PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN DAN
KETIMPANGAN PENDAPATAN
DI DAERAH PENGHASIL MIGAS
HARIYANTO
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan di Daerah Penghasil Migas adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini
Bogor, Maret 2010
Hariyanto NIM H151080314
ABSTRAK
HARIYANTO. Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Ketimpangan
Pendapatan di Daerah Penghasil Migas. (SRI MULATSIH sebagai Ketua dan SUHARIYANTO sebagai Anggota Komisi Pembimbing)
Pemberlakuan otonomi daerah yang diiringi dengan kebijakan desentralisasi fiskal memberikan dampak yang besar terutama bagi daerah penghasil migas sebagai akibat meningkatnya penerimaan daerah melalui dana bagi hasil migas. Peningkatan penerimaan daerah ini seharusnya menjadikan daerah tersebut sebagai daerah yang relatif lebih maju dibanding daerah lain yang miskin sumber daya alam. Namun kenyataannya masih banyak daerah penghasil migas yang memiliki jumlah penduduk miskin yang besar dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana struktur perekonomian daerah penghasil migas secara umum, bagaimana pola pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi kabupaten penghasil migas, bagaimana ketimpangan pendapatan antar kabupaten penghasil migas, serta ingin pula mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di daerah tersebut.
Penelitian yang dilakukan menggunakan data sekunder tahun 2004-2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, tipologi Klassen, indeks Williamson dan analisis data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur perekonomian daerah penghasil migas tidak seluruhnya didominasi oleh sektor pertambangan. Sektor industri atau pertanian justru mendominasi struktur perekonomian di beberapa daerah penghasil migas. Pengelompokkan dengan tipologi Klassen menunjukkan bahwa beberapa kabupaten masuk dalam kabupaten tertinggal seperti Kabupaten Bangkalan, Lamongan, Tuban, dan Karawang.
Hasil penghitungan indeks Williamson menunjukkan bahwa secara umum minyak dan gas bumi berperan dalam meningkatkan disparitas pendapatan antar kabupaten didaerah penghasil migas namun hal ini tidak berlaku di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Hasil analisis data panel menunjukkan bahwa variabel pendapatan asli daerah, dana bagi hasil, tabungan, jumlah penduduk yang lulus SMU dan anggaran pendidikan signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah penghasil migas sedangkan populasi dan pengangguran berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Variabel populasi dan pengangguran diketahui berhubungan positif terhadap persentase penduduk miskin di daerah penghasil migas, sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi, anggaran kesehatan dan jumlah penduduk yang lulus SMU berhubungan negatif dengan kemiskinan di daerah tersebut. Sementara upah minimum regional dan ekspor diketahui berhubungan positif terhadap ketimpangan pendapatan, sedangkan variabel investasi dan dana alokasi umum berhubungan negatif terhadap ketimpangan pendapatan.
Kata Kunci : Daerah penghasil minyak dan gas bumi, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, ketimpangan pendapatan, analisis data panel.
ABSTRACT
HARIYANTO. Economic Growth, Poverty and Income Inequality in Oil and Gas
Producing Region. (SRI MULATSIH as a Chairman and SUHARIYANTO as a member of advisory Committe)
The implementation of regional autonomy accompanied with fiscal decentralization policy provides great impact, especially for oil and gas producing regions as a result of increased local revenues through oil and gas profit sharing funds. The increase of local revenue is supposed to make those regions has better welfare than poor natural resources regions. In reality, there are still a lot of oil and gas producing regions that has a large number of poor population and low economic growth rates.
The objectives of this study are to find out the economic structure of oil and gas producing regions, the pattern of income per capita and economic growth, income inequality among the oil and gas producing regions, and also to analyze what factors affect economic growth, poverty and income inequality in those regions.
The data employed in this study is secondary data during the 2004-2007 period. The methods used in this study are descriptive analysis, Klassen typology, Williamson index and panel data analysis. The results showed that the economic structure of oil and gas producing regions are not entirely dominated by the mining sector. Industrial sector or agricultural sector dominate the economy structure in some regions. Klassen typology shows that some districts such as Bangkalan, Lamongan, Tuban, and Karawang are categorized as undeveloped districts.
Williamson index calculation results show that in general the oil and gas play a role in increasing income disparities among oil and gas producing districts, but this does not apply in the Province of West Java and East Java. The results of panel data analysis showed that variables of local income, profit sharing funds, savings, the number of residents who graduated from high school and the education budget are positive and significantly contributed to economic growth in oil producing areas while the population and unemployment are negatively related to economic growth in the area. Population and unemployment variables are positively related to the percentage of poor people in oil producing areas, while variables of economic growth, health budget and the number of residents who graduated from high school are negatively related to poverty in the region. Regional minimum wage and exports are negatively related to income inequality, while investment and general allocation of funds are positively related to income inequality.
Keywords: Oil and gas producing regions, economic growth, poverty, income inequality, the panel data analysis.
RINGKASAN
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai sumber daya alam termasuk didalamnya minyak dan gas bumi (migas). Pemberlakuan Undang-Undang perimbangan keuangan memberikan dampak yang besar bagi daerah yang kaya sumber daya alam dengan diberikannya dana bagi hasil sumber daya alam. Besarnya limpahan dana bagi hasil dari pemerintah pusat seharusnya menjadikan daerah penghasil migas sebagai daerah yang relatif lebih maju dalam bidang perekonomian dibanding daerah lain yang miskin sumber daya alam. Namun kenyataannya disejumlah daerah penghasil migas masih terdapat kantong-kantong kemiskinan, bahkan sejumlah kabupaten termasuk dalam kabupaten tertinggal. Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana struktur perekonomian daerah penghasil migas secara umum, bagaimana pola pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi kabupaten penghasil migas, bagaimana ketimpangan pendapatan antar kabupaten penghasil migas dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di daerah tersebut.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk memberi gambaran tentang struktur perekonomian kabupaten penghasil migas. Analisis tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui pola pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi daerah penghasil migas. Ketimpangan pendapatan antar wilayah diketahui dengan menggunakan indeks Williamson. Analisis data panel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di daerah penghasil migas. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder antara tahun 2002-2007 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan, Kementerian Negara Daerah Tertinggal dan Bank Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak seluruh kabupaten penghasil migas sruktur ekonominya didominasi oleh sektor pertambangan dengan migas. Di beberapa kabupaten struktur perekonomian kabupaten penghasil migas justru lebih didominasi oleh sektor lain diluar migas seperti sektor pertanian atau industri. Di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Bontang struktur perekonomiannya didominasi oleh sektor industri pengolahan. Sementara kabupaten Indragiri Hulu, Rokan Hulu, Sarolangun, Tebo, Lahat dan Lamongan struktur perekonomiannya didominasi oleh sektor pertanian.
Penghitungan indeks Williamson sepanjang tahun 2002-2007 menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan antar wilayah cenderung turun dari waktu ke waktu di hampir semua wilayah, kecuali di Provinsi Sumatera Selatan. Ketimpangan pendapatan di propvinsi ini memperlihatkan tren yang meningkat seiring dengan pemekaran wilayah yang terjadi di wilayah ini. Penghitungan indeks Williamson menggunakan pendapatan perkapita dengan migas dan tanpa migas diketahui bahwa migas berdampak negatif dalam meningkatkan ketimpangan antar wilayah. Namun demikian di beberapa daerah peran migas justru menurunkan ketimpangan antar wilayah seperti yang terjadi di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini dimungkinkan karena struktur perekonomian
di kedua provinsi tersebut yang lebih didominasi oleh sektor pertanian atau industri.
Berdasarkan analisis tipologi Klassen diketahui bahwa sejumlah kabupaten masuk dalam kelompok daerah tertinggal seperti Kabupaten Bangkalan, Lamongan, Tuban dan Karawang. Kabupaten yang masuk dalam kelompok daerah maju sepanjang tahun 2002-2007 antara lain Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Samarinda dan Bekasi. Dalam kurun 5 tahun beberapa daerah berhasil keluar dari kelompok daerah tertingal menjadi kelompok daerah berkembang antara lain Kabupaten Tebo, Ogan Komering Ulu, dan Lahat.
Pertumbuhan ekonomi signifikan secara positif dipengaruhi oleh variabel pendapatan asli daerah, dana bagi hasil, tabungan, jumlah penduduk yang lulus SMU, dan pengeluaran pendidikan. Sedangkan variabel populasi dan pengangguran berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kemiskinan signifikan secara positif dipengaruhi variabel populasi dan pengangguran. Variabel pendapatan perkapita, pengeluaran kesehatan dan penduduk lulus SMU negatif mempengaruhi kemiskinan. Sedangkan variabel dana bagi hasil tidak signifikan mempengaruhi kemiskinan.
Ketimpangan pendapatan positif dipengaruhi oleh variabel upah minimum regional dan ekspor. Variabel investasi dan dana alokasi umum berpengaruh menurunkan ketimpangan pendapatan. Sedangkan variabel dana bagi hasil tidak signifikan berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan.
Saran penelitian ini adalah pemerintah daerah penghasil migas hendaknya lebih memprioritaskan penggunaan dana bagi hasil untuk meningkatkan berbagai fasilitas pendidikan dan kesehatan
,
perlunya perbaikan formulasi pemberian dana bagi hasil migas dengan mempertimbangkan kondisi wilayah dan tingkat kemiskinan di masing-masing daerah, perlunya dilakukan perbaikan definisi ”daerah penghasil migas” mengingat banyak daerah penghasil migas yang struktur ekonominya lebih didominasi sektor diluar pertambangan migas dan terakhir penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih jauh penggunaan APBD di masing-masing daerah penghasil migas.@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa Mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seijin IPB.
PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN DAN
KETIMPANGAN PENDAPATAN
DI DAERAH PENGHASIL MIGAS
HARIYANTO
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Ekonomi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan di Daerah Penghasil Migas
Nama : Hariyanto
NIP : H151080314
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr Dr. Suhariyanto
Ketua Anggota
Diketahui :
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Ekonomi
Dr. Ir. R. Nunung Nuryantono, M.Si Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Ketimpangan di Daerah Penghasil Migas” .
Pada kesempatan ini penulis secara tulus mengucapkan terimakasih yang mendalam dan dengan segala hormat kepada :
1. Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku Ketua Komisi Pembimbing yang dengan segala kesabarannya mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan suatu permasalahan untuk memperoleh alur penulisan yang baik.
2. Dr. Suhariyanto selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, utamanya dalam pemodelan dan sistematika isi tesis.
3. Dr. Ir. R. Nunung Nuryartono, M,Si selaku ketua program studi Ilmu Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor atas bimbingan dan pengarahan selama menempuh kuliah di S2 Program Studi Ilmu Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
4. Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, MEc selaku penguji luar komisi atas saran masukan bagi perbaikan tesis.
5. Para dosen di Program Studi Ilmu Ekonomi, atas segala didikan dan pengajarannya. Untuk semuanya itu penulis mendoakan semoga akan menjadi amalan sholeh yang tidak akan putus pahalanya.
6. Dr. Rusman Heriawan, M.Si selaku Kepala Badan Pusat Statistik atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
7. Drs. Ardief Achmad M.M selaku Kepala Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ir. Rita Setiawati, M.M selaku Kepala Subdit. Statistik Perkebunan atas ijin yang diberikan untuk
melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
8. Semua rekan seangkatan di Kelas Khusus Badan Pusat Statistik Program Ilmu Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor untuk semangat dan kebersamaannya selama menjalani kuliah.
9. Para Pejabat Struktural dan rekan sejawat di lingkungan Subdit Statistik Perkebunan Badan Pusat Statistik atas segala bantuan selama penulis menjalani kuliah sampai dengan menyelesaikan tesis ini.
10. Erisman, M.Si selaku mantan atasan penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk terus maju melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
11. Teristimewa kepada orang tua, istri (Iin Suwartini) dan anak-anak (Fathur Nurhafizh, Muhammad Fauzan dan Harish Fadhilah) atas segala do’a dan dorongan yang telah memberikan kekuatan bagi penulis untuk terus melangkah.
12. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.
Akhirnya, harapan besar penulis adalah tesis ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan dan penelitian, dan secara khusus bagi pembangunan di daerah penghasil migas.
Bogor, Maret 2010 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 1973 dari ayah Alm Tukidjan bin Tudarmo dan ibu Kasmini. Penulis merupakan putra ke enam dari delapan bersaudara. Pada tahun 1986 menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 01 Pisangan Timur, Jakarta. Pada Tahun 1989 lulus dari SMP Negeri 44 Jakarta selanjutnya lulus dari SMA Negeri 5 Surakarta pada tahun 1992.
Pada tahun 1997 penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan pada program Diploma III jalur Tugas Belajar di Akademi Ilmu Statistik dan lulus tahun 2000. Tahun 2000 penulis kembali melanjutkan pendidikan pada program Diploma IV di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dan lulus tahun 2001. Tahun 2008 penulis diterima pada Program Studi Ilmu Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Tugas Belajar Badan Pusat Statistik.
Penulis bekerja sebagai staf di Biro Pengolahan Data, Badan Pusat Statistik sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 1995. Sejak tahun 1995 sampai dengan sekarang penulis bekerja di Subdit Statistik Perkebunan, Badan Pusat Statistik.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... ...xvii
1. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... ... 1
1.2. Perumusan Masalah... ... 4
1.3. Tujuan Penelitian... ... 5
1.4. Manfaat Penelitian... ... 6
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan... ... 6
2. TINJAUAN PUSTAKA... ... 7
2.1 Pertumbuhan Ekonomi ... ... 7
2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik... ... 9
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik Solow... 9
2.1.3 Teori Pertumbuhan Endogen... ...10
2.1.4 Teori Pertumbuhan Kuznet... ...10
2.1.5 Teori Pertumbuhan Harrod Domar... ...11
2.2 Kemiskinan ... ...11
2.2.1 Penyebab Kemiskinan ... 12
2.2.1 Dampak Kemiskinan ... 13
2.3 Ketimpangan Antar Wilayah ... ...13
2.3.1 Penyebab Ketimpangan Antar Wilayah ...14
2.3.1 Dampak Ketimpangan Antar Wilayah ...20
2.4 Dana Bagi Hasil ... ...20
2.5 Daerah Penghasil Migas ... ...22
2.6 Daerah Tertinggal... ...22
2.7 Penelitian Terdahulu ... ...22
2.7.1 Penelitian tentang Pertumbuhan Ekonomi ...22
2.7.2 Penelitian tentang Kemiskinan ...23
2.7.3 Penelitian tentang Ketimpangan Antar Wilayah ...25
2.8 Kerangka Penelitian ... ...26
3. METODE PENELITIAN... ...29
3.1 Jenis dan Sumber Data……….. ... 29
3.2 Analisis Deskriptif……….. ... 29 3.3 Tipologi Klassen……….. . 29 3.4 Indeks Williamson……….. .. 30 3.5 Analisis Ekonometrika……….. 31 3.6 Spesifikasi Model……….. 34 3.7 Hipotesa……….. ... 36
4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENGHASIL MIGAS...…………37
4.1 Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita... ...37
4.2 Produk Domestik Regional Bruto... ...40
4.3 Potensi Sumber Daya Migas...42
4.4 Kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia dan Kondisi Wilayah... ...45
5. HASIL DAN PEMBAHASAN ………...…………48
5.1 Analisis Disparitas Pendapatan ... ...48
5.1.1 Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten Penghasil Migas di Indonesia... 48
5.1.2 Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten Penghasil Migas di Riau ... 49
5.1.3 Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten Penghasil Migas di Jambi ... 50
5.1.4 Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten Penghasil Migas di Sumatera Selatan ... 51
5.1.5 Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten Penghasil Migas di Jawa Barat... 52
5.1.6 Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten Penghasil Migas di Jawa Timur ... 53
5.1.7 Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten Penghasil Migas di Kalimantan Timur ... 54
5.2 Analisis Tipologi Klassen ... ...56
5.3 Analisis Data Panel ... 59
5.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ...60
5.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan ...68
5.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan ...74
5.4 Peran Dana Bagi Hasil terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan di Daerah Penghasil Migas ... 80
6. KESIMPULAN DAN SARAN... ...83
6.1 Kesimpulan... ...83
6.2 Saran... ...84
DAFTAR PUSTAKA………. ...85
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Penghasil Migas tahun 2002-2007 ... 38 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota Penghasil Migas tahun 2002-2007... 39 3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota Penghasil
tahun 2007 ... ... 41 4 DBH Migas, DBH perkapita dan persentase DBH Migas terhadap Total
Penerimaan Daerah Kabupaten/Kota Penghasil Migas tahun 2007 ... ... 44 5 Penduduk Miskin, Indeks Pembangunan Manusia dan Kondisi Wilayah
di Kabupaten/Kota Penghasil Migas tahun 2004-2007 ... ... 46 6 Pengelompokan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Penghasil Migas
Berdasarkan Tipologi Klassen tahun 2002 ... 57 7 Pengelompokan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Penghasil Migas
Berdasarkan Tipologi Klassen tahun 2007 ... 58 8 Uji Signifikansi Variabel Bebas pada Persamaan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota Penghasil Migas tahun 2004-2007 ... ... 61 9 Uji Signifikansi Variabel Bebas pada Persamaan Kemiskinan Kabupaten/Kota Penghasil Migas tahun 2004-2007 ... ... 68 10 Uji Signifikansi Variabel Bebas pada Persamaan Ketimpangan Pendapatan Kabupaten/Kota Penghasil Migas 2002-2007 ... ... 75 11 Penanaman Modal Asing Menurut sektor di Provinsi Kalimantan Timur
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kurva Kuznets “U Terbalik” ... ... 14 2 Kerangka Penelitian ... ... 28 3 Perkembangan Indeks Williamson Kabupaten Penghasil Migas
tahun 2002-2007 ... ... 48 4 Perkembangan Indeks Williamson Provinsi Riau tahun 2002-2007 ... 49 5 Perkembangan Indeks Williamson Provinsi Jambi tahun 2002-2007 ... 51 6 Perkembangan Indeks Williamson Provinsi Sumatera Selatan
tahun 2002-2007 ... ... 52 7 Perkembangan Indeks Williamson Provinsi Jawa Barat tahun 2002-2007 ... ... 53 8 Perkembangan Indeks Williamson Provinsi Jawa Timur tahun 2002-2007 ... ... 54 9 Perkembangan Indeks Williamson Provinsi Kalimantan Timur
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Indeks Williamson Kabupaten/Kota Penghasil Migas 2002-2007... ... 88
2 Hasil pengolahan data model persamaan 1 pertumbuhan ekonomi ... ... 91
3 Hasil pengolahan data model persamaan 2 pertumbuhan ekonomi ... ... 92
4 Hasil pengolahan data model persamaan 3 pertumbuhan ekonomi ... ... 93
5 Hasil pengolahan data model persamaan 1 kemiskinan ... ... 94
6 Hasil pengolahan data model persamaan 2 kemiskinan ... ... 95
7 Hasil pengolahan data model persamaan 3 kemiskinan ... ... 96