• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELlTlAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI PENELlTlAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENELlTlAN

Kerangka Pemikiran

Petani dalarn pernbangunan pertanian saat ini rnerniliki peran penting, yaitu sebagai subyek dari pernbangunan pelrtanian. Dalarn penentuan kebijakan- kebijakan pernbangunan pertanian, peran petani rnenjadi perhatian utarna dan titik awal dalarn perencanaan dan pelaksanaan pernbangunan pertanian. Untuk itu, pernerintah perlu mendengarkan, rnenerirna dan rnengartikan inforrnasi- informasi penting yang berasal dari petani. Usaha tersebut dilakukan untuk melaksanakan perencanaan yang lebih realistis, aktual dan jujur, sehingga perencanaan tersebut rnerupakan langkah awal yang benar-benar dapat rnerepresentasikan kondisi, motivasi dan harapan-harapan para petani.

Para petani, di dalarn kehidupannya sehari-hari dan di dalarn kehidupan bertaninya akan selalu berinteraksi dengan pihak-pihak lain di luar dirinya. Di dalarn berinteraksi tersebut, akan terjadi proses kornunikasi untuk rnenyarnpaikan pesan. Dari interaksi dan komunikasi sehari-harinya, rnernunculkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dalarn berkornunikasi yang rnenghasilkan perilaku kornunikasi kolektif rnasyarakat petani. Narnun dernikian, perilaku kornunikasi petani pada tingkat individu merniliki sifat dan sikap yang berbeda. Beberapa faktor individu petani rnaupun dari lingkungannya dapat mernpengaruhi cara dan tingkat perilaku komunikasi tersebut. Faktor-faktor individu tersebut berupa urnur, tingkat pendidikan, pengalarnan bertani, kondisi ekonomi, motivasi bertani, status kepem~ilikan lahan dan luas garapan, tingkat harapan petani dan tingkat partisipasi dalarn rnasyarakat

.

Faktor lingkungan petani yang dapat rnempengaruhi perilaku kornunikasi petani dapat berasal dari keluarga ataw rurnah tangga dan lernbaga formal rnaupun non formal. Kelernbagaan petani yang relatif intensif berinteraksi

(2)

dan berkomunikasi dengan petani adalah Kelompok Tani dan lembaga penyuluhan yang diwakili oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Kelompok tani merupakan wadah atau tempat bagi petani untuk berkomunikasi, menyalurkan sarana produksi dari progralm pemerintah dan juga untuk bertukar pikiran atau pengalaman bagi sesama petani. PPL bertugas untuk menyampaikan informasi pertanian yang berupa inovasi teknologi pertanian dan kebijakan-kebijakan pertanian dari pemerintah. Peran PPL adalah sebagai jembatan antara misi kebijaksanaan pemerintah dengan keinginan-keinginan

petani dalam mengembangkan usaha taninya.

Peran penting lembaga kelompok tani bagi para petani salahsatunya adalah keterikatan antara sesama anggota kelompok tani (cohesiveness). Keterikatan antar anggota tersebut dianggap penting, karena aktifitas kelompok tani tersebut cenderung dinamis apabila timbul kekompakan, ketergantungan dan rasa saling membutuhkan yang merupakan indikasi dari keterikatan tersebut. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi petani dalam aktifitas dan dinamikanya sehari-hari. Namun demikian, setiap individu dan kelompok masyarakat memiliki ciri, sikap dan sifat yang khas yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya, sehingga dengan mempelajari suatu kelompok masyarakat tertentu, dapat dikenali sifat dan ciri-ciri tersebut.

(3)

I

INDIVIDU PETANI

-

Status Kepemilikan

dan Luas lahan Garapan

-

Tingkat Pendidikan Kondisi Ekonomi Minat dalam Bertani Pengalaman bertani Pengalaman mengikuti program pertanian Partisipasi d i dalam Masyarakat Harapan dalam Bertani kelompo k Keterikatan antar anggota

I

LEMBAGA

I

PENYULUHAN Intensitas Mengikuti Penyuluhan Jenis Materi Penyuluhan PERILAKU KOMlUNlKASl PETANI

Partisipasi Komunikasi USAHATANI Pemanfaatan Media

Masaa dan Pemahaman

I

Isi Media

1'

-

(

Kekoomoplitan

I

Gambar 1. Hubungan antara perilaku kornunikasi dengan faktor-faktor individu petani, kelompok tani dan lembaga penyuluhan

(4)

Berdasarkan kerangka pemikiran yang diajukan (Gambar l.), maka dirumuskan hipotesis berikut : Faktor-faktor individu petani, kelompok tani dan lembaga penyuluhan berkorelasi dengan tingkat periiaku komunikasi petani dalam penerapan usaha tani tanaman pangan.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian "Deskriptif Kuantitatif" dari perilaku komunikasi petani padi dalam menerapkan usaha tani tanaman pangan di Desa Kali Buaya, Kecamatan Telaga Sari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ditinjau dari aspek sosial maupun ekonomi dari kehidupan bertaninya, sena faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perilaku komunikasinya tersebut.

1. Pengumpulan Data

Pemilihan lokasi penelitian di Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat didasarkan pada pertimbangan, bahwa Kabupaten Karawang merupakan sentra produksi tanaman pangan berupa beras atau padi dan sebagian besar masyarakatnya merupakan masyarakat petani, sehingga dengan pengambilan lokasi atau masyarakat tersebut dapat dianggap mewakili masyarakat petani secara nasional. Selain itu, Kabupaten Karawang sering menjadi lokasi dilaksanakannya berbagai proyek pembangunan pertanian, sehingga masyarakat petani di Karawang dianggap telah banyak memiliki pengetahuan mengenai usahatani padi sawah. Dalam ha1 ini, lokasi penelitian yang dipilih adalah Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Desa Kalibuaya terpilih sebagai lokasi penelitian karena strategis dalam usaha pengembangan pertanian di wilayah Karawang bagian Utara dan Timur. Pertimbangan lain adalah desa tersebut sejak lama telah banyak menerima introduksi inovasi teknologi pertanian.

(5)

Pengambilan contoh dilakukan dengan metode Simple Cluster Sampling, dimana unit analisis yang diteliti tergabung dalam gugus, dan pengacakan dilakukan terhadap gugus-gugus tersebut (Van Dalen, 1973). Unit analisis penelitian adalah para petani di Desa Kali Buaya, Kecamatan Telaga Sari yang digolongkan ke dalam beberapa kelompok tani. Kelompok tani sebagai gugus dalam pengambilan sampel. Dari seluruh gugus kelompok tani yang ada di Desa Kali Buaya sebanyak 16 kelompok tani, ditarik tiga gugus kelompok tani secara acak dan dari tiga gugus terpilih, seluruh anggota atau petani dari tiga kelompok tersebut dijadikan responden. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 108 orang, sedangkan untuk petugas penyuluhan pertanian, berasal dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat, maka Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang diteliti adalah yang bertugas pada BPP Telaga Sari Kabupaten Karawang.

Data penelitian diperoleh melalui Metode wawancara terstruktur dan tak terstruktur. Wawancara terstruktur dilaku~kan untuk memperoleh data penelitian dengan berpedoman kepada kuesioner yang telah ada (Van Dalen, 1973). Metode wawancara tak berstruktur dilakukan tanpa berdasarkan daftar kuesioner, namun tetap mengacu kepada topik penelitian. Hal tersebut dilakukan dalam usaha untuk mendapatkan data-data tambahan yang penting dan metode ini dilakukan secara fleksibel (Van Dalen, 1973). Data hasil dari pelaksanaan kedua metode tersebut merupakan data primer pada penelitian ini.

Data sekunder diperoleh dari literatur, buku potensi desa, buku kelompok tani dan data-data pendukung tercatat yang berhubungan dengan keadaan

(6)

2. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data primer maupun sekunder telah terkumpul. Data tersebut selanjutnya dikelompokkan, dikompilasi, ditabulasi dan dianalisis secara statistika.

Dalam pengolahan data secara kuantitatif, data yang telah ditabulasi, selanjutnya dianalisis secara statistik. Uji Statistika non-parametrik Rank- Spearman digunakan untuk menganalisis korelasi antara beberapa Faktor Individu, Faktor Kelompok Tani dan Faktor Lembaga penyuluhan terhadap tingkat perilaku komunikasi. Dalam ha1 ini, uji statistika Khi-kuadrat digunakan untuk menganalisis hubungan antara Faktor lndividu khusus unit Status kepemilikan dan Luas garapan sawah.

Uji statistik Rank-Spearman menggunakan rumus berikut (Siegel dalam Zanzawi dan Landung, 1990) :

N

=

Jumlah contoh

di2 = Selisih rank antara peubah bebas dan terikat 6 = Konstanta

Tabel yang digunakan adalah Tabel harga-harga kritis t. Dari data yang diolah dan dianalisis dengan uji tersebut maka diperoleh korelasi antara kedua peubah yang diuji.

Dalam menjaga ketepatan hubungan antara peubah penelitian, menurut Ancok (1 995), penelitian tergantung kepada kualitas data yang digunakan dalam pengujian. Alat ukur yang digunakan berguna apabila data yang dikumpulkan memiliki kesahihan dan keandalan. Kesahihan menunjukkan sejauhmana suatu

(7)

alat pengukur itu mengukur apa yang diukur, sementara keandalan menunjuk- kan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran tersebut diulang dua kali atau lebih. Rumus kesahihan dan keandalan, adalah (Kerlinger, 1973) :

r =

N (CXY)

-

(CX CY)

tl

[ N C X ~

-

( c x ) ~ [NCY'

-

(cY)*] Keterangan :

r = nilai kesahihan setiap pernyataan X

=

skor pemyataan

Y = skor total pemyataan

Tabel kritis yang digunakan adalah Tabel r

r = N (CXY) - (CX CY)

d

[NCX*

-

(EX)* [ N C Y ~

-

(cY)~] Keterangan :

r = nilai keandalan setiap pernyataan X = skor pemyataan pegukuran pertama

Y = skor total pernyataan pengukuran kedua Tabel kritis yang digunakan adalah Tabel r

Hasil uji kesahihan dan keandalan penelitian dari masing-masing pertanyaan tercantum dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2.

Definisi Operasional Peubah

Penelitian ini membahas hubungan antara Peubah bebas dengan Peubah tak bebas. Peubah bebas adalah faktor-faktor individu petani, faktor -faktor kelompok petani dan faktor-faktor lembaga penyuluhan, sedangkan sebagai peubah tak bebas adalah perilaku komunikasi petani padi dalam penerapan usahatani tanaman pangan. Faktor individu terdiri atas

:

Status kepemilikan sawah dan luas garapan sawah, Tingkat pendidikan, Kondisi ekonomi, Minat

(8)

bertani, Pengalaman bertani, Pengalaman mengikuti program pertanian, Partisipasi di dalam masyarakat dan harapan dalam bertani. Faktor Kelompok Tani terdiri atas Keanggotaan dalam kelompok dan Keterikatan antar anggota, serta Faktor Lembaga Penyuluhan berupa : Intensitas mengikuti penyuluhan dan

Jenis materi penyuluhan. Peubah tak bebas adalah Perilaku Komunikasi Petani berupa

:

Tingkat Partisipasi komunikasi, Tingkat pemanfaatan dan pemahaman isi media massa, serta Kekosmopolitan. Definisi operasional masing-masing Peubah terdapat dalam Lampiran 3.

Gambar

Gambar  1. Hubungan antara perilaku kornunikasi dengan faktor-faktor individu  petani, kelompok tani dan lembaga penyuluhan

Referensi

Dokumen terkait

M.A Mannan (1993) berpendapat yang merupakan bahagian dari prinsip zakat di antaranya, prinsip pemerataan dan keadilan dan prinsip produktifitas. Maka berdasarkan

30 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Daerah (Propeda) 2001–2005 dan kebijakan sektoral yang mengarah pada pengembangan kegiatan agribisnis dengan basis ekonomi pertanian

• Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan lokasi yang akan digunakan untuk mendirikan blok angkur kabel angin sesuai dengan jarak yang diperbolehkan.. •

taraf signifikansi 5% sebesar 1,980 dengan N=114, dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Prestasi Belajar terhadap

H 0 : variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Sedangkan menurut Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2009) penelitian survey adalah penelitian yang di lakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang di

tes-retes, sedangkan untuk perhitungan analisis statistik dengan menggunakan korelasi Product Moment (program SPSS). Adapun data yang dikorelasikan untuk

Menurut Rahmawati, 2013 (dalam Amelia dan Hernawati, 2016) komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan kepengurusan,