502
PENGARUH CASH FLOW, LEVERAGE, FINANCIAL
CONSTRAINT TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA
PADA PERUSAHAAN SEKTOR CONSUMER GOODS
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2014-2018
Diah Perwitasari
1 UST, email: [email protected], Yogyakarta
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Cash Flow, Leverage, and Financial Constraint on Investment on Consumerss Good companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for the 2014-2018 period. The sampling technique is purposive sampling. Samples were obtained from 23 Property and Real Estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2014-2018 period.
Based on the results of data analysis shows that Cash Flow and Leverage have a negative and significant effect on Investment, Financial Constraint have a negative and no significant effect on Investment. Together Cash Flow, Leverage, and Financial Constraint on Investment have a positive and significant effect on Investment.
Keywords: Cash Flow, Leverage, Financial Constraint, and Investment.
Pendahuluan
Perusahaan pada umumnya bersaing untuk meningkatkan nilai perusahaannya, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat keputusan untuk berinvestasi. Keputusan investasi merupakan keputusan untuk melakukan pembelian aset perusahaan (Sudana, 2011:3 dalam herdianti dan husaini, 2018). Keputusan investasi dapat dipengaruhi oleh cash flow, leverage, dan financial constraint.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan (IAI 2009). Trisnawati dan Wahidahwati (2013) menyatakan bahwa arus kas merupakan ukuran yang tepat untuk menentukan harga pasar saham, karena arus kas merupakan bagian yang penting dalam suatu perusahaan, oleh investor data arus kas ini seringkali digunakan untuk menganalisa investasi dengan melihat data arus kas maka investor akan dapat mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas. Penggunaan arus kas internal sebagai pilihan pertama dalam pembuatan keputusan investasi dikarenakan adanya informasi asimetri antara perusahaan dan pemegang saham (Zaki, 2013). Semakin besar arus kas yang dimiliki perusahaan yang sedang bertumbuh, maka akan semakin besar pula investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, sehingga besar kecilnya cash flow yang ada mempengaruhi besar kecilnya invetasi yang dilakukan.
Info Artikel
Diterima: 14 Januari 2020 Direview: 1 Maret 2021 Disetujui: 25 Maret 2021 Terbit: 25 April 2021
503
Perusahaan yang melakukan keputusan untuk berinvestasi akan bergantung pada dana internal dahulu, kemudian beralih ke utang. Perilaku ini konsisten dengan teori pecking order (Myers 1984 dalam zaki 2013). sumber dana eksternal akan menjadi pilihan yang masuk akal ketika sumber internal tidak mencukupi (senjani, 2018). Besarnya tingkat utang yang digunakan dalam mendanai perusahaan disebut sebagai leverage. Semakin besar utang perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat investasi perusahaan, hal ini dikarenakan utang digunakan oleh perusahaan sebagai sumber modal untuk membiayai investasi perusahaan. Pengaruh positif leverage terhadap keputusan investasi menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai leverage maka memungkinkan semakin tinggi pula investasi yang dilakukan perusahaan, dimana dengan semakin banyak investasi yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin meningkatkan keuntungan perusahaan (herdianti dan husaini, 2018). Berdasarkan pernyataan Faulkender et al (2012) Peluang investasi yang menguntungkan akan mendorong beberapa perusahaan untuk mengumpulkan dana eksternal, dan leverage dapat disesuaikan dengan memilih antara penerbitan hutang atau ekuitas. Perusahaan lain secara rutin menghasilkan uang tunai di luar nilai peluang investasi yang menguntungkan mereka dan akhirnya dapat mendistribusikan uang tunai itu kepada para pemangku kepentingan. Wijaya dan Murwani (2011) menyatakan bahwa leverage merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan tingkat investasinya. Hal ini terkait dengan adanya risiko kegagalan hutang dan aspek monitoring yang dilakukan oleh kreditur. Manajemen dapat saja memperoleh tuntutan dari pihak kreditur karena kegagalan membayar hutang. Hal tersebut akan membuat manajemen lebih berhati-hati dalam melakukan investasi.Menurut Anjarsari (2018) keputusan investasi perusahaan juga dipengaruhi oleh financial constraint. Perusahaan yang mengalami kendala pendanaan dikatakan sebagai perusahaan yang Financial constraint hal ini berarti bahwa pendanaan eksternal pada perusahaan dirasakan sangat mahal. Jika perusahaan mengalami kendala pendanaan yang tinggi maka Perusahaan cenderung menggunakan arus kas yang lebih tinggi untuk investasi dan sebaliknya jika kendala pendanaannya rendah, maka jumlah kas yang digunakan akan rendah pula karena perusahaan memiliki akses yang cukup terhadap sumber dana eksternal. Demikian bahwa tinggi rendahnya arus kas dapat mempengaruhi hubungan antara kendala pendanaan dengan keputusan investasi perusahaan (Rinofah, 2018). Berdasarkan penelitian Rinofah (2018) untuk melihat kendala pendanaan, dapat menggunakan proksi Dividen Payout. Perusahaan yang persentase dividen yang dibayarkan tinggi ketersediaan dana di perusahaan mengalami pengurangan sehingga mengakibatkan investasi yang dilakukan perusahaan berkurang, (Senjani, 2018). Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan mengalami kendala pendanaan karena dividen payout rationya tinggi. Menurut Hidayat (2010) perusahaan dengan dividen payout ratio rendah merupakan perusahaan yang financial constraint. Alasan yang mendasari bahwa pertama, perusahaan menghadapi biaya sumber pendanaan eksternal yang mahal karena adanya asimetris informasi sehingga menggunakan sebagian besar laba untuk investasi daripada membayar dividen. Kedua, perusahaan tidak memiliki laba yang cukup untuk membayar dividen.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zaki (2013) dan Lerskullawat (2018) menemukan bahwa cash flow berpengaruh signifikan positif terhadap investasi, hasil penelitian ini sesuai dengan pecking order theory, dimana perusahaan akan mengambil prioritas terhadap ketersediaan dana internal dalam mendanai investasinya. Menurut Senjani (2018) cash flow berpengaruh negatif terhadap investasi. Sedangkan beberapa penelitian yang menggunakan sumber hutang atau leverage sebagai investasi seperti yang ditemukan oleh Wijaya dan Murwani (2011), Herdianti dan Husaini (2018) Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan akan melakukan investasi jika ada ketersediaan dana internal. Pengujian Yunus (2017) dan lerskullawat (2018) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Ini menunjukkan perusahaan manufaktur lebih mengutamakan pada pembayaran utang dan bunga yang dimilikinya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi leverage maka semakin rendah keputusan investasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Senjani (2018)
504
menemukan bahwa Kendala pendanaan yang diproksikan dengan dividend payout ratio ditemukan berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.Perbedaan hasil penelitian terdahulu yang telah di paparkan menarik untuk diuji kembali. Permasalahan dalam penelitian kali ini mengenai pengaruh cash flow, leverage, financial constraint terhadap Investasi di Indonesia, dengan sampel penelitian yaitu perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi. Perusahaan barang konsumsi dipilih sebagai sampel penelitian berdasarkan penyataan kementrian perindustrian RI (https://www.kemenperin.go.id) bahwa komponen pembentuk manufaktur ditopang oleh sektor barang konsumsi sehingga dapat disebutkan bahwa sektor consumer Goods merupakan kontibutor terbesar secara sektoral, sehingga saham-saham pada emiten ini akan terus menjadi pilihan karena masih menawarkan potensi kenaikan.
Kajian Teori Dan Pengembangan Hipotesis
Pecking Order Theory
Tingkat urutan preferensi manajer dalam memilih sumber dana yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan lebih menyukai pendanaan dari sumber internal karena biaya lebih murah. Bila dimungkinkan dana eksternal dibutuhkan, perusahaan akan memilih utang karena dipandang lebih aman daripada menerbitkan ekuitas baru sebagai pilihan untuk memenuhi kebutuhan investasi. Pilihan selanjutnya adalah penerbitan obligasi konversi dan selanjutnya melakukan penerbitan ekuitas.
Agensi Theory
Perbedaan kepentingan antara pihak Pemilik perusahaan dengan Manajemen perusahaan (pengelola perusahaan) tidak dapat dipisahkan. Timbul masalah keagenan seperti underinvestment dan overinvestment. Pemegang saham atau pemilik perusahaan mempunyai kecenderungan untuk menghindari proyek aman yang memiliki NPV positif walaupun proyek baru tersebut akan meningkatkan kinerja perusahaan, situasi ini timbul pada saat keadaan kesulitan (distress), di mana beban utang yang berlebih menyebabkan pemegang saham melewatkan kesempatan pertumbuhan hal ini disebut sebagai underinvestment. Sedangkan hal ini berbeda dengan keputusan yang dilakukan manajemen perusahaan, manajer memiliki kecenderungan untuk memperluas skala perusahaan bahkan jika proyek tersebut buruk dan dapat mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Penerbitan utang merupakan suatu komitmen awal perusahaan untuk membayar kewajiban, dan memaksa manajer untuk melayani komitmen tersebut dengan dana yang mungkin telah dinyatakan telah dialokasikan untuk proyek-proyek investasi yang buruk, hal tersebut memaksa manajer untuk melakukan overinvestment.
Cash Flow
Definisi Arus kas menurut IAI 2015 merupakan laporan yang memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain memberikan informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif dimasa yang akan datang, menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan
kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor, menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan kas dan menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan. Arus kas diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Rinofah, 2018).
505
CF : Operating Cash flowNOPAT : Operating Profit After Tax Depresiasi : Penyusutan aktiva tetap
Total Aset : Jumlah aset yang dimiliki perusahaan Leverage
Leverage menurut Zaki (2013) merupakan besarnya tingkat utang yang digunakan dalam mendanai perusahaan. Penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Indikator leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt Assets to Ratio (DAR) yang menunjukkan perbandingan antara utang perusahaan dengan aset perusahaan. “Semakin tinggi Debt Assets to Ratio semakin besar jumlah utang perusahaan dalam menghasilkan keuntungannya.(Herdianti, Wiwit; Husaini, 2018)
Financial Constraint
Menurut hidayat (2010) financial constraint adalah Keterbatasan perusahaan dalam mendapatkan modal dari sumber-sumber pendanaan yang tersedia untuk berinvestasi. Menurut Fazzari et al (1988), financially constrainted firm adalah perusahaan yang mempunyai perbedaan biaya yang tinggi antara dana eksternal dan internal atau dengan kata lain adalah perusahaan yang mempunyai hambatan untuk memperoleh pendanaan eksternal. Mengelompokkan sampel awal berdasarkan adanya pembayaran dividen atau tidak. Kendala pendanaan rendah diberikan skor 0= bayar dividen dan kendala pendanaan tinggi diberikan skor 1= tidak bayar dividen. Jika perusahaan mengalami kendala pendanaan tinggi, maka Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan memutuskan tidak akan membayar dividen dan laba akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Divident Payout Rasio merupakan rasio dari jumlah dividen dibagi dengan laba bersih suatu perusahaan. Divident payout ratio diukur menggunakan divident Per Share (DPS) terhadap Earning Per Share (EPS) (Chasanah, 2008). Rumus penghitungan dividend payout ratio dapat digambarkan sebagai berikut:
× 100%= % Investasi
Keputusan investasi adalah sebuah keputusan tentang penanaman modal baik bersumber dari dalam maupun luar perusahaan. Menurut Bangun (2015), menerangkan bahwa investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memproleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan Investasi (INV) perusahaan akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Rinofah, 2018).
506
Pengembangan HipotesisCash flow sebagai sumber dana internal dimana pada penerimaan arus kas yang positif dapat dijadikan modal untuk membiayai kegiatan perusahaan sehingg arus kas positif menjadi liquiditas perusahaan. Trisnawati dan wahidahwati (2013) dan lerskullawat (2018) cash flow berpengaruh positif terhadap investasi, sehingga para investor yang ingin menanamkan sahamnya pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia sebaiknya memperhatikan rasio kas dari perusahaan objek investasinya, karena dari hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas berpengaruh terhadap return saham.
H1: Cash Flow (CF) berpengaruh positif terhadap investasi (INV)
Leverage merupakan rasio laporan keuangan yang menunjukkan seberapa besar proporsi penggunaan hutang dalam membiayai pendanaan perusahaan (Sudana, 2011:22). Rasio ini berperan penting untuk mengetahui proporsi sumber dana yang dimiliki oleh perusahaan. Kemungkinan terjadinya utang dalam suatu perusahaan dapat timbul akibat aktivitas investasi, sehingga rasio leverage memiliki kaitan erat dengan keputusan investasi. Herdianti dan husaini (2018) menemukan leverage, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi adalah leverage.
H2 : Leverage (LEV) berpengaruh positif terhadap investasi (INV)
Lerskullawat (2018) menemukan bahwa kendala keuangan dapat mempengaruhi investasi
perusahaan, perusahaan dan investor harus
mempertimbangkan struktur dan kondisi keuangan sebagai faktor penting dalam keputusan investasi. Kaplan dan Zingales (1997) dalam Fitriya (2010) perusahaan yang membayar dividen diasumsikan memiliki kendala pendanaan rendah (KPR) dan perusahaan yang tidak membayar dividen dianggap memiliki kendala pendanaan tinggi (KPT). Jika perusahaan memiliki kendala pendanaan yang rendah, maka RUPS memutuskan untuk membagi dividen, sedangkan jika dalam kondisi kendala pendanaan tinggi, perusahaan tidak akan membagikan dividen. Senjani (2015) kendala pendanaan berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi, ini berarti jika persentase dividen yang dibayarkan tinggi ketersediaan dana di perusahaan mengalami pengurangan sehingga mengakibatkan investasi yang dilakukan perusahaan berkurang.
H3 : Financial constraint (FC) berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi (INV)
H1
H2
H3
H
H4
Gambar 1. Model Kerangka Pikir
Cash flow (X1)
Leverage (X2)
Financial
constraint (X3)
507
Metodologi PenelitianPenelitian bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menentukan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdiri dari 54 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia yang terdiri dari 23 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Perusahaan barang konsumsi yang mempublikasikan secara terus menerus laporan keuangan periode 2014-2018, Perusahaan barang konsumsi yang tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan. Metode pengumpulan data menggunakan laporan keuangan tahunan dan mengolah data primer. Metode penelitian menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda.
Hasil Dan Pembahasan
Tabel 2 menunjukkan model regresi tidak mengalami multikolonieritas (tolerance > 0,10 dan VIF<10), tidak mengalami heteroskedastisitas, tidak mengalami autokorelasi dan data terdistribusi normal (Kolmogorov-Smirnov test memiliki asymp sig > 0,05). Dengan demikian keempat model regresi memenuhi persyaratan untuk diuji regresi.
Tabel 2. Uji Asumsi Klasik
Mdl. Variabel Normalitas Heterokedastisitas Autokorelasi Multikolinieritas
Bebas Terikat Sig. Sig. Durb. wats Tol VIF
1 CF INV 0,228 0,912 1,966 0,978 1,025 LEV 0,661 0,982 1,018 FC 0,219 0,994 1,006
Hasil pengujian dari tabel 3 menunjukkan bahwa H1 ditolak karena cash flow menunjukkan hasil yang negatif dan signifikan yaitu -3,550 dan (0,001<0,05) , H2 ditolak karena leverage menunjukkan hasil yang negatif dan signifikan yaitu -4,106 dan (0,000<0,05), H3 ditolak karena financial constraint menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan yaitu -0,885 dan (0,378>0,05).
Tabel 3. Pengujian Hipotesis
Hip Variabel Stand. Coeff Koef. Detr.
Bebas Terikat Beta t Sig. f Sig. Adj. R Sq
H1 CF INV -0,931 -3,550 0,001 8,802 0,000 0,172 H2 LEV -0,786 -4,106 0,000 H3 FC -0,042 -0,885 0,378
Berdasarkan nilai Adjusted R Square (R²) sebesar 0,172 atau 17,2% hal ini menunjukkan bahwa kontribusi dari variabel bebas Cash Flow (CF), Leverage (LEV), dan Financial Constraint (CF) terhadap variabel terikat yaitu INV sebesar 17,2% sedangkan sisanya sebesar 82,8% (100%-17,2%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
Pembahasan
Pengaruh Cash Flow (CF) terhadap Investasi (INV)
Hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini menyatakan bahwa aliran kas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Arus kas yang tinggi, perusahaan memiliki kesempatan untuk
508
berinvestasi lebih besar pada pengeluaran modal (capital expenditure) yaitu investasi pada aktiva tetap seperti tanah atau properti, bangunan, dan peralatan. arus kas yang dimiliki perusahaan, semakin besar arus kas semakin besar pula investasi yang dilakukan oleh perusahaan.Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan hal yang berbeda dengan hipotesis yang telah dibangun. Aliran kas mempengaruhi tindakan investasi perusahaan namun bertanda negatif. Hal ini tidak mengkonfirmasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Trisnawati dan wahidahwati (2013), Rinofah (2018), Hidayat (2010) yang telah mendokumentasikan pengaruh positif aliran kas terhadap keputusan invetasi perusahaan.Pengaruh negatif aliran kas bebas pada keputusan investasi dapat dipicu oleh perusahaan dalam kondisi memiliki aliran kas bebas yang besar tidak serta merta akan digunakan untuk kegiatan investasi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh pos-pos lain yang menjadi tujuan bagi perusahaan dalam mengalokasikan aliran kas bebas misalnya untuk bayar hutang atau dividen kepada para pemegang saham. Dari 23 sampel perusahaan barang konsumsi 61% perusahaan menggunakan cash flow untuk membayar dividen dan berdasarkan CNBC Indonesia pertumbuhan industri Consumer Goods cenderung melambat beberapa tahun terakhir hanya tumbuh 2,7% saja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan senjani (2018) dan benardi (2010) cash flow berpengaruh negatif terhadap investasi.
Pengaruh Leverage (LEV) terhadap Investasi (INV)
Hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Perusahaan dapat menahan kas dalam jumlah yang kecil dan menggunakan dana yang diperoleh dari hutang untuk investasi perusahaan, sehingga hubungan antara kebijakan hutang dan investasi perusahaan adalah positif.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan hal yang berbeda dengan hipotesis yang telah dibangun, leverage mempengaruhi tindakan investasi perusahaan namun bertanda negatif. Hal ini tidak mengkonfirmasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wijaya dan Murnawi (2011), Herdianti dan husaini (2018) yang telah mendokumentasikan pengaruh positif leverage terhadap keputusan invetasi perusahaan. Pengaruh negatif leverage pada keputusan investasi dapat dipicu oleh perusahaan tersebut memiliki leverage yang tinggi sehingga dengan kondisi leverage yang tinggi maka perusahaan manufaktur lebih berfokus pada pembayaran utang yang dimilikinya dan tidak sepenuhnya melakukan kegiatan investasi. Selain itu pada saat perusahaan mempunyai pertumbuhan penjualan yang meningkat, saat itulah perusahaan membutuhkan investasi baru pada aktiva tetapnya, namun karena struktur modal saat ini didominasi oleh hutang, maka keputusan investasi perusahaan tidak lagi mempertimbangkan rasio hutangnya karena perusahaan tidak berani menaikkan resiko apabila utang dijadikan sumber dana. Hal ini mendukung penelitian Yunus (2017) menyatakan leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Ini menunjukkan perusahaan lebih mengutamakan pada pembayaran utang dan bunga yang dimilikinya. Menurut agency theory yang didokumentasikan zaky (2013) Pemegang saham atau pemilik perusahaan mempunyai kecenderungan untuk menghindari proyek aman yang memiliki NPV positif walaupun proyek baru tersebut akan meningkatkan kinerja perusahaan, situasi ini timbul pada saat keadaan kesulitan (distress), di mana beban utang yang berlebih menyebabkan pemegang saham melewatkan kesempatan pertumbuhan hal ini disebut sebagai underinvestment, Hal ini berarti bahwa semakin tinggi leverage maka semakin rendah keputusan investasi.
Pengaruh Financial Constraint (FC) terhadap Investasi (INV)
Hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini menyatakan bahwa Financial Constraint berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Perusahaan yang memiliki kendala pendanaan berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi, ini berarti jika persentase dividen yang dibayarkan tinggi ketersediaan dana di perusahaan mengalami pengurangan sehingga
509
mengakibatkan investasi yang dilakukan perusahaan berkurang. Hal ini mengkonfirmasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Senjani (2015). Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan hal yang sama dengan hipotesis yang telah dibangun, namun FC tidak signifikan artinya data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan keterkaitan antara independen FC dengan dependen INV. Menurut hidayat (2010) Financial constraint terjadi bila perusahaan tersebut tidak membayar dividen, memiliki aliran kas yang rendah, book to market yang tinggi, dan hutang yang tinggi. Kelemahan dalam penelitian ini hanya menggunakan proksi dividen payout yang kemungkinan kurang akurat untuk medefinisikan perusahaan yang mengalami financial constraint.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap hipotesis dari pemasalahan yang diangkat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: Dari hasil penelitian menunjukkan variabel CF, LEV dan FC secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap INV. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu CF, LEV dan FC secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada INV pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Secara parsial variabel CF, LEV dan FC memiliki pengaruh terhadap INV dengan hasil penelitian sebagai berikut: Variabel CF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap INV pada Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018, Variabel LEV berpengaruh negatif dan signifikan terhadap INV pada Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018, Variabel FC berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap INV pada Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018.
Saran
Penelitian berikutnya disarankan lebih banyak menggunakan jumlah sampel dan menambah periode pengamatan, diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel lain diluar variabel seperti cash holding, firm size, growth, kesempatan investasi dll agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap Investasi.
Daftar Pustaka
Anjarsari, D. (2018). The Impact Of Retained Earnings As An Intervening Variable In The Implementation Of Free Cash Flow, Funding Policies, Profitability And Collateral Assets As A Benchmark For Dividend Policy (The empirical study of Manufacturing Companies listed on the IDX for the 2013-2017 period). Journal of Management, 4(4).
Chasanah, AN (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi Divident Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia. Program pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Fajaria, A. Z. (2015). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Doctoral dissertation, STIE Perbanas Surabaya).
Farre-mensa, J., & Ljungqvist, A. (2016). Apakah ukuran kendala keuangan mengukur kendala keuangan? Ulasan studi keuangan, 29 (2), 271-308.
Faulkender, M., & Petersen, M. (2012). Investment and capital constraints: repatriations under the American Jobs Creation Act. The Review of Financial Studies, 25(11), 3351-3388.
Faulkender, M., Flannery, M. J., Hankins, K. W., & Smith, J. M. (2012). Cash flows and leverage adjustments. Journal of Financial economics, 103(3), 632-646.
510
Herdianti, W., Husaini, A., & Husaini, A. (2018). Pengaruh Leverage, Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Keputusan Investasi (Studi pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2016). Jurnal Administrasi Bisnis, 55(2), 160-166.Hidayat, R. (2010). Keputusan Investasi Dan Financial Constraints: Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 12(4), 445-468.
Jemmi Benardi, K. (2010). Pengaruh Cash Flow Terhadap Leverage dan Investasi serta Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol, 10(2), 93-108.
Lerskullawat, A. (2018). Pengembangan Keuangan, Kendala Keuangan, Dan Investasi Perusahaan: bukti dari Thailand. Jurnal kasetsart ilmu sosial.
Myers, S. And N. Majluf. 1984. Corporate financing and investment decisions when firms have information investors do not have. Journal of Finance Economics. 13: pp 187-221.
Ningsaptiti, R., & Hidayat, T. (2010). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008) (Doctoral dissertation, Perpustakaan FE UNDIP).
Prasetyorini, F., & Fitri, B. (2013). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, price earning ratio dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 1(1).
Rinofah, R. (2019). Arus Kas, Cash Holding, Kendala Pendanaan Dan Investasi di Indonesia. AdBispreneur, 3(2), 169-175.
Senjani, YP (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi pada Perusahaan BUMN. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta .
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta:Erlangga.
Trisnawati, W. (2013). Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi dan Pendanaan serta Laba Bersih terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 1(1), 77-92.
Wijaya, A. L., & Murwani, J. (2011). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Investasi Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1).
Wiyono, Gendro. 2011. Merancang penelitian bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0. yogyakarta:STIM YKPN
Yunus, R. S. (2017). Pengaruh Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Keputusan Investasi. EQUITY, 3(2).
Zaki, M. (2013). Pengaruh Arus Kas, Kesempatan Investasi, Leverage, dan Modal Kerja terhadap Keputusan Investasi Aktiva Tetap. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 1(1).