• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah kesehatan penyelaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah kesehatan penyelaman"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air,

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air,

dengan atau tanpa meenggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan

dengan atau tanpa meenggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik

tertentu. Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik

fisik maupun biologi.

fisik maupun biologi. Secara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3 unsurSecara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3 unsur

yaitu padat, cair dan berongga. Jaringan tubuh yang padat seperti tulang,

yaitu padat, cair dan berongga. Jaringan tubuh yang padat seperti tulang,

otot, jantung dan

otot, jantung dan hati, relatif tidak meneruskan tekanan, hati, relatif tidak meneruskan tekanan, sedangkan yangsedangkan yang

 berupa

 berupa cairan cairan dapat dapat meneruskan meneruskan tekanan, tekanan, dan dan yang yang berongga berongga sepertiseperti

telinga, sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat dipengaruhi

telinga, sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat dipengaruhi

 perubahan tekanan.

 perubahan tekanan.1, 21, 2

Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi perubahan

Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi perubahan

fisiologi pada tubuh manusia sesuai dengan hukum fisika yang berlaku,

fisiologi pada tubuh manusia sesuai dengan hukum fisika yang berlaku,

yang berisiko menimbulkan penyakit yang berakhir pada kecacatan hingga

yang berisiko menimbulkan penyakit yang berakhir pada kecacatan hingga

kematian apabila penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur

kematian apabila penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur

yang benar.

yang benar. Ditemukannya berbagai kasus dan kelainan seperti nyeriDitemukannya berbagai kasus dan kelainan seperti nyeri sendi, gangguan pendengaran, kelumpuhan hingga kematian. Pada nelayan sendi, gangguan pendengaran, kelumpuhan hingga kematian. Pada nelayan  peselam

 peselam tradisional tradisional di di berbagai berbagai daerah daerah menunjukkan menunjukkan bahwa bahwa kegiatankegiatan  penyelaman

 penyelaman dapat dapat menimbulkan menimbulkan berbagai berbagai dampak dampak negatif negatif dalam dalam bidangbidang kesehatan baik yang bersifat sementara ataupun menetap. Oleh karena itu kesehatan baik yang bersifat sementara ataupun menetap. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai menyelam bagi nelayan peselam diperlukan pengetahuan mengenai menyelam bagi nelayan peselam tradisional.

tradisional.22

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, t

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, tahun 2000 di seluruh duniaahun 2000 di seluruh dunia ada 400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini ada 400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan

menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan GlobalGlobal  Burden

 Burden of of DiseaseDisease  (GBD) menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya  (GBD) menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air dan bencana lainnya. Ditaksir selama oleh banjir, kecelakaan angkutan air dan bencana lainnya. Ditaksir selama

1 1

(2)

tahun 2000, 10% kematian di seluruh dunia adalah akibat kecelakaan, dan tahun 2000, 10% kematian di seluruh dunia adalah akibat kecelakaan, dan 8% akibat tenggelam tidak disengaja yang sebagian besar terjadi di negara 8% akibat tenggelam tidak disengaja yang sebagian besar terjadi di negara  berkembang.

 berkembang.33

Sebuah penelitian di Eropa di dapatkan dari 142 penyelam 64% Sebuah penelitian di Eropa di dapatkan dari 142 penyelam 64% melaporkan gejala barotrauma, tuli sementara akibat tinitus 27,5% dan melaporkan gejala barotrauma, tuli sementara akibat tinitus 27,5% dan mengalami vertigo 9,9%. Beberapa penelitian di luar Indonesia mengalami vertigo 9,9%. Beberapa penelitian di luar Indonesia menunjukkan bahwa penyelam paling sering mengalami gangguan menunjukkan bahwa penyelam paling sering mengalami gangguan  pendengaran.

 pendengaran. Sebuah Sebuah studi studi pada pada 429 429 penyelam penyelam professional professional di di IranIran menunjukkan gangguan yang paling sering otitis eksternal 43,6. Dari hasil menunjukkan gangguan yang paling sering otitis eksternal 43,6. Dari hasil  penelitian

 penelitian terhadap terhadap 100100  Navy  Navy diverdiver Pakistan ditemukan 54% mengalamiPakistan ditemukan 54% mengalami gangguan pendengaran, antara lain infeksi, barotrauma dan tuli.

gangguan pendengaran, antara lain infeksi, barotrauma dan tuli.

Mawle S.E & Jackson C.A telah melakukan sebuah penelitian tentang Mawle S.E & Jackson C.A telah melakukan sebuah penelitian tentang trauma telinga pada penyelaman. Sampel terdiri dari 142 penyelaman trauma telinga pada penyelaman. Sampel terdiri dari 142 penyelaman termaksud teknisi, penyelam amatir, dan instruktur diperiksa dengan termaksud teknisi, penyelam amatir, dan instruktur diperiksa dengan kuesioner untuk menentukan prevalensi telinga, nyeri (47,9%), ketulian kuesioner untuk menentukan prevalensi telinga, nyeri (47,9%), ketulian sementara dengan tinnitus (berdenging) (27,5%) dan vertigo (9,9%). sementara dengan tinnitus (berdenging) (27,5%) dan vertigo (9,9%). Prevalensi infeksi telinga tengah terjadi pada lebih dari 1/3 sampel Prevalensi infeksi telinga tengah terjadi pada lebih dari 1/3 sampel (37,3%).

(37,3%).

Menurut survey dari 251 responden penyelam di 9 propinsi di Menurut survey dari 251 responden penyelam di 9 propinsi di Indonesia, teknik menyelam yang digunakan 56,6% peselam tahan nafas, Indonesia, teknik menyelam yang digunakan 56,6% peselam tahan nafas, 33,9% peselam kompresor dan 9,6% peselam dengan

33,9% peselam kompresor dan 9,6% peselam dengan SCUBASCUBA. Keluhan. Keluhan yang sering didapat 251 responden peselam tersebut antara lain 21,2% yang sering didapat 251 responden peselam tersebut antara lain 21,2%  pusing

 pusing atau atau sakit sakit kepala, kepala, 12,6% 12,6% lelah, lelah, 12,5% 12,5% pendengaran pendengaran berkurang,berkurang, nyeri sendi 10,8% pendarahan hidung 10,2%, 9,7% sakit dada atau sesak, nyeri sendi 10,8% pendarahan hidung 10,2%, 9,7% sakit dada atau sesak, 6,4% penglihatan berkurang, 6,0% bercak merah dikulit, 5,6% gigitan 6,4% penglihatan berkurang, 6,0% bercak merah dikulit, 5,6% gigitan  binatang, 3,2% lumpuh

 binatang, 3,2% lumpuh dan 1,7% hilang kesadaran.dan 1,7% hilang kesadaran.33

Penelitian Kartono pada nelayan penyelam di pulau Karimun Jawa Penelitian Kartono pada nelayan penyelam di pulau Karimun Jawa tahun 2007 menyebutkan barotrauma yang paling banyak terjadi adalah tahun 2007 menyebutkan barotrauma yang paling banyak terjadi adalah gangguan pendengaran 43,2%, gangguan saluran hidung 16,9% dan gangguan pendengaran 43,2%, gangguan saluran hidung 16,9% dan

(3)

tahun 2000, 10% kematian di seluruh dunia adalah akibat kecelakaan, dan tahun 2000, 10% kematian di seluruh dunia adalah akibat kecelakaan, dan 8% akibat tenggelam tidak disengaja yang sebagian besar terjadi di negara 8% akibat tenggelam tidak disengaja yang sebagian besar terjadi di negara  berkembang.

 berkembang.33

Sebuah penelitian di Eropa di dapatkan dari 142 penyelam 64% Sebuah penelitian di Eropa di dapatkan dari 142 penyelam 64% melaporkan gejala barotrauma, tuli sementara akibat tinitus 27,5% dan melaporkan gejala barotrauma, tuli sementara akibat tinitus 27,5% dan mengalami vertigo 9,9%. Beberapa penelitian di luar Indonesia mengalami vertigo 9,9%. Beberapa penelitian di luar Indonesia menunjukkan bahwa penyelam paling sering mengalami gangguan menunjukkan bahwa penyelam paling sering mengalami gangguan  pendengaran.

 pendengaran. Sebuah Sebuah studi studi pada pada 429 429 penyelam penyelam professional professional di di IranIran menunjukkan gangguan yang paling sering otitis eksternal 43,6. Dari hasil menunjukkan gangguan yang paling sering otitis eksternal 43,6. Dari hasil  penelitian

 penelitian terhadap terhadap 100100  Navy  Navy diverdiver Pakistan ditemukan 54% mengalamiPakistan ditemukan 54% mengalami gangguan pendengaran, antara lain infeksi, barotrauma dan tuli.

gangguan pendengaran, antara lain infeksi, barotrauma dan tuli.

Mawle S.E & Jackson C.A telah melakukan sebuah penelitian tentang Mawle S.E & Jackson C.A telah melakukan sebuah penelitian tentang trauma telinga pada penyelaman. Sampel terdiri dari 142 penyelaman trauma telinga pada penyelaman. Sampel terdiri dari 142 penyelaman termaksud teknisi, penyelam amatir, dan instruktur diperiksa dengan termaksud teknisi, penyelam amatir, dan instruktur diperiksa dengan kuesioner untuk menentukan prevalensi telinga, nyeri (47,9%), ketulian kuesioner untuk menentukan prevalensi telinga, nyeri (47,9%), ketulian sementara dengan tinnitus (berdenging) (27,5%) dan vertigo (9,9%). sementara dengan tinnitus (berdenging) (27,5%) dan vertigo (9,9%). Prevalensi infeksi telinga tengah terjadi pada lebih dari 1/3 sampel Prevalensi infeksi telinga tengah terjadi pada lebih dari 1/3 sampel (37,3%).

(37,3%).

Menurut survey dari 251 responden penyelam di 9 propinsi di Menurut survey dari 251 responden penyelam di 9 propinsi di Indonesia, teknik menyelam yang digunakan 56,6% peselam tahan nafas, Indonesia, teknik menyelam yang digunakan 56,6% peselam tahan nafas, 33,9% peselam kompresor dan 9,6% peselam dengan

33,9% peselam kompresor dan 9,6% peselam dengan SCUBASCUBA. Keluhan. Keluhan yang sering didapat 251 responden peselam tersebut antara lain 21,2% yang sering didapat 251 responden peselam tersebut antara lain 21,2%  pusing

 pusing atau atau sakit sakit kepala, kepala, 12,6% 12,6% lelah, lelah, 12,5% 12,5% pendengaran pendengaran berkurang,berkurang, nyeri sendi 10,8% pendarahan hidung 10,2%, 9,7% sakit dada atau sesak, nyeri sendi 10,8% pendarahan hidung 10,2%, 9,7% sakit dada atau sesak, 6,4% penglihatan berkurang, 6,0% bercak merah dikulit, 5,6% gigitan 6,4% penglihatan berkurang, 6,0% bercak merah dikulit, 5,6% gigitan  binatang, 3,2% lumpuh

 binatang, 3,2% lumpuh dan 1,7% hilang kesadaran.dan 1,7% hilang kesadaran.33

Penelitian Kartono pada nelayan penyelam di pulau Karimun Jawa Penelitian Kartono pada nelayan penyelam di pulau Karimun Jawa tahun 2007 menyebutkan barotrauma yang paling banyak terjadi adalah tahun 2007 menyebutkan barotrauma yang paling banyak terjadi adalah gangguan pendengaran 43,2%, gangguan saluran hidung 16,9% dan gangguan pendengaran 43,2%, gangguan saluran hidung 16,9% dan

(4)

gangguan paru 14,9%. Data yang dikumpulkan Direktorat Sepim Kesma gangguan paru 14,9%. Data yang dikumpulkan Direktorat Sepim Kesma Depkes sampai dengan tahun 2008, dari 1.026 penyelam ditemukan Depkes sampai dengan tahun 2008, dari 1.026 penyelam ditemukan 93,9%

93,9% penyelam penyelam pernah pernah menderita menderita gejala gejala awal awal penyakit penyakit penyelaman,penyelaman, yaitu sebanyak 29,8% menderita nyeri sendi, 39,5% menderita gangguan yaitu sebanyak 29,8% menderita nyeri sendi, 39,5% menderita gangguan  pendengaran

 pendengaran dan dan 10,3% 10,3% menderita kelumpuhan.menderita kelumpuhan.44

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti berkeinginan untuk Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti berkeinginan untuk membahas masalah kesehatan penyelaman.

membahas masalah kesehatan penyelaman. 1.2

1.2 TujuanTujuan 1.2.1

1.2.1 Umum Umum : : Untuk Untuk mengetahui mengetahui telaah telaah kesehatan kesehatan penyelamanpenyelaman 1.2.2

1.2.2 Khusus Khusus :: 1.

1. Untuk Untuk mengetahui mengetahui perubahan perubahan fisiologi fisiologi selama selama penyelamanpenyelaman 2.

2. Untuk Untuk mengetahui mengetahui penyakit penyakit yang yang terjadi terjadi akibat akibat penyelamanpenyelaman

1.3

1.3 ManfaatManfaat 1.3.1

1.3.1 Manfaat Manfaat bagi bagi penulispenulis

Penulis dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat Penulis dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan penyelaman

mengenai kesehatan penyelaman 1.3.2

1.3.2 Manfaat Manfaat bagi bagi pembacapembaca

Pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai kesehatan Pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai kesehatan  penyelaman

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi Penyelaman

Bernapas merupakan sesuatu hal yang sangat penting pada kehidupan, terutama bagi seorang penyelam. Pada saat penyelaman tekanan atmosfer di  permukaan laut dengan di dalam laut berbeda. Tekanan atmosfer akan menurun  pada ketinggian karena atmosfir diatasnya berkurang, sehingga udara pun  berkurang. Demikian sebaliknya tekanan akan meningkat bila seorang menyelam di bawah permukaan air. Hal tersebut disebabkan perbedaan berat dari atmosfir dan berat dari air di atas penyelam. Berdasarkan hukum pascal yang menyatakan  bahwa tekanan terdapat di permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah

secara merata dan tidak berkurang pada setiap tempat di bawah pemukaan laut. Tekanan akan meningkat sebesar 760 mmHg (1 atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 m (33 kaki). Satuan-satuan dari jumlah tekanan adalah atmosfir absolut (ATA), sedangkan ukuran tekanan (Gauge Pressure) menunjukkan tekanan yang terlihat  pada alat pengukur dimana terbaca 0 pada tingkat permukaan, karena tekanan

tersebut selalu 1 atmosfer lebih rendah daripada tekanan absolut 5 Tabel 2.1 Ukuran tekanan pada berbagai kedalaman

Kedalaman (Depth) Tekanan Absolut (Gauge Pressure)

Dipermukaan 1 ATA 0 ATG

10 meter 2 ATA 1 ATG

20 meter 3 ATA 2 ATG

30 meter 4 ATA 3 ATG

Seorang penyelam yang menghirup napas penuh di permukaan akan merasakan paru-parunya semakin lama semakin tertekan oleh air di sekelilingnya sewaktu penyelam tersebut turun. Sebelum penyelaman, tekanan udara di dalam  paru-paru seimbang dengan tekanan udara atmosfer, yang rata-rata 760 mmHg

atau 1 atmosfer pada permukaan laut. Namun, pada saat menyelam udara mengalir

(6)

ke dalam paru, tekanan udara di dalam paru harus lebih rendah daripada tekanan udara atmosfer. Kondisi tersebut diperoleh dengan membesarnya volume paru. Menurut hukum Boyle tekanan gas di dalam tempat tertutup berbanding terbalik dengan besarnya volume. Bila ukuran tempat diperbesar, tekanan udara di dalamnya turun. Bila ukuran diperkecil, tekanan udara di dalamnya naik. Hukum Boyle berlaku terhadap semua gas-gas di dalam ruangan-ruangan tubuh sewaktu  penyelam masuk ke dalam air maupun sewaktu naik ke permukaan.5

Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1 liter larutan nitrogen. Apabila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan parsial dari nitrogen yang dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang terlarut dalam jaringan juga menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut gas di dalam jaringan dan pada kecepatan suplai gas ke dalam jaringan oleh darah. Hal tersebut sesuai dengan hukum Henry yang menyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut di atas cairan. Pada kondisi di atas permukaan laut gas nitrogen terdapat dalam udara pernapasan sebesar 79%. Nitrogen tidak mempengaruhi fungsi tubuh karena sangat kecil yang larut dalam plasma darah, sebab rendahnya koefisien kelarutan pada tekanan di atas permukaan laut. Tetapi bagi seorang  penyelam Scuba atau pekerja Caisson (pekerja pembangun saluran di bawah air) yang berada pada kondisi udara pernapasan di bawah tekanan tinggi, jumlah nitrogen yang terlarut dalam plasma darah dan cairan interstitial sangat besar. Hal tersebut mengakibatkan pusing atau mabuk, yang disebut dengan gejala nitrogen narcosis.6 

Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1 liter larutan nitrogen. Apabila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan parsial dari nitrogen yang dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang terlarut dalam jaringan juga menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut gas di dalam jaringan dan pada kecepatan suplai gas ke dalam jaringan oleh darah. Hal tersebut sesuai dengan hukum Henry yang menyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas

(7)

yang terlarut di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut di atas cairan.5  Pada kondisi di atas permukaan laut gas nitrogen terdapat dalam udara pernapasan sebesar 79%. Nitrogen tidak mempengaruhi fungsi tubuh karena sangat kecil yang larut dalam plasma darah, sebab rendahnya koefisien kelarutan pada tekanan di atas permukaan laut. Tetapi bagi seorang  penyelam Scuba atau pekerja Caisson (pekerja pembangun saluran di bawah air) yang berada pada kondisi udara pernapasan di bawah tekanan tinggi, jumlah nitrogen yang terlarut dalam plasma darah dan cairan interstitial sangat besar. Hal tersebut mengakibatkan pusing atau mabuk, yang disebut dengan gejala nitrogen narcosis.6

2.2 Cara Melakukan Kegiatan Penyelaman

Cara melakukan kegiatan penyelaman bagi penyelam tradisional ada dua macam yaitu tahan nafas dan menggunakan kompresor :

1. Tahan nafas

 Definisi: Penyelam yang melakukan kegiatan menyelam tanpa menggunakan alat.

 Biasanya waktu menyelam tidak lama, hanya beberapa menit.  Kedalaman menyelam kurang dari 10 meter.

2. Menggunakan kompresor (SSBA = Surface Supply Breathing Apparatus)  Definisi: Penyelam yang menggunakan suplai udara dari permukaan

laut yang bersumber dari kompresor.

 Biasanya waktu menyelam lebih lama bisa lebih dari 1 jam.  Kedalaman menyelam lebih dari 10 meter 6

(8)

2.3 Risiko Yang Sering Timbul Pada Penyelaman Tahan Nafas

Risiko yang bisa terjadi akibat menyelam dengan cara tahan nafas antara lain: 1. Sakit kepala

2. Pecahnya gendang telinga  keluar darah dari telinga  kalau menyelam lagi bisa mengakibatkan disorientasi (pusing berputar, kehilangan arah  tenggelam)

3. Pendengaran berkurang 4. Mimisan di dalam air. 6

Apa yang dilakukan bila terasa sakit pada telinga, gigi geligi, dan daerah sekitar wajah, ataupun timbul mimisan  segera naik ke permukaan, meminta  pertolongan ke sarana pelayanan kesehatan terdekat.

Pencegahan supaya tidak terjadi penyakit tersebut : 1. Jangan menyelam bila kondisi badan tidak sehat 2. Tidak boleh minum obat sebelum menyelam

3. Pada saat turun menyelam (kepala di bawah) tidak vertikal, namun membentuk sudut.

4. Ketika turun menyelam melakukan penyesuaian tekanan udara di dalam rongga telinga tengah dengan tekanan lingkungan di dalam air dengan cara valsava dengan cara :

a. Menelan ludah

 b. Memencet hidung dan menutup mulut, sambil meniup sampai terasa udara menekan telinga (sampai merasakan sensasi ‘klek’). Equalisasi dapat dilakukan berulang. 7

(9)

2.4 Risiko yang timbul pada penyelaman dengan Kompresor Risiko yang bisa terjadi apabila menyelam dengan kompresor : 1. Bisa menimbulkan penyakit barotrauma

2. Menghirup udara yang tercemar (CO, CO2, dan zat lainnya) dapat

menimbulkan sakit dada/sesak nafas hingga menyebabkan tidak sadar. 3. Menyebabkan kekurangan oksigen, karena satu kompresor digunakan

 bersama –  sama.

4. Akibat naik ke permukaan terlalu cepat (melebihi gelembung udara yang terkecil), dapat menimbulkan penyakit dekompresi :

2.5 Penyelaman tunggal

Definisi penyelaman tunggal

a. Melakukan penyelaman satu kali dalam masa 12 jam

 b. Melakukan penyelaman berulang dengan interval waktu penyelaman yang pertama dengan ke dua kurang dari 10 menit.

2.6 Penyelaman berulang

Definisi penyelaman berulang

 Penyelaman yang dilakukan lebih dari 1 kali dalam masa kerja 12 jam dengan interval waktu penyelaman ke satu ke penyelaman berikutnya lebih dari 10 menit. 6 7

2.7 Prosedur Yang Baik Saat Turun Menyelam Dengan Menggunakan Kompresor

Prosedur yang harus dilakukan pada saat turun menyelam dengan menggunakan kompresor :

1. Melakukan valsava manuever/ equalisasi

2. Turun perlahan (60-70 feet/min atau 18-20 meter/menit) 3. Kedalaman menyelam tidak melebihi 40 meter

(10)

 Kedalaman 20 meter paling lama waktunya 50 menit  Kedalaman 30 meter paling lama waktunya 25 menit  Kedalaman 40 meter paling lama waktunya 10 menit. 5. Turun menyelam membentuk sudut (30 –  45 derajat).8

2.8 Prosedur Yang Baik Saat Naik Ke Permukaan Dengan Menggunakan Kompresor

Prosedur yang baik saat naik ke permukaan dengan menggunakan kompresor :   Naik perlahan tidak melebihi gelembung udara terkecil (60 feet/min atau

18 meter/menit)

 Pada penyelaman kedua dan selanjutnya (penyelaman berulang), di kedalaman 20 feet/ 9 meter dan 10 feet/ 6 meter menjelang permukaan, melakukan ‘decompresion  stop’   (berhenti untuk menyesuaikan tekanan) selama 2 –  3 menit. 9

2.9 Cara Penggunaan Kompresor Untuk Mencegah Terjadinya Penyakit Penyelaman

Cara penggunaan kompresor untuk mencegah terjadinya penyakit  penyelaman:

1. Disarankan menggunakan filter di ujung selang gas masuk ( inlet) dan gas  buang (outlet)

2. Selang gas masuk (inlet ) dan gas buang (outlet ) jaraknya jauh

3. Selang outlet ditinggikan dulu posisinya kemudian baru digunakan menyelam, supaya endapan oli tidak masuk ke dalam selang

4. Disarankan kompresor memakai pelumas nabati (minyak jarak), maupun  pelumas nabati sintetis 6 8

(11)

2.10 Perlengkapan Yang Sebaiknya Digunakan Pada Saat Menyelam Perlengkapan yang sebaiknya digunakan pada saat menyelam :

 Memakai pakaian gelap untuk menghindari serangan hewan laut  berbahaya.

 Memakai sepatu peselam untuk menghindari terlukanya telapak kaki jika menginjak karang.

 Memakai sarung tangan untuk menghindari terlukanya telapak tangan.  Memakai kacamata selam.2

(12)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penyakit Akibat Penyelaman 3.1.1 Barotrauma

Barotrauma ditunjukkan oleh adanya kerusakan berbagai jaringan tubuh akibat ketidak seimbangan antara tekanan dalam rongga-rongga udara di dalam tubuh dengan jaringan atau cairan tubuh disekitarnya. Barotrauma terhadap telinga merupakan cedera yang paling sering mengenai penyelam (descent).

Dengan berubahnya kedalaman yang berakibat berubahnya tekanan, maka volume udara atau gas-gas didalam tubuh juga akan  berubah. Perubahan volume tersebut terjadi pada penyelaman (volume kurang) dan pada penyembulan (volume bertambah). Dengan penyelaman (descent) maka terjadi peristiwa seperti ”memeras”. Istilah “memeras” digunakan untuk melukiskan pengaruh barotrauma pada penyelam akibat terjadinya peningkatan tekanan gas dan berkurangnya volume gas yang  bersangkutan. Pemerasan terjadi pada gas yang terdapat dalam ruang yang tidak mengempis yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara gas dalam rongga itu dengan tekanan di sekitarnya. Jaringan yang melapisi rongga-rongga gas misalnya rongga telinga tengah dapat membengkak dan  bila terdapat pembuluh darah maka pembuluh darah itu dapat pecah dan terjadilah perdarahan yang merupakan upaya untuk mengimbangi tekanan akibat “pemerasan” tersebut. Perdarahan kedalam rongga udara dapat menyebabkan terjadinya nyeri yang menyertai “pemerasan”.

Barotrauma pada penyembulan terjadi bila pengembangan yang normal dari gas-gas pada penyembulan tehambat, biasanya terjadi akibat obstruksi mekanis yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan yang progresif dalam rongga-rongga gas yang tertutup itu bersamaan dengan belanjutnya penyembulan. Mekanisme : penyelam turun, tekanan

(13)

air naik   selisih antara tekanan jaringan (tekanan air) dengan tekanan rongga udara naik  tekanan air (tekanan jaringan) naik  tekanan yang cukup besar dari jaringan ke rongga udara  bila udara tidak dapat masuk ke rongga udara untuk menyamakan tekanan  jaringan dipaksa masuk ke rongga udara   akan terjadi barotrauma   pembengkakan jaringan yang melapisi rongga udara tersebut dan nyeri yang hebat  perdarahan dan berkurangnya rasa sakit.10

Tabel 3.1 Barotrauma pada Penyelaman (descent)

Lokasi Patologi Gejala Penyembuhan Catatan Telinga tengah Perdarahan ke telinga tengah  membran timpani robek  Disrupsi ossicles Makin dalam nyelam  nyeri makin hebat. tuli konduktif, vertigo, membran timpani robek,  perdarahan hidung dan mulut Dekongestan + Antibiotik. Robekan THT Disfungsi tuba eustachii  gagal menyeimbangk  an tekanan antara telinga tengah dengan  pharynx. Cedera tersering terjadi pada  penyelaman 10 menit pertama. Cek kemampuan menyeimbangk  an tekanan. Robekan membran tympani

(14)

 biasanya sembuh dalam 4-8 minggu. Telinga dalam Ruptur rotundum + ovale Fistule  perilymph Vertigo, nystagmus, tuli Canalis auditori us eksterna Serumen/sumbat an telinga  ruangan berisi gas  Nyeri telinga, sulit membersihkan telinga Hilangkan obstruksi

Sinus Perdarahan sinus Hidung berdarah, nyeri dan sekret

Dekogestan, antibiotik, operasi untuk memperbaiki deformitas  sumbatan sinus Sinus Frontalis  paling mudah terkena, terkait dengan sinusitis, Rhinitis, Alergi, polip, ISPA. Bila ada ISPA dilarang menyelam. Dekogestan topikal dilarang digunakan untuk  pencengahan.

(15)

Tabel 3.2 Barotrauma pada penyembulan (ascent)8

Lokasi Patologi Gejala Penyembuhan Catatan

Telinga Infeksi saluran nafas atas   blokade tuba eustachii pada ascent. Kerusakan membran timpani. Kerusakan membran  pendengaran. Vertigo, nyeri telinga, tuli setelah menyelam Dekogestan + antibiotik Disfungsi tuba eustachii  gagal menyeimbangka n tekanan antara telinga tengah dengan pharynx.

Gigi Gas dalam

lubang gigi mengembang

 Nyeri gigi Analgesia + Periksa gigi Adanya  barotrauma gigi  pada descent dengan  perdarahan kedalam rongga udara pada gigi.

Faktor –  faktor yang dapat mempercepat terjadinya penyakit barotrauma : a. Sinusitis: pembengkakan jaringan yang menyebabkan penyumbatan

saluran ke hidung.

 b. Gigi berlubang yang ditambal dengan tidak sempurna   akan menyebabkan bertambahnya tekanan ke dalam rongga gigi yang tidak tertutup dengan sempurna.

c. Flu dan gangguan pernafasan : dapat menyebabkan terjadinya sumbatan  pada saluran tuba eustachius.

(16)

d. Mengidap penyakit paru : penyakit paru-paru dapat menyebabkan elastisitasnya berkurang.

e. Polip : adanya pertumbuhan jaringan kecil yang mengakibatkan tertutupnya saluran sinus, sehingga saluran udara tersumbat.

f. Kotoran telinga yang menyumbat : mengakibatkan adanya udara yang terperangkap di dalam lubang telinga. 6, 7

3.1.2 Penyakit Dekompresi

a. Definisi: penyakit dengan berbagai tingkat keluhan dan gejala, yang dapat mengganggu seluruh sistem organ tubuh dengan penyebab yang sama yaitu terbentuknya gelembung N2  dalam jaringan dan darah.

Berlaku Hukum Henry “Banyaknya gas terlarut dalam cairan sebanding dengan tekanan gas tersebut diatas cairan”. Lebih banyak terjadi pada waktu ± 6 jam.

 b. Mekanisme : Dekompresi terlalu cepat N2 tidak dapat dikembalikan ke

darah dari jaringan dengan cepat dan teratur   gelembung dalam  jaringan.9

(17)

c. Gejala klinis

- Dahulu, dibagi menjadi 2 tipe :

- Dekompresi ringan (tipe I) yang ditandai dengan gatal-gatal, nyeri sendi/otot, pusing/sakit kepala, muntah

Gambar 3.2 Penyakit Dekompresi Tipe I

- Dekompresi berat (tipe II) yang ditandai dengan kram dari perut turun hingga kaki sampai mengalami kelumpuhan dan kematian.3

Gambar 3.3 Penyakit Dekompresi Tipe II

- Sekarang

o Persendian  awalnya rasa tidak enak dan kaku, rasa nyeri

hebat.

o Susunan Saraf Pusat   tergantung daerah yang terkena

(cerebrum, cerebellum, tulang belakang)   hemiplegic, hilangnya koordinasi, sakit pinggang, penglihatan kabur, dll.

o Gastro Intestinal  mual, nafsu makan menurun, muntah, diare,

kejang usus, BAB berdarah (berat).

o Jantung dan paru sesak nafas, nyeri dada, batuk.

(18)

o Darah  hiperkoagulasi, hemokonsentrasi, hiperagregasi

trombosit. d. Tatalaksana

Tindakan pertama

o Oksigenasi untuk pasien tidak sadar

o Rekompresi  penyelaman kembali ke kedalaman semula (pasien

sadar) dan chamber (golden period < 6 jam)

o Medikamentosa   infus RL, kortikosteroid, antiagregasi

trombosit.9 e. Pencegahan:

-  Naik kepermukaan laut secara perlahan-lahan ( 18 meter permenit) - Berhenti selama 3 menit setiap kenaikan 4,6 meter

- Hindari penyelaman berulang - Istirahat satu hari setelah 3 –  4 hari

- Hindari minum alkohol baik sebelum dan sesudah melakukan  penyelaman3

f. Faktor yang mempercepat terjadinya penyakit dekompresi (faktor  predisposisi) :

- Orang gemuk : karena gas Nitrogen lebih mudah larut dalam lemak - Kelelahan; kurang tidur : Perlu kondisi yang fit untuk melakukan

 penyelaman

- Minum alkohol sebelum menyelam : karena alkohol mengakibatkan  penekanan syaraf pusat sehingga akan mengalami ilusi dan halusinasi - Menyelam berulang : karena nitrogen dalam darah belum semua

dinetralisir, apabila melakukan penyelaman ulang maka nitrogren di dalam darah akan bertambah.

- Kekurangan cairan tubuh : Karena air laut akan lebih menyerap cairan tubuh, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi berat

- Luka pasca operasi : Luka bekas operasi belum menutup dengan sempurna, sehingga dapat menyebabkan masuknya udara melalui ruang yang terbuka

(19)

- Usia (kurang dari 16 tahun dan lebih dari 40 tahun)   karena emosional kurang stabil 2, 3

3.1.3 Dysbaric osteonecrosis

a. Definisi : penyakit dekompresi tipe lambat pada tulang panjang (extremitas). Bersifat kronik.

 b. Mekanisme : aliran darah ke salah satu bagian sumsum tulang terhalang oleh gelembung N2  hipoksia dan bisa mati  bila terdapat dibawah

 permukaan sendi (terutama sendi paha, bahu) arthritis dan terbatasnya  pergerakan sendi.

c. Gejala klinis

 Dekat permukaan sendi  nyeri dan kekakuan sehingga terjadi

limitasi gerakan, biasanya terjadi pada sendi penopang (paha, lutut,  bahu).

 Kepala, leher, tangkai tulang  asimptomatik, biasanya mengenai

tulang panjang (paha dan lengan atas). d. Tatalaksana

1. Konservatif tirah baring, mengurangi aktivitas 2. Operatif  penggantian dengan sendi buatan e. Pencegahan

Pemeriksaan berkala (rontgen tulang panjang)

3.2 Penyakit Penyelaman Akibat Gas 3.2.1  Narkosis Nitrogen

a. Definisi : kenaikan tekanan parsial dari gas yang inaktif dalam metabolisme. Biasanya terjadi pada penyelam yang menggunakan udara dan kedalaman ≥ 30 m.

 b. Mekanisme : proses belum diketahui pasti

c. Gejala klinis : beratnya gejala dan kedalaman dimana pengaruh mulai terasa berbeda setiap orang. Berdasarkan pengamatan :

(20)

- 30-50 m  euphoria

- 50  mengantuk, halusinasi

- 50-70 m   banyak bicara, rasa ngeri (teror), dizziness (pusing), tertawa tidak terkontrol

- 70 m  kemampuan daya tangkap menurun

- 70-90 m  konsentrasi memburuk, kurangnya pergerakan, hilang ingatan

- > 90 m halusinasi dan ketidaksadaran sampai meninggal d. Tatalaksana

- Penurunan ambang tekanan (ascent) naik ke permukaan air - Menambahkan gas yang kurang berpengaruh narcosis e. Pencegahan

- Hindari minum alcohol - Kenali gejala

-  Naik ke beberapa meter sampai gejala hilang - Hindari menyelam pada kedalaman tersebut

3.2.2 Intoksikasi Oksigen

a. Definisi : akibat kenaikan tekana parsial oksigen dalam darah di  permukaan laut. Faktor resiko (pekerja hyperbaric chamber, close sirkuit) tergantung lama menghisap, kepekaan seseirang dan tekanan  parsial oksigen.

 b. Gejala klinis

- Akut (> 0,2 ATA)

- Efek dari “Paul Bert”   cepat mempengaruhi otak   teori : hambatan pada enzim yang dibutuhkan untuk reaksi biokimiawi otak

- Kejang, mual, muntah, pusing, getaran bibir dan otot, halusinasi, kebingungan

- Kronik (> 0,8 ATA) - Efek “Lorraine-smith”

(21)

- Tenggorokan gatal (seperti influenza) - Batuk

-  Nafas pendek

- Rasa pedih dibelakang tulang dada

- Rasa sakit bertambah dengan pernafasan c. Tatalaksana

- Akut

- Lepaskan masker oksigen -  Naik ke permukaan perlahan - Kronik

- Pengobatan tidak khas

- Hidrokortison dan bronkodilator - Penurunan tekanan parsial oksigen d. Pencegahan

- Akut

- Bernafas dengan udara secara periodic dan mengurangi aktivitas - Hiperventilasi

- Batas penyelaman maksimal dengan oksigen 100% 10 m, pada ruang rekompresi 20 m

- Kronik

- Pengukuran fungsi vital paru (vitalograf)

3.2.3 Intoksikasi CO2

a. Definisi : terkumpulnya gas karbondioksida dalam tubuh dalam jumlah tertentu akibat kerusakan sistem penyerap CO2, kesalahan bentuk

 peralatan, kekeliruan pemasangan, tight wetsuit, kontaminasi udara pada SCUBA atau karena kerusakan regulator.

 b. Gejala klinis

- Sakit kepala berdenyut daerah dahi - Nafas pendek, cepat, dalam

(22)

- Kepala terasa ringan, tremor/kejang - Hilangnya kesadaran

- Kematian c. Tatalaksan

- Disarankan menghentikan aktivitas otot, naik ke permukaan - Masker oksigen 100%

- Hyperbaric chamber

- Antikonvulsan (bila kejang) d. Pencegahan

- Monitor kadar CO2

- Hindari kerja fisik yang berat

- Memelihara batas aman (30 m/4 ATA)

- Perhatikan zat kimia penyerap dalam alat selam - Ventilasi memadai dari helm11

3.2.4 Intoksikasi CO

a. Definisi: biasanya terjadi pada peselam dengan kompresor konvensional  pengikatan Hb dengan CO 200 x lebih besar daripada O2 hipoksia  jaringan.

 b. Gejala klinis

- Hipoksia progresif

- Pengaruh tergantung kadar, kecepatan nafas dan lamanya CO dihirup  sakit kepala, pusing, nafas pendek, mental kacau, muntah, penurunan kesadaran, meninggal

c. Tatalaksana

- Singkirkan gas tercemar secepatnya - Masker Oksigen 100%

- Hyperbaric chamber (3 ATA banyak Oksigen terlarut secara fisik)  memenuhi kebutuhan jaringan dan cepat menghilangkan ikatan HbCO  Hb normal yang mengikat Oksigen

(23)

d. Pencegahan

- Penggunaan kompresor yang aman.12

3.2.5 Hipoksia

a. Definisi : kekurangan oksigen akibat gas pernafasan kurang oksigen, kerusakan alat, tenggelam (hambatan saluran nafas), kerusakan paru -paru, sumbatan pembuluh darah akibat gelembung udara atau karena keracunan CO.

 b. Gejala klinis

- Gejala akan terlihat bila kadar oksigen arteri <50 mmHg

- Kelelahan, sakit kepala, penglihatan ganda, peningkatan RR, warna kebiruan bibir dan jari-jari, kejang/kekakuan rahang, kematian

c. Tatalaksana

- Koreksi penyebab, perhatikan airway, breathing, circulation - Oksigen 100%

d. Pencegahan

- Jangan tahan nafas yang dalam dan lama

- Dilarang hiperventilasi sebelum penyelaman tahan nafas - Alat dalam keadaan baik

- Patuhi prosedur

- Gunakan jaket pelampung

3.3 Sindroma Neurologi akibat Tekanan Tinggi

a. Definisi: kumpulan gejala kompleks yang terjadi pada kedalaman >130 m dan penyelam bernafas campuran Helium-oksigen >300 1m   pengaruh langsung tekanan pada sel-sel otak atau efek toksik Helium  pada tekanan yang amat tinggi   gejala berat (pelaksanaan tugas

terganggu, gangguan ingatan dan kesadaran).  b. Gejala klinis

- Getaran otot (tremor) yang tidak terkendali, kesukaran koordinasi gerakan

(24)

- Tekanan bertambah   kekacauan mental, mengantuk, disorientasi,  penurunan kesadaran, kematian.

- Tremor (lebih banyak pada jari-jari tangan dan lengan) c. Tatalaksana

-  Nitrogen - Hydrogen d. Pencegahan

Pengaruh HPNS ( High Pressure Neurology Syndrome) akan berkurang dengan makin terbiasanya penyelaman dalam kedalaman tertentu.11

3.4 Penyakit Penyelaman Akibat Lingkungan Air

Ada beberapa jenis binatang laut berbahaya yang dapat menimbulkan kesakitan bahkan kematian bagi penyelam. Ada dua golongan binatang laut  berbahaya menurut jenisnya yaitu :

1. Hewan laut menggigit

Binatang laut yang sangat berbahaya karena gigitannya

a b

c d

Gambar 3.4 a) ikan hiu, b) ikan baracuda, c) belut laut, d) groper 2. Hewan laut berbisa/menyengat

(25)

a b

c d

e f

Gambar 3.5 a) ikan pari ( sting ray ), b) ular laut ( sea snake), c) ikan kalajengking ( scorpion  fish), d) bulu babi ( sea urchin), e) ubur-ubur ( jelly fish), f) kerang lonjong (cone shell)

a. Pencegahan :

- Menghindar dari tempat yang terdapat binatang laut berbahaya tersebut - Menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, sepatu, baju yang

tertutup)2

 b. Pertolongan pertama :

- Apabila tersengat ubur –  ubur diberikan cuka - Tertusuk bulu babi diberikan amoniak

- Tersengat ular laut diberikan anti bisa ular (ABU) 2 c. Pertolongan Pada Kondisi Bahaya Lainnya

- Tenggelam : Resusitasi Jantung Paru - Penyakit dekompresi :

 Banyak minum (rehidrasi)  Diberikan analgetik

(26)

 Diberikan oksigen murni  Rekompresi basah

 Untuk hasil maksimal, golden period (periode waktu terbaik)  penanganan dengan menggunakan chamber < 6 jam

Segera ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas, Rumah Sakit, Fasilitas kesehatan) 2, 3

3.5 Hipotermia

a. Definisi : kehilangan panas tubuh lebih besar dari yang dihasilkan.  b. Gejala klinis

- Gejala lokal

- Dingin pada ujung jari kaki dan tangan - Kekuatan menggenggam menurun

- Timbul sakit dan baal dari tangan dan kaki - Gejala sistemik

- Vasokonstriksi pembuluh darah

- Tekanan darah naik, peningkatan cardiac output

- Berlanjut metabolic rate menurun, cardiac output menurun   penurunan kesadaran

c.Tatalaksana

- Ganti pakaian kering

- Selimut dan minum hangat - Tidak sadar? infus NaCl d.Pencegahan

- Pakaian pelindung (wet/dry suit)

- Peningkatan jaringan lemak subkutan (makanan bergizi) - Mengurangi latian dalam air

(27)

3.6 Nyaris Tenggelam

a. Definisi : situasi yang menyebabkan terhisapnya air masuk ke dalam  paru - paru (aspirasi). Akibatnya menyebabkan ketidaksadaran penyelam

(hipoksia jaringan, asidosis darah, hemokonsentrasi, edema paru).  b. Gejala klinis

- Tergantung beratnya “nyaris tenggelam” tersebut - Ringan : batuk

- Berat : buih keluar dari tenggorokan, sering tidak nafas, nadi tidak teraba

c.Tatalaksana

- Secepatnya bawa korban ke permukaan dan lakukan resusitasi d.Pencegahan

- Peningkatan teknik berenang dan menyelam - Peningkatan pengetahuan cara resusitasi

(28)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air, dengan atau tanpa meenggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Perubahan fisiologis penyelam dikarenakan perbedaan tekanan. Tekanan

atmosfer akan menurun pada ketinggian karena atmosfir diatasnya berkurang, sehingga udara pun berkurang. Demikian sebaliknya tekanan akan meningkat  bila seorang menyelam di bawah permukaan air.

3. Penyakit akibat penyelaman ada beberapa yaitu:

- Barotrauma ditunjukkan oleh adanya kerusakan berbagai jaringan tubuh. - Penyakit dekompresi disebabkan oleh meningkatnya gelembung nitrogen

dalam tubuh

- Penyakit akibat gas pada penyelaman salah satunya adalah Narkosis  Nitrogen yaitu kenaikan tekanan parsial dari gas yang inaktif dalam

metabolisme.

- Penyakit akibat binatang laut berbahaya. Ada dua golongan binatang laut  berbahaya menurut jenisnya yaitu : 1) hewan laut mengigit: ikan hiu, ikan baracuda, belut laut, groper. 2) hewan laut berbisa: ikan pari, ular laut, ikan kalajengking, bulu babi, ubur-ubur, kerang lonjong.

4.2 Saran

- Penyelaman cukup mengandung resiko tinggi, oleh karenanya diharapkan kepada semua penyelam, mematuhi prosedur penyelaman dan menaati semua larangan yang telah ditentukan

- Rawatlah alat selam secara teratur sesuai ketentuan - Pakailah alat selam yang bisa anda pakai

- Kenalilah alat selam anda dengan baik ciri-ciri khasnya

- Usahakan untuk mengikuti pendidikan mengenai penyelaman sampai tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh penyelam

(29)

- Menyelam hendaknya dalam kondisi fisik dan mental yang baik, menyelamlah jika badan dan rohani anda sehat

- Dalam satu unit penyelaman, usahakan seorang penyelam harus menggunakan depth gauge, jam selam, kompas, serta tabel dekompresi dan log book.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arnold dan dkk .2002.  A member of the holder headline group . Great Britain : Diving Subaquatic Medicine.

2. Susan dan Supondha Erick.2012.  Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena  Pajanan Hiperbarik dan Penyakit Lain Akibat Penyelaman.

http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2012/09/tatalaksana- penyakit-akibat-kerja.html . (diakses pada tanggal 06 Oktober 2017)

3. Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 .  Ilmu Kesehatan Penyelaman dan  Hiperbarik . Jakarta : Erlangga

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit - Kementerian Kesehatan. 2009. www.depkes.go.id/.../unit-kerja-eselon-2-ditjen-pengendalian-penyakit-dan- penyehat. (diakses pada tanggal 06 Oktober 2017)

5. Anonim. 2008. Menyelam. www.coremap.or.id/downloads/ menyelam_ 1158562081.pdf (diakses pada tanggal 06 Oktober 2017)

6. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

7. Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke system. Edisi 8. Jakarta: EGC

8. Larn Richard dan WhistlerRex.1993. Commercial Diving Manual.  USA : Best Publishing Company.

9. JJ .Kellet, Medical Consideration In Aquatiq Sport, dalam Bloomfield,J,Fricker P A.,Fitch,K,D: Textbook Of Science and Medicine Sport 2002.

10. Anonim, 2010, Bahaya Tekanan tinggi di bawah permukaan air, [2017

Oktober 6] tersedia pada

 file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND...N.../BAHAN_AJAR_23.pdf. 11. Marhaeni, 2012, Penyakit Akibat Penyelaman, [2017 Oktober 6] tersedia

 pada https://www.scribd.com/document/177123541/Penyakit-Akibat-Penyelaman-marhaeni-09-119.

Gambar

Tabel 2.1 Ukuran tekanan pada berbagai kedalaman
Gambar 2.1 Penyelam tahan nafas dan menggunakan kompresor
Gambar 2.2 Manuever valsava
Gambar 2.3 Kompresor
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Saat mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot- otot tulang rusuk melemas, akibatnya rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar..

Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya

c) Saluran eustachius , yang menghubungkan telinga bagian tengah dan rongga mulut. Saluran eustachius berguna untuk menyeimbangkan tekanan udara pada telinga bagian luar

Universitas Indonesia Dari grafik perbedaan tekanan versus debit air dapat dilihat bahwa perbedaan tekanan naik seiring naiknya debit air dan penambahan gelembung udara secara

Menusukan jarum melalui dinding dada terus masuk ke rongga pleura dengan demikian tekanan udara yang positif dirongga pleura akan berubah menjadi negatif

Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut akan keluar dari biofilm dan terbawa oleh aliran air atau yang berupa gas akan tersebar ke udara melalui rongga-rongga

• Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru. 2

Udara masuk ke rongga pleura saat ekspirasi terjadi karena udara ekspirasi mempunyai tekanan lebih tinggi dari rongga pleura, terlebih jika klien batuk, tekanan udara di bronchus akan