• Tidak ada hasil yang ditemukan

amputasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "amputasi"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 BAB 1

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 LatLatar Belaar Belakankangg

Amputasi merupakan pembedahan yang menghilangkan sebagian atau seluruh Amputasi merupakan pembedahan yang menghilangkan sebagian atau seluruh anggot

anggota a tubuh bagian tubuh bagian ekstrekstremitemitas. as. SeringSeringkali masyarakakali masyarakat t merasmerasa a takut dan takut dan tidak tidak  mau untuk diamputasi karena masyarakat atau klien menganggap hal tersebut mau untuk diamputasi karena masyarakat atau klien menganggap hal tersebut san

sangat gat berberbahbahaya aya dan dan dapdapat at menmenyebayebabkabkan n kemkematiatian. an. PadPadahal ahal daldalam am kontkontekseks  pembedahan, amputasi bertujuan untuk menyelamatkan hidup.

 pembedahan, amputasi bertujuan untuk menyelamatkan hidup.

Secara umum amputasi merupakan pilihan pembedahan yang terakhir, dimana Secara umum amputasi merupakan pilihan pembedahan yang terakhir, dimana sedapat mungkin dilakukan prosedur bedah yang mempertahankan ekstremitas. sedapat mungkin dilakukan prosedur bedah yang mempertahankan ekstremitas.  Namun

 Namun pada pada beberapa beberapa kondisi, kondisi, antara antara lain lain pada pada sarcoma sarcoma jaringan jaringan lunak lunak yangyang sudah menginfiltrasi semua struktur local di ekstremitas, amputasi merupakan sudah menginfiltrasi semua struktur local di ekstremitas, amputasi merupakan  pilihan.

 pilihan. Dalam Dalam beberapa beberapa kasus, kasus, amputasi amputasi dilakukan dilakukan untuk untuk mencegah mencegah penyakitpenyakit tersebut menyebar lebih jauh dalam tubuh.

tersebut menyebar lebih jauh dalam tubuh. 1.2

1.2 TTujuaujuann Mak

Makalaalah h ini ini disdisusuusun n dendengan gan tujtujuan uan untuntuk uk memmemberberikaikan n suasuatu tu gamgambarbaran,an,  penjelasan

 penjelasan yang yang lebih lebih mendalam mendalam mengenai mengenai amputasi. amputasi. Diharapkan Diharapkan masyarakatmasyarakat dap

dapat at menmengetgetahuahui i tententantang g ampamputautasi si itu itu sensendirdiri, i, penpengobagobatan tan setsetelaelah h ampamputautasisi dengan cara yang tepat dan dukungan yang perlu diberikan pada klien yang dengan cara yang tepat dan dukungan yang perlu diberikan pada klien yang mengalami amputasi.

(2)
(3)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1

2.1 Anatomi an Anatomi an !i"iologi "i"tem mu!i"iologi "i"tem mu"kulo"keletal"kulo"keletal a. Prin"i# Da"ar Si"tem mu"kulo"keletal a. Prin"i# Da"ar Si"tem mu"kulo"keletal

 TTerdiri dari otot,tendon,ligamen,tulang,tulang raan erdiri dari otot,tendon,ligamen,tulang,tulang raan ,sendi,dan bursa,sendi,dan bursa

 Memberikan bentuk dan kemamapuan untuk bergerak pada manusiaMemberikan bentuk dan kemamapuan untuk bergerak pada manusia

$. %tot $. %tot

 Digolongkan berdasarkan kandungan jaringanya !Digolongkan berdasarkan kandungan jaringanya ! ".

". #tot ka#tot kardia $rdia $jantujantung% ! teng% ! terdirrdiri dari ji dari jaringaringan lurian lurik jenik jenis khususs khusus &.

&. #tot #tot polos polos $in'ol$in'olunterunter%! m%! mengandunengandung jarg jaringan ingan otot otot polospolos (.

(. #tot r#tot rangka $'angka $'oluntolunter dan rer dan refleks efleks %! te%! terdiri rdiri dari jdari jaringaringan lurian lurikk

 TTububuh uh mamanunusisia a memempmpununyayai i sesekikitatar r )*)** * ototot ot rarangngka ka .$.$+a+ab b ininii membahas hanya otot rangka jenis yang menempel ke tulang %

membahas hanya otot rangka jenis yang menempel ke tulang %

&. 'ung"i %tot (angka &. 'ung"i %tot (angka

 Menggerakkkan Menggerakkkan bagian-bagian tubuh bagian-bagian tubuh sebagai satu sebagai satu keseluruhankeseluruhan

 +ertanggung jaab terhadap pergerakan 'olunter dan refleks+ertanggung jaab terhadap pergerakan 'olunter dan refleks

 Mempertahanakan postur dan menghasilkan panas tubuh.Mempertahanakan postur dan menghasilkan panas tubuh.

. %tot (angka Ak"ial . %tot (angka Ak"ial

 PePentntining g ununtutuk k pepernrnapapasasanan,b,bicicarara,a,ekekspspreresi si aajajah,h,popoststurur,d,danan mengunyah

mengunyah

 #tot rangka aksial meliputi !#tot rangka aksial meliputi ! ".

". #t#tot ot ajajahah,l,lididah daah dan len leheher r  &.

&. #t#tot ot pepengngununyayahh (.

(. #t#tot ot kokolulumnmna a 'e'ertrtebebraralilis s yayang ng teterlrletetak ak di di sesepapanjnjanang g tutulalangng  belakang

 belakang

e. %tot (angka a#enikular e. %tot (angka a#enikular

 Meliputi !Meliputi ! "

(4)

&.

&. #t#tot root ronggngga abda abdomomininopopelel'i'iss (.

(. #to#tot et ekstkstremremitaitas as atas tas dan dan babaahah

 #tot ekstremi#tot ekstremitas tas atas digolongkan berdasarkatas digolongkan berdasarkan an tulantulang g yang yang merekmerekaa gerakan

gerakan

 #tot yang menggerakan lengan digolongkan lebih lanjut menjadi otot#tot yang menggerakan lengan digolongkan lebih lanjut menjadi otot yang beraal dari rangka aksial dan otot yang beraal dari skapula. yang beraal dari rangka aksial dan otot yang beraal dari skapula.

!. Struktur %tot (angka !. Struktur %tot (angka

 Tersusun atas sel-sel panjang dan besar yang disebut serabut ototTersusun atas sel-sel panjang dan besar yang disebut serabut otot

 Setiap serabut mempunyai banyak nukleus dan serangkaian struktur Setiap serabut mempunyai banyak nukleus dan serangkaian struktur  fibrosa internal yang semakin kecil

fibrosa internal yang semakin kecil

 Struktur serabut otot $bekerja dari bagian luar sel sampai ke bagianStruktur serabut otot $bekerja dari bagian luar sel sampai ke bagian dalam% meliputi !

dalam% meliputi ! ".

". nndomdomisisiuium m / / 0a0apipisasan n jajariringngan an ikikat at yayang ng memengengelilililingngi i seserarabubutt otot rangka indi'idual

otot rangka indi'idual &.

&. SaSarkrkololemema a / / MeMembmbrran an plplasasma ma sesel l yayang ng ttererlelettak ak didibabaaahh endomisium dan tepat diatas nukleus sel

endomisium dan tepat diatas nukleus sel

g. %tot (angka Utama )Tam#ak Anteri g. %tot (angka Utama )Tam#ak Anteri or *or *

(5)

+. %tot (angka Utama )Tam#ak #o"terior * +. %tot (angka Utama )Tam#ak #o"terior *

 Sarkoplasma-sitoplasma sel otot ,yang terdapat didalam sarkolemaSarkoplasma-sitoplasma sel otot ,yang terdapat didalam sarkolema

 Miofibril-struktur tipis seperti benag yang menetukan panjang serabutMiofibril-struktur tipis seperti benag yang menetukan panjang serabut dan membentuk bulbus serabut

dan membentuk bulbus serabut

 Miosin $filamen tebal% dan aktin $filamen tipis %-serat yang lebih halusMiosin $filamen tebal% dan aktin $filamen tipis %-serat yang lebih halus dalam miofibril ! terdapat sekitar ".1** miosin dan (.***

dalam miofibril ! terdapat sekitar ".1** miosin dan (.*** aktinaktin

 MioMiosin sin dan Aktin dan Aktin terterdapadapat t di di daldalam am komkomparpartemtemen en yannyanng g disdisebuebutt sarkomer 

sarkomer 

 SaSaat at ototot ot beberrkokontntrrakakssi i ,m,miiososin in dadan n akakttin in sasallining g ttumumpapangng tindih,mengurangi panjang sarkomer 

tindih,mengurangi panjang sarkomer 

 SuSuatatu u seselulububung ng fifibrbrososa a jajariringngan an ikikat at yayang ng didisesebubut t pepermrmisisiuiumm ,mengikat serabut otot menjadi satu ikat atau disebut

(6)

 Selubung yang lebih kuat, epimisium,mengikat semua fasikel menjadiSelubung yang lebih kuat, epimisium,mengikat semua fasikel menjadi satu untuk membentuk keseluruhan otot

satu untuk membentuk keseluruhan otot

 pimisium memanjang melebihi otot untuk menjadi tendonpimisium memanjang melebihi otot untuk menjadi tendon

i. Perlekatan %tot i. Perlekatan %tot

 Sebagian besar otot rangka melekat ke tulang $baik itu secara langsungSebagian besar otot rangka melekat ke tulang $baik itu secara langsung maupun tidak langsung

maupun tidak langsung %%

 Perlekatan langsung epimesium otot bersatu dengan periosteum,suatuPerlekatan langsung epimesium otot bersatu dengan periosteum,suatu membran fibrosa yang menutupi tulang

membran fibrosa yang menutupi tulang

 PerPerleklekataatan n titidak dak lanlangsugsung ng $pa$paliling ng umuumum% m% epiepimismisium ium memmemanjanjangang melebihi otot sebagai tendon atau aponeurosis,dan melekat ke tulang melebihi otot sebagai tendon atau aponeurosis,dan melekat ke tulang

 j. Kontrak  j. Kontrak"i"i

 Selama 2ontraksi ,salah satu tulang tempat otot melekat relatif tidak Selama 2ontraksi ,salah satu tulang tempat otot melekat relatif tidak   bergerak sedangkan yang lainnya tertarik ke arah tulang yang diam  bergerak sedangkan yang lainnya tertarik ke arah tulang yang diam

 #riga! tempat otot melekat ke tulang yang #riga! tempat otot melekat ke tulang yang diam atau tulang bergerak diam atau tulang bergerak 

 3nsersi ! tempat otot melekat ke tulang yang lebih banyak bergerak3nsersi ! tempat otot melekat ke tulang yang lebih banyak bergerak

k. Pertum$u+an %tot k. Pertum$u+an %tot

 #tot berkembang jika serabut ototnya mengalami hipertropi#tot berkembang jika serabut ototnya mengalami hipertropi

 2ekuatan dan ukuran otot berbeda antar-indi'idu dikarenakan faktor 2ekuatan dan ukuran otot berbeda antar-indi'idu dikarenakan faktor  seperti olahraga ,nutrisi,jenis kelamin ,usia dan pegaruh genetik

seperti olahraga ,nutrisi,jenis kelamin ,usia dan pegaruh genetik

l. Pergerakan %tot l. Pergerakan %tot

 #tot rangka memungkinkan beberapa jenis pergerakan#tot rangka memungkinkan beberapa jenis pergerakan

  Nama  Nama funsional funsional sebuah sebuah otot otot berasal berasal dari dari jenis jenis pergerakan pergerakan yangyang dilakukanya

dilakukanya ".

". #to#tot flekt fleksor mesor memunmungkigkinkankan penekn penekukaukan $flkn $flkesi %esi % &.

&. #t#tot ot adadduduktktor or mememumungngkikinknkan an peperrgegerarakakan n ke ke ararah ah susumbmbu u tutububuhh $adduksi%

$adduksi% (

(.. ##ttoot t ssiirrkkuummdduukkttoor r mmeemmuunnggkkiinnkkaan n ggeerraakkaan n mmeelliinnggkkaar r  $sirkumduksi%

$sirkumduksi%

(7)

". +ahu melakukan sirkumduksi &. Siku melakukan fleksi dan ekstensi

(. Pinggul melakukan rotasi internal dan eksterna 4. 0engan melakukan abduksi dan adduksi

1. Tangan melakukan supinasi dan pronasi ). 5ahang melakukan retraksi dan protraksi 6. 2aki melakukan e'ersi dan in'ersi

 j. Tenon ,Ligamen an Tulang

 Tendon ! Pita jaringan ikat fibrosa yang melekatkan otot ke periosteum $jaringan fibrosa yang menutupi tulang %

 Tendon memungkinkan tulang untuk bergerak ketika otot rangka  berkontraksi

 0igamen ! Pita jaringan ikat fibrosa yang padat,kuat dan fleksibel yang mengikat tulang ke tulang yang lainnya

 Tulang ! membentuk rangka manusia $terdiri dari &*) tulang %

". 5angka aksial $terletak di sepanjang garis tengah ,atau sumbuh tubuh% terdiri dari 7* tulang

&. Tulang rangka aksial melipiti tulang ajah dan kepala, tulang  belakang ,tulang hioid,iga dan sternum

(. 5angka apendikular $ berhubungan dengan anggota gerak .atau apendase ,tubuh% terdiri dari "&) tulang

4. Tulang rangka apendikular meliputi kla'ikula,tulang  pel'is,skpula,humerus,radius,ulna,karpal,metakarpal,falang $ pada  jari tangan %,femur .patela,fibula,tibia,tarsal,metatarsal,dan falang

$pada jari kaki%

k. Kla"i!ika"i Tulang

 Tulang +iasanya digolongkan berdasarkan bentuknya

 Pergolongan tulang menjadi !

". Panjang $ seperti humerus,radius,femur dan tibia % &. Pendek $seperti karpal dan tarsal %

(. Pipih $seperti skapula,iga,dan tengkorak%

4. 3regular $seperti tulang belakang dan mandibula %

1. Sesamoid,yang merupakan tulang kecil yang berkembang dalam tendon $seperti patela %

(8)

l. 'ung"i Tulang

 Tulang melindungi jaringan dan organ dalam

 Tulang menstabilkan dan menyokong tubuh

 Tulang memberikan  permukaan untuk melekatnya otot,ligamen dan tendon

 Tulang bergerak leat metode 8pengungkit 8 ketikan berkontraksi

 Tulang menghasilkan sel darah merah di sumsum tulang $hematopoiesis%

 Tulang menyimpan garam-garam mineral

m. Pem$entukan Tulang

 Pada 9sia ( bulan dalam kandungan ,rangka janin tersusun atas tulang raan

 Sekitar usia ) bulan ,tulang raan janin telah berubah menjadi tulang keras

 Setelah lahir,beberapa tulang$paling nyata pada kapal dan tarsal % mengalami osifikasi $mengeras%

". Perubahn ini terjadi akibat osifikasi endokondral

&. Pada proses ini ,osteoblas $sel pembentuk tulang% menghasilkan osteoid $suatu materi berkolagen yang mengalami osifikasi %

n. Penataan Ulang Tulang

 Penataan ulang ! suatu proses berkelanjutan dimana tulang dibuat dan dihancurkan

 #steoblas mengendapkan tulang baru

 #steoklas meningkatkan diameter tulang panjang

 #steoklas bertanggungjaab terhadap pertumbuhan longitudinal tulang dengan menyerap ulang tulang yang sudah diendapkansebelumya

 Pertumbuhan longitudinal berlanjut sampai lempeng epifisis $tulang raan yang memisahkan diafisis,atau batang tulang dari epifisis ,atau ujung tulang % mengalami osifikasi selama masa remaja akhir

(9)

 Suatu jaringan ikat padat yang terdiri dari serabut yang menempel didalam :at seperti gel yang kuat

 Menyokong dan memberi bentuk berbagai struktur 

 Sebagi bantalan dan meredam getaran,mencegah penghantran secara langsung ke tulang

 Tidak mempunyai pasokan darah atau saraf 

 Terdiri dari tiga jenis !;ialin,fibrosa,dan elastis

#. Tulang (a-an Hialin

 Merupakan jenis yang paling umum

 Menutupi permukaan sendi tulng $tempat satu atau lebih tulang  bertemu pada sebuah sendi %

 Menghubungkan iga ke sternum dan terdapat pada trakea ,bronkus dan septum nasal

. Tulang (a-an 'i$ro"a

 Membentuk simfisis pubis dan diskus inter'ertebralis

 Tersususn atas sedikit matriks dan banyak elemen fibrosa

 2uat dan kaku

r. Tulang ra-an ela"ti"

 Merupakan Tulang raan yang paling lentur 

 Terletak di kanal auditorius ,telinga luar,dan epiglotis

 lastis dan lenting

". Ta+a# #ertum$u+an Tulang

(10)

 Sendi $artikulasi %! titik kontak antara dua tuang yang menahan kedua tulang menjadi satu

 Dapat pula memungkinkan fleksibilitas dan pergerakan

 Dapat digolongkan berdasarkan fungsi $ seberapa luas gerakannya %! ". Sinartrosis $tidak dapat digerakan %

&. Amfiartrosis $sedikit dapat digerakan % (. Diartrosis $dapat bergerak bebas %

 Dapat pula digolongkan berdasarkan struktur $terbuat dari apa%! fibrosa,kartilaginosa ,atau sino'ium

 +erdasarkan struktur lain dan jenis pergerakan ,sendi sino'ium dapat digolongkan sebgai sndi luncur,sendi engsel,sendi putar,sendi kondilus,sendi pelana ,serta sendi peluru

u. Bur"a

 Merupakan kantong cairan sino'ium yang terletak pada lokasi gesekan di sekitar sendi diantara tendon ,ligamen ,dan tulang

 +erperan sebagai bantalan untuk mengurangi stres pada struktur di dekatnya

 <ontoh ! bursa subakromial $terletak di dalam bahu % dan bursa  prepatela $terletak di dalam lutut %

/. Jeni" 0jeni" Seni

 Sendi peluru

 Terletak di bahu dan pinggul

 Memungkinkan fleksi ,ekstensi,adduksi,dan abduksi

 +erotasi di dalam kantongnya

 Dinilai berdasarkan derejat rotasi internal dan eksternalnya

 Sendi engsel

 Meliputi lutut dan siku

 +ergerak secara fleksi dan ekstensi

 Sendi putar

 +agian bulat dari satu tulang pada sebuah sendi putar masuk ke dalam suatu cekungan dari tulang lainnya

 ;anya memungkinkan rotasi uniaksial dari tulang pertama di sekeliling tulang ke dua

 Meliputi kaput radius ,yang berotasi di dalam cekungan ulna

(11)

 Permukaan o'al darisatu tulang tepat masuk ke dlam suatu cekungan pada tulang lainnya

 Memungkinkan fleksi,ekstensi,abduksi dan sirkumduksi

 Meliputi sendi radiokarpal dan metakarpofalangeal tangan

 Sendi pelana

 Menyerupai sendi kondilus tetapi memungkinkan pergerakan yang lebih bebas

 ;anya sendi karpometakarpal ibu jari yang merupakan sendi  pelana

2.2 Pengertian Am#uta"i

Amputasi adalah penghilangan atau pemotongan bagian tubuh yang sering dilakukan pada ekstremitas. Amputasi dapat dianggap seagai jenis pembedahan rekonstruksi drastis. Digunakan untuk menghilangkan gejala, memperbaiki fungsi, dan menyelamatkan atau memperbaiki fungsi, dan menyelamatkan atau memperbaiki kalitas hidup pasien.

Amputasi pada ekstremitas baah sering diperlukan sebagai akibat penyakit 'askuler perifer progresif $sering sebagai gejala sisa diabetes melitus%, gangren, trauma $ cedera remuk, luka bakar, luka bakar dingin, luka bakar listrik%, deformitas kongenital, atau tumor ganas.

2. Etiologi

Alasan utama amputasi ekstrmitas adalah trauma berat $cedera akut, luka bakar  listrik, luka bakar dingin%. Tumor ganas, infeksi $gas gangren fulminant, osteomielitis kronis%, dan malformasi kongenital.

2. 'aktor 3ang mem#engaru+i

Pasien yang memerlukan amputasi biasanya muda dengan trauma ekstremitas  berat atau manua dengan penyakit 'askuler perifer. #rang muda umumnya sehat, sembuh dengan cepat,dan partipasi dalam program rehabilitasi segera. 2arena amputasi sering merupakan akibat dari cidera, pasien memerlukan lebih banyak 

(12)

mendadak citra diri dan menerima stress akiba hospitalisasi, rehabilitasi jangka  panjang, dan penyesuaian gaya hidup. Pasien ini memerlukan aktu untuk mengatasi  perasaan mereka mengenai kehilangan permanen tadi. 5eaksi mereka susah diduga

dan dapat berupa keseddihan terbuka dan bermusuhan.

Sebaliknya, lansia dengan penyakit 'askule perifer sering mengidap masalah kesehatan lain, termasuk diabetes mellitus dan atreriosklerosis. Amputasi eraoeutik  untuk kondisi yang sudah berlangsung lama dapat membebaskan pasien dari nyeri, disabilitas, dan ketergantungan. Pasien ini biasanya sudah siap mengatasi perasaan dan siap menghadapi amputasi. Perencanaan untuk rehabilitasi psikologik dimulai sebelum amputasi dilaksanakan. Namun, kelainan kardio'askuler, respirasi, atau neurologic mungkin dapat membatasi kemajuan rehabilitasi.

2.4 Penatalak"anaan

1. Tingkatan am#uta"i

Amputasi dilakukan pada titik paling istal yang masih dapat mencapai  penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan berdasarkan dua

faktor !

  peredaran darah pada bagian itu

 kegunaan fungsional $mis. Sesuai kebutuhan prostesis%

Status peredaran darah dan ekstremitas die'aluasi melalui pemeriksaan fisik dan uji tertentu. Perfusi otot dan kulit sangat pentig untuk   penyembuhan. =loemetri Doppler $penentuan tekanan darah segmental,

dan tekanan parsial oksigen perkuatan > Pa#& %, merupakan uji yang sangat berguna. Angiografi dilakukan bila re'askularisasi kemunginan dapat dilakukan .

Tujuan pembedahan adalah mempertahankan sebanyak mungkin  panjang ekstremitas konsisten dengan pembasmian proses penyakit. ?ambar )@."6 memperlihatkan berbagai tingkat dimana ekstremitas

(13)

sebaiknya diamputasi. ;ampir pada semua tingkat amputasi dapat dipasangi prostesis.

2ebutuhan energi dan kebutuhan kardio'askuler yang ditimbulkannya akan meningkat dari menggunakan kursi roda ke prostesis ke tongkat tanpa prostesis. Maka, pemantauan kardio'askuler dan nutrisi yang ketat sangat penting sehingga batas fisiologis dan kebutuhan dapat seimbang.

Amputasi jari kaki dan sebagian jari kaki hanya menimulkan  perubahan minor dalam gaya jalan dan keseimbangan. Amputasi syme $modifikasi amputasi disartikuasi pergelangan kaki% dilakukan paling sering pada trauma kaki ekstensif dan menghasilka ekstremitas yang bebas nyeri dan kuat dan yang dapat menahan beban berat badan penuh. Amputassi baah lutut lebih disukai disbanding a mputasi atas lutut karena  pentingnya sendi lutut dan kebutuhan untuk berjalan. Dengan mempertahan kan lutut sangat berari bagi seorang ansia antara ia bisa  berjalan dengan alat bantu dan hanya duduk di kursi roda. Disartikulasi

sendi lutut paling berhasil pada pasien muda, aktif yang mampu mengembangkan kontrol yang tepat terhadap prostesis. +ila dilakukan amputasi atas lutut,pertahankan sebanyak mungkin panjangnya, otot dibentuk dan distabilkan, dan kontroktur pinggul dapat dicegah untuk   potensial ambulansi maksimal. +ia dilakukan amputasi disartikulasi sendi  pinggul, kebanyakan orang akan tergantung pada kursi roda untuk 

mobilitasnya.

Amputasi ekstremitas atas dilakukan dengan mempertahankan panjang fungsional maksimal. Prostesis segera diukur agar fungsinya bisa maksimal.

(14)

2. Penatalak"anaan Si"a Tungkai

Tujuan bedah utama adaah mencapai penyembuhan luka amputasi, menghasilkan sisa tungkai $patung% yang tidak nyeri tekan dengan kulit yang sehat untuk penggunaan prostesis. 0ansia mengkin mengalami kelambatan penyembuhan luka kerena nutrisi yang buruk dan masalah kesehatan lainnya. Penyembuhan dipercepat dengan penggunaan lembut terhadap sisa tungkai, pengontrolan edema sisa tungkai dengan balutan kompres lunak atau rigid dan menggunakan teknik aseptik dalam  peraatan lika untuk menghindari infeksi.

 +alutan rigid tertutup

+alutan rigid tertutup sering digunakan untuk mendapatan kompresi yang merata, menyangga jaringan lunak dan mengontrol nyeri, dan mencegah kontraktur. Segera seteah pembedahan  balutan gips rigid dipasang dan dilengkapi tempat memasang ekstensi prostesis sementara $pylon% dan kaki buatan. 2aus kaki steril dipasang pada sisi anggota. +antalan dipasang pada sisi peka

(15)

tekanan. Punting kemudian dibalut dengan balutan gips elastis yang ketika mengeras akan mempertahankan tekanan yang merata. Tekanan balutan rigid ini digunakan sebagai cara membuat socket untuk pengukuran prostesis pascaoperatif segera. Panjang prostesis disesuaikan dengan indi'idu pasien. ?ips diganti dalam sekitar "*-"4 hari. +ila ada peningkatan suhu tubuh, nyeri berat, atau gips yang mulai longgar harus segera diganti.

 +alutan lunak 

+alutan lunak dengan atau tanpa kompresi dapat digunakan  bila diperlukan inspeksi berkala punting sesuai kebutuhan. +idai imobilisasi dapat dibalutan denga balutan. ;ematoma $luka%  patung dikontrol dengan alat drainase lka untuk meminimalkan

infeksi.

 Amputasi bertahap

Amputasi bertahap bisa dilakukan bila ada gangren atau infesi. Pertama-tama dilakukan amputasi guillotine untuk mengangkat semua jaringan nekrosis dan sepsis. Sepsis ditanganni dengan antibiotic. Dalam beberapa hari, ketika infeksi telah terkontrol dan  pasien telah stabil, dilakukan amputasi definitif dengan penutupan

kulit.

. Inter/en"i Ke#era-atan a. 5ereakan n3eri

 Nyeri bedah dpat dikontrol segera dengan analgetika opioid atau e'akuasi hematoma atau cairan yang terkumpul.

+ila pasien mengalami ketidaknyamanan berat sebelum  pembedahan, nyeri pascaoperasi akan dianggap lebih ringan dan dapat dikontrol secara efektif dengan dosis minimal analgetika. Sebaliknya ,nyeri dapat bercampur dengan ekspresi kesedihan dan  perubahan citra diri dan tak dapat dikurangi dengan analgetika.Nyeri  berat bisa disebabkan oleh tekanan berlebihan pada tonjolan tulang

(16)

atau hematoma.Ahli bedah harus mengetahui dan bisa menentukan  penyebab ketidaknyamanan.'aluasi nyeri dan respons pasien

terhadap inter'ensi merupakan peran peraat yang sangat penting dalam penatalaksanaan nyeri.

Pasien yang diatasi dengan balutan gips biasanya mengalami nyeri yang lebih ringan daripada mereka yang dibalut dengan balutan lunak.Nyeri bedah biasanya dapat dikontrol secara efektif dengan analgetika oral dan teknik modifikasi nyeri dalam beberapa hari. Pembebenan berat badan minimal aal pada pada sisa tungkai dengan  pylon $ prostesis sementara % yang terpasang akan menimbulkan

sedikit rasa tidak nyaman.

Spasme otot dapat menambah ketidaknyamanan pasien selama masa pemulihan .perubahan posisi pasien,memberikan kompres hangat ,atau meletakan kantung pasir ringan pada sisa tungkai untuk  melaan spasme otot dapat memperbaiki tingkat kenyamanan pasien.

$. 5eng+ilangkan Peru$a+an Per"e#"i Sen"ori".

Pasien biasanya mengalami n3eri tungkai !antom  segera setelah pembedahan atau & sampai ( bulan setelah amputasi.0ebih sering terjadi amputasi atas lutut .Pasien menjelaskan nyeri atau  perasaan tak biasa pada bagian yang telah diamputasi. Sensasi tersebut menimbulkan perasaan baha ekstremitasnya masih ada dan mungkin tergerus,kram atau terpuntir dengan posisi abnormal.+ila pasien mengeluh nyeri atau sensasi fantom. Peraat perlu menjelaskan mengenai perasaan tersebut dan membantu pasien menyesuaikan  persepsi mereka sendiri.

Sensasi fantom lama kelamaan akan menghilang. Patogenesis fenomena anggota fantom tidak diketahui.Menjaga pasien tetap aktif  dapat membantu mengurangi terjadinya nyeri anggota fantom. 5ehabilitasi intensif aal dan desentisasi puntung dengan pijatan

(17)

mantap akan membantu. Teknik distraksi dan akti'itas sangat membantu . Stimulasi saraf elektrik transkutan $TNS %, ultrason ,atau anestesia lokal dapat memberikan pengurangan nyeri pada beberapa  pasien. #bat ganda sangat berguna dalam mengontrol nyeri anggota fantom. Penyekat beta dapat mengurangi ketidaknyamanan tumpul. 5asa terbakar ! antikon'ulsan dapat mengontrol nyeri menusuk dan kram  dan antidepresan trisiklik digunakan untuk memperbaiki alam  perasaan dan kemampuan menghadapi masalah.

&. 5em#er&e#at Pen3em$u+an Luka

3ntegritas kulit telah mengalami perubahan akibat amputasi  bedah. Potensial masalah kesehatan yang dapat timbul bisa  berhubungan dengan kelainan pembuluh darah perifer,nutrisi atau kondisi kesehatan lainnya seperti diabet melitus.Tungkai sisa harus ditangani dengan lembut. Setiap kali penggantian balutan, diperlukan teknik aseptik untuk mencegah infeksi luka dan kemungkinan osteomielitis. +ila amputasi tungkai dilakukan pada lansia,pasien  parah,khususnya yang menderita diabetes miletus dan arteriosklerosis ,inkontinensia urine dan feses dapat terjadi. +ahan  plastik yang direkatkan dengan perekat diatas balutan dapat melinungi

sisa tungkai dari kontaminasi feses dan urine.

9ntuk mempercepat penyembuhan,edema dikontrol dengan gips atau balutan kompresi yang dapat memperbaiki peredaran darah atau drainase limfa.

 +ila gips atau balutan elastik tanpa sengaja lepas, sisa tungkai harus segera dibungkus dengan balutan elastis kompresi.dema  berlebihan akan terjadi dalam aktu yang sangat singkat dan akan mengakibatkan ketelambatan dalam rehabilitasi .Ahli bedah harus

(18)

diberitahu bila balutan gips lepas agar balutan yang baru dapat dipasang.

Pembentukan sisa tungkai sangat penting untuk pengepasan  prostesis.Pasien diinstrusikan membungkus sisa tungkai dengan  balutan elastis. +ila insisi telah sembuh ,pasien diajarkan peraatan

terhadap tungkai sisa.

. 5em#er$aiki 6itra Tu$u+

Amputasi merupakan prosedur rekonstruksi yang akan mengubah citra tubuh pasien. Peraat yang telah membangun hubungan saling percaya dengan pasien sebaiknya berkomunikasi mengenai penerimaan pasien yang baru menjalani amputasi. Pasien di dorong untuk melihat,merasakan ,dan kemudian melakukan  peraatan pada sisa tungkai.2ekuatan dan sumber daya pasien diidentifikasi untuk memfasilitasi rehabilitasi.Pasien deibantu dengan hati-hati untuk mencapai kembali tingkat fungsi kemandirian sebelumnya . pasien yang diterima sebagai manusia seutuhnya lebih mampu kembali ke tanggung jaab peraatan diri!konsep diri meningkat perubahan citra tubuh dapat diterima. +ahkan pada pasien yang moti'asinya sangat tinggi sekalipun,proses ini memerlukan aktu sampai berbulan-bulan.

e. 5engata"i Beruka

2ehilangan ekstremitas ,salah satu atau sebagian,dapat menyebabkan syok meskipun pasien telah dipersiapkan sebelum operasi.Tingkah laku pasien $mis, menangis,menarik diri,apati dan kemarahan%dan ekspresi perasaannya $mis .depresi,ketakutan,tak   berdaya%akan menunjukkan bagaimana pasien menghadapi kehilangan

(19)

dan menjalani proses bersedih.peraat harus memahami kehilangan tersebut dengan mendengarkan dan memberikan dukungan.

Peraat harus menciptakan suasana penerimaan dan dukungan dimana pasien dan keluarganya didorong untuk mengekspresikan dan  berbagi perasaannya dan menjalani proses bersedih. Dukungan dari keluarga dan sahabat dapat meningkatkan penerimaan terhadap kehilangan. Peraat membantu pasien menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang baru menjadi lebih berorientasi pada tujuan rehabilitasi yang masuk akal dan fungsi kemandirian di masa depan .5ujukan pada spesialis kesehatan mental dan kelompok pendukung mungkin di perlukan.

!. Pera-atan maniri

Amputasi ekstremitas mempengaruhi kemempuan pasien untuk  melaksanakan peraatan diri.pasien di dorong menjadi partisipan yang aktif dalam peraatan diri. Pasien membutuhkan aktu untuk  menyeleseikan tugas ini dann tidak boleh terburu-buru.

Melekukan latihan akti'itas dengan super'isi yang mendukung dan konsistensi dalam lingkungan yang relaks memungkinkan pasien mempelajari keterampilan peraatan diri. Peraat dab pasien harus menjaga tingkah laku yang positif dan meminimalkan keletihan dan frustasi selama proses belajar.

2emendirian dalam berpakaian, toileting, dan mandi tergantung pada kemepuan menerima, seimbang, dan toleransi fisiologis terhadap akti'itas .

Pasien dengan amputasi ekstremitas atas akan mengalami kurang peraatan diri dalam hal makan, mandi, dan berpakaian. +antuan yang di berikan hanya bila perlu saja pasien didorong untuk   balajar menjalankan tugas menggunakan alat bantu makan dan

(20)

 berpakaian. Peraat, terapis dan prosthesis bekerja bersama pasien untuk mencapai kemandirian maksimal.

g. Pengem$alian mo$ilita" !i"ik 

+ila amputasi bukan merupakan prosedur darurat, harus diusahakan sebelum operasi memperkuat ekstremitas superior selain otot batang tubuh dan otot abdomen. #tot ekstensor pada lengan dan otot depresor di bahu terutama yang harus diperkuat, karena kelompok  otot ini yang mempunyai peranan penting saat berjalan dengan tongkat.

Pada amputasi ekstremitas baah, pasien harus didorong untuk  mengganti posisi dari satu sisi ke sisi lain dan kembali ke posisi tertelentang untuk meregangkan otot fleksor dan mencegah kontraktur  fleksi pada pinggul.

+. Lati+an #a"&ao#era"i

Pascaoperasi, latihan rentang gerak dimulai sesegera mungkin kerena deformitas kontraktur terjadi cepat. 0atihan rentang gerak  meliputi laihan pinggul dan lutut untuk amputasi baah lutut dan latihan pinggul untuk amputasi atas lutut.

Pegangan di atas tempat tidur dapat digunakan pasien untuk  mengubah posisi dan menguatkan bisep. Trisep yang sangat diperlukan untuk berjalan dengan tongkat, dapat diperkuat dengan cara menekan telapak tangan pada tempat tidur sementara mendorong tubuh ke atas$latihan push-up%.

0atihan seperti hiperekstensi sisa tungkai, yang dijalankan dibaah pengaasan fisioterapis, juga membantu memperkuat otot selain meningkatkan peredaran darah, mengurangi edema, dan mencegah atrofi.

(21)

5intangan lingkungan $mis, tangga, lantai tak rata, pintu, lantai  basah% harus di identifikasi, dan diusahakan metoda untuk 

menanganinya. Masalh yang berhubungan dengan penggunaan alat  bantu mobilisasi$mis, tekana pada aksila akibat pemakaian tongkat , iritasi kulit tangan akibat pemakaian kursi roda, iritasi sisa anggota akibat penggunaan protesis%.

i. Am$ula"i

Amputasi mengakibatkan pergeseran titik gra'itasi, sehingga  pasien perlu melakukan latihan perubahan posisi $mis, berdiri setelah duduk atau berdiri dengan satu kaki%. Pasien diajarkan mengenai teknik berpindah seaal mungkin dan diingatkan untuk tetap menjaga  postur yang baik ketika turun dari tempat tidur. Tekanan yang  berlebihan pada sisa anggota harus dihindari karena dapat

mengganggu penyembuhan luka.

Pasien amputasi biasanya didirikan di antara dua batang sejajar  dua kali sehari. 2etika ketahanannya sudah meningkat, ambulasi dapat di mulai masih diantara batang parallel, namun pembebanan berat  badan penuh belum di perkenankan pada sisi yang diamputasi. +erjalan dengan tongkat dimulai bila telah tercapai keseimbangan yang stabil

 j. Pem$entukan an #engkoni"ian "i"a tungkai

Sisa tungkai harus dikerutkan dan dibentuk dengan bentuk  kerucut agar pengukurannya bisa akurat dan kenyamanannya maksimal dan pas dengan alat protesis. ;al ini dapat dilakukan dengan memasang balutan, pengerut sisa tungkai elastis, atau bidai udara. Pasien atau salah satu anggota keluarga diajari metoda pembalutan yang benar.

(22)

Pembalutan akan menyangga jaringan lunak dan meminimalkan pembentukan edema sementara sisa tungkai dalam  posisi tergantung. Pembalut dipasang sedemikian rupa sehingga sisa otot yang diperlukan untuk mengoperasikan protesis menjadi sepadat mungkin, sementara otot yang tak diperlukan akan mengalami atrofi. +alutan elastis yang dipasang tidak dengan benar dapat menyebabkan masalah peredaran darah dan bentuk sisa tungkai yang tidak bagus.

Dokter biasanya menganjurkan akti'itas untuk 8menguatkanB sisa tungkai sebagai persiapan untuk protesis. Pasien mulai dengan mendorong sisa tungkai ke bantal lunak, kemudian ke bantal yang lebih padat, dan akhirnya melaan permukaaan keras. Pasien diajari melakukan masase sisa tungkai untuk memobilisasi jaringan parut, mengurangi nyeri tekan, dan memperbaiki peredaran darah. Masase  biasanya dimulai segaera setelah terjadi penyembuhan dan pertama kali dilakukan oleh fisioterapis. 3nspeksi kulit dan peraatan  pencegahan harus diajarkan.

k. Per"ia#an #rote"i"

Pasien yang merupakan calon untuk protesis akan dikunjungi oleh ahli protesis. Peraatan protesis yang tepat sangat penting untuk  menyakinkan baha pengepasan protesis sudah benar. Masalah utama yang dapat menghambat pengepasan protesis pada periode ini adalah!

". Deformitas fleksi

&. Tidak mengerutnya sisa tungkai

(. Deformitas abduksi panggul. Deformitas ini harus dihindari.

Soket protesis dicetak sesuai masing-masing sisa tungkai. Protesis dirancang khusus untuk setiap tingkatan akti'itas dan kemampuan  pasien jenis protesis meliputi hidrolik, pneumatic, umpan balik   biologic terkontrol, mioelektonis terkontrol, dan protesis sinkronis.

(23)

Pelatihan cara jalan diteruskan dibaah super'ise fisioterapis sampai diacapai cara jalan yang optimal. Penyesuaian soket protesis dilakukan oleh ahli protesis untuk mengakomodasikan perubahan sisa anggota yang terjadi selama ) bulan sampai " tahun pertama setelah  pembedahan. ?ips ringan, balutan elastis, atau kaus pengerut dapat dipergunakan untuk membatasi edema selama pasien tidak sedang mengenakan protesis permanen.

l. Pemantauan an #enanganan kom#lika"i #oten"ial

Setiap selesai pembedahan, harus selalu diusahakan  pengembalian homeostasis dan mencegah masalah yang berkaitan dengan pembedahan, anesthesia, dan imobilitas. Pengkajian system tubuh $mis! system pernapasan, gastrointestinal, genitourinaria% untuk  masalah yang berhubungan dengan imobilitas $mis! pneumonia, anoreksia, konstipasi, statis kemih% perlu dilakukan dan dilaksanakan  penatalaksanaan koreksinya. Pencegahan masalah yang berhubungan

denagn imobilitas dan pengembalian akti'itas fisik sangat diperlukan untuk memelihara kessehatan.

m. Hemoragi&

;emoragic massif akibat lepasnya jahitan merupakan masalah  paling membahayakan. Pasien harus dipantau secara cermat mengenai setiap tanda dan gejala pendarahan. Tanda 'ital pasien harus dipantau, dan drainase berpengisap harus diobser'asi sesering mungkin.

 Pendarahan segera setelah pascaoperasi dapat terjadi perlahan atau

(24)

 Tornikat besar harus tersedia dengan mudah di sisi pasien sehingga

 bila seaktu-aktu terjadi pendarahan hebat dapat segera dipasang  pada sisa tungkai untuk mengontrol pendarahan.

 Ahli bedah harus diberitahu dengan segera bila hemoragic

 berlebihan.

n. In!ek"i

Merupakan komplikasi yang sering terjadi pada amputasi. Pasien yang telah menjalani amputasi sering memiliki peredaran darah yang yang buruk, lukanya tekontaminasi , atau menderita masalah kesehatan lain yang dapat mempengaruhi terjadinya infeksi. 3nsisi,  balutan, dan drainase harus di pantau adanya petunjuk yang mengarah  pada infeksi $mis. Perubahan arna, bau, konsistensi drainase,  bertambahnya rasa tak nyaman%. 3ndikator sistemik adanya infeksi $mis. Peningkatan suhu% juga di pantau. +ila ada petunjuk adanya infeksi harus segera di laporkan kepada ahli bedah segera.

o. Keru"akan kulit

Dapat terjadi akibat imobilisasi dan tekanan dari berbagai sumber. Prostesis dapat menimbulkan daerah tekanan. Peraat dan  pasien mengkaji kulit bila ada kerusakan.

;igiene kulit yang cermat sangat penting untuk mencegah iritasi, infeksi, dan kerusakan kulit. Sisa anggota di cuci dan di keringkan $dengan lembut% paling tidak dua kali sehari. 2ulit diinspeksi adanya tanda-tanda daerah tekanan, dermatitis, dan lepuh   bila ada, harus di tangani sebelum kerusakan kulit lebih lanjut terjadi. +iasanya, kaus kaki sisa tungkai di kenakan untuk menyerap keringat dan menghindari kontak langsung antara kulit dan socket prostesis. 2aus kaki di ganti setiap hari dan harus pas dengan lembut untuk  mencegah iritasi yang di akibatkan oleh lipatan. Socket prostesis di

(25)

cuci dengan deterjen ringan, di bilas, dan di keringkan benar dengan kain kering bersih. Pasien di nasehati baha kaus kaki harus benar- benar kering sebelum pemasangan prostesis.

#. (e+a$ilita"

5ehabilitasi lengkap pasien yang telah menjalani amputasi memerlukan usaha yang terpadu seluruh tim rehabilitasi. Ahli bedah ortopedi, peraat, fisiatris, ahli prostesis, fisioterapis, dan terapis okupasi bekerja sama membantu pasien menjalankan penyesuaian yang memuaskan terhadap prostesis. 2linik prostesis dan kelompok  dukungan pasien amputasi dapat memfasilitasi proses tersebut. Penyuluhan 'okasional dan pelatihan kembali pekerjaan mungkin di  perlukan untuk membantu pasien kembali ke pekerjaannya.

Masalah psikologis $mis. penolakan, menarik diri% dapat di  pengaruhi oleh jenis dukungan yang di terima pasien dari tim rehabilitasi dan dari seberapa cepat akti'itas satu tangan dan  penggunaan prostesis di pelajari. Mengetahui pilihan dan kemampuan  penuh yang ada dengan berbagai alat prostesis dapat memberi pasien  perasaan mampu mengontrol disabilitasnya. Pasien tidak bisa di rehabilitasi sempurna sampai protesis telah cocok dan pasien di laksanakan di unit atau pusat rehabilitasi spesialis.

Pasien Amputasi Non-Ambulasi. Ada bebrapa pasien yang tidak bisa di masukkan sebagai calon pemakai prostesis. 2eadaan yanga dapat membatasi kemampuan pasien untuk berjalan dengan  prostesis meliputi penyakit jantung, stroke, hipertensi, insufisiensi  peredaran darah, lansia, kebutaan, obesitas, infeksi, penyembuhan sisa tungkai $puntung ampuatsi% yang lambat dan penyakit pembuluh darah  perife. +ila penggunaan prostesis tidak mungkin, pasien di

(26)

2ursi roda yang khusus di rancang bagi pasien yang menjalani amputasi sangat di anjurkan. 2arena kurangnya berat pada bagian depan, maka kursi roda biasa akan menjungkir kebelakang saat pasien mendudukinya. Pada kursi roda pasien amputasi, letak poros roda  belakang harus di mundurkan sekitar 1 cm untuk mengkompensasi  perubahan dalam distribusi berat.

. Peniikan #a"ien an #ertim$angan #era-atan i ruma+

+ila pasien telah mencapai homeostatis fisiologis dan telah menunjukkan pencapaian sasaran peraatan kesehatan utama, maka rehailitasi dapat dianjurkan dalam fasilitas rehabilitasi ataupun di rumah. Dukungan dan super'isi terus menerus oleh peraat kesehatan

komunitas sangat penting.

Sebelum pasien di pulangkan dari fasilitas peraatan akut, rumah harus di kaji dahulu. Penyesuaian harus di lakukan untuk  meyakinkan baha pasien akan tetap melanjutkan peraatan, keamanan dan mobilitasnya. Pengalaman semalam atau malam minggu di rumah bisa di coba untuk mengidentifikasi masalah yang tak teridentifikasi saat kunjungan pengkajian. Terapi fisik dan terapi okupasi harus di lanjutkan dirumah atau berdasar raat jalan. Tranportasi untuk melanjutkan perjanjian peraatan tindak lanjut harus di susu. Departemen pelayanan sosial rumah sakit atau lembaga komunitas yang melanjutkan peraatan kesehatan merupakan bantuan sangat besar dalam menjaga bantuan personal dan layanan transportasi.

Selama kunjungan kesehatan tindak lanjut, peraat menge'aluasi penyesuain fisik dan psikososial pasien menge'aluasi  penyesuaian fisik dan psikososial pasien. Pengkajian kesehatan  pencegahan berkala mungkin perlu. Seringkali pasangan lansia tak 

(27)

 pembantu di rumah sangat di perlukan. Penyesuaian rencana  peraatan di buat berdasar pada temuan-temuan tersebut. 2adang,  pasien dan keluarganya menyadari baha keterlibatan dalam kelompok pendukung pasien amputasi sangat bermanfaat  di sini mereka dapat berbagai masalah, penyelesaian, dan sumber daya. +erbincang dengan mereka yang telah mampu berhasil mengatasi masalah serupa dapat membantu pasien mengembangkan penyelesaian yang memuaskan.

. Kom#lika"i

2omplikasi amputasi meliputi pendarahan, infeksi, dan kerusakan kulit. 2arena ada pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi  pendarahan yang massif. 3nfeksi merupakan infeksi pada semua pembedahan dengan peredaran darah buruk atau kontaminasi luka setelah amputasi, traumatika, resiko infeksi meningkat. Penyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat prostesis dapat menyebabkan kerusakan kulit.

(28)
(29)

SKENA(I% .1 Ka"u"

Tn. = $&* tahun% masuk rumah sakit ( hari yang lalu karena mengalami kecelakaan lalu lintas dan kaki kirinya tidak bisa digerakkan sehingga kaki kiri tersebut di amputasi. Saat ini klien sedang menjalani peraatan post operasi amputasi. 2lien tampak meringis dan gelisah. 2lien mengatakan baha ia merasa nyeri pada kaki kiri di atas lutut tepat pada lokasi yang di amputasi. Nyeri tersebut sering timbul sehingga mengganggu ketenangan klien. Nyeri dirasakan skala 6. 2lien mengatakan baha ia tidak dapat melakukan akti'itas sehari-hari akibat kaki kirinya di amputasi. 2lien tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini dengan satu kaki nyang dimilikinya. 2lien merasa tidak berguna lagi karena hanya memiliki satu kaki di usianya yang masih muda. Sebelumnya klien tidak pernah mengalami penyakit serius dan tidak pernah diraat dirumah sakit. 2lien mengatakan baha keluarga klien tidak pernah memiliki masalah serius. Ayah klien menderita DM sejak & tahun terakhir dan ibu klien meninggal dunia 4 tahun yang lalu akibat hipertensi yang dideritanya. Tanda-tanda 'ital klien saat ini ! TD "(*>7* mm;g, nadi 7&C>menit, suhu (6  <, pernafasan &&C>menit, ++ )& kg, T+ ")* cm, kesadaran compos mentis. 2lien tampak lemah dan pucat. Pemeriksaan penunjang hemoglobin ),"* gr>d0, eritrosit &,4* >mm(, leukosit (,**>mm(, limfosit "6,6*E, trombosit ""@ mg>d0. Saat ini klien

diberi terapi 3F=D 50>Na<l *,@E, ranitidin 1* mg>"& jam.

.2 Pengkajian

a. Anali"a ata

Data #bjektif Data Subjektif  

 2lien masuk rumah sakit ( hari

yang lalu karena kecelakaan lalu lintas

 2lien menjalani operasi amputasi

 2lien mengatakan baha kaki

kirinya nyeri

 2lien mengatakan baha nyeri

(30)

kaki kiri

 2lien saat ini menjalani peraatan

 post operasi amputasi

  Nyeri skala 6

 2lien tampak lemah dan pucat

ketenangan klien

 2lien mengatakan baha ia tidak 

dapat melakukan akti'itas sehari-hari akibat kaki kirinya di amputasi

 2lien mengatakan baha ia belum

 pernah mengalami penyakit serius dan tidak pernah diraat dirumah sakit

5iayat 2esehatan Sekarang $52S% !

 2lien sedang menjalani peraatan post operasi amputasi

 2lien mengatakan baha ia merasa nyeri pada kaki kiri di atas lutut tepat

 pada lokasi yang diamputasi

5iayat 2esehatan Dahulu $52D% !

 2lien belum pernah mengalami penyakit serius dan tidak pernah diraat

dirumah sakit

5iayat 2esehatan 2eluarga $522% !

 2eluarga klien tidak pernah memiliki masalah serius

 Ayah klien menderita DM sejak & tahun terakhir 

 3bu klien meninggal 4 tahun yang lalu karena menderita hipertensi

Pemeriksaan =isik $P=% !

(31)

  Nadi ! 7&C>menit

 Suhu ! (6  <

 55 ! &&C>menit

 ++ ! )& 2g

 T+ ! ")* cm

 2esadaran ! compos mentis

Pemeriksaan Penunjang $PP% !  ;emoglobin ! ),"* gr>d0  ritrosit ! &,4*>mm(  0eukosit ! (,**>mm(  0imfosit ! "6,6*E  Trombosit ! ""@ mg>d0  Terapi 3F=D 50>Na<l *,@ E  5anitidin 1* mg

(32)
(33)

$. Pola ke"e+atan !ung"ional 8oron

". Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

+agaimana persepsi klien tentang hidup sehatG Apakah dalam melaksanakan tatalaksana hidup sehat klien membutuhkan bantuan ornag lain atau tidakG

2asus ! klien membutuhkan bantuan orang lain karena kemampuan meraat diri klien menurun sehubungan dengan kaki klien yang diamputasi. 2lien mengalami perubahan dalam pemeliharaan kesehatan.

&. Pola nutrisi metabolik 

+agaimana pola makan dan minum klien selama iniG kaji apakah klien alergi terhadap makanan tertentuG Apakah klien menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakitG Apakah klien mengalami perubahan pada  berat badanG

2asus ! klien tidak memiliki perubahan pada pola makan. +erat badan klien  juga tidak mengalami perubahan.

(. Pola eliminasi

+agaimana pola +A+ dan +A2 klien selama iniG Apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasiG 2aji konsistensi +A+ dan +A2  klienG

2asus ! sebelum operasi amputasi kaki, klien tidak memiliki masalah pada  pola +A+ dan +A2. Setelah dilakukan operasi amputasi kaki, klien

membutuhkan bantuan untuk kebutuhan toileting.

4. Pola akti'itas latihan

+agaimana perubahan pola akti'itas klienG 2aji akti'itas yang dapat di lakukan klien secara mandiri. 2aji tingkat ketergangtungan klien.

(34)

2asus ! 2lien mengalami hambatan dalam melakukan akti'itas sehari-hari. 2lien membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan akti'itas sehari-hari seperti turun dari atas tempat tidur, berpindah dari tempat tidur ke kursi dan sebagainya.

1. Pola istirahat tidur 

+agaimana pola tidur klienG 2aji frekuensi dan lama tidur klien. Apakah klien mengalami gangguan tidurG Apakah klien mengonsumsi obat tidur>penenangG Apakah klien memiliki kebiasaan tertentu sebelum tidurG

2asus ! klien mengatakan baha ia merasa tidak tenang karena rasa nyeri yang dirasakannya klien tidak menggunakan obat tidur atau obat penenang tetapi klien diberi terapi ranitidin untuk menghilangkan rasa nyeri.

). Pola kognitif persepsi

2aji tingkat kesadaran klien. +agaimana kondisi kenyamanan klien. +agaimana fungsi kognitif dan komunikasi klienG

2asus ! saat ini klien tidak memiliki masalah dalam komunikasi dan fungsi kognitif. Tingkat kesadaran klien yaitu compos mentis.

6. Pola persepsi diri dan konsep diri

+agaimana klien memandang dirinya terhadap penyakit yang dialaminyaG Apakah klien mengalami perubahan citra pada diri klienG Apakah klien merasa rendah diriG

2asus ! klien merasa rendah diri karena perubahan citra tubuh akibat kaki kiri yang diamputasi. 2lien merasa tidak berguna diusianya yang masih muda.

(35)

+agaimana peran klien didalam keluarganyaG Apakah terjadi perubahan  peran dalam keluarga klien. +agaimana hubungan sosial klien terhadap

masyarakat sosialnyaG

2asus ! klien mengalami perubahan dalam peran dan hubungan sosialnya. 2lien tidak dapat lagi melakukan perannya dalam keluarga dengan baik.

@. Pola reproduksi dan seksualitas

+agaimanakah status reproduksi klienG

2asus ! klien tidak memiliki gangguan pada pola reproduksi dan seksualitas

"*. Pola koping dan toleransi stres

Apakah klien mengalami stres terhadap kondisinya saat iniG bagaimanakah cara klien menghilangkan stres yang dialaminyaG Apakah klien mengonsumsi obat penenangG

2asus ! pada kasus klien mengalami stres akibat amputasi pada kaki kirinya. Tetapi dia tidak diberi obat penenang.

"". Pola nilai dan kepercayaan

2aji agama dan kepercayaan yang dianut klien. Apakah terjadi perubahan  pola dalam beribadah klienG

. NANDA, N%6, NI6

 No. NANDA N#< N3<

" Nyeri akut b.d agen cidera $misal ! biologis, :at kimia, fisik, psikologis%

Definisi ! pengalaman emosional dan sensori

". 0e'el nyeri

Definisi ! obser'asi atau laporan nyeri.

3ndikator !

5anajemen n3eri

Definisi! pengurangan nyeri dan reduksi le'el nyeri pada kenyamanan yang dapat diterima

(36)

yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan $Assosiation for  study of pain% ! serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari )  bulan.

D#!

  Nyeri skala 6

 2lien tampak meringis

dan gelisah

 2lien tampak lemah

dan pucat

DS!

 2lien mengeluh nyeri

 pada kaki kiri diatas lutut tepat pada lokasi yang diamputasi

 0aporan nyeri

 0amanya episode nyeri

 2elemahan  Mudah marah  Menangis  +erkeringat dingin  Mual  3ntoleransi makanan  Meringis

 kspresi muka nyeri

 Merintih dan menangis

&. Pengetahuan manajemen nyeri

Definisi ! menyampaikan  pengertian tentang penyebab, gejala dan peraatan dari nyeri.

3ndikator !

 =aktor penyebab dan

kontribusi

 Tanda dan gejala nyeri

 pasien.

Akti/ita"9

". Tunjukan pengkajian komprehensif dari nyeri seperti lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor presipitasi

&. Hakinkan pasien untuk    peraatan analgesic

(. ?unakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan dalam merespon nyeri

4. 'aluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai efektifitas  pengontrolan nyeri yang  pernah dilakukan

1. Tentukan tingkat kebutuhan  pasien yang dapat memberikan kenyamanan pada pasien dan rencana keperaatan

). 2ontrol faktor lingkungan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien $suhu ruangan, pencahayaan, keributan%

(37)

 Strategi kontrol nyeri

 Penjelasan cara

 pengobatan

 Teknik posisi efektif 

 fektif distraksi

 Akti'itas restriksi

(. 2ontrol nyeri

Definisi ! tindakan personal untuk mengontrol nyeri

3ndikator !

 Menilai faktor penyebab

 Penggunaan analgesik 

yang tepat

 ?unakan pemantauan

tanda-tanda 'ital

 0aporkan tanda atau gejala

nyeri pada tenaga kesehatan profesional

 Menilai gejala nyeri

 ?unakan catatan nyeri

tehnik non-farmakologi $spt!  biofeddback, TNS, hypnosis, relaksasi, terapi musik, distraksi, terapi bermain, acupressure, apikasi hangat>dingin, dan pijatan % sebelum, sesudah dan jika memungkinkan, selama  puncak nyeri , sebelum nyeri terjadi atau meningkat, dan sepanjang nyeri itu masih terukur.

7. 2olaborasikan dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk memilih dan mengimplementasikan metoda dalam mengatasi nyeri secara non-farmakologi.

@. Menyediakan analgesic yang dibutuhkan dalam mengatasi nyeri

"*. Modifikasi metode kontrol nyeri sesuai dengan respon  pasien

"". Anjurkan untuk   istirahat>tidur yang adekuat untuk mengurangi nyeri

"&. Menyertakan keluarga

dalam mengembangkan

(38)

Pem$erian Analge"ik 

De!ini"i9 gunakan agen farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.

Akti/ita"9

". Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien

&. Periksa order>pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesik 

(. <ek riayat alergi obat

4. Menge'aluasi kemampuan  pasien dalam pemilihan obat  penghilang sakit, rute, dan dosis, serta melibatkan pasien dalam pemilihan tersebut

Tentukan jenis yang cocok, rute  pemberian dan dosis optimal

&. ?angguan mobilitas fisik   Am$ula"i

De!eni"i9

2emampuan berjalan dari suatu tempat ke tempat lain secara mandiri maupun dengan

 Tera#i lati+an9 Am$ula"i

De!eni"i9 Peningkatan dan  pertolongan dengan  berjalan untuk 

 peraatan dan

(39)

 bantuan.

3ndikator!

 +erat badan

 +erjalan secara efektif>normal

 +erjalan dengan lambat

 +erjalan sesuai yang dianjurkan

 +erjalan cepat

 +erjalan sampai tujuan

 +erjalan menyusuri  jalan  +erjalan dengan  pandangan kedepan  +erjalan dengan  pandangan kebaah

 +erjalan dengan jarak   pendek $I" blok%

 +erjalan dengan jarak  $J" blok I1bloks%

 +erjalan dengan jarak   jauh $J1 bloks%  +erjalan disekitar  ruangan  +erjalan disekitar  tempat tinggal  Sesuaikan dengan tekstur tempat yang  berbeda

 +erjalan dengan adanya rintangan>hambatan  5o$ilita"  penyakit atau kecelakaan Akti!ita" 9  Mengenakan pakaian

 pasien dengan pakaian nonrestriktif 

 Membantu pasien

menggunakan footear  sebagai fasilitas berjalan

dan pencegahan

kecelakaan

 Mengatur tinggi rendah

tempat tidur, jika diperlukan

 Mengganti posisi tidur 

dengan mudah

dilakukan

 Meningkatkan

kemampuan untuk   bangun dari tidur atau

dari kursi roda

 Membantu pasien untuk 

duduj dan menyamping dari tempat tidur 

 2onsultasi dengan

terapi fisik tentang rencana ambulansi, jika diperlukan

(40)

De!ini"i9

2emampuan untuk bergerak  atas kemauan sendiri secara  bebas dengan atau tanpa alat  bantu. Inikator 9  2eseimbangan  2oordinasi  <ara +erjalan  ?erakan #tot  ?erakan Sendi

 Tampilan Posisi Tubuh

 2emampuan 9ntuk  +erpindah Posisi  +erlari  Melompat  Merayap  +erjalan  0eluasa +ergerak 

 penggunaan alat bantu,  jika diperlukan

 Mengintruksikan pasien

 bagaiman posisi yang  benar dalam proses  berpindah

 ?unakan gaitbelt untuk 

membentu berpindah dan ambulansi, jika diperlukan

 Menolang pasien untuk 

 berpindah, jika dibutuhkan

 Menyediakan cueing

ard di kepala sebagai fasilitas untuk    berpindah

 Menyediakan alat bantu

$mis. <ane, alker atau kursi roda% untuk   ambulansi, jika pasien tidak siap

 Membantu pasien

dengan inisial

ambulansi dan jika dibutuhkan

 Mengintruksikan pasien

tentang keamanan  berpindah dan teknik 

(41)

 Mengontrol pasien

menggunakan crutches atau alat bantu jalan lainya

 Membantu pasien untuk 

 berdiri dan ambulansi  jarak jauh

 Membantu pasien untuk 

meningkatkan

kemandirian dalam ambulansi jarak jauh

 Meningkatkan

kemandirian ambulansi dengan batas aman.

 Mambantu pasien untuk 

8up ad libB, jika diperlukan

 Tera#i Lati+an9 5o$lita" Seni

De!eni"i9 Perpindahan tubuh yang aktif bagi pasien untuk 

memlihara dan

memulihkan fleksibilitas sendi.

Akti!ita" 9

(42)

dari perpindahan sendi dan dampak dari fungsinya

 2olaborasi dengan

dokter terapi dalam  perkembangan dan memutuskan sebuah  program latihan

 Menetukan tingkat

motifasi pasien untuk 

 peraatan dan

 pemulihan perpindahan sendi

 Menjelaskan kepada

 pasien>keluarga tujuan dan rencana dari latihan sendi

 Mengontrol lokasi dan

ketidaknyamanan dan

nyeri selama

 beraktifitas>berpindah

 Memulai pengontrolan

ukuran nyeri sebelum memulai latihan sendi

 Mengenakan pakaian

 pasien dengan pakaian nonresriktif 

 Melindungi pasien dari

(43)

 Membantu pasien untuk 

 posisi tubuh yang optimal baik itu  berpindah pasif>aktif 

 Meningkatkan rentang

 peningkatan latihan, secara bekala sesuai  jadal

 Aktifitas pasif $P5#M%

atau membantu latihan $A5#M%, sebagai indikasi

 Mengintruksikan

 pasien>keluarga

 bagaimana aktifitas  pasif yang sistematis,  pertolongan atau rentang peningkatan latihan

 Mencata instruksi untuk 

latihan

 Membantu pasien untuk 

mengembangkan jadal latihan aktif 5#M

 Menyemangati pasien

untuk gambaran diri sebelum memulai  perpindahan

(44)

sendi secara berkala dengan batasan nyeri, kesabaran dan mobilitas sendi

 Membantu untuk  

 bangun dari tempat tidur  atau dari kursi roda

 Meberi semangat

ambulansi, jika diperlukan

 Menentukan arah tujuan

yang progres dari hasil yang dicapai

 Menyedikan

 pertolongan yang positif  untuk aktifitas latihan sendi

(45)

(. ?angguan citra tubuh  berhubungan dengan!  +iofisika $penyakit kronis%, kognitif>persepsi $nyeri kronis%, kultural>spiritual,  penyakit,krisis situasional, trauma>injury,  pengobatan $pembedahan, kemoterapi, radiasi%  DS!  Depersonalisasi bagian tubuh  Perasaan negatif   tentang tubuh  Secara 'erbal menyatakan perubahan gaya hidup D# !  Perubahan aktual

struktur dan fungsi

". +ody image

 Self esteem

Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama

K.gangguan body image

 pasien teratasi dengan kriteria hasil!

 +ody image positif 

 Mampu mengidentifikasi kekuatan personal  Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh  Mempertahankan interaksi sosial

". +ody image enhancement

Akti'itas !

 2aji secara 'erbal dan

non'erbal respon klien terhadap tubuhnya

 Monitor frekuensi

mengkritik dirinya

 Lelaskan tentang

 pengobatan, peraatan, kemajuan dan prognosis  penyakit  Dorong klien mengungkapkan  perasaannya  3dentifikasi arti  pengurangan melalui  pemakaian alat bantu

 =asilitasi kontak dengan

indi'idu lain dalam kelompok kecil

(46)

tubuh

 2ehilangan bagian

tubuh

 +agian tubuh tidak 

 berfungsi

4. Defisiensi pengetahuan

tidak familiar dengan informasi

De!ini"i ! ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.

DS!

2lien tidak tahu apa yang harus dilakukannya pada saat ini.

D# !

2lien tampak gelisah

Pengetahuan! Prosedur   Peraatan

De!ini"i ! 0uasnya pemahaman dalam menyampaikan tentang  prosedur yang dibutuhkan

dalam peraatan

Inikator !

". Mendeskripsikan prosedur   peraatan

&. Menjelaskan tujuan  prosedur  (. Mendeskripsikan langkah  prosedur  4. Mendeskripsikan bagaimana melakukan prosedur  1. Mendeskripsikan tindakan  pencegahan yang  berhubungan dengan  prosedur ). Mendeskripsikan prosedur  yang terbatas

Mendeskripsikan alat dan

5engajarkan9 Ini/iu

Pengertian9 meren&anakan, melak"anakn an menge/alua"i ari tujuan #eren&anaan #rogram #engajaran untuk  ke$utu+an keterangan #a"ien Akti'itas !

". Mengadakan hubungan &. Mengadakan kepercayaan

 pengajar, dengan tepat

(. Menetukan pengetahuan yang dibutuhkan pasien

4. Menghargai tingkat

 pengetahuan pasien yang sekarang dan konten yang dimengerti

1. Menghargai tingkat

 pengetahuan pasien

). Menghargai kognitif pasien,  psikomotor, dan kemampuan

(47)

 bahan peraatan Menunjukkan prosedur   peraatan 6. Mendeskripsikan tindakan mengatasi komplikasi 7. Mendeskripsikan efek   samping yag potensial

affektif atau ketidakmampuan 6. Menentukan kemampuan

 pasien untuk mempelajari informasi yang spesifik 

$misalnya! tingkat

 perkembangan, status fisiologis, orientasi, penyakit, keletihan, kebutuhan dasar  yang tidak dipenuhi, emosi, adaptasi terhadap penyakit% 7. Menentukan moti'asi

 pasien untuk mempelajari informasi yang spesifik  $contoh! keyakinan untuk sehat, kebutuhan yang tidak   terpenuhi, pengalaman buruk 

dengan pelayanan

kesehatan>mempelajari, tujuan yang bertentangan%

@. Meningkatkan kesiapan  pasien untuk belajar, dengan

tepat

"*. Mengidentifikasi kebutuhan  pembelajaran objektif untuk 

mencapai tujuan

5engajarkan 9 5enentukan Pengo$atan

(48)

#a"ien untuk #engo$atan 3ang aman an menga-a"i e!ekn3a Akti'itas!

". 3nstruksikan pasien untuk  mengenali karakteristik yang membedakan pengobatan, dengan tepat

&. 3nformasikan pada pasien dari yang umum dan berbagai  jenis nama di setiap  pengobatan

(. 3nformasikan pada pasie maksud dan tindakan di setiap  pengobatan

4. 3nstruksikan pada pasien takaran, perjalanan, dan aktu di setiap pengobatan

1. 3nstruksikan pada pasien

administrasi yan

sebenarnya>permintaan di setiap pengobatan

). Menge'aluasi kemampuan  pasien untuk melakukan  pengobatan sendiri

6. 3nstruksikan pada pasien untuk mempersiapkan tata cara yang dibutuhkan sebelum melakukan pengobatan $contoh! mencek nadi dan

(49)

tingkat glukosa%, dengan tepat 7. 3nformasikan pada pasien

apa yang dilakukan jika dosis  pada saat pengobatan salah @. 3nstruksikan pada pasien

kriteria yang digunakan ketika

memutuskan mengubah

takaran pengobatan>jadal, dengan tepat

"*. 3nformasikan pada pasien akibat dari pengobatan yang tidak dilakukan atau selanjutnya dilakukan dengan kasar, dengan tepat

(50)

BAB I:

TELAAH JU(NAL .1 Pena+uluan

Pengambilan jurnal ilmiah ini diambil dari datebase google.com dengan kata kunci  pencarian 8 nursing journal about amputationB.

.2 A$"trak 

Pasien biasanya mengalami 8phantom limb painBsetelah amputasi tetapi juga dapat terjadi akibat reseksi dari bagian lain tubuh, seperti payudara dan organ-organ internal seperti rektum.  pasien memerlukan yang kompleks dan peraatan yang tepat. Artikel ini menjelaskan  penyebab 8phantom limb painB dan membahas strategi penilaian.

. Ientita" Jurnal

Juul Jurnal Dealing ith phantom limb pain after amputation Pengarang Dan =ieldsen, ;uddersfield, Sharon ood

:olume "*6

Halaman &"-&( Ta+un #u$lika"i &*""

Pener$it  Nursingtimes.net Ba+a"a #u$lika"i nglish

Ba"i" ata ?oogle.com

. Ha"il

Phantom pain biasanya dilaporkan setelah adaya kasus amputasi pada pasien. Penyebab amputasi bisa berupa penyakit 'ascular, trauma, infeksi, dan pertumbuhan sel abnormal. nyeri nosiseptif normal akan terjadi setelah operasi, tetapi fisiologi yang tepat dari P0P tidak diketahui $;ouser, &**&%. mungkin dialami di anggota badan yang hilang dan tunggul dari bagian tubuh yang dipotong, dan berbagai gejala yang berbeda dengan yang berhubungan dengan nyeri nosiseptif akan hadir. Mungkin tidak ada alasan fisik untuk P0P $Mc<affrey et al, "@@@% tetapi dapat dikaitkan dengan

(51)

mekanisme fisiologis nyeri neuropatik $=lor, &**&%. Nyeri neuropatik dikaitkan dengan lesi primer atau disfungsi dalam saraf sistem $3ASP, &*"*%

Alat penilaian nyeri yang umum digunakan!

- mpat titik skala 'erbal rating $F5S%, yang digunakan untuk menggambarkan  peningkatan intensitas nyeri! * $tidak ada rasa sakit% " $nyeri ringan% ( $nyeri

sedang% 4 $sakit parah%

- "* point skala penilaian numerik $N5S%, yang direpresentasikan sebagai garis dengan nomor! * $tidak ada rasa sakit% ke "* $paling nyeri mungkin di mana  pasien menunjukkan tingkat rasa sakit%

;ambatan yang sering ditemukan peraat dalam mengkaji 8phantom limb painB diantaranya !

- ?ejala dari phantom pain yang susah dikenali dan diahami oleh peraat

- beban kerja yang berat, gangguan konstan dan masalah dengan resep obat yang akan diberikan kepada pasien.

.4 Ke"im#ulan

Peraat harus menyadari P0P dan bagaimana perbedaan P0P dari jenis nyeri yang lain untuk memastikan pasien menerima peraatan holistik. peraat harus memperoleh informasi tentang rasa sakit dari pasien sebagai bagian dari rencana  peraatan mereka dan menggunakan alat yang tersedia di daerah klinis mereka. Mungkin juga bagi peraat untuk mengakses pengetahuan khusus tentang nyeri yang ada untuk mendukung peraat dan pasien dalam proses manajemen nyeri

.; Kele$i+an an Kekurangan Jurnal 2elebihan !

- Abstrak jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui hasil dari phasil dari -penelitian tersebut

- 2esimpulan yang dibuat sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas

- Prosedur penelitian disusun dengan teratur, sehingga mudah untuk dipahami - Menampilkan gambar kasus yang di bahasnya

(52)

- ;asil yang di dapat dari penelitian merupakan kenyataan yang ada di lapangan dan dapat memperlihatkan bagaimana phantom pain yang di rasakan setelah amputasi - Merupakan pengetahuan baru bagi orang banyak.

2ekurangan !

- Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil dari penelitian tersebut - Tidak ada presentasenya

(53)

BAB : PENUTUP 4.1 Ke"im#ulan

Amputasi merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir  manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tiak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahyakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan infeksi.

Amputasi merupakan pilihan pembedahan terkhir dimana sedapat mungkin dilakukakan prosedur bedah yang mempertahankan ekstremitas. Namun pada beberapa kondisi, antara lain sarkoma jaringan lunak yang sudah menginfiltrasi semua struktur local di ekstremitas, maka amputasi merupakan pilihan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data-data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa situs Bawahparit merupakan salah satu situs kubur di Indonesia yang mewakili dua periode budaya,

ragum penjepit yang sudah terpasang pada mesin, dengan posisi sesuaidengan bentuk pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda kerja sudahterpasang dengan baik dan kuat.. 5.Memilih

Hasil perhitungan tingkat keanekaragaman jenis Shannon menunjukkan bahwa pada tegakan sengon buto memiliki tingkat keanekaragaman yang lebih besar yaitu dengan nilai 2,21

Berikut hasil perhitungan neraca massa dari pra desain pabrik minyak kayu putih dengan kapasitas bahan baku daun sebesar 24.133 ton/tahun dapat menghasilkan minyak kayu

Penelitian ini fokus kepada bagaimana membangun sebuah sistem sensor yang selanjutnya akan secara otomatis tersimpan pada database menggunakan mikrokontroller arduino

Untuk membangunan sosial ekonomi lingkungan masyarakat adat Melayu harus dapat merobah cara pandang yang Antroposentri- kapitalistik kepada pandangam yang Eco-culture

The resolution of a lithographic resist depends significantly on many factors, such as intrinsic properties of the polymer (e.g., chemical structure, molecular weight,

Tingkat pendidikan guru, danvariasikemampuan guru menyebabkan bervariasinya kemampuan mereka menguasai materi pembelajaran sesuai dengan KompetensiInti (KI) dan