• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN SEBARAN POHON DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN SEBARAN POHON DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN SEBARAN POHON DI AREAL ARBORETUM

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Oleh: DAHLIANI NIM. 100500195

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(2)

PEMETAAN SEBARAN POHON DI AREAL ARBORETUM

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Oleh:

DAHLIANI NIM. 100500195

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(3)

PEMETAAN SEBARAN POHON DI AREAL ARBORETUM

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Oleh:

DAHLIANI NIM. 100500195

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : PEMETAAN SEBARAN POHON DI AREAL

ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

N a m a : Dahliani N I M : 100500195 Program Studi : Geoinformatika

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Ir. Suparjo, MP

Menyetujui, Mengesahkan,

Ketua Program Studi Geoinformatika Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Ir. Hasanudin, MP NIP. 19710103 199703 2 001 NIP. 19630805 198903 1 005

Lulus ujian pada tanggal : . . . Dwinita Aquastini, S.Hut, MP

NIP. 197002141997032002

Ir.M. Fadjeri, MP

(5)

ABSTRAK

Dahliani, Pemetaan Sebaran Pohon Di Areal Arboretum (di bawah bimbingan Dwinita Aquastini).

Penelitian ini dilatar belakangi oleh peta sebaran pohon di areal arboretum untuk mengetahui posisi pohon hidup agar dalam penelitian jumlah pohon mudah untuk dilaksanakan. Dari permasalahan yang ada sangat penting untuk menginformasikan membuat peta sebaran pohon di areal arboretum.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan letak sebaran pohon serta panjang jalan yang berada di areal arboretum.

Metode yang digunakan adalah metode sensus dengan mengunakan GPS untuk mengambil koordinat seluruh pohon hidup dan koordinat jalan yang diolah mengunakan Software ArcGis 10.

Hasil dari penelitian ini diketahui pohon hidup yang berada di areal arboretum berjumlah 186 pohon dengan panjang jalan utama 197,468 m dan lebar 2,50 m dan panjang jalan cabang jalan 65,549 m dan lebar 1,17 m.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Dahliani, lahir pada tanggal 02 Juli 1992 di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara oleh pasangan Bapak Mahadi dan Ibu Halifah.

Mulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 013 Tembelunu pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan ke SMP Negeri 1 Sembakung dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya pada tahun yang sama melanjutkan ke SMA Negeri 1 Sembakung dan berijazah pada tahun 2010.

Melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi pada tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Manajemen Pertanian, Program Studi Geoinformatika.

Tanggal 5 Maret 2013 sampai dengan 5 Mei 2013 mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapang) di PT Aneka Raksa Internasional, Kecamatan Siluq Ngurai, Kampung Muara Kelawit, Kabupaten Kutai Barat.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Penyusunan Karya Ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu peryaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada :

1. Orang tua tercinta dan kakak yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi moril maupun materil kepada penulis.

2. Ibu Dwinita Aquastini, S.Hut, MP selaku dosen pembimbing.

3. Bapak Ir. M.Fadjeri,MP selaku dosen penguji I dan Ketua Program Studi Manajemen Pertanian.

4. Bapak Husmul Beze, S.Hut,M.Si selaku dosen penguji II dan Kepala Laboratorium Umum Komputer dan Multimedia.

5. Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku Ketua Program Studi Geoinformatika. 6. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

7. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

8. Bapak dan Ibu dosen serta PLP (Pranata Laboratorium Pendidikan) dan administrasi Program Studi Geoinformatika.

9. Seluruh teman-teman mahasiswa angkatan 2010 yang ikut serta membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, khususnya Hadi Ismanto.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Dahliani

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Peta ... 5

B. Arboretum ... 13

C. Pohon ... 14

D. Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 16

E. Global Positioning System ... 20

F. ArcGis 10 ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

B. Alat dan Bahan ... 26

C. Prosedur Kerja ... 27

D. Pengolahan Data ... 30

BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL A. Hasil... 37

B. Pembahasan ... 40

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Lampiran Halaman

1. Koordinat Batas Areal Arboretum ... 45 2. Koordinat Jalan Areal Arboretum... 46 3. Koordinat Pohon yang Berada di Areal Arboretum ... 47

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

4. Tampilan Awal ArcMap 10 ... 23

5. Tampilan dari Table Of Contents... 24

6. Tampilan ArcCatalog ... 25

7. Diagram Alir Prosedur Penelitian ... 27

8. Proses Georeferencing Peta Administrasi ... 31

9. Tampilan dari Display XY ... 32

10. Tahapan Export Data ... 33

11. Export Data ke Shp. ... 33

12. Proses Pemilihan Coordinate System ... 34

13. Tumpang Susun Digitasi Batar Arboretum dengan Data Jalan dan Pohon ... 35

14. Overlay dari Batas Arboretum, Peta Administrasi Samarinda ... 35

15. Peta Sebaran Pohon di Areal Arboretum ... 39

Lampiran 16. Batas Areal Arboretum... 52

17. Plang Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ... 52

18. Pengukuran Lebar Jalan... 53

19. Pengambilan Koordinat Pohon Hidup ... 53

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan mempunyai jasa yang sangat besar bagi kelangsungan makhluk hidup terutama manusia. Salah satu jasa hutan adalah mengambil karbondioksida dari udara dan menggantimya dengan oksigen yang diperlukan makhluk lain. Maka hutan disebut juga sebagai paru-paru dunia, oleh karena itu jika terlalu banyak hutan yang rusak, tidak akan ada oksigen yang cukup untuk pernapasan.

Hutan di Indonesia ada dua jenis yang berdasarkan iklim diantaranya, hutan hujan tropika dan hutan monsun. Hutan hujan tropika, adalah hutan yang terdapat di daerah tropis dengan curah hujan sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya akan flora dan fauna. Di kawasan ini keanekaragaman tumbuh-tumbuhan sangat tinggi. Luas hutan hujan tropika di Indonesia lebih kurang 66 juta hektar, hutan hujan tropika berfungsi sebagai paru-paru dunia. Hutan hujan tropika terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Hutan monsun, disebut juga hutan musim . Hutan monsun tumbuh didaerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang. Pada musim kemarau, tumbuhan di hutan monsun biasanya menggugurkan daunnya. Hutan monsun biasanya mempunyai tumbuhan sejenis, misalnya hutan jati, hutan bambu, dan hutan kapuk. Hutan monsun banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan hutan

(12)

berdasarkan fungsinya adalah hutan lindung hutan konserversi. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan. Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri atas hutan suaka alam dan kawasan hutan pelestarian alam. Hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa dan taman buru. Dan kawasan hutan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan hutan pelestarian alam memiliki fungsi dan kegunaan yang sama dengan arboretum (Anonim, 2013b).

Dalam bahasa latin, arboretum berasal dari kata arbor yang berarti pohon, dan retum yang berarti tempat. Sedangkan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, arboretum adalah tempat berbagai pohon yang ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Secara umum arboretum memiliki kegunaan sebagai tempat mengoleksi berbagai jenis pohon. Arboretum sangat layak untuk dijadikan obj ek wisata edukatif karena selain memiliki nilai estetika dan keindahan, di dalamnya terdapat beraneka ragam jenis flora maupun fauna untuk dijadikan objek penelitian. Di perkotaan, arboretum dapat dijadikan sebagai solusi pemenuhan ruang terbuka hijau, konservasi

(13)

keanekaragaman hayati, irigasi perubahan iklim, serta daerah resapan air (Anonim, 2013a).

Selanjutnya dinyatakan arboretum juga merupakan sumber daya alam yang fungsi dan manfaatnya selalu dibutuhkan oleh manusia, baik sekarang maupun masa yang akan datang dalam rangka menunjang hidup dan kehidupannya. Salah satu fungsi arboretum adalah untuk pendidikan, penelitian dan pengembangan yang apabila dilakukan secara berkelanjutan dapat mendukung upaya pengelolaan secara lestari dan dapat meningkatkan nilai tambah hasil hutan. Sehingga sangatlah penting untuk melakukan perawatan dan pengawasan pohon yang berada di arboretum dengan membuat peta sebaran pohon yang berada di areal arboretum.

Peta adalah sarana untuk memperoleh gambaran data ilmiah yang terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Jadi, peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah. Peta dapat diuraikan lagi menjadi beberapa jenis sesuai kebutuhan dan tujuan yang diinginkan (Ramadijanti, 2011).

Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaraan hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya. Disebut peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan berdasarkan tema tertentu.

(14)

Pohon dengan nama lain "pokok" adalah tumbuhan yang mempunyai batang dan cabang terbentuk dari berkayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak, menopang tajuk pohon. Untuk membedakan pohon dari semak dapat dilihat dari bentuk dan penampilan. Semak juga memiliki batang berkayu, tetapi tidak tumbuh tegak. Pohon memiliki batang yang merupakan bagian utama pohon dan menjadi penghubung utama antara bagian akar, sebagai pengumpul air dan mineral, dan bagian tajuk pohon (canopy), sebagai pusat pengolahan masukan energi. Cabang adalah batang berukuran lebih kecil dari berfungsi memperluas ruang bagi pertumbuhan daun sehingga mendapat lebih banyak cahaya matahari dan juga menekan tumbuhan pesaing di sekitarnya. Batang diliputi dengan kulit yang melindungi batang dari kerusakan (Anonim, 2005).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengambarkan letak sebaran pohon dan panjang jalan yang berada di areal arboretum, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberi informasi menggambarkan letak sebaran pohon dan panjang jalan yang berada di areal arboretum, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sehingga dapat memberi informasi bagi dosen dan mahasiswa yang meneliti.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peta

1. Pengertian Peta

Menurut Ramadijanti (2011), pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi ( terminology geodesi ) dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vector maupun raster. Pembuatan peta secara konvensial secara terestris dapat dipermudah dengan bantuan komputer mulai dari pembacaan data di lapangan yang dapat langsung didownload ke komputer untuk pelaksanaan perhitungan poligon, peralatan perhitungan ( Koreksi ) dan lain-lain, bahkan sampai pada proses pembuatan pemisahan warna secara digital sebagai bagian dari proses pencetakan peta.

2. Macam-macam Peta

Berdasarkan kegunaannya peta dibagi menjadi 5 yaitu : peta umum, peta topografi, peta chorografi dan peta tematik. (Basuki, 2006).

a. Peta umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan lainya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainya. Peta umum ada dua jenis yaitu : peta topografi dan peta chorografi.

(16)

b. Peta Topografi

Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkiraan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur. Peta topografi menampilkan semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi.

c. Peta Chorografi

Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1000.000 atau bahkan lebih. Perbedaan chorografi dengan topografi terletak pada penggunan garis-garis kontur, karena peta topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar. Peta chorografi mengambarkan daerah yang luas, misalnya Propinsi, Negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah diantaranya pegunungan, gunung sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain.

(17)

d. Peta Tematik

Peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan objek khusus. Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan pada pemetaan yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan pengindraan jauh atau dari peta yang sudah ada (base map). Secara khusus, peta pengelolahan hutan berisikan tentang kejelasan pemilikan (batas-batas kadastral maupun administrasi), wilayah itu sendiri dan hasil inventarisasi yang menujukan unit-unit tegakan yang seragam. Kerena kegiatan survei lapangan umumnya sangat mahal, maka peta hutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan penafsiran kegiatan dilapangan hanya diperlukan untuk pembuktian apakan penafsiran sudah betul apa belum dan juga melengkapi rincian di lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret.

3. Jenis Peta Berdasarkan Skala

Peta tidak sama besarnya (ukurannya). Ada peta yang berukuran besar dan ada peta yang berukuran kecil. Besar-kecilnya peta ditentukan oleh besar-kecilnya skala yang digunakan. Skala peta adalah perbandingan jarak

(18)

antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (Hidayat, 2010).

4. Fungsi-fungsi Peta

Fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi tentang suatu objek kepada pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima dan cepat dipahami, maka cara penyampaianya harus jelas, dengan bahasa sederhana. Bahasa peta adalah simbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal, kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistem komunikasi antara pembuat peta dengan pembaca peta. Pokok permasalahanya adalah bagaimana membuat simbol-simbol dan menempatkan ke dalam ruang peta sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan menafsirkan artinya dengan benar (Supriadi, 2010).

Selanjutnya dinyatakan bahwa sehubungan dengan informasi yang akan disajikan ke dalam peta, perlu kejelasan, mana informasinya utama dan mana informasinya tambahan agar peta mudah dipahami isinya. Dalam hal ini, informasinya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok:

a. Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau tidak perlu disajikan sebagai latar peta tematik (berhubungan dengan generalasi).

b. Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema tematik. Apakah hutan perlu diklasifikasikan atau distratifikasi. Apakah batas fungsi hutan atau batas administrasi perlu dicantumkan.

c. Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat melengkapi informasi pokok da nada relevasinya untuk dicantumkan dalam peta.

(19)

Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta tematik sulit dirinci. Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya data dan kerateristik serta relevansinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya terlalu banyak, maka petanya akan menjadi rumit dan sukar dibaca, sedangkan kalau informasinya terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.

5. Komponen-komponen atau Kelengkapan Peta

Menurut Anonim (2012), komponen-komponen peta atau kelengkapan peta ada 5 yang harus di utamakan yaitu:

a. Judul Peta

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum pembaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga diletakkan dibagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan dari keseluruhan peta. Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta kita dapat segera mengetahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut contoh:

1) Peta penyebaran penduduk pulau jawa. 2) Peta bentuk muka bumi asia.

3) Peta Indonesia. b. Skala Peta

Selain judul kita juga akan menemukan skala pada peta. Skala merupakan ciri yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitannya dengan data yang membedakan peta dengan

(20)

gambar lain. Skala peta sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan dengan secara rinci.

c. Legenda atau Keterangan Peta

Legenda merupakan komponen penting pada peta. Karena peta tanpa legenda tidak memiliki keterangan yang menjelaskan isi peta, gar mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga peta harus dilengkapi dengan legenda atau keterangan. Legenda menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta contoh : legenda atau keterangan peta. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

d. Petunjuk Arah atau Tanda Orientasi

Petunjuk arah juga penting artinya pada peta. Gunanya untuk menunjukan arah utara, selatan, timur dan barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk arah biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah utara. Petunjuk ini diletakkan dibagian mana saja dari peta, asalkan tidak menggangu kenampakan peta.

e. Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:

1) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional. 2) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan

(21)

3) Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu.

f. Warna Peta

Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, untuk keperluan estetika peta. Warna simbol ada 5 yaitu hijau, kuning, coklat, biru muda, dan biru tua.

g. Tipe Huruf

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan letering:

1) Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta 2) Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa h. Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

i. Insert

Insert adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam insert antara lain:

1) Insert penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali

2) Insert penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting

(22)

3) Insert penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.

j. Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

k. Sumber peta

Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh. 6. Syarat-syarat yang wajib ada pada peta

Menurut Lestari (2011), Peta yang lengkap dan baik harus memenuhi syarat-syarat peta, tanpa adanya syarat-syarat peta yang jelas peta tersebut tidak akan dapat dipergunakan. Ada beberapa syarat dalam pembuatan peta, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Peta harus conform, artinya bentuk daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sama bentuknya dengan kenyataan di lapangan.

b. Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar sama luasnya jika dilakukan dengan skala peta.

c. Peta ekuidistan, artinya jarak-jarak yang digambar di peta harus tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di lapangan.

d. Peta harus rapi dan bersih

e. Peta tidak boleh membingungkan f. Peta harus mudah dipahami

(23)

B. Arboretum

Dalam bahasa latin, arboretum berasal dari kata arbor yang berarti pohon, dan retum yang berarti tempat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arboretum adalah tempat berbagai pohon yang ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Secara umum arboretum memiliki kegunaan sebagai tempat mengoleksi berbagai jenis pohon. Arboretum sangat layak untuk dijadikan objek wisata edukatif karena selain memiliki nilai estetika dan keindahan, di dalamnya terdapat beraneka ragam jenis flora maupun fauna untuk dijadikan objek penelitian. Di perkotaan, arboretum dapat dijadikan sebagai solusi pemenuhan ruang terbuka hijau, konservasi keanekaragaman hayati, mitigasi perubahan iklim, serta daerah resapan air (Anonim, 2013).

Arboretum juga merupakan sumber daya alam yang fungsi dan manfaatnya selalu dibutuhkan oleh manusia, baik sekarang maupun masa yang akan datang dalam rangka menunjang hidup dan kehidupannya. Salah satu fungsi arboretum adalah untuk pendidikan, penelitian dan pengembangan yang apabila dilakukan secara berkelanjutan dapat mendukung upaya pengelolaan secara lestari dan dapat meningkatkan nilai tambah hasil hutan. Sehingga sangatlah penting untuk melakukan perawatan dan pengawasan pohon yang berada di arboretum dengan membuat peta sebaran pohon yang berada di areal arboretum (Anonim, 2013).

(24)

C. Pohon

1. Pengertian Pohon

Menurut Anonim (2005), pohon dengan nama lain "pokok" atau dalam bahasa Inggris Tree adalah tumbuhan yang mempunyai batang dan cabang terbentuk dari berkayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak, menopang tajuk pohon. Untuk membedakan pohon dari semak dapat dilihat dari bentuk dan penampilan. Semak juga memiliki batang berkayu, tetapi tidak tumbuh tegak.

Batang merupakan bagian utama pohon dan menjadi penghubung utama antara bagian akar, sebagai pengumpul air dan mineral, dan bagian tajuk pohon (canopy), sebagai pusat pengolahan masukan energi (produksi gula dan bereproduksi). Cabang adalah batang berukuran lebih kecil dari berfungsi memperluas ruang bagi pertumbuhan daun sehingga mendapat lebih banyak cahaya matahari dan juga menekan tumbuhan pesaing di sekitarnya. Batang diliputi dengan kulit yang melindungi batang dari kerusakan.

Pohon mempunyai daun yang berwarna hijau berfungsi sebagai tempat untuk memasak makanannya sendiri. Tumbuhan yang mempunyai daun berwarna hijau sering disebut dengan "autotrof" atau menyediakan

makanannya sendiri dengan proses fotosintesis. 2. Klasifikasi Pohon

Menurut Anonim (2011), klasifikasi berdasarkan ukuran, misalnya dm setinggi dada dan tinggi pohon, seperti dalam hutan alam produksi pada HPH :

(25)

b. Pancang/sapihan tinggi > 1,5 m sampai diameter < 10 cm c. Tiang diameter 10 sampai dengan 19 cm

d. Pohon inti, diameter 20 cm sampai 49 cm e. Pohon besar, diameter > 50 cm

3. Klasifikasi berdasarkan posisi tajuk pohon.

Klasifikasi berdasarkan posisi tajuk pohon sangat bermanfaat pada hutan seumur seperti pada hutan tanaman jati, pinus, mahoni dan lain-lain.

a. Dominan, pohon dengan tajuk lebar di atas lapisan tajuk, menerima sinar matahari dari atas dan sebagian dari samping.

b. Kodominan, pohon dengan tajuk besar pada lapisan tajuk, menerima sinar matahari langsung dari atas dan sebagian dari samping. Tajuk agak lebih kecil dari dominan, tetapi sehat dan tegar.

c. Tengahan, pohon dengan bagian besar tajuk di bawah lapisan tajuk atau terjepit, menerima sebagian matahari dari atas dan sebagian kecil atau tidak sama sekali dari samping.

d. Tertekan, pohon dengan tajuk dinaungi pohon besar dan tidak menerima sinar matahari sepenuhnya, baik dari atas maupun dari samping.

D. Sistem Informasi Geografi (SIG)

1. Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG)

Menurut Barus (1997), definisi Sistem Informasi Geografis selalu berkembang dan bervariasi karena Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat.

(26)

2. Komponen-komponen dalam SIG

Komponen utama SIG dibagi dalam empat kelompok yaitu

perangkat lunak, organisasi (manajemen) dan pemakai perangkat keras dan data.

a. Perangkat Keras

Komponen dasar perangkat keras SIG dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya antara lain adalah

1) Peralatan pemasukan data, misal papan dijitasi, penyiam (scanner), keyboard, disket dll).

2) Peralatan penyimpanan dan pengolahan data yaitu komputer, dan perlengkapannya seperti monitor, papan ketik, CPU, hard disk, floopy disk).

3) Peralatan untuk mencetak hasil seperti printer dan plotter. b. Perangkat Lunak

Perangkat lunak komputer merupakan berbagai program komputer yang menangani manajemen database, interface, pengguna dan fungsi analisis. Komponen perangkat lunak yang tepat dari suatu SIG sebenarnya bersifat relatif dan sangat ditentukan oleh tujuan dibentuknya SIG tersebut. Secara umum hampir semua perangkat lunak SIG mempunyai komponen yang fungsinya seperti di atas. Beberapa perangkat lunak dan nama pembuatnya diantaranya sebagai berikut:

1) Arc Info (ESRI) 2) Arc View (ESRI) c. Data

(27)

Sebuah data set spasial yang bereferensi terdiri dari 2 tipe informasi, yaitu data geometrik dan data atribut. Data geometrik terdiri dari 3 dimensi koordinat yang didefinisikan secara distribusi spasial, yaitu titik, garis dan poligon. Sedangkan data atribut adalah atribut dari titik, garis dan poligon. SIG dapat menyimpan data geografis dalam struktur data raster dan vektor. Data raster disimpan dalam bentuk grid atau pixel yang menunjukkan beberapa sistem koordinat, sedangkan format data vektor diwakili oleh vektor atau poligon yang menggunakan kumpulan titik (koordinat x,y) untuk menunjukkan data objek.

3. Data-data yang Digunakan dalam SIG

Menurut Anonim (2000), data-data yang digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Data Grafis

Data grafis dibagi menjadi data-data raster dan data-data digital:

1) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning dan data-data lain yang belum dalam format vektor.

2) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang telah dilengkapi engan data-data teks dan data-data atribut lainya. Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, daerah aliran sungai (DAS) dengan anak-anak sungainya.

b. Data Tabular

Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain.

(28)

Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah kedalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau informasi objek.

4. Prosedur dalam SIG a. Input

Tahap ini meliputi pemasukan data, yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat digitizer, mouse, keyboard, scanning, dan sebagainya. b. Analisis

Analisis ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan sebagainya.

c. Output

Hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta tematik, diagram model, atau yang lain. Secara umum hasil output dibagi menjadi dua yaitu output grafis dan outiput non-grafis. Output grafis seperti peta tematik, grafis dan sebagainya. Sedangkan non-grafis yaitu data-data hasil analisis yang berupa data-data teks.

5. Sumber Data

Menurut Paryono (1994), sistem informasi geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisanya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari 3 sumber, yaitu: (a) lapangan, (b) peta, dan (c) citra pengindraan jauh.

a. Data lapangan, data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung.

b. Data peta, informasi yang telah terekam pada peta kertas dikonversikan ke dalam bentuk digital.

(29)

c. Data citra pengindraan jauh, citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Ketiga sumber data tersebut saling mendukung satu terhadap lainnya. Data lapagan dapat digunakan untuk membuat peta fisis, sedangkan data penginderaan jauh juga memerlukan data lapangan untuk memastikan kebenaran data tersebut. Jadi ketiga sumber tersebut saling terkait, melengkapi dan mendukung, sehingga tidak boleh ada yang diabaikan.

E. Global Positioning System

1. Pengertian GPS

Menurut Hartanto (2003) Global Positioning System atau sering di singkat GPS adalah suatu sistem navigasi yang menggunakan satellite informasi dan informasi waktu dihampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi apapun. Pada dasarnya, GPS merupakan aplikasi yang harus menunggu terlebih dahulu permintaan dari pengguna. Aplikasi ini menyediakan akurasi positioning atau penentuan posisi yang berkisar antara 100 m (95% dari waktu), 5 hingga 10 m, juga sampai pada akurasi relatif pada submeter, dan bahkan pada tingkat subcentimeter. Secara umum semakin tinggi akurasi yang dihasilkan akan memerlukan infrastruktur yang lebih canggih dan tentunya berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan.

(30)

Menurut Budiyanto (2010), perangkat GPS yang digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah perangkat penangkap sinyal (receiver) dari beberapa satellite GPS yang mengorbit di atas lokasi survei. Panduan dari satellite GPS memberikan informasi lokasi receiver GPS tersebut. Berbagai permasalahan sering muncul dengan perangkat bantu GPS ini, seperti masalah akurasi pengukuran. Keraguan sering muncul atas data yang didapatkan pada receiver GPS yang digunakan untuk pengukuran, kondisi atmosferik, kondisi keterbukaan lokasi pengukuran, topografi dan lain-lain. Dalam kondisi tertentu nilai kesalahan yang ada dapat ditolerir. Nilai kesalahan yang sering muncul dapat diminimalisir dengan memaksimalkan pemilihan waktu pengambilan data yang tepat seperti dengan memperhatikan kondisi cuaca atau atmosfir, penggunaan jenis receiver yang baik dan lain-lain.

Penggunaan GPS untuk penentuan posisi saat ini diantaranya adalah navigasi untuk kegiatan pribadi (hiking, pelayaran, berburu, petunjuk ketika mengemudi, dan lain sebagainya) navigasi pesawat, survei di lepas pantai dan navigasi kapal, fleet tracking, pengendalian mesin, teknik sipil, survei daratan, GIS dan pemetaan, analisis deformasi dan lain sebagainya.

Easting adalah titik sumbu garis di permukaan bumi yang diambil dari arah timur barat, sedangkan northing adalah titik sumbu garis dipermukaan bumi yang diambil di arah utara ke selatan dan titik elevation adalah titik garis yang diambil dari arah atas ke bawah atau bisa dikatakan titik ketinggian.

(31)

2. Kemampuan GPS

GPS Garmin 60 csx adalah salah satu receiver GPS tipe navigasi yang dapat menentukan posisi dengan koordinat, yang dilengkapi dengan kompas digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut :

a. Menentukan posisi (koordinat) dalam format geografis (lintang dan bujur), koordinat.

b. Menentukan ketinggian suatu tempat. c. Menentukan waktu, kecepatan dan arah.

d. Menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint)

e. Menyimpan koordinat secara otomatis (track) sebanyak 10000 titik. 3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan GPS

Menurut Ariyanto (2010), keuntungan dan kekurangan penggunaan GPS:

a. Kelebihan yang dimiliki GPS 1) Penggunaannya mudah

2) Informasi dapat diperoleh secara cepat 3) Informasi yang dihasilkan cukup akurat 4) Biaya pengambilan data murah

5) Mudah dipindahkan – pindah/dibawa

6) Terus berkembang sesuai kebutuhan (banyak pilihan model) b. Kelemahan pengunaan GPS

1) Dipengaruhi oleh cuaca dan tempat (terjadi bias) 2) Pengambilan data harus dilakukan di tempat terbuka 3) Tergantung dengan keberadaan satelit GPS

(32)

5) Harga alat masih mahal

6) Tempat penyimpanan data masih terbatas F. ArcGis 10.

1. ArcMap 10

ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing dan publishing peta, untuk lebih jelasnya mengenai tampilan dari ArcMap 10 dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini (Nias, 2007).

Gambar 1. Tampilan Awal ArcMap 10 Komponen-komponen ArcMap antara lain :

a. Table Of Contents (TOC)

Merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map Area. TOC terdiri atas Data Frame yang berisi layer-layer yang mempresentasikan data yang ada. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain :

1) Menyusun susunan layer

2) Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer

3) Melihat system koordinat yang digunakan (Layer Properties) 4) Membuka table attribute data spasial (Open Attribute Table)

(33)

TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan muka bumi yang diwakili oleh simbol (baik bentuk maupun warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di sesuaikan melalui TOC.

Selain symbology TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana fasilitas ini berungsi unutk mempermudah user dalam memahami isi peta tersebut, tampilan tabel of contents dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Tampilan dari Table Of Contents b. Arc Toolbox

ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi.

c. Search

Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spasial, data project dan tools local server.

(34)

a. Toolbar

Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu.

2. ArcCatalog 10

ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution), dan menyimpan (documentation) data-data SIG.

Secara sederhana fungsi dari ArcCatalog ialah untuk manajemen data, untuk lebih jelasnya terdapat pada Gambar 3 di bawah ini.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan pada dua tempat yaitu untuk pengambilan data dilapangan dilaksanakan di areal arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dan pengolahan data dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan SIG Program Studi Geoinformatika.

2. Waktu

Penelitian ini memerlukan waktu selama 5 bulan, dimulai dari tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 29 Juni 2013, meliputi orientasi lapangan dan pengambilan data lapangan, pengolahan data di laboratorium dan penulisan laporan penelitian.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. GPS Garmin 60 csx untuk pengambilan titik koordinat b. Komputer/laptop untuk mengolah data lapangan. c. Meteran 5 m

d. Roll 50 m untuk mengukur lebar jalan

e. Alat tulis (pensil,polpen,penggaris dll) untuk tulis menulis. f. Kamera sebagai alat untuk mendokumentasi

2. Bahan

a. Baterai untuk mengaktifkan GPS

(36)

C. Prosedur Kerja

Secara ringkas prosedur penelitian dapat di lihat di bawah ini

Gambar 4. Diagram Alir Prosedur Penelitian Start Persiapan Pengumpulan Data Data Sekunder Peta Administrasi Data Primer Data Atribut Jalan Data Poligon Arboretum Data Koordinat Pohon Data Polyline Jalan Overlay Digitasi

Join Data Primer

Layout

Peta Sebaran Pohon di Areal Arboretum

Selesai

(37)

1. Persiapan

Persiapan meliputi orientasi lapangan, alat ukur yang akan digunakan, penyusunan rencana kerja.

2. Pengambilan data lapangan

Metode pengambilan data lapangan dikelompokan atas dua, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.

b. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Berupa koordinat pohon hidup dan jalan arboretum, metode pengambilan data primer dilaksanakan melalui metode sensus. Dalam metode sensus seluruh pohon yang hidup, jalan arboretum diukur menggunakan alat GPS Garmin 60 csx.

Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat ukur GPS garmin 60 cxs. Titik-titik koordinat pohon yang diamati. Cara mengambil data di lapangan menggunakan GPS adalah sebagai berikut :

1) Mengaktifkan GPS dengan menekan tombol power yang berada di atas GPS.

2) Menunggu hingga terhubung dengan satelit. (usahakan minimal ada 4 satelit yang muncul).

3) Memperhatikan pada layer monitor GPS, maka akan tampil icon seperti window,map,compas, setup dan lain-lainya.

4) Kemudian masuk ke fitur map maka akan tampil tanda panah. Tanda tersebut merupakan posisi GPS sekarang. Apabila garmin belum

(38)

ada petanya maka GPS tersebut masih kosong atau belum diinstall peta, maka GPS tersebut bisa diinstall terlebih dahulu.

5) Setelah GPS telah diinstall peta maka langkah selanjutnya masuk ke fitur window kemudian menekan tombol mark, untuk menyimpan titik koordinat dimana posisi titik berada saat ini.

6) Selanjutnya memilih rename point dengan menulis nama yang diinginkan misalnya “Point 1”. Dan mencatat keterangan di buku catatan.

7) Apabila sudah selesai disimpan, maka selanjutnya pindah titik yang lain, misalnya posisi titik selanjutnya adalah rumah, kemudian klik tombol mark, dan memilih rename point dengan menuliskan nama yang diinginkan misalnya “Point 2”. Setelah itu memilih waypoint dari GPS maka tampil dua titik koordinat yaitu posisi point 1 dan posisi point 2 yang telah disimpan sebelumnya. Data tersebut selanjutnya dibuat dalam bentuk tabulasi.

c. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian. Merupakan data penunjang dari data utama atau data primer. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan antara lain :

1) Peta administrasi Samarinda

2) Batas arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Kemah Kerja 2012.

(39)

D. Pengolahan Data

Data yang sudah diambil dari lapangan dibawa ke ruang laboratorium SIG Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Diolah dengan menggunakan komputer dengan aplikasi software ArcGis 10. Dipadukan dengan peta administrasi Samarinda dan peta batas Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sehingga mendapatkan hasil yang akurat untuk mengetahui letak arboretum di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda di Kota Samarinda. Pengolahan data terdiri dari ploting hasil pengukuran lapangan, input data atribut pemetaan. Hasil akhir yang diperoleh berupa peta sebaran pohon pada areal arboretum.

Pada saat pembuatan peta diperlukan data spasial dasar sebagai referensi untuk memperoleh nilai referensi yang sesuai dengan datum yang umum digunakan di Indonesia yaitu datum WGS 1984 zona 50 S. Penelitian ini menggunakan peta administrasi Samarinda dengan format jpg. Pada umumnya peta yang berformat jpg tidak memiliki nilai koordinat namun biasanya telah disertakan dalam layout peta tersebut untuk diberikan nilai koordinat melalui proses georeferencing sehingga peta tersebut memiliki nilai koordinat yang bereferensi. Namun permasalahan yang sering terjadi pada saat melakukan proses georeferencing ini pasti mengalamai residual yang sedikit banyaknya mempengaruhi nilai validasi peta sehingga pada saat memasukkan koordinat yang diperoleh di lapangan mengalami sedikit pergeseran. Pada saat melakukan georeferencing diperoleh total kesalahan rata (RMS Erorr) yakni 0.00, untuk lebih jelasnya terlihat pada Gambar 7.

(40)

Gambar 5. Proses Georeferencing Peta Administrasi Samarinda Pada proses georeferencing ada beberapa permasalahan memerlukan solusi antara lain :

a. Peta dasar harus beresolusi besar.

b. Proses georeferencing harus dilakukan berulang-ulang kali sampai memperoleh nilai Root Mean Square (RMS) Error agar mendapatkan hasil yang akurat, proses editing dengan benar sampai memperoleh fitur yang lebih akurat.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam georeferencing antara lain : a. Titik control minimal empat titik.

b. Harus menyebar di seluruh areal yang di georeferencing dan sesuai dengan arah jam.

Penentuan empat titik control ini yang menentukan besar kecilnya residual, sebab semakin akurat menempatkan titik di tengah permukaan koordinat X dan Y maka nilai residual semakin kecil dan semakin jauh penempatan titik control maka semakin besar resedualnya seperti Gambar 7 di atas sehingga menyebabkan Root Mean Square (RMS) Error semakin besar pula keakuratan peta berkurang.

(41)

Lebih jelasnya sebagai berikut :

a. Data hasil pengukuran di input kedalam komputer/laptop dengan menggunakan software microsof excel.

b. Membuka software ArcGis 10 pilih Blank Map.

c. Mengatur Coordinat system dengan cara pilih View, Data Frame Proserties d. Pada Coordinat System, pilih Pre Defined, Projek Coordinat System, UTM,

WGS 84, Southern Hemisphere, WGS 84 UTM Zone 50S.prj. ok.

e. Pilih Add Data, kemudian cari lokasi penyimpanan file yang telah di input menggunakan software microsof excel klik dan pilih Sheet tempat menyimpan data klik Add.

f. Klik kanan pada data yang kita munculkan tadi pilih Display XY Data pastikan X Field dan Y Field telah terisi dengan benar dan memiliki coordinat system, untuk lebih jelasnya terdapat pada Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 6. Tampilan dari Display XY

g. Maka akan muncul titik koordinat yang sifat sementara belum menjadi format shp.

(42)

h. Klik kanan pada data tabular yang telah di munculkan, pilih Data dan pilih Export data, tampilan dari Export dapat di lihat pata Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 7. Tahapan Export Data

i. Pilih tempat penyimpanan data kemudian klik ok untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 7 di bawah ini.

Gambar 8. Export Data ke Shp

j. Setelah point telah diubah kedalam format shp. Tahapan selanjutnya adalah membuat polygon dengan cara klik Arc Catalog, pilih folder connections dan pilih folder tempat penyimpanan data.

(43)

k. Klik kanan pada folder tempat penyimpan data, pilih new dan pilih shapefile. l. Beri nama shapefile, pilih feature type dan klik edit, pilih select, projected

coordinated system s, UTM, WGS 84, southern hemisphere, WGS 1984 UTM Zone 50S.prj, add dan ok, untuk lebih jelasnya dapa di lihat pada Gambar 8 di bawah ini.

Gambar 9. Proses Pemilihan Coordinate System. m. Digitasi polygon sesuai pada point batas arboretum.

n. Add Data jalan arboretum

o. Add Data koordinat pohon, maka polygon yang telah di digitasi akan tertumpang susun dengan data jalan dan pohon, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 9 di bawah ini

(44)

Gambar 10. Tumpang Susun Digitasi Batas Arboretum dengan data jalan dan pohon.

p. Tumpang susun polygon batas arboretum, dan batas areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan peta administrasi Samarinda, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 10 di bawah ini.

Gambar 11. Overlay dari Batas Arboretum, Peta Administrasi Samarinda q. Lakukan analisis data dengan cara klik kanan pilih atribut table, add field.

(45)

r. Kemudian mencari luas dari areal arboretum dengan cara klik kanan pilih atribut table, buat field dengen type double, klik kanan pada field pilih calculate geometri lalu pilih satuan dan klik ok.

s. Setelah mengolah data selesai maka langkah selanjutnya adalah membuat layout. Membuat layout dengan cara klik view, dan memilih layout.

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil penelitian yang telah dilakukan di areal arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah untuk menggambarkan letak sebaran pohon dan panjang jalan yang berada di areal arboretum. Secara lengkap hasil dari penelitian ini diuraikan di bawah ini.

1. Letak Sebaran Pohon

Hasil digitasi koordinat dari setiap pohon yang di areal arboretum dengan luas 2,611 ha yang merupakan hasil dari kemah kerja 2012 yang dapat di lihat pada Tabel 1 di lampiran. Koordinat pohon hidup diambil menggunakan GPS Garmin 60 csx kemudian dilakukan digitasi dari setiap sebaran pohon yang berada di arboretum, diketahui ada 186 titik koordinat pohon hidup yang terdiri dari berbagi jenis.

2. Panjang Jalan yang Berada di Areal Arboretum

Panjang jalan yang berada di areal arboretum diketahui dari digitasi data koordinat dari jaringan jalan yang berada di areal arboretum, pengambilan koordinat dilakukan dengan menggunakan GPS Garmin 60 csx yang kemudian hasil dari pengambilan data koordinat jalan yang berada di areal arboretum di digitasi sehingga diketahui jumlah panjang jalan adalah 263,014 m.

Pada jalan utama diketahui panjang dan lebar jalan jalan utama 197,468 m 2,5 m. Jalan utama juga terdapat 1 jembatan dengan panjang 10,30 dengan lebar 2 m. Kondisi jalan jalan utama pada koordinat 513775. 9940638. 45 dan berakhir pada koordinat 513801. 9940566. 44, dengan

(47)

panjang 77,667 m sudah di semenisasi sedangkan pada koordinat 513803. 9940558. 34 dan berakhir pada koordinat 513782. 9940497. 40 dengan panjang 64, 792 m, masih bebatuan.

Pada jalan cabang panjang dan lebar jalan 65,549 m dan 1,17 m jalan cabang juga terdapat 1 jembatan dengan panjang 2 m dengan lebar 1 m. Kondisi jalan cabang pasa koordinat 513798. 9940578. 47 dan berakhir pada koordinat 513788. 9940575. 35 dengan panajang 10, 839 m sudah di semenisasi sedangkan pada koordinat 513788. 9940575. 35 dan berakhir pada koordinat 513734. 9940562. 42 dengan panjang 54,707 m, masih bebatuan.

B. Pembahasan

1. Letak Sebaran Pohon

Hasil pengambilan koordinat terhadap pohon yang berada di areal arboretum berjumlah 186 koordinat pohon dengan luas areal arboretum 2, 611 ha yang merupakan hasil dari data pengukuran kemah kerja tahun 2012. Adapun pohon yang diambil koordinatnya adalah pohon hidup dengan diameter 20 cm keatas yang tumbuh di areal arboretum yang merupakan areal yang sering digunakan sebagai hutan pendidikan, penelitian dan sebagai tempat pengembangan yang apabila dilakukan secara berkelanjutan dapat mendukung upaya pengelolaan secara lestari serta dapat meningkatkan nilai tambah hasil hutan.

2. Panjang Jalan yang Berada di Areal Arboretum

Hasil digitasi koordinat jalan di areal arboretum yang diambil mengunakan alat GPS Garmin 60 csx pada setiap perubahan jalan

(48)

kemudian di digitasi dengan tipe polyline yang berformat shapefile, diketahui ada 2 jalan di arboretum yaitu jalan utama dan jalan cabang, jalan utama berawal pada tower air dengan koordinat 513821, 9940644, 42 sampai kebun kelapa sawit dengan koordinat 513782, 994049, 40, dengan panjang dan lebar jalan utama 197,468 m, dan 2,50 m sedangkan jalan cabang yang berawal pada koordinat 513798, 9949578, 47 yang merupakan persimpangan dari jalan utama sampai ke depan persemain dengan koordinat 513783, 9940498, 40 dengan panjang dan lebar jalan 65,549 m dan 1,17 m. Perbedaan panjang dan lebar jalan ini dikarenakan fungsi dari jalan yang berbeda-beda contohnya jalan utama sebagai akses untuk memasukkan pupuk dengan mengunakan gerobak, dan kendaraan roda 2 sedangkan jalan cabang digunakan untuk pejalan kaki memasuki inti dari tempat penanaman. Kondisi jalan utama dan jalan cabang terbagi menjadi 2 yaitu semenisasi dan bebatuan, pada jalan utama pada koordinat 513775. 9940638. 45 dan berakhir pada koordinat 513801. 9940566. 44 dengan panjang 77,667 m dan pada jalan cabang pasa koordinat 513798. 9940578. 47 dan berakhir pada koordinat 513788. 9940575. 35 kondisi jalannya telah di semenisasi sedangkan pada jalan utama pada koordinat 513803. 9940558. 34 dan berakhir pada koordinat 513782. 9940497. 40 dengan panjang 64,792 m dan pada jalan cabang pada koordinat 513788. 9940575. 35 dan berakhir pada koordinat 513734. 9940562. 42 dengan panjang 54,707 m dengan kondisi jalan bebatuan.

Terdapat jembatan pada jalan utama dan jalan cabang di jalan utama pada koordinat 513803, 9940558, 36 panjang jembatan 10, 30 m dengan lebar 2,20 m sedangkan jembatan di jalan cabang pada koordinat

(49)

513770, 9940572, 47 panjangnya 2 m dan lebar 1 m dengan kondisi jembatan pada jalan utama sudah mulai rusak, ini dikarenakan ada beberapa kayu jembatan yang mulai keropos sedangkan pada jalan cabang kondisi jembatan masih dalam keadaan baik. Ada beberapa sarana dan prasarana yang berada di areal arboretum yang sudah rusak ini dikarenakan tidak adanya perawatan terhadap sarana dan prasarana yang berada di arboretum.

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil selama melaksanakan Penelitian di areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

1. Terdapat 186 pohon yang berada di areal arboretum dengan luas areal 2,611 ha.

2. Terdapat 2 jalan yaitu jalan utama dengan panjang 197,468 m, dan lebar 2,50 m sedangkan jalan cabang dengan panjang 65,549 m dan lebar 1,17 m.

B. Saran

Adapun saran yang dapat di berikan dari penelitian yang di lakukan pada areal arboretum di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

1. Perlunya perawatan jalan yang berada di areal arboretum.

2. Perlunya adanya penelitian kembali yang dilakukan secara rinci terhadap jenis pohon yang berada di areal arboretum.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Data SIG. http://id.wikipedia.org/wiki/SIG. (diunduh pada tanggal 09 Maret 2012).

Anonim. 2005. Pengertian pohon. http://lagak.blogspot.com/2005/01/mengenal-pohon.html. (diunduh pada tangal 20 Juni 2013).

Anonim. 2009. Peta Secara Umum. http://id.wikipedia.org/wiki/Peta. (diunduh pada tanggal 5 Mei 2013).

Anonim. 2011. Klasifikasi pohon.

http://www.belantaraindonesia.org/2011/12/klasifikasi pohon.html. (diunduh pada tanggal 23 Juni 2013).

Anonim. 2012. Komponen – Komponen Atau Kelengkapan Peta. http:// kusnedi6.blogspot.com/2010/7/komponen – komponen peta. (diunduh pada tanggal 27 Oktober 2012).

Anonim. 2013a. Arboretum.

http://greenstudentjournalists.blogspot.com/2012/09/arboretum-ur-hutan-sekunder-yang-tersisa.html. (diunduh pada tanggal 3 Mei 2013).

Anonim. 2013b. Hutan. http://id.jasatirta1.co.id. (diunduh pada tanggal 3 Mei 2013).

Ariyanto. 2010. Pengenalan Glabal Positioning Sistem. Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah I. Samarinda.

Barus. 1997. Pengertian Sig. Gadjah Mada University Press. Yokyakarta. Basuki, S. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Budiyanto. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan ArcGis Gis. Penerbit

Andi. Yokyakarta.

Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGis Tingkat Dasar: Banda Aceh. Banda Rehabiliti dan Rekontruksi Nangroe Aceh Darullsalam – Nias. 246h. Hartanto. 2003. Mengenal aspek teknis dan bisnis location based service. PT

Elexe Media Kompatindo. Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI. Jakarta. Hidayat. 2010. Jenis Peta Berdasarkan Skala.

http://andimanwo.wordpress.com/2010/06/03 jenis - jenis peta. (diunduh pada tanggal 14 Mei 2013).

(52)

Lestari. 2011. Peta. http://id.wikipedia.org/wiki/Peta (diunggah pada tanggal 9 Maret 2012).

Paryono, P. 1994. Sistem Informasi Geografi. Penerbit Andi offset. Yogyakarta.

Ramadijanti, N. 2011. Pemetaan Batas Wilayah Darat Penggunaan Lahan Dari Citra Landsat. Studi Kasus : Kabupaten Jombang. http:digitasi.its.ac.idpublicITS-Undergraduate-14633-paperpdf.pdf. (11 Mei 2013).

Supriadi. 2010. Fungsi – Fungsi Peta.

http://penjelajah.babelrel.com/catagori.asp. (diunduh pada tanggal 4 November 2012.

Suwarto. 1999. Studi Tentang Kondisi Tanaman Paraserinthes Falcataria, Acacia Mangium, Gimelina Arborea umur 2 tahun di areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Laporan Penelitian Dosen Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, 53 h.

(53)

45

Lampiran 1.

Tabel 1. Koordinat Batas Arboretum

No X Y Z 1 513714 9940615 79 2 513808 9940497 80 3 513725 9940610 83 4 513818 9940500 85 5 513728 9940601 77 6 513832 9940509 65 7 513808 9940665 98 8 513727 9940582 82 9 513848 9940509 79 10 513805 9940678 89 11 513728 9940575 91 12 513858 9940533 90 13 513805 9940692 99 14 513737 9940573 86 15 513869 9940564 75 16 513805 9940700 98 17 513735 9940563 82 18 513855 9940596 85 19 513806 9940710 96 20 513850 9940608 74 21 513807 9940719 94 22 513733 9940546 96 23 513825 9940637 99 24 513804 9940719 92 25 513734 9940540 93 26 513802 9940720 90 27 513730 9940529 98 28 513795 9940720 86 29 513733 9940519 69 30 513789 9940724 83 31 513685 9940527 97 32 513777 9940725 84 33 513681 9940512 80 34 513766 9940725 83 35 513680 9940504 85 36 513757 9940728 80 37 513696 9940492 75 38 513753 9940718 81

(54)

46

Lampiran 1. (Lanjutan)

Lampiran 2.

Tabel 2. Koordinat Jalan Arboretum

No X Y Z 1 513821 9940644 42 2 513791 9940646 32 3 513776 9940638 45 4 513778 9940622 43 5 513783 9940606 41 6 513795 9940589 34 7 513798 9940579 47 8 513802 9940566 44 9 513803 9940559 36 10 513798 9940541 35 11 513789 9940523 32 12 513783 9940498 40 13 513735 9940563 42 14 513756 9940569 43 15 513770 9940572 47 16 513788 9940575 35 No X Y Z 39 513693 9940482 77 40 513748 9940707 78 41 513705 9940479 83 42 513743 9940696 85 43 513728 9940478 90 44 513740 9940683 89 45 513748 9940480 79 46 513768 9940488 83 47 513774 9940492 75 48 513724 9940659 87 49 513783 9940497 71 50 513716 9940627 83 51 513797 9940498 76 52 513663 9940569 88 53 513851 9940780 92

(55)

47

Lampiran 3.

Tabel 3. Koordinat Pohon yang Berada di Areal Arboretum

No X Y Z 1 513700 9940480 51 2 513705 9940498 50 3 513708 9940504 50 4 513711 9940508 47 5 513703 9940510 43 6 513716 9940487 52 7 513722 9940498 58 8 513714 9940501 57 9 513720 9940499 57 10 513726 9940505 53 11 513726 9940502 53 12 513723 9940504 52 13 513719 9940511 51 14 513719 9940516 49 15 513726 9940490 50 16 513737 9940488 48 17 513734 9940493 50 18 513731 9940502 49 19 513734 9940497 56 20 513737 9940506 47 21 513735 9940506 47 22 513738 9940514 46 23 513737 9940514 46 24 513741 9940520 37 25 513738 9940525 49 26 513732 9940528 48 27 513745 9940530 45 28 513757 9940524 41 29 513743 9940508 49 30 513748 9940515 41 31 513751 9940521 43 32 513745 9940518 52 33 513754 9940503 38 34 513743 9940499 47 35 513745 9940499 38 36 513745 9940496 41 37 513741 9940493 43 38 513743 9940487 53

(56)

48 Lampiran 3. (Lanjutan) 39 513752 9940487 39 40 513735 9940578 39 41 513732 9940586 34 42 513746 9940579 55 43 513758 9940583 49 44 513743 9940570 41 45 513761 9940590 43 46 513764 9940579 47 47 513784 9940586 38 48 513789 9940598 51 49 513776 9940612 43 50 513763 9940612 49 51 513796 9940658 47 52 513772 9940644 48 53 513784 9940646 46 54 513789 9940641 47 55 513789 9940638 47 56 513786 9940622 43 57 513789 9940616 44 58 513793 9940620 42 59 513796 9940629 40 60 513816 9940642 50 61 513821 9940640 50 62 513579 9940734 13 63 513579 9940729 17 64 513752 9940573 -5 65 513748 9940564 7 66 513746 9940560 17 67 513745 9940554 29 68 513749 9940570 35 69 513751 9940568 37 70 513752 9940560 21 71 513752 9940555 39 72 513763 9940574 33 73 513758 9940564 53 74 513760 9940569 43 75 513752 9940580 50 76 513769 9940570 72 77 513779 9940582 70 78 513793 9940579 59

(57)

49 79 513789 9940564 64 80 513783 9940562 75 81 513784 9940574 56 82 513778 9940576 49 83 513775 9940578 72 84 513775 9940566 53 85 513776 9940562 47 86 513789 9940549 44 87 513769 9940556 43 88 513761 9940557 47 89 513764 9940559 61 90 513769 9940543 40 91 513764 9940552 30 92 513764 9940543 43 93 513776 9940540 53 94 513779 9940530 54 95 513769 9940525 50 96 513769 9940532 50 97 513761 9940529 50 98 513766 9940534 49 99 513757 9940540 47 100 513760 9940536 43 101 513760 9940522 43 102 513761 9940518 48 103 513754 9940514 42 104 513769 9940518 42 105 513775 9940519 47 106 513784 9940524 38 107 513778 9940524 39 108 513775 9940511 45 109 513776 9940505 48 110 513766 9940510 46 111 513757 9940507 47 112 513764 9940514 46 113 513760 9940493 48 114 513749 9940490 48 115 513755 9940490 46 116 513754 9940494 45 117 513751 9940510 42 118 513749 9940539 33 Lampiran 3. Lanjutan

(58)

50 Lampiran 3. Lanjutan 119 513751 9940542 31 120 513740 9940548 33 121 513787 9940515 44 122 513787 9940509 47 123 513804 9940500 52 124 513802 9940505 53 25 513805 9940506 53 126 513811 9940505 51 127 513804 9940529 50 128 513811 9940534 50 129 513816 9940528 46 130 513817 9940524 51 131 513833 9940515 59 132 513825 9940516 62 133 513830 9940520 69 134 513851 9940531 62 135 513846 9940529 59 136 513843 9940521 62 137 513843 9940516 65 138 513851 9940518 65 139 513854 9940528 63 140 513860 9940531 57 141 513848 9940501 60 142 513851 9940540 58 143 513843 9940534 62 144 513848 9940536 60 145 513846 9940541 48 146 513834 9940539 67 147 513830 9940550 68 148 513831 9940546 60 149 513840 9940547 50 150 513828 9940542 48 151 513821 9940545 54 152 513817 9940559 53 153 513824 9940563 52 154 513840 9940558 53 155 513849 9940563 54 156 513854 9940561 53 157 513860 9940556 55 158 513859 9940551 54 Lampiran 3. (Lanjutan)

(59)

51 159 513862 9940551 56 160 513863 9940550 56 161 513865 9940542 58 162 513865 9940539 59 163 513874 9940570 59 164 513872 9940567 56 165 513860 9940566 54 166 513857 9940571 52 167 513855 9940576 52 168 513857 9940573 51 169 513851 9940577 50 170 513851 9940582 52 171 513854 9940586 49 172 513842 9940594 55 173 513827 9940596 47 174 513830 9940593 47 175 513834 9940619 44 176 513827 9940620 42 177 513825 9940628 51 178 513822 9940628 42 179 513822 9940631 42 180 513805 9940612 35 181 513808 9940601 40 182 513802 9940602 42 183 513798 9940615 42 184 513795 9940589 31 185 513798 9940578 39 186 513691 9940575 34 Lampiran 3. Lanjutan Tabel 3. Lanjutan

(60)

52

Lampiran 4.

Gambar 13. Batas Areal Arboretum

Gambar 14. Plang Arboretum Politekni Pertanian Negeri Samarinda

(61)

53

Gambar 15. Pengukuraan Lebar Jalan.

(62)

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kualitas guru yang dimaksud- kan dalam TEQIP ini adalah meningkatkan profesionalisme guru yang meliputi: (1) kompetensi akademik, yang tercermin dalam

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS karena dengan

Alkhamdullilahirobbil’alamin, Segala puji dan syukur penulis pajatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya kepada penulis sehingga

Hasilnya menunjukkan bahwa ada satu isolat yaitu Ba-41, yang mampu menekan penyakit di lapangan meskipun tidak dapat menghambat pertumbuhan salah satu patogen di laboratorium..

Pada proses ini data yang akan dimasukkan berupa Kode Mata Kuliah, Nama Mata Kuliah, Nama dosen dan Ruang.. Proses entri

sistem dan metode penyelenggaraan pemagangan.. Format