• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI REKAYASA STRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI REKAYASA STRUKTUR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR

Harun Alrasyid

Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil Struktur Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Email: [email protected]

Pujo Aji

Dosen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Email: [email protected]

ABSTRAK

Optimasi struktural merupakan salah satu tantangan dari para insinyur teknik sipil untuk menyediakan struktur yang efisien. Dimana struktur tersebut selain murah juga harus memenuhi kriteria perencanaan yang ada. Pada umumnya penggunaan optimasi konfigurasi dalam optimasi struktur hampir tidak mungkin dilakukan dengan metode dan desain yang ada. Sehingga hanya optimasi penampang saja yang sering dilakukan dalam desain struktur. Penggunaan Algoritma Genetika dalam optimasi struktur telah memberikan suatu wacana baru bahwa optimasi konfigurasi dapat diikutsertakan dalam desain struktur. Fungsi objektif dalam optimasi kali ini adalah meminimunkan berat struktur dan defomasi yang terjadi. Batasan yang dipakai dalam makalah ini adalah gaya yang terjadi dari tiap elemen tidak boleh melebihi kekuatan material yang dipakai. Sebagai studi kasus Algoritma Genetika akan diaplikasikan kepada dua kantilever rangka batang yang mana pada kantilever pertama dilakukan optimasi penampang saja sedangkan pada kantilever kedua dilakukan optimasi penampang dan konfigurasi . Dari hasil studi kasus didapat bahwa berat struktur dan deformasi hasil gabungan optimasi penampang dan konfigurasi pada rangka batang kantilver lebih kecil jika dibandingkan dengan rangka batang kantilever yang dioptimasi penampangnya saja. Sehingga gabungan optimasi penampang dan konfigurasi dapat mengurangi berat struktur daripada jika kita hanya melakukan optimasi penampang saja

Kata kunci: Optimasi Penampang, Optimasi Konfigurasi, Algoritma Genetika, Rangka Batang Kantilever

1. PENDAHULUAN

Optimasi struktural merupakan salah satu tantangan bagi para insinyur teknik sipil dalam menyediakan desain struktur yang efisien. Dimana struktur tersebut selain murah harus memenuhi kriteria perencanaan. Pada umumnya penggunaan opitimasi konfigurasi hampir mustahil dilakukan dalam desain dengan metoda yang ada sehingga hanya optimasi penampang saja yang digunakan. Penggunaan Algoritma Genetika (AG) dalam optimasi struktur telah memberikan wacana baru dimana optimasi konfigurasi dapat diikutsertakan dalam desain struktur. AG merupakan metode

optimasi yang bekerja bedasarkan evolusi genetika. Penggunaan AG dalam optimasi sangatlah mudah karena AG tidak membutuhkan pengetahuan khusus dalam mencari solusi yang optimal. Pada studi kali ini AG akan diimplementasikan pada dua rangka batang kantilever dengan jumlah elemen masing 15 buah. Pada kantilever rangka batang pertama akan dilakukan optimasi penampang saja. Sedangkan pada kantilever kedua akan dilakukan secara bersamaan optimasi penampang dan optimasi konfigurasi. Hasil studi kasus akan dapat dilihat perbandingan berat struktur dan deformasi yang terjadi pada kedua rangka batang kantilver tersebut.

(2)

2. Desain dan Optimasi Rangka Batang Rangka batang adalah sistem struktur gabungan dari berberapa batang yang dihubungkan untuk mentransfer beban ke tumpuan dalam bentuk gaya aksial (tarik maupun tekan ) murni. Pada studi ini asumsi yang dipakai untuk analisa struktur rangka batang adalah seluruh gaya luar diberikan pada nodal atau joint, hubungan antar batang dalam bentuk sendi, tiap batang hanya menerima tegangan aksial saja dan besarnya tegangan konstan sepanjang batang. Desain rangka batang dimulai dari menentukan jumlah nodal, yang dilanjutkan dengan menghubungkan nodal dengan nodal untuk menjadi elemen rangka batang. Langkah selanjutnya adalah menentukan data properti dari elemen yang meliputi luas penampang dan modulus elastisitas material Selanjutnya rangka batang dianalisa dengan menggunakan program analisa struktur. Luas penampang akan dinaikkan apabila kekuatan material lebih kecil dari pada gaya yang terjadi pada batang tersebut dan akan direduksi apabila kekuatan material lebih besar dari pada gaya yang terjadi pada batang tersebut. Lalu hal ini dilakukan terus menerus hingga dicapai berat struktur yang ringan serta kekuatan batang dan defleksi yang terjadi sesuai dengan batas yang diijinkan

2.1. Optimasi Rangka Batang

Umumnya optimasi rangka batang diklasifikasikan menjadi 3 macam [6] diantaranya optimasi ukuran , konfigurasi, dan konfigurasi. Pada optimasi ukuran luas penampang tiap elemen rangka batang menjadi variabel desain sedangkan koordinat nodal beserta penghubung antar nodal menjadi variabel tetap. Sedangkan untuk optimasi topologi dan konfigurasi yang menjadi variabel desain adalah koordinat nodal dan hubungan antar nodal. Desain struktur yang paling effisien dilakukan apabila ketiga optimasi dilakukan secara terpisa. Dalam melakukan optimasi desain, biasanya ketiga optimasi ini dilakukan secara terpisah. Langkah pertama yaitu melakukan optimasi topologi. Setelah bentuk optimal dari optimasi topologi ditemukan langkah selanjutnya adalah melakukan optimasi konfigurasi dan

penampang. Menezes [6] menyatakan bahwa metode optimasi yang direncanakan secara terpisah tidak dapat menghasilkan desain struktur yang efisien sehingga diperlukan suatu metode yang dapat melakukan ketiga optimasi secara bersamaan. Penggunaan AG dalam optimasi struktur dapat memungkinkan untuk melakukan ketiga optimasi secara bersamaan.

2.2. Algoritma Genetika

AG adalah prosedur pencarian dan optimasi bedasarkan teori seleksi alami Charles Darwin. Sejak pertama kali dirintis oleh John Holland pada tahun 1960-an, AG telah dipelajari, diteliti dan diaplikasikan secara luas pada berbagai bidang. AG banyak digunakan pada masalah praktis yang berfokus pada pencarian parameter – parameter optimal. Hal ini membuat banyak orang mengira bahwa AG hanya bisa digunakan untuk masalah optimasi. Pada kenyataannya, AG juga memiliki performance yang bagus untuk masalah – masalah selain optimasi.

Keuntungan penggunaan AG sangat jelas terlihat dari kemudahan implesentasi dan kemampuannya untuk menemukan solusi yang ‘bagus’ (bisa diterima) secara cepat untuk masalah – masalah dimensi tingi. AG sangat berguna dan efisien untuk masalah dengan karakteristik sebagai berikut

a. Ruang masalah sangat besar, kompleks dan sulit dipahami

b. Kurang atau bahkan tidak ada pengetahuan yang memadai untuk merepresentasikan masalah ke dalam ruang pencarian yang lebih sempit

c. Tidak tersedianya analisa matematika yang memadai

d. Ketika metode – metode konvesional sudah tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi

e. Solusi yang diharapkan tidak harus paling optimal tetapi cukup bagus atau bisa diterima

f. Terdapat batasan waktu, misalnya dalam real time systems atau sistem waktu nyata

AG telah banyak diaplikasikan untuk penyelesaian masalah dan permodelan dalam bidang teknologi , bisnis, dan entertaintment seperti

(3)

a. Optimasi

AG digunakan untuk optimasi numeric dan optimasi kombinatorial seperti Traveling Salesman Problem (TSP), Perancangan Integrated Circuit, optimasi video

b. Pemograman Otomatis

AG telah digunakan untuk melakukan proses evolusi terhadap program computer untuk merancang struktur komputasional, seperti cellular automata dan sorting networks

c. Machine Learning

AG telah berhasil diaplikasikan untuk memprediksi struktur protein. AG juga nerhsail diapliksaikan dalam perancangan neural network (jaringan syaraf tiruan) untuk melakukan proses evolusi terhadap aturan – aturan pada learning classifier systems atau symbol production system

d. Interaksi antara Evolusi dan Belajar AG telah digunakan untuk mempelajari bagaimana proses belajar suatu individu bisa mempengaruhi proses evolusi suatu spesises dan sebaliknya

AG berbasiskan populasi yang mana mempertimbangkan banyak kandidat solusi dari pada mencari solusi dari sebuah titik dalam suatu ruang. AG hanya menggunakan nilai dari fungsi objektif, selain itu AG menggunakan aturan probabilistik sebagai pengganti aturan determinasi.

3. Aplikasi Algoritma Genetika Pada Optimasi Rangka Batang

AG telah menjadi popular dalam optimasi struktur karena berberapa hal diantaranya memungkinkan untuk melakukan tiga metode optimasi. (ukuran, konfigurasi dan topologi). AG bekerja bedasarkan populasi yang mana tidak hanya menyediakan satu solusi optimal tetapi sekumpulan populasi solusi yang optimal. Selain itu bagi para truss designer AG mempunyai variasi solusi sehingga memudahkan mereka untuk memilih bedasarkan konstruksi dan arsitektur yang ada.

3.1. Logika Program

Pada makalah ini AG akan diaplikasikan untuk optimasi rangka batang kantilever dengan 15 elemen, Semua optimasi rangka batang dengan AG menggunakan program gabungan antara Truss.py dan NeuGA.py. Langkah – langkah dan logika program dalam mengoptimasi rangka batang adalah sebagai berikut

1. Inisialisasi input rangka batang 2. Membuat input hasil decode dari

NeuGA

3. Menjalankan analisa struktur rangka batang

4. Analisa Penampang dan Kontrol Deformasi

5. Evaluasi fungsi Objektif

Fungsi objektif dari hasil analisa penampang dievaluasi oleh NeuGA untuk diseleksi pada generasi selanjutnya

6. Lakukan langkah 1 – 5 hingga generasi yang terakhir

Sedangkan bentuk diagram alir dari langkah 1 – 6 dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1. Diagram Alir Program Optimasi

Mulai

Insialisasi input

pengdekodean inisisalisasi inpur uuntuk analisa rangka

barang

Analisa Struktur Rangka Batang

Analisa Penampang dan deformasi

Penjumlahan dari fungsi Objektif

Evalusai Fungsi Objektif dengan NeuGA (AG)

Generasi ke i =jumlah generasi

no

Selesai yes

(4)

3.2. Studi Kasus

Pada penelitian ini akan dioptimasi berat struktur dan deformasi nodal dari rangka batang dengan jumlah elemen 15 buah. Seluruh elemen mempunyai berat jenis 7850 kg/m3, Modulus elastisitas 2,038,901.9 kg/cm2 dan profil yang disediakan adalah profil siku yang ada di pasaran. Beban sebesar 15 KN diberikan ke arah vertikal pada nodal 5 . Nodal 1 dan 6 merupakan tumpuan dimana tumpuan pada nodal 1 dimodelkan sebagai rol (hanya mempunyai reaksi horisontal) dan tumpuan pada nodal 6 dimodelkan sebagai sendi (mempunyai reaksi horisontal dan vertikal ). Jenis pengelompokan elemen ada 3 macam yaitu A1,A2,A3. Bentuk optimasi yang dilakukan ada 2 macam yaitu optimasi penampang dan gabungan optimasi penampang serta optimasi konfigurasi. Mutu baja yang dipakai adalah fy = 2400 kg/cm2 dan fu = 3700 kg/cm2. 15 kN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A2 A3 A2 A3 A2 A3 A2 A3

Gambar 2. Rangka Batang Kanilever

Pada kali ini rangka batang kantilever akan dioptimasi dengan mengunakan peraturan SNI 03 – 1729 -2002. Sedangkan perencanaan struktur tarik menurut SNI 03-1729-2002 adalah sebagai berikut :

Kontrol kekuatan Tarik

Kontrol kelangsingan batang tarik:

240 min max = ≤ i L λ (1)

Dimana L = panjang tekuk

i = jari - jari kelembaman

Kuat leleh Pu

φ

Agfy φ = 0.9 (2) Kuat putus Pu

φ

Aefu φ = 0.75 (3) Dimana

Pu adalah kuat tarik ultimate

Ag adalah luas penampang utuh

Ae adalah luas penampang efektif

Kontrol batang tekan

Parameter kelangsingan kolom (λc)

` E fy c π λ λ = (4) Dimana fy = tegangan leleh E = Modulus Elastis Lk = panjang tekuk λ = kelangsingan

i = jari - jari kelembaman Kuat tekan rencana

ω φ g y u f A P = (5) Untuk : Kolom pendek λc ≤ 0.25 ω = 1 Kolom menengah (inelastis) 0.25 ≤λc ≤ 1.2 ω = c λ 67 . 0 6 . 1 43 . 1 − Kolom panjang (elastis)

λc ≥ 1.2 ω = 1.252 3.3. Fungsi Objektif

Pada optimas rangka batang kantilever yang diminimalkan adalah berat struktur. Volume struktur yang dioptimasi harus memenuhi persyaratan kekuatan material penampang dan perpindahan . Dari tujuan di atas dapat dibuat fungsi beratg(x) seperti berikut:

= n i i i x AL g( )

ρ

(6) Dimana

Ai : Luas penampang elemen ke i

Li : Panjang elemen ke i

n : Jumlah elemen ke i ρ : Berat Jenis

Agar pada tiap penampang dari elemen rangka dapat memenuhi syarat kekuatan material penampang dan perpindahan (displacement) maka diperlukan fungsi pinalti h(x). Pada umumnya permodelan fungsi batas dapat dibuat seperti berikut

( )

C

1

g

1

C

2

g

2

h

x

=

+

(7) Setelah dilakukan trial dan erro didapatkan

persamaan fungsi objektif optimasi rangka batang kantilever dengan peraturan SNI 03 - 1729 – 2002 dapat dilihat pada persamaan 8

( ) AL 100g1 100g2 f n i i i x =

ρ

+ + (8)

(5)

Dimana

g1= Penjumlahan dari fungsi pinalti dari tiap elemen tarik dan tekan

Tension + Compression Tension

+ +n i i n i i n i

i tensionyield tensionultimate

s slendernes

Jika λmax<240maka slendernessi=0

240

max

>

λ

maka slendernessi = 1

Jika Pu ≤φAgFy maka tensionyieldi = 0

y g

u A F

P >φ maka tensionyieldi = 1

Jika Pu

φ

AeFu maka tensionultimatei = 0

Pu >

φ

AeFu maka tensionultimatei = 1 Compression

+

+ n i i n i n i i i slenderness tion nstress compressio sec Jika y f t b< 250 maka sectioni = 0 y f t b> 250maka sectioni = 1

Jika λmax <200maka slendernessi = 0

200

max

>

λ

maka slendernessi = 1 Jika ω φ g y u f A P ≤ maka compressionstressi = 0 ω φ g y u f A P > maka compressionstressi = 1

g2= Penjumlahan fungsi kontrol perpindahan tiap nodal pada tiap elemen

n i

i

deflection

Jika Δijin > Δ maka deflectioni = 0

Δijin < Δ maka deflectioni = 1

4. Analisa Hasil

Setelah didapatkan fungsi objektif untuk optimasi rangka batang kantilever maka langkah selanjutnya adalah melakukan optimasi dengan berberapa parameter AG seperti berikut jumlah populasi 30, jumlah generasi3 00 probabilitas pindahsilang 0.8, probabilitas mutasi 0.07. Parameter di atas ini digunakan untuk kedua optimasi rangka batang kantilever

Pada optimasi penampang didapat berat strukur adalah 61.71 kg dan deformasi maksimum adalah 0.59 cm hal ini dapat dilihat pada tabel 1

TABEL 1

PEMILIHAN PROFIL,BERAT STRUKTUR DAN DEFORMASI MAKSIMUM AKIBAT OPTIMASI PENAMPANG

Weight Deformation Max A1 A2 A3 Kg cm L 55x55x6 L 40x40x4 L 40x40x5

(6.31) (3.08) (3.79) Grup Sectional Area (cm2)

61.71 0.59

Gambar 3. Kekonvergenan optimasi penampang dengan AG

Sedangkan untuk gabungan optimasi penampang dan optimasi konfigurasi didapat bentuk struktur seperti pada gambar 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nodal x y z 1 0 0 0 2 0.9 0 0.2 3 1.6 0 0.5 4 2.6 0 0.9 5 3.6 0 0.8 6 0 0 1 7 1.2 0 1.5 8 2.1 0 1.5 9 2.6 0 1.5

Gambar 4. Bentuk Struktur setelah dioptimasi dengan

gabungan optimasi konfigurasi dan penampang

Sehingga berat struktur dan deformasi yang dihasilkan sebesar 55.37 kg dan 0.37 cm

(6)

TABEL 2

PEMILIHAN PROFIL,BERAT STRUKTUR DAN DEFORMASI MAKSIMUM AKIBAT GABUNGAN OPTIMASI PENAMPANG

DAN KONFIGURASI

Weight Deformation Max A1 A2 A3 Kg cm L 50x50x6 L 40x40x5 L 45x45x5

(6.31) (3.79) (4.30) Grup Sectional Area (cm2)

55.37 0.37

Gambar 5. Kekonvergenan gabungan optimasi penampang dan konfigurasi dengan AG

5. Kesimpulan

Dari analisa hasil didapat bahwa gabungan optimasi penampang dan konfigurasi lebih menghasilkan berat struktur yang lebih kecil daripada jika hanya dilakukan optimasi penampang saja. Dengan adanya AG gabungan optimasi penampang dan konfigurasi dapat dilakukan secara bersama – sama, hal ini dapat memudahkan para engginer untuk mendapatkan desain yang optimal dengan berbagai alternatif

6. Kesimpulan

1. Badan Standardisasi Nasional (2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002

2. Gen,Cheng(1997),Genetic Algorithms And Engginering Desain, John Wiley & SONS.INC

3. Goldberg (1989), Genetic Algorithms in Search ,Optimation and Machine Learning, Addison – Wesley Publishing Company Inc

4. Harun Alrasyid, Pujo Aji,Tavio (2008) “Optimasi Struktur Rangka Batang Dengan Algoritma Genetika ’ Seminar Nasional Teknik Sipil IV, Institut Teknologi Surabaya

5. Harun Alrasyid, Pujo Aji,Tavio (2008) “Optimasi Struktur Rangka Batang Tiga Dimensi Dengan Algoritma Genetika ’ Master Thesis, Institut Teknologi Surabaya

6. Menezes (2007), Multiobjective Optimization of Trusses Using Genetic Algorithm

7. Pahti (2006), Investigation Of Genetic Algorithm Design Representation For Multi-Obective Truss Optimation, Master Thesis,Texas A&M University 8. Pezeshk,Camp (1998),State Of The Art

On The Use Of Genetic Algorithms In Design Steel Of Structure, ASCE 124(5) May

Gambar

Gambar 1.  Diagram Alir Program Optimasi
Gambar 2.  Rangka Batang Kanilever
Gambar 4. Bentuk Struktur setelah dioptimasi dengan

Referensi

Dokumen terkait

Demikian hendaknya para rekanan maklum dan apabila ada sanggahan atau keberatan dapat diajukan secara tertulis pada tanggal 26 Juli - 1 Agustus 2012 Atas partisipasi Saudara

Berdasarkan data-data penderita Glau- koma Sekunder akibat katarak senilis di RSUP Prof.DR.R.D.Kandou Manado periode Januari 2011 sampai Desember 2011 adalah: Glaukoma

Sementara itu Mangkunegara (2012: 89) menerangkan bahwa insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi kepada karyawan

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menerapkan cara kerja yang

Observasi, dilaksanakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa saat mengikuti pembelajaran melalui model cooperative learning tipe NHT dengan media grafis serta

Tinjauan topografi daerah danau pada dermaga sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan keamanan, efektifitas, kemudahan proses pengerjaan dan faktor ekonomis. Misalnya

Oleh karena itu berdasarkan hasil interpretasi dan diagnosis kegagalan dari ketiga metode yang digunakan maka disarankan agar selalu memperhatikan kondisi dari transformator

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa tidak terdapat pengaruh FBOC dan FBOD terhadap ROA, sedangkan variabel PFBC dan PFBD yang merepresentasikan proporsi perempuan pada ang- gota