• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fungsional Otak

Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari tiga bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), dan brainstem (batang otak) (Price, 2006).

Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri (kanan dan kiri), corpus callosum dan cortex serebri. Masing-masing hemisfer terdiri dari lobus frontalis, parietalis, temporalis, dan lobus oksipitalis (Damasio, 2005). Serebrum berfungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan intelegensi, memori, kesadaran, dan pertimbangan. Corpus callosum merupakan sekumpulan serabut saraf yang menghubungkan kedua hemisfer. Corpus callosum berfungsi sebagai sirkuit yang dapat mengakses secara cepat detail linier pada hemisfer kiri dan gambaran keseluruhan pada hemisfer kanan. Jika terdapat komunikasi yang baik di antara kedua hemisfer tersebut maka didapatkan gambaran yang terintegrasi. Makin sering kedua hemisfer tersebut dipakai akan makin teraktivasi sehingga semakin banyak koneksi yang terjadi melalui corpus callosum yang menyebabkan semakin banyak fungsi intelegensi yang dapat digunakan (Hannaford, 1997).

Tiap – tiap lobus yang terdapat di hemisfer otak memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lobus frontalis berfungsi dalam mengatur motorik, perilaku,

(2)

kepribadian, bahasa, memori, orientasi spasial, belajar asosiatif, daya analisis dan sintesis. Sebagian cortex medial lobus frontalis dikaitkan sebagai bagian dari sistem limbik, karena banyaknya koneksi anatomik dengan struktur limbik dan adanya perubahan emosi bila terjadi kerusakan. Lobus parietalis berfungsi dalam membaca, persepsi, memori, dan visuospasial. Cortex menerima stimulasi sensoris (input visual, auditori, taktil) dari area asosiasi sekunder. Lobus parietalis sering juga disebut cortex heteromodal karena menerima input dari berbagai modalitas sensoris dan mampu membentuk asosiasi sensori. Lobus temporalis berfungsi dalam mengatur pendengaran, penglihatan, emosi, memori, kategorisasi benda-benda, dan seleksi rangsangan auditorik dan visual. Lobus oksipitalis berfungsi mengatur penglihatan primer, visuospasial, memori, dan bahasa (Markam, 2003).

Serebelum terletak di dalam fosa cranii posterior dan ditutupi oleh duramater. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus otot dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh (Price, 2006).

Brainstem terletak di dalam tengkorak dan memanjang sampai ke sumsum tulang belakang. Brainstem mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, homeostasis, tendon guard refleks, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight atau flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya. Brainstem terdiri dari tiga bagian, yaitu : mesencephalon (midbrain), medulla oblongata, dan pons (Anonim, 2014).

(3)

Gambar 1. Anatomi otak manusia (Anonim, 2014)

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Memori

Bagian otak yang berhubungan dengan memori adalah lobus temporalis, hipokampus dan amigdala yang termasuk dalam sistim limbik. Amigdala adalah suatu masa dengan inti di daerah anterior dan medial dari lobus temporalis sedangkan hipokampus terletak sepanjang permukaan dalam bagian temporal dari ventrikel lateral. Bila terjadi gangguan terutama di hipokampus dan amigdala maka sebagai akibatnya adalah yang bersangkutan akan mengalami kesukaran untuk belajar, hal-hal baru (gangguan memori baru), sedangkan memori segera dan lama tidak terganggu (Kusumoputro, 1999).

(4)

Kesulitan mengingat hal baru dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu hal yang verbal (yang didengarkan) dan hal visual (yang dilihat). Memori verbal (berbahasa dan membaca) terletak di belahan otak kiri, sedangkan memori visual di belahan otak kanan. Gangguan memori verbal disebabkan terganggunya hubungan antara area asosiasi auditori (area 22) dengan korteks enthorhinal dari hipokampus kiri, sedangkan gangguan memori visual disebabkan oleh terganggunya hubungan antara area asosiasi visual dengan korteks enthorhinal hipokampus kanan (Natriana, 2001).

Ashraft (1994) mengemukakan memori (daya ingat) dan proses kognisi lain dapat dipengaruhi oleh keadaan emosional yang sedang berlangsung dalam diri seseorang seperti stres, depresi, kecemasan, suasana hati (mood) dan kondisi serupa yang lain. Pengaruh emosi dapat terjadi pada setiap bagian dari keseluruhan aktivitas kognitif, mulai dari pencatatan informasi, transformasi (encoding), penyimpanan kedalam gudang memori (retention), sampai pada penggalian informasi di dalam memori (retrieval) untuk dimunculkan kembali dalam bentuk respon terhadap suatu tugas (recall).

2.2 Memori

Memori adalah salah satu fungsi kognitif yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi (Halman, 2012). Secara sederhana, memori dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang (Irwanto, 1999). Santrock (2005) mendefinisikan memori sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui

(5)

tahap : pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali (retrieval).

Sistem memori didefinisikan dalam hal mekanisme otaknya, jenis informasi yang diproses, dan prinsip-prinsip pengoperasian informasi. Hal ini menunjukkan bahwa memori merupakan gabungan dari semua pengalaman mental. Dalam hal ini memori diibaratkan sebagai suatu bangunan yang harus diakses dalam beberapa cara agar pemanggilan kembali (retrieval) terjadi secara efektif (Lutz & Huitt, 2003).

Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu. Tanpa memori, individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri, karena pemahaman diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang hanya dapat terlaksana dengan adanya memori (Desmita, 2005).

Model penyimpanan memori berkaitan dengan rentang waktu memori yang dapat dipertahankan dan terbagi dalam 3 golongan, yaitu : memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory, STM), dan memori jangka panjang (long term memory, LTM) (Putranto, 2009).

Memori jangka pendek bertindak sebagai tempat menyimpan data sementara, digunakan untuk menyimpan informasi yang hanya dibutuhkan sesaat. Memori jangka pendek tidak permanen, penyimpanannya akan terhapus dalam waktu pendek, kecuali diupayakan secara khusus, seperti mengulang-ulangnya (Jonides dkk, 2008).

(6)

Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang sangat terbatas dan informasi yang diterima akan mulai hilang dalam 15-30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Bahkan penelitian telah membuktikan bahwa keterbatasan kapasitas memori jangka pendek hanya dapat menerima rangsangan 5 ± 2 dalam satu waktu (Lutz & Huitt, 2003). Dalam kepustakaan lain, memori jangka pendek dicirikan oleh ingatan mengenai 5 sampai 10 item (7 ± 2 item) (Atkinson dkk, 2000).

Memori jangka pendek sering diukur menggunakan rentang memori (memory span) yaitu jumlah item yang dapat diulang kembali dengan tepat sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan rangkaian urutan yang tidak berhubungan satu sama lain, berupa angka, huruf atau simbol. Tes rentang memori pada umumnya dimasukkan ke dalam tes intelegensia yang telah dibakukan item-itemnya. Tes ini membuktikan bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar (Desmita, 2005).

Memori jangka pedek memiliki dua fungsi penting yaitu menyimpan material yang diperlukan untuk periode waktu yang pendek dan berperan sebagai ruang kerja untuk perhitungan mental. Selain itu memori jangka pendek merupakan stasiun perhentian ke memori jangka panjang. Artinya, informasi mungkin berada di memori jangka pendek sementara informasi sedang disandikan menjadi memori jangka panjang. Salah satu teori yang membahas transfer dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang dinamakan dual memory model. Model ini berpendapat jika informasi memasuki memori jangka pendek,

(7)

informasi tersebut dapat dipertahankan dengan pengulangan atau hilang karena penggeseran atau peluruhan (Atkinson, 2000).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Memori Jangka Pendek

2.3.1 Umur

Menggunakan tes memory span, terbukti bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar. Rentang memori anak meningkat dari 2 digit pada usia 2 tahun – 3 tahun dan sekitar 5 digit pada usia 7 tahun (tabel 2.1). Perbedaan ini terjadi karena anak – anak yang lebih tua lebih banyak mengulang daripada anak – anak yang lebih muda. Kecepatan dan efisiensi pemrosesan informasi juga berperan, terutama kecepatan dalam item – item ingatan yang bisa diidentifikasi. Bahkan jika kecepatan pengulangan dapat dikendalikan, rentang memori anak usia 6 tahun sama dengan rentang memori orang dewasa muda (Desmita, 2005).

Tabel 2.1 Kapasitas Memori Jangka Pendek (Bunuel, 2011)

Umur (tahun) Memory Span 2 2 4 3 6 4 8 5 10 6 12 6 18 7

Memahami tentang plastisitas otak merupakan hal yang sangat penting. Neuroplastisitas mengacu pada perubahan – perubahan struktural dan fungsional

(8)

pada otak yang disebabkan oleh latihan dan pengalaman. Plastisitas otak menjadi maksimal pada beberapa tahun pertama kehidupan, namun berlanjut dengan kecepatan yang lebih lambat seumur hidup. Plastisitas ini lebih tinggi pada beberapa bagian otak bila dibandingkan dengan bagian otak yang lain, dan lebih tinggi pada periode – periode waktu tertentu dalam kehidupan dibandingkan periode yang lain (Mundkur, 2005).

Prinsip – prinsip “use it or lose it” dan “use it and grow it” merupakan dasar prinsip – prinsip plastisitas otak. Ketika sel – sel aktif bersama-sama maka sinaps-sinaps akan diperkuat dan dipertahankan. Penguatan dan pemeliharaan neuron-neuron ini sangat bergantung pada aktivitas. Neuron-neuron dan sinaps-sinaps yang teraktivasi berulang-ulang akan dipertahankan sedangkan yang tidak teraktivasi akan dipangkas (Mundkur, 2005).

2.3.2 Nutrisi

Kecukupan zat gizi pada anak merupakan prasyarat yang sangat penting dalam perkembangan anak termasuk di dalamnya perkembangan otak. Zat gizi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak bukan hanya zat gizi makro tetapi juga zat gizi mikro. Anak yang mengalami kurang nutrisi terutama selama periode kritis pertumbuhan otak akan mempunyai nilai yang lebih rendah pada tes perbendaharaan kata, pemahaman bacaan, aritmatika dan pengetahuan umum serta mengalami gangguan perkembangan motorik (Arizal dkk, 2002).

(9)

Kurang nutrisi pada masa bayi dan anak dini mempunyai efek yang merugikan pada perkembangan kognitif dan tingkah laku anak melalui mekanisme yang belum dimengerti sepenuhnya (Putranto, 2009).

Gangguan gizi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Anak yang menderita gangguan gizi berat memperlihatkan tanda-tanda apati, kurang menunjukkan perhatian terhadap sekitar dan lambat bereaksi terhadap suatu rangsangan. Umumnya anak yang menderita gangguan gizi membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar dibandingkan anak normal (Widyawati, 2002).

2.3.3 Stres

Stres terjadi jika seseorang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai sesuatu yang mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya. Peristiwa tersebut biasanya dinamakan stressor, dan reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres (Atkinson, 2000).

Situasi stres akan menghasilkan reaksi emosional. Selain reaksi emosional, orang seringkali menunjukkan gangguan kognitif yang cukup berat jika berhadapan dengan stressor yang serius. Mereka akan sulit berkonsentrasi dan mengorganisasikan pikiran mereka secara logis dan mungkin mudah terdistraksi (Hannaford, 1995).

(10)

Pada kondisi stres, hipotalamus melepaskan pesan-pesan kimiawi yang berkomunikasi dengan kelenjar pituitary, yang selanjutnya akan mengirim pesan-pesan ke korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol (Wade&Travris, 2007).

Di otak, kortisol akan menghambat fungsi hipokampus yang sangat berperan dalam pembentukan memori. Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik yang berperan penting dalam pemrosesan dan penguatan memori jangka pendek dan jangka panjang. Stres yang berkepanjangan menyebabkan hilangnya neuron pada hipokampus dan akhirnya mengakibatkan kerusakan memori (Rossman, 2010).

2.3.4 Stimulasi

Menurut Soetjiningsih (1995) dalam periode perkembangan anak yaitu periode kritis antara 0 – 3 tahun diperlukan stimulasi yang berguna untuk meningkatkan potensi yang ada pada anak, termasuk perkembangan memori. Telah diteliti bahwa semakin banyak stimulasi yang diterima seorang anak di lingkungan rumah atau formal akan mempengaruhi fungsi kognitif anak (Putranto, 2009).

Tidak hanya saat periode kritis, tetapi juga periode selanjutnya, bahkan seumur hidup diperlukan stimulasi yang baik untuk mempertahankan fungsi kognitif manusia (Sidiarto, 2003).

Gerakan yang menggunakan seluruh tubuh dapat membantu dalam merangsang kecerdasan otak sehingga diperlukan rangsangan berupa gerakan

(11)

yang diberikan sedini mungkin untuk merangsang kecerdasan otak anak. Setiap rangsangan, secara otomatis menghasilkan sinapsis. Semakin banyak dan sering sebuah rangsangan diterima oleh anak, maka sinapsis tersebut akan semakin banyak dan kuat. Sinapsis inilah yang akan mendasari memori atau daya ingat. Jika sinapsis kuat, maka daya ingat juga kuat (Suryaningsih, 2014).

2.4 Brain Gym

Brain gym merupakan serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan otak. Gerakan-gerakan yang dilakukan bertujuan untuk menghubungkan / menyatukan pikiran dan tubuh. Brain gym merupakan bagian dari proses edukasi kinesiologi. Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan tubuh antara otot dan postur terhadap fungsi otak (Sularyo&Handryastuti, 2002).

Brain gym merupakan bagian dari sistem yang oleh Dennison disebut sistem edukasi kinesiologi, dimana sistem ini didasarkan pada pengetahuan tentang hubungan yang sangat erat antara perkembangan fisik, pemahaman bahasa, kemahiran berkomunikasi dan prestasi akademik. Sistem ini diciptakan oleh Paul.E.Dennison pada tahun 1980. Seiring bertambahnya waktu, Dennison bekerja sama dengan para pakar neurologi, perkembangan anak, pelatihan penglihatan, chiropractor, kinesiologi olahraga, kinesiologi terapan, akupresur dan mengembangkan gerakan senam otak serta pemahaman baru tentang proses belajar (Dennison, 2008).

(12)

2.4.1 Mekanisme Kerja Brain Gym

Menurut Dennison tahun 2008 fungsi otak dibagi dalam 3 dimensi yaitu dimensi lateralitas, pemfokusan dan pemusatan (laterality, focus and centering). Fungsi gerakan brain gym yang terkait dengan 3 dimensi otak tersebut adalah untuk menstimulasi dimensi lateralis, meringankan dimensi pemfokusan dan merelaksasikan dimensi pemusatan.

Lateralitas otak manusia dibagi dalam sisi kiri dan kanan. Dimensi lateralis menjelaskan kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi. Otak merupakan pusat kegiatan tubuh yang akan mengaktifkan seluruh organ dan sistem tubuh melalui pesan – pesan yang disampaikan melewati serabut syaraf secara sadar maupun tidak sadar. Maka dalam hal ini belahan otak kiri akan aktif jika sisi kanan tubuh digerakan dan begitu pula sebaliknya. Sifat ini memungkinkan munculnya dominasi salah satu sisi (Dennison, 2008).

Dimensi fokus menjelaskan hubungan antara area otak yang ada di bagian depan dan belakang. Hal ini berhubungan dengan kemampuan pemahaman, pengertian dan konsentrasi (Dennison, 2008).

Dimensi pemusatan menyangkut tentang hubungan antara bagian atas dan bawah otak. Dimensi pemusatan mengharmonisasikan emosi dengan fikiran rasional. Keahlian ini berhubungan dengan pengorganisasian/ merasakan/ mengekspresikan emosi dan akan merespon secara lebih rasional dan bukan berdasar emosi semata. Gerakan brain gym diharapkan dapat membuat badan dan otak menjadi relaks (Dennison, 2008).

(13)

Fungsi otak yang sukses memerlukan hubungan yang efesien melewati jalur saraf yang ada di seluruh otak. Ketika kita berada dalam keadaan stres, otak bereaksi dengan menghambat transmisi informasi yang bersifat simultan. Salah satu hemisfer akan switched off yang akan menyebabkan terjadinya masalah dalam koordinasi dan gangguan terhadap kemampuan untuk berfikir jernih, memecahkan masalah, kemampuan komprehensi, organisasi dan komunikasi secara efektif. Dalam hal ini brain gym dapat mengakses kedua hemisfer secara simultan, hemisfer akan kembali switched on dan berada dalam kondisi terintegrasi (Sularyo&Handryastuti, 2002).

Otak mengontrol semua fungsi tubuh, brain gym memanfaatkan dan membentuk relasi diantara otak dan tubuh, dengan melakukan gerakan – gerakan tersebut dapat mengintegrasikan semua area yang berhubungan dalam proses belajar untuk meningkatkan kemampuan memaksimalkan kedua belah hemisfer. Brain gym mengintegrasikan brainstem, midbrain (sistem limbik, kontrol suhu, memori, emosi, kelenjar dan kimia tubuh), neo cortex (kemampuan berpikir yang tertinggi, komunikasi, hemisfer kiri dan kanan) (Sularyo&Handryastuti, 2002).

Dalam keadaan stres, brain stem adalah fokus aktifitas otak dan berfungsi untuk survival (tendon guard reflex) ketika menghadapi bahaya. Reflek ini dapat terkunci oleh lingkungan dan menghambat akses ke memori (sistem limbik) dan kemampuan berfikir (neo cortex). Brain gym dapat memperbaiki kemampuan semua area otak dengan cara mengaktivasi semua fungsi (Sularyo&Handryastuti, 2002).

(14)

Brain gym dengan metode latihan dan gerakan akan meggunakan seluruh otak melalui pembaruan pola gerakan tertentu untuk membuka bagian – bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Pada awalnya brain gym terbatas untuk orang dewasa saja, memasuki tahun 2000-an brain gym dikembangkan untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak –anak sekolah. Gerakan – gerakan senam ringan yang dilakukan dalam brain gym dapat memberikan rangsangan atau stimulus ke otak. Stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, misalnya kewaspadaan, konsentrasi dan kecepatan dalam proses belajar serta kemampuan mengingat, pemecahan masalah ataupun kreatifitas (As’adi, 2011).

Senam otak untuk anak dan dewasa dilakukan untuk memperbaiki : kemampuan membaca, mengeja, komprehensi, menulis tangan dan membuat tulisan, kepercayaan diri, koordinasi dan komunikasi, konsentrasi dan memori, hiperaktifitas, mengatasi stres dan mencapai suatu tujuan, motivasi dan mengembangkan kepribadian, ketrampilan organisasai, dan penampilan (Sularyo&Handryastuti, 2002).

2.4.2 Gerakan - Gerakan Brain Gym

Dalam brain gym, terdapat 24 gerakan fisik yang akan mengaktifkan seluruh bagian tubuh. Gerakan – gerakan brain gym digolongkan dalam 3 kelompok yaitu gerakan menyeberangi garis tengah (midline movement) yang mewakili dimensi lateralitas, gerakan meregangkan otot (lengthening activities)

(15)

yang mewakili dimensi fokus dan gerakan meningkatkan energi dan sikap penguatan (energy exercises and deepening attitudes) yang mewakili dimensi pemusatan (Dennison, 2008).

Terdapat empat gerakan yang dilakukan sebelum melakukan gerakan brain gym yang dikenal dengan gerakan PACE (positif, aktif, clear dan energetic). Gerakan PACE didesain untuk belajar memasukkan pikiran dan tubuh ke dalam keadaan kecepatan tinggi untuk belajar mandiri dengan menggunakan seluruh otak (Dennison, 2008). Aktifitas dari PACE tersebut adalah :

a) Energetic dilakukan dengan minum air putih untuk membantu mengembalikan kadar air yang dibutuhkan. Meminum air putih secara perlahan – lahan dan sedikit – sedikit akan membantu untuk mengaktifkan fungsi jaringan – jaringan sel baru yang akan terbentuk setelah melakukan gerakan brain gym.

b) Clear dilakukan dengan gerakan meletakkan ibu jari dan jari telunjuk kanan di bawah clavicula dan dipijit secara perlahan – lahan sambil menggerakan mata kearah kanan dan kiri secara perlahan – lahan tanpa menggerakkan kepala. Gerakan ini bertujuan utuk merangsang titik – titik reflek yang berlokasi di daerah tersebut. Selain itu gerakan ini dapat melepaskan gerakan mata yang terhambat dengan merelaksasi ketegangan di dalam otot di bagian belakang leher, otot yang berasal dari daerah visual.

(16)

c) Active : melakukan gerakan silang antara tubuh bagian kanan dengan tubuh bagian kiri. Gerakan ini akan mengaktifkan kedua belah sisi tubuh secara bersamaan dan menghidupkan jalur – jalur saraf di belahan otak kiri dan kanan. Para pakar membuat teori bahwa gerakan kontralateral bekerja untuk mengaktifkan pusat bahasa dan wicara ke otak. Di samping itu, integrasi bagian tubuh kanan dan bagian tubuh kiri merupakan unsur penting karena ini memudahkan pembelajaran, menstimulasi imajinasi dan mengaktifkan kreatifitas.

d) Positif atau kait rileks adalah gerakan mengaitkan kedua tangan dan kedua kaki sambil memejamkan mata dan menarik nafas serta menghembuskannya secara perlahan – lahan dan diulang beberapa kali. Gerakan ini bertujuan untuk mengaktifkan otot – otot yang terkait dengan keseimbangan yang membantu untuk mendapatkan kembali keseimbangan fisik dan mental setelah seseorang mengalami stress emosional maupun stress fisik dari lingkungan. Gerakan ini membuat seseorang menjadi merasa lebih jernih, optimis, dan damai.

Gerakan-gerakan dalam brain gym, yaitu (Dennison, 2010) :

1. Cross crawl (gerak menyilang)

Gerakan ini meningkatkan komunikasi dan intergrasi di antara kedua hemisfer serebri dengan terbentuknya percabangan dan mielinisasi persarafan di corpus callosum sehingga komunikasi antara kedua hemisfer bertambah cepat dan lebih terintegrasi. Gerakan ini

(17)

meningkatkan koordinasi penglihatan, pendengaran, kemampuan kinestetik sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, membaca, menulis dan daya ingat. Gerakan silang ini dilakukan antara tubuh bagian kanan dengan bagian kiri. Gerakan ini memiliki banyak variasi gerakan. Salah satunya dapat dilakukan dengan menyentuh lutut kanan dengan siku kiri kemudian bergantian menyentuh lutut kiri dengan siku kanan. Pada saat melakukan gerakan ini, harus dipastikan bahwa bahu dan pinggul ikut bergerak, bukan hanya sekedar menekuk perut untuk menyentuh siku dan lutut.

Gambar 2. Cross crawl (gerak menyilang) (Sularyo&Handryastuti, 2002)

2. Alphabet 8s (abjad 8)

Gerakan ini mampu membuat anak untuk menulis lebih otomatis dan memacu otak untuk berpikir kreatif. Dilakukan dengan memadukan gerakan – gerakan yang terlibat dalam pembentukan huruf.

(18)

Gambar 3. Alphabet 8s (abjad 8) (Sularyo&Handryastuti, 2002)

3. Double doodle (menggambar dua tangan)

Melukis dengan 2 tangan sebelah menyebelah akan membangkitkan keterarahan dan orientasi ruang, karena terkait dengan garis tengah tubuh. Kegiatan ini melatih kemampuan kedua mata secara bersamaan dan membantu pengembangan koordinasi tangan dan mata untuk meningkatkan ketrampilan menulis. Menggambar dengan kedua tangan pada saat yang sama ke dalam, ke luar, ke atas dan ke bawah.

(19)

4. Lazy 8 (8 malas)

Gerakan ini memadukan bidang penglihatan kiri dan kanan sehingga meningkatkan integrasi otak kiri dan kanan sekaligus meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan ini dapat meningkatkan ketrampilan baca tulis dan pemahaman. Gerakan ini dilakukan dengan cara tahan satu ibu jari setinggi posisi mata dan jarak baca, kemudian menggambar angka 8 tidur (∞) di udara di bidang tengah pandang mata. Gerakan ibu jari membentuk angka 8 tidur dengan gerakan berlawanan arah jarum jam terlebih dahulu, naik, ke kiri atas dan putar, dan selesaikan angka 8 tidur dengan menggerakkan ibu jari searah jarum jam di sisi kanan. Buatlah gerakan ini 3 kali tiap tangan, kemudi an 3 kali dengan kedua tangan.

Gambar 5. Lazy 8 (Sularyo&Handryastuti, 2002)

5. Belly breathing (pernapasan perut)

Gerakan ini meningkatkan persediaan oksigen untuk seluruh tubuh, terlebih untuk otak. Kegiatan ini merilekskan SSP sambil

(20)

meningkatkan kadar energi. Gerakan ini terbukti meningkatkan kemampuan membaca dan berbicara. Letakkan tangan di perut. Buang napas pendek pendek, lalu ambil napas dalam dan pelan-pelan. Tangan mengikuti gerakan perut waktu membuang dan mengambil napas.

Gambar 6. Belly breathing (Sularyo&Handryastuti, 2002)

6. The elephant (gajah)

Gerakan ini mengaktifkan dan menyeimbangkan semua sistem pada tubuh dan pikiran. Mengaktivasi sistem vestibular terutama canalis semisirkularis demikian juga koordinasi tangan dan mata. Gerakan ini memadukan sisi kiri dan kanan otak untuk penglihatan, pemahaman, pendengaran, memori jangka pendek/panjang dan berpikir abstrak. Gerakan ini dilakukan dengan menekuk lutut sedikit, lekatkan kepala ke bahu dan tangan lurus ke depan. Gunakan tulang dada untuk menggerakkan seluruh badan atas membuat gerakan Lazy 8 . Lihat ke jari dan ulangi dengan tangan satunya.

(21)

Gambar 7. The elephant (Sularyo&Handryastuti, 2002)

7. Neck rolls (putar kepala )

Gerakan ini mampu menurunkan tegangan otot leher,meningkatkan kemampuan melaksanakan kegiatan mental tanpa tekanan. Gerakan ini meningkatkan pernapasan dan relaksasi titik-titik vokal untuk pembicaraan yang lebih beresonansi. Karena ada peningkatan di dalam kemampuan menggerakkan mata dari kiri ke kanan melewati bidang tengah penglihatan, maka kemampuan baca juga meningkat. Tundukkan kepala ke depan, dan pelan-pelan putar dari satu sisi ke sisi lainnya. Tengadahkan kepala ke belakang, dan putar lagi ke kiri ke kanan. Ulangi dengan bahu diturunkan.

Gambar 8. Neck rolls (Sularyo&Handryastuti, 2002)

(22)

8. The rocker (pompa bokong)

Gerakan ini mengurut lengan dan paha, membantu menurunkan tegangan otot di bagian belakang tubuh yang menghalangi gerakan ke depan dengan mudah. Meningkatkan aliran cairan serebrospinal ke otak, jadi meningkatkan kemampuan untuk fokus, konsentrasi dan pemahaman. Duduk di lantai, tangan ditaruh di belakang, ditekuk, ke 2 kaki diangkat sedikit, dan gerakkan pinggul memutar beberapa kali sampai rilek.

Gambar 9. The Rocker (Sularyo&Handryastuti, 2002)

9. Cross crawl sit-up (gerak diagonal telentang)

Gerakan ini mengaktifkan kedua belahan otak secara serempak. Ia menggabungkan otak untuk koordinasi penglihatan, pendengaran dan kemampuan kinestetik. Jadi meningkatkan kemampuan mendengar, membaca, menulis dan daya ingat.

(23)

Gambar 10. Cross crawl sit-up (Sularyo&Handryastuti, 2002)

10. Energizer (kepala kobra)

Gerakan ini terdiri dari menarik nafas panjang dan dalam sehingga meningkatkan oksigenasi, relaksasi otot leher dan bahu. Gerakan ini membangkitkan sistem terutama setelah bekerja di depan komputer dan duduk dalam waktu yang lama. Dapat memperbaiki postur, konsentrasi dan perhatian, secara khusus berguna selama bekerja di depan komputer.

Gambar 11. Energizer (Sularyo&Handryastuti, 2002) 11. The owl (burung hantu)

Gerakan ini adalah urut bahu kanan dan kiri, tarik nafas saat kepala beradan di posisi tengah, kemudian hembuskan nafas ke samping. Fungsi gerakan ini adalah untuk menunjang konsentrasi, daya ingat dan kemampuan berhitung serta mengurai ketegangan otot.

(24)

Gambar 12. The owl (Sularyo&Handryastuti, 2002)

12. Arm activation (mengaktifkan tangan)

Gerakan ini meregangkan otot bahu dan dada atas. Gerakan ini merilekskan dan mengkoordinasi otot-otot bahu dan lengan serta membantu otak dalam kemudahan menulis dengan tangan, mengucap dan menulis kreatif. Luruskan satu tangan ke atas, ke samping kuping. Buang nafas pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan mendorong tangan melawan tangan satunya keempat jurusan (depan, belakang, ke dalam dan keluar).

(25)

13. The footflex (melenturkan sendi kaki)

Gerakan ini mengembalikan ukuran panjang alamiah sendi-sendi bagian belakang kaki. Gerakan ini akan merilekskan refleksi untuk bertahan sekaligus meningkatkan kemampuan komunikasi, konsentrasi dan menyelesaikan pekerjaan. Cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di pergelangan kaki., betis dan belakang lutut satu persatu, sementara pelan-pelan kaki digerakkan ke luar dan ke dalam.

Gambar 14. The footflex (Sularyo&Handryastuti, 2002)

14. Calf pump (pompa betis)

Gerakan ini menghasilkan kekuatan yang lebih alamiah bagi otot dan tulang di bagian belakang tubuh. Kegiatan ini mempermudah refleks bertahan dan membebaskan perasaan-perasaan yang membuat kita tidak mampu ikut serta dalam melakukan kegiatan yang positif. Pompa ini meningkatkan konsentrasi perhatian, pemahaman yang mendalam dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu sampai selesai. Majukan badan ke depan dan buang nafas, pelan-pelan tekan telapak kaki ke

(26)

belakang lantai, kemudian angkat ke atas sambil ambil nafas dalam. Ulangi 3x tiap kaki.

Gambar 15. Calf pump (Sularyo&Handryastuti, 2002)

15. The gravity glider (bandul gravitasi)

Gerakan ini merilekskan kelompok otot, ini penting untuk keseimbangan dan koordinasi seluruh tubuh dan membantu pemahaman. Silangkan kaki, lutut tetap relaks. Tundukkan badan ke depan dengan tangan lurus, buang napas waktu turun, dan ambil napas waktu naik. Ulangi 3 x, kemudian ganti kaki.

(27)

16. The grounder (kuda-kuda)

Kegiatan ini memperlancar dan merilekskan kelompok otot di paha yang menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh. Melakukan gerakan ini dapat meningkatkan pemahaman, memori jangka pendek, ekspresi dan ketrampilan organisasi. Mulai dengan kaki terbuka, arahkan kaki kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap lurus ke depan. Tekuk lutut kanan sambil buang nafas, lalu ambil napas waktu lutut kanan diluruskan kembali. Ulangi 3 x, kemudian ganti dengan kaki kiri.

Gambar 17. The grounder (Sularyo&Handryastuti, 2002)

17. Brain buttons (tombol otak)

Kegiatan ini merangsang aliran darah yang kaya oksigen melalui arteri karotis ke otak. Tombol ini membantu membentuk kembali pesan-pesan yang terarah dari bagian tubuh ke otak dan penglihatan, jadi meningkatkan hubungan silang antara otak untuk membaca, menulis, berbicara dan mengikuti petunjuk. Sambil menyentuh pusar, pijat keras sisi kiri dan kanan tulang tengah (sternum) di bawah tulang dada.

(28)

Gambar 18. Brain buttons (Sularyo&Handryastuti, 2002)

18. Earth buttons (tombol bumi)

Menyentuh tempat-tempat ini merangsang otak dan menyegarkan kembali kelelahan mental yang berat, mampu meningkatkan ketrampilan organisasional dan meningkatkan kemampuan untuk terfokus pada obyek yang dekat. Taruh 2 jari di bawah bibir dan tangan yang satu di os.pubis. Nafaskan energi ke atas, ke tengah-tengah badan.

(29)

19. Space buttons (tombol ruang)

Menekan 2 titik ini merangsang gerakan seluruh sistem yang meningkatkan perhatian, fokus, motivasi dan intuisi pengambilan keputusan. Taruh 2 jari di atas bibir dan tangan satunya di tulang ekor selama 1 menit, nafaskan energi ke atas tulang punggung.

Gambar 20. Space buttons (Sularyo&Handryastuti, 2002)

20. The thinking cap (pijat kuping)

Kegiatan ini membangkitkan mekanisme pendengaran dan memori. Sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, memori jangka pendek dan ketrampilan berpikir abstrak. Pelan-pelan buka daun kuping keluar, 3 x dari atas ke bawah.

(30)

21. Balance button (tombol keseimbangan)

Kegiatan ini merangsang sistem keseimbangan tubuh di telinga bagian dalam. Gerakan ini akan memperbaiki keseimbangan, merilekskan mata dan bagian lain tubuh anda serta mempermudah perhatian anda untuk berpikir dan melakukan kegiatan. Pengambilan keputusan, konsentrasi dan pemecahan masalah semuanya akan meningkat pada saat organisasi tubuh meningkat. Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga dan taruh tangan satunya di pusar. Nafaskan energi ke atas, setelah 1 menit sentuh belakang telinga yang lain.

Gambar 22. Balance button (Sularyo&Handryastuti, 2002)

22. The energy yawn (pijat otot menguap)

Lebih dari 50% hubungan saraf dari otak ke bagian lain tubuh berjalan lewat persambungan rahang. Mengurut-urut bagian otot yang menggerakkan mulut untuk buka tutup merilekskan rahang, memperlancar hubungan-hubungan saraf untuk peningkatan otak secara keseluruhan. Taruh jari di rahang yang terasa tegang. Buat suara menguap lebar dan rileks, sambil memijat pelan untuk melepas ketegangan.

(31)

Gambar 23. The energy yawn (Sularyo&Handryastuti, 2002)

23. Cook’s hook up (duduk angkat kaki jari bersentuhan)

Kegiatan ini menyeimbangkan dan menghubungkan dua hemisfer. Kegiatan ini memperkuat energi elektris tubuh,terlebih dalam situasi yang penuh tekanan dan tidak biasa seperti pada saat bekerja dengan komputer, TV, AC. Pertama, taruh menyilang kaki kiri di atas paha kanan atau sebaliknya. Lalu tangan kanan memegang pergelangan kiri dan tangan kiri pada telapak bawah kaki kanan. Kedua, turunkan kaki, satukan kedua tangan sambil terus bernafas dalam selama 1 menit lagi.

(32)

24. Positive points (titik positif )

Titik positif adalah titik-titik tekanan di dahi yang khusus diketahui untuk refleks menghadapi sesuatu atau lari dari sesuatu, jadi menurunkan tekanan stres emosional. Sentuh perlahan the positive points, dua tonjolan di dahi. Aplikasi gerakan-gerakan senam otak dalam kehidupan sehari-hari tergantung dari kebutuhan seseorang. Misalnya dalam pekerjaan akuntansi yang memerlukan kemampuan matematis, maka gerakan-gerakan senam otak adalah tombol bumi, tombol ruang, tombol keseimbangan, pijat kuping, burung hantu dan pijat otot menguap.

Gambar 25. Positive points (Sularyo&Handryastuti, 2002)

2.5 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undang-undang Sisdiknas, 2003) dan 0-8 tahun menurut pakar pendidik anak. Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan

(33)

dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada masa ini merupakan masa emas (golden age), karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Syamsiyatun, 2012).

Awal masa kanak – kanak berlangsung dari usia 2 – 6 tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia problematik, menyulitkan, atau main; oleh para pendidik disebut usia prasekolah; dan oleh para ahli psikologi sebagai prakelompok, penjelajah atau usia bertanya. Pada usia ini anak memiliki karakteristik perkembangan dan kemampuan tersendiri (Rahman, 2009).

Karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut : anak usia 4 – 5 tahun: gerakan lebih terkoordinasi, senang bermain dengan kata, dapat duduk diam dan menyelesaikan tugas dengan hati-hati, dapat mengurus diri sendiri, dapat membedakan satu dengan banyak. Anak usia 5 – 6 tahun : gerakan lebih terkontrol, perkembangan bahasa sudah cukup baik, dapat bermain dan berkawan, peka terhadap situasi sosial, mengetahui perbedaan kelamin dan status, dapat berhitung 1 – 10 (Syamsiyatun, 2012).

Berdasarkan karakteristik tersebut diketahui bahwa anak usia 5 – 6 tahun (kelompok B), mereka dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi,

(34)

perkembangan bahasa sudah baik dan mampu berinteraksi sosial. Dengan koordinasi gerakan yang baik anak mampu menggerakkan mata-tangan untuk mewujudkan imajinasinya ke dalam bentuk gambar (Syamsiyatun, 2012).

2.5.1 Perkembangan Fisik – Motorik

Perkembangan fisik/motorik akan mempengaruhi kehidupan anak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Hurlock menambahkan bahwa secara langsung, perkembangan fisik akan menentukan kemampuan dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri dan orang lain (Syamsiyatun, 2012).

Perkembangan motorik anak terdiri dari dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun adalah melakukan gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari. Sedangkan usia 4 tahun, anak tetap melakukan gerakan yang sama, tetapi sudah berani mengambil resiko seperti jika anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu dapat turun dengan cara yang sama. Lalu, pada usia 5 tahun anak lebih percaya diri lagi dengan mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya (Rahman,2009).

Perkembangan motorik halus anak dapat dilihat pada usia 3 tahun yakni kemampuan anak masih terkait dengan kemampuan bayi untu menempatkan dan memegang benda-benda. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak semakin meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain balok. Sedangkan

(35)

pada usia 5 tahun, mereka sudah memiliki koordinasi mata yang bagus dengan memadukan tangan, lengan, dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak (Rahman, 2009).

Perkembangan fisik-motorik pada anak usia 5 – 6 tahun (kelompok B) otot kasar dan otot halus anak sudah berkembang. Anak memiliki banyak tenaga untuk melakukan kegiatan dan umumnya mereka sangat aktif. Anak sudah dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi. Keterampilan yang menggunakan otot kaki dan tangan sudah berkembang dengan baik (Syamsiyatun, 2012).

2.5.2 Perkembangan Kognitif

Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition atau knowing berarti konsep luas dan inklusi yang mengacu pada kegiatan mental yang tampak dalam pemerolehan, organisasi / penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam arti yang luas, kognitif merupakan ranah kejiwaan yang berpusat di otak dan berhubungan dengan konasi (kehendak), afeksi (perasaan)(Rahman, 2009).

Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir. Keat menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses mental yang mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berfikir dan mengerti. Proses mental yang dimaksud adalah proses pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, intelegensi, belajar, pemecahan masalah dan pembentukan konsep. Hal ini juga menjangkau kreativitas, imajinasi dan ingatan (Syamsiyatun, 2012).

(36)

Ada 2 teori utama perkembangan kognitif, yakni; teori pembelajaran dan teori perkembangan kognitif. Menurut Peaget, seorang pakar psikologi kognitif dan psikologi anak, dapat disimpulkan 4 tahap perkembangan kognitif, yaitu; tahap sensori motor (0 – 2 tahun), tahap pra operasional (2 – 7 tahun), tahap konkrit operasional (7 – 11 tahun), tahap formal operasional (11 – 15 tahun).

Anak usia 5 – 6 tahun berada pada tahap pra operasional. Pada tahap ini anak mulai menunjukan proses berfikir yang jelas. Anak mulai mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa anak sudah sistematis, anak dapat melakukan permainan simbolis (Syamsiyatun, 2012).

2.5.3 Perkembangan Sosio Emosional

Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang melibatkan perpaduan antara gejolak fisiologis dan gejala perilaku yang terlihat. Perkembangan emosi memainkan peranan yang penting dalam kehidupan terutama dalam hal penyesuaian pribadi dan sosial anak dengan lingkungan (Syamsiyatun, 2012).

Menurut Ericson, anak usia TK berada pada tahap innititive vs guilt yang sedang berkembang kearah industry vs inferiority. Ismail menyatakan bahwa pada tahap ini anak mengalami perkembangan yang positif dalam kreativitas, banyak ide, imajinasi, berani mencoba, berani mengambil resiko dan mudah bergaul. Pada tahap ini anak dapat menunjukan sikap inisiatif, yaitu mulai lepas dari ikatan orang tua, bergerak bebas dan mulai berinteraksi dengan lingkungan (Syamsiyatun, 2012).

(37)

Ada beberapa karakteristik perkembangan sosial anak usia 5 tahun antara lain : dapat mengatur emosi dan mengungkapkan perasaan dengan cara yang bisa diterima secara sosial, anak mampu memisahkan perasaan dengan tindakan mereka, menghayati perilaku sosial yang pantas, kekerasan emosi dan ledakan fisik mulai berkurang karena anak telah mampu mengungkapkan perasaan melalui kata-kata, dan dapat melucu atau membuat lelucon (Syamsiyatun, 2012).

Anak usia 5 – 6 tahun sudah mampu mengembangkan inisiatif untuk menjelaskan dan mencoba apa yang dia inginkan. Anak mampu menunjukan reaksi emosi dengan lebih proporsional (Syamsiyatun, 2012).

2.5.4 Perkembangan Bahasa

Penguasaan bahasa anak berkembang menurut hukum alami, yaitu mengikuti bakat, kodrat dan ritme yang alami. Perkembangan bahasa anak berjalan sesuai jadwal biologisnya. Perkembangan bahasa tidaklah ditentukan pada umur, namun mengarah pada perkembangan motoriknya. Lingkungan juga memegang peranan dalam perkembangan bahasa anak. Bahasa anak akan muncul dan berkembang melalui berbagai situasi interaksi sosial (Syamsiyatun, 2012).

Karakteristik perkembangan bahasa anak pada usia 5 tahun adalah sebagai berikut : perbendaharaan kosakata mencapai 5000 – 8000 kata, struktur kalimat menjadi lebih rumit, berbicara dengan lancar, benar dan jelas tata bahasa kecuali pada kesalahan pelafalan, dapat menggunakan kata ganti orang dengan benar,

(38)

mampu mendengarkan orang yang sedang berbicara, dan senang menggunakan bahasa untuk permainan dan cerita (Syamsiyatun, 2012).

Bahasa merupakan ungkapan dari apa yang difikirkan anak, sehingga bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak usia 5 – 6 tahun sudah mampu berbicara dengan struktur kalimat yang lebih rumit dan anak senang menggunakan bahasa untuk menceritakan gagasan, pengalaman, pengetahuan dan apa yang difikirkan kepada orang lain (Syamsiyatun, 2012).

Gambar

Gambar 1. Anatomi otak manusia (Anonim, 2014)
Gambar 2. Cross crawl (gerak menyilang)   (Sularyo&Handryastuti, 2002)
Gambar 3. Alphabet 8s (abjad 8)  (Sularyo&Handryastuti, 2002)
Gambar 5. Lazy 8 (Sularyo&Handryastuti, 2002)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian analisis perilaku konsumen dalam keputusan pembelian alat musik perspektif ekonomi Islam di Kecamatan Natar yang didapatkan dari responden alat musik bahwa

Bahwa sehubungan dengan butir a di atas, perlu ditetapkan hasil ujian masuk tersebut dengan Surat Keputusan Rektor.. Peraturan Pemerintah

Setelah dilakukan analisa dengan uji chi square didapat nilai p-value 0,361 dimana > 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas

Kandungan kimia pada rambut jagung antara lain adalah protein; karbohidrat; serat; beberapa vitamin seperti vitamin B, vitamin C, vitamin K; minyak atsiri; garam-garam

direksi, komite audit, dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap.. Sedangkan penelitian yang dilakukan Istighfarin

7 Keanekaragaman tersebut menghasilkan karakteristik yang khas diantara mereka namun karena adanya persamaan senasib membuat mereka menjadi sebuah kesatuan yang erat

Prevalence of Allergic Rhinitis based on World Health Organization (ARIA-WHO) questionnaire among Batch 2010 Students of the Faculty.. of Medicine

Simpulan penelitian ini adalah pemberian kombinasi tramadol parasetamol intravena sebanding dengan kombinasi tramadol ketorolak terhadap nilai NRS dan kebutuhan opioid