Editors:
Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd.
Dwi Yanti
Proceeding
Conference On Mathematics, Science, And Education (COMSE 2017)
Bengkulu, December 21-23, 2017.
“
The Reinforcement of Educational Character Based
on Local Wisdom in Global Era
”
Reviewers:
1. Prof. Dr. Drs. Hartanto Sunardi, M.Pd, S.T, S.Si. (University of PGRI Adi
Buana Surabaya)
2. Prof. Dr. Sudarwan Danim (University of Bengkulu)
3. Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. (University of Bengkulu)
4. Dr. Saleh Haji, M.Pd. (University of Bengkulu)
5. Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd. (University of Bengkulu)
6. Dr. Bihanuddin, M.Pd. (SMA N. 2 Bengkulu)
Held by:
Postgraduate Study Program of Mathematics Education
Faculty of Teacher Training and Education
University ofBengkulu
3
Wahyu Widada
Dwi Yanti
Proceedings Conference on Mathematics, Science, And Education (COMSE
2017)
The Reinforcement of Educational Character Based on Local
Wisdom in Global Era
Wahyu Widada & Dwi Yanti (Editor) Mold to 1. Bengkulu: Unit
Publishing and Publication of FKIP University of Bengkulu, 2018.
vi. 602 hlm: 29 cm
ISBN 978-602-8043-83-0
Knowledge
Title
Prosiding
Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd.
Dwi Yanti
Published by
Publishing and Publication Unit of FKIP Univ. Bengkulu
Learning Laboratory Building of FKIP
Road W.R. Supratman, Kandang Lemun, Bengkulu City 38371A Phone. (0736) 21186,
0811737956 Fax. (0736) 21186
Page: fkip.unib.ac.id/unit-penerbitan/ email: uppfkip@unib.ac.id
All rights reserved
It is prohibited to cite and reproduce in any form without the written permission of the
publisher
FOREWORD
All praise and gratitude we pray to the presence of Allah SWT because of His grace and
grace, so that the National Conference of Mathematics, Science and Education
(COMSE) Postgraduate Program of Mathematics Education, University of Bengkulu
2017 can be implemented as expected. The National Conference of Mathematics,
Science and Education (COMSE) program of Postgraduate Study of Mathematics
Education of Bengkulu University 2017 which was held due to hard work and
commitment from Postgraduate Study Program of Mathematics Education of Bengkulu
University. The activity is carried out from 21-23 December 2017 in the Hall Dean of
FKIP University Bengkulu. This conference activity is the theme
“
The Reinforcement of
Educational Character Based on Local Wisdom in Global Era
”.
We are very grateful to the reviewers and editors who have helped to review and edit
the papers in this proceeding. The reviewers in this proceeding are Prof. Dr. Drs.
Hartanto Sunardi, M.Pd, S.T, S.Si. (University of PGRI Adi Buana Surabaya), Prof. Dr.
Sudarwan Danim (University of Bengkulu), Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. (University of
Bengkulu), Dr. Saleh Haji, M.Pd. (University of Bengkulu), Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd.
(University of Bengkulu), Dr. Bihanuddin, M.Pd. (SMA N. 2 Bengkulu). While the editor in
this proceeding is Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. (University of Bengkulu), and Dwi
Yanti (University of Bengkulu).
The author of the article comes from various agencies and various regions, including
Bengkulu, Lubuklinggau, Curup, Rejang Lebong, Jambi, Mukomuko, Jogyakarta, and
others.
Hopefully this proceeding can be useful, not only for writers, but also can enrich the
insight of educational knowledge in Indonesia.
5
TABLE OF CONTENTS
Home Page ... I
Editor dan Reviewer ... Ii
Foreword ... Iii
table of contents
... iv
1.
A Naashir M Tuah Lubis
.
Etnomatematika Tradisi Tabut sebagai Media Alat Peraga
Pembelajaran Matematika...
1
2.
Ani Agustina dan Hanifah
Pembangan Lembar Kerja Peserta Didik Menggunakan
Model Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik pada Pokok Bahasan
Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) ...
12
3.
As Elly S, Hartanto, Badeni
Studi Komparasi Pembelajaran React dengan
Pembelajaran Konvensional terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik
dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas ...
21
4.
Azes Yudha Kashardi, Zachriwan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
dengan Model Pembelajaran Jucama ...
29
5.
Boby Engga Putra Damara Fadli, Drajat Friansah
Hubungan Minat Belajar dengan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Lubuklinggau...
38
6.
Bima Marshel Dinata
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) dan Think-Pair-Share (TPS) di
SMP Negeri 11 Kota Bengkulu ...
50
7.
Budi Taqwan
Pengaruh Kemampuan Berfikir Formal terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa SMU Negeri 2 Sendawar...
58
8.
Clara Ade Utami, Dr. Saleh Haji, M.Pd
Penerapan Model Pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Mahasiswa
S1 PGMI STAIN Curup Rejang Lebong ...
68
9.
Dedy Hamdani, Yudia Dwiharyani dan Rosane Medriati
Penerapan Model Discovery
Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pada Konsep Gerak Harmonis di Kelas X IPA.4 SMA N 9 Kota Bengkulu ...
79
10.
Dena Izzawati
Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Kemampuan
Komunikasi dan Pemecahan Masalah...
86
11.
Detty Syefriyani
Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal dalam
Pembelajaran Matematika...
92
12.
Devi Yunita
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 32 Bengkulu Tengah .
101
13.
Dewi Handayani, Hermansyah Amir
Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project-Based Learning) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata
14.
Dian Oktari
Pengembangan Bahan Ajar untuk Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) pada Pokok
Bahasan Ruang Dimensi Tiga ...
123
15.
Dwi Yanti
Identifikasi Etnomatematika pada Rumah Adat Bubungan Lima di Bengkulu ..
140
16.
Elvinawati dan Salastri Rohiat
Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui Penerapan
Reciprocal Teaching pada Mata Kuliah Kimia Sekolah I ...
152
17.
Elya Rosalina, M.Pd. Mat.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) ...
160
18.
Esti Dhamayanti
Pemanfaatan Cacing Lumbricus Bagi Kesehatan ...
167
19.
M. Fachruddin.S
Quality Message Teacher Sm-3t Mathematics Unib in Learning
Communication...
175
20.
Fahrur Razi, M. Si dan Sujita, M. S
Analisis Biplot untuk Memetakan Mutu Sekolah
Yang Sesuai dengan Nilai Ujian Nasional ...
182
21.
Felda Sulistiati
Penerapan Model Pembelajaran dengan Strategi Kooperatif Tipe Stad
(Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
Matematis pada Mata Pelajaran Matematika Diskrit ...
198
22.
Ginta Octizasari
Pengembangan Lkpd Berbasis Pendekatan Matematika Realistik dan
Pendidikan Karakter pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di SMP Negeri 4 Kota
Bengkulu ...
210
23.
Gunawan, M.Pd
Metode Pola (Teknik Cepat dalam Menyelesaikan Spldv) ...
219
24.
Hanifah
Implementasi Model Apos pada Mata Kuliah Kalkulus Integral pada Pokok
Bahasan Fungi Transenden di Prodi Pendidikan Matematika FKIP Unib TA 2017/2018. ...
230
25.
Heri Jumiati
Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Kemampuan
Menulis Karya Tulis Ilmiah Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Lubuklinggau ...
239
26.
Ikronudi
Pengaruh Pembelajaran Pencapaian Konsep Terhadap Kemampuan Bertanya
dan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika pada Siswa Kelas Vii SMP Negeri 2
Pondok Kubang ...
249
27.
Lia Waroka
Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis dan Self Efficacy Siswa Melalui
Metode Pembelajaran Guided Discovery di Kelas VII SMPN 6 Bengkulu ...
255
28.
Lucy Asri Purwasi
Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Pengajuan dan Pemecahan Masalah (Jucama) ...
266
29.
Maria Luthfiana, Yufitri Yanto
Pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X ...
274
30.
Malito Junizon, Wahyu Widada, Nirwana
Pengaruh Model Pembelajaran Extended
Triad Level ++ Terhadap Kemampuan Pembuktian Teorema pada Analisis Real di
Universitas Muhammadiyah Bengkulu. ...
283
vii
32.
Merianah
Penggunaan Papan Pintar Perkalian dan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Stad untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas VI SDIT
Iqra
’1
Kota Bengkulu ...
299
33.
Misi Kurnia Hayati
Kajian Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences ...
312
34.
Muzanip Alperi
Analisis Aktivitas Pembelajaran Kurikulum 2013 di Provinsi Bengkulu ....
321
35.
Nilawati
Hubungan Minat Membaca dengan Kemampuan Menulis Teks Pidato Siswa
Kelas X SMA Negeri 7 Kota Lubuklinggau ...
332
36.
Nilna Ma
’Ri
fah
Etnomatematika Tarian Kejei pada Masyarakat Rejang Lebong ...
346
37.
Noviarita Zulianingsih, Nirwana, Saleh Haji, Wahyu Widada
Pengaruh Pendekatan
Saintifik Berbantuan Video Pembelajaran Terhadap Disposisi Matematika Peserta
Didik SMP Negeri 45 Bengkulu Utara ...
355
38.
Nur Fitriyana
Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Jucama untuk Siswa
Kelas Vii SMPN 3 Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong ...
373
39.
Rahmat Jumri
Eksplorasi Etnomatematika di Bumi Sekundang Setungguan (Manna
Bengkulu Selatan) ...
381
40.
Ringki Hadi Saputra
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dengan Media
Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa SMP Kota Bengkulu ...
387
41.
Rita Yemema Manulang
Diagnosis Kesalahan Siswa Kelas Vii SMP Negeri 7 Kota
Bengkulu dalam Menyelesaikan Soal Uraian Aritmetika Sosial ...
397
42.
Sarwoedi, S.Si
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa ...
404
43.
Sayudi Agriyanto
Berpikir Kreatif Matematis dengan Pembelajaran Creative Problem
Solving Menggunakan Soal Non Rutin ...
409
44.
Serlis, S.Pd
Perbedaan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Yang Menggunakan
Metode Lab Mini dengan Pembelajaran Menggunakan Metode Ceramah pada Pokok
Bahasan Geometri Kelas V Semester II SDN 3 Lubuk Linggau...
419
45.
Shelly Trihasari, Hanifah
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Pendekatan Saintifik dan Model Problem Based Learning ...
430
46.
Shinta Gusni Meri
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa dalam Strategi
Mathematical Habits Of Mind (Mhm) Dibandingkan dengan Strategi Pembelajaran
Inkuiri di Kelas Vii SMPN 11 Kota Bengkulu...
438
47.
Shinta Maya Sari, Saleh Haji
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Mahasiswa Iain Bengkulu dengan Menggunakan Media Pembelajaran
Microsoft Power Point ...
446
48.
Sukasno, Yufitri Yanto, Ivan Sada Regi
Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep
Segiempat Siswa Kelas Viii SMP Negeri 1 Lubuklinggau ...
462
49.
Tri Gustiani
Penerapan Model Kooperatif Team Assisted Individualization pada
50.
Ucha Tandiani, S.Pd
Pemahaman Konsep Siswa pada Pembelajaran Matematika
dengan Menggunakan Media Komputer di Smk Negeri 4 Lubuklinggau ...
495
51.
Umaedi Heryan
Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas X Smkn 3
Bengkulu Tengah Berdasarkan Kemampuan Matematika...
502
52.
Viktor Pandra
Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Empat Sekolah Dasar ...
509
53.
Wanti Asmara
Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) dengan Pembelajaran Terbalik ...
518
54.
Windi Asmasari
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematis Mahasiswa pada Mata Pelajaran Matematika Diskrit ...
527
55.
Yeti Setia Haryati
Korelasi antara Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis
Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Kota Lubuklinggau ...
535
56.
Yetri Ningsih, M.Pd.
Efektivitas Penggunaan Media Power Point pada Pembelajaran
Matematika di Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Lubuklinggau ...
546
57.
Yohanes Purnomo Edi
Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning untuk
Meningkatkan Karakter Bela Rasa (Compassion ...
554
58.
Yunita Wardianti, Ria Dwi Jayati
Pengaruh Kombinasi Pupuk Kompos dan Pupuk Kimia
Terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max.L.) ...
563
59.
Yulia Isratul Aini
Pemanfaatan Media Pembelajaran Komik Digital Tema Aku dan Cita-
Citaku untuk Penguatan Pendidikan Karakter di Jenjang Sekolah Dasar di Kota
Bengkulu ...
569
60.
Zamzaili
Pengaruh Model Evaluasi dan Level Berpikir Terhadap Hasil Belajar Geometri
Siswa SMP Kota Bengkulu ...
579
61.
Novia Ayu Lestari, Wahyu Widada, Zamzaili
Pengaruh Strategi Pembelajaran Self
Regulated Learning In Mathematics Berbasis Pemecahan Masalah Terhadap
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017
ISBN 978-602-8043-83-0
266
KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH
(JUCAMA)
Lucy Asri Purwasi
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP-PGRI Lubuklinggau
asripurwasi@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa melalui model pembelajaran pengajuan dan pemecahan masalah
(JUCAMA). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan populasi adalah siswa kelas
VII SMP Negeri 9 Bengkulu Selatan yang terdiri 6 kelas. Sampel penelitian diambil
dengan teknik
random sampling. Sampel yang terpilih adalah kelas VIIC yang
berjumlah 20 orang. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) Persentase
pretestkemampuan berpikir reflektif matematis siswa
sebelum menggunakan model pembelajaran JUCAMA sebesar 31,96% dalam kategori
cukup baik, (2) Persentase
postestkemampuan berpikir reflektif matematis siswa
sesudah diterapkan model pembelajaran JUCAMA meningkat sebesar 64,46% dalam
kategori baik. Artinya, ada peningkatan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
sebelum dan sesudah perlakuan yaitu dari kategori cukup baik ke kategori baik.
Kata Kunci: Pembelajaran pengajuan dan pemecahan masalah, JUCAMA, berpikir reflektif
matematis
Pendahuluan
Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah menumbuhkan keterampilan berpikir dan bernalar (Depdiknas, 2006). Sabandar (2010) menyatakan bahwa dalam mempelajari matematika seseorang siswa harus berpikir agar mampu memahami konsep-konsep matematika yang dipelajari serta mampu menggunakan konsep-konsep tersebut secara tepat dalam menyelesaikan masalah. Terkadang dalam menyelesaikan masalah matematika tidak dapat langsung memperoleh solusinya, perlu proses berpikir agar dapat menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Soedjadi (2007) secara sederhana membedakan level berpikir dengan
menggunak
an istilah “berpikir biasa” (
thinking), “berpikir kritis” (
critical thinking),
“berpikir reflektif” (
reflective thinking), dan “berpikir kreatif” (
creative thinking).
keempat berpikir tersebut menunjukkan proses berpikir yang dilalui dari
lower order thinkinghingga ke
higher order thinking(HOT). Berpikir reflektif merupakan salah
satu bagian dari proses
higher order thinking skill. Berpikir reflektif dapat dikatakan
juga dengan berpikir ke tingkat yang lebih tinggi yang bagus untuk dikembangkan,
khususnya dalam matematika.
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017
ISBN 978-602-8043-83-0
belajarnya sendiri. Dewey (dalam Song, et al. 2005) menyatakan bahwa berpikir reflektif
adalah “Active, persitent, and careful consideration of abelief or suposed form of knowledge on the grounds that reflective thinking suports the belief or knowledge and the further conclusions one can draw about it”. Dengan kata lain berpikir reflektif adalah aktif terus menerus, gigih, dan mempertimbangkan dengan seksama tentang segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya atau format yang diharapkan tentang pengetahuan apabila dipandang dari sudut pandang yang mendukungnya dan menuju pada suatu kesimpulan.
Dewey (dalam Choy, 2001) juga mengungkapkan tiga sumber asli yang wajib untuk berpikir reflektif, 1) Curiosity (keinginan tahu), merupakan keigintahuan akan penjelasan fenomena-fenomena yang memerlukan jawaban fakta secara jelas serta keinginan untuk mencari jawaban sendiri terhadap persoalan yang diangkat, 2) Suggestion (saran), merupakan ide-ide yang dirancang oleh siswa akibat pengalamannya. Saran haruslah beraneka ragam (agar siswa mempunyai pilihan yang banyak dan luas) serta mendalam (agar siswa dapat memahami inti masalahnya), 3) Orderliness (keteraturan), merupakan merangkum ide-idenya untuk membentuk satu kesatuan yang selaras ke arah kesimpulan. Surbeck, Han, dan Moyer (1991) mengidentifikasi tiga tingkat refleksi yaitu: 1) Reacting, bereaksi dengan perhatian pribadi terhadap peristiwa/situasi/masalah, 2)Elaborating, membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain, seperti mengacu pada suatu prinsip umum, suatu teori, 3)Contemplating, mengutamakan pengertian pribadi yang mendalam yang bersifat membangun terhadap permasalahan atau berbagai kesulitan.
Hmelo dan Ferrari (1997) menyatakan bahwa siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah mampu melakukan keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui dorongan mereka untuk: a) menghubungkan pengetahuan baru kepada pemahaman mereka yang terdahulu, b) berpikir dalam terminologi abstrak dan kongkrit, c) menerapkan strategi spesifik untuk tugas-tugas baru, dan d) memahami proses berpikir mereka sendiri dan belajar strategi penyelesaian masalah. Artinya, dapat dikatakan bahwa siswa SMP sudah mampu melakukan proses berpikir reflektif dalam dirinya. Namun, dalam pembelajaran matematika di kelas keterampilan berpikir reflektif matematis jarang dilatih pada siswa. Pembelajaran yang hanya membiasakan menjelaskan konsep secara informatif, pemberian dan penyelesaian masalah secara prosedural, serta tidak banyak kontribusinya dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sehingga dapat berakibat lemahnya kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa karena kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan hanya mendorong siswa untuk berpikir pada tataran tingkat rendah saja (Sabandar, 2009; Herman, 2007: 48).
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017
ISBN 978-602-8043-83-0
268
mengorientasi siswa pada masalah melalui pemecahan atau pengajuan masalah untuk mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelesaian secara individual maupun kelompok; (4) menyajikan hasil penyelesaian pemecahan dan pengajuan masalah; dan (5) memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik sebagai evaluasi. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa melalui model pembelajaran JUCAMA pada siswa kelas VII SMP Negeri 9 Bengkulu Selatan.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bengkulu Selatan kelas VII.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Bengkulu Selatan yang terdiri 6 kelas yang diasumsikan homogen. Sampel pada penelitian ini diambil dengan cara sampel random sampling, kelas yang terpilih adalah VIIC yang berjumlah 20 siswa. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri relatif yang dimiliki. Adapun ciri-ciri tersebut yaitu siswa duduk pada jenjang kelas yang sama, guru yang sama, materi berdasarkan kurikulum yang sama, menggunakan buku paket yang sama, pengajaran matematika dengan jumlah jam yang sama, dan pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan terikat, yang mana variabel bebas adalah model pembelajaran JUCAMA (X) dan variabel terikat adalah kemampuan berpikir reflektif matematis siswa (Y).
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis.Tes dalam penelitian ini adalah tes yang berbentuk soal-soal uraian.Soal tes yang digunakan merupakan soal tes kemampuan berpikir reflektif matematis yang telah dinyatakan valid dan layak digunakan dangan terlebih dahulu divalidasi isinya oleh para ahli yaitu dosen dan guru mata pelajaran matematika.Di mana soal-soal pre-test dan post-test adalah ekivalen (sama/seharga). Maksudnya bentuk soal boleh saja bebeda tetapi indikator dari setiap nomor soal sama. Pemberian skor pada tiap soal berdasarkan peskoran kemampuan berpikir reflektif matematis siswa. Dalam menghitung kemampuan berpikir reflektif matematis siswa digunakan pedoman penskoran sebagai berikut.
Tabel 1 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
No
Indikator
Kategori Jawaban Siswa
Skor
1
Reacting( Bereaksi) Tidak menjawab atau memberikan jawaban
yang salah
0
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri
tetapi tidak dapat dipahami
1
Memberikan
jawaban
dengan
caranya
sendiri, proses perhitungan sudah terarah
tetapi tidak selesai
2
Memberikan
jawaban
dengan
caranya
sendiri, tetapi terdapat kekeliruan dalam
proses perhitungan sehingga hasilnya salah.
3
Memberikan
jawaban
dengan
caranya
sendiri, proses perhitungan dan hasilnya
benar.
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017
ISBN 978-602-8043-83-0
No
Indikator
Kategori Jawaban Siswa
Skor
2.
Elaborating(Memerinci)
Tidak menjawab atau memberikan jawaban
yang salah
0
Memberikan sebuah gagasan yang tidak
relevan dengan pemecahan masalah.
1
Memberikan sebuah gagasan yang relevan
tapi penyelesaiannya salah
2
Memberikan lebihh dari satu gagasan yang
relevan tetapi jawabannya masih salah.
3
Memberikan lebih dari satu gagasan yang
relevan dan penyelesaiannya benar dan jelas.
4
3.
Contemplating(Berpikir)
Tidak menjawab atau memberikan jawaban
yang salah
0
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri
tetapi tidak disertai perincian
1
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri
tapi disertai perincian yang kurang detail.
2
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri
tapi disertai perincian yang rinci
3
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri
disertai perincian dan jawaban yang benar.
4
(Modifikasi dari Surbeck, Han dan Moyer, 1991)
Selanjutnya data kemampuan berpikir reflektif matematis dianalisis menggunakan rumus berikut.
= � ℎ � � � ℎ
� ℎ � � × %
Adapun kriteria kemampuan berpikir reflektif matematis dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2 Kriteria Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Persentase Kriteria
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017
ISBN 978-602-8043-83-0
270
Hasil pretest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa sebelum menggunakan model pembelajaran JUCAMA disajikan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3 Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Data
Jumlah
Jumlah sampel
20
Nilai tertinggi
53,57
Nilai terendah
3,57
Rata-rata (%)
31,96%
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa nilai tertinggi sebesar 53,57 dan nilai terendah sebesar 3,57. Persentase rata-rata pretest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
menunjukkan nilai sebesar 31,96 dengan kategori “Cukup Baik” .
Kemudian data hasil per indikator kemampuan berpikir reflektif matematis siswa disajikan pada tabel 4 berikut.
Tabel 4 Data Perindikator Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
No
Indikator
Persentase (%)
Kategori
1
Reacting( Bereaksi)
56,25
Baik
2
Elaborating(Memerinci)
26,88
Cukup Baik
3
Contemplating(Berpikir)
19,17
Kurang Baik
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan dari tiga indikator kemampuan berpikir reflektif matematis indikator pertama reacting (bereaksi) dengan skor pesentase 56,25 termasuk dalam kategori baik, indikator kedua elaborating (memerinci) dengan skor persentase 26,88% termasuk ke dalam kategori cukup baik, dan indikator ketiga contemplating (berpikir) dengan skor persentase 19,17% termasuk ke dalam kategori kurang baik.
Deskripsi Posttest Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Hasil posttest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran JUCAMA disajikan pada tabel 5 berikut.
Tabel 5 Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Data
Jumlah
Jumlah sampel
20
Nilai tertinggi
92,86
Nilai terendah
25
Rata-rata (%)
64,46%
Dari tabel 5 menunjukkan bahwa nilai tertinggi sebesar 92,86 dan nilai terendah sebesar 25. Persentase rata-rata posttest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017
ISBN 978-602-8043-83-0
peningkatan persentase nilai rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis sebelum menggunakan model pembelajaran JUCAMA dan sesudah menggunakan model pembelajaran JUCAMA.
Kemudian data hasil per indikator kemampuan berpikir reflektif matematis siswa disajikan pada tabel 6 berikut.
Tabel 6 Data Perindikator Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
No
Indikator
Persentase (%)
Kategori
1
Reacting( Bereaksi)
78,75
Sangat Baik
2
Elaborating(Memerinci)
50
Baik
3
Contemplating(Berpikir)
55
Baik
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa dari tiga indikator kemampuan berpikir reflektif matematis pada indikator pertama, yaitu indikator reacting (bereaksi) dengan skor persentase 78,75% termasuk dalam kategori sangat baik, indikator kedua elaborating
(memerinci) dengan skor persentase 50% termasuk ke dalam kategori baik, dan indikator ketiga contemplating (berpikir) dengan skor persentase 55% termasuk ke dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir reflektif matematis sebelum menggunakan model pembelajaran pengajuan dan pemecahan masalah dan sesudah menggunakan model pembelajaran pembelajaran pengajuan dan pemecahan.
Persentase rata-rata hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dapat dilihat pada grafik 1 berikut.
Grafik 1 Data Pretest Dan Posttest Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%
Reacting Elaborating Contemplating 56.25%
26.88%
19.17% 78.75%
50%
55%
Pretest
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017
ISBN 978-602-8043-83-0
272
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil persentase pretest dan post-test pada saat sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran JUCAMA memiliki selisih nilai rata-rata yang berbeda. Selisih indikator reacting (bereaksi) antara pretest dan postest yaitu sebesar 22,5%, selisih indikator elaborating (memerinci) antara pretest dan posttest yaitu sebesar 23,12% dan selisih indikator contemplating (berpikir) antara pretest dan posttest yaitu sebesar 35,83%. Hal ini bearti, model pembelajaran JUCAMA dapat membuat tingkat kemampuan berpikir reflektif matematis siswa lebih tinggi. Siswono (2008) menyatakan bahwa model pembelajaran JUCAMA mempunyai tujuan sebagai berikut, 1) meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Hal tersebut sesuai dengan fokus tujuan pembelajaran matematika, 2) meningkatkan kemampuan berpikir kreatif yang merupakan salah satu bagian dari higher order thinking skill, 3) meningkatkan konsep-konsep matematika yang sudah dipelajari dengan konsep lain dan pengalaman siswa, 4) memusatkan perhatian dan melakukan pengulangan terhadap materi yang sudah dipelajari atau mendorong siswa belajar mandiri dan 5) melatih mengkomunikasikan ide seacara rasional atau bernalar.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah disajikan dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada
pretest
sebelum menggunakan model pembelajaran JUCAMA sebesar 31,96% dalam
kategori cukup baik, dan
postestkemampuan berpikir reflektif matematis siswa
sesudah diterapkan model pembelajaran JUCAMA meningkat sebesar 64,46% dalam
kategori baik. Artinya, ada peningkatan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa
sebelum dan sesudah perlakuan yaitu dari kategori cukup baik ke kategori baik.
Adapun saran yang disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah 1) Hendaknya memperhatikan kemampuan awal dan kesiapan belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas agar siswa dapat melakukan proses berpikir reflektif dengan baik dalam menyelesaikan masalah, 2)
Model pembelajaran pengajuan dan pemecahan masalah
dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran inovatif untuk diterapkan di
kelas, 3) Perlu bahan ajar penunjang berupa buku ajar siswa atau lembar kerja siswa
(LKS) yang memuat masalah yang dipilih untuk memicu proses pemecahan dan
pegajuan masalah agar keberhasilan tujuan pembelajaran di kelas dapat tercapai.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarata: Reneka Cipta.
Choy, N.K. (2001). Pemikiran Reflektif oleh Dewey. [Online]. Tersedia
http://www.teacherstrock.net/Dewey%20refleksi.htm. Diakses [2 Januari 2012]
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.
Gurol, A. (2011). Determining the reflective thinking skills of pre-service teachers in learning and teaching process. Energy Education Science and Technology Part B: Social and Educational Studies 2011, vol. 3, no. 3, hal. 387-402.
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017
ISBN 978-602-8043-83-0
Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama, No. 1 Vol. 1 Januari. Educationist.
Sabandar, J. (2009). Berpikir Reflektif. [Online].Tersedia http://math.sps.upi.edu/wp-content/ uploads/2009/11/Berpikir-Reflektif.pdf. Diakses [10 Maret 2011]
Siswono, Tatag Yuli Eko. (2008). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press.
Soedjadi, R. (2007). Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.
Song, H.D., Koszalka, T. A., dan Grabowski, B. L. (2005). Learners' Perceptions of Design Factors Found in Problem-Based Learning (PBL) that Suport Reflective Thinking.
Educational Resources Information Center. Vol 1, no. 2, hal. 217.
Surbeck, E., Park Han, E. & Moyer, J. (1991). Assessing Reflective Responses in Journals.
Educational Leadership, 3, 25-27.