• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Gratcia D. M. Porajow*, Nova H. Kapantow*, Shirley E. S. Kawengian*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain. Pada bayi dan anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai Zat Gizi semakin meningkat tidak hanya ASI saja. Memberikan makanan pendamping jika tidak tepat berbagai masalah status gizi bagi anak sangat mudah terjadi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan tindakan pemberian makanan pendamping ASI di PuskesmasTuminting Kota Manado. Jenis Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan jenis desain cross sectional study. Pengambilan sampel dilakukan pada 82 ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 sampel yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling dengan menggunakan kuesioner yang berisi 23 pertanyaan. Analisa data yang digunakan yaitu Uji Chi-Square dengan CI= 95% dan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki nilai p=0.04 (Pvalue < 0.05) responden memiliki pengetahuan baik 61 (74,4%), dan hasil

penenilitian menunjukkan sikap memiliki nilai p= 0.00 (Pvalue < 0.05) responden memiliki sikap

positif 54 (65.9%) dan responden yang memiliki tindakan baik 49 (59,8%). Kesimpulannya terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan tindakan pemberian makanan pendamping ASI di Puskesmas tuminting Kota Manado dengan saran bagi masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Tuminting untuk meningkatkan pemahaman mengenai Pemberian Makanan Pendamping ASI.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Makanan Pendamping ASI ABSTRACT

Children reach 6 moths, babies are being introduced to another Nutrition. For baby and children reach age 6-24 month, requirement for various of nutrition which is also increased and for giving food cant be fulfilled by only breast milk. Children are very susceptible with any kind of infection which is requirement for supplement of nutrition must be complete. The purpose for this research is to know the correlation between knowledge, attitudes of mother, with act of giving a complementary food in Puskesmas Tuminting Manado City. This type of research is observational analytic with cross sectional study design types. Sampling Was conducted at 82 children who are age 6-12 month. who lives in a neighborhood with apopulation that is 461 children. The number of samples in this research is 82 samples taken based on systematic random sampling technique by using a questionnaire. Analysis of the data used, namely Chi-Square Test with CI = 95% and α = 0.05. The result shows that the knowledge has a value goes to p=0.04 (Pvalue < 0.05), respondents who have good knowledge 61 (74,4%), and the results of

research indicate a valuable attitude p= 0.00 (Pvalue < 0.05), respondents have a positive attitude

54 (65.9%). respondents who have good acts 49 (59,8%) In conclusion there is a relationship between knowledge, attitudes of mother, with act of giving a complementary food in Puskesmas Tuminting Manado City suggestion for society live neighborhood in Puskesmas Tuminting for increase regarding comprehension about complementary food.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pada usia 6-24 bulan anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi secara fisik mulai aktif sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas anak dan keadaan infeksi (Kementrian Kesehatan RI 2015). Angka kematian Bayi dan Angka kematian Balita di Indonesia masih tinggi pada 2016, hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka kematian bayi (AKB) mencapai 25,5. Artinya, ada sekitar 25,5 kematian setiap 1.000 bayi yang lahir, AKB di Indonesia masih termasuk tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti malaysia dan singapura yang sudah di bawah 10 kematian per 1.000 kelahiran bayi. Kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa.

Tingginya kematian bayi pada usia hingga satu tahun menunjukkan masih rendahnya kualitas sektor kesehatan di negara tersebut (Depkes RI, 2015), Tinginya angka kematian tersebut disebabkan di berbagai penyakit antara lain ISPA, diaere, campak, dan gangguan perinatal. Hal ini semakin diperberat dengan keadaan gizi yang buruk. Bahwa dalam melindungi

masyarakat dari kekurangan gizi khususnya bayi dan anak umur 6-24 bulan dari keluarga miskin, dilaksanakan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dalam bentuk instan dan biskuit (Mentri Kesehatan RI 2007, SK MP-ASI).

Pemberian makanan pada anak dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu serta adanya dukungan keluarga dan lingkungan. Pengetahuan dan sikap ibu akan mempengaruhi asupan makanan yang ada di dalam keluarga terutama berpengaruh pada anak, Informasi yang diperoleh oleh seorang ibu terkadang sangatlah minim, karena pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan merupakan hasl dari tahu, dan initerjadi setelah seorang melakukan pengindraan terhadapa suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sbagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoadmojo 2007).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah survei analitik. dengan jenis desain cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Tuminting, Kota Manado yang dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang

(3)

3 memiliki anak usia 6-12 bulan yang berdomisili di sekitar Puskesmas Tuminting yaitu sebanyak 461 anak dengan besar sampel 82 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Pengambilan besar sampel

dilakukan dengan rumus Slovin untuk penelitian cross sectional dengan menurut jumlah populasi anak usia 6-12 bulan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariate dan analisis bivariate menggunakan uji chi-square

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan peberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di wilayah kerja puskesmas Tuminting

Pengetahuan

Tindakan Pemberian Makanan

Pendamping ASI Jumlah Nilai p

Kurang Baik Baik

n % n % n %

0,04

Kurang 14 17,0% 7 8,5% 21 25,6%

Baik 19 23,1% 42 51,2% 61 74,4%

Total 33 40,1% 49 59,7 82 100,0

Tabel hasil tabulasi menejlaskan bahwa diketahui pengetahuan responden sebanyak 21 orang kurang dalam tindakan pemberian MP-ASI, 14 orang diantaranya kurang dalam tindakan pemberian makanan pendamping ASI, dan 7 orang diantaranya melakukan pemberian MP-ASI dengan baik. Pengetahuan responden sebanyak 61 orang baik dalam tindakan pemberian makanan pendamping ASI, 19 orang diantaranya kurang baik dalam tindakan

pemberan makanan pendamping ASI dan 42 orang diantaranya melakukan tindakan pemberian makanan pendamping ASI dengan baik.

Nilai p value yang diperoleh dengan uji chi square untuk exact sig. (2-sided) adalah 0,04 sehingga nilai p<0,05, yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan tindakan pemberian makanan pendamping ASI di wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado.

(4)

4

Tabel 2. Hubungan antara Sikap Ibu dengan Tindakan Pemberian Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting.

Sikap Tindakan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Jumlah Nilai p

Kurang Baik Baik

n % n % n %

0,00

Negatif 23 28,09 5 6,1 28 43,9

Positif 10 12,19 44 53,65 54 56,1

Total 33 40,19 49 59,75 82 100,0

Tabel tabulasi tersebut menjelaskan bahwa sebanyak 28 responden memiliki sikap negatif terhadap tindakan pemberian MP-ASI, 23 orang diantaranya kurang baik dalam tindakan pemberian MP-ASI dan 5 orang diantaranya memberiakan makanan pendamping ASI dengan baik, sebanyak 44 responden memiliki sikap yang positif dalam tindakan pemberian MP-ASI, 10 orang diantaranya kurang baik dalam tindakan pemberian MP-ASI dan 44 orang diantaranya memberikan makanan pendamping ASI dengan baik. Nilai p yang diperoleh dengan uji chi square untuk exact sig. (2-sided) adalah 0.00 sehingga nilai p<0,05, yang artinya terdapat hubungan antara sikap ibu dengan tindakan pemberian makanan pendamping ASI di wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Hubungan antara Pengetahuan Ibu

dengan Tindakan Pemberian

Makanan Tambahan MP-ASI.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan tindakan

pemberian makanan pendamping ASI. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan responden sebanyak 21 orang kurang baik dalam tindakan pemberian MP-ASI, 14 orang diantaranya kurang baik dalam tindakan pemberian makanan pendamping ASI, dan 7 orang diantaranya melakukan pemberian MP-ASI dengan baik. Pengetahuan responden sebanyak 61 orang baik dalam tindakan pemberian makanan pendamping ASI, 19 orang diantaranya kurang baik dalam tindakan pemberan makanan pendamping ASI dan 42 orang diantaranya melakukan tindakan pemberian makanan pendamping ASI dengan baik

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pengetahuan ibu akan memberikan makanan pendamping ASI yang tepat sudah tepat dan cara ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI baik pula. Dikarenakan banyak responden yang sudah mengetahui akibat dari pemberian makanan pendamping ASI yang tidak sesuai yang berdampak langsung bagi anak yang

(5)

5 mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang langsung mapupun tidak langsung seperti gangguan pencernaan, dan kedepannya anak akan rentan mengalami alergi dan obesitas. Oleh karena itu, sebagian ibu di Kecamatan Tuminting memberikan makanan pendamping ASI kepada anak sesuai anjuran dikarenakan dukungan dari lingkungan dan petugas kesehatan, bidan-bidan yang sering melaksanakan posyandu.

Sebagian besar ibu di Tuminting memberikan makanan pada saat anak usia 6 bulan, namun ada juga ibu-ibu yang masi berpengetahuan kurang dimana memberikan makanan pendamping ASI dibawah 6 bulan, dikarenakan tidak tahu akibat pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini, dan juga ada factor-faktor lainnya sepert ASI kering, anak sudah tdak minum ASI. Pengetahuan gizi ibu sangat berpengaruh pada terpenuhinya kebutuhan gizi anak, peran ibu sangat penting dalam pemberian makanan yang baik bagi anak-anak. Bila pengetahuan gizi ibu tinggi, kemampuan dalam pemilihan, pembelian, dan pengolahan bahan bahan makanan juga baik. Semakin tinggi pengetahuan ibu akan kebutuhan gizi, maka akan semakin baik pula tingkat konsumsi zat gizi di rumah tangga (Roedjito, 2009).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Kristianto, 2013) Hasil penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian Makanan Pendamping ASI di Posyandu Mawar I Desa Karangrejo ditemukan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI (p 0,020). Sesuai dengan penelitian oleh (Evitasari 2016) berdasarkan factor-faktor yang berhubungan dalam pemberian MP-ASI hasil penelitian diketahui bahwa ibu batita yang memberikan makanan pendamping ASI dini pada anak dimana usia anak kurang dari 6 bulan sebanyak 39 orang (66,1%), sedangkan ibu batita yang memberikan makanan pendamping ASI sesuai dengan usia bayi yaitu 6 bulan kurang sebanyak 20 orang (33,9%), berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa sebagian besar ibu kurang mengetahui tentang pemberian MP-ASI yang benar, kemungkinan rata-rata pendidikan rendah di wilayah binaan UPTD Puskesmas Sumberjaya adalah setingkat SD dan SMP (32%). Rendahnya pendidikan ibu menggambarkan pemahaman dan wawasannya yang rendah. Sehingga mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan MP-ASI yang tidak sesuai < 6 bulan, termasuk MP ASI dini, sedangkan sesuai standar MP ASI diberikan saat bayi berumur 6 bulan.

(6)

6 Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan atau praktek seseorang atau overt behavior (Notoadmodjo, 2007), dalam hal ini adalah pemberian makanan pendamping ASI. Penelitian dari (Kusmiyati, 2014) menyatakan bahwa responden yang tahu mengenai manfaat pemberian MP-ASI yang tepat, pada umumnya akan mempengaruhi tindakan untuk pemberian makanan pendamping ASI.

Hubungan antara Sikap Ibu dengan Tindakan Pemberian Makanan Tambahan MP-ASI.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap ibu dengan tindakan pemberian makanan pendamping ASI (p=0.000). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sebanyak 28 responden memiliki sikap negatif terhadap tindakan pemberian MP-ASI, 23 orang diantaranya kurang baik dalam tindakan pemberian MP-ASI dan 5 orang diantaranya memberiakan makanan pendamping ASI dengan baik, sebanyak 44 responden memiliki sikap yang positif dalam tindakan pemberian MP-ASI, 10 orang diantaranya kurang baik dalam tindakan pemberian MP-ASI dan 44 orang diantaranya memberikan makanan pendamping ASI dengan baik. Hasil dari penelitian ini menjelaskan sikap masyarakat dengan

tindakan pemberian makanan pendamping ASI sudah baik. Sikap adalah perasaan atau pandangan seseorang yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek atau stimulus. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007).

Responden memberikan respon yang baik tentang cara memberikan makanan pendamping ASI, yaitu ASI tetap diberikan, dan jenis makanan yang diberikan kepada anak sesuai usia anak. Namun, dalam pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini di bawah 6 bulan yang dapat berpengaruh pada pencernaan anak dan jika berlebihan dapat menkibatkan obesitas, ibu di kecamatan Tuminting tidak terlalu setuju dengan pemberian MP-ASI dapat berpengruh pada pencernaan dan mengibatkan obesitas di kemudian hari.

Untuk dapat mempengaruhi perilaku, sikap mempunyai tiga komponen yang dapat membentuk perilaku dan dipengaruhi dengan pengetahuan, pikiran, keyakinan serta emosi. Namun sikap belum tentu

(7)

7 langsung dapat terwujud dalam suatu tindakan, diperlukan faktor pendukung seperti keluarga sehingga dapat mewujudkan suatu tindakan (Soekidjo, 2003). Sikap ibu mengenai pemberian makanan pada anak merupakan faktor yang menentukan seseorang untuk berperilaku memberikan makanan yang tepat untuk anak. Makanan yang tepat buat anak diberikan agar anak dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Sikap ibu yang yang di dapat dari interaksi sosial seperti lingkungan, dapat dengan mudah mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan makanan di rumah.

Penelitian yang dilakukan oleh (Simbolon 2015), menunjukkan ada hubungan antara sikap ibu dengan tindakan pemberian makanan pendamping ASI di dikelurahan tigabalata kecamatan jorlang hataran kabupaten simalungun. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap kategori tidak baik tentang ketepatan pemberian MPASI pada bayi yaitu sebanyak 34 orang (59,6%) dan responden dengan kategori baik sebanyak 23 orang (40,4%). Hal tersebut terjadi karena umumnya alasan ibu memberikan makanan pendamping ASI yang tidak tepat sesuai usia bayi adalah karena bayi sering menangis sehingga ibu menganggap bahwa bayinya masih lapar, ibu merasa dengan memberikan

makanan tambahan bayi akan sehat serta bayi cepat tumbuh besar.

Sikap merupakan reaksi tertutup dan belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Peranan MP-ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. Kemudian masih ada ibu yang setuju pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih dari 6 kali makanan tambahan setiap hari, padahal bayi di usia tersebut kebutuhan akan asupan zat gizi sebaiknya diberi makanan tambahan pendamping air susu ibu 2-4 kali sehari. Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seseorang yaitu media masa, dimana dengan adanya media masa informasi baru mengenai kesehatan akan mempengaruhi sudut pandang baru bagi terbentuknya sikap terhadap kesehatan (Azwar, 2009).

KESIMPULAN

1. Terdapat 61 orang (74,4,%) ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang tindakan peberian makanan pendamping ASI berjumlah dan 21 orang (25,6%) kurang baik dalam tindakan pemberian makanan pendamping ASI.

2. Terdapat 54 orang (65,9%) ibu memiliki sikap yang positif dalam tindakan pemberian makanan

(8)

8 pendamping ASI dan 28 orang (34,1%) orang memiliki sikap negatif dalam pemberan makanan pendamping ASI.

3. Tindakan pemberian makanan pendamping ASI pada ibu yang sudah baik dengan jumlah sebanyak 49 orang (59,8%) dan 33 orang (40,2%) yang masih kurang baik dalam tindakan pemberian makanan pendamping ASI.

4. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan tindakan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia 6-12 bulan di Puskesmas Tuminting Kota Manado.

SARAN

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan membentuk sikap dari ibu mengenai tindakan tindakan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia 6-12 bulan di Puskesmas Tuminting Kota Manado, perlu adanya pelatihan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada kader kesehatan oleh ahli kesehatan yang berada di Puskesmas Tuminting untuk meningkatkan pemahaman mengenai pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat bagi ibu-ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan.

2. Perlu adanya tindakan dari petugas kesehatan untuk melihat kondisi anak-anak dalam hal ini yakni pemberian makanan pendamping ASI dini, dan status kesehatan anak dan tingkatkan upaya pencegahan pemberian MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tuinting Kota Manado.

3. Perlu adanya tindakan langsung dari ibu-ibu untuk menambah wawasan mengenai pemberian Makanan Pendamping ASI.

4. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan melaksanakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui permasalahan yang lebih mendalam berkaitan dengan perubahan perilaku terhadap pemberian makanan pendamping ASI.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Darmawan F. H. 2015. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pemberian Mp-Asi Yang Tepat Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa Sekarwangi Kabupaten Sumedang . (Jurnal Bidan ). Volume 1, No 2, Juli 2015.

(9)

9 Evitasari D,. 2016. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Perilaku Pemberian Makanan Pendamping Asi Bayi Usia <6 Bulan. Jurnal Ilmiah Indonesia. November 2016.

Kementrian Kesehatan 2007, Keputusan

tentang Makanan Pemberian

Makanan Pendamping Air susu Ibu (MP-ASI) Mentri Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Jendral bina Gizi dan akesehatan Ibu dan Anak Pedoman Gizi seimbang

(Pedoman Gizi teknis bagi

petugas dalam memberikan

penyuluhan gizi seimbang).

Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2015

Kristanto, Y. 2013 Faktor Yang

Mempengaruhi Perilaku Ibu

Dalam Pemberian Makanan

Pendamping Asi Pada Bayi Usia 6-36 Bulan. Kediri: Stikes

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Roedjito. 2009. Kajian Penelitian Gizi. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa

Simbolon, D, C, D. 2015. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian Mp-Asi Pada Bayi Dikelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun.

Soekidjo. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta;

Referensi

Dokumen terkait

Disain model pembelajaran proyek berbasis lingkungan perkembangan, hendaknya disusun secara komprehensif yang memuat berbagai komponen seperti topik proyek yang

1. Pemberian pupuk hijau cair dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, berat akar dan produksi bahan kering. Pemberian pupuk hijau cair daun eceng gondok

sudah angkat tangan pada saat transaksi selesai. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan mahasiswa Muamalah terhadap jual-beli kosmetik yang mengandung

Karena dengan menerapkan marketing mix yang baik dan tepat maka ini akan dapat meningkatkan kepuasan konsumen sehingga timbul nya minat konsumen untuk terus mengunakan

Sedangkan hasil analisis masalah ketiga menunjukkan dimensi kualitas jasa yang paling dianggap penting oleh konsumen Flamboyan Internet adalah dimensi keandalan (reliability)... vii

Diharapkan kehadiran calon mempelai, orang tua dan Majelis Jemaat GPIB Gideon Sektor pelayanan Lewi Pemberkatan Perkawinan akan dilaksanakan pada:.. Hari/Tanggal : Sabtu,

Dengan adanya kondisi seperti ini, diperlukan perencanaan dan perancangan rumah sakit Slamet Riyadi dalam hal ini pada penekanan kenyamanan bangunan perawatan yang dirancang

Perceraian menurut bahasa dalam istilah Hukum Islam diartikan “at-talak” yang bermakna meninggalkan atau memisahkan. 8 Talak berasal dari Bahasa Arab, yang akar kata dari