• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY I MULAI HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PACET KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY I MULAI HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PACET KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “I” MULAI HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA

DI UPT PUSKESMAS PACET KABUPATEN MOJOKERTO KHOLIFATUR ROHMAH

1311010020

Subject: Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana.

DESCRIPTION

Hasil survei demografis yang mengatakan bahwa Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi dan menjadi salah satu tujuan pokok MDGS 2015 . Data AKI di Kabupaten Mojokerto mencapai 22 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 129 per 100.000 kelahiran hidup. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana sesuai dengan standar asuhan yang di dokumentasikan menggunakan metode SOAP dengan pendekatan managemen kebidanan..

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada ibu hamil trimester III yang diikuti mulai hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana di Desa Kesiman Kecamatan Pacet pada tanggal 9 Februari – 29 April 2016. Instrumen yang digunakan ialah asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan secara langsung dan observasioanal menggunakan metode SOAP. Asuhan kebidanan masa hamil dilakukan 3 kali kunjungan, bersalin 1 kali kunjungan, nifas 4 kali kunjungan, neonatus 3 kali kunjungan, dan keluarga berencana 1 kali kunjungan.

Asuhan kebidanan pada Ny”I” tergolong resiko tinggi. Dari data yang didapat ibu tidak melakukan kunjungan ANC pada trimester I dan II, dengan demikian pemantauan kehamilan pada Ny”I” tidak terdeteksi dari awal, sehingga pada saat ibu melakukan kunjungan pertamakali pada trimester III ibu mengalami tekanan darah yang tergolong tinggi yaitu 140/90 mmHg dengan skor ibu pada saat ini 18 yang mana ibu harus dirujuk akan tetapi ibu menolak hal ini dikarenakan ibu kurang memahami pentingnya ANC Terpadu.

ANC merupakan tombak awal untuk mendeteksi adanya komplikasi pada masa hamil, olehkarena itu bidan perlu melakukan ANC terpadu secara benar dan komprehensif agar mampu mendeteksi dini adanya komplikasi dan mampu mengurangi terjadinya AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB ( Angka Kematian Bayi).

ABSTRACT

The results of the demographic survey which says that the mortality rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) is still quite high and became one of the main objectives of MDG, 2015. One problem solving of maternal health is head to be implemented an approach of sustainable health effort or continuity of care that begin from pregnancy, neonatal, and postpartum.

Comprehensive midwifery care was done starting from pregnant mothers, parturition, postpartum, neonatal, and family planning. The implementation was done in

(2)

accordance with the standard of care documented with SOAP method. Midwifery Care in Mrs "I" conducted three times during pregnancy, once in parturition, 4 times in postpartum, 3 times in neonatal, and once in Family Planning.

The results of a comprehensive midwifery care at Mrs "I" which was obtained physiological complaints experienced by pregnant mother until family planning. And has received care according to the needs and theory. But before the parturition mother's blood pressure reached 140/80 mmHg was considered high and need special monitoring from midwife but the patient refused.

The benefits of midwifery care in a comprehensive way that midwife is expected to improve services and be able to detect early any complications so as to reduce Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR).

Subject: Comprehensive Midwifery Care in Pregnancy, Parturition, Postpartum, Neonatal and Family Planning.

Contributor : 1. Sari Priyanti, M.Kes 2. Zulfa Rufaida, M.Sc Date : 23 Juni 2016

Type Material : Laporan Tugas Akhir Identifier : -

Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

Proses kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh setiap ibu untuk memiliki keturunan. Akan tetapi, tidak jarang kita ketahui bahwa disekitar kita masih banyak masalah kesehatan yang harus tercapai pada tahun 2015. Dari 8 tujuan pokok MDGs tersebut terdapat tujuan pokok yang belum dapat ditemukan solusinya. Salah satunya yaitu masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Sesuai dengan Millenium Development Goals (MDGS) yang merupakan paradigma pembangunan global yang memiliki 8 tujuan pokok yang harus tercapai pada poin keempat dan kelima yaitu tentang kesehatan ibu dan bayi yang masih menjadi kendala terberat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di suatu negara. (Rachmah and Purhadi, 2014).

Target cakupan ibu hamil K1 dan K4 tahun 2014 Di Provinsi Jawa Timur yaitu K1 tercapai 96,19% sedangkan K4 tercapai 88,66%. Sedangkan Di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 memiliki cakupan K1 yaitu 89,23% dan K4 yaitu 84,38%. Cakupan ibu bersalin pada tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Timur tahun 2014 tercapai 92,45%. Sedangkan di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 cakupan ibu bersalin pada tenaga kesehatan yaitu 87,99%. Angka cakupan pelayanan ibu nifas di Provinsi Jawa Timur tahun 2014 yaitu 91,15%. Sedangkan cakupan ibu nifas di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 yaitu 85,50%. Kunjungan bayi baru lahir (KN) 1 dan KN lengkap di Provinsi Jawa Timur memiliki cakupan target yang tercapai pada tahun 2014 sebesar KN 1 (103,44%) dan KN lengkap 101,29%. Sedangkan di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 KN lengkap telah mencapai target yaitu 94,37%. Cakupan pelayanan KB di Provinsi Jawa Timur masih sangat rendah yaitu KB baru 13,27% dan pasangan usia subur 12,22%. Sedangkan di Kabupaten Mojokerto peserta KB baru 5,57% dan KB aktif 75,46%. (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2014) dan (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2013).

(3)

Pemecahan masalah kesehatan ibu perlu dilakukan pendekatan upaya kesehatan berkelanjutan atau continuity of care yang dimulai sejak kehamilan, persalinan, dan nifas (Kemenkes, 2014). Dengan melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB maka kesehatan ibu dan bayi dapat terpantau sejak dini, sehingga jika terjadi komplikasi dapat segera di berikan pengobatan. Serta dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan di BPM Suhartatik di Desa Kesiman Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto dimulai pada tanggal 8 februari sampai 29 April 2016. Subyek penelitian ini adalah Ny”I” usia 39 th. Asuhan kebidanan dilakukan sebanyak 12 kali kunjungan yaitu masa hamil 3 kali kunjungan, bersalin 1 kali kunjungan, nifas 4 kali kunjungan, neonatus 3 kali kunjungan dan KB 1 kali kunjungan. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah studi kasus menggunakan observasional dengan metode SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment dan Penatalaksanaan). Serta instrumen yang digunakan ialah lembar asuhan kebidanan yang dilakukan secara langsung mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kunjungan pertama pada trimester III Ny”I” tanggal 10 februari 2016 yaitu: Ibu mengeluh hamil 8 bulan dan sering kencing. Keluhan yang sering muncul pada trimester ke tiga adalah seringnya buang air kecil (BAK). Janin yang semakin besar akan menekan kandung kemih ibu, sehingga kapasitas kandung kemih ibu terbatas dan sering buang air kecil (BAK) (Hutahaeani & Serri, 2013). Saat hamil pola makan ibu menjadi berubah, ibu akan mengalami peningkatan hormon di dalam tubuhnya. Hal tersebutlah yang mengakibatkan ibu sering mengeluh buang air kecil pada trimester III, akan tetapi ibu tidak perlu khawatir dikarenakan hal ini adalah hal yang fisiologis yang akan dialami oleh ibu hamil pada trimester III.

Kunjungan kedua pada tanggal 24 februari 2016 ibu mengeluh punggungnya sakit. Teori nyeri punggung pada kehamilan dapat disebabkan oleh perubahan uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh, dan juga akibat pengaruh hormone releksin terhadap ligamen. (Fraser & Cooper, 2009). Membesarnya rahim berpengaruh pada pusat gravitasi, membentang keluar dan melemahkan otot-otot perut ibu yang mengubah postur tubuh serta memberikan tekanan pada punggung yang akhirnya menyebabkan nyeri.

Kunjungan ketiga berlangsung pada tanggal 01 Maret 2016 dengan keluhan kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir darah sejak jam 05.00 WIB. Menurut teori his merupakan kontraksi otot otot rahim yang fisiologis, namun kontraksinya bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainya yaitu bersifat nyeri. Perasaan nyeri bergantung pada ambang nyeri penderita yang ditentukan oleh keadaan jiwanya. Bloody show paling sering terlihat sebagai lendir bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cairan darah yang murni (Jannah.2015). Usia kehamilan yang sudah 9 bulan dan akan segera melahirkan akan memberikan keluhan-keluhan fisiologis diantaranya

(4)

adanya his dan lendir darah. Tidak sedikit banyak ibu hamil mengalami cemas pada masa seperti ini karena ibu khawatir akan terjadi sesuatu pada dirinya maupun janinnya, sehingga akan memberikan rasa nyeri yang lebih sakit dikarena faktor psikis ibu.

Tekanan darah pada Ny”I” yaitu 140/90 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,7oC. Menurut teori pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya preeklamsia yaitu bila tekanan darah >140/90 mmHg. Normalnya 110-120/90 mmHg. (Norma, 2013). Tekanan darah tinggi yang kronis maupun yang masih baru dapat memicu komplikasi lebih tinggi dari pada yang tidak memiliki darah tinggi. Pada kasus yang lebih parah, hipertensi dapat menyebabkan preeklamsia yang berbahaya bagi ibu dan janin.

Skor poedji rochjati pada Ny”I” adalah 18. Menutrut teori kelompok resiko berdasarkan jumlah skor pada tiap kontak, ada 3 kelompok resiko: kehamilan resiko rendah: jumlah skor 2 dengan kode warna hijau, resiko tingg: Jumlah skor 6-10, kode warna kuning, kehamilan resiko sangat tinggi: ibu dengan jumlah skor ≥12 kode warna merah.(Sarwono,2010). Skor 18 yang dimilik oleh Ny”I” tergolong kehamilan resiko sangat tinggi sehingga ibu dianjurkan untuk dirujuk.

Pada anamnese ibu saat periksa ibu mengeluh kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah sejak jam 05.00 WIB pada tanggal 01 Maret 2016. Kemudian ibu diperiksa dalam pada jam 07.00 WIB dengan hasil Ø 5 cm, eff 50 %, presentasi belakang kepala, denominator UUK, ketuban utuh, hodge 1, kala I fase aktif.

Penapisan pada Ny”I” dilakukan pada saat ibu memasuki kala I fase aktif yaitu riwayat bedah sesar dan mengalami hipertensi dalam kehamilan.

Kala I Fase aktif pada Ny”I” berlangsung selama 3 jam dihitung dari ibu datang ke bidan tatik pada jam 07.00 WIB dengan Ø 5 cm sampai 10 cm. Menurut teori pada fase aktif kontraksi terjadi 3 kali dalam 10 menit dan lamanya 40 detik, Serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm dengan pembukaan 1 cm/jam. Dan terjadi penurunan bagian bawah janin. (Lailiyana,2011). Awalnya ibu akan segera dirujuk dikarenakan ibu tergolong resiko sangat tinggi serta tekanan darah 140/80 mmHg. Akan tetapi ibu tidak mau dirujuk karena ibu mengganggap bahwa dirinya dalam keadaan baik dan ibu ingin melahirkan dibidan saja.

Kala II pada Ny”I” berlangsung selama 20 menit dari hasil VT jam 10.00 WIB, VT pembukaan Ø 10 cm, eff 100 %, hodge 4. Menurut teori yang ada kala II Pada primigravida berlangsung selama 50 menit, sedangkan multi gravida 30 menit (Lailiyana dkk,2011). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil dilapangan.

Penatalaksanaan kala III yaitu memastikan bayi tunggal dan memberitahu ibu akan di suntik oksi 10 UI secara IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali dan melakukan masase fundus uteri. Pada Ny”I” plasenta telah lahir pada jam 10.25 WIB. Menurut teori kala III lahirnya plasenta normalnya 5-15 menit, (Lailiyana,2011).

Pemeriksaan pada Ny”I’ kala IV yaitu terdapat robekan pada mukosa vagina dan dilakukan heating tanpa anastesi. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, pengeluaran lochea rubra, kandung kemih

(5)

kosong, perdarahan ± 250 cc. Menurut teori observasi yang dilakukan ialah Keadaan umum, TTV, kontraksi uterus, dan perdarahan.(Lailiyana et al., 2011, pp. 3–5). Jumlah perdarah selama 2 jam post partum ialah ± 80 cc jika di jumlah dengan jumlah perdarahan pada saat persalinan ± 250 cc menjadi ± 330 cc. Teori dilapangan mengatakan bahwa jika perdarahan ≥ 500 ml dikatakan perdarahan abnormal. (Sarwono,2010). Asuhan persalinan normal yang telah dialami oleh Ny”I” berjalan lancar dan sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil dilapangan.

Berdasarkan anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu masih merasakan mules. Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat ini uterus berangsur- angsur akan mengecil sehingga akhirnya kembali normal.

Kunjungan I (6 jam post partum) pada Ny”I” TFU 2 jari dibawah pusat, UC keras, lochea rubra, perdarahan ± 10 cc, luka jahitan basah, kandung kemih kosong. Pada ibu hamil ukuran rahim akan semakin membesar, karena ada pembulu darah yang mengalirkan darah ke plasenta, sehingga pada saat plasenta lepas, otot rahim akan berkontraksi atau mengerut. Setelah bayi lahir berat rahim menjadi 1000 gram dan dapat diraba kurang lebih 2 jari dibawah umbilicus. (Saleha, 2009).

Hasil pemeriksaan TTV didapatkan tekanan darah 150/80 mmHg, N: 85 x/menit, S: 36,5oC. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia (Nugroho, 2014). Tekanan darah pasca persalinan mungkin saja didapatkan tinggi karena ibu baru saja mengeluarkan energi tubuh yang besar sehingga pada saat dipriksa hasilnya melebihi batas normal, akan tetapi tekanan darah yang tinggi setelah melahirkan juga perlu dipantau karena dikhawatirkan ibu mengalami preeklamsia .

Kunjungan ke II (6 hari post partum) adalah menilai adanya tanda-tanda ketidak abnormalan masa nifas. Hasil pengkajian pada kunjungan ke II TFU yaitu pertengahan antara pusat dengan simpisis, UC keras, lokhea serosa, luka jahitan masih basah, kandung kemih kosong, ASI lancar. Menurut teori Locha serosa: muncul pada hari ke 6–9 postpartum. Warnanya biasanya kekununingan atau kecoklatan (Vivian Nanny Lia D,2014). Kunjungan 2 dilakukan untuk memastikan involusi berjalan normal. Pada kunjungan kedua ini tekanan darah ibu masih tetap 150/80 mmHg akan tetapi ibu tidak mengeluh apapun serta ibu mengatakan bahwa dirinya dalam keadaan sehat.

Kunjungan nifas ke III ( 2 minggu) yaitu dilakukan untuk mengontrol ulang kondisi ibu. Menurut teori kunjungan nifas III sama dengan kunjungan ke dua, (Vivian Nanny,2014). Kunjungan ke III dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh involusi uterus berjalan normal. Pada kala III ini ibu juga diberikan konseling KB dikarenakan pada kunjungan ke III ini ibu sudah tidak mengeluarkan darah lagi.

Kunjungan nifas ke IV ( 6 minggu) yaitu ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan telah menentukan akan segera ber KB. Hal ini telah sesuai dengan teori Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan) yaitu menanyakan adanya penyulit yang di alami ibu ataupun bayi dan memberi konseling tentang KB. (Saleha, 2009).

Bayi Ny”I” lahir cukup bulan dengan masa gestasi 38 minggu, lahir spontan pada jam 10.20 WIB, jenis kelamin laki-laki, PB: 50 cm, BB: 3000 gram, menangis kuat, gerak aktif.

(6)

Kunjungan I pada tanggal 01 maret 2016 di dapatkan hasil HR : 126 x/menit, RR : 42 x/menit, S: 36,7oC. Pernafasan BBL normal 30-60 kali per menit. Menurut teori denyut jantung baru lahir normal antara 100-160x/menit, tetapi di anggap masih normal jika di atas 160 kali permenit dalam jangka waktu pendek, beberapa kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami disstres. Jika ragu, uloangi penghitungan denyut jantung.(Wafi, 2010). Suhu : Ukuran normal 36,5 sampai 37,5 ˚C (Sondakh J.S Jenny, 2013).

Melakukan injeksi Vit K o,5 ml dengan sediaan 2 mg/ml. Melakukan perawatan tali pusat. Talipusat tertutup oleh kasa kering. Melakukan injeksi HB 0 pada paha sebelah kanan. Perawatan pada bayi Ny”I” telah dilakukan sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Bayi minum ASI 2 jam sekali atau pada saat bayi menangis. KN 1 yaitu 0-3 hari lakukan pendekatan terapiutik pada klien dan keluarga, pertahankan suhu lingkungan, observasi TTV, beri ASI, jaga kebersihan bayi (doenges,2001).

Kunjungan II pada tanggal 6 maret 2016. Ibu mengatakan tali pusatnya telah lepas dan pusarnya mengeluarkan nanah. Menurut teori anda-tanda infeksi tali pusat kemerahan pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2012). Hasil dilapangan menunjukkan bahwa push kemungkinan keluar bukan karena infeksi tali pusat akan tetapi push keluar karena tali pusat lepas terlalu cepat.

Kunjungan III pada tanggal 14 maret 2016. Hasil kunjungan ke III yaitu bayi telah mendapatkan imunisasi Polio 13 maret 2016, dan BCG 14 april 2016. Menurut teori KN 3 yaitu 8-28 hari ukur tinggi dan berat badan bayi, beri ASI ekslusif selama 6 bulan, lakukan imunisasi. (Doenges & Moorhouse, 2001). Kunjungan neonatus ke III dilakukan untuk memastikan bahwa bayi benar-benar dalam keadaan sehat.

Pada kunjungan KB dilakukan inform consent serta penentuan KB dan KB yang dipilih oleh Ny”I” yaitu tubektomi (steril). Ibu telah memahami kelebihan dan kekurangan dari KB steril yaitu dilihat dari teori berikut. Tubektomi adalah prosedur bedah untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan. Dengan cara mengikat tuba falopi, dan memotong atau memasang cincin yang menjadikan sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Saifudin dkk, 2011). Pemilihan KB tubektomi yang dipilih oleh Ny”I” memerlukan pembedahan kecil yang harus dilakukan di rumah sakit. Pembedahan ini dilakukan pada tuba falopi yang akan diputus ataupun di ikat sehingga sperma yang masuk tidak akan sampai pada rahim ibu yang dapat mengakibatkan tidak bertemunya sel sperma dan indung telur ibu. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab ibu tidak dapat hamil.

SIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuham menejemen kebidanan dengan menggunakan pendekatan komprehensif dan melakukan pendokumentasian secara SOAP pada Ny”I” dari kehamilan, persalinan, nifas, KB, dan bayi baru lahir yang dimulai pada tanggal 10 februari sampai 13 april 2016. Maka dapat disimpulkan:

Asuhan pada Ny”I” dilakukan mulai dari kehamilan 33 minggu- 38 minggu, dan dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali. Kondisi Ny”I” dalam

(7)

keadaan normal dikarenakan keluhan yang dirasakan pasien adalah keluhan yang fisiologis yang dialami oleh ibu hamil pada trimester III. Meskipun didapatkan hasil dengan tekanan darah lumayan tinggi akan tetapi pasien tidak mengalami preeklamsi dikarenakan hasil tes protein urin ibu negative, jadi dalam masa kehamilan ibu hanya mengalami hipertensi pada kehamilan.

Proses persalinan berlangsung normal pada kala I,II,III, dan IV. Pada kala I fase aktif berjalan sesuai teori, karena kala I fase aktif Ny”I” berlangsung 3 jam. Kala II,III, dan IV juga berlangsung sesuai dengan 58 langkah APN serta tidak ada penyulit yang ditemukan. Ibu dan bayi dalam keadaan sehat.

Masa nifas Ny”I” berjalan normal tanpa masalah apapun, involusi uterus pun berlangsung sesuai dengan teori. Dan di masa nifas ini ibu mendapatkan konseling tentang macam-macam KB yang baik bagi ibu menyusui.

Asuhan kebidanan pada bayi Ny”I” berlngsung dengan tiga kali kunjngan, kunjungan pertama bayi dalam keadaan sehat, menangis kuat, gerak aktif, dan minum ASI serta bayi tidak mengalami keabnormalan. Pada kunjungan bayi yang ke dua, didapatkan hasil bahwa tali pusar bayi telah lepas pada hari ke 4 dan saat kunjungan pusar bayi mengeluarkan push akan tetapi tidak bau, dan bidan melakukan perawatan menggunakan betadine dengan cara dibersihkan dan diusap menggunakan betadie kemudian ditutup. Selang 3 hari kita melakukan pemeriksaan ulang dan hasilnya pusar telah kering dan bayi tidak mengalami ke abnormalan lagi. Kunjungan ke tiga juga didapatkan hasil bahwa bayi dalam keadaan sehat dan mampu minum ASI secara kuat, serta telah mendapatkan imunisasi polio, dan BCG.

Asuhan pada Ny”I” yaitu pemberian konseling serta persetujuan KB. NY”I” memutuskan untuk ber KB steril (Tubektomi) dikarenakan ibu merasa bahwa sudah cukup memiliki 3 anak dengan usia 39 tahun yang tergolong resiko tinggi.

SARAN

1. Bagi Tempat Penelitian

Seharusnya dalam kajian skor kehamilan ibu sudah diberikan konseling mulai awal kehamilan untuk dirujuk. Karena dikhawatirkan keadaan ibu dan bayi terancam. Dan perawatan pada tali pusat perlu ditingkatkan lagi agar tidak terjadi infeksi tali pusat yang mengancam keselamatan bayi.

2. Bagi Institusi

Pada penyusunan laporan tugas akhir agar tidak bersamaan dengan praktik klinik, sehingga waktu yang tersedia digunakan penuh untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir secara optimal. Dan seharusnya pada semester awal kita sudah harus dilatih untuk melakukan continuity of care mulai dari hamil, bersalin, nifas, KB, dan bayi baru lahir. Sehingga mahasiswa sudah terlatih dan terampil dalam melakukan asuhan maupun penulisan laporan tugas akhir.

ALAMAT KORESPONDENSI Email : krohmah6@gmail.com No. Hp : 081249534136

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Rachmah, Nina, Purhadi, 2014. Pemodelan Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian bayi di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Bivariate Poisson Regession. J. sains dan Seni Pomits 3 No. 2.

Profil Kesehatan Jawa Timur. (2014).

Kemenkes. (2014). Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. World Health Organization.

Hutahaeani, & Serri. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika. Fraser, & Cooper. (2009). Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

Jannah, N. (2015). ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Norma, N. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi . Yogyakarta: Nuha Medika. Prawirihardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Lailiyana dkk. (2011). Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Buku kedokteran EGC.

Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Vivian Nanny Lia D, T. s. (2014). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Wafi, M. N. (2010). Asuhan neonatus bayi dan balita. Yogyakarta: Fitramaya. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial,2012

Doenges, M. E., & Moorhouse, M. F. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Saifuddin, A. B., & dkk. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Referensi

Dokumen terkait

Q : Three of your children have been working with you since they graduated; you have put each of your children into a different kind of business line; how do you decide

– Menyediakan sebuah mekanisme yang siap untuk hidup dan bekerja lagi dengan cepat setelah terjadi kesalahan, kerusakan atau bencana, dimana semua data dapat diakses pada

Therefore, in this study, the distribution of DNA polymorphisms in the putative MADS-box gene located near the quantitative trait loci (QTL) for flowering time and maturity was

A comparison of lineament and fracture trace extraction from LANDSAT ETM+ panchromatic band and panchromatic aerial photograph in Gunungsewu karst area, Java-Indonesia.. To cite

Komisi III DPR RI mendesak Menteri Hukum dan HAM RI untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap orang asing terutama dalam mencegah dan menindak Tenaga Kerja Asing dan Pebisnis

(7) Dalam hal pemegang izin tidak memberi tanggapan dalam tenggang waktu yang telah ditetapkan, atau memberi tanggapan dengan mengemukakan alasan-alasan yang tidak sesuai

Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Kinerja guru yang baik merupakan salah satu faktor penting yang mampu menunjang mutu pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan gaya