Klasifikasi Area Berbahaya
HSE Corporate
Nama : Kusmadi Status : 201
Alumni : USU
Fungsi : HSE Corporate
Pengalaman kerja : 26 tahun Alamat : jln. Delima No 25, Bedog Sleman, Yogyakarta
POKOK BAHASAN
1. Pengenalan
2. Klasifikasi Zona dan Lokasi Bahaya 3. Perlindungan Peralatan Listrik
4. Standar dan Panduan Penting Lainnya 5. Sistim Deteksi di Area Berbahaya
6. Sistim Perlindungan Kebakaran dan Ledakan 7. Praktek Kerja Aman di Area Berbahaya
8. Langkah Panduan menentukan Klasifikasi Area 9. Konsekuensi dan Klasifikasi yang tidak tepat. 10. Contoh
HIRARKI KETENTUAN
PERUSAHAAN
Tata Nilai
Sistem Manajemen Kebijakan Perusahaan
Prosedur (Sistem & Tata kerja)
Pedoman Perilaku
Budaya Kinerja
PANDUAN PENGUKURAN
BUDAYA HSE PERTAMINA
TINGKATAN BUDAYA HSE MENUJU WORLD CLASS PERFORMANCE
1. Pathological
2. Reactive
3. Calculative
4. Proactive
5. Generative
PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan
REACTIVE
Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap
kita mendapat insiden
CALCULATIVE Kita mempunyai sistim
yang berlaku untuk mengelola semua bahaya
PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih
temui
GENERATIVE HSE adalah bagaimana
kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed
The various HSE cultures
Reactive,
• Safety dilihat secara serius, menjadi perhatian khusus dan spesifik setelah terjadi suatu insiden
Orang2 berpendapat bahwa anda harus faham bahwa di tempat kami berbeda dengan di tempat lain dari sisi risikonya lebih rendah
Manajemen frustasi dan berpendapat : “kita hanya akan mengerjakan apa yang bisa kita anggap bisa dikerjakan”, Kabar buruk dibiarkan & disembunyikan
Pathological, is where
Para pekerja benar2 tidak peduli safety HSE dibiarkan sendiri sebagaimana adanya HSE hanya digerakkan oleh UU dan peraturan
Orang2 berpendapat : “tentu saja kita dapat insiden, ini adalah bisnis yang mempunyai risiko”.
PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan
REACTIVE
Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap
kita mendapat insiden
CALCULATIVE Kita mempunyai sistim
yang berlaku untuk mengelola semua bahaya
PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih
temui
GENERATIVE HSE adalah bagaimana
kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed
The various HSE cultures
Proactive Melihat ke depan
• Mengambil langkah untuk mencegah insiden sebelum terjadi
• Seluruh tenaga kerja terlibat secara praktek • Orang murni bertindak secara hati2 dan peduli
terhadap HSE
• Pemimpin memberlakukan safety sebagai nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis • Menciptakan lingkungan yang memotivasi
untuk mematuhi aturan safety
• HSE adalah sesuatu yang nyata. Orang benar2 terlibat, percaya & bertanggungjawab • Tenaga kerja mengerti apa yang diharapkan
manajer, dan sebaliknya, manajer selalu membuat pesan safety.
Calculative, Perusahaan nyaman dng sistem
manajemen HSE yang berlaku dan berorientasi pada jumlah yang sudah dicapai
Sudah diimplementasikan secara sukses dan pemimpin berbicara tentang pentingnya safety Fokus pada pemenuhan peraturan
Kebiasaan untuk mengumpulkan statistik
Kontraktor sudah dimasukkan dalam record safety Kabar buruk sudah diterima, tetapi masih dirasakan
tidak nyaman,
PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan
REACTIVE
Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap
kita mendapat insiden
CALCULATIVE Kita mempunyai sistim
yang berlaku untuk mengelola semua bahaya
PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih
temui
GENERATIVE HSE adalah bagaimana
aspek kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed
The various HSE cultures
Generative organizations
• Kinerja HSE merupakan indikator “good business performance”
• Mereka menset standar yang sangat tinggi lebih dari sekedar memenuhi standar minimum
• Mereka memandang kegagalan sebagai sesuatu yang harus diperbaiki dan bukan untuk diblame
Menjadi seorang “Golden Rule Leader”
Safety merupakan tanggung jawab setiap orang:
• Selalu melaksanakan komitmen HSE secara nyata
• Menghargai secara periodik usaha-usaha HSE yang baik oleh staff anda
• Secara pribadi terlibat menyelesaikan isu-isu HSE • Mempertimbangkan HSE di dalam setiap keputusan
bisnis
• Secara terus-menerus menekankan pentingnya mematuhi peraturan
• Secara periodik memimpin safety talk
KEPEMIMPINAN
Tujuan Klasifikasi Area
• Memahami metode klasifikasi area berbahaya pada area kerja di bidang minyak dan gas bumi
• Memahami perlindungan kebakaran dan ledakan pada area berbahaya
• Dapat memilih peralatan listrik dan cara kerja aman yang sesuai dengan klasifikasi area berbahaya tersebut
• Meningkatkan kesadaran pekerja terhadap
Flahs Point :
The minimum liquid temperature at which sufficient vapour is given off to form a mixture with air which is capable of ignition under prescribeud test conditions.
Flammable Range :
The rang of concentration of % volumes of flammable material in air which arae capable of ignition and subsequent flame
propogation under prescribeb test conditions.
Flamable Liquid :
Cairan mudah terbakar, dibagi menjadi 2 klas menurut Flash pointnya:
1. Klas I . Cairan mudah terbakar yang mempunyai flash point < 100° F pada 40 psia
2. Klas II. Cairan mudah terbakar yang mempunyai Flash Point > 100° F pada 40 psia
Area Berbahaya
1. Bahaya dari gas-gas atau cairan-cairan yang dapat terbakar, menyebabkan kebakaran atau ledakan jika terpantik.
2. Komponen kebakaran atau ledakan bakar, oksigen, dan sumber pengapian.
3. Campuran gas-udara sebagai pemicu api.
4. Ledakan dapat terjadi dari gas atau campuran gas dengan udara yang terbakar menyebabkan ekspansi.
Area berbahaya adalah area yang di dalamnya terdapat potensi bahaya yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan sehubungan dengan adanya gas atau campuran di udara yang dapat terbakar (dan bukan gas beracun).
Pada instalasi lepas pantai (offshore):
Area berbahaya seringkali berada dalam modul Lain
Pada instalasi darat (onshore):
Suatu area dikategorikan berbahaya ketika tidak terdapat batasan yang mudah diidentifikasi, misalnya area
pengeboran, area penyimpanan cairan yang dapat terbakar
NEC : National Electrical Code
API : American Petroleum Institute BS : British Standard
NESC : National Electrical Safety Code
BASEFA : British Approvals Servive for Electrical Equipment in Flamablel Atmospheres
PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik
IEC : International Electrotechnical Commission JIS : Japanase Industrial Standard
CENELEC : Center European des Normes Electriques
KlasIsikasi Area Berbahaya : Menurut standard N. E .C & A. P. I
Klas I :
Adalah area yang terdapat ataupun akan terdapat UAP atau GAS yang mudah terbakar.
Klas II :
Adalah area yang terdapat ataupun akan terdapat debu (DUST) yang mudah terbakar.
Klas III :
Adalah area yang terdapat ataupun akan terdapat SERAT atau sejenisnya yang dapat terbakar.
Daerah Aman (Unclassified Area):
Area diluar batasan - batasan tersebut diatas dimasukkan ke daerah “Unclassified Area”
AREA KLAS I : terdiri dari 2 DIVISI yaitu :
Divisi I :
adalah area yang kemungkinan ada/ mempunyai gas atau uap bahan yang mudah terbakar pada kondisi normal
Divisi II :
Daerah atau lokasi dikatakan divisi II bila tempat tersebut memiliki potensi bahaya dari gas atau uap yang mudah terbakar pada keadaan tidak normal.
Misal saat terjadi kerusakan peralatan, saat perbaikan atau kejadian lain yang tidak setiap saat mengakibatkan adanya/timbulnya uap atau gas tersebut.
Group :
Group A : Adalah udara yang mengandungi bahan yang mudah terbakar dari bahan acetylene (karbit)
Group B : Adalah udara yang mengandungi bahan mudah terbakar atau uap dari hydrogen atau gas lain yang setara bahayanya
Group C : Adalah udara yang mengandungi uap dari ethylene atau cyclopropane
Group D : Adalah udara yang mengandungi gasoline, hexane, naptha, benzene butane, propane, alkholol, acetone, benzol, solvent atau natural gas
Group E : Adalah udara yang mengandungi debu metal, termasuk aluminum, magnesium, alloy
Group F : Adalah udara yang mengandungi partikel carbon black, coal atau debu coke
CLASSIFICATION OF HAZARDOUS AREAS
B.S. 5345i Part 1 defines area of risk as :
Zone 0 :
In which an explosive gas - air mixture is continuously present, or present for long periods.
The type of situation covered by ZONE 0 is typically,
- The Vapour space inside a tank containing hydrocarbon
Zone 1 :
In which explosive gas - air mixture is likely to occur In normal operation. The type of situation covered by ZONE 1 is typically,
a.Around a mechanical or packed seal on a pumpt which is on a hydrocarbon duty
b.Inside a Bund wall
Zone 2 :
In which an explosive gas - air mixture is not likely to occur in normal operation, and if it occurs it will exist for only a short time.
The type of situation covered by ZONE 2 is typically, a.Surrounding a Bund vail
PERATURAN-PERATURAN PADA WAKTU MEMASANG ATAU MEMELIHARA PERALATAN YANG TAHAN LEDAKAN
1. Permukaan Flensan harus bersih dan tidak rusak 2. Ulir harus bersih dan tidak rusak
3. Apabila mengganti tutup, kencangkan baut sebagaimana mestinya atau ikat semua ulir pada tutup yang berulir
KEBIJAKAN MANAJEMEN
ASPEK HSE
SISTIM & PROSEDUR
- VISI & MISI - KEBIJAKAN KORPORAT KOMPETENSI SDM RISIKO OPERASI & BISNIS MENINGKAT FAKTOR INTERNAL :
1. SKALA & KAPASITAS BISNIS MENINGKAT.
2. BAHAN-BAHAN PRODUKSI MAKIN BERAGAM & BERSIFAT B-3.
3. KONDISI OPERASI MAKIN EKSTREM.
4. KETERPADUAN UNIT OPERASI MAKIN TINGGI. MANAJEMEN RISIKO ( PROSES ) FAKTOR EKSTERNAL : 1. PERATURAN - PERUNDANGAN ASPEK HSE
2. MASYARAKAT MAKIN KRITIS. 3. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI.
4. OTONOMI DAERAH.
FASILITAS
ISU STRATEGIK SAAT INI ADALAH TUNTUTAN STAKEHOLDER TERHADAP PENANGANAN ASPEK HSE SEMAKIN MENINGKAT, ANTARA LAIN :
1. PEMEGANG SAHAM / DEWAN KOMISARIS :
UPAYA UNTUK PENGENDALIAN RISIKO BISNIS.
2. PELANGGAN :
TERJAMINNYA KEAMANAN PRODUK .
3. MASYARAKAT :
UPAYA PENGENDALIAN RISIKO TERHADAP LINGKUNGAN.
4. TENAGA KERJA :
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA ( PEKERJA ) TERHADAP RISIKO PEKERJAAN & LINGKUNGAN KERJA
5. PEMERINTAH PUSAT & DAERAH ( OTDA ) :
PENTAATAN TERHADAP PERATURAN & PERUNDANGAN ASPEK HSE.
6. PERUSAHAAN :
STANDAR TINGGI DALAM ASPEK HSE (HSE EXCELENNCE) SEBAGAI SALAH SATU KRITERIA MENUJU PERUSAHAAN KELAS DUNIA.
MENJADI PERUSAHAAN MINYAK NASIONAL KELAS DUNIA
VISI PT PERTAMINA (PERSERO)
SASARAN HSE
SISTEM
Kumpulan komponen dalam satu kesatuan yang memiliki
tujuan bersama. Kesatuan komponen tersebut memiliki keteraturan pola interaksi antar komponen dengan
hirarki dan batasan tertentu, serta beradaptasi dengan lingkungannya yang selalu berubah
PENANGANAN HSE TANPA KESISTEMAN
IJIN KERJA PELATIHANAPD
OKD KONTRAKTOR LAPORAN KEJADIAN PRODUK PROJECTKARAKTERISTIK SISTEM :
Obyektif dan ruang lingkup ditetapkan dan didokumentasikan. Tanggung jawab ditetapkan dan didokumentasikan.
Prosedur ada dan didokumentasikan. Sumber daya yang cukup disediakan. Pelatihan yang memadai disediakan.
Kemajuan pelaksanaan diukur secara periodik. Obyektif direview secara periodik.
Hasil yang dicapai direview dengan manajemen.
Komunikasi yang baik dengan semua pihak yang terkait.
P rog ram S ist em
Page 39
HSE-MS adalah bagian integral dari keseluruhan Sistem Manajemen Perusahaan utk meningkatkan kinerja HSE, sebagaimana layaknya penerapan Manajemen SDM, Manajemen Keuangan, Manajemen Pengadaan
Barang&Jasa, dll
HSE Management System Overview
HSE MS adalah suatu sistem pengelolaan aspek
HSE yang berkesinambungan agar seluruh
kegiatan operasi perusahaan dapat berjalan
dengan aman, handal, efisien, dan berwawasan
lingkungan.
ADALAH KOMITMEN TERTULIS PERUSAHAAN YANG DITUANGKAN DALAM BENTUK SISTIM UNTUK MENCAPAI DAN MENINGKATKAN KINERJA
OPERASI MELALUI UPAYA PENANGANAN ASPEK HSE YANG BERKELANJUTAN.
MERUPAKAN SUATU PROSES PENINGKATAN &
PERBAIKAN YANG TERUS MENERUS DALAM SIKLUS BERKESINAMBUNGAN & FLEKSIBEL SAMPAI MENCAPAI
Manfaat
HSE Management System
HSE MS mencerminkan nilai-nilai (values) perusahaan
dalam mengelola aspek HSE
HSE MS sebagai Knowledge Management, sehingga
tidak rancu dalam pengertian (definisi) & pemahamannya
Memudahkan dalam menentukan langkah aksi (inisiatif)
program kerja dan bahasa RKAP.
Memudahkan dalam menentukan mekanisme Evaluasi
dan kriteria Audit.
Memudahkan dalam menentukan KPI (Leading Indicator)
yang diambil dari elemen-element HSE MS yang menjadi prioritas pembenahan (OFI)
Memudahkan dalam membuat standar Kompetensi dan
HAL-HAL YANG DILAKUKAN OLEH HSE MS
• Menetapkan kriteria-kriteria yang jelas sebagai ukuran umum untuk mengoperasikan sistem-sistem manajemen • Menunjang sistem-sistem yang ada, bukan
menggantikannya
• Mencakup konsep luas dari keunggulan operasional melalui implementasi aspek K3LL
• Fleksibilitas dalam implementasi • Perbaikan yang berkelanjutan
HAL-HAL YANG
TIDAK
DILAKUKAN OLEH HSE MS Penyimpangan radikal dari kebiasaan saat ini Bukan hanya merupakan program K3lL
Menggantikan sistem yang ada
Bagaimana dapat mencapai
peningkatan yang berkelanjutan ?
Rona ke-1 Audit & review
Rona ke-2 Audit & review Rona ke-3
Audit & review
Waktu Kinerja aktual
Kapan dilaksanakan :
- rutin : risiko/potensi bahaya tinggi (mis. 2 tahun)
- tidak dijadwalkan : (ada perubahan yang besar : personil, proses, peraturan)
Page 44
ELEMENT-ELEMENT HSE MS
Existing : 2002, revisi 2009
Elemen 1: Kepemimpinan
Elemen 2: Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi
Elemen 3: K3LL dalam Desain, Kostruksi dan Komisioning Elemen 4: Pengendalian Operasional dan Pemeliharaan Elemen 5: Keselamatan Bahan dan Produk
Elemen 6: Kesiagaan dan Tanggap Darurat Elemen 7: Manajemen Perubahan
Elemen 8: Komunikasi Elemen 9: K3LL Kontraktor Elemen 10: Dokumentasi
Elemen 11: Penyelidikan Kejadian Elemen 12: Evaluasi
Page 45
VISI, MISI & TATA NILAI UNGGULAN KEBIJAKAN K3LL PENERAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN & TINDAKAN KOREKSI * Komitmen Manajemen * Keteladanan
* Peran dan Tanggung jawab
* Penilaian Awal * Persyaratan Hukum
Pedoman dan Standar * Sasaran & Target * Program Kerja * IMPLEMENTASI :
• Elemen HSE MS
* Audit Internal dan Eksternal * Pencatatan
* Pelaporan * Rekomendasi
K3LL UNGGUL HSE EXCELLENT
SIKLUS HSE MS
(Existing)
PENINGKATAN BERKELANJUTAN TINJAUAN MANAJEMEN Implementasi 12 elemen HSE
Page 46
Elemen 1 : Kepemimpinan dan Akuntabilitas (Leadership & Accountability)
Elemen 2 : Budaya, Kebijakan, dan Sasaran-sasaran
(Culture, Policy, and Objectives)
Elemen 3 : Organisasi, Tanggung jawab, Sumberdaya-sumberdaya, Standar-standar, dan Dokumentasi
(Organization, Responsibilities, Resources, Standards, and
Documentation)
Elemen 4 : Manajemen Pengendalian Bahaya dan Efek
(Hazard & Effect Management Control)
Elemen 5 : Perencanaan dan Prosedur-prosedur (Planning & Prosedures) Elemen 6 : Monitoring Penerapan dan Pelaporan
(Implementation Monitoring & Reporting) Elemen 7 : Evaluasi &Tinjauan Manajemen
(Management Review & Evaluation)
Page 47 BUDAYA, KEBIJAKAN, & SASARAN MANAJEMEN PENGENDALIAN BAHAYA & EFEK
ORGANISASI,TANGGUNG JAWAB, SUMBERDAYA,
STANDAR, & DOKUMENTASI
MONITORING PENERAPAN & PELAPORAN
HSE-MS PROCESS (New Concept)
KEPEMIMPINAN & AKUNTABILITAS
PERENCANAAN &
PROSEDUR-PROSEDUR EVALUASI & TINJAUAN
DOKUMENTASI
Bagaimana menyusun dokumentasi SMK3LL ?
Prosedur-prosedur sebagai dasar dokumentasi untuk pengendalian setiap kegiatan organisasi
Kumpulan/kelompok/bagian atau urutan dari prosedur-prosedur. Lebih dari satu jenis dokumen.
Bagian inti pedoman & lampiran-lampiran.
Pedoman bisa dalam bentuk tunggal (khusus) untuk HSE MS atau gabungan dengan Pedoman Sistim Manajemen lainnya.
PEDOMAN
(Manual)
PEDOMAN & PROSEDUR
Adalah merupakan unsur pengendalian dari standar yang diacu, dan harus didukung secara dinamis dengan peningkatan (improvement) dari sistem,
Dokumentasi sebagai sistem pengendalian
Adalah
statis
, sedangkan sasaran-sasaran &
Program sebagai upaya peningkatan adalah
Dinamis,
dan harus selalu dikaji & disesuaikan.
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI harus ada keterkaitan yang jelas
antara tingkatan pedoman, prosedur-prosedur,
instruksi kerja dan keterkaitannya dari kebijakan,
menuju ke sasaran-sasaran & target,
HSE System
Procedures
Manual
Overall HSE Policy,
Operational Policies , identify
HSE System Documents
Detailed Procedures
For each element
stipulated in Standard
Process Specs,
place cards,
forms, etc
System Documentation Structure
Sistim dokumentasi terstruktur, sebagai berikut :
KEBIJAKAN PERUSAHAAN PEDOMAN PROSEDUR INSTRUKSI KERJA Pengendalian SASARAN PROGRAM PeningkatanKEBIJAKAN K3LL (HSE POLICY) : ADALAH WUJUD DARI SIKAP DAN
DUKUNGAN PIMPINAN PERUSAHAAN TERHADAP UPAYA HSE
PENGERTIAN “KEBIJAKAN” :
SUATU ATURAN DASAR YANG MEMBERI ARAH BAGI TINDAKAN ADMINISTRATIF DAN MENYATAKAN KEWENANGAN SERTA HUBUNGAN
MASING-MASING YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN ORGANISASI
KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM ASPEK HSE
1. MINAT MANAJEMEN
2. LINGKUP KEGIATAN YANG DICAKUP
3. TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY) DAN PERTANGGUNGAN JAWAB (ACCOUNTABILITY)
4. KEBUTUHAN STAFF K.K DAN PANITIA K.K. 5. KEWENANGAN (AUTHORITY)
6. PERATURAN / STANDARD YANG DIANUT 7. KEWAJIBAN KARYAWAN
KEBIJAKAN HSE memuat (Finlay)
KESEPAKATAN MANAJEMEN UNTUK MENCIPTAKAN TEMPAT KERJA YANG AMAN.
MINAT UNTUK MEMENUHI HUKUM.
MENEKANKAN TANGGUNG JAWAB SETIAP INDIVIDU PADA SEMUA
TINGKATAN.
DASAR BAGI TUJUAN PROGRAM HSE.
BUT SINCE THE POLICY STATEMENT CANNOT OF IT SELF MAKE A SUCCESSFUL HSE PROGRAM, THE INTERN OF POLICY MUST
BE TRANSLATED INTO SPECIFIC MANAGEMENT ACTIVITIES
Kebijakan Dirut. Pertamina
• P – Prioritas pertama untuk aspek HSE
• I – Identifikasi proses bahaya dan kurangi risiko serendah mungkin
• T – Teknologi mutakhir untuk mengurangi dampak terhadap manusia, aset, dan lingkungan
• A – menjadikan kinerja HSE dalam penilaian dan penghargaan (Award)
• L – Meningkatkan Kesadaran dan Kompetensi Pekerja (melalui peLatihan)
HSE GOLDEN RULES
Anda dan saya patuh pada hukum, kebijakan, peraturan, dan prosedur Anda dan saya mengintervensi terhadap tindakan tidak aman dan
meyalahi peraturan
Anda dan saya bisa menghentikan pekerjaan jika melihat kondisi tidak aman
Anda dan saya peduli pada orang di sekitar Anda.
MENJADI SEORANG GOLDEN RULES LEADER :
Anda dan Saya mematuhi
Anda dan Saya melakukan Intervensi Anda dan Saya Peduli
Apakah Anda secara pribadi berkomitmen untuk patuh dengan : 1. Mengetahui, mengerti, dan mengikuti kebijakan HSE
2. Selalu menjadi role model untuk kepatuhan terhadap peraturan HSE 3. Selalu menutup filing cabinet setelah digunakan
4. Tidak mengganjal pintu exit
5. Selalu menggunakan safety belt saat mengendarai mobil 6. Tidak bertelepon selama mengendarai mobil
7. Tidak merokok di tempat yang dilarang untuk merokok
PATUH
Apakah Anda mampu mengintervensi terhadap tindakan dan kondisi tidak aman dan menyalahi peraturan dengan :
1. Menghentikan sementara pekerjaan jika ditemukan kondisi dan tindakan tidak aman
2. Menghimbau agar tidak merokok di tempat yang dilarang utk merokok 3. Mengingatkan utk selalu berhati-hati dalam bekerja dan waspada
terhadap potensi bahaya kecelakaan dan kebakaran
4. Mengingatkan untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan pekerjaannya.
Anda dan saya peduli dengan tetangga kita…
Apakah anda memperlihatkan kepedulian kepada yang lain dengan:
• Membuang baterai bekas secara benar?
• Tidak merokok di tempat yang dilarang di dalam gedung? • Memberikan wawasana safety sehari-hari di lingkungan
keluarga & teman-teman?
• Mengendarai secara perlahan jika melewati sekolah? • Menghemat energi di tempat kerja dan di rumah?
• Selalu mempertimbangkan dampak dari kegiatan Operasi Pertamina terhadap masyarakat sekitar ?
Menjadi seorang “Golden Rule Leader”
Safety merupakan tanggung jawab setiap orang:
• Selalu melaksanakan komitmen HSE secara nyata
• Menghargai secara periodik usaha-usaha HSE yang baik oleh staff anda
• Secara pribadi terlibat menyelesaikan isu-isu HSE • Mempertimbangkan HSE di dalam setiap keputusan
bisnis
• Secara terus-menerus menekankan pentingnya mematuhi peraturan
• Secara periodik memimpin safety talk
KEPEMIMPINAN
Anda dan saya patuh terhadap aturan, kebijakan, dan prosedur… Apakah Anda secara pribadi komit untuk:
• Mengetahui dan mengikuti kebijakan HSE?
• Selalu menjadi “role model” untuk kepatuhan terhadap aturan? • Melaksanakan kebijakan tidak menggunakan Hand Phone saat
berkendaraan?
• Selalu melaksanakan pekerjaan berdasarkan prosedur, dan stop pekerjaan jika kondisi tidak aman?
• Selalu menggunakan “safety belt” saat mengendarai mobil? • Menutup “Filing Cabinet” di kantor setelah digunakan?
Kecelakaan dapat terjadi pada saya kapan saja, apabila saya lengah
Kecelakaan selalu dapat dicegah
Bekerja secara aman menandakan keahlian yang tinggi Selalu ada waktu untuk bekerja secara aman
Jika saya bertindak aman, maka rekan sesama pekerja akan berpikir baik terhadap saya
POLA PIKIR SAFETY
Bertindak dan bekerja secara aman demi keselamatan saya dan lingkungan
Tidak ada pekerjaan yang sangat mendesak, sehingga mengabaikan aspek keselamatan
Gunakan selalu APD sesuai persyaratan pekerjaan Catat dan laporkan kondisi dan perilaku tidak aman di sekitar Anda
KAIDAH dari BEST PRACTICES
:
Upaya HSE merupakan tanggung jawab setiap orang (seluruh jajaran
pekerja).
Pengelolaannya merupakan bagian melekat dari manajemen sehari-hari dan setiap pimpinan bisnis harus merencanakan dan membuat keputusan tentang potensi kerugian dari risiko murni dalam lingkup bisnisnya.
Sesuai persyaratan ISO 14001 / OHSAS 18001 : Tanggung jawab teratas ada di manajemen puncak yang harus memperlihatkan komitmennya
(visible commitment) untuk perbaikan kinerja HSE.
Manajemen harus menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk penerapan, pengendalian dan peningkatan Sistem Manajemen HSE.
Note :
Sumber daya termasuk sumber daya manusia dan keterampilan khusus, sumber daya teknologi dan finansial.
Dasar Filosofi (Paradigma) :
Model Proses Bisnis Pertamina (level 0)
Peran & tanggung jawab Fungsi HSE sbg fungsi Supporting Peran & tanggung jawab Manajemen Lini sbg Ka. Teknik
Tambang / Pemurnian & Pengolahan / Penyimpanan & Pengangkutan - Migas yang diangkat oleh Ditjen Migas.
Contoh Tanggung Jawab dalam aspek HSE :
- Mengelola Risiko selama siklus bisnis, termasuk keputusannya melakukan
perubahan.
- Pembinaan bagi Pekerja & Kontraktor.
- Pengadaan & pemeliharaan Peralatan & Fasilitas HSE - Penyelidikan Insiden & Pelaporannya.
Page 65
PERAN & TANGGUNG JAWAB FUNGSI HSE
Konsultan internal Analist & katalist
Inspector atau auditor
Motivator & Communicator Penghubung (liaison)
bagi Stakeholder (internal & eksternal)
PERAN & TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN LINI BISNIS
Menjamin HSE MS diterapkan
Menjamin kepatuhan thd Peraturan dan Persyaratan yang berlaku
Mengalokasikan Sumber Daya yang cukup
Memastikan dan melaporkan kinerja (Performance Management).
bagi kegiatan Bisinisnya
Page 66
PERAN & TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN LINI BISNIS
Menjamin SM K3LL & MM diterapkan
Menjamin kepatuhan terhadap Peraturan
dan Persyaratan yang berlaku
Mengalokasikan Sumber Daya yang
cukup
Memastikan dan melaporkan kinerja
(Performance Management).
Role of HSE function
Role of Line - Mgt function
1.Menilai/mengidentifikasi keadaan/tindakan yg dpt menimbulkan Insiden
2.Mengembangkan Metode Pencegahan Insiden & Loss Control.
3. Menginformasikan/
mengkomunikasikan Program Pencegahan Insiden & Loss Control.
4. Mengukur Efektifitas dari HSE Management System.
1. Menyusun program &
Mengalokasikan Anggaran HSE 2. Menjamin tidak ada Keadaan / Tindakan Berbahaya
3. Mendiskripsikan Potensi Bahaya atau Risiko & Pengendaliannya. 4. Mengawasi Praktek & Proses Kerja yg benar.
5. Melakukan pembinaan & Instruksi (HSE Meeting/Talk) 6. Memberi contoh keteladanan (Lead by Example)
7. Memberi Reward & Punishment 8. Melaporan Kinerja kepada
Atasan (Internal & Migas)
HSE CULTURE
HSE MANAGEMENT SYSTEM
OPERATION
EXCELLENCE
BUDAYA HSE MERUPAKAN PONDASI
PEMBUDAYAAN HSE
HSE CULTURE
Sebagai bagian dari
Budaya Perusahaan (Company Culture)
Kunci keberhasilan mempergunakan setiap
kesempatan untuk menerapkan secara
efektif program HSE MS adalah apabila
program tersebut telah menjadi bagian
budaya perusahaan (company culture).
Budaya perusahaan adalah nilai (values) yang menggambarkan (represent) dari standar perusahaan yang mempengaruhi kebanyakan
aspek dalam lingkungan kerja
Budaya Perusahaan merupakan NILAI, yang merefleksikan pendapat (opinions), tindakan
(action) dan perilaku (behavior) manajemen yang
diteruskan (transmitted) kepada para pekerja. Setiap aspek kehidupan organisasi, membutuhkan komitmen yang efektif dari manajemen yang nyata
terwujud dalam tindakan dan perilakunya, termasuk perannya terhadap program HSE.
Budaya HSE
adalah budaya organisasi dlm aspek HSE
disuatu perusahaan, dan memperlihatkan sejauh mana
prioritas HSE pada pekerja dalam berpikir dan bertindak.
Pembudayaan
adalah upaya/proses memberdayakan
Pekerja shg mereka mengetahui, memahami, bertindak
sesuai norma & perilaku organisasi serta menjadi
HSE CULTURE Characteristics :
HSE is a cleary recoqnized value
Accountability for HSE is clear
HSE is learning driven
HSE is integrated into all activities
Leadership for HSE is clear.
A Line Management responsibility with visible
commitment, Leadership & Involvement
Understood, Shared & Practiced by All Employees
An Integral Part of Every day Business
Loss to People, Property & Process are considered
Avoidable
PANDUAN PENGUKURAN
BUDAYA HSE PERTAMINA
TINGKATAN BUDAYA HSE MENUJU WORLD CLASS PERFORMANCE
1. Pathological
2. Reactive
3. Calculative
4. Proactive
5. Generative
PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan
REACTIVE
Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap
kita mendapat insiden
CALCULATIVE Kita mempunyai sistim
yang berlaku untuk mengelola semua bahaya
PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih
temui
GENERATIVE HSE adalah bagaimana
kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed
The various HSE cultures
Reactive,
• Safety dilihat secara serius, menjadi perhatian khusus dan spesifik setelah terjadi suatu insiden
Orang2 berpendapat bahwa anda harus faham bahwa di tempat kami berbeda dengan di tempat lain dari sisi risikonya lebih rendah
Manajemen frustasi dan berpendapat : “kita hanya akan mengerjakan apa yang bisa kita anggap bisa dikerjakan”, Kabar buruk dibiarkan & disembunyikan
Pathological, is where
Para pekerja benar2 tidak peduli safety HSE dibiarkan sendiri sebagaimana adanya HSE hanya digerakkan oleh UU dan peraturan
Orang2 berpendapat : “tentu saja kita dapat insiden, ini adalah bisnis yang mempunyai risiko”.
PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan
REACTIVE
Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap
kita mendapat insiden
CALCULATIVE Kita mempunyai sistim
yang berlaku untuk mengelola semua bahaya
PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih
temui
GENERATIVE HSE adalah bagaimana
kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed
The various HSE cultures
Proactive Melihat ke depan
• Mengambil langkah untuk mencegah insiden sebelum terjadi
• Seluruh tenaga kerja terlibat secara praktek • Orang murni bertindak secara hati2 dan peduli
terhadap HSE
• Pemimpin memberlakukan safety sebagai nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis • Menciptakan lingkungan yang memotivasi
untuk mematuhi aturan safety
• HSE adalah sesuatu yang nyata. Orang benar2 terlibat, percaya & bertanggungjawab • Tenaga kerja mengerti apa yang diharapkan
manajer, dan sebaliknya, manajer selalu membuat pesan safety.
Calculative, Perusahaan nyaman dng sistem
manajemen HSE yang berlaku dan berorientasi pada jumlah yang sudah dicapai
Sudah diimplementasikan secara sukses dan pemimpin berbicara tentang pentingnya safety Fokus pada pemenuhan peraturan
Kebiasaan untuk mengumpulkan statistik
Kontraktor sudah dimasukkan dalam record safety Kabar buruk sudah diterima, tetapi masih dirasakan
tidak nyaman,
PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan
REACTIVE
Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap
kita mendapat insiden
CALCULATIVE Kita mempunyai sistim
yang berlaku untuk mengelola semua bahaya
PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih
temui
GENERATIVE HSE adalah bagaimana
aspek kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed
The various HSE cultures
Generative organizations
• Kinerja HSE merupakan indikator “good business performance”
• Mereka menset standar yang sangat tinggi lebih dari sekedar memenuhi standar minimum
• Mereka memandang kegagalan sebagai sesuatu yang harus diperbaiki dan bukan untuk diblame
PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan
REACTIVE
Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap
kita mendapat insiden
CALCULATIVE Kita mempunyai sistim
yang berlaku untuk mengelola semua bahaya
PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih
temui
GENERATIVE HSE adalah bagaimana
kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed
The various HSE cultures
Generative organizations
• Kinerja HSE merupakan indikator “good business performance”
• Mereka menset standar yang sangat tinggi lebih dari sekedar memenuhi standar minimum • Mereka memandang kegagalan sebagai sesuatu yang harus diperbaiki dan bukan untuk
diblame
Proactive Melihat ke depan
• Mengambil langkah untuk mencegah insiden sebelum terjadi • Seluruh tenaga kerja terlibat secara praktek
• Orang murni bertindak secara hati2 dan peduli terhadap HSE
• Pemimpin memberlakukan safety sebagai nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis
• Menciptakan lingkungan yang memotivasi untuk mematuhi aturan safety • HSE adalah sesuatu yang nyata. Orang benar2 terlibat, percaya &
bertanggungjawab
• Tenaga kerja mengerti apa yang diharapkan manajer, dan sebaliknya, manajer selalu membuat pesan safety.
Calculative, Perusahaan nyaman dng sistem manajemen HSE yang berlaku dan berorientasi pada jumlah yang sudah dicapai
Sudah diimplementasikan secara sukses dan pemimpin berbicara tentang pentingnya safety
Fokus pada pemenuhan peraturan
Kebiasaan untuk mengumpulkan statistik
Kontraktor sudah dimasukkan dalam record safety
Kabar buruk sudah diterima, tetapi masih dirasakan tidak nyaman, Banyak audit & rekomendasi yang perlu dilaksanakan
Reactive,
• Safety dilihat secara serius, menjadi perhatian khusus dan spesifik setelah terjadi suatu insiden
Orang2 berpendapat bahwa anda harus faham bahwa di tempat kami berbeda dengan di tempat lain dari sisi risikonya lebih rendah
Manajemen frustasi dan berpendapat : “kita hanya akan mengerjakan apa yang bisa kita anggap bisa dikerjakan”, Kabar buruk dibiarkan & disembunyikan
Pathological, is where
Para pekerja benar2 tidak peduli safety HSE dibiarkan sendiri sebagaimana adanya HSE hanya digerakkan oleh UU dan peraturan
Orang2 berpendapat : “tentu saja kita dapat insiden, ini adalah bisnis yang mempunyai risiko”.
TARGET PENCAPAIAN BUDAYA HSE
Leading
(World Class Company)
Improving
Succeeding
Beginning
Zero
PATOLOGIKAL
Para pekerja benar2 tidak peduli safety HSE dibiarkan sendiri sebagaimana adanya HSE hanya digerakkan oleh UU dan peraturan Orang2 berpendapat
: “tentu saja kita dapat insiden, ini adalah bisnis yang mempunyai risiko”. Berita buruk dihindari
& diabaikan
REAKTIF Safety dilihat secara
serius, menjadi perhatian khusus dan spesifik setelah terjadi suatu insiden
Orang2 berpendapat bahwa anda harus faham bahwa di tempat kami berbeda dengan di tempat lain dari sisi risikonya lebih rendah
Manajemen frustasi dan berpendapat : “kita hanya akan mengerjakan apa yang bisa kita anggap bisa dikerjakan”, Kabar buruk dibiarkan
& disembunyikan
KALKULATIF
Perusahaan nyaman dng sistem manajemen HSE yang berlaku dan berorientasi pada jumlah yang sudah dicapai Sudah diimplementasikan
secara sukses dan pemimpin berbicara tentang pentingnya safety Fokus pada pemenuhan
peraturan Kebiasaan untuk
mengumpulkan statistik Kontraktor sudah
dimasukkan dalam record safety
Kabar buruk sudah diterima, tetapi masih dirasakan tidak nyaman, Banyak audit &
rekomendasi yang perlu dilaksanakan
PROAKTIF
• Melihat ke depan
• Mengambil langkah untuk mencegah insiden sebelum terjadi • Seluruh tenaga kerja
terlibat secara praktek • Orang murni bertindak secara hati2 dan peduli terhadap HSE
• Pemimpin memberlakukan safety sebagai nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis • Menciptakan lingkungan
yang memotivasi untuk mematuhi aturan safety • HSE adalah sesuatu yang
nyata. Orang benar2 terlibat, percaya & bertanggungjawab • Tenaga kerja mengerti apa
yang diharapkan manajer, dan sebaliknya, manajer selalu membuat pesan safety. 2009 - 2010 2011 - 2013 I N C I D E N T R A T E GENERATIF • Kinerja HSE merupakan indikator “good business performance” • Mereka menset
standar yang sangat tinggi lebih dari sekedar memenuhi standar minimum • Mereka memandang
kegagalan sebagai sesuatu yang harus diperbaiki dan bukan untuk diblame TAKE OFF (World Class Company) Continued 2014
Bisnis pada level ini masih terjadi insiden, dan orang-orang surprise karena “insiden masih bisa terjadi”, karena “berpikir mengapa system yang sudah ada tidak
bisa mencegah
Masih bisa terjadi kegagalan, namun dari pada melihat factor kesalahannya, organisasi ini benar-benar mencari dan
1. LAPORAN TAHUNAN MENGENAI DAFTAR JUMLAH JAM KERJA TANPA KELAKAAN YANG BERAKIBAT HILANGNYA HARI KERJA.
2. LAPORAN BULANAN MENGENAI DAFTAR JUMLAH TENAGA KERJA, JAM KERJA DAN ANGKA KECELAKAAN.
3. LAPORAN TRIWULANAN MENGENAI PERHITUNGAN BIAYA KECELAKAAN 4. LAPORAN BULANAN MENGENAI HASIL PERTEMUAN / PENYULUHAN
KESELAMATAN KERJA.
5. LAPORAN PEMBERITAHUAN ADANYA PENCEMARAN PERAIRAN.
6. LAPORAN BULANAN MENGENAI TERJADINYA PENCEMARAN PERAIRAN. 7. LAPORAN BULANAN MENGENAI PEMAKAIAN BAHAN KIMIA UNTUK
PENANGGULANGAN PENCEMARAN PERAIRAN.
SISTEM PELAPORAN HSE
Pelaporan ke Direktur Teknik & Lingkungan Migas
Pelaporan ke Pemda setempat (Bapedalda)
1. Laporan Program Kerja & Realisasi
Bulanan/Triwulan/Tahunan, termasuk
Jumlah Jam Kerja Selamat, Ner-miss, dll
2. Laporan Pembinaan / Pelatihan HSE
3. Laporan Kondisi Peralatan & Fasilitas HSE
4. Laporan Insiden (dalam 2 x 24 jam)
5. Laporan Penyelidikan Insiden
6. Laporan HSE – BOD Online
LATAR BELAKANG
Kepedulian Board Of Director (BOD) PT Pertamina (Persero) akan keberlangsungan operasional
perusahaan dan image perusahaan
Wujud dari pernyataan komitmen BOD atas HSE (Kebijakan HSE)
Kebutuhan: salah satu upaya yang dilakukan
dalam Transformasi Pertamina, khususnya dalam aspek pembudayaan HSE
If you can’t manage HSE, you can’t manage other aspect of business
Sistem yang mengakomodir pelaporan KPI secara
online yang mencakup seluruh wilayah kerja Pertamina; baik direktorat maupun anak perusahaan, baik korporat maupun unit/area operasi
APA HSE BOD ONLINE?
Sistem yang dapat diakses langsung oleh BOD, dan menjadi salah satu point pembahasan dalam HSE Committee Meeting BOD
Everybody is responsible for HSE, and the management are accountable for it
APA YANG DILAPORKAN?
Target atas indeks kinerja HSE yang terdiri atas leading indicator dan lagging indicator.
Leading Indicator:
- Management Walkthrough (MWT) - HSE Meeting
Lagging Indicator:
- Number Of Accident (NOA)
- Total Recordable Injury Rate (TRIR)
Our tomorrow starts with our safety today
Management Walkthrough (MWT)
Manajemen inspeksi/audit ke Plant Site
• Terjadi komunikasi langsung dengan pekerja - apraisal dari manajemen
- ikrar/janji
• Adanya temuan & rekomendasi perbaikan • Adanya rencana tindaklanjut
• Adanya observer - advanced
HSE Meeting
Bentuk : Rapat HSE Committee, Rapat Khusus Koordinasi HSE, SSD, Lesson Learned
• Dipimpin oleh pimpinan pekerjaan (Role Model) • Diskusi dua arah
• Menjadi kebutuhan
Number of Accident (NOA)
• Terjadi kasus kecelakaan kerja Fatal (Meninggal) • Terjadi Tumpahan Minyak > 15 barel
• Terjadi Properti Damage > 1 juta US $
Total Recordable Injury Rate (TRIR)
• Fatality (Kecelakaan yang menyebabkan kematian) • Lost Workdays (Kecel. yang menyebabkan Hari
Hilang)
• Restricted Work Activity (Kecel. yang menyebabkan pembatasan kerja / kerja ringan)
• Medical treatment beyond first aid (Pengobatan melebihi perawatan P3K)