• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Kurikulum Pada Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Kurikulum Pada Tahun 2016"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(2)

2

Sistematika

Kebijakan Kurikulum 2013

1

Pelatihan

2

Penilaian

4

Monitoring dan Evaluasi

6

Pendampingan

5

Pembelajaran

(3)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

1

Kebijakan Kurikulum 2013

(4)

4

TRISAKTI DAN NAWACITA

KEBIJAKAN K-13

Visi:

Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan

berkepribadian berlandaskan gotong royong

Misi ke-7:

Masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan

Nawacita ke 8 dan 9:

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat

Indonesia; memperkuat kurikulum dan peaksanaannya

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

9. Memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial

Program Aksi (Berkepribadian dalam Bidang Kebudayaan):

1. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sebagai pembentuk

karakter bangsa

2. Memperteguh kebhinekaan Indonesia dan memperkuat

restorasi sosial

PELATIHAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(5)

Kerangka Strategis Mendikbud 2015-2019

Terbentuknya

Insan

serta

Ekosistem

Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter

dengan Dilandasi Semangat Gotong Royong

STRATEGI 1

STRATEGI 2

STRATEGI 3

Menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan.

Memberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan.

Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian. Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan

Peningkatan Mutu dan Akses

Pengembangan Efektivitas Birokrasi melalui Perbaikan Tatakelola dan Pelibatan Publik

Meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun.

Meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang terpinggirkan.

Fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik, dan inovasi.

Melibatkan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan dengan berbasis data, riset, dan bukti lapangan.

Membantu penguatan kapasitas tatakelola pada birokrasi pendidikan di daerah.

Mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional.

Fokus kebijakan dimulai dari

(6)

6

Sasaran Penerapan Kurikulum Secara Nasional

Meningkatkan kapasitas sekolah (termasuk guru) dalam

menerapkan kurikulum nasional dalam tahap selanjutnya secara

mandiri mengembangkan kurikulum sekolah sesuai konteks

kebutuhannya

Mengembangkan kurikulum nasional sebagai acuan minimal di

semua sekolah di Indonesia yang terintegrasi di dalam kurikulum

setiap sekolah

1

3

Mendorong pengayaan materi dan alat ajar pendukung kurikulum

yang bermutu dan beragam

4

Memberikan ruang bagi pengembangan ragam kurikulum daerah

berbasis keunggulan lokal

2

5

Menumbuhkan Siswa sebagai warganegara Indonesia serta

bagian dari masyarakat dunia yang berkarakter dan bertaqwa

melalui kurikulum nasional yang utuh

(7)

Pemanfaatan dan Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

Permasalahan

 Ketidakselarasan antara KI-KD dengan silabus, pedoman mata pelajaran, dan buku.

 Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.

 Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan sebaran taksonomi antar jenjang.

Hasil Perbaikan

 Penyelarasan antara KI-KD dengan silabus, dan buku.

 Penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada mata pelajaran selain

Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan Mata Pelajaran PPKn, pembelajaran dan penilaian hasil belajar

 Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi berdasarkan jenjang pendidikan.

 Perbaikan kurikulum berdasarkan pada prinsip; mudah dipelajari, mudah diajarkan, terukur, dan bermakna untuk dipeljari.

KEBIJAKAN K-13

PELATIHAN

PENILAIAN PENDAMPINGAN

MONEV

KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(8)

8

Perbaikan Buku

Konsekuensi perubahan Kurikulum 2013 adalah perubahan

urutan penyajian materi dalam buku.

Buku lama tetap dapat dipergunakan sebagai sumber belajar

dengan melakukan penyesuaian urutan penyajian materi

pembelajaran.

Peningkatan aspek akuntabilitas dan responsibilitas

diupayakan melalui pencantuman nama, alamat kontak, dan

akun

fb

dari penerbit, penulis, konsultan, reviewer, penilai,

editor serta ilustrator buku sesuai permendikbud

KEBIJAKAN K-13

PELATIHAN

PENILAIAN PENDAMPINGAN

MONEV

KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(9)

Prinsip Penilaian Buku

1. Accountable

2. Responsible

3. Gradation

4. Diversity in unity

5. Nondiscriminatory

6. Nonpartisan

7. Impersonal

8. Repetitiveness

9.

Menuju

Zero Error

1. Isi

2. Bahasa

3. Penyajian

4. Kegrafikaan

Aspek yang Dinilai

PELATIHAN

KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(10)

10

TINGKATAN TAKSONOMI BERPIKIR (ANDERSON, 2001)

KEBIJAKAN K-13

PELATIHAN

PENILAIAN PENDAMPINGAN

MONEV PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(11)

Penilaian Kompetensi:

Tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi berdasarkan jenjang pendidikan

FAKTUAL

PROSEDURAL

METAKOGNITIF

KONSEPTUAL

SD SMP SMA/K

TINGKATAN BERPIKIR KELUASAN –KEDALAMAN DAN

KEBERLANJUTAN/SCOPE DAN SEQUEN

KERANGKA PERBAIKAN KOMPETENSI:

TINGKATAN BERPIKIR DAN KATEGORI PENGETAHUAN PADA KOMPETENSI SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN DAN PSIKOPEDAGOGI

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(12)

12

Tahap Implementasi Kurikulum 2013

± 19% sekolah K13

(kelas 1,2,4,5,7,8,10,11)

Tahap implementasi kurikulum nasional dengan pendampingan sekolah dan pengimbasan dari Sekolah Rintisan

Juli 2015 Juli 2019 Juli 2017 Juli 2016 Juli 2018

± 94% sekolah K06 ± 75% sekolah K06 ± 40% sekolah K06

± 6% sekolah K13 ± 6% sekolah K13

(semua kelas)

Perbaikan K13

± 19% sekolah K13

(kelas 1,4,7,10)

± 35% sekolah K13 (kelas 1,4,7,10)

± 40% sekolah K13 (kelas 1,4,7,10)

± 6% sekolah K13

(semua kelas)

± 35% sekolah K13 (kelas 1,2,4,5,7,8,10,11)

± 25% sekolah K13

(semua kelas)

6% 25% 60% 100%

 Kurikulum yang diperbaiki adalah Kurikulum 2013.

 Nama kurikulum nasional yang digunakan tetap Kurikulum 2013.

(13)

Skema Persiapan Sekolah

Kapasitas

sekolah Definisi

Rujukan Menerapkan

Mengembangkan

Siap Menerapkan

Mengembangkan

Belum siap Menerapkan

Mengembangkan

contoh:

Pelibatan sekolah Rujukan untuk ikut mendampingi sekolah lainnya dalam rangka percepatan peningkatan kesiapan sekolah

Kesiapan sekolah didorong secara kontinu lewat berbagai metode komprehensif dengan skema persiapan sekolah yang lengkap

1

3

Berbagai bentuk assesmen kesiapan sekolah (termasuk guru) serta tingkat kapasitas sekolah dalam penerapan kurikulum nasional, yang terintegrasi dengan bentuk assesmen lain yang sudah ada

2

Catatan:

1. Di luar skema ini, peningkatan kapasitas kepala sekolah/guru secara umum akan sejalan dengan fokus mendorong kesiapan sekolah untuk menerapkan Kurikulum Nasional serta pengembangan berkelanjutan.

2. Indikator keberhasilan skema persiapan ini adalah 90% sekolah yang didampingi siap menerapkan kurikulum nasional.

Tahun Ajaran Sekolah yang Disiapkan

Target

2015/2016 6% 16.991 Sekolah Rintisan (Eks-sekolah sasaran dan mandiri K13 + 26 sekolah lulus verifikasi)

2016/2017 19% Sekolah lainnya*

2017/2018 35% Sekolah lainnya*

2018/2019 40% Seluruh sekolah sudah implementasi

Tahap

Implementasi:

* Kriteria Sekolah Rintisan dan proses Monev dikoordinasikan lebih lanjut oleh unit terkait

(14)

14

Proses Pengembangan Dokumen Kurikulum

PENDAMPINGAN DAN OTORISASI

PENGEMBANGAN OPSI TEMPLATE SILABUS, BUKU SISWA DAN GURU SERTA MATERI

AJAR BERMUTU

SILABUS

RPP

MATERI DAN ALAT AJAR KESIAPAN PESERTA DIDIK TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL KEBUTUHAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN

KERANGKA DASAR KURIKULUM (Filosofis, Yuridis, Konseptual)

STRUKTUR KURIKULUM

STANDAR PROSES STANDAR ISI STANDAR PENILAIAN

Kurikulum

yang berlaku

secara

nasional

KEMDIKBUD SEKOLAH

KURIKULUM TINGKAT DAERAH DAN SEKOLAH

(15)

Sekolah Rintisan yang Mengimplementasikan Kurikulum 2013

No Prov. Kab/Kota Jenjang Rintisan

Satu

Semester

Mandiri Jumlah

1

34

444

SD

2.514

-

6.808

9.322

2

438

SMP

1.421

3

2.663

4.087

3

311

SMA

1.163

21

989

2.173

4

234

SMK

998

2

409

1.409

Total

6.096

26*

10.869

16.991

Catatan:

➢Berdasarkan Permendikbud No. 160/2014 dan Surat Edaran Bersama Dirjen Dikdas dan Dirjen Dikmen No. 233/C/KR/2015; Sekolah Rintisan adalah sekolah yang sudah melaksanakan K13 selama 3 Semester (Semester keempat) sesuai data pokok yang diberikan sekolah pada awal pelaksanaan

➢Sekolah yang baru melaksanakan 1 Semester (26* sekolah) diizinkan melanjutkan mengimplementasikan K13 melalui Keputusan BAN-SM Tahap 1 (untuk kepentingan pengimbasan dan implementasi bertahap)

Total

6.083

25

11.256

17.364

Update per tanggal 19 Februari 2016

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(16)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

2

Pelatihan

(17)

Jenjang dan Jadwal Pelatihan

IN

IP

IK

SS

Minggu II Maret Peserta Tim Pengembang Tempat Jakarta

Anggaran Direktorat

Minggu III Maret – I April Peserta TPK Provinsi Tempat Region Anggaran Direktorat

Minggu II April – II Mei Peserta TPK Kab/kota Tempat LPMP

Anggaran LPMP

796 org

3.245 org

34.548 org

254.597 org

Minggu III April – IV Juni Peserta TPK Kab/kota Tempat LPMP/Sekolah Induk Anggaran LPMP

(18)

18

Rencana Pelatihan Instruktur Nasional

No Waktu Durasi/

menit Kegiatan Narasumber

1 11.00 – 12.00 60 Chek in Registrasi

2 12.00 – 13.00 60 Makan Siang

3 13.00 – 13.10 10 Pembukaan Acara MC

4 13.10 – 13.25 15 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Pemandu

5 13.25 – 13.45 10 Laporan Ketua Panitian Dirjen Dikdasmen

6 13.45 – 14.30 45 Pengarahan Mendikbud dan Pembukaan secara Resmi Mendikbud

7 14.30 – 14.40 5 Pembacaan Doa Kasubdit Program SMP

8 14.40 – 15.00 20 Break - Mendikbud meninggalkan tempat acara Panitia

9 15.00– 16.00 60 Pemamparan:

Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum

Kabalitbang

10 16.00– 16.45 45 Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Staf Ahli

11 14.45– 17.00 15 Penjelasan Teknis Pelatihan dan Pendampingan K13 Panitia

PESERTA

1

SD

134

Terdiri atas:

Tim Pengembang , LPMP,

Guru Berprestasi,

Yayasan, Tim Direktorat,

Tim Kemenag

Tim Media,

2

SMP

154

3

SMA

204

4

SMK

162

5

PKLK

142

Jumlah

796

Pembukaan tanggal

20 MARET TAHUN 2016

(19)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

3

Pembelajaran

(20)

20

Penguatan Pembelajaran

Pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan

keterampilan secara holistik.

Proses Pembelajaran diselenggarakan:

interaktif,

inspiratif,

menyenangkan,

menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

Memberikan ruang yang cukup kepada siswa untuk:

berprakarsa,

berkreativitas, dan

Mengembangkan kemandirian sesuai:

bakat,

minat,

perkembangan fisik dan psikologis siswa

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(21)

Prinsip Pembelajaran

Dari diberi tahu menuju mencari tahu;

Dari guru sebagai sumber belajar utama menjadi berbasis aneka

sumber belajar;

Dari tekstual menuju penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi;

Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran holistik/terpadu;

Dari pembelajaran menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi-dimensi;

Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(22)

22

Prinsip Pembelajaran

Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (

hardskills

) dan

keterampilan mental (

softskills);

Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa

sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (

ing

ngarso sung tulodo)

, membangun kemauan (

ing madyo mangun karso)

, dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (

tut wuri

handayani);

Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja

adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas pembelajaran; dan

Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya siswa.

PELATIHAN

KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(23)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

4

Penilaian

(24)

24

Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian

Pasal 3

1) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau

kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi

kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan.

2) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif

dalam penilaian.

3) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk:

a) mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;

b) menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;

c) menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan

tingkat penguasaan kompetensi; dan

d) memperbaiki proses pembelajaran.

PELATIHAN

KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN PENILAIAN

MONEV

(25)

Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian

Pasal 4

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi

subjektivitas penilai;

c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;

d. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;

f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;

g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;

h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan

i. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(26)

26

Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian

Pasal 5

1)

Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek sikap, aspek

pengetahuan, dan aspek keterampilan.

2)

Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan mencakup aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan.

Pasal 6

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan dilakukan terhadap

penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian pembelajaran.

Pasal 7

1)

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik menggunakan berbagai instrumen

penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok,

dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik.

2)

Instrumen penilaian yang digunakan oleh Satuan Pendidikan dalam bentuk

Penilaian Akhir dan/atau Ujian Sekolah/Madrasah memenuhi persyaratan

substansi, konstruksi, dan bahasa serta memiliki bukti validitas empirik.

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(27)

Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian

Pasal 8

Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:

a.

perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;

b.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan

belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran

pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar;

c.

Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber

informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru

kelas;

d.

hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat

atau deskripsi;

e.

penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan

penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

f.

penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,

dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

g.

hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik

disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan

h.

peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(28)

28

Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian

Pasal 9

Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan meliputi:

a. menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan;

b. KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh Satuan

Pendidikan;

c. penilaian dilakukan dalam bentuk Penilaian Akhir dan Ujian

Sekolah/Madrasah;

d. Penilaian Akhir meliputi Penilaian Akhir semester dan Penilaian Akhir

tahun;

e. hasil penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat dan/atau

deskripsi;

f.

hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk

nilai, predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata pelajaran;

g. laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun

ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian oleh

pendidik dan hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan; dan

h. kenaikan kelas dan/atau kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat

dewan guru.

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

MONEV

(29)

Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian

Pasal 10

1) Hasil belajar yang diperoleh dari penilaian oleh

pendidik digunakan untuk menentukan kenaikan kelas

peserta didik.

2) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil

belajar dari paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada

kompetensi pengetahuan, keterampilan belum tuntas

dan/atau sikap belum baik.

3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) tidak berlaku bagi peserta didik

SDLB/SMPLB/SMALB/SMKLB.

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(30)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

5

Pendampingan

(31)

Pengertian dan Tujuan Pendampingan

Pengertian

• Pendampingan adalah proses pemberian bantuan penguatan pelaksanaan kurikulum yang diberikan kepada pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orangtua/komite sekolah, dan pemangku kepentingan di SD, SMP, SMA, SMK sesuai kurikulum yang berlaku.

Tujuan

1. Umum

• Program Pendampingan bertujuan untuk memberikan penguatan pemahaman kepada pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orangtua/komite sekolah, dan pemangku kepentingan di sekolah untuk menjamin keterlaksanaan Kurikulum secara efektif dan efisien.

2. Khusus

• Memberikan fasilitasi dalam pelaksanaan Kurikulum di sekolah

• Memberikan bantuan konsultasi, pemodelan (modelling) dan penguatan secara personal, dan spesifik (coaching) dalam pelaksanaan kurikulum secara langsung di sekolah.

• Membantu memberikan solusi kontekstual dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum di sekolah.

• Membangun budaya mutu sekolah kepada pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orangtua/komite sekolah, dan pemangku kepentingan di sekolah melalui Program Pendampingan yang dilakukan secara inovatif, kontekstual, dan berkelanjutan.

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(32)

32

Indikator Keberhasilan

1.Pengawas Sekolah semakin mampu melaksanakan supervisi dan bimbingan kepada sekolah terkait pelaksanaan kurikulum

2.Kepala Sekolah makin memahami manajemen implementasi kurikulum yang meliputi:

–Perencanaan

–Pelaksanaan

–Evaluasi diri sekolah

–Budaya sekolah 3.Guru semakin: Memahami:

• proses pembelajaran dan penilaiannya.

• buku dan materi/alat ajar bermutu serta penggunaannya

• permasalahan yang harus diantisipasi dalam pelaksanaan kurikulum dan penanggulangannya

Terampil:

• melaksanaan penilaian formatif dan sumatif, termasuk pencatatan dan pelaporan lewat rapor

• mengelola Interaksi dengan siswa dan komunikasi dengan orangtuamenyusun rencana pembelajaran

• mengelola pembelajaran.

4.Pemangku Kepentingan di komunitas lingkungan sekolah (terutama keluarga/orangtua) semakin memberikan dukungan dan kontribusi secara lebih efektif kepada sekolah.

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(33)

33

Pola Pendampingan

PELAKSANAAN PERSIAPAN PELAPORAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PELATIHAN PENDAMPING PENENTUAN PENDAMPING PENYUSUNAN MATERI PENDAMPINGAN

Instruktur yang terseleksi

Lokasi atau Sekolah yang akan Didampingi

Dilaksanakan oleh Direktorat

Penyiapan Materi Pelatihan

Jadwal dan Lokasi Pelatihan Pendampingan

Model on dan in

Pendekatan In House Training (IHT)

-

Online

-

Off line

1

Materi Umum

1.1. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti

1.2. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum

1.3. Penerapan Literasi dalam Pembelajaran

1.4. Kompetensi, Materi, dan Pembelajaran

1.5. Penilaian Hasil Belajar dan Pengelolaan Nilai

1.6. Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan Berbasis Sekolah

(termasuk penjelasan pertanggungjawaban Biaya Operasional

Pendampingan kepada peserta yang mewakili Induk Kluster)

(34)

34

Alur Model On

In

Persiapan

Pelaksanaan Pembelajaran di

dalam kelas Rintisan dan Imbas

(ON-1) Workshop Bersama Sekolah Rintisan dan Imbas (IN-1) Evaluasi Kinerja; Hasil ON-1 dan

IN-1 Pelaksanaan

Pembelajaran di dalam kelas Rintisan dan Imbas

(ON-2) Evaluasi Kinerja;

Hasil ON-2 dan IN-2

Tim Pendamping merupakan kolaborasi atas: ▪ Sekolah Rintisan dan Imbas

(35)

Kriteria Calon Pendamping

1.

Telah mengikuti pelatihan pelaksanaan Kurikulum dan

Pembelajaran;

2.

Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4, diutamakan di bidang

pendidikan;

3.

Telah mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun;

4.

Diutamakan memiliki prestasi akademik;

5.

Diutamakan bagi yang memiliki pengalaman sebagai

Narasumber/Pendamping/Fasilitator dalam bidang pendidikan;

6.

Bersedia melaksanakan pendampingan dengan prosedur dan

mekanisme yang ditetapkan oleh Direktorat terkait;

7.

Direkomendasikan oleh atasan/pejabat yang berwenang.

Calon Pendamping adalah telah mengikuti Pelatihan K13, Guru, Kepala

Sekolah, Pengawas, dan Tim Pengembang Kurikulum, yang memenuhi

kriteria sebagai berikut.

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(36)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

6

Monitoring dan Evaluasi

(37)

37

Tujuan dan Manfaat Monev Tahun Pelajaran 2016/2017

Tujuan

Untuk mengawal proses implementasi kurikulum agar berjalan sesuai

dengan rencana.

Untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi di sekolah dan

memerlukan penanganan segera.

Untuk mengetahui hasil penerapan kurikulum oleh sekolah dan guru

terhadap siswa dalam proses pembelajaran.

Untuk mengetahui kesesuaian antara ide, desain, dokumen, dan

implementasi kurikulum

Manfaat

Sebagai rujukan untuk melakukan perbaikan dalam pengambilan

keputusan/kebijakan dalam skema pengembangan dan implementasi

kurikulum secara nasional

Untuk mengkompilasi dan menyebarluaskan praktik baik serta inovasi di

Sekolah Rintisan

Bahan masukan perbaikan kurikulum

PELATIHAN

KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(38)

38

Kedudukan dan Proses Monev Kurikulum dan Implementasi

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(39)

Monev Kurikulum

PELATIHAN KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(40)

40

Alur Monev Implementasi

Penyiapan Draf Juknis dan Instrumen Monev

1. Juknis Monev 2. Instrumen Monev 3. Materi Bimtek Monev Rakor Persiapan Monev Internal

Kemdikbud

Pembuatan Aplikasi Monev

Analisis Data dan Pelaporan Hasil Monev Bimtek Petugas Monev

Penyusunan juknis dan instrumen Monev

Rekrutmen Petugas Monev Pusat, Provinsi, Kab/Kota

D i r e k t o r a t

Workshop Persiapan Monev

Pelaksanaan Monev di Lapangan

UKMP3 Direktorat Provinsi Kab/Kota 1 2 3 4 5 6 KOORDINATOR UKMP3 Direktorat Penyiapan Materi Bimtek Monev

Rakor Hasil Monev (Perumusan Kebijakan Baru)

7 D i r e k t o r a t PELATIHAN KEBIJAKAN K-13 PEMBELAJARAN MONEV PENDAMPINGAN PENILAIAN

(41)

Komponen Indikator Monev

Komponen

Indikator

Buku

Kebenaran, kelengkapan, keterbacaan, tataletak dan

fisik, pengiriman, kesesuaian penggunaan

Pelatihan

Materi, pelatih, manfaat, teknis pelaksanaan (pelatihan

guru dan bimtek pendampingan)

Proses

Pembelajaran

Pemahaman materi, pemahaman proses,

(kemudahan/kesulitan, kesesuaian, kebenaran)

Kompetensi guru

Proses Penilaian Pemahaman materi, pemahaman proses, manfaat

Manajemen

Pembelajaran

Penjadwalan, alokasi guru, fasilitas, kelas, siswa,

keterkaitan dengan ekstrakurikuler/ko-kurikuler

Layanan Siswa

dan Budaya

Sekolah

Bimbingan konseling dan karir, administrasi kesiswaan,

pembinaan karakter, keamanan dan kebersihan sekolah

PELATIHAN

KEBIJAKAN K-13

PEMBELAJARAN

MONEV

(42)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(43)

PETA SEBARAN

PETA SEBARAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013

(44)

44

PETA SEBARAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013 SUMATERA

(45)

PETA SEBARAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013 JAWA

(46)

46

PETA SEBARAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013 KALIMANTAN

(47)

PETA SEBARAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013 SULAWESI

(48)

48

PETA SEBARAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013 BALI DAN NUSA TENGGARA

(49)

PETA SEBARAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013 MALUKU DAN MALUKU UTARA

(50)

50

PETA SEBARAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013 PAPUA

Referensi

Dokumen terkait

Pola persebaran fosfat pada bagian utara di perairan Pulau Lirang memiliki nilai fosfat yang cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan bagian selatan seperti yang

Definisi Operasional Variabel Untuk memperjelas sasaran penelitian dan tidak menimbulkan salah penafsiran terhadap variabel dalam penelitian ini maka perlu

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah menyatakan mengerti akan isi surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, dan membenarkan isinya, sedangkan dalam Surat dakwaan

Rumah sakit sebagai salah satu organisasi kesehatan harus memiliki kesiapan di era JKN sebagaimana menurut Lehman (2005) bahwa kesiapan suatu organisasi antara lain dapat

Dari gambar 4.6 dan gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa dengan semakin bertambahnya sudut defleksi flap maka perbedaan tekanan yang terjadi pada permukaan atas

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan dapat dikategorikan sebanyak3 responden

Tujuan audit secara umum atas laporan keuangan oleh auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha

Cortical activation elicited by a handgrip task executed with the right (paretic) hand in a representative healthy control (56-year old male) and stroke survivor (61-year-old