• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Area Berbahaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Klasifikasi Area Berbahaya"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Klasifikasi Area Berbahaya

HSE Corporate

Nama : Kusmadi Status : 201

Alumni : USU

Fungsi : HSE Corporate

Pengalaman kerja : 26 tahun Alamat : jln. Delima No 25, Bedog Sleman, Yogyakarta

(2)

POKOK BAHASAN

1. Pengenalan

2. Klasifikasi Zona dan Lokasi Bahaya 3. Perlindungan Peralatan Listrik

4. Standar dan Panduan Penting Lainnya 5. Sistim Deteksi di Area Berbahaya

6. Sistim Perlindungan Kebakaran dan Ledakan 7. Praktek Kerja Aman di Area Berbahaya

8. Langkah Panduan menentukan Klasifikasi Area 9. Konsekuensi dan Klasifikasi yang tidak tepat. 10. Contoh

(3)

HIRARKI KETENTUAN

PERUSAHAAN

Tata Nilai

Sistem Manajemen Kebijakan Perusahaan

Prosedur (Sistem & Tata kerja)

Pedoman Perilaku

Budaya Kinerja

(4)

PANDUAN PENGUKURAN

BUDAYA HSE PERTAMINA

TINGKATAN BUDAYA HSE MENUJU WORLD CLASS PERFORMANCE

1. Pathological

2. Reactive

3. Calculative

4. Proactive

5. Generative

(5)

PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan

REACTIVE

Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap

kita mendapat insiden

CALCULATIVE Kita mempunyai sistim

yang berlaku untuk mengelola semua bahaya

PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih

temui

GENERATIVE HSE adalah bagaimana

kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed

The various HSE cultures

Reactive,

• Safety dilihat secara serius, menjadi perhatian khusus dan spesifik setelah terjadi suatu insiden

 Orang2 berpendapat bahwa anda harus faham bahwa di tempat kami berbeda dengan di tempat lain dari sisi risikonya lebih rendah

 Manajemen frustasi dan berpendapat : “kita hanya akan mengerjakan apa yang bisa kita anggap bisa dikerjakan”,  Kabar buruk dibiarkan & disembunyikan

Pathological, is where

 Para pekerja benar2 tidak peduli safety  HSE dibiarkan sendiri sebagaimana adanya  HSE hanya digerakkan oleh UU dan peraturan

Orang2 berpendapat : “tentu saja kita dapat insiden, ini adalah bisnis yang mempunyai risiko”.

(6)

PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan

REACTIVE

Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap

kita mendapat insiden

CALCULATIVE Kita mempunyai sistim

yang berlaku untuk mengelola semua bahaya

PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih

temui

GENERATIVE HSE adalah bagaimana

kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed

The various HSE cultures

Proactive Melihat ke depan

• Mengambil langkah untuk mencegah insiden sebelum terjadi

• Seluruh tenaga kerja terlibat secara praktek • Orang murni bertindak secara hati2 dan peduli

terhadap HSE

• Pemimpin memberlakukan safety sebagai nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis • Menciptakan lingkungan yang memotivasi

untuk mematuhi aturan safety

• HSE adalah sesuatu yang nyata. Orang benar2 terlibat, percaya & bertanggungjawab • Tenaga kerja mengerti apa yang diharapkan

manajer, dan sebaliknya, manajer selalu membuat pesan safety.

 Calculative, Perusahaan nyaman dng sistem

manajemen HSE yang berlaku dan berorientasi pada jumlah yang sudah dicapai

 Sudah diimplementasikan secara sukses dan pemimpin berbicara tentang pentingnya safety  Fokus pada pemenuhan peraturan

 Kebiasaan untuk mengumpulkan statistik

 Kontraktor sudah dimasukkan dalam record safety  Kabar buruk sudah diterima, tetapi masih dirasakan

tidak nyaman,

(7)

PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan

REACTIVE

Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap

kita mendapat insiden

CALCULATIVE Kita mempunyai sistim

yang berlaku untuk mengelola semua bahaya

PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih

temui

GENERATIVE HSE adalah bagaimana

aspek kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed

The various HSE cultures

Generative organizations

• Kinerja HSE merupakan indikator “good business performance”

• Mereka menset standar yang sangat tinggi lebih dari sekedar memenuhi standar minimum

• Mereka memandang kegagalan sebagai sesuatu yang harus diperbaiki dan bukan untuk diblame

(8)
(9)

Menjadi seorang “Golden Rule Leader”

Safety merupakan tanggung jawab setiap orang:

• Selalu melaksanakan komitmen HSE secara nyata

• Menghargai secara periodik usaha-usaha HSE yang baik oleh staff anda

• Secara pribadi terlibat menyelesaikan isu-isu HSE • Mempertimbangkan HSE di dalam setiap keputusan

bisnis

• Secara terus-menerus menekankan pentingnya mematuhi peraturan

• Secara periodik memimpin safety talk

KEPEMIMPINAN

(10)

Tujuan Klasifikasi Area

• Memahami metode klasifikasi area berbahaya pada area kerja di bidang minyak dan gas bumi

• Memahami perlindungan kebakaran dan ledakan pada area berbahaya

• Dapat memilih peralatan listrik dan cara kerja aman yang sesuai dengan klasifikasi area berbahaya tersebut

• Meningkatkan kesadaran pekerja terhadap

(11)

Flahs Point :

The minimum liquid temperature at which sufficient vapour is given off to form a mixture with air which is capable of ignition under prescribeud test conditions.

Flammable Range :

The rang of concentration of % volumes of flammable material in air which arae capable of ignition and subsequent flame

propogation under prescribeb test conditions.

Flamable Liquid :

Cairan mudah terbakar, dibagi menjadi 2 klas menurut Flash pointnya:

1. Klas I . Cairan mudah terbakar yang mempunyai flash point < 100° F pada 40 psia

2. Klas II. Cairan mudah terbakar yang mempunyai Flash Point > 100° F pada 40 psia

(12)

Area Berbahaya

1. Bahaya dari gas-gas atau cairan-cairan yang dapat terbakar, menyebabkan kebakaran atau ledakan jika terpantik.

2. Komponen kebakaran atau ledakan bakar, oksigen, dan sumber pengapian.

3. Campuran gas-udara sebagai pemicu api.

4. Ledakan dapat terjadi dari gas atau campuran gas dengan udara yang terbakar menyebabkan ekspansi.

(13)

Area berbahaya adalah area yang di dalamnya terdapat potensi bahaya yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan sehubungan dengan adanya gas atau campuran di udara yang dapat terbakar (dan bukan gas beracun).

Pada instalasi lepas pantai (offshore):

Area berbahaya seringkali berada dalam modul Lain

Pada instalasi darat (onshore):

Suatu area dikategorikan berbahaya ketika tidak terdapat batasan yang mudah diidentifikasi, misalnya area

pengeboran, area penyimpanan cairan yang dapat terbakar

(14)

NEC : National Electrical Code

API : American Petroleum Institute BS : British Standard

NESC : National Electrical Safety Code

BASEFA : British Approvals Servive for Electrical Equipment in Flamablel Atmospheres

PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik

IEC : International Electrotechnical Commission JIS : Japanase Industrial Standard

CENELEC : Center European des Normes Electriques

(15)

KlasIsikasi Area Berbahaya : Menurut standard N. E .C & A. P. I

Klas I :

Adalah area yang terdapat ataupun akan terdapat UAP atau GAS yang mudah terbakar.

Klas II :

Adalah area yang terdapat ataupun akan terdapat debu (DUST) yang mudah terbakar.

Klas III :

Adalah area yang terdapat ataupun akan terdapat SERAT atau sejenisnya yang dapat terbakar.

Daerah Aman (Unclassified Area):

Area diluar batasan - batasan tersebut diatas dimasukkan ke daerah “Unclassified Area”

(16)

AREA KLAS I : terdiri dari 2 DIVISI yaitu :

Divisi I :

adalah area yang kemungkinan ada/ mempunyai gas atau uap bahan yang mudah terbakar pada kondisi normal

Divisi II :

Daerah atau lokasi dikatakan divisi II bila tempat tersebut memiliki potensi bahaya dari gas atau uap yang mudah terbakar pada keadaan tidak normal.

Misal saat terjadi kerusakan peralatan, saat perbaikan atau kejadian lain yang tidak setiap saat mengakibatkan adanya/timbulnya uap atau gas tersebut.

(17)
(18)

Group :

Group A : Adalah udara yang mengandungi bahan yang mudah terbakar dari bahan acetylene (karbit)

Group B : Adalah udara yang mengandungi bahan mudah terbakar atau uap dari hydrogen atau gas lain yang setara bahayanya

Group C : Adalah udara yang mengandungi uap dari ethylene atau cyclopropane

Group D : Adalah udara yang mengandungi gasoline, hexane, naptha, benzene butane, propane, alkholol, acetone, benzol, solvent atau natural gas

Group E : Adalah udara yang mengandungi debu metal, termasuk aluminum, magnesium, alloy

Group F : Adalah udara yang mengandungi partikel carbon black, coal atau debu coke

(19)
(20)

CLASSIFICATION OF HAZARDOUS AREAS

B.S. 5345i Part 1 defines area of risk as :

Zone 0 :

In which an explosive gas - air mixture is continuously present, or present for long periods.

The type of situation covered by ZONE 0 is typically,

- The Vapour space inside a tank containing hydrocarbon

Zone 1 :

In which explosive gas - air mixture is likely to occur In normal operation. The type of situation covered by ZONE 1 is typically,

a.Around a mechanical or packed seal on a pumpt which is on a hydrocarbon duty

b.Inside a Bund wall

Zone 2 :

In which an explosive gas - air mixture is not likely to occur in normal operation, and if it occurs it will exist for only a short time.

The type of situation covered by ZONE 2 is typically, a.Surrounding a Bund vail

(21)
(22)

PERATURAN-PERATURAN PADA WAKTU MEMASANG ATAU MEMELIHARA PERALATAN YANG TAHAN LEDAKAN

1. Permukaan Flensan harus bersih dan tidak rusak 2. Ulir harus bersih dan tidak rusak

3. Apabila mengganti tutup, kencangkan baut sebagaimana mestinya atau ikat semua ulir pada tutup yang berulir

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

KEBIJAKAN MANAJEMEN

ASPEK HSE

SISTIM & PROSEDUR

- VISI & MISI - KEBIJAKAN KORPORAT KOMPETENSI SDM RISIKO OPERASI & BISNIS MENINGKAT FAKTOR INTERNAL :

1. SKALA & KAPASITAS BISNIS MENINGKAT.

2. BAHAN-BAHAN PRODUKSI MAKIN BERAGAM & BERSIFAT B-3.

3. KONDISI OPERASI MAKIN EKSTREM.

4. KETERPADUAN UNIT OPERASI MAKIN TINGGI. MANAJEMEN RISIKO ( PROSES ) FAKTOR EKSTERNAL : 1. PERATURAN - PERUNDANGAN ASPEK HSE

2. MASYARAKAT MAKIN KRITIS. 3. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

INFORMASI.

4. OTONOMI DAERAH.

FASILITAS

(33)

ISU STRATEGIK SAAT INI ADALAH TUNTUTAN STAKEHOLDER TERHADAP PENANGANAN ASPEK HSE SEMAKIN MENINGKAT, ANTARA LAIN :

1. PEMEGANG SAHAM / DEWAN KOMISARIS :

UPAYA UNTUK PENGENDALIAN RISIKO BISNIS.

2. PELANGGAN :

TERJAMINNYA KEAMANAN PRODUK .

3. MASYARAKAT :

UPAYA PENGENDALIAN RISIKO TERHADAP LINGKUNGAN.

4. TENAGA KERJA :

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA ( PEKERJA ) TERHADAP RISIKO PEKERJAAN & LINGKUNGAN KERJA

5. PEMERINTAH PUSAT & DAERAH ( OTDA ) :

PENTAATAN TERHADAP PERATURAN & PERUNDANGAN ASPEK HSE.

6. PERUSAHAAN :

STANDAR TINGGI DALAM ASPEK HSE (HSE EXCELENNCE) SEBAGAI SALAH SATU KRITERIA MENUJU PERUSAHAAN KELAS DUNIA.

(34)

MENJADI PERUSAHAAN MINYAK NASIONAL KELAS DUNIA

VISI PT PERTAMINA (PERSERO)

SASARAN HSE

(35)
(36)

SISTEM

Kumpulan komponen dalam satu kesatuan yang memiliki

tujuan bersama. Kesatuan komponen tersebut memiliki keteraturan pola interaksi antar komponen dengan

hirarki dan batasan tertentu, serta beradaptasi dengan lingkungannya yang selalu berubah

(37)

PENANGANAN HSE TANPA KESISTEMAN

IJIN KERJA PELATIHAN

APD

OKD KONTRAKTOR LAPORAN KEJADIAN PRODUK PROJECT

(38)

KARAKTERISTIK SISTEM :

 Obyektif dan ruang lingkup ditetapkan dan didokumentasikan.  Tanggung jawab ditetapkan dan didokumentasikan.

 Prosedur ada dan didokumentasikan.  Sumber daya yang cukup disediakan.  Pelatihan yang memadai disediakan.

 Kemajuan pelaksanaan diukur secara periodik.  Obyektif direview secara periodik.

 Hasil yang dicapai direview dengan manajemen.

 Komunikasi yang baik dengan semua pihak yang terkait.

P rog ram S ist em

(39)

Page 39

HSE-MS adalah bagian integral dari keseluruhan Sistem Manajemen Perusahaan utk meningkatkan kinerja HSE, sebagaimana layaknya penerapan Manajemen SDM, Manajemen Keuangan, Manajemen Pengadaan

Barang&Jasa, dll

HSE Management System Overview

HSE MS adalah suatu sistem pengelolaan aspek

HSE yang berkesinambungan agar seluruh

kegiatan operasi perusahaan dapat berjalan

dengan aman, handal, efisien, dan berwawasan

lingkungan.

(40)

ADALAH KOMITMEN TERTULIS PERUSAHAAN YANG DITUANGKAN DALAM BENTUK SISTIM UNTUK MENCAPAI DAN MENINGKATKAN KINERJA

OPERASI MELALUI UPAYA PENANGANAN ASPEK HSE YANG BERKELANJUTAN.

MERUPAKAN SUATU PROSES PENINGKATAN &

PERBAIKAN YANG TERUS MENERUS DALAM SIKLUS BERKESINAMBUNGAN & FLEKSIBEL SAMPAI MENCAPAI

(41)

Manfaat

HSE Management System

 HSE MS mencerminkan nilai-nilai (values) perusahaan

dalam mengelola aspek HSE

 HSE MS sebagai Knowledge Management, sehingga

tidak rancu dalam pengertian (definisi) & pemahamannya

 Memudahkan dalam menentukan langkah aksi (inisiatif)

program kerja dan bahasa RKAP.

 Memudahkan dalam menentukan mekanisme Evaluasi

dan kriteria Audit.

 Memudahkan dalam menentukan KPI (Leading Indicator)

yang diambil dari elemen-element HSE MS yang menjadi prioritas pembenahan (OFI)

 Memudahkan dalam membuat standar Kompetensi dan

(42)

HAL-HAL YANG DILAKUKAN OLEH HSE MS

• Menetapkan kriteria-kriteria yang jelas sebagai ukuran umum untuk mengoperasikan sistem-sistem manajemen • Menunjang sistem-sistem yang ada, bukan

menggantikannya

• Mencakup konsep luas dari keunggulan operasional melalui implementasi aspek K3LL

• Fleksibilitas dalam implementasi • Perbaikan yang berkelanjutan

HAL-HAL YANG

TIDAK

DILAKUKAN OLEH HSE MS

 Penyimpangan radikal dari kebiasaan saat ini  Bukan hanya merupakan program K3lL

 Menggantikan sistem yang ada

(43)

Bagaimana dapat mencapai

peningkatan yang berkelanjutan ?

Rona ke-1 Audit & review

Rona ke-2 Audit & review Rona ke-3

Audit & review

Waktu Kinerja aktual

Kapan dilaksanakan :

- rutin : risiko/potensi bahaya tinggi (mis. 2 tahun)

- tidak dijadwalkan : (ada perubahan yang besar : personil, proses, peraturan)

(44)

Page 44

ELEMENT-ELEMENT HSE MS

Existing : 2002, revisi 2009

Elemen 1: Kepemimpinan

Elemen 2: Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi

Elemen 3: K3LL dalam Desain, Kostruksi dan Komisioning Elemen 4: Pengendalian Operasional dan Pemeliharaan Elemen 5: Keselamatan Bahan dan Produk

Elemen 6: Kesiagaan dan Tanggap Darurat Elemen 7: Manajemen Perubahan

Elemen 8: Komunikasi Elemen 9: K3LL Kontraktor Elemen 10: Dokumentasi

Elemen 11: Penyelidikan Kejadian Elemen 12: Evaluasi

(45)

Page 45

VISI, MISI & TATA NILAI UNGGULAN KEBIJAKAN K3LL PENERAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN & TINDAKAN KOREKSI * Komitmen Manajemen * Keteladanan

* Peran dan Tanggung jawab

* Penilaian Awal * Persyaratan Hukum

Pedoman dan Standar * Sasaran & Target * Program Kerja * IMPLEMENTASI :

• Elemen HSE MS

* Audit Internal dan Eksternal * Pencatatan

* Pelaporan * Rekomendasi

K3LL UNGGUL HSE EXCELLENT

SIKLUS HSE MS

(Existing)

PENINGKATAN BERKELANJUTAN TINJAUAN MANAJEMEN Implementasi 12 elemen HSE

(46)

Page 46

Elemen 1 : Kepemimpinan dan Akuntabilitas (Leadership & Accountability)

Elemen 2 : Budaya, Kebijakan, dan Sasaran-sasaran

(Culture, Policy, and Objectives)

Elemen 3 : Organisasi, Tanggung jawab, Sumberdaya-sumberdaya, Standar-standar, dan Dokumentasi

(Organization, Responsibilities, Resources, Standards, and

Documentation)

Elemen 4 : Manajemen Pengendalian Bahaya dan Efek

(Hazard & Effect Management Control)

Elemen 5 : Perencanaan dan Prosedur-prosedur (Planning & Prosedures) Elemen 6 : Monitoring Penerapan dan Pelaporan

(Implementation Monitoring & Reporting) Elemen 7 : Evaluasi &Tinjauan Manajemen

(Management Review & Evaluation)

(47)

Page 47 BUDAYA, KEBIJAKAN, & SASARAN MANAJEMEN PENGENDALIAN BAHAYA & EFEK

ORGANISASI,TANGGUNG JAWAB, SUMBERDAYA,

STANDAR, & DOKUMENTASI

MONITORING PENERAPAN & PELAPORAN

HSE-MS PROCESS (New Concept)

KEPEMIMPINAN & AKUNTABILITAS

PERENCANAAN &

PROSEDUR-PROSEDUR EVALUASI & TINJAUAN

(48)

DOKUMENTASI

Bagaimana menyusun dokumentasi SMK3LL ?

Prosedur-prosedur sebagai dasar dokumentasi untuk pengendalian setiap kegiatan organisasi

 Kumpulan/kelompok/bagian atau urutan dari prosedur-prosedur.  Lebih dari satu jenis dokumen.

 Bagian inti pedoman & lampiran-lampiran.

Pedoman bisa dalam bentuk tunggal (khusus) untuk HSE MS atau gabungan dengan Pedoman Sistim Manajemen lainnya.

PEDOMAN

(Manual)

PEDOMAN & PROSEDUR

Adalah merupakan unsur pengendalian dari standar yang diacu, dan harus didukung secara dinamis dengan peningkatan (improvement) dari sistem,

(49)

Dokumentasi sebagai sistem pengendalian

Adalah

statis

, sedangkan sasaran-sasaran &

Program sebagai upaya peningkatan adalah

Dinamis,

dan harus selalu dikaji & disesuaikan.

DOKUMENTASI

DOKUMENTASI harus ada keterkaitan yang jelas

antara tingkatan pedoman, prosedur-prosedur,

instruksi kerja dan keterkaitannya dari kebijakan,

menuju ke sasaran-sasaran & target,

(50)

HSE System

Procedures

Manual

Overall HSE Policy,

Operational Policies , identify

HSE System Documents

Detailed Procedures

For each element

stipulated in Standard

Process Specs,

place cards,

forms, etc

System Documentation Structure

(51)

Sistim dokumentasi terstruktur, sebagai berikut :

KEBIJAKAN PERUSAHAAN PEDOMAN PROSEDUR INSTRUKSI KERJA Pengendalian SASARAN PROGRAM Peningkatan

(52)

KEBIJAKAN K3LL (HSE POLICY) : ADALAH WUJUD DARI SIKAP DAN

DUKUNGAN PIMPINAN PERUSAHAAN TERHADAP UPAYA HSE

PENGERTIAN “KEBIJAKAN” :

SUATU ATURAN DASAR YANG MEMBERI ARAH BAGI TINDAKAN ADMINISTRATIF DAN MENYATAKAN KEWENANGAN SERTA HUBUNGAN

MASING-MASING YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN ORGANISASI

KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM ASPEK HSE

1. MINAT MANAJEMEN

2. LINGKUP KEGIATAN YANG DICAKUP

3. TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY) DAN PERTANGGUNGAN JAWAB (ACCOUNTABILITY)

4. KEBUTUHAN STAFF K.K DAN PANITIA K.K. 5. KEWENANGAN (AUTHORITY)

6. PERATURAN / STANDARD YANG DIANUT 7. KEWAJIBAN KARYAWAN

(53)

KEBIJAKAN HSE memuat (Finlay)

 KESEPAKATAN MANAJEMEN UNTUK MENCIPTAKAN TEMPAT KERJA YANG AMAN.

 MINAT UNTUK MEMENUHI HUKUM.

 MENEKANKAN TANGGUNG JAWAB SETIAP INDIVIDU PADA SEMUA

TINGKATAN.

 DASAR BAGI TUJUAN PROGRAM HSE.

BUT SINCE THE POLICY STATEMENT CANNOT OF IT SELF MAKE A SUCCESSFUL HSE PROGRAM, THE INTERN OF POLICY MUST

BE TRANSLATED INTO SPECIFIC MANAGEMENT ACTIVITIES

(54)
(55)

Kebijakan Dirut. Pertamina

• P – Prioritas pertama untuk aspek HSE

• I – Identifikasi proses bahaya dan kurangi risiko serendah mungkin

• T – Teknologi mutakhir untuk mengurangi dampak terhadap manusia, aset, dan lingkungan

• A – menjadikan kinerja HSE dalam penilaian dan penghargaan (Award)

• L – Meningkatkan Kesadaran dan Kompetensi Pekerja (melalui peLatihan)

(56)

HSE GOLDEN RULES

 Anda dan saya patuh pada hukum, kebijakan, peraturan, dan prosedur  Anda dan saya mengintervensi terhadap tindakan tidak aman dan

meyalahi peraturan

 Anda dan saya bisa menghentikan pekerjaan jika melihat kondisi tidak aman

 Anda dan saya peduli pada orang di sekitar Anda.

MENJADI SEORANG GOLDEN RULES LEADER :

 Anda dan Saya mematuhi

 Anda dan Saya melakukan Intervensi  Anda dan Saya Peduli

(57)

Apakah Anda secara pribadi berkomitmen untuk patuh dengan : 1. Mengetahui, mengerti, dan mengikuti kebijakan HSE

2. Selalu menjadi role model untuk kepatuhan terhadap peraturan HSE 3. Selalu menutup filing cabinet setelah digunakan

4. Tidak mengganjal pintu exit

5. Selalu menggunakan safety belt saat mengendarai mobil 6. Tidak bertelepon selama mengendarai mobil

7. Tidak merokok di tempat yang dilarang untuk merokok

PATUH

Apakah Anda mampu mengintervensi terhadap tindakan dan kondisi tidak aman dan menyalahi peraturan dengan :

1. Menghentikan sementara pekerjaan jika ditemukan kondisi dan tindakan tidak aman

2. Menghimbau agar tidak merokok di tempat yang dilarang utk merokok 3. Mengingatkan utk selalu berhati-hati dalam bekerja dan waspada

terhadap potensi bahaya kecelakaan dan kebakaran

4. Mengingatkan untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan pekerjaannya.

(58)

Anda dan saya peduli dengan tetangga kita…

Apakah anda memperlihatkan kepedulian kepada yang lain dengan:

• Membuang baterai bekas secara benar?

• Tidak merokok di tempat yang dilarang di dalam gedung? • Memberikan wawasana safety sehari-hari di lingkungan

keluarga & teman-teman?

• Mengendarai secara perlahan jika melewati sekolah? • Menghemat energi di tempat kerja dan di rumah?

• Selalu mempertimbangkan dampak dari kegiatan Operasi Pertamina terhadap masyarakat sekitar ?

(59)

Menjadi seorang “Golden Rule Leader”

Safety merupakan tanggung jawab setiap orang:

• Selalu melaksanakan komitmen HSE secara nyata

• Menghargai secara periodik usaha-usaha HSE yang baik oleh staff anda

• Secara pribadi terlibat menyelesaikan isu-isu HSE • Mempertimbangkan HSE di dalam setiap keputusan

bisnis

• Secara terus-menerus menekankan pentingnya mematuhi peraturan

• Secara periodik memimpin safety talk

KEPEMIMPINAN

(60)

Anda dan saya patuh terhadap aturan, kebijakan, dan prosedur… Apakah Anda secara pribadi komit untuk:

• Mengetahui dan mengikuti kebijakan HSE?

• Selalu menjadi “role model” untuk kepatuhan terhadap aturan? • Melaksanakan kebijakan tidak menggunakan Hand Phone saat

berkendaraan?

• Selalu melaksanakan pekerjaan berdasarkan prosedur, dan stop pekerjaan jika kondisi tidak aman?

• Selalu menggunakan “safety belt” saat mengendarai mobil? • Menutup “Filing Cabinet” di kantor setelah digunakan?

(61)

 Kecelakaan dapat terjadi pada saya kapan saja, apabila saya lengah

 Kecelakaan selalu dapat dicegah

 Bekerja secara aman menandakan keahlian yang tinggi  Selalu ada waktu untuk bekerja secara aman

 Jika saya bertindak aman, maka rekan sesama pekerja akan berpikir baik terhadap saya

POLA PIKIR SAFETY

 Bertindak dan bekerja secara aman demi keselamatan saya dan lingkungan

 Tidak ada pekerjaan yang sangat mendesak, sehingga mengabaikan aspek keselamatan

 Gunakan selalu APD sesuai persyaratan pekerjaan  Catat dan laporkan kondisi dan perilaku tidak aman di sekitar Anda

(62)

KAIDAH dari BEST PRACTICES

:

 Upaya HSE merupakan tanggung jawab setiap orang (seluruh jajaran

pekerja).

 Pengelolaannya merupakan bagian melekat dari manajemen sehari-hari dan setiap pimpinan bisnis harus merencanakan dan membuat keputusan tentang potensi kerugian dari risiko murni dalam lingkup bisnisnya.

 Sesuai persyaratan ISO 14001 / OHSAS 18001 : Tanggung jawab teratas ada di manajemen puncak yang harus memperlihatkan komitmennya

(visible commitment) untuk perbaikan kinerja HSE.

 Manajemen harus menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk penerapan, pengendalian dan peningkatan Sistem Manajemen HSE.

Note :

Sumber daya termasuk sumber daya manusia dan keterampilan khusus, sumber daya teknologi dan finansial.

(63)

Dasar Filosofi (Paradigma) :

 Model Proses Bisnis Pertamina (level 0)

 Peran & tanggung jawab Fungsi HSE sbg fungsi Supporting  Peran & tanggung jawab Manajemen Lini sbg Ka. Teknik

Tambang / Pemurnian & Pengolahan / Penyimpanan & Pengangkutan - Migas yang diangkat oleh Ditjen Migas.

Contoh Tanggung Jawab dalam aspek HSE :

- Mengelola Risiko selama siklus bisnis, termasuk keputusannya melakukan

perubahan.

- Pembinaan bagi Pekerja & Kontraktor.

- Pengadaan & pemeliharaan Peralatan & Fasilitas HSE - Penyelidikan Insiden & Pelaporannya.

(64)
(65)

Page 65

PERAN & TANGGUNG JAWAB FUNGSI HSE

 Konsultan internal  Analist & katalist

 Inspector atau auditor

 Motivator & Communicator  Penghubung (liaison)

bagi Stakeholder (internal & eksternal)

PERAN & TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN LINI BISNIS

 Menjamin HSE MS diterapkan

 Menjamin kepatuhan thd Peraturan dan Persyaratan yang berlaku

 Mengalokasikan Sumber Daya yang cukup

 Memastikan dan melaporkan kinerja (Performance Management).

bagi kegiatan Bisinisnya

(66)

Page 66

PERAN & TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN LINI BISNIS

 Menjamin SM K3LL & MM diterapkan

 Menjamin kepatuhan terhadap Peraturan

dan Persyaratan yang berlaku

 Mengalokasikan Sumber Daya yang

cukup

 Memastikan dan melaporkan kinerja

(Performance Management).

(67)

Role of HSE function

Role of Line - Mgt function

1.Menilai/mengidentifikasi keadaan/tindakan yg dpt menimbulkan Insiden

2.Mengembangkan Metode Pencegahan Insiden & Loss Control.

3. Menginformasikan/

mengkomunikasikan Program Pencegahan Insiden & Loss Control.

4. Mengukur Efektifitas dari HSE Management System.

1. Menyusun program &

Mengalokasikan Anggaran HSE 2. Menjamin tidak ada Keadaan / Tindakan Berbahaya

3. Mendiskripsikan Potensi Bahaya atau Risiko & Pengendaliannya. 4. Mengawasi Praktek & Proses Kerja yg benar.

5. Melakukan pembinaan & Instruksi (HSE Meeting/Talk) 6. Memberi contoh keteladanan (Lead by Example)

7. Memberi Reward & Punishment 8. Melaporan Kinerja kepada

Atasan (Internal & Migas)

(68)

HSE CULTURE

HSE MANAGEMENT SYSTEM

OPERATION

EXCELLENCE

BUDAYA HSE MERUPAKAN PONDASI

PEMBUDAYAAN HSE

(69)

HSE CULTURE

Sebagai bagian dari

Budaya Perusahaan (Company Culture)

Kunci keberhasilan mempergunakan setiap

kesempatan untuk menerapkan secara

efektif program HSE MS adalah apabila

program tersebut telah menjadi bagian

budaya perusahaan (company culture).

Budaya perusahaan adalah nilai (values) yang menggambarkan (represent) dari standar perusahaan yang mempengaruhi kebanyakan

aspek dalam lingkungan kerja

(70)

Budaya Perusahaan merupakan NILAI, yang merefleksikan pendapat (opinions), tindakan

(action) dan perilaku (behavior) manajemen yang

diteruskan (transmitted) kepada para pekerja. Setiap aspek kehidupan organisasi, membutuhkan komitmen yang efektif dari manajemen yang nyata

terwujud dalam tindakan dan perilakunya, termasuk perannya terhadap program HSE.

Budaya HSE

adalah budaya organisasi dlm aspek HSE

disuatu perusahaan, dan memperlihatkan sejauh mana

prioritas HSE pada pekerja dalam berpikir dan bertindak.

Pembudayaan

adalah upaya/proses memberdayakan

Pekerja shg mereka mengetahui, memahami, bertindak

sesuai norma & perilaku organisasi serta menjadi

(71)

HSE CULTURE Characteristics :

HSE is a cleary recoqnized value

Accountability for HSE is clear

HSE is learning driven

HSE is integrated into all activities

Leadership for HSE is clear.

 A Line Management responsibility with visible

commitment, Leadership & Involvement

 Understood, Shared & Practiced by All Employees

 An Integral Part of Every day Business

 Loss to People, Property & Process are considered

Avoidable

(72)

PANDUAN PENGUKURAN

BUDAYA HSE PERTAMINA

TINGKATAN BUDAYA HSE MENUJU WORLD CLASS PERFORMANCE

1. Pathological

2. Reactive

3. Calculative

4. Proactive

5. Generative

(73)

PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan

REACTIVE

Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap

kita mendapat insiden

CALCULATIVE Kita mempunyai sistim

yang berlaku untuk mengelola semua bahaya

PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih

temui

GENERATIVE HSE adalah bagaimana

kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed

The various HSE cultures

Reactive,

• Safety dilihat secara serius, menjadi perhatian khusus dan spesifik setelah terjadi suatu insiden

 Orang2 berpendapat bahwa anda harus faham bahwa di tempat kami berbeda dengan di tempat lain dari sisi risikonya lebih rendah

 Manajemen frustasi dan berpendapat : “kita hanya akan mengerjakan apa yang bisa kita anggap bisa dikerjakan”,  Kabar buruk dibiarkan & disembunyikan

Pathological, is where

 Para pekerja benar2 tidak peduli safety  HSE dibiarkan sendiri sebagaimana adanya  HSE hanya digerakkan oleh UU dan peraturan

Orang2 berpendapat : “tentu saja kita dapat insiden, ini adalah bisnis yang mempunyai risiko”.

(74)

PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan

REACTIVE

Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap

kita mendapat insiden

CALCULATIVE Kita mempunyai sistim

yang berlaku untuk mengelola semua bahaya

PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih

temui

GENERATIVE HSE adalah bagaimana

kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed

The various HSE cultures

Proactive Melihat ke depan

• Mengambil langkah untuk mencegah insiden sebelum terjadi

• Seluruh tenaga kerja terlibat secara praktek • Orang murni bertindak secara hati2 dan peduli

terhadap HSE

• Pemimpin memberlakukan safety sebagai nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis • Menciptakan lingkungan yang memotivasi

untuk mematuhi aturan safety

• HSE adalah sesuatu yang nyata. Orang benar2 terlibat, percaya & bertanggungjawab • Tenaga kerja mengerti apa yang diharapkan

manajer, dan sebaliknya, manajer selalu membuat pesan safety.

 Calculative, Perusahaan nyaman dng sistem

manajemen HSE yang berlaku dan berorientasi pada jumlah yang sudah dicapai

 Sudah diimplementasikan secara sukses dan pemimpin berbicara tentang pentingnya safety  Fokus pada pemenuhan peraturan

 Kebiasaan untuk mengumpulkan statistik

 Kontraktor sudah dimasukkan dalam record safety  Kabar buruk sudah diterima, tetapi masih dirasakan

tidak nyaman,

(75)

PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan

REACTIVE

Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap

kita mendapat insiden

CALCULATIVE Kita mempunyai sistim

yang berlaku untuk mengelola semua bahaya

PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih

temui

GENERATIVE HSE adalah bagaimana

aspek kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed

The various HSE cultures

Generative organizations

• Kinerja HSE merupakan indikator “good business performance”

• Mereka menset standar yang sangat tinggi lebih dari sekedar memenuhi standar minimum

• Mereka memandang kegagalan sebagai sesuatu yang harus diperbaiki dan bukan untuk diblame

(76)

PATHOLOGICAL Siapa peduli sejauh kita tidak mendapat kesulitan

REACTIVE

Safety adalah penting, kita mengerjakan banyak setiap

kita mendapat insiden

CALCULATIVE Kita mempunyai sistim

yang berlaku untuk mengelola semua bahaya

PROACTIVE Kita mengerjakan masalah yang kita masih

temui

GENERATIVE HSE adalah bagaimana

kita mengerjakan bisnis dengan memeprhatikan aspek HSE Increasing Trust/Accountability Increasingly informed

The various HSE cultures

Generative organizations

• Kinerja HSE merupakan indikator “good business performance”

• Mereka menset standar yang sangat tinggi lebih dari sekedar memenuhi standar minimum • Mereka memandang kegagalan sebagai sesuatu yang harus diperbaiki dan bukan untuk

diblame

Proactive Melihat ke depan

• Mengambil langkah untuk mencegah insiden sebelum terjadi • Seluruh tenaga kerja terlibat secara praktek

• Orang murni bertindak secara hati2 dan peduli terhadap HSE

• Pemimpin memberlakukan safety sebagai nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis

• Menciptakan lingkungan yang memotivasi untuk mematuhi aturan safety • HSE adalah sesuatu yang nyata. Orang benar2 terlibat, percaya &

bertanggungjawab

• Tenaga kerja mengerti apa yang diharapkan manajer, dan sebaliknya, manajer selalu membuat pesan safety.

 Calculative, Perusahaan nyaman dng sistem manajemen HSE yang berlaku dan berorientasi pada jumlah yang sudah dicapai

 Sudah diimplementasikan secara sukses dan pemimpin berbicara tentang pentingnya safety

 Fokus pada pemenuhan peraturan

 Kebiasaan untuk mengumpulkan statistik

 Kontraktor sudah dimasukkan dalam record safety

 Kabar buruk sudah diterima, tetapi masih dirasakan tidak nyaman,  Banyak audit & rekomendasi yang perlu dilaksanakan

Reactive,

• Safety dilihat secara serius, menjadi perhatian khusus dan spesifik setelah terjadi suatu insiden

 Orang2 berpendapat bahwa anda harus faham bahwa di tempat kami berbeda dengan di tempat lain dari sisi risikonya lebih rendah

 Manajemen frustasi dan berpendapat : “kita hanya akan mengerjakan apa yang bisa kita anggap bisa dikerjakan”,  Kabar buruk dibiarkan & disembunyikan

Pathological, is where

 Para pekerja benar2 tidak peduli safety  HSE dibiarkan sendiri sebagaimana adanya  HSE hanya digerakkan oleh UU dan peraturan

Orang2 berpendapat : “tentu saja kita dapat insiden, ini adalah bisnis yang mempunyai risiko”.

(77)

TARGET PENCAPAIAN BUDAYA HSE

Leading

(World Class Company)

Improving

Succeeding

Beginning

Zero

PATOLOGIKAL

 Para pekerja benar2 tidak peduli safety  HSE dibiarkan sendiri sebagaimana adanya  HSE hanya digerakkan oleh UU dan peraturan  Orang2 berpendapat

: “tentu saja kita dapat insiden, ini adalah bisnis yang mempunyai risiko”.  Berita buruk dihindari

& diabaikan

REAKTIF  Safety dilihat secara

serius, menjadi perhatian khusus dan spesifik setelah terjadi suatu insiden

 Orang2 berpendapat bahwa anda harus faham bahwa di tempat kami berbeda dengan di tempat lain dari sisi risikonya lebih rendah

 Manajemen frustasi dan berpendapat : “kita hanya akan mengerjakan apa yang bisa kita anggap bisa dikerjakan”,  Kabar buruk dibiarkan

& disembunyikan

KALKULATIF

 Perusahaan nyaman dng sistem manajemen HSE yang berlaku dan berorientasi pada jumlah yang sudah dicapai  Sudah diimplementasikan

secara sukses dan pemimpin berbicara tentang pentingnya safety  Fokus pada pemenuhan

peraturan  Kebiasaan untuk

mengumpulkan statistik  Kontraktor sudah

dimasukkan dalam record safety

 Kabar buruk sudah diterima, tetapi masih dirasakan tidak nyaman,  Banyak audit &

rekomendasi yang perlu dilaksanakan

PROAKTIF

• Melihat ke depan

• Mengambil langkah untuk mencegah insiden sebelum terjadi • Seluruh tenaga kerja

terlibat secara praktek • Orang murni bertindak secara hati2 dan peduli terhadap HSE

• Pemimpin memberlakukan safety sebagai nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis • Menciptakan lingkungan

yang memotivasi untuk mematuhi aturan safety • HSE adalah sesuatu yang

nyata. Orang benar2 terlibat, percaya & bertanggungjawab • Tenaga kerja mengerti apa

yang diharapkan manajer, dan sebaliknya, manajer selalu membuat pesan safety. 2009 - 2010 2011 - 2013 I N C I D E N T R A T E GENERATIF • Kinerja HSE merupakan indikator “good business performance” • Mereka menset

standar yang sangat tinggi lebih dari sekedar memenuhi standar minimum • Mereka memandang

kegagalan sebagai sesuatu yang harus diperbaiki dan bukan untuk diblame TAKE OFF (World Class Company) Continued 2014

Bisnis pada level ini masih terjadi insiden, dan orang-orang surprise karena “insiden masih bisa terjadi”, karena “berpikir mengapa system yang sudah ada tidak

bisa mencegah

Masih bisa terjadi kegagalan, namun dari pada melihat factor kesalahannya, organisasi ini benar-benar mencari dan

(78)

1. LAPORAN TAHUNAN MENGENAI DAFTAR JUMLAH JAM KERJA TANPA KELAKAAN YANG BERAKIBAT HILANGNYA HARI KERJA.

2. LAPORAN BULANAN MENGENAI DAFTAR JUMLAH TENAGA KERJA, JAM KERJA DAN ANGKA KECELAKAAN.

3. LAPORAN TRIWULANAN MENGENAI PERHITUNGAN BIAYA KECELAKAAN 4. LAPORAN BULANAN MENGENAI HASIL PERTEMUAN / PENYULUHAN

KESELAMATAN KERJA.

5. LAPORAN PEMBERITAHUAN ADANYA PENCEMARAN PERAIRAN.

6. LAPORAN BULANAN MENGENAI TERJADINYA PENCEMARAN PERAIRAN. 7. LAPORAN BULANAN MENGENAI PEMAKAIAN BAHAN KIMIA UNTUK

PENANGGULANGAN PENCEMARAN PERAIRAN.

SISTEM PELAPORAN HSE

Pelaporan ke Direktur Teknik & Lingkungan Migas

Pelaporan ke Pemda setempat (Bapedalda)

(79)

1. Laporan Program Kerja & Realisasi

Bulanan/Triwulan/Tahunan, termasuk

Jumlah Jam Kerja Selamat, Ner-miss, dll

2. Laporan Pembinaan / Pelatihan HSE

3. Laporan Kondisi Peralatan & Fasilitas HSE

4. Laporan Insiden (dalam 2 x 24 jam)

5. Laporan Penyelidikan Insiden

6. Laporan HSE – BOD Online

(80)

LATAR BELAKANG

Kepedulian Board Of Director (BOD) PT Pertamina (Persero) akan keberlangsungan operasional

perusahaan dan image perusahaan

Wujud dari pernyataan komitmen BOD atas HSE (Kebijakan HSE)

Kebutuhan: salah satu upaya yang dilakukan

dalam Transformasi Pertamina, khususnya dalam aspek pembudayaan HSE

If you can’t manage HSE, you can’t manage other aspect of business

(81)

Sistem yang mengakomodir pelaporan KPI secara

online yang mencakup seluruh wilayah kerja Pertamina; baik direktorat maupun anak perusahaan, baik korporat maupun unit/area operasi

APA HSE BOD ONLINE?

Sistem yang dapat diakses langsung oleh BOD, dan menjadi salah satu point pembahasan dalam HSE Committee Meeting BOD

Everybody is responsible for HSE, and the management are accountable for it

(82)

APA YANG DILAPORKAN?

Target atas indeks kinerja HSE yang terdiri atas leading indicator dan lagging indicator.

Leading Indicator:

- Management Walkthrough (MWT) - HSE Meeting

Lagging Indicator:

- Number Of Accident (NOA)

- Total Recordable Injury Rate (TRIR)

Our tomorrow starts with our safety today

(83)

Management Walkthrough (MWT)

Manajemen inspeksi/audit ke Plant Site

• Terjadi komunikasi langsung dengan pekerja - apraisal dari manajemen

- ikrar/janji

• Adanya temuan & rekomendasi perbaikan • Adanya rencana tindaklanjut

• Adanya observer - advanced

HSE Meeting

Bentuk : Rapat HSE Committee, Rapat Khusus Koordinasi HSE, SSD, Lesson Learned

• Dipimpin oleh pimpinan pekerjaan (Role Model) • Diskusi dua arah

• Menjadi kebutuhan

(84)

Number of Accident (NOA)

• Terjadi kasus kecelakaan kerja Fatal (Meninggal) • Terjadi Tumpahan Minyak > 15 barel

• Terjadi Properti Damage > 1 juta US $

Total Recordable Injury Rate (TRIR)

• Fatality (Kecelakaan yang menyebabkan kematian) • Lost Workdays (Kecel. yang menyebabkan Hari

Hilang)

• Restricted Work Activity (Kecel. yang menyebabkan pembatasan kerja / kerja ringan)

• Medical treatment beyond first aid (Pengobatan melebihi perawatan P3K)

(85)

Referensi

Dokumen terkait

kerja, dengan membuat daftar potensi-potensi bahaya kebakaran yang ada di semua area Rumah Sakit. 2) Mengetahui lokasi dan area potensi kebakaran secara. spesifik, dengan

Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian

Media pemadaman yang tidak sesuai: data tidak tersedia Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran Produk pembakaran berbahaya: data tidak tersedia.. Bahaya Kebakaran

 B3 yang bukan berupa cairan, pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau

Pengelasan bahaya : Tidak dikelaskan sebagai bahan atau campuran yang berbahaya Piktogram : Tidak dikelaskan sebagai bahan atau campuran yang berbahaya Kata isyarat :

Berikut merupakan deskripsi dari sistem peringatan area berbahaya ini, 2.2 Penerapan Sistem Peringatan Area Berbahaya di SLB-A ’Aisyiyah Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa agar

Alat Pelindung Khusus : Untuk kejadian kebakaran pada area yang tertutup, operator pemadam kebakaran harus menggunakan Self Contained Breathing Aparatus SCBA Bahaya Ledakan Dan

Bahan berbahaya dan beracun (B3) dapat menyebabkan bahaya bagi manusia, lingkungan, dan keselamatan