pertimbangan tersebut

Tingginya kecernaan BK dari rumput-rumput percobaan dengan menggunakan cairan rumen sebagai sumber inokulum dari pada menggunakan cairan feses erat kaitannya dengan jumlah

12. Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Retribusi sesuai dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah dan Surat Tagihan

Bahan baku yang paling berpengaruh dalam pembuatan (formulasi) biskuit yaitu soft flour, pati modifikasi A, pati modifikasi B dan bahan pengembang dengan variabel (respon)

(Satu set perspektif yang aktif kita gunakan untuk membuka diri kepada media untuk menafsirkan makna pesan yang kita hadapi. Kita membangun perspektif kita dari

Dengan memasang TCSC pada saluran Baturaja – Bukit Kemuning maka diharapkan akan terdapat penambahan aliran daya aktif pada sistem tenaga listrik tersebut dan sekaligus mengurangi