• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI KULTIVAR PADI (Oryza sativa) Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI KULTIVAR PADI (Oryza sativa) Skripsi"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI

KULTIVAR PADI (Oryza sativa)

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh: Tira Mayasari NIM. M 0408087

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi

PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA

(Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI

KULTIVAR PADI (Oryza sativa)

Oleh:

TIRA MAYASARI NIM. M 0408087

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Sugiyarto, M. Si NIP. 19670430 199203 1 002

Pembimbing II

Dr. Agung Budiharjo, M.Si NIP. 19680823 200003 1 001

Surakarta, September 2012 Mengetahui

Ketua Jurusan Biologi

Dr. Agung Budiharjo, M.Si. NIP. 19680823 200003 1 001

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

SKRIPSI

PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI

KULTIVAR PADI (Oryza sativa)

Oleh : Tira Mayasari NIM. M 0408087

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal... dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Surakarta, September 2012 Penguji I

Dr. Sunarto, M. S NIP. 19540605 199103 1 002

Penguji II

Dra. Noor Soesanti H, M. Si NIP. 19540326 198103 2 001 Penguji III

Prof. Dr. Sugiyarto, M. Si NIP. 19670430 199203 1 002

Penguji IV

Dr. Agung Budiharjo, M.Si. NIP. 19680823 200003 1 001 Mengetahui

Dekan FMIPA

Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc. (Hons)., Ph.D NIP. 19610223 198601 1 001

Ketua Jurusan Biologi

Dr. Agung Budiharjo, M.Si. NIP. 19680823 200003 1 001

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau dan /atau dicabut.

Surakarta, Juli 2012

Tira Mayasari NIM. M0408087

(5)

commit to user

v

PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI

KULTIVAR PADI (Oryza sativa)

Tira Mayasari

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK

Burung bondol jawa merupakan burung pemakan biji khususnya padi. Tingginya populasi burung bondol jawa dapat menyebabkan penurunan hasil produksi padi. Populasi burung ini dipengaruhi oleh ketersediaan padi sebagai makanannya. Burung bondol jawa memakan berbagai kultivar padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi makan burung bondol jawa terhadap berbagai kultivar padi.

Penelitian dilakukan di Desa Sanggrahan, Pucangan, Kartasura pada bulan April 2012. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap dengan perlakuan 7 kultivar padi, yaitu IR 64, Ciherang, Beras Merah, Situ Bagendit, Memberamo, Inpari 13, Bondojudo dengan 3 ulangan. Burung bondol jawa sebanyak 45 ekor, berisi 15 ekor tiap kandang berukuran (2 m x 0,6 m x 0,6 m). Pengamatan dilakukan pagi hari jam 07.00 sampai 08.00 WIB dan sore hari jam 14.00 sampai 15.00 WIB. Kandungan amilosa padi dianalisis dengan metode Iodo kolorimetri. Data preferensi makan burung bondol jawa dianalisis dengan ANAVA dan uji lanjut Tukey HSD.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa preferensi makan burung bondol jawa dari yang paling tinggi ke rendah adalah beras merah, situ bagendit, bondojudo, ciherang, IR 64, inpari 13, memberamo. Kadar amilosa dari yang paling tinggi ke rendah yaitu beras merah, situ bagendit, bondojudo, ciherang, IR 64, inpari 13, Memberamo. Terdapat korelasi positif antara kadar amilosa dengan preferensi makan burung bondol jawa (R2 = 0,8015).

(6)

commit to user

vi

FEED PREFERENCES OF SCALY-BREASTED JAVA BIRD (lonchura leucogastroides) TO VARIOUS

RICE CULTIVARS (Oryza sativa)

Tira Mayasari

Department of Biology, Faculty of Mathematicts and Natural Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Scaly-breasted Java bird is a seed eating birds, especially rice. The high population of Scaly-breasted Java bird can cause a decrease in rice production. This populations are influenced by the preferences of the bird feeder. Scaly-breasted birds eat a variety java rice cultivars. Until now there has been no information on what is preferred by rice Scaly-breasted Java birds. This study aims to determine the feeding preferences of Scaly-breasted Java birds to various rice cultivars.

The study was conducted at the Village Sanggrahan, Pucangan, Kartasura in April 2012. This study compiled using complete randomized block design with treatment 7 rice cultivars that is IR 64, Ciherang, Beras Merah, Situ Bagendit, Memberamo, Inpari 13, Bondojudo with 3 replications. Scaly-breasted Java birds was using 45 birds, each cage contains 15 birds with size of (2 m x 0, 6 m x 0, 6 m). Observations were done every morning from 07.00 WIB to 08.00 WIB and every afternoon from 14.00 WIB to 15.00 WIB. Amylose content of rice was analyzed by iodo colorimetric method. Data of feeding preferences were analyzed using analysis of varians (ANAVA) and Tukey HSD test.

The results showed that the feeding preferences of Java Scaly-breasted birds from the highest to lowest is Beras Merah, situ bagendit, bondojudo, Ciherang, IR 64, Inpari 13, Memberamo. Amylose content from the highest to lowest is Beras Merah, situ bagendit, bondojudo, Ciherang, IR 64, Inpari 13, Memberamo. There is a positive correlation between high levels of amylose with Scaly-breasted bird feeding preferences of Java (R2 = 0.8015).

(7)

commit to user

vii MOTTO

Butuh kesabaran dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan…….

Kegagalan adalah sesuatu yang tertunda…………

Pandai-pandailah mengambil kesempatan yang selalu datang pada diri kita ……

Orang yang tidak pernah berusaha melakukan sesuatu pekerjaan maka ia tak akan

pernah berhasil. _Catheral_

Nilai dari sebuah kesuksesan bukan terletak pada hasil, melainkan pada proses yang

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk : bapak dan ibu tercinta,

Farel Ramadhan, serta adik-adikku,

yang senantiasa memberikan dukungan, kasih sayang, dan do’anya.

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura

leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI KULTIVAR PADI (Oryza sativa)”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Biologi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dilaksanakan di Desa Sanggrahan, Pucangan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Analisis kandungan amilosa kultivar padi dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian UNS Surakarta dari bulan April 2012.

Dengan penuh rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi I dan selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis.

2. Dr. Agung Budiharjo, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi II dan selaku ketua jurusan Biologi yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr. Sunarto, M.S. selaku dosen penelaah I yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

4. Dra. Noor Soesanti H, M.Si. selaku dosen penelaah II yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

(10)

commit to user

x

5. Keluargaku yang telah memberikan dukungan moral maupun materil, kasih sayang serta doa restu.

6. Bapak dan ibu Sarwoko yang telah membantu serta memberikan ijin dalam proses penelitian.

7. Farel Ramadhan yang selalu membantu dan mendukung dalam penelitian ini. 8. Ratna Nugraheni, Noor Endah, Septiana, Ainun Nadhifah, dan Erna Susilowati

yang telah membantu dalam proses pengerjaan proposal dan laporan skripsi. 9. Angelia Arum Prameta, Febria Eka Putri yang telah memberi semangat dan

dukungan dalam bentuk persahabatan.

10. Teman-temanku tersayang biologi angkatan 2008 yang telah mendukung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

(11)

commit to user xi DAFTAR ISI Judul skripsi ……… Persetujuan skripsi ……….. Pengesahan skripsi ……….. Pernyataan ……….. Abstrak ……… Abstract ………... Motto ……….. Persembahan ………... Kata Pengantar ……… Daftar Isi ………. Daftar Gambar ……… Daftar Tabel ……… Daftar Lampiran ………. BAB I PENDAHULUAN ……….. A. Latar Belakang ………... B. Rumusan Masalah ……….. C. Tujuan Penelitian ………... D. Manfaat Penelitian ……… BAB II LANDASAN TEORI ………. A. Tinjauan Pustaka ………...……….

1. Burung Pemakan Biji Padi ………. 2. Kultivar Padi ………... 3. Amilosa pada Padi ……….. B. Kerangka Pemikiran ……….. BAB III METODE PENELITIAN ..………...

A. Waktu dan Tempat ……….. B. Bahan dan Alat ... C. Rancangan Percobaan ………. D. Cara Kerja ………... Halaman i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiii xiv xv 1 1 3 3 3 4 4 4 7 13 16 17 17 17 18 18

(12)

commit to user

xii

1. Persiapan Kandang ………... 2. Persiapan Hewan Uji ………... 3. Pengujian Preferensi Pakan ………... 4. Analisis Kandungan Amilosa ………. a. Persiapan tumbukan beras kultivar ……….. b. Pembuatan larutan Iod ………. c. Standarisasi amilosa ……… d. Pengukuran kadar amilosa ………... E. Analisis Data ………. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. BAB V PENUTUP …….………

A. Kesimpulan ……… B. Saran ……….. DAFTAR PUSTAKA ………. LAMPIRAN ………... UCAPAN TERIMA KASIH ……….. RIWAYAT HIDUP ……… 18 18 19 19 19 19 20 20 21 22 30 30 30 31 34 49 50

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bondol Jawa (L. leucogastroides) ………. Gambar 2. Padi IR 64 ……….. Gambar 3. Padi Ciherang ……… Gambar 4. Padi Situ Bagendit ………. Gambar 5. Padi Memberamo ……….. Gambar 6. Padi Bondojudo ………. Gambar 7. Padi Inpari 13 ……… Gambar 8. Padi Beras Merah ……….. Gambar 9. Struktur amilosa ……… Gambar 10. Kerangka pemikiran penelilitian ………. Gambar 11. Histogram rata-rata preferensi makan burung bondol

jawa pagi hari dan sore hari…………...………... Gambar 12. Grafik rata-rata total bulir padi yang dimakan burung

bondol jawa ……….. Gambar 13. Grafik korelasi antara preferensi makan dan kandungan amilosa padi ………. Halaman 7 9 10 11 11 12 13 14 15 17 22 24 27

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Preferensi jumlah bulir yang dimakan burung bondol jawa pagi hari (jam 07.00-08.00 wib dan sore hari (jam 14.00-15.00 wib) ………... Tabel 2. Data hasil kadar amilosa berbagai kultivar padi …………...

Halaman

23 26

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Preferensi Makan Burung Bondol Jawa pagi hari... Lampiran 2. Data Preferensi Makan Burung Bondol Jawa sore hari... Lampiran 3. Perhitungan amilosa kurva standar ………. Lampiran 4. Perhitungan kadar amilosa padi ……….. Lampiran 5. Analisis Anava dengan uji lanjut Tukey HSD ………… Lampiran 6. Gambar kandang burung dan tempat pakan burung …... Lampiran 7. Hasil uji amilosa padi ……….

Halaman 34 36 38 39 43 47 48

(16)

commit to user

xvi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki 1.539 jenis burung yang merupakan 17% dari total jenis burung di dunia. Indonesia berada pada tingkat pertama di dunia karena sebanyak 381 atau 4%nya merupakan jenis burung penetap. Burung sebagai indikator keanekaragaman hayati karena burung mempunyai sifat-sifat yang mendukung, yaitu dapat hidup di seluruh habitat daratan di dunia, peka terhadap perubahan lingkungan serta penyebaran geografisnya telah diketahui. Keanekaragaman jenis burung di suatu tempat tidak sama dengan tempat lainnya. Keberadaan burung di suatu habitat berkaitan erat dengan faktor-faktor fisik lingkungan seperti tanah, air, temperatur, cahaya matahari serta faktor-faktor biologis yang meliputi vegetasi dan satwa lainnya (Sulistyadi, 2010).

Burung memiliki kemampuan untuk hidup, tumbuh dan berkembang biak pada habitat yang sesuai dengannya. Salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah dengan mengkonsumsi makanan. Salah satu hal yang menyebabkan burung berlimpah pada suatu lokasi adalah tersedianya bahan makanan. Beberapa faktor yang berperan dalam menentukan perolehan makanan pada suatu organisme antara lain: ketersediaan sumber makanan, kondisi lokasi mencari makan, waktu mencari makan, jenis pakan yng tersedia serta perilaku mencari makan yang dimiliki (Elfidasari, 2005).

(17)

commit to user

xvii

Padi merupakan sumber makanan pokok hampir 40% dari populasi penduduk dunia dan makanan utama dari penduduk Asia Tenggara (Ziyadah, 2011; Setiaji, 1981). Burung pemakan biji padi merupakan burung yang memiliki dinamika populasi yang tinggi. Burung tersebut datang secara berkelompok ke area persawahan dan memakan biji padi sehingga dapat menyebabkan menurunnya hasil produksi padi (AAK, 1990; Prawiradilaga, 1990).

Populasi burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides) yang ada sangat dipengaruhi oleh preferensi atau kesukaan makan burung. Jika terjadi perubahan beberapa kultivar padi yang dibudidayakan, maka akan terjadi pula perubahan populasi burung pemakan biji padi (Aprianto, 2006). Perubahan populasi burung dapat mempengaruhi keseimbangan alam antara jumlah burung dengan jumlah makanan yang tersedia pada suatu wilayah. Terdapat 4 varietas padi yaitu Japonica, Indica, Javanica atau Japonica tropis dan Intermediate ( tipe tanaman yang berada antara Indica dan Japonica). Keempat varietas padi tersebut saat ini banyak dilakukan pengembangan pemuliaan tanaman sehingga dihasilkan kultivar padi yang bermacam-macam, misalnya : Inpari 10, Cisadane, Way Apo Buru, Lok ULo Inpara 1, Ciasem, Situ Bagendit dan sebagainya (Sumari, 2011).

Berbagai jenis kultivar padi yang ada menyebabkan adanya perbedaan kandungan amilosa masing-masing kultivar padi. Amilosa merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-sama dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati. Dalam masakan, amilosa memberi efek keras atau pera bagi pati atau tepung (Gunasoraya, 2011).

(18)

commit to user

xviii

Adanya burung pemakan biji khususnya jenis padi, perlu adanya upaya pengendalian jumlah populasi burung yang ada, karena burung dapat menjadi hama bagi tanaman bila jumlahnya tidak terkendali. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengetahui preferensi/ kesukaan makan pada burung pemakan biji. Selain itu dapat juga mengetahui hubungan antara preferensi burung terhadap berbagai jenis kultivar padi yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana preferensi makan burung Bondol Jawa terhadap berbagai kultivar padi ?

2. Bagaimana hubungan antara preferensi makan burung Bondol Jawa terhadap kandungan amilosa kultivar biji padi ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui preferensi makan burung bondol jawa terhadap berbagai kultivar padi.

2. Mengetahui hubungan antara preferensi makan burung bondol jawa terhadap kandungan amilosa kultivar biji padi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis kultivar padi yang tidak disukai oleh burung bondol jawa sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan hama padi dari burung. Serta dapat memberikan informasi dalam sistem pengelolaan area persawahan yang baik dan berkelanjutan.

(19)

commit to user

xix BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Preferensi makan burung bondol jawa dari yang paling tinggi ke rendah adalah beras merah, situ bagendit, bondojudo, ciherang, IR 64, inpari 13, memberamo.

2. Preferensi makan burung bondol jawa dipengaruhi oleh kadar amilosa padi yaitu semakin tinggi kadar amilosa padi maka preferensi makan burung bondol jawa juga semakin tinggi.

B. Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai preferensi makan burung bondol di Indonesia.

2. Para petani diharapkan untuk menanam padi secara serempak dan jenis padi yang berbeda-beda, agar terhindar dari hama burung bondol.

(20)

commit to user

i

PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI

KULTIVAR PADI (Oryza sativa)

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh: Tira Mayasari NIM. M 0408087

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(21)

commit to user

ii

PENGESAHAN

Naskah Publikasi

PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA

(Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI

KULTIVAR PADI (Oryza sativa)

Oleh:

TIRA MAYASARI NIM. M 0408087

Telah disetujui untuk dipublikasikan

Pembimbing I

Prof. Dr. Sugiyarto, M. Si NIP. 19670430 199203 1 002

Pembimbing II

Dr. Agung Budiharjo, M.Si NIP. 19680823 200003 1 001

Surakarta, September 2012

Mengetahui Ketua Jurusan Biologi

Dr. Agung Budiharjo, M.Si. NIP. 19680823 200003 1 001

(22)

commit to user

iii

PREFERENSI MAKAN BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides) TERHADAP BERBAGAI

KULTIVAR PADI (Oryza sativa)

FEED PREFERENCES OF SCALY-BREASTED JAVA BIRD (lonchura leucogastroides) TO VARIOUS

RICE CULTIVARS (Oryza sativa)

Tira Mayasari, Sugiyarto, Agung Budiharjo

Department of Biology, Faculty of Mathematicts and Natural Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Scaly-breasted Java bird is a seed eating birds, especially rice. The high population of Scaly-breasted Java bird can cause a decrease in rice production. This populations are influenced by the preferences of the bird feeder. Scaly-breasted birds eat a variety java rice cultivars. Until now there has been no information on what is preferred by rice Scaly-breasted Java birds. This study aims to determine the feeding preferences of Scaly-breasted Java birds to various rice cultivars.

The study was conducted at the Village Sanggrahan, Pucangan, Kartasura in April 2012. This study compiled using complete randomized block design with treatment 7 rice cultivars that is IR 64, Ciherang, Beras Merah, Situ Bagendit, Memberamo, Inpari 13, Bondojudo with 3 replications. Scaly-breasted Java birds was using 45 birds, each cage contains 15 birds with size of (2 m x 0, 6 m x 0, 6 m). Observations were done every morning from 07.00 WIB to 08.00 WIB and every afternoon from 14.00 WIB to 15.00 WIB. Amylose content of rice was analyzed by iodo colorimetric method. Data of feeding preferences were analyzed using analysis of varians (ANAVA) and Tukey HSD test.

The results showed that the feeding preferences of Java Scaly-breasted birds from the highest to lowest is Beras Merah, situ bagendit, bondojudo, Ciherang, IR 64, Inpari 13, Memberamo. Amylose content from the highest to lowest is Beras Merah, situ bagendit, bondojudo, Ciherang, IR 64, Inpari 13, Memberamo. There is a positive correlation between high levels of amylose with Scaly-breasted bird feeding preferences of Java (R2 = 0.8015).

(23)

commit to user

iv

PENDAHULUAN

Burung memiliki kemampuan untuk hidup, tumbuh dan berkembang biak pada habitat yang sesuai dengannya. Salah satu hal yang menyebabkan burung berlimpah pada suatu lokasi adalah tersedianya bahan makanan (Elfidasari, 2005). Burung pemakan biji padi merupakan burung yang memiliki dinamika populasi yang tinggi. Burung tersebut datang secara berkelompok ke area persawahan dan memakan biji padi sehingga dapat menyebabkan menurunnya hasil produksi padi (AAK, 1990; Prawiradilaga, 1990).

Populasi burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides) yang ada sangat dipengaruhi oleh preferensi atau kesukaan makan burung. Jika terjadi perubahan beberapa kultivar padi yang dibudidayakan, maka akan terjadi pula perubahan populasi burung pemakan biji padi (Aprianto, 2006). Berbagai jenis kultivar padi yang ada menyebabkan adanya perbedaan kandungan amilosa masing-masing kultivar padi. Amilosa merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-sama dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati. Dalam masakan, amilosa memberi efek keras atau pera bagi pati atau tepung (Gunasoraya, 2011).

Adanya burung pemakan biji khususnya jenis padi, perlu adanya upaya pengendalian jumlah populasi burung yang ada, karena burung dapat menjadi hama bagi tanaman bila jumlahnya tidak terkendali. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengetahui preferensi/ kesukaan makan pada burung pemakan biji. Selain itu dapat juga mengetahui hubungan antara preferensi burung terhadap berbagai jenis kultivar padi yang ada.

BAHAN DAN METODE

Hewan uji yang digunakan adalah burung bondol jawa yang diperoleh dari penjual burung di Pasar Hewan Depok Solo sebanyak 45 ekor dimasukkan dalam kandang (2 m x 0,6 m x 0,6 m) sebanyak 3 buah, sedangkan kultivar padi yang digunakan adalah IR 64, Ciherang, Situ Bagendit, Memberamo, Beras Merah, Bondojudo, Inpari 13. Bahan yang digunakan untuk uji amilosa padi yaitu tepung

(24)

commit to user

v

beras, tepung kentang, natrium hidroksida, asam asetat, kalium iodin, dan aquades.

Cara Kerja

Seluruh bagian kandang diperiksa dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Tempat minum burung diletakkan dalam kandang. Burung diadaptasi terlebih dahulu dalam kandang pemeliharaan selama 14 hari dengan diberi makan padi Inpara 1 dan air setiap hari. Pengujian dilakukan selama 9 hari berturut-turut untuk setiap hewan uji. Penempatan bulir padi diletakkan pada tempat pakan dalam kandang yang letaknya diacak setiap hari untuk masing-masing kandang. Kultivar padi yang diberikan dihitung jumlah bijinya setiap hari dan diganti dengan yang baru. Perhitungan preferensi makan burung dengan cara menghitung selisih pakan sebelum dan sesudah perlakuan. Pada pengamatan ini masing-masing kandang disediakan pakan sekitar 200 biji per kultivar padi. Perhitungan sisa pakan dilakukan saat penggantian pakan baru. Preferensi makan dihitung dari jumlah total bulir padi yang dimakan.

Pengujian kandungan amilosa padi menggunakan metode Iodo kolorimetri (Juliano, 1971) sebagai berikut :

Sebanyak 5 gram gabah digiling dengan mesin pemecah kulit, kemudian disosoh dengan pasir selama 20 menit. Lalu beras putih yang telah bersih dari kulitnya dibuat tepung dengan penumbuk beras (Aliawati, 2003). Sebanyak 2 gram kalium iodin (KI) dan 200 mg iodin dilarutkan ke dalam aquades hingga volumenya 100 ml dalam gelas piala 1000 ml, kemudian dikocok dengan alat pengocok sampai larut. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 1000 ml, dikocok kembali sampai merata sehingga diperoleh larutan I-KI (Liswardani, 2010).

Standarisasi amilosa bertujuan untuk mendapatkan kurva standar yang menunjukkan hubungan antara nilai penyerapan cahaya dengan konsentrasi amilosa. Tepung kentang 40 mg dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Lalu ditambah dengan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NAOH 1N. larutan dipanaskan pada penangas air bersuhu 100 0C selama 10 menit dan kemudian didinginkan.

(25)

commit to user

vi

Larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml sebanyak 5 buah, masing 1, 2, 3, 4, 5 ml. Kemudian ditambahkan asam asetat 1 N masing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ml serta masing-masing-masing-masing ditambah 2 ml larutan iodin lalu diencerkan sampai volume 100 ml. Larutan digojok dan dibiarkan selama 20 menit. Absorban diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum untuk warna biru. Kemudian dibuat kurva standar yaitu hubungan antara kadar amilosa dengan absorbansinya (Liswardani, 2010).

Pengukuran kadar amilosa yaitu tepung beras 100 mg dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan diberi 1 ml etanol 95% dan 9 ml NAOH 1 N. Larutan dipanaskan pada penangas air bersuhu 100 0C selama 10 menit dan didinginkan selama 1 jam. Larutan kemudian diencerkan dengan aquades hingga menjadi 100 ml. Larutan lalu diambil sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan 1 ml asam asetat 1 N serta 2 ml iodin lalu diencerkan sampai volume 100 ml. larutan digojok dan didiamkan selama 20 menit lalu diukur absorbannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm.

Kadar amilosa dihitung dengan rumus di bawah ini : Kadar amilosa (%) = dimana X = keterangan :

FP = factor pengencer

Y = peubah tak bebas / rata-rata absorbansi sampel X = peubah bebas

a = konstanta

b = kemiringan (Liswardani, 2010)

Analisis Data

Data yang diperoleh berupa preferensi/ kesukaan burung bondol jawa pada berbagai kultivar padi dianalisis dengan ANAVA untuk melihat perbedaan antar perlakuan, apabila terjadi beda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Tukey

(26)

commit to user

vii

HSD. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan preferensi makan burung bondol jawa terhadap kandungan amilosa kultivar padi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Preferensi makan burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides) menunjukkan pada pagi dan sore hari diketahui bahwa padi beras merah banyak disukai oleh burung bondol jawa. Padi beras merah yang dimakan pada pagi hari (101 bulir) dan pada sore hari (136 bulir). Padi memberamo merupakan kultivar padi yang kebanyakan tidak disukai oleh burung bondol jawa (Gambar 1).

Gambar 1. Histogram rata-rata preferensi makan burung bondol jawa pagi hari dan sore hari

Data preferensi yang diperoleh pada saat pagi hari dengan sore hari berbeda. Dari histogram konsumsi makan burung bondol jawa pada sore hari lebih banyak daripada pagi hari. Hal ini dikarenakan burung bondol jawa pada pagi hari belum banyak yang beraktivitas sehingga mengakibatkan konsumsi makan burung lebih sedikit. Dari rata-rata konsumsi makan burung bondol jawa pagi dan sore hari diketahui bahwa urutan preferensi dari ketujuh padi dari yang paling tinggi ke

0 50 100 150 200 250 ju m lah b u lir yan g d im akan kultivar padi sore pagi

(27)

commit to user

viii

rendah yaitu beras merah, situ bagendit, bondojudo, ciherang, IR 64, inpari 13, memberamo.

Tabel 1. Preferensi bulir padi yang dimakan oleh burung bondol jawa pagi (jam 07.00-08.00 wib) dan sore hari (jam 14.00-15.00 wib)

No Kultivar Pagi Hari Sore Hari Rata-rata pagi dan sore Kadar amilosa (%)

1. Memberamo 49 69 59 a 25,56 2. Inpari 13 58 85 71 a b 29,09 3. IR 64 63 89 76 a b 29,55 4. Ciherang 73 95 83 a b 34,93 5. Situ Bagendit 80 110 86 b 37,49 6. Bondojudo 76 98 86 b 37,00 7. Beras Merah 101 136 118 c 38,58 Rata-rata 71 97 83

Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Tukey HSD pada taraf α= 5%

Preferensi makan burung bondol jawa pada pagi hari dan sore hari adalah beras merah yang paling banyak jika dibandingkan dengan kultivar padi yang lain, sedangkan yang paling sedikit yaitu memberamo (Tabel 1.). Preferensi makan burung bondol jawa diketahui yang paling banyak dimakan berturut-turut adalah padi beras merah, situ bagendit, bondojudo, ciherang, IR 64, inpari 13, dan memberamo. Preferensi makan burung bondol jawa pada beras merah lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan keenam padi lainnya. Sedangkan pada keenam kultivar padi tidak berbeda nyata.

Preferensi makan burung bondol jawa berbeda-beda antara kultivar yang satu dengan yang lainnya, meskipun burung bondol jawa menyukai semua biji padi. Hal ini disebabkan karena adanya ketersediaan pakan burung bondol jawa yaitu berbagai kultivar padi yang melimpah. Namun, padi beras merah lebih banyak disukai oleh burung bondol jawa dibandingkan dengan kultivar padi lainnya. Perbedaan struktur tanah mempengaruhi jenis padi yang ada di suatu daerah.

(28)

commit to user

ix

Gambar 2. Grafik rata-rata total bulir padi yang dimakan burung bondol jawa Pada saat hari terakhir terjadi penurunan preferensi makan pada beras merah. Hal ini disebabkan burung bondol jawa mulai bosan dengan jenis pakan yang diberikan selalu sama sehingga burung bondol jawa mulai beradaptasi dengan mengganti preferensi makannya. Selain itu burung bondol jawa juga memiliki tembolok sebagai penyimpan makanan sementara sehingga dapat mengurangi jumlah bulir padi yang dimakan. Preferensi makan burung bondol jawa terjadi penurunan pada hari ke-2 dan naik kembali pada hari ke-3. Hal ini disebabkan karena burung masih beradaptasi terhadap pakan kultivar padi yang diberikan.

Berdasarkan pernyataan Prahara (2000) dalam Riyadi (2011) bahwa jumlah pakan yang dimakan seekor burung dalam sehari sangat tergantung pada berbagai faktor diantaranya bobot tubuh burung, jenis pakan, dan tingkat metabolisme. Burung bondol jawa dapat makan per hari sebanyak 10% dari berat tubuhnya. Pada pagi hari burung bondol jawa makan antara 24 sampai 43 bulir padi, sedangkan pada sore hari makan antara 37 sampai 54 bulir padi dari ketujuh kultivar padi yang diberikan.

Selain itu adanya perbedaan jenis padi menyebabkan komposisi amilosa dan amilopektin dalam biji padi juga berbeda. Perbedaan komposisi susunan ini menyebabkan adanya nasi yang pulen atau pera. Kandungan amilosa pada biji

0 150 300 450 600 750 900 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ju m lah p ad i yan g d im akan Hari ke- pagi hari sore hari

(29)

commit to user

x

padi dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri untuk mengetahui perbandingan jumlah kadar amilosa dari ketujuh kultivar padi (Tabel 1). Kadar amilosa yang paling tinggi dari hasil analisis yaitu beras merah (38,58%) dan yang terendah adalah memberamo (25,56%).

Menurut Kusmiadi (2010) menyatakan perbandingan antara amilosa dan amilopektin dalam biji padi merupakan faktor dalam menentukan mutu rasa dan tekstur nasi. Kandungan amilosa tersebut berkorelasi positif dengan tingkat kelemahan, kelengketan, warna dan kilap. Kandungan amilosa yang semakin tinggi akan menghasilkan volume yang semakin besar tanpa kecenderungan mengempes. Hal ini dikarenakan amilosa mempunyai kemampuan retrogradasi yang lebih besar. Padi dengan kandungan amilosa tinggi menghasilkan biji yang pera dan kering, sedangkan padi beramilosa rendah menghasilkan biji yang lengket dan lunak.

Setelah diketahui kandungan amilosa yang terdapat dalam biji padi, maka dapat diketahui korelasi antara preferensi makan burung bondol jawa terhadap kandungan amilosa padi (Gambar 3).

Gambar 3. Grafik korelasi antara preferensi makan dan kandungan amilosa padi Pada grafik dapat dilihat bahwa ada korelasi positif antara preferensi makan burung bondol jawa terhadap kandungan amilosa padi. Dari hasil tersebut

y = 3.086x - 30.938 R² = 0.8463 y = 3.6415x - 23.364 R² = 0.7572 45 65 85 105 125 145 24 26 28 30 32 34 36 38 40 p re fer e n si m akan ( b u lir ) kadar amilosa (%) pagi sore

(30)

commit to user

xi

dapat dikemukakan bahwa semakin tinggi kandungan amilosa padi, maka preferensi makan burung bondol jawa akan semakin tinggi pula. Kandungan amilosa pada beras merah yang paling tinggi dan hal itu berakibat pada preferensi atau kesukaan makan burung bondol jawa juga yang paling tinggi. Kandungan amilosa pada memberamo yang paling rendah sehingga preferensi makan burung bondol jawa juga yang paling rendah.

Sumari (2011) juga menyatakan semakin tinggi kandungan amilosa pada biji padi, burung semakin suka untuk memakannya. Tekstur biji padi dengan amilosa tinggi membuat biji padi lebih kering, padat, dan besar. Hal itu memungkinkan burung untuk mematuk dan memilih biji padi lebih mudah.

Burung bondol jawa dapat menjadi hama bagi petani karena jumlah populasinya yang melimpah pada suatu wilayah. Upaya pengendalian hama burung ini salah satunya dapat dengan cara menanam kultivar padi yang berbeda-beda. Hal ini dapat mengurangi terjadinya penurunan produksi padi akibat serangan burung karena burung memiliki insting untuk memilih padi yang beramilosa tinggi. Selain itu dapat dengan cara menanam padi secara serempak (waktu yang sama) pada suatu area sehingga tidak terjadi perbedaan waktu memanen. Jika terjadi perbedaan waktu menanam padi maka akan terjadi pula perbedaan waktu memanen yang dapat menyebabkan burung bondol jawa akan semakin banyak yang datang ke area tersebut karena tersedianya makanan yang melimpah yaitu padi yang telah menguning. Jika penanaman padi dilakukan secara serempak maka burung bondol jawa yang datang ke area persawahan akan berkurang akibat persediaan makanan yang terbatas.

KESIMPULAN

1. Preferensi makan burung bondol jawa dari yang paling tinggi ke rendah adalah beras merah, situ bagendit, bondojudo, ciherang, IR 64, inpari 13, memberamo. 2. Preferensi makan burung bondol jawa dipengaruhi oleh kadar amilosa padi yaitu semakin tinggi kadar amilosa padi maka preferensi makan burung bondol jawa juga semakin tinggi.

Gambar

Tabel 1. Preferensi jumlah bulir yang dimakan burung bondol jawa  pagi  hari    (jam  07.00-08.00  wib  dan    sore  hari  (jam  14.00-15.00  wib) …………………………………………….................................
Gambar 1. Histogram rata-rata preferensi makan burung bondol jawa pagi hari    dan sore hari
Gambar 2. Grafik rata-rata total bulir padi yang dimakan burung bondol jawa  Pada  saat  hari  terakhir  terjadi  penurunan  preferensi  makan  pada  beras  merah
Gambar 3. Grafik korelasi antara preferensi makan dan kandungan amilosa padi  Pada  grafik  dapat  dilihat  bahwa  ada  korelasi  positif  antara  preferensi  makan burung bondol jawa terhadap kandungan amilosa padi

Referensi

Dokumen terkait

Sanggar senam Green Casa Studio merupakan sanggar senam khusus putri yang dikelola oleh Dewi Rafaldini yang beralamat di Jl.Tirto Agung No.12 B, Tembalang kota

Dana Pembangunan Nasional dari Angaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan ke Propinsi Jawa Tengah, untuk pembangunan 20 sektor/ kegiatan tahun 2001

Pemeriksaan sampel air (analisa konsentrasi logam Fe dalam air sumur) dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA Kimia UGM. Sampel air yang diambil yaitu

BGP tempat terjadinya plasma terdiri dari komponen-komponen elektroda ignitor, isolator, elektroda, katoda dan jendela emisi, sedang IEP terdiri dari BGP yang

Hasil uji F test dalam ANOV A menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen dimana nilai Sig. Dengan demikian

[r]

C. Dunia kedokteran menemukan cara baru yang memungkinkan jantung yang sudah mati bisa berdenyut kembali dengan menjanjikan penyediaan organ-organ pencangkokan.!. D.

Nilai rata-rata VAIC TM diperoleh dari penjumlahan VAHU ( Value Added Human Capital ), VACA ( Value Added Capital Employed ), dan STVA ( Structural Capital Value Added