• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN POTENSI OBJEK WISATA CURUG TONJONG DI KAMPUNG CIPEUSING KELURAHAN SETIAWARGI

KOTA TASIKMALAYA

Riska Feberiani Yusuf (riskafyusuf@yahoo.com) Siti Fadjarajani (sfadjarajani@yahoo.com)

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

ABSTRACT

The background of this research is the development potential of the water fall attraction Tonjong. Development will be done by the manager is to mprove road, complete facilities, and infrastructure and build tourist village. The purpose of this study was to determine the potential of the attract ions Tonjong waterfall in Cipeusing village, Setiawargi, Tasikmalaya twon and the castle district to know the efforts made for the development of attractions Tonjong waterfall in Cipeusing village, Setiawargi Tamansari Tasikmalaya city district. The hypothesis of this study is the potential of the waterfall Tonjong attractions in village Cipeusing, Setiawargi, Tasikmalaya town is natural scenery, recreation, swimming pool and fishing spot, and efforts to be made to develop attractios Tonjong waterfall in village Cipeusing Setiawargi tasikmalaya town is fixing roads, complete infrastructure, promoting a more planned and built tourist village.

Potentian and the results of research that has been conducted in the waterfall attraction Tonjong according to the respondents is 61,90% attracive scenery, recreation areas and clean comfortable 71,43%, good place to swim clean 54,76% and fishing is 42,86%. While the effort to be developed is to improve the way (45,00% of respondents stated rocky road conditions), complete facilities and infrastucture (54,76% of respndents said less complete), inplanned promotion (64,29% of respondents stated promotion waterfall attraction Tonjong less good) and build tourist (77,27% of respondents stated agree).The result is based on the method used is quantitative methode to sample 22 heads of household and 20 visitor.

Keywords: Potential and develop waretfall Tonjong 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini sudah banyak diperbincangkan tentang masalah dunia kepariwisataan, dimana orang mempunyai pandangan berbeda-beda, kalau boleh dikatakan bertentangan satu sama lain. Lebih-lebih yang menyangkut adat-istiadat budaya dan lingkungan hidup kelompok masyarakat yang langsung terlibat dalam arus lalu-lintas dan kegiatan

1. Mahasiswa Program StudiPendidikanGeografi, Fkip Univ. SiliwangiTasikmalaya 2. DosenPembimbing 1 Program StudiPendidikanGeografi, FKIP Univ. SiliwangiTasikmalaya

(2)

industri pariwisata. Tasikmalaya memiliki potensi objek wisata yang cukup dikenal, baik di lingkup Kota Tasikmalaya itu sendiri maupun lingkup nasional. Akan tetapi terkadang banyak objek wisata yang kurang diperhatikan sehingga ditinggalkan oleh peminatnya bahkan mungkin ada objek wisata yang kurang diketahui oleh wisatawan sehingga kurang pengunjung dan akhirnya ditinggalkan. Ditinjau dari segi kenyataan dalam keseluruhannya, industri pariwisata di Indonesia adalah ibaratnya sebagai pohon baru tumbuh walaupun kelihatannya beberapa segmen industri ini telah jelas memberikan hasil dalam lingkungan sektor industri pariwisata tersebut.Maka dari itu keberadaan sektor pariwisata tersebut seharusnya memperoleh dukungan dari semua pihak seperti pemerintah daerah sebagai pengelola, masyarakat yang berada di objek wisata serta partisipasi pihak swasta sebagai pengembang. Selain peran yang dimilikinya, pariwisata juga merupakan sektor yang tidak jauh berbeda dengan sektor ekonomi yang lainnya dalam pengembangannya juga mempunyai dampak atau pengaruh di bidang sosial dan ekonomi.Pengaruh yang ditimbulkan itu dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat setempat. Untuk mencegah perubahan itu menuju kearah negatif maka diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek ekonomi, sehingga sedapat mungkin masyarakat setempat ikut terlibat di dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan pengembangan daerah wisata yang bersangkutan.Proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah dapat ditunjang oleh potensi wisata yang dimilikinya.

(3)

Adapun beberapa tempat yang diperuntukan untuk pariwisata di Kota Tasikmalaya yaitu Wisata belanja seperti Imah Tasik, bordir, batik, kelom dan payung geulis, Wisata kuliner di jalan Empang Kecamatan Cihideung, Wisata alam di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu dan Wisata Taman Rekreasi seperti Situ Gede di Kecamatan Mangkubumi, Situ Cibeureum di Kecamatan Tamansari dan Curug Tonjong di Kecamatan Tamansari. Salah satu tempat wisata alam yang baru-baru ini ada di Kota Tasikmalaya adalah objek wisata Curug Tonjong yang berada di Kampung Cipeusing Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Objek wisata Curug Tonjong diresmikan pada tanggal 15 Januari 2013 oleh WaliKota Tasikmalaya yang hanya menitik beratkan pada infrastuktur jalan dan pengelolaannya dipegang oleh Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLP-BK).

Objek wisata Curug Tonjong memiliki sumberdaya air yang cukup melimpah karena berada diketinggian 300 meter diatas permukaan laut (m dpl) dengan sumberdaya air yang dimiliki Curug Tonjong maka masyarakat sekitar menjadikannya salah satu tempat wisata alam walaupun pada dulunya sumberdaya air itu hanya digunakan masyarakat untuk kebutuhan domestik dan pertanian saja.

Meskipun demikian potensi yang dimiliki setiap tempat berbeda-beda sehingga potensi yang yang dimiliki oleh objek wisata Curug Tonjong untuk saat ini harus dibarenginya dengan pengembangannya sehingga bisa menyuguhkan tempat wisata yang menarik. Namun dengan demikian dalam pengembangan objek wisata Curug Tonjong banyak aspek yang dirasa masih kurang, diantaranya adalah jalan yang masih berbatu dan bertanah, belum lengkapnya sarana dan prasarana serta promosi yang masih kurang.

Sehingga hal itu mengakibatkan kepuasan wisatawan ke objek wisata Curug Tonjong tidak optimal.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh Objek Wisata Curug Tonjong di Kampung Cipeusing Kelurahan

(4)

Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. 2) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk pengembangan Objek Wisata Curug Tonjong di Kampung Cipeusing Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrif kuantitatif dimana penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih dengan menggunakan angka (Sumaatmadja 1988:115). Dengan maksud untuk mengetahui pengembangan daerah Curug Tonjong sebagai objek wisata. Dengan jalan mengumpulkan data, menyusun data, mengklasifikasi data yang kemudian dianalisa data dan

membuktikan hipotesis yang diajukan. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat setempat sebanyak 22 KK (Kepala Keluarga) dan pengunjung objek wisata Curug Tonjong sebanyak 20 orang.

3. Pembahasan

3.1 Deskripsi Objek Wisata Curug Tonjong

Sumber daya alam dimuka bumi ini bermacam-macam termasuk golongannya maka dari itu berdasarkan penggolongannya adalah sumber daya waktu dimana keberadaannya terkait dengan pemanfaatan sumber dayanya salah satunya adalah air dimana sumber daya air merupakan kebutuhan pokok bagi keberlangsungan kehidupan dimuka bumi ini.

Objek wisata Curug Tonjong mempunyi sumberdaya air bisa dibilang cukup melimpah karena sumber air yang mengalir ke Curug Tonjong berasal dari sungai cibangbay yang hulunya berada didaerah salopa. Adapun awal terjadinya Curug Tonjong karena adanya batuan yang terangkut oleh arus air yang besar kemudian menumpuk dan terbentuk lah air terjun seperti hanya halnya pengertian Daerah hilir adalah daerah yang mengalami erosi vertikal lebih dominan. Disini daerahnya bergunung – gunung atau berbukit – bukit dengan pengaliran sungai yang deras, tamapak batu – batu bongkahan besar

(5)

kadang-kadang masih bersudut lancip. Terdapat di tebing-tebing yang curam. (Chay Asdak 2007:4)

adapun jenis batuan yang terangkut adalah jenis batuan bantalan. Melihat potensi itu maka warga setempat menjadikannya tempat rekreasi bagi masyarakt sekitar yang kemudian mengusik pihak Program Nasiona Pemberdayaan Mandiri (PNPM) yang menjadikannya objek wisata. Bukan hanya curug saja yang disuguhkan disana tapi masih alaminya panorama alam yang ada dan udara yang masih sejuk. Sehingga hal ini dikataan layak dijadikan saah satu objek wisata. Adapun potensi-potensi lain yang ada di objek wisata Curug Tonjong adalah tempat berenang dimana tempat berenang ini terbentuk dengan alaminya karena tepat dibawah aliran air terjun, tempat memancing yang ada di objek wisata Curug Tonjong berada di sepanjang aliran sungainya yang biasa digunakan masyarkat untuk mencari ikan untuk auk makannya adapun bagi pengunjung hanya untuk menyaurkan hobby atau melepas penat meskipun begitu tempat memancing itu tidak hanya disepanjang airan sungai saja aa juga kolam khusus

pemancingan yang ada di dekat curug. Dari potensi-potensi yang dimiliki itu maka potensi yang lain adalah dijadikan tempat rekreasi bagi masyarakat sekitar ataupun pengunjung disamping potensi yang dimiliki objek wisata Curug Tonjong warga sekitarpun mempunyai usaha inustri rumahan seperti membuat kelom dan makan ringan seperti ranginan dan opak dan itu bisa dijadikan oleh-oleh bagi para pengunjung. Maka jika dilihat dari potensi- potensi yang ada objek wisata Curug Tonjong memenuhi syarat-syarat untuk membangun daerah wisata menurut Oka A Yoeti (1996:177) apa yang bisa dilihat?, apa yang dapat dikerjakan? dan apa yang bisa dibeli?

Objek wisata Curug Tonjong juga mempunyai karakteristik tersendiri pada bagian curugnya karena mempunyai undakan-undakan yang tingginya hanya 2-5 meter dan mempunyai dua curug yang berbeda tempat adapun jaraka dari curug satu dengan curug yang kedua ± 500 meter. Luas objek wisata Curug Tonjong adalah 2 Ha.

(6)

Gambar 1 Sungai Cibangbay

Gambar 2 Curug 1

(7)

Curug 2

Adapun secara administratif jarak dari pusat Kota Tasikmalayake objek wisata Curug Tonjong adalah ± 17 Km sedangkan dari kecamatan

Tamansari ke objek wisata Curug Tonjong adalah ± 4 Km. Adapun arah menuju objek wisata Curug Tonjong bisa melalui salopa, gunung tanjung dan tasikmalaya sedangkan untuk transportasi menuju objek wisata Curug Tonjong untuk saat ini masih menggunakan kendaraan pribadi jikalau ada transportasi umum hanya ada ojeg itupun dengan ongkos yang sangat mahal jarak dari pasar tamansari saja ongkos yang diminta sampai Rp 25000 untuk sekali pergi. Namun meskipun demikian pengunjung yang datang ke objek wisata Curug Tonjong berasal dari daerah-daerah yang berbeda seeperti mangkubumi, kawalu, gobras dan salopa. Hanya saja yang lebih banyak peminatnya dari daerah salopa karena jika dilihat dari jarak salopa yang lebih dekat dengan objek wisata Curug Tonjong ini.

Gambar 4 Peta Persebaran

(8)

Dilihat dari potensi yang maka pihak pengelola objek wisata Curug Tonjong akan mengembangkannya dengan dibarengi membangun sarana dan prasarna yang menunjang untuk kawasan pariwisata sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Adapun yang akan

diprioritakan terlebih dahulu adalah dengan memperbaiki jalan karena jalan merupakan media yng digunakan oleh transportasi. Menurut

(Ismayanti,2010:122) transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan bangsa karena transprtasi merupakan sarana yang penting dalam memperlancar roda perekonomian. Namun di samping itu harus dibarengi dengan alat transportasi salah satunya menurut (Ahman Sya,2005:54) adalah sepeda, dokar atau delman, sepeda motor dan mobil merupakan modal utama untuk menarik pengunjung untuk datang ke objek wisata Curug Tonjong karena jalan menuju objek wisata Curug Tonjong meskipun sebagian sudah dibetonisasi dengan panjang ±1 Km. Namun meskipun demikian masih ada jalan berbatu dengan panjang ± 1 Km menuju curug dan bertanah merah ± 3 Km jalan perkampungan serta dinding jalan kerap kali longsor apabila hujan terus menerus mengguyur kawasan tersebut.

Setelah memperbaiki jalan maka pihak pengelola akan melengkapi sarana dan prasarana yang ada di objek wisata Curug Tonjong karena untuk saat ini sarana yang sudah ada di objek wisata Curug Tonjong adalah 1 unit MCK, 4 unit gazebo, anak tangga menuju curug, 1 gapura selamat datang yang berada dikoridor 3 dan 2 pamplet selamat datang diantaranya berada di koridor 1 dan koridor 2. Dengan sarana dan prasarana yang sudah ada maka kedepannya objek wisata Curug Tonjong akan dijadikan pula desa wisata yang melibatkan masyarakat sekitar karena melihat luas area yang dimiliki objek wisata Curug Tonjong adalah 2 Ha = 2.0000 m2 dan akan terbagi kedalam beberapa area yaitu outlet/galeri/warung = 2000 m2, guna lahan (area bermain 2000 m2, picnic ground 2000 m2, perkebunan 5000 m2, pemancingan dan kolam renang 6000 m2 dan pesawahan 3000 m2.

Formatted: Default, Indent: Left: 2 cm, First

(9)

Gambar 5 Peta Guna Lahan

Disamping dengan menggunakan lahan yang ada namun pihak pengelola juga akan membuat jalur trek sepeda dengan konsep jalan seperti berikut.

Gambar 5 Jalur Trek Sepeda

Maka dengan dibangunnya desa wisata ini pihak pengelola berharap akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung disamping hanya untuk

(10)

bermain air saja dan menjadi roda perekonomian bagi masyarakat sekitar karena pada dasarnya dari masyarakat untuk masyarakat.

Disamping akan dibangunnya desa wisata dan melengkapi sarana dan prasarana maka harus didukung pula dengan mempromosikannya karena upaya untuk menyampaikan informasi yang baik akan objek wisata Curug Tonjong saat ini banyak macamnya seperti media cetak, media elektronik atau berupa brosur. Namun untuk dapat menarik pengunjung ke suatu objek wisata tergantung dari promosi yang dijalankan, karena promosi yang teratur dan terencana dapat mencapai hasil sesuai dengan yang kita inginkan. Maka dari itu dalam mempromosikan suatu objek wisata harus menyampaikan pesan yang menjadi daya tarik agar meningkatkan minat masyarakat untuk lebih mengenal objek wisata baik secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun bermacam media sudah digunakan oleh pihak pengelola namun untuk saat ini promosi objek wisata Curug Tonjong belum berjalan dengan baik.

Gambar 6 Brosur Promosi

(11)

4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan

Setelah penulis melakukan penganalisaan maka hasil dari penelitian terhadap pengembangan potensi Objek Wisata Curug Tonjong di Kampung Cipeusing Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamasari Kota Tasikmalaya, penulis simpulkan daerah sekitar Objek Wisata Curug Tonjong mempunyai panorama alam yang masih alami dan udara yang masih sejuk, sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Tempat berenang di Objek Wisata Curug Tonjong mempunyai daya tarik tersendiri karena berada tepat dibawah curug meskipun demikian ada saja pengunjung atau warga sekitar yang berenang disana. objek wisata Curug Tonjong juga mempunyai potensi tempat memancing yang disediakan oleh alam, mereka memancing di bantaran sungai yang dekat curug sehingga dijadikan tempat rekreasi oleh masyarkat sekitar.

4.2 Saran

1. Pengelola objek wisata hendaknya lebih meningkatkan sistem informasi dan promosi yang lebih menarik agar tersampaikan pesannya.

2. Untuk pihak pengelola untuk lebih di tingkatkan lagi dalam membangun sarana dan prasarananya agar pengunjung dapat mersakan nyaman, aman dan tenang.

3. Untuk masyarakat yang ada disekitar Objek Wisata Curug Tonjong supaya tetap menjaga kealamian lingkungannya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti hal-hal yang belum terungkap.

(12)

Daftar Pustaka

Ahman, Syah. (2005). Geowisata Kabupaten Tasikmalaya. Garut: CV. Gadjah Poleng.

Asdak, Chay. (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia.

Yoeti, Oka A. (1996). Pengembangan dan Perencanaan Pariwisata. Bandung: P.T Angkasa.

Gambar

Gambar 2  Curug 1
Gambar 5   Jalur Trek Sepeda
Gambar 6  Brosur Promosi

Referensi

Dokumen terkait

Fotocopy berkas yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi penawaran yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut untuk diserahkan pada Pokja sebanyak 1 (satu)

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

Jenis petikan di Unit Perkebunan Tambi adalah petikan medium yaitu pucuk yang dihasilkan terdiri atas pucuk peko dengan dua daun, tiga daun muda, serta pucuk burung

Pada Universitas Widya Kartika system penilaian kinerja karyawan masih menggunakan cara dimana banyak data masih menggunakan data dari kertas, satu-satunya program

Sikap dan keputusan ini bertepatan dengan ultimatum Mutinghe untuk menyerahkan Putra Mahkota sebagai bentuk tanggung jawab Sultan Mahmud Badaruddin II kepada Belanda serta

Melalui empat hal yang telah penulis tentukan dalam seni dampeng ini, maka akan dapat menjelaskan kepada kita tentang struktur melodi dan makna teks dampeng

Kelimpahan tertinggi sebanyak 0,5 individu/m 2 di Stasiun E, pada lokasi ini terdapat area pelumpang tempat menampung bahan bakar minyak untuk kawasan Pulau