• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI,

TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Solo)

Tahun 2005-2010 NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: SRI WAHYUNINGSIH

A 210 080 102

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

iii

SurakartaJuli 2012

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(4)

DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN

BELANJA MODAL (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Solo) Tahun 2005-2010

Sri wahyuningsih, A210080102, Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (2) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (3) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (4) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi secara bersama-sama terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pemerintah kota Solo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di Pemerintah kota Solo. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah Departemen Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKA) kota Solo. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data ini bersumber dari Hasil Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Kota Solo di dukung data yang bersumber dari website (www.djpk.depkeu.co.id) serta data dari Badan Pusat Statistik tahun 2005-2010. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara. Alat analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji t, uji F dan uji koofesien Determinasi (R2), SE dan SR. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Ho ditolak artinya Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal, tetapi pengaruhnya negatif dengan -thitung < -ttabel; -3,921 < -2,920 dan nilai probalitas sebesar = 0,059 <

0,10; (2) Ho ditolak yaitu Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap Pengalokasian Belanja Modal, dengan thitung > ttabel; 4,050 > 2,920 dengan nilai

probalitas sebesar = 0,056 < 0,10; (3) Ho diterima artinya Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh positif terhadap Pengalokasian Belanja Modal, dengan -thitung > -ttabel;

-0,048 > -2,920 dengan nilai probalitas sebesar = 0,966 > 0,10; (4)Pada analisis dengan uji F Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan pertumbuhan Ekonomi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal, dengan Fhitung > Ftabel; 12,287 > 9,552. 5)Variabel Pendapatan Asli Daerah memberikan

sumbangan efektif sebesar 28,86%. Variabel Dana Alokasi Umum memberikan sumbangan efektif sebesar 1,93%. Variabel Pertumbuhan Ekonomi memberikan sumbangan efektif sebesar 0,01%. Berdasarkan sumbangan efektif nampak bahwa Pendapatan Asli Daerah memiliki kontribusi yang tinggi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal dibanding Dana Alokai Umum dan Pertumbuhan Ekonomi. Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Pertumbuhan Ekonomi dan Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

(5)

1

A. PENDAHULUAN

Era reformasi pada saat ini memberi peluang bagi perubahan paradigma pemerintah nasional. Perubahan paradigma tersebut dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini diwujudkan melalui otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diatur dalam suatu paket Undang-Undang yaitu Kebijakan terkait yang tertuang dalam Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Dalam era desentralisasi fiskal diharapkan terjadinya peningkatan pelayanan di berbagai sektor publik. Peningkatan pelayanan publik ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik bagi investor untuk membuka usaha didaerah. Harapan ini tentunya dapat terwujud apabila ada upaya serius dari Pemerintah, yakni dengan memberikan berbagai fasilitas pendukung investasi. Konsekuensinya, pemerintah perlu untuk memberikan alokasi belanja yang lebih besar untuk pembangunan pada sektor-sektor produktif di daerah

http://Nanga.www.go.id/2012/02/Perpustakaan-Depkeu.html.

Anggaran belanja modal di suatu pemerintah daerah perlu diteliti. Hal itu, dikarenakan untuk mengetahui bagaimana realitas penyusunan anggaran belanja modal yang diterapkan di pemerintah daerah atau kota. Pada umumnya penyusunan anggaran belanja modal pada Pemerintah daerah sangatlah berbeda dengan penyusunan anggaran belanja modal pada perusahaan.

Idealnya dalam penyusunan anggaran belanja modal pemerintah daerah mengunakan sistem kebijakan investasi publik. Anggaran belanja modal berguna untuk pengadaan atau pembelian aset tetap yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Kemudian aset tersebut dapat digunakan dalam kegiatan pemerintahan yang bermanfaat baik secara ekonomis, sosial dan atau manfaat lain yang dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam melayani masyarakat (Halim, 2001:5).

Adapun kondisi anggaran belanja modal Pemerintah Kota Solo dari Deputi Pimpinan Bank Indonesia Solo Suryono mengemukakan bahwa realisasi belanja daerah atau penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2011 di Pemerintah kota Solo Surakarta mencapai 91,01 persen. "Penyerapan APBD 2011 itu menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 94,50 persen," ungkap Suryono saat memaparkan Kajian Ekonomi Indonesia (BI) Solo, Jawa Tengah, Senin (26/3/2012) http:/ninohistilarudin.blogspot.com/2011 10 01 archive.html.

Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah untuk mengurangi kebergantungan terhadap pembiayaan dari pusat, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan otonomi dan keleluasaan daerah. Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah ialah dengan menghitung potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang riil dimiliki daerah. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode perhitungan potensi PAD yang sistematis dan rasional.

(6)

2

Dalam pelaksanaan otonomi dan desentralisasi tidak berarti setiap daerah harus dapat membiayai seluruh pengeluaran rutin dan modalnya dari Pendapatan Asli Daerah. Dalam hubungannya dengan manajemen pemerintah daerah, Manajemen Dana Perimbangan juga merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah.

Tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tidak akan memberikan arti apabila tidak diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi sering diukur dengan menggunakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto atau Produk Domestik Regional Bruto ( PDB/PDRB). (Arsyad, 1999:5).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI, PERTUMBUHAN EKONOMI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Kasus Pemda Bagian Departemen Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Pemerintah Kota Solo)” Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Apakah Pendapatan Asli Daerah Berpengaruh Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal?

2. Apakah Dana Alokasi Umum Berpengaruh Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal ?

3. Apakah Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal?

4. Apakah Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum, Pertumbuhan Ekonomi, secara bersama-sama Berpengaruh Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal ?

A. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kota Solo pada bagian Departemen Pendapatan ,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKA) pemerintah kota Solo. Adapun Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Juli.

2. Populasi dan Sampel, Sampling

Populasi merupakan batas suatu obyek penelitian dan sekaligus merupakan batas bagi proses induksi (generalisasi) hasil penelitian yang bersangkutan (Effenin, Darmadji dan Tan, 2004:57). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

3. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi lapangan

a. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab secara lisan pula (Rubiyanto 2009:73).

(7)

3

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 126).

4. Teknis Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki sebaran normal atau tidak. (Hadi, 2007:1) menyatakan uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal apa tidaknya suatu distribusi data. Langkah-langkah untuk mengetahui ujinormalitas adalah sebagai berikut:

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah suatu keadaan di mana terdapat trend variabel yang diteliti sehingga e (error) juga mengandung tren. Gejala autokorelasi sering terjadi pada data runtut waktu (time series). Autokorelasi terjadi apabila antara e dengan et-1 terdapat korelasi yang

tinggi. Untuk menguji autokorelasi dapat digunakan Uji Durbin-Watson. Dengan kriteria pengambilan jika nilai D-W sama dengan 2, maka tidak terjadi autokorelasi sempurna sebagai rule of tumb jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 maka data tidak mengalami autokorelasi. Tetapi, jika nilai D-W 0 sampai 1,5 disebut memiliki autokorelasi positif, dan jika D-W > 2,5 sampai 4 disebut memiliki autokorelasi negatif (Setiaji, 2004: 33-34).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari setiap kesalahan pengganggu untuk variabel-variabel bebas yang diketahui tidak mempunyai varian yang sama untuk semua observasi. Akibatnya penaksiran ordinary least square (OLS) tetap tidak bias dan tidak efisien, (Setiaji, 2004:29-31). Untuk mendeteksi masalah heteroskedas-tisitas dalam penelitian ini digunakan menggunakan uji LM (Lagrange Multiplier).

d. Uji Multikolinierisitas

Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier diantara dua variabel bebas atau lebih dalam model regresi. Penggunaan multikolinearitas di sini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya derajat kolinearitas yang tinggi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat digunakan uji VIF (Varian Inflation Factor) yang melebih nilai kritis 10 jika kondisi ini ditemukan maka model terjadi multikolinieritas yang tinggi, jika tidak diketemukan atau nilai VIF model di bawah

(8)

4

nilai kritis 10 maka model tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen, (Ghozali, 2001: 63-64). Uji.

2. Analisi Data

Analis Regresi Berganda

Istilah regresi itu pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Penaksiran model menyatakan bahwa analisis tertentu berkenaan dengan analisis penaksiran nilai-nilai. Model regresi secara sederhana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Model :Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3  (Gujarati, 2005: 11).

3. Uji Hipotesis a. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. Pengujian yang dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table atau melihat nilai p value dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah jika P value > 0,10, maka Ho ditolak (Nisfiannoor,2009:109-113)

b. Uji F

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variable independen secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan dengan membandingkan antara nilai f table dengan f hitung dan tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 10 %. kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah jika P value > 0,10 maka Ho

diterimadan jika P value < 0.05, maka Ho ditolak. Langkah- langkah

pengujiannya adalah sebagai berikut (Djarwanto, 2005:236-237) c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koofesien determinasi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui sejauh mana variable independen dapat menjelaskan variasi variable dependen. Besarnya koofesien determinasi adalah kuadrat dari koofesien korelasi.(Algifari, 2010:200)

Koefisien Determinasi (R2) ini untuk menguji seberapa besar) R square menunjukan signifikansi hubungan antara variable independen dengan variable dependen nilai R square dikatakan baik jka diatas 0,05 karena besarnya koofesien adalah antara nol dan satu, maka dikatakan signifikan.

Kelemahan mendasar penggunaan koofesien determinasi adalah bisa terhadap jumlah independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variable tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen. Oleh Karen itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2 , nilai ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2005:83).

d. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah sumbangan relatif sebesar 30,42% dan sumbangan efektif

(9)

5

28,86%. Variabel Dana Alokasi Umum memberikan sumbangan relatif sebesar -2,03% dan sumbangan efektif -1,93%. Variabel Pertumbuhan Ekonomi memberikan sumbangan relatif sebesar 0,01% dan sumbangan efektif -0,01% Berdasarkan besarnya sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki kontribusi yang lebih tinggi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal dibandingkan variabel Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Uji Hipotesis pertama

Hasil Analisis regresi dengan uji t memperoleh nilai thitung Pendapatan Asli

Daerah sebesar-3,921 dengan nilai probabilitas = 0,059, sedangkan besarnya nilai ttabel pada tingkat signifikan 10% adalah 2,920. Dikarenakan -thitung <

-ttabel, yaitu -3,921 < -2,015; sehingga Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut,

maka hipotesis pertama terdukung secara statistik, artinya Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. 2. Hasil Uji Hipotesis Kedua

Hasil Analisis regresi dengan uji t memperoleh nilai thitung Dana Alokasi

Umum sebesar 4,050 dengan nilai probabilitas = 0,056, sedangkan besarnya nilai ttabel pada tingkat signifikan 10% adalah 2,920. Dikarenakan thitung >

ttabel, yaitu 4,050 > 2,015, sehingga Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut,

maka hipotesis kedua terpengaruh secara statistik, artinya Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. 3. Hipotesis ketiga

Hasil Analisis regresi dengan uji t memperoleh nilai thitung Pertumbuhan

Ekonomi sebesar -0,048 dengan nilai probabilitas = 0,966, sedangkan besarnya nilai ttabel pada tingkat signifikan 10% adalah 2,920. Dikarenakan

-thitung > -ttabel, yaitu -0,048 > -2,015, sehingga Ho diterima. Berdasarkan

hasil tersebut, maka hipotesis ketiga tidak terdukung secara statistik, artinya Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

4. Hipotesis Keempat

Hasil Analisis regresi dengan uji F memperoleh nilai Fhitung sebesar 12,287

dengan nilai probabilitas = 0,076, sedangkan besarnya nilai Ftabel pada tingkat

signifikan 10% adalah 9,552. Dikarenakan Fhitung > Ftabel, yaitu 12,287 >

9,552, sehingga Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis ketiga terdukung secara statistik, artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

Pendapatan Asli Daerah yang tinggi tentu akan memiliki pengaruh yang tinggi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pemerintah Daerah Solo. Teori ini didukung hasil perhitungan bahwa Pendapatan Asli Daerah memberikan sumbangan efektif 28,86% dan Dana Alokasi Umum memberikan sumbangan efektif 1,93%, Pertumbuhan Ekonomi memberikan

(10)

6

sumbangan efektif 0,01% sehingga jika digabung total sumbangan efektif menjadi 30,80%, sedangkan 60,20% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Jika dibandingkan besarnya sumbangan efektif, nampak bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal dibandingkan variabel Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini mungkin disebabkan sebagian besar Dana Alokasi Umum dan tingkat pertumbuhan ekonomi digunakan untuk pengalokasian anggaran belanja rutin dan belanja lain.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pendapatan Asli Daerah dapat meningkatkan Pengalokasian Anggaran Belanja Modal secara positif, sedangkan Dana Alokasi Umum, Pertumbuhan Ekonomi tidak mampu meningkatkan secara maksimal Pengalokasian Anggaran Belanja pada Pemerintah Kota Solo.

Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan bab sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Berdasarkan analisis diperoleh -thitung

< -t tabel, yaitu -3,921 < -2,920. Dengan nilai probabilitas signifikan < 0,10,

yaitu 0,59

2. Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Berdasarkan analisis diperoleh thitung > t tabel, yaitu

4,050 > 2,920. Dengan nilai probabilitas signifikan < 0,10, yaitu 0,56

3. Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Berdasarkan analisis diperoleh -thitung > - t tabel, yaitu

-0,048 > -2,920. Dengan nilai probabilitas signifikan > 0,10, yaitu 0,966

4. Berdasarkan uji F diperoleh kesimpulan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Berdasarkan analisis diperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 12,287 > 9,552. Dengan nilai probabilitas

signifikan < 0,10, yaitu 0,076.

5. Hasil koofesian determinasi sebesar 0,949%. Hal ini berarti 94,9 % variasi kenaikan variabel Pengalokasisan Anggaran Belanja Modal dipengaruhi oleh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi semenrata sisanya sebesar 5,1 % diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi.

6. Variabel Pendapatam Asli Daerah memberikan sumbangan efektif 28,86%. Variabel Dana Alokasi Umum memberikan sumbangan efektif 1,93%. Berdasarkan besarnya sumbangan efektif nampak bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki kontribusi yang lebih tinggi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

(11)

7

1. Bagi Pemerintah Kota Solo

a. Meskipun Pendapatan Asli Daerah sudah terus meningkat disetiap tahunnya, namun untuk Pengalokasian Anggaran Belanja Modal masih minimum,. Kedepan diharapkan pemerintah lebih memperhatikan tentang kebijakan investasi publik dimana Pendapatan Asli Daerah naik maka Pengalokasian Anggaran belanja Modal semakin ditingkatkan pula, karena dengan pengalokasian anggaran belanja modal yang tepat dan sesuai target diharapkan dapat menarik para investor untuk menanamkan modal di daerah tersebut, sehingga Pendapatan Asli Daerah juga akan meningkat.

b. Pengalokasian Anggaran Belanja Modal dari Dana Alokasi umum sudah menunjukan hasil yang positif. Namun hal tersebut bukan berarti baik bagi Pemerintah Kota Solo, karena semakin tinggi Dana Alokasi umum yang dimiliki daerah/kota menunjukan bahwa pemerintah kota masih belum bisa mandiri, dimana pemerintah masih menggantungkan anggatan daerahnya dari pemerintah pusat. Saran dari peneliti untuk pemerintahan selanjutnya agar lebih meningkatkan PAD dan menggunakannya untuk Pengalokasian Anggaran Belanja Modal secara tepat guna, sehingga pemerintah daerah dapat lebih mandiri dalam mengelola daerah untuk kesejahteraan rakyat. 2. Saran bagi penelitian mendatang

Diharapkan penelitian mendatang dapat lebih mengembangkan penelitiannya untuk variabel lain yang berpengaruh dan memberi dampak yang positif untuk Pengalokasian Anggaran Belanja Modal serta memperluas polulasi agar hail penelitian dapat digeneralisasikan pada lingkup yang lebih luas.

(12)

8

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu. 2005. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anonim.2009. Laporan Produk Dodaestik Regional Bruto Kabupaten Sukoharjo 2009. Sukoharjo

Anonim. Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Anonim. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. 2005. Jakarta: CV. Eko Jaya.

Anonim. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 2008. Bandung. Citra Umbara.

Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Linkolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE.

Darwanto dan Yulia Yustikasari. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Djarwanto. 2005. Statistik Induktif, Hal: 236-237. Yogyakarta: BPFE-UGM. Effenin Sujoko, Stevanus Hadi Djarmadji dan Yulia Wati Tan. 2004. Metode

Penelitian untuk Akuntasi” Sebuah Pendekatan Praktis”. Jawa Timur: Bayumedia Publishing.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: ISBN.

Gujarati. 1995. Basic Econometrics. Singapur. Mc Grow Hill. Hadi, Sutrisno. 2007. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Halim, Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: AMP YKPN.

Halim, Abdul. 2004. Analisis Investasi Belanja Modal Sektor Publik- Pemerintah Daerah. Yogyakarta: STIM YKPN.

(13)

9 http://Adi.www.google.com/2012/02/Pengaruh-Pertumbuhan-Ekonomi Pendapatan-Asli-Daerah-terhadap-Belanja-Modal.html. (diakses pukul 15.50) http://LindanLiu.www.google.com/2012/02/Pengaruh-Pertumbuhan-Ekonomi- Belanja-Modal-Pendapatan-Asli-Daerah-terhadap-terhadap-Pertumbuhan-Ekonomi.html.(diakses pukul 15.50) http://Nanga.2005.www.google.com/2012/02/Perpustakaan.Depkeu.html.(diakses pukul 15.15.

http://ninohistiraludin.blogspot.com/2011/03/archive.html (diakses pukul 08.00). Khairani, Siti. 2008. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah

terhadap Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan Publik pada Pemerintah Daerah. Kajian Ekonomi, Vol 3 No. 1, hal 54-57.

Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Moleong, Lexy.2002. Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muthoharoh, Rizky. 2010. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal ( Study KasusProvinsi Se- Jawa Tengah. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarata: Salemba Humanika.

Purwanti, Wahyu. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal ( Study Kasus Pemerintah Daerah Se- Eks Karisidenan Surakarta. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Soebagiyo, Daryono. 2005. Perekonomian Indonesia. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.

(14)

10

Sukriy, Abdulllah dan Halim, Abdul. 2006. Studi atas Belanja Modal pada Anggaran Pemerintah DAERAH dalam hubungannya dengan Belanja Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan. Jurnal Akuntansi Pemerintah vol.2, no.2.

Referensi

Dokumen terkait

pelatihan yang dilakukan, serta hasil dari proses latihan ansambel perkusi pada. komunitas USBP di

germination of legume seeds increases in the activity of enzym  -amylase due to the high increase in water status of seedlings (Vashisth and Nagarajan, 2010)

Sebuah tali yang panjang salah satu ujungnya digetarkan terus menerus vertical ke bawah dengan amplidtodo 2 sm, periode 2 s, sedangkan ujung yang lainnya dibuat bebas.. Jika

In this study, we have experimented with multi-temporal Landsat 7 and Landsat 8 high resolution satellite data, coupled with the corresponding hyperspectral data from a

Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban pembayaran klaim ( schedule f) 0 4 Jumlah dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin

Peningkatan penggunaan konsentrasi plasticizer pada edible film berpengaru h nyata (α=0,05) terhadap kadar air, ketebalan, kecerahan (L*), kelarutan, transmisi uap

Oleh karena itu, khusus mengenai keterangan yang berhubungan dengan korban yang mengalami luka, keracunan atau pembunuhan, hanya dapat diminta dari ahli kedokteran

kategori cukup baik, dan postest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa sesudah diterapkan model pembelajaran JUCAMA meningkat sebesar 64,46% dalam kategori